LAPORAN LAPORAN
PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA III PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA III
(MFS 3581) (MFS 3581)
UJI KARAKTERISASI ARUS TEGANGAN SEL SURYA UJI KARAKTERISASI ARUS TEGANGAN SEL SURYA
SILIKON OSK 5611 SILIKON OSK 5611 (FZP-8) (FZP-8) Disusun Oleh: Disusun Oleh: Nama/
Nama/ No No Mhs Mhs : : Erwin Erwin Isna Isna Megawati Megawati / / 1197811978 Kelompok
Kelompok : : Senin Senin -IV-IV Hari/ Tangg
Hari/ Tanggal Praktikum al Praktikum : Senin / 2: Senin / 25 April 2015 April 20111 Rekan
Rekan Kerja Kerja : : Aji Aji WijayantoWijayanto Asisten
Asisten : : Rafika Rafika SariSari Dosen
Dosen Pembimbing Pembimbing : : Kuwat Kuwat Triyana, Triyana, Ph.DPh.D
LABORATORIUM FISIKA ZAT PADAT LABORATORIUM FISIKA ZAT PADAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2011 2011
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara langsung energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini langsung energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini terjadi melalui efek fotolistrik. Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya terjadi melalui efek fotolistrik. Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya sejumlah elektron pada permukaan sebuah logam ketika disinari seberkas sejumlah elektron pada permukaan sebuah logam ketika disinari seberkas cahaya (Krane, 1992). Gejala efek fotolistrik dapat diterangkan melalui teori cahaya (Krane, 1992). Gejala efek fotolistrik dapat diterangkan melalui teori kuantum Einstein. Menurut teori kuantum Einstein, cahaya dipandang sebagai kuantum Einstein. Menurut teori kuantum Einstein, cahaya dipandang sebagai sebuah paket energi (foton) yang besar energinya bergantung pada frekuensi sebuah paket energi (foton) yang besar energinya bergantung pada frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh elektron sehingga cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh elektron sehingga elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan listrik.
elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan listrik.
Arus(
Arus( I I ) dan tegangan() dan tegangan(V V ) yang dihasilkan ketika sel memperoleh) yang dihasilkan ketika sel memperoleh penyinaran merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu penyinaran merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu disajikan dalam bentuk kurva hubungan
disajikan dalam bentuk kurva hubungan I I dandan V.V. Hasil penelitian menunjukkanHasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu bahwa karakteristik sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu permukaan sel. Dalam eksperimen ini akan akan dilakukan pengamatan untuk permukaan sel. Dalam eksperimen ini akan akan dilakukan pengamatan untuk membuktikan ketergan
membuktikan ketergantungan karakteristik sel surya pada suhu katungan karakteristik sel surya pada suhu kamar terhadapmar terhadap variasi intensitas cahaya.
variasi intensitas cahaya.
Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi pertahun. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1% saja di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1% saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. Perkembangan yang pesat dari industri sel surya (solar sel) di mana pada tahun Perkembangan yang pesat dari industri sel surya (solar sel) di mana pada tahun 2004 telah menyentuh level 1000 MW membuat banyak kalangan semakin 2004 telah menyentuh level 1000 MW membuat banyak kalangan semakin melirik sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan ini.
melirik sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan ini.
Eksperimen-eksperimen mengenai sel surya diperlukan untuk lebih Eksperimen-eksperimen mengenai sel surya diperlukan untuk lebih memahami dan dapat mengembangkan sumber energi ini lebih maju untuk memahami dan dapat mengembangkan sumber energi ini lebih maju untuk
menggantikan minyak bumi yang sudah hampir habis dan sama sekali tak menggantikan minyak bumi yang sudah hampir habis dan sama sekali tak ramah lingkungan.
ramah lingkungan.
B.
B. TujuanTujuan
1.
1. Mengkarakterisasi bahan sel surya silikon pada berbagai intensitas cahayaMengkarakterisasi bahan sel surya silikon pada berbagai intensitas cahaya dan luasan untuk kemudian mengetahui parameter-parameternya.
dan luasan untuk kemudian mengetahui parameter-parameternya. 2.
BAB II BAB II DASAR TEORI DASAR TEORI
Silikon adalah unsur yang memiliki struktur atom dengan elektron terluar Silikon adalah unsur yang memiliki struktur atom dengan elektron terluar berjumlah empat. Pada sel surya terdapat sambungan p-n tipis yang terbentuk berjumlah empat. Pada sel surya terdapat sambungan p-n tipis yang terbentuk pada permukaan , sebuah garis dan jejari kontak ohmik muka, sebuah kontak pada permukaan , sebuah garis dan jejari kontak ohmik muka, sebuah kontak ohmik balik yang menyelimuuti permukaan belakang, dan logam antirefeleksi. ohmik balik yang menyelimuuti permukaan belakang, dan logam antirefeleksi. Ketika cahaya matahari mengenai sel surya, terbentuk elektron dan hole pada Ketika cahaya matahari mengenai sel surya, terbentuk elektron dan hole pada silikon yang berperan sebagai pembawa muatan.
silikon yang berperan sebagai pembawa muatan.
Sinar matahari terdiri atas foton foton, yang bila menimpa sel surya akan Sinar matahari terdiri atas foton foton, yang bila menimpa sel surya akan dipantulkan, disesrap atau dilewatkan. Hanya foton dengan level energi tertentu dipantulkan, disesrap atau dilewatkan. Hanya foton dengan level energi tertentu yang bisa membebaskan elektron. Bagian utama pengubah sinar matahari menjadi yang bisa membebaskan elektron. Bagian utama pengubah sinar matahari menjadi energi listrik adalah absorber. Maka diharapkan absorber dapat menyerap energi listrik adalah absorber. Maka diharapkan absorber dapat menyerap sebanyak mungkin radiasi sinar matahari.
sebanyak mungkin radiasi sinar matahari.
Foton yangn membawa energi sebesar hv, apabila mengenai elektron akan Foton yangn membawa energi sebesar hv, apabila mengenai elektron akan mentransfer energnya sehingga terbentuk pasangan elektron
mentransfer energnya sehingga terbentuk pasangan elektron – – hole pada pitahole pada pita konduksi dan valensi. Karakteristik sel suya dapatdijelaskan melalui persamaan konduksi dan valensi. Karakteristik sel suya dapatdijelaskan melalui persamaan berikut :
berikut :
ℎ
ℎ
ℎ
ℎ
==
++
Dimana Jsh adalah arus yang melalui hambatan paralel, Rsh adalah Dimana Jsh adalah arus yang melalui hambatan paralel, Rsh adalah hambatan p
hambatan paralel dan aralel dan Rs adalah hamRs adalah hambatan seri. Saat batan seri. Saat terkena cahterkena cahaya, pada saya, pada selel surya akan terjadi sumber arus G yang menghasilkan arus JL dari pemecahan surya akan terjadi sumber arus G yang menghasilkan arus JL dari pemecahan eksiton menjadi lubang dan elektron, maka :
eksiton menjadi lubang dan elektron, maka :
ℎ
ℎ
==
--
– – JJ
((
ℎℎ+1) =+1) =
--
– –
ℎℎDengan mengansumsikan bahwa persamaan diode shockley Dengan mengansumsikan bahwa persamaan diode shockley menggambarka
==
00 (exp((exp(
−
−
//
)) – – 1 )1 )Dimana Jo adalah arus saturasi diode, e adalah muatan elektron, n faktor Dimana Jo adalah arus saturasi diode, e adalah muatan elektron, n faktor ideal diode, k adalah tetapan Boltzman, dan T adalah temperature. Ketika sel ideal diode, k adalah tetapan Boltzman, dan T adalah temperature. Ketika sel terkena cahaya, arus foton yang mengalir sebagai arus diode. Arus foton terkena cahaya, arus foton yang mengalir sebagai arus diode. Arus foton terkorelasi linear terhadap intensitas penyinaran. Maka relasi arus tegangan terkorelasi linear terhadap intensitas penyinaran. Maka relasi arus tegangan menjadi : menjadi : J = J =
−
−
++
00 (exp((exp(−
−
//
)) – – 1 )1 )Dengan memilih masukan yanng sesuai, mendekati 80% produk Jsc x Voc Dengan memilih masukan yanng sesuai, mendekati 80% produk Jsc x Voc dapat diekstraksi dimana Jsc adalah arus rangkai pendek dan Voc
dapat diekstraksi dimana Jsc adalah arus rangkai pendek dan Voc adalah teganganadalah tegangan rangkai terbuka.Untuk tegangan rangkai t
rangkai terbuka.Untuk tegangan rangkai terbuka didefinisikanerbuka didefinisikan
Voc = Voc =
ln (ln (
+ 1)+ 1)
ln (ln (
))Daya keluaran maksimum Pm adalah Daya keluaran maksimum Pm adalah
Pm
Pm = = JmVm JmVm JL JL [Voc [Voc --
ln (1+ln (1+
) -) -
]]Efisiensi konversi daya sel surya adalah Efisiensi konversi daya sel surya adalah
η = η =
100%100% ==
FF = FF =
= 1 -= 1 -
ln (1+ln (1+
) -) -
BAB III BAB III
METODE EKSPERIMEN METODE EKSPERIMEN A.
A. Alat dan BahanAlat dan Bahan 1.
1. Pengukuran intensitas cahayaPengukuran intensitas cahaya a.
a. Pyranometer, OSK 7232 Ogawa Seiki Co., Ltd.Pyranometer, OSK 7232 Ogawa Seiki Co., Ltd. b.
b. Digital integrator, OSK 7239R Ogawa Seiki Co., Ltd.Digital integrator, OSK 7239R Ogawa Seiki Co., Ltd. c.
c. Transformer 110 volt, YT-100-1, 5K No 8813 Yamabishi Electric.Transformer 110 volt, YT-100-1, 5K No 8813 Yamabishi Electric. 2.
2. Karakterisasi sel surya silikonKarakterisasi sel surya silikon a.
a. Digital power supply DC.Digital power supply DC. b.
b. Digital multimeter.Digital multimeter. c.
c. Sel surya silikon, OSK 5611 Ogawa Seiki Co., Ltd.Sel surya silikon, OSK 5611 Ogawa Seiki Co., Ltd. d.
d. Satu set sumber cahaya (lampu).Satu set sumber cahaya (lampu).
B.
B. Tata LaksanaTata Laksana 1.
1. Keadaan gelap (tanpa cahaya)Keadaan gelap (tanpa cahaya) a.
a. Peralatan disiapkan dan disusun sesuai skema.Peralatan disiapkan dan disusun sesuai skema. b.
b. Tegangan V divariasi dari -2 s.d. 2 volt dengan interval 0,2 kemudianTegangan V divariasi dari -2 s.d. 2 volt dengan interval 0,2 kemudian arus
arus yang yang terttertera era pada pada tiap tiap variasi variasi dicatdicatat.at. 2.
2. Keadaan terangKeadaan terang a.
a. Lampu dinyalakan, pipa pralon dipasang dengan berbagai variasi ukuranLampu dinyalakan, pipa pralon dipasang dengan berbagai variasi ukuran intensitas sinar yang masuk ke sel surya.
intensitas sinar yang masuk ke sel surya. b.
b. Tegangan V divariasi dari -2 s.d. 2 volt dengan interval 0,2 kemudianTegangan V divariasi dari -2 s.d. 2 volt dengan interval 0,2 kemudian arus
arus yang yang terttertera era pada pada tiap tiap variasi variasi dicatatdicatat.. c.
C.
C. Skema AlatSkema Alat
V
V AA
D.
D. Analisa DataAnalisa Data 1.
1. Keadaan GelapKeadaan Gelap 2.
2. Keadaan TerangKeadaan Terang a.
a. Variasi luas penampang sel surya (blok)Variasi luas penampang sel surya (blok) 1.
1. 1 (satu) blok 1 (satu) blok
== 22
11 ……
==⋯
⋯
22 2.2. 2 (dua) blok 2 (dua) blok
== 22
22 ……
==⋯
⋯
22 b.b. Variasi intensitasVariasi intensitas 1. 1.
== 3535
//
22 2. 2.
== 2727
//
22 3. 3.
== 2323
//
22 M M -V +V -V +VKemudian dibuat grafik Kemudian dibuat grafik 1.
1. Grafik hubungan antara j Vs VGrafik hubungan antara j Vs V
j j V Vmm VVococ VV JJmm--- ---JJscsc 2.
2. Grafik hubungan antara V.j Vs VGrafik hubungan antara V.j Vs V
== ∙∙
==
η = η =
×× 10100%0% V V V.j V.j Jm Jm Vm VmBAB IV BAB IV HASIL EKSPERIMEN HASIL EKSPERIMEN DATADATA 1.
1. Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)
No No VV (Volt) (Volt) Jx10 Jx10-3-3(A)(A) pada tanpa pada tanpa cahaya cahaya V x j V x j 10 10-3-3 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 -2,0 -2,0 -1,8 -1,8 -1,6 -1,6 -1,4 -1,4 -1,2 -1,2 -1,0 -1,0 -0,8 -0,8 -0,6 -0,6 -0,4 -0,4 -0,2 -0,2 0 0 0,2 0,2 0,4 0,4 -2,00 -2,00 -1,75 -1,75 -1,55 -1,55 -1,30 -1,30 -1,06 -1,06 -0,86 -0,86 -0,67 -0,67 -0,50 -0,50 -0,25 -0,25 -0,15 -0,15 0 0 0,17 0,17 0,33 0,33 4,00 4,00 3,15 3,15 2,48 2,48 1,82 1,82 1,27 1,27 0,86 0,86 0,54 0,54 0,30 0,30 0,10 0,10 0,03 0,03 0 0 0,03 0,03 0,13 0,13
2.
2. Pada keadaan terangPada keadaan terang a.
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/mVariasi luasan (blok), intensitas 35 W/m22 1)
1) Pada luasan 1 blok Pada luasan 1 blok
No No VV (Volt) (Volt) Jx10 Jx10-3-3(A)(A) I=35 W/m I=35 W/m22 V x j V x j 10 10-3-3 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 -2,0 -2,0 -1,8 -1,8 -1,6 -1,6 -1,4 -1,4 -1,2 -1,2 -1,0 -1,0 -0,8 -0,8 -0,6 -0,6 -0,4 -0,4 -0,2 -0,2 -1,59 -1,59 -1,43 -1,43 -1,23 -1,23 -1,06 -1,06 -0,83 -0,83 -0,60 -0,60 -0,46 -0,46 -0,29 -0,29 -0,13 -0,13 -0,02 -0,02 3,18 3,18 2,57 2,57 1,97 1,97 1,48 1,48 0,99 0,99 0,60 0,60 0,37 0,37 0,17 0,17 0,05 0,05 0,004 0,004
2)
2) Pada luasan 2 blok Pada luasan 2 blok
No No VV (Volt) (Volt) Jx10 Jx10-3-3(A)(A) I=35 W/m I=35 W/m22 V x j V x j 10 10-3-3 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 -2,0 -2,0 -1,8 -1,8 -1,6 -1,6 -1,4 -1,4 -1,2 -1,2 -1,0 -1,0 -0,8 -0,8 -0,6 -0,6 -0,4 -0,4 -0,2 -0,2 0 0 0,2 0,2 -1,34 -1,34 -1,10 -1,10 -0,91 -0,91 -0,68 -0,68 -0,50 -0,50 -0,35 -0,35 -0,17 -0,17 -0,01 -0,01 0,13 0,13 0,47 0,47 0,49 0,49 0,62 0,62 2,68 2,68 1,98 1,98 1,46 1,46 0,95 0,95 0,60 0,60 0,35 0,35 0,14 0,14 0,006 0,006 -0,052 -0,052 -0,094 -0,094 0 0 0,124 0,124
b.
b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok 1)
1) Pada intensitas 35 W/mPada intensitas 35 W/m22
No No VV (Volt) (Volt) Jx10 Jx10-3-3(A)(A) I=35 W/m I=35 W/m22 V x j V x j 10 10-3-3 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 -2,0 -2,0 -1,8 -1,8 -1,6 -1,6 -1,4 -1,4 -1,2 -1,2 -1,0 -1,0 -0,8 -0,8 -0,6 -0,6 -0,4 -0,4 -0,2 -0,2 -1,59 -1,59 -1,43 -1,43 -1,23 -1,23 -1,06 -1,06 -0,83 -0,83 -0,60 -0,60 -0,46 -0,46 -0,29 -0,29 -0,13 -0,13 -0,02 -0,02 3,18 3,18 2,57 2,57 1,97 1,97 1,48 1,48 0,99 0,99 0,60 0,60 0,37 0,37 0,17 0,17 0,05 0,05 0,004 0,004
2)
2) Pada intensitas 27 W/mPada intensitas 27 W/m22
No No VV (Volt) (Volt) Jx10 Jx10-3-3(A)(A) I=27 W/m I=27 W/m22 V x j V x j 10 10-3-3 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 -2,0 -2,0 -1,8 -1,8 -1,6 -1,6 -1,4 -1,4 -1,2 -1,2 -1,0 -1,0 -0,8 -0,8 -0,6 -0,6 -0,4 -0,4 -0,2 -0,2 0 0 0,2 0,2 -1,79 -1,79 -1,54 -1,54 -1,30 -1,30 -1,08 -1,08 -0,89 -0,89 -0,70 -0,70 -0,51 -0,51 -0,34 -0,34 -0,16 -0,16 0 0 0,15 0,15 0,29 0,29 3,58 3,58 2,77 2,77 2,08 2,08 1,51 1,51 1,07 1,07 0,70 0,70 0,41 0,41 0,20 0,20 0,064 0,064 0 0 0 0 0,058 0,058
3)
3) Pada intensitas 23 W/mPada intensitas 23 W/m22
No No VV (Volt) (Volt) Jx10 Jx10-3-3(A)(A) I=23 W/m I=23 W/m22 V x j V x j 10 10-3-3 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 -2,0 -2,0 -1,8 -1,8 -1,6 -1,6 -1,4 -1,4 -1,2 -1,2 -1,0 -1,0 -0,8 -0,8 -0,6 -0,6 -0,4 -0,4 -0,2 -0,2 0 0 0,2 0,2 -1,80 -1,80 -1,56 -1,56 -1,33 -1,33 -1,13 -1,13 -0,90 -0,90 -0,75 -0,75 -0,59 -0,59 -0,43 -0,43 -0,21 -0,21 -0,05 -0,05 0,11 0,11 0,32 0,32 3,60 3,60 2,81 2,81 2,13 2,13 1,58 1,58 1,08 1,08 0,75 0,75 0,47 0,47 0,26 0,26 0,08 0,08 0,01 0,01 0 0 0,06 0,06 GRAFIKGRAFIK 1.
2.
2. Pada keadaan terangPada keadaan terang a.
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/mVariasi luasan (blok), intensitas 35 W/m22 1)
2)
b.
b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok 1)
2)
3)
HASIL PERHITUNGANHASIL PERHITUNGAN 1.
1. Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)
== 119966∙∙
1010−−
44
== 00 == 0 %0 % 2.2. Pada keadaan terangPada keadaan terang a.
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/mVariasi luasan (blok), intensitas 35 W/m22 1)
1) Pada luasan 1 blok Pada luasan 1 blok
== 119966∙∙
1010−−
44
== 55,,88
1010−−
22 == 1,1,9933∙∙
1010−−
22%% 2)2) Pada luasan 2 blok Pada luasan 2 blok
== ∙∙
== 339922∙∙
1010−−
44
==−−
371,2371,2
1010−−
33 == 55,,7373∙∙
1010−−
11%% b.b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok 1)
1) Pada intensitas 35 W/mPada intensitas 35 W/m22
== 119966∙∙
1010−−
44
==−−
1,691,69
1010−−
11 2)
2) Pada intensitas 27 W/mPada intensitas 27 W/m22
== 15151,1,22∙∙
1010−−
44
==−−
1,051,05
1010−−
11 == 6,6,0303∙∙
1010−−
22%% 3)3) Pada intensitas 23 W/mPada intensitas 23 W/m22
== 12128,8,88∙∙
1010−−
44
== 22,,22
1010−−
22 BAB V BAB V PEMBAHASAN PEMBAHASAN
Pada umumnya sel surya terbuat dari bahan semikontor. Salah satu bahan Pada umumnya sel surya terbuat dari bahan semikontor. Salah satu bahan sel surya adalah kristal silikon (c-Si). Bahan ini merupakan silikon murni sel surya adalah kristal silikon (c-Si). Bahan ini merupakan silikon murni (elektron valensi 4) yang diberi pengotoran (impuriti) bervalensi 3 sehingga (elektron valensi 4) yang diberi pengotoran (impuriti) bervalensi 3 sehingga menjadi silikon tak murni (kekurangan sebuah elektron). Silikon jenis ini menjadi silikon tak murni (kekurangan sebuah elektron). Silikon jenis ini kemudian diberi nama silikon
tipe-kemudian diberi nama silikon tipe- p p. Sebuah silikon murni yang diberi. Sebuah silikon murni yang diberi pengotoran bervalensi 5 (kelebihan sebuah elektron) juga menghasilkan silikon pengotoran bervalensi 5 (kelebihan sebuah elektron) juga menghasilkan silikon
tipe-tipe-nn. Sambungan kedua jenis silikon ini akan membentuk persambungan. Sambungan kedua jenis silikon ini akan membentuk persambungan (( junction junction) PN.) PN.
Pada eksperimen atau praktikum Uji karakterisasi arus tegangan sel surya Pada eksperimen atau praktikum Uji karakterisasi arus tegangan sel surya silikon menggunakan metode perhitungan atau rumus dan menggunakan grafik. silikon menggunakan metode perhitungan atau rumus dan menggunakan grafik. Metode grafik yang digunakan yaitu menggunakan program KaleidaGraph. Metode grafik yang digunakan yaitu menggunakan program KaleidaGraph. Dengan metode grafik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihanya Dengan metode grafik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihanya antara lain adalah: lebih mudah untuk dipahami, lebih cepat menentukan nilai antara lain adalah: lebih mudah untuk dipahami, lebih cepat menentukan nilai gradien relative lebih sederhana dari pada metode lain, praktikan juga dapat gradien relative lebih sederhana dari pada metode lain, praktikan juga dapat mempunyai gambaran dari data yang telah didapatkan, sedangkan kelemahanya mempunyai gambaran dari data yang telah didapatkan, sedangkan kelemahanya yaitu: hanya mencakup baberapa data, kekurang akuratan dalam menentukan nilai yaitu: hanya mencakup baberapa data, kekurang akuratan dalam menentukan nilai karena keterbatasan skala
karena keterbatasan skala
Percobaan dilakukan dengan memvariasikan nilai tegangan kemudian arus Percobaan dilakukan dengan memvariasikan nilai tegangan kemudian arus yang terbaca dicatat. Pada percobaan ini dilakukan 2 macam percobaan, yaitu; yang terbaca dicatat. Pada percobaan ini dilakukan 2 macam percobaan, yaitu;
1.
1. Percobaan dalam keadaan gelap, intensitas 35 W/mPercobaan dalam keadaan gelap, intensitas 35 W/m22 luasan 1 blok (5,6 cmluasan 1 blok (5,6 cm22)) 2.
2. Percobaan dalam keadaan terang.Percobaan dalam keadaan terang. a.
a. Variasi luasan dengan intensitas cahaya 35 W/mVariasi luasan dengan intensitas cahaya 35 W/m22: luasan 1 blok (5,6 cm: luasan 1 blok (5,6 cm22)) dan luasan 2 blok (11,2 cm
dan luasan 2 blok (11,2 cm22)) b.
b. Variasi intensitas cahaya dengan luasan 1 blok (5,6 cmVariasi intensitas cahaya dengan luasan 1 blok (5,6 cm22): Intensitas): Intensitas 35W/m
35W/m2,2,Intensitas 27 W/mIntensitas 27 W/m22, dan Intensitas 23 W/m, dan Intensitas 23 W/m22
Data hasil percobaan kemudian diplot ke dalam grafik j vs V dengan j pada Data hasil percobaan kemudian diplot ke dalam grafik j vs V dengan j pada sumbu y dan V pada sumbu x. Dari grafik ini akan dihasilkan nilai Jsc dan Voc. sumbu y dan V pada sumbu x. Dari grafik ini akan dihasilkan nilai Jsc dan Voc.
Jsc adalah arus rangkai pendek, dan Voc adalah tegangan rangkaian terbuka. Pada Jsc adalah arus rangkai pendek, dan Voc adalah tegangan rangkaian terbuka. Pada grafik j vs V
grafik j vs V berupa kurva lengkung dari sumbu negatif ke sumbu positif(dari kiriberupa kurva lengkung dari sumbu negatif ke sumbu positif(dari kiri bawah ke kanan atas), hal ini menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan. bawah ke kanan atas), hal ini menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan. Semakin besar nilai tegangan maka nilai arus akan semakin besar, artinya Semakin besar nilai tegangan maka nilai arus akan semakin besar, artinya tegangan berbanding lurus dengan nilai arus. Selain grafik tersebut, diplot juga tegangan berbanding lurus dengan nilai arus. Selain grafik tersebut, diplot juga grafik V.j vs V dengan V.j sebagai sumbu y dan V sebagai sumbu x sehingga dari grafik V.j vs V dengan V.j sebagai sumbu y dan V sebagai sumbu x sehingga dari grafik ini akan menghasilkan nilai Jm dan Vm. Jm adalah arus pada rangkaian, grafik ini akan menghasilkan nilai Jm dan Vm. Jm adalah arus pada rangkaian, dan Vm adalah tegangan yang mengalir pada rangkaian. Grafik yang terbentuk dan Vm adalah tegangan yang mengalir pada rangkaian. Grafik yang terbentuk yaitu grafik parabola terbuka ke atas.
yaitu grafik parabola terbuka ke atas.
Pada keadaan gelap, nilai tegangannya nol dan nilai arusnya juga nol. Hal Pada keadaan gelap, nilai tegangannya nol dan nilai arusnya juga nol. Hal ini karena lampu tidak dinyalakan sehingga tidak ada beda potensial yang masuk ini karena lampu tidak dinyalakan sehingga tidak ada beda potensial yang masuk ke alat dan arus pun tidak ada yang mengalir. Sehingga nilai efisiensi yang ke alat dan arus pun tidak ada yang mengalir. Sehingga nilai efisiensi yang diperoleh juga nol. Pada keadaan terang dengan variasi blok, dapat dilihat dari diperoleh juga nol. Pada keadaan terang dengan variasi blok, dapat dilihat dari grafik bahwa kerapatan arus sebanding dengan tegangan, hasil grafik tampak grafik bahwa kerapatan arus sebanding dengan tegangan, hasil grafik tampak linear. Pada percobaan keadaan terang, memvariasi intensitas cahaya dengan linear. Pada percobaan keadaan terang, memvariasi intensitas cahaya dengan menggunakan pipa paralon, hal ini bertujuan agar cahaya lebih fokus mengenai menggunakan pipa paralon, hal ini bertujuan agar cahaya lebih fokus mengenai luasan sel surya. Pada saat nilai intensitas cahaya 35 W/m
luasan sel surya. Pada saat nilai intensitas cahaya 35 W/m22, arus yang terbaca, arus yang terbaca hanya sampai variasi tegangan -0,2 dan pada saat intensitas cahyanya 27 dan 23 hanya sampai variasi tegangan -0,2 dan pada saat intensitas cahyanya 27 dan 23 W/m
W/m22 arus dapat terbaca sampai variasi 0,2 volt. Kemudian pada variasi luasanarus dapat terbaca sampai variasi 0,2 volt. Kemudian pada variasi luasan blok 1 dan 2 diperlohe nilai efisiensi, pada 1 luasan blok lebih kecil daripada blok 1 dan 2 diperlohe nilai efisiensi, pada 1 luasan blok lebih kecil daripada variasi luasan 2 blok. Pada variasi intensitas, diperoleh nilai efisiensi yang variasi luasan 2 blok. Pada variasi intensitas, diperoleh nilai efisiensi yang berbanding lurus dengan intensitas. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu semakin berbanding lurus dengan intensitas. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu semakin besar intensitas maka nilai efisiensi semakin besar pula. Dari hasil percobaan yang besar intensitas maka nilai efisiensi semakin besar pula. Dari hasil percobaan yang diperoleh, maka nilai-nilai tersebut tidak sesuai dengan referensi yaitu sebesar 15 diperoleh, maka nilai-nilai tersebut tidak sesuai dengan referensi yaitu sebesar 15 %. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya, seharusnya %. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya, seharusnya percobaan sel surya ini dilakukan di tempat yang sangat gelap sehingga dapat percobaan sel surya ini dilakukan di tempat yang sangat gelap sehingga dapat diketahui secara akurat perubahan dan pengaruhnya, dan alat yang digunakan diketahui secara akurat perubahan dan pengaruhnya, dan alat yang digunakan (pembangkit tenaga), amperemeter juga sangat sensitif sehingga pada saat (pembangkit tenaga), amperemeter juga sangat sensitif sehingga pada saat pengambilan data kurang maksimal. Jika efisiensinya besar maka silikon dengan pengambilan data kurang maksimal. Jika efisiensinya besar maka silikon dengan perlakuan intensitas dan luasan tersebut merupakan sel surya berkualitas baik. perlakuan intensitas dan luasan tersebut merupakan sel surya berkualitas baik. Untuk mendapatkan sel suryaa berkualitas baik maka intensitas cahata dibuat Untuk mendapatkan sel suryaa berkualitas baik maka intensitas cahata dibuat besar dan luasan yang dikenai cahaya sempit.
BAB VI BAB VI
APLIKASI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KE DEPAN APLIKASI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KE DEPAN 1.
1. Sel surya sandwichSel surya sandwich
Sebuah terobosan cukup brilian dari peneliti jepang tepatnya di Torin Sebuah terobosan cukup brilian dari peneliti jepang tepatnya di Torin University, mereka menggunakan konsep perpaduan antara sel surya dengan University, mereka menggunakan konsep perpaduan antara sel surya dengan kapasitor. Sel surya yang mengadopsi temuan M. Gratzel digabungkan dengan kapasitor. Sel surya yang mengadopsi temuan M. Gratzel digabungkan dengan konsep kapasitor sebagan penyimpan muatan listrik. Pada umumny selsurya konsep kapasitor sebagan penyimpan muatan listrik. Pada umumny selsurya selalu membutuhkan perangkat lain untuk menggenapi manfaatnya.selain selalu membutuhkan perangkat lain untuk menggenapi manfaatnya.selain perangk
perangkat pengkonversi sinar at pengkonversi sinar matahari menjadi listrik, matahari menjadi listrik, selsurya juga dilengkapiselsurya juga dilengkapi dengan bateri sebagai penyimpan listrik yang dihasilkan sel. Baterai ini dengan bateri sebagai penyimpan listrik yang dihasilkan sel. Baterai ini biasanya digunakan ketika malamhari ntuk penerangan atau sebagai cadangan biasanya digunakan ketika malamhari ntuk penerangan atau sebagai cadangan listrk di siang hari.yang menarikdari karya orang jepang ini adalah mereka listrk di siang hari.yang menarikdari karya orang jepang ini adalah mereka sekaligus menjawab tantangan penyimpan listrik hasil konversi sinar matahari sekaligus menjawab tantangan penyimpan listrik hasil konversi sinar matahari disamping potensi produksi masal sel surya yang praktis dan efisien didalam disamping potensi produksi masal sel surya yang praktis dan efisien didalam satu kemasan alat. Selsurya ini disebut “sandwich” agaknya karena struktur satu kemasan alat. Selsurya ini disebut “sandwich” agaknya karena struktur penampang melintang selsurya ini terdiri dari lapisan-lapisan material yang penampang melintang selsurya ini terdiri dari lapisan-lapisan material yang mengapit sebuah polimer ibarat roti tangkep yang mengapit daging dan sayur mengapit sebuah polimer ibarat roti tangkep yang mengapit daging dan sayur mayur pada sebuah sandwich
Sedangkan istilah “photocapacitor” digunakan
Sedangkan istilah “photocapacitor” digunakan mengingat prosesmengingat proses konversi foton/cahaya dan keberadaan kapasitor di dalam satu perangkat. konversi foton/cahaya dan keberadaan kapasitor di dalam satu perangkat. Melihat strukturnya, selphotocapa
Melihat strukturnya, selphotocapacitor ini terdiri acitor ini terdiri atas dua elektrode atau kutub-tas dua elektrode atau kutub-kutub negatif dan positif yang melengkapi sirkuit tertutup. Elektrode pertama kutub negatif dan positif yang melengkapi sirkuit tertutup. Elektrode pertama berupa semikonduktor titanium oksida dan elektrode kedua berupa substrat berupa semikonduktor titanium oksida dan elektrode kedua berupa substrat kaca yang terlapisi oleh lapisan tipis platinum. Kedua elektrode ini dipisahkan kaca yang terlapisi oleh lapisan tipis platinum. Kedua elektrode ini dipisahkan oleh sebuah lapisan resin/polimer. Kedua elektrode tersebut masing-masing oleh sebuah lapisan resin/polimer. Kedua elektrode tersebut masing-masing terhubung oleh karbon aktif berpori. Baik lapisan elektrode maupun karbon terhubung oleh karbon aktif berpori. Baik lapisan elektrode maupun karbon aktif dipenuhi dengan larutan ionik persis seperti pada sel surya jenis DSSC. aktif dipenuhi dengan larutan ionik persis seperti pada sel surya jenis DSSC. Sel photocapacitor yang dipublikasikan ini memiliki efek sel surya ini Sel photocapacitor yang dipublikasikan ini memiliki efek sel surya ini berukuran 0.64 centimeter persegi. Mekanisme kerja dari sel photocapacitor berukuran 0.64 centimeter persegi. Mekanisme kerja dari sel photocapacitor tidak ubahnya dengan sebuah sel surya. Foton atau cahaya ditangkap oleh tidak ubahnya dengan sebuah sel surya. Foton atau cahaya ditangkap oleh molekul-molekul pigment (dye) pada permukaan lapisan titanium oksida. molekul-molekul pigment (dye) pada permukaan lapisan titanium oksida. Ketika terekspose cahaya, elektron dari molekul pigment tersebut mengalir ke Ketika terekspose cahaya, elektron dari molekul pigment tersebut mengalir ke pita konduksi semikonduktor titanium oksida yang akhirnya menghasilkan pita konduksi semikonduktor titanium oksida yang akhirnya menghasilkan arus. Elektron ini kemudian terus mengalir ke lapisan karbon aktif melalui arus. Elektron ini kemudian terus mengalir ke lapisan karbon aktif melalui sirkuit menuju elektrode platinum. Efek kapasitansi sendiri terjadi ketika yang sirkuit menuju elektrode platinum. Efek kapasitansi sendiri terjadi ketika yang bermuatan positif bergerak menuju lapisan karbon aktif yang terdapat pada bermuatan positif bergerak menuju lapisan karbon aktif yang terdapat pada elektoda titanium. Akumulasi muatan positif dan negatif pada lapisan karbon elektoda titanium. Akumulasi muatan positif dan negatif pada lapisan karbon aktif yang berbeda membuat perangkat sel ini dapat memiliki kemampuan aktif yang berbeda membuat perangkat sel ini dapat memiliki kemampuan menyimpan energi atau muatan
menyimpan energi atau muatan
2.
2. Sel Surya LiTaOSel Surya LiTaO33
Struktur
Struktur perovskite perovskite LiTaOLiTaO33, ion litium (Li, ion litium (Li2+2+) terletak di ujung rusuk-) terletak di ujung
rusuk-rusuk kubus, ion titanium (Ta
rusuk kubus, ion titanium (Ta4+4+) terletak di diagonal ruang dan ion oksigen) terletak di diagonal ruang dan ion oksigen
terletak di diagonal bidang kubus. Penambahan niobium ke dalan LiTaO terletak di diagonal bidang kubus. Penambahan niobium ke dalan LiTaO 33
(LNT) akan mendapatkan bahan ferroelektrik/piroelektrik bersifat menyerupai (LNT) akan mendapatkan bahan ferroelektrik/piroelektrik bersifat menyerupai semikonduktor
tipe-semikonduktor tipe-nn ((donor dopingdonor doping), karena ion miobium (Nb), karena ion miobium (Nb5+5+) akan) akan
menempati posisi ion niobium (Ta
menempati posisi ion niobium (Ta4+4+) yang berarti struktur tersebut memiliki) yang berarti struktur tersebut memiliki
kelebihan ion negatif
(tipe-kelebihan ion negatif (tipe-nn) yang disebut ion) yang disebut ion soft dopant soft dopant atauatau donor dopant donor dopant (Uchino, 2000). Ion
(Uchino, 2000). Ion soft dopant soft dopant . ini dapat menghasilkan material ferroelektrik . ini dapat menghasilkan material ferroelektrik yang bersifat lebih
koersif lebih rendah, faktor kualitas mekanik lebih rendah dan kualitas arus koersif lebih rendah, faktor kualitas mekanik lebih rendah dan kualitas arus listrik yang lebih rendah (Uchino, 2000, Sunandar, 2006).
listrik yang lebih rendah (Uchino, 2000, Sunandar, 2006).
Gambar 2.1 menjelaskan keadaan
Gambar 2.1 menjelaskan keadaan donor dopant donor dopant yang berperan pentingyang berperan penting dalam pembentukan ruang kosong pada posisi A (Li
dalam pembentukan ruang kosong pada posisi A (Li2+2+) dari struktur perovskite) dari struktur perovskite
akibat proses elektrostatis, dan mengakibatkan ion Li tidak dapat dengan akibat proses elektrostatis, dan mengakibatkan ion Li tidak dapat dengan mudah melompat ke ruang kosong A karena terhalang ikatan ionik oksigen mudah melompat ke ruang kosong A karena terhalang ikatan ionik oksigen (Uchino, 2000, Hastio
(Uchino, 2000, Hastio dkk dkk , 2006). Salah satu karakteristik terbentuk , 2006). Salah satu karakteristik terbentuk sambungan
sambungan p-n p-n dalam sel surya fotovoltaik adalah uji sifat dalam sel surya fotovoltaik adalah uji sifat konduktivikonduktivitas tas listrik listrik dan uji arus fotovoltaik film tipis. Berdasarkan nilai konduktivitas listrik suatu dan uji arus fotovoltaik film tipis. Berdasarkan nilai konduktivitas listrik suatu material dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu konduktor, semikonduktor material dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu konduktor, semikonduktor dan isolator. Gambar 2.2 memperlihatkan untuk material isolator
dan isolator. Gambar 2.2 memperlihatkan untuk material isolator berada dalamberada dalam selang nilai 10
selang nilai 10-18-18 S/m sampai 10S/m sampai 10-8-8 S/m, semikonduktor berada dalam selangS/m, semikonduktor berada dalam selang
nilai 10
nilai 10-8-8S/m sampai 10S/m sampai 1033S/m dan konduktor berada dalam selang nilai 10S/m dan konduktor berada dalam selang nilai 1033S/S/mm
sampai 10
sampai 1088 S/m (Kwok, 1995). Gambar 2.1.S/m (Kwok, 1995). Gambar 2.1. Donor Donor dopant dopant (Uchino, 2000,(Uchino, 2000,
Hastio
Hastio dkk dkk , 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Itskovsky (1999) telah, 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Itskovsky (1999) telah berhasil membuat sel surya ferroelektrik infra merah triglisin sulfat, LiTaO berhasil membuat sel surya ferroelektrik infra merah triglisin sulfat, LiTaO33,,
NaNO
section
section (f (f r1r1) dengan frekuensi resonansi) dengan frekuensi resonansi driving sectiondriving section (f (f r2r2) sebesar 10 % pada) sebesar 10 % pada
alat ukur arus piroelektrik sel surya. Sedangkan Imada
alat ukur arus piroelektrik sel surya. Sedangkan Imada dkk dkk (1998), Fraden(1998), Fraden dkk
dkk (2000), Taniguchi(2000), Taniguchi dkk dkk (1997) telah berhasil melakukan pengukuran arus(1997) telah berhasil melakukan pengukuran arus ferroelektrik berbantuan JFET dan
ferroelektrik berbantuan JFET dan I/V I/V converter converter dengan karakterisasi sensordengan karakterisasi sensor berupa waktu respon listrik sebesar 2 detik pada kapasitor = 40 pF dan berupa waktu respon listrik sebesar 2 detik pada kapasitor = 40 pF dan hambatan = 50 G
BAB VII BAB VII KESIMPULAN KESIMPULAN
Dari hasil percobaan didapatkan:Dari hasil percobaan didapatkan:
Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)Pada keadaan gelap (tanpa cahaya) == 0 %0 %
Pada keadaan terangPada keadaan terang a.
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/mVariasi luasan (blok), intensitas 35 W/m22
Pada luasan 1 blok
Pada luasan 1 blok == 1,1,9933
∙∙
1010−−
22%% Pada luasan 2 blokPada luasan 2 blok == 55,,7373
∙∙
1010−−
11%% b.b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok
Pada intensitas 35 W/m Pada intensitas 35 W/m22 == 8,8,5588
∙∙
1010−−
22%% Pada intensitas 27 W/m Pada intensitas 27 W/m22 == 6,6,0303∙∙
1010−−
22%% Pada intensitas 23 W/m Pada intensitas 23 W/m22 == 99,,33∙∙
1010−−
33%% Diperoleh hubungan bahwa semakin besar tegangan yang diberikan makaDiperoleh hubungan bahwa semakin besar tegangan yang diberikan maka semakin besar juga nilai arus, atau j≈V.
semakin besar juga nilai arus, atau j≈V.
Karakteristik sel surya sangat ditentukan oleh intensitas cahaya yang jatuh padaKarakteristik sel surya sangat ditentukan oleh intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan sel. Semakin banyak intensitas cahaya yang mengenai permukaan permukaan sel. Semakin banyak intensitas cahaya yang mengenai permukaan sel surya maka arus yang dihasilkan akan semakin besar
sel surya maka arus yang dihasilkan akan semakin besar
Pada keadaan gelap dengan intensitas 35 W/mPada keadaan gelap dengan intensitas 35 W/m22 luasan 1 blok (5,6 cmluasan 1 blok (5,6 cm22) tampak ) tampak bahwa grafik berbentuk kurva lengkung yang hampir linear, karena nilai beda bahwa grafik berbentuk kurva lengkung yang hampir linear, karena nilai beda potensial dan arusnya nol, maka tidak ada nilai efisiensinya.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Staf Laboratorium Fisika Zat Padat.
Staf Laboratorium Fisika Zat Padat. 2011. Buku Penuntun Praktikum Eksperimen2011. Buku Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika III. Laboratorium Fisika Zat Padat. Yogyakarta: Fakultas MIPA Fisika III. Laboratorium Fisika Zat Padat. Yogyakarta: Fakultas MIPA UGM.
UGM.
http://www.akademik
http://www.akademik.unsri.ac.id/downl.unsri.ac.id/download/journal/files/baijournal/Harmen_Ranoad/journal/files/baijournal/Harmen_Rancc ang%20Bangun.pdf
ang%20Bangun.pdf http://www.batan.go.i
http://www.batan.go.id/ptrkm/file/Epsilon/vol_12_02/4.Edid/ptrkm/file/Epsilon/vol_12_02/4.Edit_teguh.pdf.t_teguh.pdf. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16294
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16294
http://www.bloggaul
http://www.bloggaul.com/idayrus4u/rea.com/idayrus4u/readblog/89194/pembdblog/89194/pembuatan-sel-surya-silikon- uatan-sel-surya-silikon-sang-primadona
sang-primadona
http://frillarenty.blogspot.com/2010/05/sel-surya-silicon.html http://frillarenty.blogspot.com/2010/05/sel-surya-silicon.html http://www.kamusilmi
http://www.kamusilmiah.com/politik/teknologi-sel-suryah.com/politik/teknologi-sel-surya-untuk-energi-masa-untuk-energi-masa- a-depan/
depan/
http://energisurya.wordpres
LAMPIRAN LAMPIRAN 1.
1. Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)Pada keadaan gelap (tanpa cahaya) Luasan 1 blok (A=5.6x 10
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4-4mm22); Intensitas=35W/m); Intensitas=35W/m22
Jsc = 0.77x10Jsc = 0.77x10-3-3A; Voc = -0.122V; Jm = 0 A; Vm = 0 VA; Voc = -0.122V; Jm = 0 A; Vm = 0 V
== ∙∙
== 3535∙∙
5.65.6∙∙
1010−−
44 == 119966∙∙
1010−−
44
==
== 0×0 0×0 0.77 0.77∙∙
1010−−33××−−
0.1220.122 == 00 ==
×× 110000%% ==−−
7,3.107,3.10−−33××
00
−−
0.1220.122 196 196∙∙
1010−−44
110000%% == 0 0 %% 2.2. Pada keadaan terangPada keadaan terang a.
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/mVariasi luasan (blok), intensitas 35 W/m22
Pada luasan 1 blok Pada luasan 1 blok
Luasan 1 blok (A=5.6x 10
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4-4mm22); Intensitas=35W/m); Intensitas=35W/m22
Jsc = 0.703x10Jsc = 0.703x10-3-3A; Voc = -0.092V; Jm = 0.019x10A; Voc = -0.092V; Jm = 0.019x10-3-3 A;A; Vm = -0.2 V Vm = -0.2 V
== ∙∙
== 3535∙∙
5.65.6∙∙
1010−−
44 == 119966∙∙
1010−−
44
==
== 0.019 0.019∙∙
1010−−33××−−
0.20.2 0.703 0.703∙∙
1010−−33××−−
0.0920.092 == 55,,88
1010−−
2 2 ==
×× 110000%% == 5,8.10 5,8.10−−22××
0.7030.703∙∙
1010−−33
−−
0.0920.092 196 196∙∙
1010−−44
100%100% = = 1,1,9933∙∙
1010−−
22%% Pada luasan 2 blok Pada luasan 2 blok
Luasan 2 blok (A=11.2x 10
Luasan 2 blok (A=11.2x 10-4-4mm22); Intensitas=35W/m); Intensitas=35W/m22
Jsc = 0.750x10Jsc = 0.750x10-3-3A; Voc = -0.808V; Jm = -0.10x10A; Voc = -0.808V; Jm = -0.10x10-3-3 A;A; Vm = -2.25 V Vm = -2.25 V
== ∙∙
== 3535
11.211.2∙∙
1010−−
44 == 339922∙∙
1010−−
44
==
==−−
0,100,10∙∙
1010−−33××−−
2.252.25 0.750 0.750∙∙
1010−−33××−−
0.8080.808 ==−−
371,2371,2
1010−−
3 3 ==
×× 110000%% ==−−
371,2.10371,2.10−−33××
0.7500.750∙∙
1010−−33
−−
0.8080.808 392 392∙∙
1010−−44
100%100% = = 55,,7373∙∙
1010−−
11%%b.
b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok
Pada intensitas 35 W/mPada intensitas 35 W/m22 Luasan 1 blok (A=5.6x 10
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4-4mm22); Intensitas=35W/m); Intensitas=35W/m22
Jsc = 0.703x10Jsc = 0.703x10-3-3A; Voc = -0.092V; Jm = -0.055x10A; Voc = -0.092V; Jm = -0.055x10-3-3A;A; Vm = -0.2 V Vm = -0.2 V
== ∙∙
== 3535∙∙
5.65.6∙∙
1010−−
44 == 119966∙∙
1010−−
44
==
==−−
0,0550,055∙∙
1010−−33××−−
0.20.2 0.703 0.703∙∙
1010−−33××−−
0.0920.092 ==−−
1,691,69
1010−−
1 1 ==
×× 110000%% ==−−
1,69.101,69.10−−11××
0.7030.703∙∙
1010−−33
−−
0.0920.092 196 196∙∙
1010−−44
100%100% = = 8,8,5588∙∙
1010−−
22%% Pada intensitas 27 W/mPada intensitas 27 W/m22 Luasan 1 blok (A=5.6x 10
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4-4mm22); Intensitas=27W/m); Intensitas=27W/m22
Jsc = 0.718x10Jsc = 0.718x10-3-3A; Voc = -0.121V; Jm = -0.069x10A; Voc = -0.121V; Jm = -0.069x10-3-3A;A; Vm = -0.133 V Vm = -0.133 V
== ∙∙
== 2727∙∙
5.65.6∙∙
1010−−
44 == 15151,1,22∙∙
1010−−
44
==
==−−
0,0690,069∙∙
1010−−33××−−
0,1330,133 0.718 0.718∙∙
1010−−33××−−
0.1210.121 ==−−
1,051,05
1010−−
1 1 ==
×× 110000%% ==−−
1,05.101,05.10−−11××
0.7180.718∙∙
1010−−33
−−
0.1210.121 151,2 151,2∙∙
1010−−44
100%100% = = 66,,0033∙∙
1010−−
22%% Pada intensitas 23 W/mPada intensitas 23 W/m22 Luasan 1 blok (A=5.6x 10
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4-4mm22); Intensitas=23W/m); Intensitas=23W/m22
Jsc = 0.813x10Jsc = 0.813x10-3-3A; Voc = -0.067V; Jm = -0.015x10A; Voc = -0.067V; Jm = -0.015x10-3-3A;A; Vm = 0.08 V Vm = 0.08 V