ANTIBIOTIKA PADA BAYI DAN ANAK
:
Rasionalitas, Resistensi, dan Peran Apoteker
Mini Simposia Farmasi 16 November 2019
Pendahuluan
Rasionalitas
Resistensi
Peran Apoteker
Studi Kasus
POKOK BAHASAN
RENCANA AKSI GLOBAL WHO
World Health Organization. Global action plan on antimicrobial resistance. (2015). < http://www.who.int/drugresis tance/global_action_plan/en/>
Liu, L. et al. Global, regional, and national causes of child mortality in 2000–13, with projections to inform post-2015 priorities: an updated systematic analysis. Lancet 385, 430–440 (2014).
Resistensi antibiotik menyebabkan > 500.000 kematian
setiap tahun.
• banyak kasus diare tidak boleh diobati dengan antibiotik sama sekali Rencana Aksi Global tentang Perlawanan Antimikroba, (2015)
• WHO oleh semua Negara Anggota di Majelis
Kesehatan Dunia
Kematian ibu dan anak telah berkurang separuh di seluruh dunia selama 2 tahun terakhir decade (pneumonia, diare, dan
campak)
494 juta kasus diare diobati dengan antibiotik setiap tahun
di Brasil, Indonesia, India, dan Nigeria.
• Namun, sepsis neonatal
perbaikannya paling lambat
PROGRESS
The Review on Antimicrobial Resistance. Infection Prevention, Control and Surveillance: Limiting the Development and Spread of Drug Resistance. (2016). UNICEF. Pneumonia and diarrhoea: Tackling the deadliest diseases for the world’s poorest children. (2012).
Russell, A. B. et al. Improving antibiotic prescribing in neonatal units: time to act. Arch. Dis. Child. Fetal Neonatal Ed. 97, F141–6 (2012). Zaidi, A. K. et al. Hospital-acquired neonatal infections in developing countries. Lancet. 365, 1175-1188 (2005).
Di beberapa fasilitas di wilayah AFRO, 100% isolat
Klebsiella pneumoniae resisten terhadap
ampisilin.
Di wilayah SEARO, hingga 83% isolat E. coli resisten
terhadap gentamisin
Tindakan saat ini untuk mengurangi kematian neonatal global terutama berfokus pada peningkatan kualitas perawatan saat lahir
dan bantuan Penurunan angka kematian
anak pengurangan 2,9 juta kematian neonatal setiap tahun (23%) karena
infeksi
Unit perawatan intensif neonatal sebagai daerah
berisiko tinggi untuk penularan yang resisten
antibiotik patogen
40% dari sepsis pada neonatus disebabkan oleh pathogen
yang resisten terhadap rejimen WHO yang saat ini
direkomendasikan
DIARE PADA ANAK
Arina Dery P., M.Farm.Klin., Apt.
Kematian 1,5 juta anak/tahun di seluruh dunia 9% kasus rawat inap di AS pada anak < 5 th Osmotik Sekretori Inflamasi Malabsorbsi Guideline WHO (2010): Low-osmolarity oral
rehydration solution (ORS) Elemental zinc suppl. 10– 14 hari 10 mg/hari untuk infants < 6 bulan dan 20 mg/hari untuk infants dan anak > 6 bulan
Zat yang tidak dapat diserap di GI (Lactose intoleran)
Racun bakteri yang meningkatkan sekresi Cl- dan air
ke lumen usus
Osmotik / Sekretori yang menyebabkan penyerapan menurun
Peradangan / ulserasi mukosa usus (Chron
disease, colitis ulserative)
Diare Akut (< 2 minggu)
Gastroenteritis (Virus / pathogen)
Antibiotika
Alergi / keracunan makanan Bakteri, Virus, Parasit
Diare Kronis (> 2 minggu)
Infeksi
Inflammatory bowel disease Celiac disease, hirschprung enterocolitis
Lactose intolerans
Toddler’s diarrhea (nonspesifik; 6 bulan-5 tahun)
Immunodeficiency
DIARE TERKAIT ANTIBIOTIKA
Saccharomyces boulardii dan Enterococcus SF68 dapat mengurangi risiko Diare terkait antibiotik
Arina Dery P., M.Farm.Klin., Apt.
10-20% karena Clostridium difficile
Clostridium perfringens Staphylococcus aureus Klebsiella oxytoca
Candida sp Salmonella sp. Gangguan komposisi dan fungsi flora usus normal,
pertumbuhan berlebih oleh mikroorganisme patogen Gangguan fungsional karbohidrat usus
Metabolisme asam empedu
Efek alergi dan toksik dari antibiotik pada mukosa usus atau efek farmakologis pada motilitas
Kasus yang tidak disebabkan oleh C. difficile stop terapi antibiotik dan kurangi diet karbohidrat.
GASTROENTERITIS
• Antibiotika tidak selalu diperlukan.
• Antibiotika juga tidak efektif terhadap gastroenteritis
toksik (mis. S. aureus, B. cereus, C. perfringens) dan
Salmonella.
• Kecuali pasien immunocompromised, neonatus, dan
pasien dengan bakteremia Salmonella.
• Penggunaan antibiotika menumbuhkan munculnya
organisme yang resistan terhadap obat.
• Namun, infeksi tertentu memang membutuhkan
antibiotika
PROBIOTIK
Studi in vitro: probiotik berpotensi menguntungkan
melalui mekanisme berbeda.
• efek antimikroba melalui modifikasi mikroflora
• mengeluarkan zat antibakteri
• bersaing dengan patogen untuk mencegah adhesi di
epitel usus,
• bersaing untuk nutrisi yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup patogen
• memproduksi efek antitoksin
• Memperbaiki kerusakan pada epitel usus karena
infeksi, seperti perubahan sekresi dan migrasi neutrofil
Arina Dery P., M.Farm.Klin., Apt.
Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition 43:550Y557 October 2006 Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia Clinical Practice Guideline Clinical Efficacy of Probiotics: Review of the Evidence With Focus on Children
HASIL PENELITIAN
• Probiotik mengurangi resiko diare terkait Antibiotika (60%).
• Probiotik efektif S. boulardii (dewasa) dan Lactobacillus GG (anak).
• Studi Metaanalisis 5 RCT menunjukkan S. boulardii efektif mencegah
diare terkait Antibiotik pada anak dan orang dewasa yang diobati
dengan antibiotika.
• Setiap 10 pasien dirawat + antibiotika, 1 pasien tidak diare
• Efektivitas probiotik tidak sama: L.acidophilus dan L. bulgaricus tidak
efektif mencegah diare pada anak yang menerima terapi amoksisilin
(uji coba terkontrol plasebo double-blind)
• Studi lain (n=302 dewasa MRS): Lactobacillus GG vs. plasebo tidak
berbeda dalam mencegah diare yang menerima antibiotika
Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition 43:550Y557 October 2006 Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia Clinical Practice Guideline Clinical Efficacy of Probiotics: Review of the Evidence With Focus on Children
INDIKASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
Burke A, Cunha, Antibiotic Essentials, 2010
Terapeutik
Penggunaan AB pada keadaan adanya manifestasi infeksi /
dugaan infeksi
Profilaksis
Diberikan pada keadaan tidak/belum terdapat gejala infeksi Mencegah infeksi pada pasien highrisk/ infeksi post.op Terapi Definitif Terapi EmpirisAntibiotik hanya untuk
INFEKSI BAKTERI
Self-Limiting Disease
tidak perlu Antibiotik
(Faringitis, Flu, Demam Berdarah, Varicella, Campak, Diare)
Arina Dery P., M.Farm.Klin., Apt.
Virus
Bakteri
Jamur
Parasit
Apakah perlu Antibiotik?
• An. D / 9 bl / 9 kg
• Diare 5x, muntah 2x
• GEA + Dehidrasi ringan
• R/ Cefixime 2x1/2 cth
Zinkid 1x1
Metoclopramide 3x0,9 cc
Oralit
Kasus 2
• An. I / 14 bl / 6,6 kg
• Mencret 1 minggu sMRS, ½ gelas aqua. Mencret pertama berwarna hijau, cair, lendir (1-2 hari), selanjutnya tidak. Demam 4 hari sMRS. Batuk. Sulit makmin. Muntah 1x 3 jam sMRS
• Diare berkepanjangan + Dehidrasi sedang + Gizi kurang • Riwayat tx : Guanistrep & puyer 6 hari sMRS (mencret
berkurang)
• Data klinik saat MRS : T 39,4°C,
Data Klinik Saat MRS
Suhu 39,4
TD 160
Nadi 154
RR 42
Turgor kurang Bising usus +, normal Warna hijau
Ampas +
Data Lab Saat MRS
WBC 16,9 K 2,62 Na 128,3 Leukosit urin +(3-5/lp) Leukosit feses +(8-10/lp) Eritrosit feses +(1-2/lp) Lendir + Bakteri + TERAPI REGIMENTASI KaEN 3B 450cc/3 jam KCl syrup 3% 2 dd cth I Pedialyte 70cc/mencret LLM 60cc ad lib Probiotik 2x1 sachet Resomal 70cc/mencret ZincKid 1x10mg,po Vitamin A 1x50.000IU,im Vitamin C/E/Bcomp 50/ 1/3 /1/2 Ampicillin 4x175mg,iv MgSO4 40% 0,6cc ,im Nebul PZ 2cc, 4x/hari
SOFA
Apakah Merupakan Penyakit Infeksi?
SIRS
1.Temp >= 38 C (Rect); 37.8 C (Ax) < 36 C 2. Pulse > 90/mnt 3. Resp > 20/mnt or P O2 < 32 mmHg/l 4. Leucocyte > 12 million/ml < 4 million/ml > 10% Cell Immature Source of Infection • Bacteremia • Lung (pneumonia) • Bladder (UTI)
• Intestine (Gastroenteritis) etc
S
E
P
S
I
S
Quick SOFAPenyebab Kegagalan Terapi Antibiotik
Arina Dery P., M.Farm.Klin., Apt.
AB GAGAL Tidak ada infeksi Ada infeksi baru Infeksi lain Dx klinis / Mikrobiologis tidak benar / berubah AB tidak mencapai tempat infeksi Pasien gagal mendapat obat Bakteri resisten terhadap AB Pengobatan terlalu pendek
Mikrobes
Resistant
Rational Use Misuse Underuse Overuse2 STRATEGI CEGAH RESISTENSI
CEGAH SELECTIVE
PRESSURE
CEGAH
TRANSMISI
ANTIBIOTIK BIJAK KEWASPADAAN STANDAR AntibiotikaRASIONAL
Kendali ResikoRESISTENSI
Arina Dery P., M.Farm.Klin., Apt.
• Pemeriksaan
mikrobiologi
Diagnosis Infeksi Bakterial• Hasil
Pemeriksaan
Mikrobiologi
Terapi Antibiotik Empiris• Monitoring
Terapi Antibiotika Definitif Guideline2 STRATEGI CEGAH RESISTENSI
CEGAH SELECTIVE
PRESSURE
CEGAH
TRANSMISI
ANTIBIOTIK BIJAK KEWASPADAAN STANDARPENCEGAHAN PENYEBARAN MIKROBA RESISTEN
Arina Dery P., M.Farm.Klin., Apt.
Alcohol handsrub
Antisepsis stetoscop
Sarung tangan dan masker Sampah medis
Dekontaminasi Cuci tangan
TIM PPRA
R
S
Klinisi
Keperawatan
Mikrobiologi
Klinik
Farmasi Klinik
PPI
KFT
• Menyusun kebijakan tentang PRA
• Menyusun kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik RS
• Melaksanakan program PRA di RS
• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan PRA di RS • Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan
penyakit infeksi terintegrasi
• Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik • Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi
dan kepekaannya terhadap antibiotik;
• Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip PRA, penggunaan antibiotik secara bijak, dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan;
• Mengembangkan penelitian di bidang PRA • Melaporkan pelaksanaan program PRA kepada
ANTIBIOTIKA HANYA UNTUK PENYAKIT INFEKSI
Tenaga
Kesehatan
Diagnosis tepat (klinis & Lab)
Patuh terhadap pedoman AB Melayani AB hanya dengan resep
Masyarakat
Membeli AB dengan resep Tidak memberikan Ab kepada orang lainTidak menyimpan AB untuk persediaan