• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wilayah/Daerah perlu dibuat petunjuk teknis bantuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wilayah/Daerah perlu dibuat petunjuk teknis bantuan"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU NOMOR 38 TAHUN 2O2O

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH DAN BANTUAN SOSIAL PROGRAM BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU, PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN

HINDU NEGERI, KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ATAU

KANTO R KEM ENTERIAN AGAMA KABUPATEN / KOTA/ PENYELENGGARA TAHUN 2O2O

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU,

Menimbang a.

bahwa

dalam

rangka

pelaksanaan pemberian

bantuan

pemerintah

dan

bantuan

sosial

program

Bimbingan Masyarakat Hindu pada Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu,

Wilayah/Daerah

perlu dibuat petunjuk teknis

bantuan

pemerintah;

bahwa

pemberian

bantuan

pemerintah

sebagaimana

dimaksud

dalam

huruf

a,

disalurkan

kepada

penerima

bantuan agar

sesuai dengan prosedur,

tepat

sasaran, tepat

jumlah,

tepat waktu dan tePat guna;

bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud

dalam

huruf a

dan

huruf

b,

perlu

menetapkan Keputusan

Direktur

Jenderal

Bimbingan Masyarakat

Hindu

tentang

Petunjuk Teknis

Pemberian

Bantuan

Pemerintah

dan

Bantuan

Sosial

Program Bimbingan Masyarakat

Hindu

Pada Perguruan Tinggi Keagamaan

Hindu

Negeri, Kantor Wilayah

Kementerian

Agama

Provinsi

atau

Kantor

Kementerian Agama Kabupate n I Kota I Penyelenggara Tahun 2O2O ;

Mengingat

:

1

Peraturan Pemerintah Nomor

39

Tahun

1982

tentang

Pemberian

Bantuan

kepada

Perguruan

Tinggi

Swasta (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

t982

Nomor

66);

Peraturan

Pemerintah

Nomor

55

Tahun

2OO7

tentang

Pendidikan

Agama

dan

Keagamaan (Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO7

Nomor

124,

Tambahan Lembaran negara Republik

Indonesia

Nomor a769);

Peraturan Pemerintah

Nomor

2t

Tahun 2008

tentang

Penyelenggaraan

Penanggulangan

Bencana

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO8

Nomor

42,

Tambahan Lembaran negara Republik

Indonesia

Nomor a828); b c 2 3 Pendidikan Hindu Sekretaris Kabag Organisasi, Kepegawaian dan Hukum Direktur Urusan Agama Hindu

v

(.,

4.Peraturan... 't

(2)

4.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

48

Tahun 2008

tentang

Pendanaan

Pendidikan

(Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor

74 Tahun 2008

tentang Guru (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2Ol7

Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

6058)

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan

Pemerintah

Nomor

19

Tahun 2017 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2Ol7

Nomor

107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058);

6.

Peraturan

Pemerintah Nomor

45 Tahun 2013

tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana

telah diubah

dengan Peraturan

Pemerintah Nomor

50 Tahun 2019 tentang

Perubahan

atas

Peraturan

Pemerintah

Nomor

45

Tahun

2OL3

tentang

Tata

Cara

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan

Belanja

Negara (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OL8 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

6267);

7.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

4

Tahun

2Ol4

tentang Penyelenggaraan Pendidikan

Tinggi

dan Pengelolaan

Perguruan

Tinggi

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2Ol4

Nomor

16,

Tambahan

Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5500);

8,

Peraturan

Pemerintah

Nomor

46

Tahun

2Ol9

tentang

Perguruan Tinggi

Keagamaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia

Tahun

2Ol9

Nomor 120,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6362);

9.

Peraturan Presiden Nomor 7

Tahun

2015 tentang Organisasi

Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2015

Nomor 168);

10.

Peraturan

Presiden

Nomor

83

Tahun

2Ol5

tentang

Kementerian Agama (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun 2Ol5 Nomor 168);

11.

Peraturan

Presiden

Nomor

16

Tahun

2Ol8

tentang

Pengadaan

Barang/Jasa

Pemerintah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol8 Nomor 33);

t2.

Peraturan

Presiden

Nomor

17

Tahun

2Ol8

tentang Penyelenggaraan Penanggulagan

Bencana Dalam

Keadaan

Tertentu

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2018 Nomor 34;

13.

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

190/PMK.OSl2OL2 tentang

Tata

Cara Pembayaran

Dalam

Rangka Pelaksanaan

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja Negara (berita

Negara

Republik Indonsia Tahun

2Ol2

Nomor

1191) sebagaimana

telah diubah

dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor

17

I

I PMK.OS I 2018 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

190/PMK.OS|2OL2

tentang

Tata

Cara

Pembayaran

Dalam

Rangka

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

14.Peraturan... Kabag Organisasi, Kepegawaian dan Hukum Direktur Urusan Agama Hindu Direktur Pendidikan Hindu

\

Sekretaris 1'.

p

q

\n

(3)

Menetapkan

KESATU

L4.

Peraturan Menteri

Agama

Nomor 13 Tahun

2Ol2

tentang

Organisasi

dan

Tata

Kerja

Instansi

Vertikal

Kementerian

Agama (Berita Negara Republik

Indonesia

Tahun

2Ol2

Nomor

851)

sebagaimana

telah diubah

dengan

Peraturan

Menteri

Agama

Nomor

19

Tahun

2Ol9

tentang

Perubahan

atas

Peraturan

Menteri

Agama

Nomor

13

Tahun

2Ol2

tentang

Organisasi

dan

Tata

Kerja

Instansi

Vertikal

Kementerian Agama ;

15.

Peraturan Menteri

Agama

Nomor

56 Tahun

2014

Tentang

Pendidikan Keagamaan

Hindu

(Berita

Negara

Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 1959).

16.

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

81/PMK.OSl2OL2

tentang Belanja Bantuan Sosial pada

Kementerian Negara

llembaga;

t7.

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

168/PMK.05/2015

tentang

Mekanisme

Pelaksanaan

Anggaran

Bantuan

Pemerintah

pada

Kementerianl

Lembaga sebagaimana telah

diubah

dengan

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

l73lPMK.O1/2Ot6

tentang

Perubahan

Atas

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

168/PMK.05/2015

tentang

Mekanisme

Pelaksanaan

Anggaran Bantuan

Pemerintah

pada

Kementerian/

Lembaga

(Berita

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2016

Nomor

l7ail;

18.

Peraturan Menteri

Agama Nomor

67

Tahun 2015

tentang

Bantuan Pemerintah pada Kementerian

Agama

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan Menteri

Agama

Nomor

21

Tahun 2Ol9

tentang

Perubahan

Ketiga

Atas

Peraturan

Menteri

Agama

Nomor

67

Tahun 2Ol5

tentang

Bantuan

Pemerintah

pada

Kementerian

Agama

(Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2097);

19.

Peraturan Menteri

Agama

Nomor

42

Tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negera Republik Indonesia Nomor 1a95);

MEMUTUSI(AN:

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH DAN BANTUAN SOSIAL PROGRAM BIMBINGAN MASYARAKAT

HINDU,

PERGURUAN

TINGGI

KEAGAMAAN

HINDU

NEGERI, KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN

AGAMA

PROVINSI ATAU

KANTOR

KEMENTERIAN

AGAMA

KABUPATEN/ KOTA/ PENYELENGGARA TAHUN 2O2O

Menetapkan

Petunjuk Teknis

Pemberian

Bantuan

Pemerintah

dan

Bantuan

Sosial Program Bimbingan Masyarakat

Hindu

Perguruan Tinggi

Keagamaan

Hindu

Negeri, Kantor

Wilayah

Kementerian

Agama

Provinsi

Atau Kantor

Kementerian Agama

KabupatenlKotalPenyelenggara

Tahun

2O2O

sebagaimana

tercantum

dalam lampiran

I

dan

II

dan merupakan bagian yang

tidak

terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA... Kabag Organisasi, Kepegawaian dan Hukum Direktur Urusan Aeama Hindu Direlctur Pendidikan Hindu

-(

Sekretaris

+

*/

"7

\A'

(4)

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KESATU

sebagai

acuan

dalam

pemberian

bantuan

pemerintah

dan

bantuan

Sosial

pada

Perguruan

Tinggi

Keagamaan Hindu

Negeri,

Kantor

Wilayah Kementerian

Agama

Provinsi

Atau

Kantor

Kementerian

Agama

KabupatenlKotalPenyelenggara

Tahun 2O2O.

Petunjuk

Teknis

Bantuan

sebagaimana

dimaksud

dalam

Diktum

KESATU

meliputi bantuan pemerintah Urusan

Agama

Hindu,

Pendidikan

Hindu

dan

bantuan sosial, bantuan kepada

daerah

yang

terdampak bencana realisasinya

menyesuaikan dengan kondisi atau keadaan saat peristiwa daerah setempat. Petunjuk Teknis sebagaimana

dimaksud

pada

Diktum

KEDUA sebagai

rujukan

standar dasar bagi Kuasa Pengguna Anggaran

dan

Pejabat Pembuat Komitmen dalam merealisasikan bantuan pemerintah pada Bimbingan Masyarakat Hindu.

Pemberian Bantuan Pemerintah yang

diberikan

oleh Perguruan

Tinggi

Keagamaan

Hindu

Negeri,

Kantor wilayah

Kementerian

Agama

Provinsi

atau Kantor

Kementerian

Agama

KabupatenlKotalPenyelenggara

dapat

membuat

Petunjuk

Teknis

sesuai dengan kebutuhan di daerah masing-masing.

Dana

Bantuan

Pemerintah

danf

atau Bantuan

Sosial

ini

bersumber

dari

Daftar

Isian

Pelaksanaan

Anggaran

Satuan Kerja di daerah masing-masing.

Ditetapkan di

Jakarta

pada tanggal

2t

Pebruari

2O2O

Plt.

DIREKTUR JENDERAL

NGAN MASYARAKAT HINDU, KEENAM

KETUJUH

:

Keputusan

ini

mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

zffiUet

,fqyffis

iir,l

'\ii*;I;+/f ,=;t

Y{.

E SUTRESNA Kabag Organisasi, Kepegawaian dan Hukum Direktur Urusan Asama Hindu Direktur Pendidikan Hindu ^

(

Sekretaris X.

(A

r

\#\

(5)

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU

NOMOR

38

TAHUN 2O2O TENTANG

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN

PEMERINTAH DAN BANTUAN SOSIAL PROGRAM BIMBINGAN MASYARAKAT

HINDU

PERGURUAN TINGGI

KEAGAMAAN

HINDU

NEGERI,

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN

AGAMA

PROVINSI

ATAU

KANTOR

KEMENTERIAN

AGAMA KABUPATEN/ KOTA/PEI{YELENGGARA TAHUN 2020

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH DAN BANTUAN SOSIAL PROGRAM BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN HINDU NEGERI, KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI ATAU KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/ KOTA/ PEI{YELENGGARA TAHUN 2O2O

A.

LATARBELAKANG

Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat

Hindu

di

bawah Kementerian

Agama memiliki

T\rgas dan

Fungsi

sebagaimana yang

diatur

dalam Peraturan

Menteri Agama Nomor

42

Tahun

2016

tentang Organisasi

dan Tata

Ke{a

Kementerian Agama. Dalam pasal

607 disebutkan

antara lain:

1)

Perumusan

kebijakan dibidang

bimbingan

Masyarakat Hindu

dan pelaksanaan kebijakan dibidang

urusan

agama, dan pendidikan agama dan keagamaan Hindu;

2)

Koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang

urusan

agama, dan pendidikan agama dan Keagamaan Hindu;

3)

Pelaksanaan

pembinaan

penyelenggaraan

pendidikan

agama

dan keagamaan Hindu;

4)

Pemberian

bimbingan

teknis

dan

supervisi

dibidang urusan

agama

dan

pendidikan Hindu;

5)

Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

di

bidang

urusan

agama dan pendidikan Hindu;

6)

Pelaksanaan

administrasi

Direktorat

Jenderal Bimbingan

Masyarakat

Hindu; dan

7)

Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktur

Jenderal Bimbingan Masyarakat

Hindu

selaku

Pemerintah

memberikan apresiasi

terhadap

pembangunan masyarakat

Hindu

seutuhnya

dari

segala

aspek baik

menyangkut peningkatan

kualitas

kehidupan beragama bagi

umat

Hindu

dan membangun

sarana prasarana seperti

tempat/rumah

ibadah

(Pura/

kuil) serta

memberikan keleluasaan

dalam

rangka mengembangkan

diri

dan kreatilitas umat Hindu

dengan segala pemberdayaan dan peningkatan ekonomi

umat Hindu.

Disamping

itu

pelaksanaan pendidikan, pengembangan lembaga agama

dan

keagamaan

Hindu

seperti

Pendidikan

Anak Usia

Dini,

Pendidikan

Dasar

dan

Menengah

serta Pendidikan

Tinggi

Keagamaan

Hindu

yang

secara

riil

direalisasikan dengan

melaksanakan berbagai kegiatan. Diantaranya adalah pemberian bantuan dibidang agama dan

(6)

keagamaan

serta

dibidang

pendidikan

yang

mencangkup berbagai

aspek. dengan berbagai

ragam/jenis/kategori

bantuan, disesuaikan dengan kebutuhan

riil

masyarakat bersangkutan.

Program

peningkatan

mutu,

relevansi

dan daya

saing mencakup antara

lain

kegiatan-kegiatan pelaksanaan

Tri

Dharma

Perguruan

Tinggi yang

lebih

bermutu dan

berdaya

guna,

peningkatan

mutu

sarana

dan

prasarana sesuai dengan

Standar Nasional Pendidikan. Meningkatkan peran masyarakat

dan lembaga

pendidikan Hindu agar dapat

memberikan layanan pendidikan yang

bermutu kepada peserta didiknya. Pemberian bantuan Pemerintah dan bantuan

sosial

kepada lembaga Agama dan Lembaga Keagamaan merupakan salah satu

wqiud

kepedulian

dan

tanggungg

jawab

Pemerintah.

Bantuan tersebut

bisa

berupa barang

atau

sejumlah

dana

dan

bisa

juga

berupa

kegiatan pelatihan/ lokakarya/

konsultasi ataupun orientasi.

Bentuk

bantuan

tersebut

telah

dilaksanakan

hingga saat

ini,

dan

mendapat

tanggapan

positif

dari masyarakat. Berkenaan dengan

hal

tersebut

di

atas dalam

memberikan dan

menyalurkan

bantuan

pemerintah

harus

memenuhi

tata

cara/prosedur pemberian

bantuan

sebagaimana

yang

diatur dalam

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

168/PMK.05/2015

tentang

Mekanisme

Pelaksanaan

Anggaran

Bantuan

Pemerintah

pada

Kementerian

Negara/ Lembaga Sebagaimana

telah diubah

dengan Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor l73lPMK.Osl2O16 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

168/PMK.05/2015

tentang

Mekanisme Pelaksanaan Anggaran

Bantuan

Pemerintah pada Kementerian Negara/ Lembaga

dan

Peraturan Menteri Agama Nomor 67

Tahun

2015 tentang

Bantuan

Pemerintah pada Kementerian Agama sebagaimana

telah diubah

dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun

2015

tentang

Bantuan

Pemerintah

pada

Kementerian Agama.

Selanjutnya

bantuan Sosial sesuai

dengan

Peraturan

Menteri

Keuangaa Nomor

81/PMK.O5/2O12 tentang

Belanja

Bantuan

Sosial

pada

Kementerian

Negara

/Lembaga.

Sebagai

implementasi

dan

realisasi

bantuan

yang

telah

dianggarakan pelaksanaannya

perlu dibuat "Petunjuk

Teknis"

yang

mengatur secara teknis dan mendetil tentang

substansi

dan tata cara pemberian bantuan

pemerintah.

Petunjuk

Teknis

Pemberian

Bantuan

Pemerintah Perguruan

Tinggi Keagamaan

Hindu dan

Bimbingan Masyarakat

Hindu

memuat: Dasar Hukum

Pemberian

Bantuan,

Tujuan

Penggunaan

Bantuan,

Pemberi

Bantuan, Persyaratan Penerima Bantuan, Bentuk Bantuan, Alokasi Anggaran dan Rincian

Jumlah Bantuan, Tata

Kelola

Pencairan

Dana,

penyaluran Dana

Bantuan,

pertanggungjawaban

Dana

Bantuan,

Ketentuan

Perpajakan

dan

Sanksi.

Petunjuk

Teknis

ini

sebagai

panduan dalam rangka

menerapkan prinsip

obyektif,

efektif,

selektif,

transparan,

akuntabel

dan

proporsional terkait

pemberian

bantuan.

Sebagai pedoman

juga

bagi organisasi penerima bantuan

dalam

menggunakan

dan

mempertanggunglawabkan

sejumlah

dana/kegiatan yang

diterimanya.

Pada

akhirnya

bermuara kepada peningkatan, pemerataan pelayanan dan bimbingan dibidang

penguatan

pemberdayaan lembaga agama, lembaga keagamaan dan bidang pendidikan.

Program Indosesia

Pintar

adalah

bantuan

berupa

uang

tunai

dari

pemerintah

yang

diberikan kepada peserta

didik

yang

orang

tuanya

tidak

dan/

atau kurang mampu

membiayai

pendidikannya,

sebagai

kelanjutan

dan perluasan sasaran dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM).

Mengingat

letak

geografis

kepulauan

di

Indonesia

yang

memiliki

kerawanan dengan frekuensi tinggi dalam bencana alam (gempa Bumi, Gunung Meletus,

Banjir dan lain

-lain)

tanpa bisa diperkirakan dan dihindari

yang

(7)

mengakibatkan

Bangunan

Tempat

Ibadah/Pura/kui1, Sekolah/Pasraman/Kampus serta

infrastruktur

vital

Hindu

atau

sarana dan

prasarana mengalami kerusakan

yarlg

segera menghendaki

penanganan. Karenanya

hal

tersebut

perlu

diantisipasi

jika

keadaan

atau

peristiwa bencana terjadi.

Petunjuk

Teknis

ini

disusun agar ada

kesamaan persepsi diantara

pemberi

bantuan

dan

pihak

yang

berkepentingan

berkenaan

dengan pelaksanaan program

bantuan dan

proses pengajuan/pengusulannya. Dengan

demikian,

dapat dijadikan

sebagai

acuan dalam persiapan,

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban bantuan.

B.

DASAR HUKUM BANTUAN PEMERINTAH

1.

Peraturan Pemerintah Nomor

55

Tahun

2007

tentang

Pendidikan

Agama

dan

Pendidikan

Keagamaan (Lembaran Negara

Republik Indonesia

Tahun

2007 Nomor 124,

Tambahan

Lembaran

Negara RI

Nomor 4769);

2.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

3.

Peraturan Pemerintah Nomor

48

Tahun 2008

tentang

Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2008 Nomor e 1);

4.

Peraturan Pemerintah Nomor

90

Tahun 2010

tentang

Penlrrsunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga (Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OlO Nomor

152

Tambahan

l,e mbaran Negara Nomor 5178);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor

96

Tahun

2Ol2

tentang

Pelaksanaan Undang

-

Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

6.

Peraturan Pemerintah Nomor

45

Tahun 2013

tentang

Tata

Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja

Negara sebagaimana

telah diubah

dengan Peraturan

Pemerintah

Nomor

50

Tahun

2019 tentang Perubahan

atas

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013

tentang

Tata Cara

Pelaksanaan

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja Negara

(lrmbaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 6267);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor

4

Tahun

2OL4 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

8.

Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Kementerian Agama (l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);

9.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16

Tahun

2018 tentang

Pengadaan

Barang/Jasa

Pemerintah (Lembaran Negara

Republik

Indonesia Nomor 33);

10.

Peraturan

Presiden

Nomor 17 Tahun 2018 tentang

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu;

1 1

.

Peraturan

Menteri

Keuangan Nomor 8l/PMK.OS

l2ol2

tentang

Belanja

Bantuan Sosial pada Kementerian Negara /Lembaga;

12.

Peraturan Menteri

Agama

Nomor 13 Tahun

2OL2

tentang

Organisasi

dan

Tata Kerja

Instansi

Vertikal

Kementerian

Agama

sebagaimana tetah

diubah

dengan Peraturan Menteri Agama

Nomor

19

tahun

2Ol9

tentang

Perubahan

Atas

Peraturan

Menteri

Agama

Nomor

13 Tahun

2Ol2

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Instansi Vertikal

Kementerian Agama;

13.

Peraturan

Menteri

Agama

Nomor

45

tahun

2014

tentang

Pejabat

(8)

Indonesia

Tahun 2014

Nomor 1740) sebagaimana

telah diubah

dengan

Peratural

Menteri Agama Nomor

43 tahun

20 16 tentang Perubaharr atas

Peraturan

Menteri Agama Nomor

45

Tahun

2Ol4

tentang

Pejabat

Perbendaharaan Negara pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia 2016 Nomor 2098;

14.

Peraturan Menteri Agama Nomor

56 Tahun

2014 Tentang Pendidikan

Keagamaan

Hindu

(Berita

Negara

Republik Indonesia

Tahun

2014 Nomor 1959);

15.

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

168/PMK.05/2015

tentang

Mekanisme

Pelaksanaan

Anggaran

Bantuan

Pemerintah

pada

Kementerian

Negara/Lembaga

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

l73IPMK.OS

l2016

tentang

Perubahan

Atas Peraturan Menteri

Keuangan

Nomor

168/PMK.OS/2015

tentang

Mekanisme

Pelaksanaan

Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/ Lembaga;

16.

Peraturan Menteri

Agama

Nomor

67

Tahun 2015

tentang

Bantuan

Pemerintah

pada

Kementerian

Agama

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan Menteri Agama Nomor

21

Tahun

2019

tentang

Perubahan

Ketiga

atas Peraturan Menteri

Agama Nomor

67

Tahun

2015 tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama;

17.

Peraturan

Menteri

Agama Nomor

42

Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama Republik Indonesia;

18.

Peraturan

Menteri

Pendayagunaan

Aparatur

Negara

dan

Reformasi

Birokrasi

Nomor

66

Tahun 2012 tentang

Pedoman Penilaian Kinerja

Pembina/Penanggungjawab

dan

Pemeringkatan

Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

19.

Peraturan Menteri

Keuangan

Nomor 190/PMK.05/2012

tentang Tata

Cara

Pembayaran

Dalam

Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan

Belanja

Negara

sebagaimana

telah diubah

dengan

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor l78lPMK.O5l2Ol8 tentang

Perubahan atas

Peraturan Menteri

Keuangan

Nomor 190/PMK.05/2012

tentang Tata

Cara

Pembayaran

Dalam

Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

20.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78|PMK.O212019

tentang

Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020.

C. TUJUAN BANTUAN PEMERINTAH

a.

Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah pada Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Hindu disusun dengan

tujuan:

1.

Sebagai pedoman bagi:

a)

Direktorat Jenderal

Bimbingan

Masyaralat

Hindu

dalam

menentukan, menetapkan,

dan

menyalurkan

Bantuan

Pemerintah.

b)

,Kanwil

Urusan

Agama

Hindu dan

Pendidikan

Hindu;

Satuan

kerja dilingkungan

Kementerian Agama yang bertanggung jawab melaksanakan Program Ditjen Bimas Hindu;

c)

Aparat

Pengawas

yang

berwenang

dalam rangka

melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan; dan

d)

Lembaga/Kelompok Masyarakat/Satuan

Pendidikan/

perorangan sebagai Penerima bantuan pemerintah.

(9)

2.

Agar

Bantuan

pemerintah yang

disalurkan

oleh

Ditjen

Bimas Hindu

dan

Satuan

keda

dilingkungan

Kementerian

Agama

yang bertanggung jawab melaksanakan Program Ditjen Bimas Hindu dapat

disalurkan

secara

akuntabel

dan transparansi serta terhindar

dari

penyimpangan.

b.

Tujuan pemberian bantuan pemerintah

untuk

masing-masing

jenis

bantuan adalah:

1.

Bantuan Pemberian Penghargaan

apresiasi diberikan

Pemberian penghargaan

dalam rangka

memberikan

terhadap prestasi

dan

keunggulan

tertentu

yang Pemerintah pada perorangan atau kelompok masyarakat.

Bantuan Beasiswa

2

Bantuan

beasiswa

dalam rangka meningkatkan

akses masyarakat

terhadap

pendidikan

keagamaan

dan

meningkatkan

kompetensi tenaga pendidik.

3.

Bantuan Operasional

Bantuan

operasional

dalam rangka

menunjang

pelaksanaan

operasional

lembaga-

agama

dan

lembaga

keagamaj,

kelompok

masyarakat,

dan

lembaga

pendidikan

agama

dan

lemblga

pendidikan keagamaan.

4.

Tunjangan Profesi Guru dan tunjangan lainnya

Tunjangan Profesi Guru

.dan

tunjangan

lainnya dalam

rangka

meningkatkan kompetensi

tenaga

pendidik

ag"-"

dan

tenLga

_

pendidik keagamaan, serta penyuluh agama.

5.

Bantuan Rehabilitasi/pembangunan Gedung/Bangunan

Bantuan

Rehabititasi/pembangunan

Gedung/Bangunan

dalam

rangka

menyediakan

fasilitas layanan

agama, lemba-ga agama dan

lembaga

keagamaan, lembaga

pendidikan

agarna

dan

pindidikan

keagamaan.

6.

Bantuan sarana prasarana

Bantuan

scrrana menyediakan

fasilitas

sarana

dan

prasarana lembaga agama

dan

keagamaan, layanan ibadah,

pendidikln

d;;;

dan

pendidikan

keagamaan

untuk

operasionai gedung.

e."T;"r,

Prasarana

dalam rangka

menyediakan

seperangkat

ilat

untuk

terselenggaranya layanan

keagamaan dan

-penyelergg*"-pendidikan

agama dan keagamaan.

7.

Bantuan Terdampak Bencana

e

Risiko bencana adalah potensi kerugian yang

ditimburkan

akibat bencana

pada

suatu

wilayah

dan

kurun

,iaktu

tertent"

yu";

dapat berupa kematian,,luka, sakit,

jiwa

terancam, hilangnyi

rasa aman,

mengungsi,

kerusakan

atau

kehilangan harta,

dan gangguan kegiatan masyarakat.

o

Rehabilitasi

adalah

perbaikan

dan

pemulihan

semua

aspek

pelayanan

publik

atau masyarakat sampai tingkat yurrg

*"*.dui

pada

wilayah

pascabencana

dengan sasaran

utama

untuk

normalisasi

atau

berjalannya

secara

wajar

semua

aspek

pemerintahan

dan

kehidupan

masyarakat

pada

wilayah

pascabencana.

o

Rekonstruksi

addah

pembangunan

kembali semua

prasarana

dan

sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencan",

t"it

paJ"

(10)

utama

tumbuh

dan

berkembangnya

kegiatan

keagamaan, perekonomian, pendidkan, sosial

dan

budaya, tegaknya

hukum

dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta

masyarakat dalam

segala

aspek

kehidupan

bermasyarakat

pada

wilayah pascabencana.

1.

Bantuan Sosia1 dipergu.nakal untuk:

-

Bantuan Program Indonesia Pintar Yaitu pemberian bantuan tunai kepada

anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mErmpu: :

a.

PIP Tingkat Adi, Madya dan Utama Widya pasraman;

b.

Bantuan Program Indonesia Pintar Kuliah;

c.

Bantuan Beasiswa Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidik Misi);

d.

Beasiswa Mahaswa Miskin

-

Rehabilitasi Sosia-l;

-

Perlindungan Sosial

-

Pemberdayaan Sosial;

-

Jaminan sosial;

-

Penarrggularrgan kemiskinan; dan

-

Penanggulanganbencana 2. Bantuan Operasional Sekolah.

D.

Tujuan

Penggunaan

Bantuan

Pemerintah

bantuan

Sosial

Bimbingan Masyarakat

Hindu

1.

Bantuan Pemberian Penghargaan:

Penggunaan bantuan penghargaan

untuk:

a.

Penghargaan Kepada Mahasiswa

dan

Dosen penelitian

terdiri

atas:

Pada

Program

Kompetitif yang

-

Kegiatan:

FGD

(Focus

Group

Discussion)

dan RDK

(Rapat Dalam

Kantor Di luar Jam Kerja);

-

Perjalanan Dinas dengan

Surat

perjalana-n Dinas yang dikeluarkan oleh lembaga

IVIKH;

-

Biaya Transport

sesuai

Standar

Biaya Umum

(SBU)

tetapi tidak

boleh dipergunakan

untuk

sewa kendaraan;

-

Honor Responden

/

Informan;

-

Biaya pendukung penelitian;dan

-

Ketika obyek penelitiannya melibatkan

anak-anak

(contoh: sanggar

tari)

boleh

dipergunakan

untuk

memberikan cinderamata den-gan

syarat

disertai

data

dukung

dan

sesuai dengan Standar

Biaya Umum.

c.

BANTUAN SOSIAL:

Belanja barrtuan sosial adalah pengeluaran berupa trransfer uang, barang,

atau

jasa

yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat meningkatkan kemampuan Ekonomi dan/atau guna melindungi masyarakat

dari

kemungkinan terjadinya Resiko Sosial, meningkatkan kemampuan Ekonomi dan/atau ke sej ahteraan masyarakat.

Resiko sosial adalah Kejadian

atau

peristiwa

yang

dapat menimbulkan

potensi

terjadinya kerentanan

sosial

yang ditanggung oleh masyarakat individual, keluarga,kelompok dan atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana alam yaog

jika

tidak diberikarr belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk aan tiaat<

(11)

b.

Bantuan

penghargaan pemenang

lomba

penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada penerima penghargaan.

2.

Bantuan Beasiswa

Penggunaan Bantuan Beasiswa

untuk:

a)

Membayar SPP/uang semester;

b)

Membayar SKS;

c)

Membayarmatrikulasi;

d)

Membeli bahan pakai habis

untuk

kebutuhan pendidikan;

e)

Fotokopi bahan belajar;

f)

Biaya Tranportasi;

C)

Biaya Hidup;

h)

Biaya Ujian;

i)

Biaya Sidang;

j)

Biaya

Buku

Penunjang;

k)

Membayarwisuda/yudisium;

l)

Biaya Upanayana dan Samawartana; dan

m)

Biaya Bimbingan

ujian

skripsi/ thesis/ disertasi

3.

Tunjangan Profesi:

Bantuan T\rnjangan Profesi dalam

bentuk

uang digunakan

untuk

membayar:

)

Tunjangan Penyuluh Non PNS;

F

Tunjangan Profesi Guru Non PNS;

!

Insentif Guru Non PNS;

F

T\rnjangan Profesi Dosen Non PNS;dan

D

T\rnjangan Fungsional Dosen Non PNS.

4.

Bantuan Operasional

BOP Pendidikan :

a.

Bantuan

Operasional Lembaga Pendidikan

Tinggi

Keagamaan

untuk:

)

Honor Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

D

Honor Panitia kegiatan;

)

Jasa

profesi narasumber

yang

bukan

berasal

dari

Ditjen

Bimas Hindu;

D Peg'alanan/ uang

saku/

penginapan;

)

Biaya

air, listrik

dan telepon/Wifi;

F

Konsumsi rapat; D Belanja sewa;

F

Belaja bahan;

)

Honor petugas keamanan dan

/atau

kebersihan;dan

)

Honor pengurus lembaga;

Bantuan

Operasional Yayasan Pendidikan Tinggi Keagamaan

untuk:

)

Honor Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

F

Honor Panitia kegiatan;

D

Jasa

profesi narasumber

yang

bukan

berasal

dari

Ditjen

Bimas Hindu;

)

Pe{alanan/ uang

saku/

penginapan;

F

Biaya

air, listrik

dan telepon/Wifi;

)

Konsumsi rapat;

(12)

)

Belanja sewa;

)

Belaja bahan;

)

Honor petugas keamanan dan /

atau

kebersihan;dan

D

Honor pengurus lembaga.

c.

Bantuan

Operasional Lembaga Pendidikan

Keagamaan

Dasar dan Menengah

untuk

:

F

Honor Tenaga Pendidik dan Tenaga ;

F

Honor Panitia kegiatan;

F

Jasa profesi

narasumber

yang

bukan

berasal

dari

D;itjen

Bimas Hindu;

)

Perjalanan/uang

saku/

penginapan;

)

Biaya

air, listrik

dan telepon/Wifi;

F

Konsumsi rapat;

F

Belanja sewa;

)

Belaja bahan;dan

F

Honor

Penjaga Sekolah,

Petugas

kebersihan,

dan

petugas Asram.

d.

Bantuan Terdampak Bencana

untuk:

)

Rehabilitasi;

)

Rekonstruksi;

D

Memulihkan

atau

memperbaiki

kembali bangun

rumah

ibadah yang rusak;

)

Memenuhi

kebutuhan

dasar masyarakat yang kena bencana berupa sandang, pangan, papan dan kesehatan;dan

)

Memberikan pembinaan, semangat, menciptakan

suasana

damai dan tentram kepada masyarakat.

e.

Penggunaan Bantuan Program Indonesia pintar:

-

Pembelian buku dan alat tulis

-

Pembelian Pakaian / seragam dan alat perlengkapan sekola-h.

-

Biaya transportasi ke sekola-h.

-

Uang saku siswa/Iuran bulanan Siswa

-

Biaya kursus/Les tambahan

-

Keperluan lain yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan di Pasraman.

-

Untuk makanan Suplemen daya tahan tubuh.

f.

Bantuan Penjaminan Mutu Sekolah Minggu/pasraman Dipergunakan untuk:

-

Pela-ksanaan FGD

-

Peningkatan Mutu Sekolah/pasraman.

-

Kegiatan USBN.

-

PersiapanAkreditasi.

Bantuar Operasional Sekolah (BOS) Tk. Adi, Madya dan Utama Widya

Pasraman.

Bantuan Operasional Sekolah adalah program pemerintah yang pada dasamya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasiorrlrl- rro., p"1_":yl]1 bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.

BOS digunakan untuk

-

Pengadaan alat tulis sekolah.

-

Pengadaan alat habis pakai.

-

Pengadaal bahan habis pakai.

-

Pengadaan buku pelajaran/Buku penunjang/ Buku Referensi

(13)

-

Layanan daya dan jasa lainnya.

-

Penyelenggaraan evaluasi pembelajaran.

-

Penyelenggaraan kegiatan pembinaan siswa/extra kurikuler dan

intra kurikuler.

-

Kegiatan penerimaan siswa Baru.

-

Pengembangan Profesi

guru

dan tenaga pendidikan

-

Pengembangan website sekolah

-

Biaya Asuransi keamanan dan keselamatan sekolah

-

Penyusunan dan Laporan.

Penggunaan Bantuan Operasional Urusan Agama

Hindu

:

a.

BOP Simakrama untuk: Bimas Hindu;

b.

Bantuan

operasional kepada Usaha Kecil/Kelompok

wira

Usaha Keagamaan Hindu

)

Belanja

bibit

ternak;

F

Belanja

bibit

Pertanian;

F

Belanja pakan ternak;

)

Sarana upacar/upakara keagamaan;

F

Belanja pupuk;

F

Belanja obat dan vitamin;

F

Biaya pembuatan kandang;

)

Biaya pemeliharaan kandanglahan;

F

Honor dan jasa profesi penyuluhan;

F

Konsumsi;

F

Transport;

F

Penggunaan bantuan diatas disesuaikan dengan kondisi

masing-masing penerima bantuan.

c.

Bantuan Kelompok Kerja untuk:

c.

Penerbitan Majalah

untuk:

(14)

e.

Tata Kelola Rumah Ibadah

untuk:

f.

Bantuan Lembaga Agama dan Keagamaan

untuk:

Bimas Hindu;

g.

Desa Binaan Kerukunan Intern

M asyarakat, Pemu da/ Wanita dan terluar)

h.

Kelompok Binaan penyuluh

2.5. Bantuan

Rehabilitasi

Gedung/Bangunan:

dan/atau

Pembangunan

a.

Pendidikan Hindu

Penggunaan

bantuan

Rehabilitasi

dan/atau

pembangunan gedung/ Bangunan

untuk:

(15)

l.

Rehab/pembangunan rumah ibadah

untuk;

F

Membangun pelinggih;

F

Membangun penyengker lpagar dan

candi

fgapura;

F

Membangun

bale (kulkul, gong,

pawedan, pesamuan/ serbaguna, dapur (pewaregan);

!

Membangun tempat suci Hindu lainnya (local genius);

)

Membangun sanitasi;

)

Membangun lahan parkir;

)

Membangun perpustakaan;

D

Membangun bale pesandekan

pinandita/pandita;

dan

F

Membangun pelataran pura.

2.

Rehabilitasi/

pembangunan gedung lembaga agama

dan keagamaan

untuk:

)

Membangun/rehabilitasi

kantor

sekretariat;

D

Membangun/rehabilitasi gedung yayasan;

D

Upah pekerja bangunan;

>

Upah konsultan/ perencana/ pengawas;

(untuk

pembangunan yang bersifat komplek);

F

Biaya surat

ijin

membangun; dan

D

Belanja sewa (untuk pelaksanaan secara swakelola).

3.

Bantuan Terdampak Bencana

untuk:

Rehabilitasi kantor Gedung yang

rusak

Ringan; Rekonstruksi Gedung yang rusak berat.

Rehabilitasi/pembangunan Rumah ibadah Pengadaan sandang,

pangan,

papan, kesehatan pengadaan sarana dan prasarana;

honor dan jasa profesi ; biaya rapat;

transport; lconszmsi; dan

Penggunaan

bantuan

diatas

menyesuaikan kondisi masing-masing penerima bantuan.

dengan

2.6.

Bantuan Sarana Prasarana

Tujuan penggunaan bantuan Sarana prasarana

untuk:

)

Pengadaan

Sarana Prasarana Ibadah

dalam bentuk

uang digunakan

untuk:

-

Wastra, tedung, uang kepeng, senjata dewata nawa sanga,

umbul-umbul, pakaian

tari

keagamaan,

dan

sarana

lain

yang menunjang kegiatan upacara keagamaan Hindu.

F

Pengadaan Sarana prasarana Ibadah dalam bentuk barang:

-

Siwa karana, wayang

kulit,

gender wayang, barong,

*""-t.",

genta,

gamelan

-sarana keagamaan

Hindu,

tedung,

uang

kepeng, senjata dewata nawa sanga, umbul_umbul,

pakaiai

tari

keagamaan, pakaian rohaniwan

Hindu,

dan sarana lain

yang menunjang kegiatan upacara keagamaan Hindu.

-

Kalender Agama Hindu,

kitab

suci,

kitab

susastra Hindu.

)

Pengadaan

Sarana prasarana pendidikan agama

dan

(16)

perlengkapan

/

peralatan ruang

asrama, perlengkapan

/

peralatan ruang

kelas,

dan

sarana penunjang pendidikan lainnya

untuk:

-

Beli Tanah dan gedung;

-

Pengadaan Kendaraan Oprasional Bermotor (roda

2,

4 atau l,ebih);

-

Perlengkapan

/

Peralatan Laboratorium;

-

Beli Ac;

-

Beli lemari;

-

Beli laptop;

-

Beli meja,

kursi

-

Beli Infokus

-

Beli alat

musik

(modern/ tradisional);

-

Beli mesin foto copy;

-

Wifu

-

Papan

tulis;

dan

-

Camera drown, CCTV, Video.

E.

PEMBERI BANTUAN PEMERINTAH DAN BANTUAN SOSIAL

Bantuan

Pemerintah

pada

Program

Bimbingan Masyarakat

Hindu

dapat

diberikan oleh Satuan Kerja yang tersedia anggaran bantuan yaitu: 1. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu.

2. Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Negeri.

3.

Kantor

Wilayah

Kementerian Agama/Kabid/pembimbing

Masyarakat

Hindu.

4.

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

atau

Kota/

Kepala

seksi/ Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Hindu.

F.

PERSYARATAN

PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH

DAN

BANTUAN SOSIAL:

1.

Persyaratan Umum

1)

Surat

Permohonan

ditujukan kepada Kepala

Kantor

Kab/Kota/wilayah

Kementerian Agama/Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia;

2)

Proposal permohonan bantuan yang

minimal

memuat

latar

belakang

permasalahan,

identitas

pemohon

bantuan,

tujuan

penggunaan

bantuan,

jumlah

bantuan/bentuk bantuan yang diminta. lkecuali

Bantuan

Penghargaan,

Bantuan

Beasiswa

dan Bantuan

T\rniangan Profesi, Insentif Guru Non pNS, penyuluh Non pNS).

3)

Fotokopi Rekening Bank yang masih

aktif, dibuktikan

dengan surat keterangan

dari

Bank (khusus Bantuan pemerintah dalam

bentuk

uang).

4)

Rencana Anggaran

Biaya

(Kecuali permohonan

bantuan

dalam

bentuk barang).

5)

Peryaratan Penerima Bantuan Terdampak Bencana

a.

Urusan Agama

Hindu

)

Surat permohonan dari pengurus lembaga keagamaan Hindu (PHDI, WHDI, PERADAH, LPDG, POKJALUH)

,

Masyarakat

I

kelompok masyarakat Hindu;

F

Rencana Anggaran Belanja;

)

Susunan pengurus lembaga keagamaan Hindu, masyarakat/ kelompok masyarakat Hindu;

(17)

2

Kankemenagl Penyelenggara

/

parisada setempat; dan

b.

Pendidikan Hindu

keagamaan

Hindu

(Pasraman/ Sekolah/Kampus).

kelompok masyarakat Hindu;

Kankemenag/Penyelenggara

/

parisada setempat; dan

Khusus

NO JENIS BANTUAN NAMA

BANTUAN PERSYARATAN KHUSUS

1 PENGHARGAAN

a.

Penelitian Kompetitif Dosen Individual

Untuk

Penguatan

Prodi

Dalam Negeri

terdiri

atas: l.Penelitian Kompetitif Dosen 32. 2.Penelitian Kompetitif Hibah Doktor.

l-

Usulan/proposal

dari

dosen

i

PNS

dan

dosen

Non

PNS

pada

PTKH

telah

diketahui

oleh

LPM/Pejabat

pada PTKH;

-

Fotokopi

SK

sebagai dosen

berkualifikasi

pendidik

S2

bagi

Dosen,

dan

berkualifikasi

pendidik

S3

bagi peneliti hibah doktor;

-

Fotokopi

SK

Penetapan

jabatan fungsional dosen;

-

Surat

pernyataan kesediaan melaksanakan penelitian;

- Surat

pernyataan

bahwa

dosen telah

memiliki NIDN/NIDK; dan

- Surat

pernyataan

tidak

melakukan

plagiat

atas penulisan penelitian.

b.

Penelitian Kompetitif Kelompok Dosen

untuk

Penguatan Prodi Dalam Negeri. l.Penelitian Kompetitif Kelompok Mahasiswa s1. 2.Penelitian Kompetitif

Usulan/proposal

dari

dosen

PNS

dan

dosen

Non

PNS

pada

PTKH

telah

diketahui

oleh

LPM/Pejabat

pada Perti;

Fotokopi

SK

sebagai dosen

berkualifikasi

doktor

bagi Ketua

Tim dan

Fotokopi SK

dosen bagi

anggota

berkualifikasi

minimal

magister;

Fotokopi

SK

Penetapan

jabatan

fungsional

dosen

baik

Ketua

sampai Anggota

dengan

jabatan

fungsional

minimal

Lektor (III/c);

(18)

Kelompok Mahasiswa s2. 3.Penelitian Kompetitif Kelompok Dosen 4.Penelitian Kompetitif Kerjasama Perguruan Tinggi.

Surat

pernyataan kesediaan melaksanakan penelitian;

Surat

pernyataan

bahwa

dosen telah

memiliki NIDN/NIDK;

Surat

pernyataan

tidak

melakukan

plagiat

atas penulisan penelitian; Penelitian Kompetitif Kelompok

Mahasiswa

S 1-S2

- Usulan/proposal

dari

Mahasiswa

telah

diketahui

oleh

Ketua

Perti

lKajur

lKaprodi;

- Fotokopi

Kartu

Mahasiswa/KTM aktif.

-

Fotokopi KTP;

-

Surat

pernyataan kesediaan melaksanakan penelitian;

-

Surat

keterangan

dari

PTKH

bahwa

Ketua

Tim

Peneliti

adalah Mahasiswa

minimal semester

IV

untuk

peneliti

mahasiswa S 1,

dan

minimal

semester

II

untuk

peneliti

mahasiswa

52

diketahui oleh pejabat PTKH; dan

- Surat

pernyataan

tidak

melakukan

plagiat

atas penulisan penelitian.

Penelitian

Kompetitif

Kelompok Dosen

-

Usulan/proposal

dari

dosen

PNS

dan

/dosen Non

pNS

pada

PTKH

telah

diketahui

oleh

LPM/Pejabat

pada Perti;

-

Fotokopi

SK

dosen

untuk

Ketua Tim

minimal

berkualifikasi

Doktor

dan

Anggota

minimal

berkualifikasi

Akademik Magister;

-

Fotokopi

SK

Penetapan

jabatan

fungsional

dosen

baik

Ketua maupun Anggota

minimal

Lektor (III/c);

-

Surat

pernyataan

bersedia melaksanakan penelitian;

(19)

memiliki

NIDN/NIDK.

- Surat

pernyataan

tidak

melakukan plagiat; dan

-

Fotokopi

KTP Ketua

dan Anggota Tim. Penelitian Kompetitif Kerjasama

Dosen

dengan Perguruan Tinggi

-

Usulan/proposal

dari

dosen

PNS

dan

/dosen Non

PNS

pada PTKH

telah

diketahui

oleh

LPM/Pejabat

pada Perti;

-

Fotokopi

SK

dosen

untuk

Ketua Tim

minimal

berkualifikasi

Doktor

dan

Anggota

minimal

berkualifikasi

Akademik Magister;

-

Fotokopi

SK

Penetapan

jabatan

fungsional

dosen

baik

Ketua maupun Anggota minimal Lektor (IIIlc).

-

Surat

pernyataan

bersedia melaksanakan penelitian;

- Surat

pernyataan

telah

memiliki

NIDN/NIDK;

- Surat

pernyataan

tidak

melakukan plagiat;

-

Fotokopi

nomor

rekening

Bank Ketua Tim; dan

-

Fotokopi

KTP Ketua

dan Tim. Penghargaan Pemenang

Lomba

Temu

Karya

Ilmiah (rKr)

Usulan

pemenang

lomba

dari

dewan

juri

yang disertai

dengan

hasil

ketetapan

dewan

juri;

dan

SK

PPK tentang

penetapan

penerimaan

bantuan penghargaan.

2 BANTUAN

BEASISWA

Beasiswa

dan

52

bagiS1

Guru

Agama Hindu Non PNS 1.

Mengajukan

permohonan

bantuan beasiswa

51

dan/atau 52

kepada

Direktorat

Jenderal

Bimbingan

Masyarakat Hindu; .

Melampirkan

SK

mengajar

sebagai

guru

agama

Hindu pada sekolah/pasraman yang

ditetapkan oleh

ketua

yayasan tempat

ybs.

mengajar/kepala

sekolah/

ketua

Pasraman/Pemerintah Daerah

(20)

3.

Melampirkan

surat

keterangan

masih

aktif

mengajar dari

kepala sekolah/ ketua Pasraman. 4.

Melampirkan fotocopy

Kartu

Tanda Mahasiswa (KTM);

5.

Melampirkan

pernyataan

belum pernah

menerima beasiswa dari instansi lain.

6.

Melampirkan

surat

keterangan

kuliah

dari

perguralan

tinggi

penerima

bantuan; Studi Pendalaman

Ayur

Weda

ke

India

Bagi Calon Dosen

Studi

Pendalaman A5rur Weda (Baru):

-

Surat

pernyataan

bersedia sebagai dosen;

- Surat

permohonan/usulan

mengikuti

studi pendalaman;

- Fotokopi

ijazah SMU/sederajat;

-

Fotokopi KTP/KK

- Surat

Pernyataan

tidak

menerima

beasiswa

dari instansi lain;

- Surat

pernyataan kesanggupan

mengembalikan

dana

pendidikan,

jika

tidak

dapat menyelesaikan

studi,

kecuali dalam keadaan sakit; dan

-

Lulus seleksi.

Studi

Pendalaman

Ayur

Weda (Lanjutan):

- Laporan

Perkembangan Studi.

- Surat

Pernyataan

masih

aktif

dari

perguruan

tempat studi.

- Maksimal

beasiswa diberikan 5,5 Tahun

atau

11 semester. Studi Pendalaman Bahasa

Sansekerta

Ke

India

Bagi Calon Dosen

Studi

Pendalaman

Bahasa Sansekerta (Baru):

-

Surat

pernyataan

bersedia sebagai dosen;

- Surat

permohonan/usulan

mengikuti

studi pendalaman;

- Fotokopi

ijazah SMU/sederajat;

(21)

Fotokopi KTP/KK;

Surat

pernyataan kesanggupan;

mengembalikan

dana

pendidikan,

jika

tidak

dapat menyelesaikan

studi,

kecuali dalam keadaan sakit;

Lulus

seleksi; dan

Rekomendasi

PTKH

yang

membutuhkan kelulusanya.

Studi

Pendalaman

Bahasa Sansekerta (Lanjutan) :

-

Laporan Perkembangan Studi;

- Surat

Pernyataan

masih

aktif dari

perguruan

tempat

studi; dan

- Maksimal

beasiswa

diberikan

5,5 Tahun

atau

11 semester. Beasiswa Prestasi

Akademik

pada Perguruan Tinggi Keagamaan

Hindu

Swasta

Permohonan

usulan

nama mahasiswa dari PTKH;

Fotokopi IPK

terakhir

mahasiswa minimal 3,0 1 ;

Surat

keterangan

dari

Ketua

PTKH bahwa

nama-nama yang

diusulkan

berprestasi. Fotokopi KTP; dan

Fotolcopi Kartu Mahasiswa. Beasiswa Strata

Dua

(S2)

bagi Mahasiswa Lulusan

Program

Strata

Satu

(S 1) Dengan Kategori Cumlaude pada Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu

Permohonan

usulan

yang

bersangkutan

untuk

beasiswa

52

bagi

lulusan

S1 dengan kategori qtmlaude.

Bukti

Pendaftaran

Kuliah/Surat

Keterangan Kuliah

dari

Perguruan Tinggi tempat kuliah;

Fotokopi

ijazah

dan

transkrip nilai

dengan predikat qtmlaudel terpuji;

Melampirkan

surat

pernyataan

siap

mengabdi

sebagai dosen

pada

PTKH/Dosen

Agama

pada PTU bermeteria Rp. 6000; Fotokopi KTP;

Rekomendasi

oleh

lembaga PTKH atau PTU.

Akreditasi

Institusi

Minimal

(22)

Beasiswa Strata

2

Bagi

Calon Dosen

Surat

Keterangan

Kuliah

dari

Perguruan

Tinggi tempat

kuliah;

Rekomendasi

dari

Direktur

Pasca Sarjana yang

diikuti.

Fotokopi Kartu Mahasiswa;

Fotokopi

SK

sebagai tenaga pengajar

di

PTKH

dan

atau

tenaga

pengajar

Agama

Hindu pada PTU; dan Jadwal perkuliahan. Bantuan Beasiswa Program Doktor (S3) bagi Dosen pada Perguruan Tinggi Keagamaan

Hindu

Dan

Dosen

Agama

Hindu

pada Perguruan Tinggi Umum: l.Beasiswa Program Doktor S3 2.Beasiswa Program Doktor S3 Lanjutan 3.Beasiswa Penyelesaian Studi 53 Doktor

-

Surat

Keterangan

studi

dari

Perguruan

Tinggi

tempat

Studi

Rekomendasi

dari

Direktur

Pasca

Sarjana tempat studi;

-

Fotokopi Kartu Mahasiswa;

-

Fotokopi

SK

sebagai

dosen pada PTKH;

-

Fotocopi

SK

sebagai

dosen tetap pada PTU

Untuk

Dosen agama Hindu;

-

Jadwal perkuliahan.

-

Khusus

Beasiswa

lanjutan

melampirkan

Laporan Perkembangan Studi;

Program Indonesia

Pintar

Siswa yang

mengikuti

pendidikan pada

Pasraman

Formal

Tk

Adi

/Madyama/Utama

Widya

Pasraman

yang

sudah

mendapat

izin

operasional dari Ditjen Bimas Hindu;

Siswa

Pasraman

Formal

Pemegang

Kartu

lndonesia

Pintar

(KIP)

dan/atau

siswa

yang

berasal

dari

keluarga

perlindungan sosial /Kartu

Keluarga

Sejahtera (KPS/KKS) dan/ataupeserta

Program

Keluarga Harapan

(PKH);

Siswa Pasraman Formal dari

(23)

atau

ditetapkan

sebagai

penerima

manfaat BSM/PIP

atau Surat Keterangan Tidak

Mampu

(SKTM)

atau

Surat

Keterangan Keluarga Miskin

(SKKM)

dari

Kelurahan/Desa,

yang

berasal dari

Panti

Sosial/panti

Asuhan

yang

dikelola

oleh

Kementerian

Sosial

dibuktikan

dengan

Surat

Keterangan

dari

Panti

Sosial/Panti Asuhan;

Siswa yang

mengikuti

pendidikan

Pasraman

Formal

yang

berasal

dari

Keluarga

tidak mampu

yang

yang menjadi

korban

musibah

bencana

Alam

dibuktikan dengan

surat

Surat

Keterangan

dari Kelurahan / Desa/ sekolah dengan kriteria:

o

Berada di

Asrama/ Pasraman;

o

Mengalami kelainan fisik;

o

Yatim

dan/atau

piatu; Bagi anak usia sekolah (6-21

tahun)

pemegang

KIP

yang

tidak

terdaftar

di

Pasraman

Formal (putus

sekolah)

untuk

mendapatkan

manfaat

Program Indonesia

Pintar harus

mendaftarkan

diri

kembali

ke

sekolah sebelum menerima manfaat. Program

Indonesia

Pintar Kuliah

Usia paling tinggi

pada saat mendaftar adalah 21 tahun.

Tidak mampu

secara ekonomi dengan kriteria:

o

Siswa penerima Beasiswa adalah siswa miskin.

o Pemegang

Kartu

Indonesia

Pintar

(KIP)

atau sejenisnya.

o Pendapatan

kotor gabungan

orang

tua/wali

(suami/istri)

sebesar-besarnya Rp 3.000.000,00

perbulan.

Untuk

pekerjaan

non

formal/

(24)

o

yang

dimaksud

adalah

rata-rata penghasilan

per

bulan

dalam

satu

tahun

terakhir;

dan

atau

Pendapatan

kotor

gabungan orang

tua/

wali

dibagi

jumlah

anggota

keluarga

sebesar-besarnya

Rp

750.000,00 setiap bulannya;

Pendidikan

orang

tual

wali

setinggi-tingginya 51 (Strata 1) atau Diploma 4. Berpotensi akademik baik

berdasarkan

rekomendasi kepala sekolah. 3 TUNJANGAN PROFESI T\rnjangan

Profesi

Guru Non PNS

Fotokopi

Sertifikat Pendidik.

Telah memiliki

Nomor Registrasi Guru;

Melampirkan

Surat Keterangan Melaksanakan

T\rgas (SKMT)

dari

Kepala Sekolah

tempat

mengajar; dan

Melampirkan

Surat

Keterangan

Beban

Kerja

Mengajar

(SKBK) minimal

24

jam

per

minggu

dari

Kakan

Kemenag lKabid lPembimas.

Insentif

Guru Non PNS

Fotokopi

SK

Pengangkatan

Guru Bukan

Pegawai Negeri

Sipil

(GBPNS)

dari Walikota I Bupati I Kepala Sekolah/Yayasan; dan

Melampirkan

Surat

Keterangan

Melaksanakan T\rsas (SKMT). T\rnjangan

Profesi

Dosen Non PNS

Fotokopi

SK

sebagai dosen

pada

Perguruan

Tinggi

Keagamaan

Hindu

Swasta

(PTKHS);

Surat

keterangan

aktif

mengajar

oleh

lembaga PTKHS;

Surat

keterangan

Ketua

PTKHS

yang

menyatakan bahwa dosen telah mengajar

minimal

12 SKS'

(25)

Dosen;dan

Laporan beban

kerja

dosen

yang

sudah

dinilai

oleh

Asesor. Bantuan

T\rnjangan Fungsional Dosen Non PNS

Fotokopi

SK

sebagai dosen

pada

Perguruan

Tinggi

Keagamaan

Hindu

Swasta

(PTKHS);

Fotokopi

penetapan jabatan

fungsional;

Fotokopi SK

Inpassing Dosen;

Surat

keterangan

aktif

mengajar

oleh

lembaga PTKHS; dan

Laporan kinerja dosen. T\rnjangan

Penyuluh

Non

PNS

Laporan

kegiatan

penyuluharl per bulan;

Melampirkan

Program kerja penyuluhan; dan

Mempunyai

wilayah

binaan trenYuluhan 4 BANTUAN OPERASIONAL Bantuan Operasional Lembaga Pendidikan Agamal Keagamaan

Fotokopi

Tanda

Daftar

Lembaga

dari

Direktorat

Jenderal

Bimbingan Masyarakat Hindu;

Melampirkan

Rekomendasi/

verifikasi dari

Kantor

Wilayah

Kementerian AgamalPembimas

Hindu/Kabid

Hindu/Kantor

Kementerian Agama/Penyelenggara setempat; dan

Akta

Pendirian/SK

ljin

Pendirian

dan

Oprasional; dan Program Keria. Bantuan Operasional KKG/MGMP

Foto

copi SK

KKG/MGMP

dari Pejabat yang berwenang Program Kerja;

Melampirkan

Rekomendasi/Verifikasi dari

Kantor

Kementerian Agama setempat; dan

Fotokopi

Tanda

Daftar

Lembaga. Bantuan

Operasional Kelompok Keria

-

Fotokopi

SK

Pokjaluh

dari Pejabat yang berwenang;

(26)

Penyuluh (POKJALUH)

dari

Kantor

Wilayah

Kementerian

Agama

/Pembimas

Hindu

/Kabid

Hindu/Kantor

Kementerian Agama/Penyelenggara

setempat;

-

Program Kerja;

-

Fotokopi

Tanda

Daftar

Lembaga

dari

Direktorat

Jenderal

Bimbingan Masyarakat Hindu;

Bantuan

Simakrama

-

Fotokopi

Tanda

Daftar

Lembaga

dari

Direktorat

Jenderal

Bimbingan Masyarakat Hindu;

-

Melampirkan

Rekomendasi

dari

Kantor

Wilayah

Kementerian

Agama

/Pembimas

Hindu

/Kabid

Hindu/Kantor

Kementerian Agama I Penyelenggara

setempat;

-

Susunan Pengurus; dan

-

Program Kerja. Bantuan Operasional Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu, Yayasan/ Sanggar

Fotokopi

Tanda

Daftar

Lembaga

dari

Direktorat

Jenderal

Bimbingan Masyarakat Hindu;

Melampirkan

Rekomendasi

dari

Kantor

Wilayah

Kementerian

Agamal

Pembimas

Hindu/

Kabid

Hindu /Kantor

Kementerian Agama/Penyelenggara

setempat

; Akta Pendirian. Kecuali Sanggar; AD/ART; Program Kerja;dan

Struktur

Pengurus. Bantuan Operasional Pengelola Majalah Keagamaan Hindu Memiliki ISSN;

Susunan Dewan Redaksi;

Tanda

Daftar

Lembaga dari

Direktorat

Jenderal

Bimbingan

Masyarakat

Hindu

Kementerian

Agama RI;

Melampirkan

Rekomendasi

dari

Kantor

Wilayah/Kantor

Kementerian

Agama setempat; dan

(27)

Bantuan Operasional Badan Penyiaran Hindu

-

SK

Pembentukan

BPH

dari

Lembaga/Instansi

yang berwenang;

-

Susunan

Pengurus;

-

Program kerja;

-

Fotokopi

Tanda

Daftar

Lembaga

dari

Direktorat

Jenderal

Bimbingan

Masyarakat

Hindu

Kementerian Agama RI; dan

-

Rekomendasidari

Kantor Wilayah/Kantor

Kementerian

Agama setempat. Bantuan Tata Kelola Rumah Ibadah Susunan Pengurus;

Tanda Daftar Rumah Ibadah

dari

Direktorat

Jenderal

Bimbingan

Masyarakat

Hindu

Kementerian

Agama RI; dan

Melampirkan

Rekomendasi

dari Kantor

Wilayah/

Pembimas

Hindu/Kabid

Hindu/Kantor

Kementerian

Agama

/Penyelenggar

setempat;

Unit

Pengelola Keuangan

I

Kegiatan

untuk

bantuan

diatas 500

juta

Bantuan Lembaga Pengembangan Penjaminan

Mutu

Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Swasta

SK

Pembentukan

Pembentukan

LPM

dari

Lembaga/Instansi

yang berwenang; dan

Susunan Unit

Pengelola. Program kerja; Bantuan Pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu

Usulan/proposal

dari PTKHS;

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Pengembangan

Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu. Bantuan Pengabdian Masyarakat Bagi PTKH Swasta

-

Usulan/Permohonan

dari

Perguruan

Tinggi Keagamaan

Hindu

Swasta

(PTKHS);

-

Kerangka acuan

kerja

(KAK)

pengabdian masyarakat;

-

Laporan Akademik PTKHS.

- Fotokopi

izin

penyelenggaraan Prodi; dan

Gambar

Foto  sebelum  rehab  atau membangun;
Gambar  bangunan  yang ditandatangani konsultan.

Referensi

Dokumen terkait

“ Students’ Perception on Translating Difficulties English Text Into Bahasa Indonesia (A study at Sixth Semester of English Education Study Program of Fkip

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Repousis (2016), namun sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beneish (1999)

Untuk aktivitas offline komunitas AIS Banyuwangi masuk ke pesantren-pesantren yang ada di Banyuwangi untuk memberikan pelatihan, pelatihan yang diharapkan untuk

Pada penelitian ini akan dilakukan analisa pengaruh penggunaan information gain untuk seleksi fitur citra tanah dalam rangka menilai kesesuaian lahan pada tanaman cengkeh..

Penilaian risiko berdasarkan atas data primer dan sekunder yang merupakan data hasil wawancara, kuisioner dan pengamatan langsung di lapangan mengenai risiko-risiko

Hasil penelitian tersebut didapat kuat tekan optimal pada variasi 100%, kuat tarik optimal pada variasi 100%, berat jenis beton berbanding lurus terhadap prosentase slag ,

DKI Jakarta, Kab.Tangerang bagian utara, Kota Tangerang bagian utara, Kab.Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kab.Pandeglang bagian tengah, Kab.Lebak bagian tengah dan timur..

Dari semua analisa diatas dapat diketahui bahwa pada dasarnya persepsi santri terhadap penerapan hukuman adalah tinggi, baik hukuman fisik ataupun hukuman psikis tidak