• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI RAKYAT BERDAULAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI RAKYAT BERDAULAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MANIFESTO POLITIK

PARTAI RAKYAT BERDAULAT

Salam Rakyat Berdaulat

Salam dari Rakyat Oleh Rakyat dan Hanya Untuk Rakyat

Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang diperjuangkan dan diproklamirkan oleh pendiri bangsa pasti diorientasikan untuk mewujudkan cita cita luhur, agung dan mulia , sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Yakni bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Pemerintahan Negara Indonesia juga dibentuk untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Usia kemerdekaan kita saat ini sudah mencapai usia71 tahun ,namun dalam realitasnya perjalanan tersebut agaknya terasa semakin jauh dari tujuan yang seharusnya digapai dan dicapai, Kondisi bangsa dan negara saat ini sesungguhnya telah berada diambang keterpurukan dan kehancuran karena implementasi tatanan dalam berbangsa dan bernegara telah menyimpang dari nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Ketuhanan Yang Maha Esa dilupakan, Kemanusiaan yang adil dan beradab ditinggalkan. Persatuan Indonesia diabaikan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dikhianati, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dipasung

Menjadi sebuah penyesalan yang teramat mendalam, jika bangsa dan negara yang kemerdekaannya telah diperjuangkan oleh segenap rakyat dengan mengorbankan harta, jiwa dan raganya semata mata agar kemerdekaan tersebut mampu mewujudkan cita citanya. Namun pada akhirnya, kemerdekaan tersebut menjadi tidak berdaya karena telah lepas dari kedaulatan rakyat, dan menjadikan sebagian kecil dari anak bangsanya sendiri berperilaku penjajah dan menjajah bangsa serta negaranya sendiri atas nama partai politik dan demokrasi.

Betapa tidak ? Sejatinya, demokrasi saat ini tidak berdiri di atas pilar kedaulatan rakyat secara nyata. Demokrasi yang suci, telah dinodai oleh ambisi ambisi pribadi. Partai Politik yang merupakan pilar utama penyangga demokrasi, tidak lagi menjunjung tinggi supremasi demokrasi. Mereka telah gagal dalam mengemban amanat rakyat yang telah diberikan. Bahkan mereka sendirilah yang telah merusak dan menghianati kepercayaan yang telah diberikan oleh Rakyat kepadanya.

(2)

Kedaulatan Rakyat telah dibajak oleh sebagian kecil penguasa dan pengusaha dengan menjadikan demokrasi Pancasila sebagai demokrasi transaksional, uang membeli kekuasaan dan kekuasaan menghasilkan uang. Rakyat tidak lagi memiliki kedaulatannya, sebagai pemegang kedaulatan atas Negara, Rakyat hanya dijadikan sebagai obyek politik untuk kepentingan elit, sehingga rakyat tidak memiliki daya tawar dan menjadi tuna kuasa atas kedaulatannya.

Kalimat suci dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat saat ini hanya menjadi bahan bacaan dan bahan hafalan yang tidak pernah lagi ada dalam kenyataan. Rakyat sebagai sumber kekuasaan telah direndahkan dan dipaksa dengan keharusan memberi selembar kertas dukungan, pada ritual politik palsu, yang dikemas dalam bentuk pemilu.

Belum lagi kalimat Untuk rakyat, untuk rakyat yang mana, jika Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif, semuanya berjalan sesuai dengan kehendak pribadinya, menumpuk kekakaannya, dan hanya memikirkan kepentingan diri, keluarga, serta kelompoknya. Segelintir orang kaya dan elit Negara terus menumpuk kekayaan, sementara Rakyat hanya menerima nasib dan semakin terperosok dalam jurang kemiskinan.

Demokrasi kita sudah teramat jauh meninggalkan Idiologi Pancasila. Sehingga demokrasi palsu yang terjadi saat ini, hanya melahirkan oligarki. Negara hanya dikendalikan oleh segelintir golongan, tetapi mereka memiliki kekuasaan yang begitu besar, sehingga tidak bisa tersentuh oleh hukum dan keadilan. Diktator mayoritas, dan tirani minoritas mewarnai wajah demokrasi kita, yang tidak memiliki out-put yang bermanfaat besar bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sejatinya, Negara ini sudah berada di ambang kehancuran. Karena demokrasi tidak berdiri di atas pilar kedaulatan rakyat secara nyata. Demokrasi yang suci, telah dinodai oleh ambisi ambisi pribadi. Partai Politik yang merupakan pilar utama penyangga demokrasi, tidak lagi menjunjung tinggi supremasi demokrasi. Mereka telah gagal dalam mengemban amanat rakyat yang telah diberikan. Bahkan mereka sendirilah yang telah merusak dan menghianati kepercayaan yang telah diberikan oleh Rakyat kepadanya.

Meskipun kita sudah menumbangkan orde baru dengan pengingkaran demokrasinya, lalu memasuki orde reformasi dengan berbagai harapan dan cita cita. Tapi keadaan berbangsa dan bernegara kita, bagai keluar dari mulut singa, masuk ke mulut buaya. Orde baru dan orde reformasi hanya melahirkan perbedaan era saja, tetapi kelakuan tetap saja sama, sama sama menindas dan mengingkari hak hak dasar rakyatnya.

Sebagai penentu jalannya demokrasi dan jalannya Negara dalam mewujudkan tujuan utamanya. Partai politik telah gagal dalam memproduksi kader-kader terbaik Bangsa untuk mengelola dan mengatur Negara. Partai Politik saat ini justru tidak jauh berbeda dengan perusahaan, dimana elit partai adalah pemilik saham dan segala galanya untuk memperkaya diri beserta keluarganya. Sehingga putra putri terbaik bangsa yang masuk di dalam partainya,

(3)

justru menjadi budak elit partai, kerdil, terbonsai, mati, dan tidak bisa berbuat apa apa, selain mengikuti kewajiban yang diperintahkan oleh ego dan nafsu elit di partainya.

Demokrasi saat ini telah mati, kedaulatan rakyat sudah menjadi cerita basi. Karena pilar pilar demokrasi telah disandera oleh keserakahan dan nafsu ingin menguasai. 90% tanah yang dimiliki oleh Rakyat hanya dikuasai oleh 5% orang kaya. Perekonomian Indonesia hanya dikuasai oleh 20% orang terkaya. Hukum dan keadilan hanya berlaku bagi masyarakat kecil, tetapi tidak bisa menyentuh orang orang yang kaya. Bumi, air, udara, dan segala yang ada di Indonesia ini tidak lagi dikuasai oleh Negara untuk sebesar besarnya demi kemakmuran rakyat. Tetapi semua dieksploitasi dan dikapitalisasi untuk sebesar besarnya demi kepentingan penjahat yang mengingkari hak hak dasar Rakyat.

Kekayaan alam kita nyaris tergerus habis, laut direklamasi, gunung dikepras, sungai dangkal, sumber sumber air mengering, hasil tambang kita terus dikuras, lahan lahan kita semakin tandus, Bukan untuk kesejahteraan Rakyat Indonesia, tetapi hanya untuk memperkaya segelintir orang saja.

Alam kita sudah rusak, ekosistem sudah tidak seimbang. Alam yang seharusnya menjadi Bank dan sebagai sumber utama investasi serta melakukan divestasi telah dieksploitasi tanpa henti. Pencemaran lingkungan dan rusaknya ekosistem telah menyebabkan bencana dimana mana. Bukan rakyat yang menikmati kekayaan Negaranya, tapi Rakyat lah yang menanggung beban dan resiko buruk dari ulah konyol yang dilakukan oleh pemimpinnya.

Elit yang menjalankan pemerintahan telah mengingkari Pancasila dan UUD 1945. Mereka sama sekali tidak peduli dengan cita cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang ada dipikiran mereka hanyalah bagaimana Rakyat terus berada dalam garis kebodohan, dan terus tenggelam di dalam jurang kemiskinan. Rakyat terus mereka tidurkan, bahkan mereka matikan. Sehingga mereka bisa melakukan apa saja, sesuai dengan apa menjadi kehendaknya.

Negara kita saat ini telah berada di ambang kehancuran. Pengingkaran terhadap nilai nilai demokrasi, telah menjadikan Pancasila dan UUD 1945 hanya sebagai mantera tanpa makna. Sehingga semua sendi berbangsa dan bernegara rapuh dan berjalan tanpa arah. Hampir tiap hari kita disuguhi tontonan kerusuhan berbasis sara, kemiskinan, pembunuhan, perampokan, dan berbagai berita yang menunjukkan bahwa bangsa kita telah jauh meninggalkan nilai nilai kemanusiaan, dan seolah bangsa kita adalah bangsa yang dihuni oleh manusia manusia tanpa peradaban.

Kedaulatan Rakyat di Negara kita, saat ini hanya menjadi sebuah cerita. Rakyat tidak lagi memiliki kuasa atas Negaranya. Rakyat hanya menjadi obyek dari keserakahan dan kesesatan elit yang telah dipilih untuk mewakilinya. Sehingga semua produk kebijakan Negara, hanya baik menurut teorinya, tapi Nihil dalam praktik dan kenyataannya.

(4)

Hukum dan semua kebijakan di Negara kita adalah produk politik, sementara sistem dan tingkah laku partai politik yang ada, ingkar pada Pancasila, khianat pada UUD 1945, abai pada keutuhan NKRI, menciderai Bhinneka Tunggal Ika, dan tak peduli pada sang saka merah putih, sebagai bendera kehormatan Bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Karena itu, sebagai generasi yang sadar akan pentingnya keselamatan bangsa dan Negara, kami membangun sebuah kekuatan politik baru. Kekuatan politik yang menjunjung tinggi supremasi demokrasi. Kekuatan politik yang mampu melahirkan, membangunkan, menghidupkan, membimbing, membesarkan, dan menempatkan pejuang pejuang sejati bangsa pada setiap lini Negara. Agar hakikat demokrasi yang menjadikan suara rakyat sebagai suara Tuhan bisa terwujud dalam dunia nyata.

Partai Rakyat Berdaulat (PRB) didirikan bukan sebatas karena panggilan, tapi karena kewajiban sejarah yang mengharuskan PRB untuk dilahirkan. Kedaulatan harus dikembalikan kepada pemiliknya. Rakyat adalah pemilik atas Negaranya. Rakyat adalah Tuan bagi penyelenggara negara. Bukan budak di Negara yang kekuasaan tertingginya ada di genggaman tangannya.

Partai Rakyat Berdaulat (PRB) hadir atas tuntutan zaman yang mengharuskan kehadirannya. PRB hadir untuk menjawab kegelisahan serta pesimisme Rakyat Indonesia atas keadaan Bangsa dan Negaranya. PRB hadir untuk menghancurkan hegemoni dan berbagai model penjajahan yang ada. PRB hadir untuk membumikan nilai nilai luhur Pancasila, mewujudkan cita cita kemerdekaan sebagaimana yang tertulis dalam UUD 1945. PRB hadir untuk mengokohkan Bhinneka Tunggal Ika, mempertahankan keutuhan NKRI, dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih setinggi tingginya

PRB hadir untuk mengembalikan kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan martabat budaya seluruh rakyat Indonesia. Dan PRB hadir untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang dicintai Rakyatnya, dibutuhkan Rakyatnya, melindungi Rakyatnya, menomor satukan Rakyatnya, dan mendudukkan Indonesia sejajar dengan Negara negara besar di dunia.

Karena itulah, kami bersumpah dengan segenap jiwa dan raga, untuk mewujudkan cita cita pendiri bangsa. Kami bersumpah untuk menjebol, membongkar, merobohkan, dan memusnahkan berbagai bentuk penjajahan yang menindas dan menyengsarakan Rakyat Indonesia. Kemudian mendirikan bangunan baru, dengan tatanan baru, sehingga menjadi Indonesia Baru yang berdasar pada Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Padamu Negeri,,, Kami Berjanji,,, Padamu Negeri,,, Kami Berbakti,,,

(5)

Padamu Negeri,,, Kami Mengabdi,,, Bagimu Negeri,,, Jiwa Raga Kami…..

Jakarta, 26 Juni 2016

DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI RAKYAT BERDAULAT

RAHMATULLAH ALI SA’RONI

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Mata Kuliah : Kimia Anorganik pada awalnya memfokuskan kajiannya pada pengolahan atau sistesis tentang material namun kemudian berkembang menjadi penentuan

Komputer - Konsep-konsep pengelolaan hardware komputer Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep- konsep pengelolaan hardware komputer Ceramah, Slides & Proyektor 1,2,4,5 -

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Untuk mendorong terciptanya pasar bebas dan agar mitra menjadi lebih mandiri, program BIRU tidak lagi menjadi perantara dan melayani pemesanan dan penalangan dana alat-alat

Perhitungan daya hambat metode Pour Plate dilakukan dengan cara menghitung jumlah pertumbuhan bakteri pada media yang telah dicampurkan dengan

Mutu pendidikan dapat dilihat dari indikator mutu input, proses, dan output, salah satu yang menjadi unggulan di madrasah ini adalah sistem yang dipakai adalah full day

Berdasarkan Review yang telah dilakukan, keempat jurnal penelitian ini memiliki hasil yang dicari, yaitu sesuai dengan tujuan umum dan khusus dari peneliti, tujuan umum yaitu

Jika dianalisis daripada aspek demografi, dapatan oleh Azhar Haji Ahmad (1998) dalam kajiannya mendapati bahawa tidak terdapat perbezaan yang signifikan di antara kumpulan