Travel Writing:
Make Money from Your Journey
Seminar Travel Writing & Photography
Teguh Sudarisman
Founder Penulis Pengelana
Editor-in-Chief TGIF! Magazine
http://TGIFmag.com
Seminar Travel Writing & Photography
Jadi, apa
Travel Writer
itu?
Travel Writer
A person who travels…
with a mission
with a mission
To Discover-Explore-Learn-Write-Share
To Promote-Inspire
Seperti Apa Bidang Garapan
Seorang wartawan?
Kalau dia bekerja di media, umumnya ya. Jadi dia travel writer & travel journalist. Kalau dia freelance, umumnya dia hanya Travel Writer.
Harus juga seorang fotografer?
Tidak harus. Kalau memang foto-fotonya bagus, baik secara tunggal atau menjadi bagian artikel, dia Travel Photographer juga. Tapi Travel Photographer tidak selalu seorang Travel Writer.
Apakah
TRAVEL WRITER
Itu...
seorang Travel Writer.
Jadi enaknya TW saja atau TW & TP?
Itu pilihan masing-masing. Sebenarnya travel photography ‘anak kembar’ dengan travel writing.
Seorang Backpacker/Flashpacker/Hitchhiker/Adventurer?
Bisa apa saja. Travel Writer harus fleksibel dengan berbagai 'gaya' traveling.
Harus full-time?
Tidak. Sebagai Travel Writer amatir juga oke, sementara anda tetap bekerja di tempat sekarang. Yang dilihat adalah konsistensinya menulis artikel traveling
Harus bisa bahasa Inggris?
Ya, jika ingin bisa menawarkan kerjasama dengan pihak-pihak lain di luar negeri
Harus kaya dulu?
Kalau sudah kaya, saya nggak akan jadi travel writer
Harus liputan dalam waktu yang lama?
Terserah kondisi masing-masing. Masih single, dana cukup, tidak bekerja kantoran?
Harus menulis berbagai topik travel?
Awalnya tidak usah membatasi topik. Lama-lama akan terspesialisasi ke 1 atau 2 topik
Harus single?
Traveling dan menulis itu jangan dibatasi status
Harus keliling dunia?
Kalau memang ingin, silakan. Yang jelas dunia ini terlalu luas
Profesi yang berbahaya?
Tidak. It's fun! Kecuali kalau lemah jantung tapi nyoba bungee jumping. Atau suka panik di dalam air tapi nekat diving.
Bisa kaya?
Mengapa Profesi Ini
Menarik?
1.
Kita menjadi traveler yang lebih baik dan lebih pintar ~ terus-menerus
belajar hal-hal baru
2.
Saat traveling, kita menaruh perhatian lebih besar terhadap apa yang
kita lihat, alami, rasakan ~ pengalaman traveling menjadi lebih kaya
3.
Punya privilege untuk mendatangi tempat atau fasilitas istimewa, melihat
'behind the scene', yang orang biasa tidak bisa menikmatinya
'behind the scene', yang orang biasa tidak bisa menikmatinya
4.
Travel writer mendatangkan banyak teman baru
5.
Tema-tema traveling yang bisa ditulis jumlahnya tidak terbatas. Media
yang menulis tentang traveling makin banyak
6.
Bisa memperoleh banyak penghasilan, jika tahu cara mengelola tulisan,
foto, dan aspek-aspek lain traveling.
7.
Banyak pihak yang ingin bekerja sama atau dipromosikan oleh travel
writer
Poor People = the world of not enough money
Rich people = the world of too much money
Robert Kiyosaki
Ordinary people = the world of not
enough traveling
Travel Writer = the world of too much
traveling
Orang ‘Biasa’
Rp 30-40 juta untuk 7 hari
Orang ‘Biasa’
US$ 850 per malam + biaya pesawat
Orang ‘Biasa’
US$ 1,000 per malam
Travel Writer
Rp 0
Orang ‘Biasa’
US$ 1,100 per malam
Travel Writer
Rp 0
Orang ‘Biasa’
Rp 30 juta per 7 hari
Travel Writer
Rp 0
15 Langkah Kerja:
1. Cari ide
2. Riset
3. Planning
4. Mengontak orang lokal, pihak yang diajak kerjasama
5. Bikin Itinerary
Cara Kerja
Travel Writer
Traveling – Make Stories – Get Paid
5. Bikin Itinerary
6. Beli tiket pesawat, booking hotel
7. Pergi liputan
8. Menyeleksi foto-foto
9. Menulis artikel
10. Kirim artikel ke media – Fesbuk?
11. Buat artikel/rencana liputan berikutnya
12. Dimuat? Ingatkan editor untuk mengirim file pdf/jpg artikel
13. Burn dan arsipkan artikel, foto, pdf
14. Cek honor
Hemat Biaya, Waktu, Tenaga
Step-step:
1.
Mulai traveling –
ikut grup trip dulu
2.
Berlatih memotret, ‘interview’
3.
Mulai bikin catatan kecil
4.
Posting di Fb –
lihat Fb saya ;)
4.
Posting di Fb –
lihat Fb saya ;)
5.
Minta orang lain menilai
6.
Bagus? Mulai kirim ke media
7.
Buat portfolio
Target:
Menulis Artikel Feature
Artikel Jurnalistik (5W + 1H)
5W+1H: Who, What, When, Where, Why, How?
Yang ditulis dengan gaya Fiksi
Yang ditulis dengan gaya Fiksi
Kejadiannya nyata, tapi ditulis dengan gaya bercerita
seperti cerpen, novel, dongeng
Artikel traveling ~
your own life journey
SORE DI INTERLAKEN
.
Menjelang pergantian
musim dingin ke musim
semi di Interlaken, Swiss,
daun-daun yang masih
kecokelatan tampak cantik
tertimpa bias sinar mentari
sore. Sementara di latar
belakang, Gunung
belakang, Gunung
Jungfrau yang hampir
seluruhnya terselimuti
salju, menghadirkan
kontras yang indah dengan
langit biru. Foto diambil
dari Top o'Met Restaurant,
Hotel Metropole Interlaken
SELAMAT PAGI, BROMO. Pagi yang sejuk dan cerah, bias mentari menerangi hamparan savana yang diapit Gunung Jantur sebelah kanan, dan Gunung Kursi di sebelah kiri. Garis putih adalah
jalan beton yang hanya sampai pertengahan savana. Garis hijau mengular di sisi kiri adalah Kalimati, yang kalau didatangi sebenarnya dalamnya mencapai 10 meter. Bukit Teletubbies ada di
sisi kiri, hanya terlihat sedikit. Foto diambil dari jalan antara Desa Ngadas Kidul dan Ranupani.
Struktur Tulisan Traveling
• Lead
: yang paling penting!!
– Kalimat pertama, ‘pembuka jalan’ atau ‘pintu masuk’ untuk bercerita
> yang sering menjadi
Writer’s Block
• Bridge
: Paragraf kedua, penyambung Lead dengan Body
• Body
artikel: siapkan 5 Senjata
• Body
artikel: siapkan 5 Senjata
– Fakta: informasi aktual pada tempat/subjek penulisan
– Fokus: terhadap angle penulisan
– Deskripsi: gambaran subjek penulisan
– Anekdot: sisipan kejadian lucu/menarik
– Kutipan: agar tidak monoton
• Penutup
: kesimpulan
• Catcher
: ringkasan isi dalam 1-2 kalimat singkat
Tips:
Writing is NOT typing
– Buatlah skenario tulisan ketika mau liputan
Tulislah artikel dengan pikiran. Jadi, pikiranlah yang menyusun kata-kata
Buatlah beberapa lead. Setelah tulisan selesai, pilih lead yang paling pas
Lead yang bagus:
In Medias Res:
Langsung membawa pembaca ke
tengah suasana
Udara perlahan-lahan terasa makin sejuk begitu motor yang membawa saya dan Arif
mendekati desa yang kami tuju. Saya bahkan bisa merasakan perbedaan kesejukan itu meski memakai jaket. Saya membonceng Dul, dan Arif membonceng Guguh. Mereka berdua
menjemput kami pagi ini di perempatan Tumpang, 20 kilometer timur Malang. Mereka akan
Lead seperti ini akan memudahkan penulis mengalirkan kalimat-kalimat
berikutnya ~ proses menulis menjadi lancar.
menjemput kami pagi ini di perempatan Tumpang, 20 kilometer timur Malang. Mereka akan mengajak kami berkeliling melihat kebun apel di desa mereka, Poncokusumo. (Big Apple -Garuda)
Saya bukanlah pendaki gunung, meski sudah pernah sampai ke puncak Gunung Krakatau dan Gunung Bromo. Buat saya, gunung itu terlalu tinggi dan terlalu berat untuk didaki, apalagi oleh fisik saya yang kecil. Namun melihat dua gunung, Sundoro dan Sumbing, berjejer begitu dekat di sisi kiri jalan yang kami lalui dari kota kecil Parakan, Temanggung, saya mendadak ingin naik gunung lagi. (Surviving Sundoro – TGIFmag.com)