• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBERIAN TUGAS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA NEGERI 1 BOMGOMEME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBERIAN TUGAS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA NEGERI 1 BOMGOMEME"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA

TERHADAP PEMBERIAN TUGAS DENGAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA

SMA NEGERI 1 BOMGOMEME

Oleh:

Sartika Umar, Asri Arbie, Supartin Universitas Negeri Gorontalo

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika

Program Studi Pendidikan Fisika (umarsartika@yahoo.co.id

Abstrak

Sartika Umar 2013. NIM. 421 406 030 “Analisis Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pemberian Tugas Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika. Skripsi, Program studi S1 Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Asri Arbie dan pembimbing II Supartin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Bongomeme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan korelasional untuk menggambarkan persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa berupa pandangan, tanggapan, dan perasaan. Dari hasil analisis data, yaitu analisis regresi dan korelasi persamaan regresi serta hipotesis sangat berarti, sehingga setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada variable X (persepsi siswa terhadap pemberian tugas) maka akan diikuti oleh perubahan satu unit variable Y (hasil belajar siswa), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua variabel linier dan berarti. Sedangkan pengujian hipotesis berdasarkan perhitungan koefisien korelasinya didapatkah bahwa koefisien deteminasinya (r2) sebesar 0.90 ini berarti bahwa, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh persepsi siswa terhadap pemberian tugas adalah sebesar 90% dan masih 10% dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa. Artinya, semakin tinggi persepsi

(2)

siswa terhadap pemberian tugas maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika di kelas X SMA Negeri 1 Bongomeme.

Kata Kunci : Persepsi, Pemberian Tugas dan Hasil Belajar

A. PENDAHULUAN

Pemberian tugas oleh guru terhadap siswa di dalam maupun di luar jam pembelajaran, merupakan langkah yang tak dapat dipisahkan dari keseluruhan upaya untuk mencapai mutu pembelajaran. Pemberian tugas terhadap siswa dipandang penting, mengingat isi bahan pelajaran dirasakan cukup banyak, adapun alokasi waktu pembelajaran cukup terbatas. Pemberian tugas terhadap para siswa memungkinkan pula siswa lebih bersungguh-sungguh dalam mempelajari semua bahan pelajaran yang diterimanya di sekolah.

Respon yang diberikan oleh siswa umumnya berbeda-beda, ada yang menerima tugas dengan senang hati dan menyelesaikannya dengan tepat waktu, ada pula yang menolak. Penolakan mereka seringkali disertai alasan bahwa tugas mereka sudah terlampau banyak, esok hari ada ulangan, dan sebagainya yang mengindikasikan bahwa pemberian tugas itu merupakan beban yang memberatkan mereka.

Penolakan siswa terhadap tugas pada saat mereka banyak menghadapi ulangan-ulangan merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan, tapi hal lain yang lebih penting lagi untuk dipikirkan adalah esensi dari pemberian tugas itu saat siswa menghadapi banyak ulangan.

Pemberian tugas pada siswa saat mereka menghadapi ulangan itu justru akan mendorong siswa untuk dapat menjawab soal-soal dengan lebih efektif, baik dalam sensasi dan perhatiannya maupun motivasi dan ingatannya. Hal ini terjadi karena para siswa sebelumnya telah menyelesaikan berbagai tugas dan latihan secara sistimatis, integratis, dan tepat waktu. Latihan penyelesaian tugas itu memungkinkan tumbuhnya kekuatan daya analisis dan ingatan untuk merekam semua materi pelajaran dengan lebih baik.

Kualitas kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka banyak dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap tugas-tugas yang diterimanya dari

(3)

guru-guru mereka. Dari uraian diatas, maka penulis akan mengadakan penelitian dengan formasi judul “Analisis Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pemberian Tugas Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Di SMA Negeri I Bongomeme”.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah yaitu, Apakah persepsi siswa terhadap pemberian tugas mempunyai hubungan dengan hasil belajar siswa? dan bagaimanakah pola dan kekuatan hubungan antara persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa ? Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah yaitu, bagaimanakah hubungan antara persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika?

1. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut.

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis memberikan informasi tentang analisis hubungan persepsi siswa terhadap pemberian tugas dan hasil belajar siswa serta sebagai pertimbangan bagi siswa, agar dapat mendalami konsep dan praktek mengenai persepsi mereka yang sesungguhnya terhadap tugas tugas ang diberikan guru dan keterkaitannya dengan hasil belajar yang mereka mili

a. Manfaat Praktis

Secara praktis dapat mengembangkan kajian pembelajaran dengan lebih efektif khususnya berkaitan dengan metode pemberian tugas dan kaitannya dengan hasil belajar siswa. Melalui kajian yang komprehensif diharapkan akan muncul ide dan gagasan.

B. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Persepsi

Secara etimologi, kata persepsi dari unsur kata serapan bahasa inggris perception yang diterjemahkan sebagai pandangan, perasaan, daya penglihatan, daya tangkap, pengetahuan, kesadaran, pengamatan. Pandangan yang dimaksud mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, sehingga secara persepsi atau

(4)

pandangan seseorang tentang sesuatu masalah atau objek tertentu berbeda dengan persepsi atau pandangan orang lain, walaupun objek atau masalah itu adalah sama. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan melalui inderanya yaitu: indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan penciuman(Slameto, 2010:102).

Desiderato (dalam Rakhmat, 2008 : 51) berpendapat bahwa, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (Sensorystimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, motivasi, dan memori.

Persepsi (perception) adalah sebuah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Namun, apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari realitas objektif. (Robbins & Judge, 2004:175)

Menurut Dafidoff ( dalam Walgito, 2004: 29) bahwa, persepsi itu bersifat individual. Persepsi merupakan aktifitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemempuan berpikir, dan pengalaman-pengalaman individu tidak sama.

Dari beberapa pendapat diatas, maka sesungguhnya persepsi dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengamati dan memberi makna terhadap suatu obyek sehinnga berkesan menjadi suatu tanggapan, pandangan, atau perasaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dan akhirnya dapat menghasilkan penghayatan langsung oleh individu tersebut.

Dari definisi-definisi persepsi diatas, dapat diketahui bahwa indikator persepsi adalah tanggapan, pandangan, dan perasaan. Adapun definisi dari pandangan, tanggapan, dan perasaan adalah sebagai berikut.

(5)

1. Pandangan

Pandangan dapat diartikan sebagai pendapat, pengetahuan atau hasil suatu perbuatan memandang. Dalam hal ini pandangan siswa terhadap pemberian tugas fisika. Pernyataan pandangan dalam penelitian ini diawali dengan kata, ”menurut saya”. Contohnya yaitu, menurut saya, ketika berhalangan hadir, guru fisika seharusnya memberikan tugas. Pilihan jawabannya terdiri dari, sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

2. Tanggapan

Dalam kehidupan sehari-hari biasanya biasanya tanggapan diartikan sebagai, reaksi, kesan atau pendapat. Dalam hal ini tanggapan siswa mengenai pemberian tugas fisiska. Pernyataan tanggapan dalam penelitian ini diawali dengan kata tanya,”bagaimana tanggapanmu”. Contohnya yaitu, bagaimana tanggapanmu jika tugas yang diberikan guru dikerjakkan di perpustakaan? Pilihan jawabannya yaitu, sangat positif, positif, negatif, sangat negatif.

3. Perasaan

Perasaan merupakan sesuatu mengenai kejiwaan seseorang yang berhubungan dengan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang. Pernyataan perasaan dalam penelitian ini diawali dengan kata tanya, ”bagaimana perasaanmu”. Contohnya, bagaimana perasaanmu, jika diberi tugas mengerjakkan soal dalam bentuk uraian? Pilihan jawabannnya yaitu, sangat senang, senang, tidak senang, sangat tidak senang

2. Pemberian Tugas

Tehnik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari dapat lebih terintegrasi. Hal itu terjadi disebabkan siswa mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda (Roestiyah, 2008:132).

Djamarah dan Zain (2006 : 85) mengemukakan bahwa, tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas biasanya dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan ditempat lainnya.

(6)

Pemberian tugas dapat merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara undividual maupun secara berkelompok. Karena itu tugas dapat diberikan secara individual maupun berkrlompok

Tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertannyaan mengenai mata pelajaran tertentu, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannnya pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain, dapat ditugaskan untuk menggumpulkan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen.

Dalam pemberian tugas perlu memperhatikan langka-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan

2. Mempertimbangkan betul-betul apakah pemberian tugas itu telah tepat dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan

3. Perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti. (Roestiyah, 2008 :132-136) 3. Hasil Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagian hasil pengalamannnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya(Slameto, 2010:2)

Menurut Gagne (dalam Slameto, 2010:13) memberikan dua definisi belajar yaitu:

1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi

Menurut Winkel (dalam Purwanto, 2013:39) Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinterakasi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang

(7)

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan seperti pengetahuan, keterampilan dan sikap. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar.

Hasil belajar dapat dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknnya, yaitu ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakuknnya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adannnya kegiatan mengubah bahan menjadi barang jadi (Purwanto, 2013:44)

Purwanto (2013:48) mengemukakan bahwa, belajar dapat menimbulkan perubahan perilaku, maka hasil belajar merupakan hasil perubahan perilakunnya. Oleh karena perubahan perilaku menunjukkan perubahan perilaku kejiwaan, danperilakukejiwaan meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

Taksonomi hasil belajar kognitif

Menurut Bloom (dalam sudjana, 2008 :22) membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif, mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnnya. Enam tingkat itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Dalam penelitian ini, untuk hasil belajar hanya mengukur tiga tingkat kognitif diantaranya :

1. Aspek pengetahuan (C1) : Berkenaan dengan kemampuan hafalan atau sesuatu yang diingat tentang istilah-istilah pada konsep tertentu, agar mudah dikuasai, hal ini dapat dilakukan dengan membaca bahan bacaan kemudian diingat yang berkaitan dengan rumus. Contohnya yaitu, menuliskan bunyi hukum ohm.

(8)

2. Aspek pemahaman (C2) : Berkenaan dengan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan materi pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri dari sesuatu bacaan tertentu atau dari mendengarkan. Contohnya yaitu, Menjelaskan kuat arus listrik dan tegangan listrik dengan kalimat sendiri.

3. Aspek aplikasi (C3) : Berkenaan dengan penggunaan abstraksi pada situasikongkrit atau situasi khusus. Abstraksi tersebut berupa perhitungan dan mengaplikasikan sesuatu yang telah dipahami dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti, menghitung hambatan pengganti dari rangkaian seri dan paralel.

4. Hipotesis penelitian

Hipotesis dalam penelitian adalah terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika, yaitu jika persepsi siswa terhadap pemberian tugas meningkat maka hasil belajar meningkat.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai persepsi siswa terhadap pemberian tugas dan kaitannya dengan hasil belajar pada mata pelajaran fisika.

1. Variabel Penelitian

Variabel terbagi atas dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas (X). dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap pemberian tugas.

b. Variabel Terikat (Y). dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. 2. Definisi operasional dan definisi konstitutif variabel bebas

a. Definisi operasional

Definisi operasional persepsi siswa terhadap pemberian tugas adalah skor yang diperoleh dari pandangan, tanggapan dan perasaan siswa terhadap pemberian tugas yang diukur dengan menggunakan instrument angket.

(9)

Definisi konstitusif persepsi siswa terhadap pemberian tugas yaitu indikator yang digunakan untuk mengetahui persepsi siswa yaitu pandangan, tanggapan dan perasaan.

3. Definisi operasional dan definisi konstitutif variabel terikat a. Definisi Operasional

Definisi operasional hasil belajar adalah skor hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan tes hasil belajar.

b. Definisi konstitutif

Definisi konstitutif hasil belajar adalah penguasaan siswa untuk memahami kemampuan-kemampuan kognitif yang menyangkut pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian

Data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran angket penelitian pada variabel Y. Untuk nilai rata-rata dari rangkaian data responden (x) adalah 77.60 dan simpangan baku (S) dari rangkaian data adalah 5,474. Deskripsi tentang frekuensi data persepsi siswa terhadap pemberian tugas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 : Distribusi frekuensi data persepsi siswa terhadap pemberian tugas

Interval Xi Xi2 Fi Xi.Fi Xi2.Fi

65 – 68 66.5 4422.25 6 399.00 26533.50 69 – 72 70.5 4970.25 5 352.50 24851.25 73 – 76 74.5 5550.25 25 1862.50 138756.25 77 – 80 78.5 6162.25 17 1334.50 104758.25 81 – 84 82.5 6806.25 20 1650.00 136125.00 85 – 88 86.5 7482.25 6 519.00 44893.50 89 – 92 90.5 8190.25 1 90.50 8190.25 Jumlah 80 6208 484108

Data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran tes penelitian pada variabel Y .Untuk nilai rata-rata dari rangkaian data responden ( x ) adalah 74,50 dan simpangan baku (S) dari rangkaian data adalah 15,301. Deskripsi tentang hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

(10)

Tabel 2 : Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa.

Interval Xi Xi2 Fi Xi.Fi Xi2.Fi

45 – 52 48.5 2352.25 8 388.00 18818.00 53 – 60 56.5 3192.25 11 621.50 35114.75 61 – 68 64.5 4160.25 12 774.00 49923.00 69 – 76 72.5 5256.25 5 362.50 26281.25 77 – 84 80.5 6480.25 20 1610.00 129605.00 85 – 92 88.5 7832.25 14 1239.00 109651.50 93 – 100 96.5 9312.25 10 965.00 93122.50 Jumlah 80 5960 462516 4.2 Analisis data

Hasil pengujian normalitas data untuk variabel X menunjukkan skor 2 hitung = 8,55 sedangkan 2 daftar =12,6 dengan derajat kebebasan (dk) = 6 pada taraf nyata α = 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2 hitung ≤ 2 daftar, maka data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y menggunakan taraf nyata α = 0,05, pada derajat kebebasan (dk) = 6, skor 

2

hitung =10,37 dan 2daftar =12,6. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi berdistribusi normal.

Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian, diadakan pengujian melalui persamaan regresi, linearitas, keberartian persamaan regresi dan koefisien korelasi.

a. Mencari Persamaan Regresi

Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus YˆabX, Sehingga dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi sebagai berikut ˆY = 218,634 + 2,441𝑋. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada persepsi siswa akan diikuti oleh perubahan satu unit hasil belajar siswa sebesar 2.441 unit pada konstanta 218,634. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator persepsi siswa terhadap tugas, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata pada hasil belajar siswa sebesar 2,44.

(11)

b. Uji liniearitas dan Keberartian Persamaan Regresi

Hasil pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi yang menggambarkan hubungan yang linear apakah berarti atau tidak, digunakan tabel ANAVA sebagai berikut :

Tabel 3 : Daftar Analisis Varians (ANAVA)

Sumber Varians Dk JK KT F F tabel 5 %

Total 80 529125 — — ── Regresi (a) 1 514403 514403 — ── Regresi (b/a) 1 13312 13312 — ── Residu 78 1410 18 736.253 3.96 Tuna Cocok 14 253.3 18.1 1.001 1.83 Kekeliruan 64 1157.0 18.078

Berdasarkan tabel 3 diatas, diperoleh banwa liniertas persamaan regresi untuk kelas X diperoleh harga F hitung = 1,00 pada taraf nyata α = 0,05 dan dk

pembilang = 14 dan dk peyebut = 64 diperoleh F(0,95) (14,64) = 1.83 Kriteria

pengujian yaitu F hitung ≤ Fdaftar. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa

regresi adalah linier dan dapat diterima.

Kemudian untuk pengujian keberartian regresi diperoleh harga F hitung =

736,253 paa taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 78 didapat F(0,95) (1,78) = 3,96. Kriteria pengujian yaitu F hitung ≥ Fdaftar. Sehingga

hipotesis yang menyatakan bahwa regresi adalah berarti dan dapat diterima.. 4.3.2 Analisis Korelasi

Untuk uji korelasi sederhana skor persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa untuk kelas X diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.95. Dari hasil ini, maka koefisien determinasinya adalah 0,90 yang berarti bahwa hubungan yang ditimbulkan oleh persepsi siswa terhadap pemberian tugas pada hasil belajar siswa kelas X adalah sebesar 90% sedangkan sisanya sebesar 10% hasil belajar siswa kelas X dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdesain dalam penelitian ini. (perhitungannya pada lampiran 8).

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil pehitungan diperoleh bahwa thitung sebesar 27.13 sedangkan daftar distribusi

(12)

(78) = 0,01. Dari hasil perhitungan, thitung lebih besar dari ttabel,yaitu (27.13> 0,01).

Daftar distribusi t pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh harga thitung lebih besar

daritdaftar (27.13> 0,03). Hal ini dinyatakan sama, bahwa harga thitung libih besar

dari tdaftar (27.13> 0,03 > 0,01). Sehinggadiperoleh kesimpulan yang sama bahwa

koefisien korelasinya benar-benar signifikan. 4.4 Pembahasan

Penelitian ini termasuk studi hubungan antara persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika yang diadakan dikelas X SMA Negeri 1 Bongomeme. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara empirik terbukti bahwa persepsi siswa terhadap pemberian tugas mempengaruhi hasil belajar siswa. Dimana , indikator persepsi siswa yang telah di uji yaitu mengenai pandangan, tanggapan, dan perasaaan siswa terhadap waktu pemberian tugas, manfaat tugas, tingkat kesulitan tugas, beban tugas, bentuk soal, tempat mengerjakan tugas, lama pengerjaan tugas, cara pengerjaan tugas, umpan balik guru dan siswa serta jenis tugas.

Dari hasil pengujian koefisien korelasi sederhana yang dimaksudkan untuk mengetahui berapa kekuatan atau berapa derajat hubungan antara persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa, bahwa derajat hubungan antara varabel X dan variabel Y sebesar 90%. Sisa dari hasil persentase tersebut adalah 10%, memberikan makna bahwa hasil belajar siswa kelas X dipengaruhi oleh persepsi lain yang tidak di desain oleh peneliti, seperti keterampilan mengajar guru, penggunaan metode dan media pembelajaran.

Hasil analisis data yang melalui pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) yang di uji ditolak dengan signifikan, dan sebaliknya hipotesis

penelitian (H1) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari semua harga Fhitung

yang lebih besar dari Ftabel. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika di kelas X SMA Negeri 1 Bongomeme, dinyatakan diterima

(13)

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap pemberian tugas dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika, dikelas X SMA Negeri 1 Bongomeme dapat diterima pada taraf signifikan. Artinya semakin tinggi perspsi siswa terhadap pemberian tugas, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Hubungan tersebut di perkuat dengan koefisien korelasi yaitu, r sebesar 0,95 dan koefisien determinasinya (r2) sebesar= 0,90. Ini berarti bahwa, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pesepsi siswa terhadap pemberian tugas sebesar 90% dan masih 10% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Demikian pula persamaan regresi yang didapat yaitu ˆY = 218,634 + 2,441𝑋. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar 1 unit persepsi siswa maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata sebesar 2,441 unit pada konstanta 218,634.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran dalam penelitian ini adalah hendaknya guru lebih memperhatikan tugas yang diberikan, untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa, tugas yang diberikan harus lebih bervariasi, baik dari tempat mengerjakan tugas, cara pengerjaan tugas ataupun hal-hal lain yang berhubungan dengan pemberian tugas, harus berkualitas agar siswa tidak bosan dalam mengerjakan tugas.

(14)

Daftar Pustaka

Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Rahmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Robbins & Judge. 2003. Perilaku Organisasi ( Organizational Behavior). Jakarta: Salemba Empat

Slameto. 2010. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

(15)

Gambar

Tabel 1 : Distribusi frekuensi data persepsi siswa terhadap pemberian tugas
Tabel 2 : Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa.
Tabel 3  : Daftar Analisis Varians (ANAVA)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil waktu retensi kromatogram standar, pada ekstrak daun sokai segar dengan tingkat ketuaan yang berbeda teridentifikasi asam amino glutamat bebas

Sebagai sebuah wilayah eks Kesultanan Buton, sebenarnya kerawanan sosial sebagai bentuk kekerasan tidak akan terus menerus terjadi apabila nilai-nilai budaya warisan leluhur

Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien regresi ganda (R) variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebesar 0,923, tingkat hubungannya termasuk kedalam kategori

Asam sianida ini bila dikonsumsi pada jumlah besar akan mengakibatkan kepala pusing, mual, perut terasa perih, badan gemetar, bahkan bisa mengakibatkan pingsan. Bila

Pengertian ini sejalan dengan pendapat Doney dan Cannon (1997, p. 36) yang menyatakan bahwa rasa percaya timbul sebagai hasil dari kehandalan dan integritas mitra yang

Plat kendaraan berasal dari kelas berbeda namun teridentifikasi sebagai kelas yang sama , antara query dari kelas kedua yang diambil pada pagi dan siang hari dengan citra no.84

Pada kasus di atas dimana adanya potensi peningkatan jumlah pergerakan penumpang dimasa yang akan datang melihat jumlah penduduk dan angka PDRB yang terus meningkat, bandar udara

Dari gambar 8 terlihat bahwa dengan memperbesar nose radius akan menurunkan nilai R a pada semua kecepatan potong pada tiap gerak