ANALISIS SIMONβS THREE WHEELS PROFIT PLANNING PADA PT. ASIA PACIFIC ENGINEERING AND CONSTRUCTION (PT. ASPAC)
Oleh :
NOVITA YULIYANTI NIM : 212009028
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMI PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA 2015
ffi
ffi
tu?
F
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UNIVERSI'i'AS KRIS'| EIi SA'I.Y;\ \,VACANA
jl. Diponegorc 52 - 6(r $alari,qa 5071 I
Jarra Tengah, Ildoncsia
Tr:lp. 029fi - 321 212, lax. 0?98 321433
Enrail : lilrraryiaia<hrr.uksw.edu ; littp:./r'iilrrarv.uksrv.cdu
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
N
svita
9uLiYantt
Nama NIM Fakultas
Judul tugas akhir
2\2OO902 B Email
.
?taoo9o28
@qtqde$.uKew .β¬1q
EKonomirq
dan
gienig Program Studi:
Man4]grnen&r\attqi
9
9\mon'9
{hr
ee
uhtetg
?cottt
Ranni q9
?adq
Pt.
trla
Paci$c
tnoineer\ng
and
Conq*ucttov\
tn'ftqrnc)
Dengan ini saya menyerahkan hak non-ehsklusif kepada Perpustakaan Universitas
-
Universitas Kristen SatyaWacana untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada ketentuan akses tugas akhir elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak yang sesuai):
d ^.
Saya mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas, danlatauportal GARUDAf
b.
Saya tidak mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas, dan/atau portal GARUDA* *Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga,
t0
tebfuaci
eotl
M
Novi+a
YuLtyantr
Tmda tangan & nanta terang mahasiswa Mengetahui,AAA\
hartjonov, qsv ,\4
*s
, M' ccrhtt\ons)
, PhDTmda tangan & nama terang pembimbing I
F-LtB-081
ANALISIS SIMONβS THREE WHEELS PROFIT PLANNING PADA PT. ASIA PACIFIC ENGINEERING AND CONSTRUCTION (PT. ASPAC)
Oleh :
NOVITA YULIYANTI NIM : 212009028
KERTAS KERJA
Disetujui Oleh:
Harijono, SE, MAF, M.Com (Hons), PhD
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA 2015
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga β Indonesia 50711
Tlp 0298-321212
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Novita Yuliyanti
NIM : 212009028
Program Studi : Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul : ANALISIS SIMONβS THREE WHEELS PROFIT PLANNING PADA
PT. ASIA PACIFIC ENGINEERING AND CONSTRUCTION (PT.
ASPAC)
Pembimbing : Harijono, SE, MAF, Mcom (Hons), PhD adalah benar-benar hasil karya saya.
Didalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga,
Novita Yuliyanti Yang memberi pernyataan
ABSTRACT
In the business world, go public company in development still requires funds from
external financing company to fund its business activity when data are available on the company
insufficient. This study to compare the three options including Profit Wheel, Cash Wheel and
ROE Wheel. The third option if the company is able to fund their chosen strategy profitable for
the company and if the investors do not hesitate to invest in the company. Results of research the
study revealed that the company is able to fund their chosen strategy and investors are able to
invest in the company.
SARIPATI
Di dalam dunia usaha, perusahaan go public dalam perkembangannya masih
membutuhkan dana yang berasal dari pembiayaan eksternal perusahaan untuk membiayai
aktivitas usahanya ketika data yang tersedia di perusahaan tidak mencukupi. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan ketiga opsi diantaranya Profit Wheel, Cash Wheel, dan ROE
Wheel. Dari ketiga opsi tersebut apakah perusahaan mampu mendanai strategi yang telah mereka
pilih yang menguntungkan bagi perusahaan dan apakah para investor tidak ragu untuk
berinvestasi di perusahaan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perusahaan mampu
mendanai strategi yang telah mereka pilih dan investor mampu menanamkan modalnya di
perusahaan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
anugerah-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ketiga opsi yaitu Profit Wheel, Cash
Wheel, dan ROE Wheel. Dan dari ketiga opsi tersebut apakah perusahaan mampu mendanai
strategi yang telah mereka pilih dan para investor mampu menanamkan modal mereka di
perusahaan.
Penulis menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh sebab itu saran, kritik, dan koreksi dari berbagai pihak diharapkan untuk lebih
menyempurnakan penelitian ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan kontribusi bagi
pihak akademisi dan kita semua.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
Salatiga, Januari 2015
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penulisan dan proses pembuatan kertas kerja ini, penulis telah dibantu oleh banyak pihak
yang mana tanpa bantuan mereka maka kertas kerja ini tidak akan dapat terealisasikan seperti
saat ini. Ucapan terimakasih penulis ditujukan kepada:
1. Allah Bapa di Surga, atas tuntunan, rahmat, berkat dan bimbinganNya, penulis dapat
menyelesaikan kertas kerja ini.
2. Mama di Surga dan Papa tercinta, terimakasih telah bersedia merawat penulis hingga saat
ini dengan segala kasih sayang dan jerih lelah yang sangat banyak baik secara moral
maupun materiil sehingga kertas kerja ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Harijono., SE., MAF, Mcom (Hons), PhD., sebagai dosen pembimbing penulis,
terimakasih karena bersedia menyempatkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
membimbing, memberi masukan, saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis sehingga
penulisan kertas kerja ini dapat terselesaikan dan Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja,
SE., ME., PhD., selaku wali studi penulis yang telah mendampingi penulis selama kuliah.
4. Bapak Hari Sunarto, SE, MCom., Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana.
5. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, PhD selaku Kaprogdi Manajemen Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Unversitas Kristen Satya Wacana.
6. Seluruh Warga Civitas Akademik, khususnya semua Dosen Fakultas Ekonomika dan
Bisnis yang selama ini ikut andil dalam mengajar penulis dibeberapa mata kuliah yang
7. Semua keluarga besar yang telah membantu dalam doa. Terimakasih atas semuanya.
8. Semua teman-teman dan sahabat yang telah mendukung penulis yang namanya tidak bisa
disebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya.
Penulis percaya bahwa Tuhan Yesus akan membalas kebaikan kalian semua. Tuhan selalu
menyertai langkah kita jika kita mau berserah kepada-Nya.
Salatiga, Januari 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULβ¦β¦β¦.i
HALAMAN PERSETUJUANβ¦β¦β¦...β¦β¦..ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIANβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦.iii
ABSTRACTβ¦β¦β¦.β¦β¦β¦iv SARIPATIβ¦β¦β¦.β¦β¦....v KATA PENGANTARβ¦β¦β¦.β¦β¦.vi UCAPAN TERIMAKASIHβ¦β¦β¦vii DAFTAR ISIβ¦β¦β¦...β¦β¦β¦viii DAFTAR TABELβ¦β¦β¦.ix DAFTAR RUMUSβ¦β¦β¦x PENDAHULUANβ¦β¦β¦1 TINJAUAN PUSTAKAβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦.7
Three Wheels Profit Planningβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦.7
Profit Wheelβ¦β¦β¦.10
Cash Wheelβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦11
ROE Wheelβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦12
METODE PENELITIANβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦.14
Pengukuran Dataβ¦β¦β¦.14
Teknik dan Langkah-Langkah Analisisβ¦β¦β¦..18
ANALISIS DATAβ¦β¦β¦.19
Gambaran Umum Obyek Penelitianβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦.19
Strategi alternatifβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦..19
Robert Simons dengan menggunakan Three Wheelsβ¦β¦β¦β¦.β¦β¦β¦22
Hasil Uji Profit Wheelβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦..24
Hasil Uji Cash Wheelβ¦β¦β¦.β¦β¦β¦27
Hasil Uji ROE Wheelβ¦β¦β¦.β¦β¦β¦35
PENUTUPβ¦β¦β¦...β¦β¦β¦..40
Kesimpulan dan Implikasi Terapanβ¦β¦..β¦β¦β¦...β¦β¦β¦..40
Saran dan Kritikβ¦β¦β¦41
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Profit Wheelβ¦β¦β¦..24
Tabel 4.2 Profit Wheelβ¦β¦β¦..β¦β¦β¦β¦25
Tabel 4.3 Cash Wheelβ¦β¦β¦...β¦β¦β¦β¦27
Tabel 4.4 Cash Wheelβ¦β¦β¦.β¦β¦β¦..β¦β¦28
Tabel 4.5 Cash Wheelβ¦β¦β¦...β¦β¦β¦β¦29
Tabel 4.6 ROE Wheelβ¦β¦β¦...β¦β¦β¦35
Tabel 4.7 ROE Wheelβ¦β¦β¦...β¦β¦β¦36
Tabel 4.8 ROE Wheelβ¦β¦β¦...β¦β¦β¦β¦37
DAFTAR RUMUS
Rumus Cash Wheelβ¦β¦β¦.26
Rumus Return On Equityβ¦β¦β¦30
Rumus Return On Capital Employedβ¦β¦β¦.β¦β¦β¦31
Rumus Working Capital Turnoverβ¦β¦β¦.β¦β¦β¦31
Rumus Accounts Receivable Turnoverβ¦β¦β¦...β¦β¦β¦31
Rumus Inventory Turnoverβ¦β¦β¦...β¦β¦β¦..31
ANALISIS SIMONβS THREE WHEELS PROFIT PLANNING PADA PT. ASIA PACIFIC ENGINEERING AND CONSTRUCTION (PT. ASPAC)
PENDAHULUAN
Latar belakang
PT. Asia Pacific Engineering and Construction berdiri pada tahun 2008 yang berpusat di
daerah Batam dengan berstandarkan ISO (International Standart Organization). PT Asia Pacific
Engineering and Construction merupakan sebuah perusahaan pelayanan jasa yang terintegrasi,
yang bergerak di bidang konstruksi dan jasa, dimana perusahaan ini menyediakan tenaga-tenaga
kerja yang ahli di bidang konstruksi dan jasa. Sebagai perusahaan publik, PT. ASPAC
berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu
kebutuhan sekaligus kewajiban. Dengan dukungan serta doa yang kuat, segmen usaha yang
dikelola oleh perusahaan induk ini telah berkembang dengan pesat dengan menjalin hubungan
kerjasama dengan pihak luar negeri antara lain seperti Malaysia, Singapore, Australia, Kanada,
dan lain-lain. Perkembangan PT. ASPAC ini dimulai dari penyediaan tenaga kerja dan
penyewaan alat-alat konstruksi yang akan dipergunakan dalam suatu proyek. Dalam kinerjanya,
PT. ASPAC diberikan penghargaan dan sertifikat berupa HSE (Health, Safety, Environment) dan
ISO (International Organization for Standardization). Dengan adanya sertifikat dan penghargaan
tersebut, kini PT. ASPAC mengalami perkembangan dengan pesat dan kini menjadi perusahaan
Keuntungan perusahaan diperoleh dari penyewaan alat konstruksi yang berupa
alat-alat berat yang sebagaimana sudah disetujui dalam kontrak kerja dengan pihak client. Perusahaan
ini juga memperoleh keuntungan dari setiap pekerja yang sudah disetujui dari pihak client.
Contohnya : 1 orang pekerja diberikan upah Rp. 9.000.000 dari pihak client kepada PT. ASPAC
dan PT ASPAC memberikan 50% dari keuntungan yang diberikan ke pekerja dari pihak client
yang telah disetujui. PT ASPAC juga tidak hanya bergerak di bidang konstruksi dan engineering
di dalam negeri saja tetapi PT ASPAC memiliki cabang di luar negeri, contohnya : Malaysia,
Singapore, Australia, Kanada, dan lain-lain. Dilihat dari struktur organisasi perusahaan, maka
dapat disimpulkan bahwa banyak peluang yang didapat dari kinerja perusahaan. Peluang tersebut
meliputi: perusahaan tidak hanya menangani satu proyek saja, tetapi perusahaan juga menangani
proyek-proyek lain, dan juga perusahaan menjalin kerja sama dengan negara-negara lain yang
terkemuka. Dengan adanya peluang tersebut, maka keuntungan yang didapat akan sangat
menguntungkan bagi perusahaan.
Setiap perusahaan pasti ingin mempertahankan eksistensinya dan ingin meningkatkan
pendapatan yang pada prinsip dasarnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya
(Hanafi:2004). Maka diperlukan strategi yang handal untuk dapat mencapai tujuan perusahaan
tersebut. Saat ini manajer perusahaan sedang mempertimbangkan dua strategi alternatif, adapun
beberapa strategi yang telah dipertimbangkan oleh manajer perusahaan, diantaranya yaitu
membandingkan strategi tersebut mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan yaitu antara
membuka cabang baru atau membeli peralatan baru. Dengan menggunakan perhitungan Three
Wheels Profit Planning, alat analisis ini dapat membantu manajer untuk memilih salah satu
suatu strategi di masa yang akan datang dan juga untuk meningkatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya bagi perusahaan.
Profit plan atau biasa disebut juga rencana keuntungan adalah alat utama yang digunakan
para manajer untuk menilai harga bisnis dari perusahaan dan rencana operasi, membuat program
yang berbeda yaitu antara mengatur kinerja dan tujuan akuntabilitas perusahaan, dan juga
mengevaluasi sejauh mana kinerja bisnis perusahaan memungkinkan untuk memenuhi harapan
yang berbeda ( Simon:2009). Profit plan dalam anggaran, sering digunakan secara bergantian.
Menurut Hanafi (2004), anggaran yaitu rencana untuk menghasilkan suatu sumber daya, profit
center atau cost center. Anggaran tersebut mengacu pada sumber daya dari setiap unit
perusahaan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi sumber daya tersebut.
Profit plan disediakan untuk unit yang menghasilkan keuntungannya secara tetap dan
sendiri dan bertanggung jawab untuk pendapatan dan beban. Dengan demikian, manajer
mengacu pada anggaran departemen pemeliharaan, yang menghasilkan biaya tetapi tidak ada
pendapatan, atau anggaran departemen penjualan yang menghasilkan pendapatan tanpa
akuntabilitas penuh untuk biaya, atau rencana keuntungan dari keuangan layanan bisnis yang
memiliki akuntabilitas penuh untuk penjualan , beban usaha, dan laba ( Kabbani:2008 ).
Manajer harus mampu merencanakan dan mengembangkan keuntungan perusahaan.
Adapun tujuan dari proses perencanaan laba seperti yang dikemukakan oleh Simon (2009) yaitu
pertama, untuk menerjemahkan strategi bisnis secara terperinci ke dalam perencanaan untuk
menciptakan suatu nilai. Proses ini membutuhkan manajer untuk menyepakati asumsi,
mengevaluasi strategi alternatif, dan mencapai konsensus mengenai strategi bisnis dan
sumber daya yang tersedia cukup untuk melaksanakan strategi yang dimaksudkan. Perusahaan
membutuhkan sumber daya yang cukup untuk membiayai operasi perusahaan saat ini dan untuk
berinvestasi dalam bentuk asset baru untuk pertumbuhan di masa depan. Ketiga, untuk
menciptakan landasan yang menghubungkan tujuan ekonomi dengan indikator strategi
implementasi terkemuka.
Lebih lanjut Simon (2009) mengenalkan tentang Three Wheels Profit Planning atau tiga
roda perencanaan laba. Simon mengungkapkan bahwa manajer harus mempertimbangkan tiga
poin untuk membangun suatu rencana keuntungan. Pertama, perusahaan harus menciptakan
strategi baru untuk menghasilkan suatu nilai ekonomi agar strategi tersebut terlihat menarik dan
berbeda. Kedua, perusahaan harus memiliki uang tunai yang cukup untuk mendanai strategi
mereka dan membayar biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Semua perusahaan
membutuhkan uang tunai dan perlu merencanakan arus kas secara hati-hati untuk
memperkirakan cadangan kas dan persyaratan pinjaman. Ketiga, perusahaan harus memenuhi
dan menciptakan suatu nilai yang cukup untuk mendanai investasi jangka panjang dalam asset
baru. Untuk dapat memperoleh asset yang produktif membutuhkan investor yang bersedia
meminjamkan uangnya untuk sebuah perusahaan. Investor hanya akan meminjamkan uangnya
kepada perusahaan jika mereka akan menerima pengembalian yang memadai. Simon
menyarankan model yang didasarkan pada Profit Wheel, Cash Wheel, dan ROE Wheel.
Kabbani (2008) menjelaskan bahwa Analisis Simon mampu menilai kemampuan strategi
suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu nilai atau laba dan mampu memperkirakan
Untuk membangun sebuah rencana keuntungan, manajer harus mampu menjawab
pertanyaan yang berbeda yang berkaitan dengan bisnis mereka, salah satunya yaitu apakah
strategi perusahaan mampu menciptakan suatu nilai ekonomi (Simon : 2009). Agar strategi ini
dapat benar-benar mampu menciptakan suatu nilai ekonomi bagi perusahaan, maka perusahaan
perlu untuk melakukan investasi dalam peluang strategi yang baru dan menciptakan strategi yang
berbeda. Strategi ini harus beradaptasi dengan perubahan yang ada agar perusahaan secara terus
menerus mampu menciptakan suatu nilai ekonomi untuk tetap bertahan hidup.
Dasar dari profit plan dibangun atas asumsi tentang bagaimana masa depan akan terlihat.
Profit plan memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi yang tersedia bagi
perusahaan dan membantu para manajer untuk mengevaluasi beberapa informasi, kemudian
manajer memilih salah satu informasi tersebut yang menguntungkan bagi perusahaan
(Kabbani:2008). Strategi yang berbeda memerlukan investasi yang berbeda juga. Mungkin
manajer ingin berinvestasi dalam semua alternatif namun sumber daya yang terbatas dan juga
manajer dipaksa untuk membuat salah satu keputusan. Dalam banyak kasus, profit plan juga
digunakan untuk menetapkan tujuan kinerja. Manajer harus bertanggung jawab atas pencapaian
target yang ditetapkan dalam profit plan ( Hanafi:2004).
Dari penjelasan diatas, penelitian ini menganalisis tentang Simonβs Three Wheels Profit
Planning karena peneliti terdahulu masih sangat terbatas dan juga masih kurangnya
sumber-sumber yang didapat dari peneliti sebelumnya. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan diantara ketiga opsi tersebut mana yang paling menguntungkan
bagi PT. Asia Pacific Engineering and Construction (ASPAC) dan juga untuk mengetahui sejauh
TINJAUAN PUSTAKA
Three Wheels Profit Planning
Untuk merancang suatu profit plan atau sebuah rencana keuntungan, maka diperlukan
tiga analisis atau opsi yang berbeda yang harus dilakukan oleh manajer perusahaan. Manajer
harus menganalisis tiga siklus untuk membangun sebuah rencana keuntungan yaitu diantaranya
meliputi Profit Wheel, Cash Wheel, dan ROE Wheel. Kabbani (2008) mengemukakan bahwa
saling keterkaitannya antara Profit Wheel, Cash Wheel, dan ROE Wheel yaitu mencerminkan
bahwa jika salah satu diantara roda tersebut mengalami kegagalan, maka roda-roda yang lain pun
tidak dapat berjalan dengan baik juga. Dimulai dari operating cash yang menunjukkan bahwa
untuk memulai atau menjalani suatu perusahaan perlu memiliki kas operasi guna menjalankan
kewajiban perusahaan, kemudian perusahaan harus memiliki persediaan yang cukup, dari
persediaan tersebut kemudian dijual untuk menghasilkan laba atau profit juga untuk memiliki
piutang, dan dari laba yang dihasilkan masuk kembali ke dalam arus kas operasi perusahaan.
Profit Wheel menunjukkan dari penjualan untuk membayar biaya operasi dan mendapatkan laba
bersih, laba bersih tersebut kemudian diinvestasikan dalam bentuk asset. ROE Wheel
menunjukkan bahwa ketika suatu perusahaan memperoleh laba yang lebih, lebih baik
keuntungan tersebut digunakan untuk berinvestasi, kemudian hasilnya digunakan untuk
membayar deviden kepada para pemegang saham. Misalnya, jika Cash Wheel tidak mampu
berjalan sesuai dengan apa yang manajer inginkan, maka Profit Wheel dan ROE Wheel juga tidak
akan tercapai, sebaliknya pun begitu. Tetapi, jika perusahaan tersebut mampu menerapkan
menghasilkan keuntungan atau laba yang tinggi. Adapun model yang disusun oleh Simon
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Three Wheels Profit Planning
(sumber: Robert Simonβs)
Yang membedakan alat analisis ini dengan alat analisis Du Pont adalah bahwa alat
analisis three wheels profit planning yang dikemukakan oleh Robert Simons ini mampu
merencanakan suatu nilai atau profit di masa yang akan datang. Cara mengambil keputusan
dengan menggunakan alat analisis ini yaitu langkah pertama adalah dengan menggunakan profit
strategi alternatif menghasilkan berbagai tingkat keuntungan yang berbeda. Langkah selanjutnya
adalah dengan menggunakan analisis cash wheel untuk memastikan bahwa kas perusahaan akan
cukup untuk mendanai strategi yang dipilih. Kemudian langkah terakhir adalah untuk
membandingkan ROE dari setiap strategi alternatif, apakah ROE yang dihasilkan dari setiap
strategi alternatif tersebut mampu memenuhi harapan investor untuk mereka berinvestasi di
perusahaan. Du Pont System merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai efektivitas
operasional perusahaan, karena dalam analisis Du Pont ini mencakup unsur penjualan, aktiva
yang digunakan serta laba yang dihasilkan perusahaan. Du Pont System ini lebih tepat jika
diterapkan pada perusahaan cabang atau divisi atau departemen atau pusat investasi. Melalui
analisis ini perusahaan dapat menilai kinerja keuangan divisi atau departemen atau pusat
investasinya dengan melihat efektivitas penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih,
sehingga pada akhirnya perusahaan pusat dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat atas divisi
atau pusat investasinya.Keunggulan utama dari alat analisis ini adalah bahwa three wheels profit
planning yang dihubungkan secara bersama-sama akan menghasilkan penjualan tunai yang pada
gilirannya menghasilkan persediaan yang lebih, kemudian keuntungan datang setelah dikurangi
biaya yang dapat diinvestasikan kembali ke dalam asset untuk menghasilkan lebih banyak
keuntungan dan meningkatkan ROE bagi pemegang saham. Alat analisis ini memperhitungkan
laba akun dan uang tunai dalam perhitungan (profit dan uang tunai bukan hal yang sama,
perusahaan dapat menghasilkan keuntungan secara lebih dengan menjual barang secara kredit).
Hal lain yang positif dari alat analisis ini adalah bahwa model ini mempertimbangkan nilai
ekonomis dan ROE ( Return on Equity ) kepada pemegang saham di mana EVA ( Economic
Value Added ) melakukan hal yang sama. Di sisi lain, model ini menggunakan dasar peramalan
kadang-kadang di luar kendali manajer. Sebagai contoh, penjualan dan pendapatan diperkirakan tunduk
pada faktor-faktor eksternal seperti: faktor ekonomi makro, peraturan pemerintah, tindakan
pesaing, dan permintaan pelanggan. Sisi negatif dari three wheels profit planning yaitu ketika
para manajer perusahaan telah meramalkan perkiraan penjualan di tahun yang akan datang,
kemudian perkiraan yang telah direncanakan tersebut tidak memenuhi target perusahaan,
sehingga para manajer tidak tahu apakah rencana yang telah dibuat dapat direalisasikan atau
tidak.
Profit Wheel
Menurut Tresnawati (2008), Profit adalah suatu angka dari suatu entitas usaha dalam
menghasilkan laba. Didalam dunia usaha, perusahaan diharapkan untuk dapat menciptakan
penghasilannya secara optimal. Profit diukur berdasarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba (Permana:2010). Profit plan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan
kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profit plan perusahaan
dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah
asset atau jumlah modal perusahaan tersebut. Menurut Simon (2009), Profit Wheel atau roda
keuntungan merupakan salah satu model aliran laba usaha melalui bisnis yang memungkinkan
suatu perusahaan untuk memahami apakah strategi dapat menciptakan suatu nilai ekonomi.
Aspek yang unik dari analisis profit wheel ini adalah bahwa roda keuntungan tersebut saling
berkaitan dengan dua roda yang lainnya yang menganalisis arus kas dan imbal hasil ekuitas.
Profit wheel merangkum aliran pendapatan yang diharapkan dan biaya yang keluar untuk periode
memproyeksikan penjualan, beban usaha, laba, dan investasi yang dibutuhkan dalam sebuah
aset. Profit wheel bekerja pada cash wheel dan ROE wheel untuk memastikan sumber daya yang
akan tersedia untuk melaksanakan roda keuntungan. Banyak perusahaan yang memperhatikan
salah satu roda, atau mungkin dua, tetapi jika perusahaan tersebut tidak mampu untuk
menetapkan gol melawan roda ketiga, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengubah
bisnis yang baik menjadi salah besar.
Cash Wheel
Cash Wheel atau roda kas menggambarkan siklus arus kas dari operasi bisnis (Kabbani : 2008).
Sebelum rencana keuntungan dapat diterima dengan layak, maka manajer perlu untuk
meramalkan apakah perusahaan akan mempunyai cukup uang untuk beroperasi dan apakah
cukup untuk kembali ke investor. Jika salah satu dari kendala kritis tersebut tidak bertemu, maka
manajer harus memikirkan dan menyesuaikan kembali rencana keuntungan tersebut. Cash wheel
sangat penting bagi suatu perusahaan karena perusahaan memiliki cadangan kas dan kapasitas
pinjaman yang terbatas. Lingkaran cash wheel menunjukkan suatu penjualan produk atau jasa
yang menghasilkan kas dan piutang (yang juga berubah menjadi uang tunai), uang ini digunakan
untuk menghasilkan persediaan, yang pada gilirannya digunakan untuk menghasilkan lebih
banyak penjualan (Simon:2009). Tergantung pada perusahaan, industri dan rencana bisnis,
apakah dari ketiganya tersebut memerlukan kas operasi, yang mungkin kas operasi tersebut bisa
lebih atau juga bisa kurang. Biasanya, strategi yang tinggi memerlukan persediaan kas operasi
yang lebih tinggi pula. Salah satu masalah yang paling umum dengan uang tunai adalah ketika
minimum uang tunai atau kapasitas pinjaman maksimum, dan kemudian rencana keuntungan
tersebut tidak layak. Kasus-kasus dalam bisnis tersebut tumbuh secara cepat atau pada awal
bisnis baru dikenal sebagai overtrading. Pada dasarnya, manajer dapat memperkirakan kas
operasi yang dibutuhkan dan dikurangi kas yang dibayarkan kepada pemasok dan beban usaha
dari kas yang diterima dari klien (yang dihasilkan dari penjualan barang).
ROE Wheel
Informasi tentang kinerja perusahaan diperlukan untuk memprediksi kapasitas sumber daya
ekonomi dan bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas
dari sumber daya yang ada, selain itu juga sebagai bahan pertimbangan mengenai efektifitas
perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya yang ada (Murniningtyas:2007).
Menurut Assih dan Gudono (2000) dalam Erika (2006) informasi laba digunakan para investor
untuk menaksir resiko dalam berinvestasi karena pada kenyataannya para investor lebih
memusatkan perhatiannya pada informasi laba yang dihasilkan daripada prosedur yang
digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut. Alat ukur kinerja suatu perusahaan yang
paling popular antara penanam modal dan manajer senior adalah hasil atas hak pemegang saham
yaitu return on equity (ROE). Return on Equity (ROE) yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan oleh pemilik
perusahaan yang diukur dengan perbandingan antara net income dengan shareholders equity
(Meythi:2005). Semakin tinggi laba perusahaan maka akan semakin tinggi pula ROE yang
dihasilkan (Hanafi:2004). Ketika sebuah perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih, itu
akan mampu untuk menghasilkan keuntungan yang lebih di masa depan dan membayarkan
dividen yang tinggi kepada pemegang saham. Pemegang saham terlihat untuk memaksimalkan
kekayaan mereka, sehingga mereka peduli atas imbal hasil yang diperoleh dari ekuitas. Ekuitas
porsi pemegang saham dalam neraca menunjukkan investasi awal total pemegang saham,
ditambah laba usaha akumulasi yang terjadi. Laba perusahaan itu sendiri dapat diukur melalui
ROE perusahaan, karena ROE mempunyai hubungan positif dengan perubahan laba
(Simon:2009). (-) (/) (x) (/) (+)
Gambar 2.2 ROCE Tree (Sumber:Robert Simonβs)
Return on Capital Employed Return/Sales Sales/Assets Profit Sales Total Assets Sales Total Expenses Working Capital COGS Selling and Admin Expenses Other Expenses Cash Inventories Accounts Receivable Productive Assets
METODE PENELITIAN
Pengukuran Data
Profit Wheel
1. Memperkirakan tingkat penjualan.
Perusahaan mulai membangun rencana keuntungan mereka dengan memperkirakan
tingkat penjualan di masa depan. Pertumbuhan pendapatan adalah penentu utama
keuntungan, dan tingkat biaya operasi merupakan fungsi dari volume penjualan.
2. Memperkirakan biaya operasional.
Untuk membuat perkiraan ini, kategori yang berbeda dari biaya operasional harus
dianalisis secara berbeda. Kategori pertama dari biaya operasional adalah biaya variabel.
Biaya variabel bervariasi secara proporsional dengan tingkat penjualan atau output
produksi. Biaya variabel biasanya diperkirakan sebagai persentase dari penjualan.
Kategori kedua yaitu biaya non variabel. Biaya non variabel tidak bervariasi langsung
3. Menghitung laba yang diharapkan.
Perbedaan antara penjualan yang diharapkan dan biaya operasional yang diharapkan yaitu
menentukan jumlah nilai ekonomi bahwa perusahaan diharapkan dapat menghasilkan
laba pada periode perencanaan.
4. Menetapkan harga investasi dalam aset baru.
Untuk menyelesaikan rencana keuntungan, manajer harus melihat pada tingkat yang
diperlukan yaitu investasi dalam aset baru, termasuk modal kerja seperti persediaan dan
piutang. Manajer harus menentukan tingkat dan jenis investasi yang diperlukan untuk
mendukung penjualan yang diinginkan.
Cash Wheel
Operating cash needed during a period = cash received from customers β cash paid to suppliers
and operating expenses
1. Menghitung perkiraan arus kas bersih dari operasi.
2. Menghitung kas yang diperlukan untuk pertumbuhan dalam aset operasi.
3. Menetapkan harga akuisisi dan divestasi aset jangka panjang.
ROE Wheel
1. Menghitung kembali keseluruhan ROE (return on equity)
ROE =
πππ‘ ππππππ π ππππ ππππππβ²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦.β¦β¦β¦..β¦β¦β¦.β¦.β¦.β¦.(2)ROE =
πππ‘ ππππππ π ππππ ππππππβ²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦.β¦β¦β¦...β¦β¦β¦.(2)=
πππ‘ πππππππ πππππ₯
π ππππ πππππππ ππππ β²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦β¦..β¦...β¦β¦(2)ROE =
πππ‘ πππππππ πππππ₯
ππ π ππ‘π π πππππ₯
π ππππ ππππππππ π ππ‘π β²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦β¦....β¦.β¦.(2)Profitability ratio X asset turnover ratio X financial leverage ratioβ¦...β¦.(3)
2. Menghitung perkiraan pemanfaatan asset
ROCE =
πππ‘ πππππππ πππππ₯
πππππ‘ππ ππππππ¦πππ ππππ β¦β¦β¦..β¦...β¦..(4)π€ππππππ πππππ‘ππ π‘π’ππππ£ππ =
π ππππ ππ’πππππ‘ ππ π ππ‘π βππ’πππππ‘ ππππππππ‘πππ β¦...(5)πππππ’ππ‘π ππππππ£ππππ π‘π’ππππ£ππ =
πππ‘ π ππππ ππ ππππππ‘ ππ£πππππ πππ‘ ππππππ£πππππ β¦β¦.β¦.β¦(6)πππ£πππ‘πππ¦ π‘π’ππππ£ππ =
ππ£πππππ πππ£πππ‘πππ¦πππ π‘ ππ πππππ π πππ β¦β¦β¦..β¦.β¦.β¦(
7)
πππ₯ππ ππ π ππ‘ π‘π’ππππ£ππ =
πππππππ‘π¦ ,ππππ ,πππ πππ’ππππππ‘π ππππ β¦β¦.β¦β¦.β¦β¦.(
8)3. Membandingkan ROE dari setiap strategi dengan harapan investor.
Setelah menghitung ROE secara keseluruhan, manajer harus membandingkan
kedua strategi tersebut dengan beberapa patokan atau standar untuk melihat
bagaimana cara melawan pesaing dan memenuhi harapan para investor. Investasi
yang tinggi menyebabkan harga saham yang tinggi dan juga kesediaan para
investor untuk melakukan tambahan modal untuk mendukung pertumbuhan
perusahaan.
Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan wawancara. Data
sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Sumber data yang digunakan diambil dari data laporan keuangan tahunan perusahaan
yang berakhir 31 Desember 2011-2012, sedangkan wawancara, peneliti melakukan wawancara
secara langsung dengan salah satu karyawan PT. ASIA PACIFIC ENGINEERING AND
Teknik dan Langkah-langkah Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan Robert Simons yaitu Three Wheels Profit Planning. Dipilihnya alat
analisis Three Wheels Profit Planning, karena alat analisis ini selain dapat merancang
keuntungan suatu perusahaan juga mampu menilai kemampuan strategi yang berbeda untuk
menghasilkan profit atau laba dan untuk memperkirakan apakah sumber daya yang tersedia akan
ANALISIS DATA
Gambaran Umum Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah
perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan jasa. Pemilihan perusahan konstruksi dan
jasa ini dikarenakan perusahaan jenis ini cukup sensitif terhadap setiap kejadian. Data dalam
penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan perusahaan pada periode tahun
2011-2012. Data perusahaan diperoleh dalam laporan keuangan perusahaan yang berasal dari salah
satu karyawan perusahaan. Berdasarkan kelengkapan laporan keuangan yang diperoleh, terdapat
4 (empat) sampel laporan keuangan diantaranya 3 (tiga) sampel laporan keuangan hanya untuk
pembanding dengan perusahaan yang diteliti.
Strategi Alternatif Membuka Cabang Baru
Strategi alternatif yang pertama yang dipilih oleh manajer perusahaan adalah membuka
cabang yang baru. Dalam strategi alternatif yang pertama ini, yaitu jika pihak perusahaan
memilih untuk memutuskan membuka cabang yang baru di kota-kota besar di Indonesia yang
lokasinya terjangkau untuk melebarkan usahanya di bidang konstruksi dan jasa maka keuntungan
yang didapat oleh perusahaan akan semakin bertambah dan juga adanya kemudahan yang
didapat oleh pihak perusahaan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dari pihak client.
Kemudian keuntungan lainnya yang didapat oleh perusahaan dalam membuka cabang yang baru
menambahkan karyawan-karyawan yang baru yang pasti sudah ahli dan handal di bidang
konstruksi dan jasa untuk mereka ditempatkan di cabang yang baru. Dengan kata lain, sebagian
karyawan yang sudah ditempatkan di cabang yang sebelumnya sudah ada, maka akan
dipindahkan ke cabang yang baru agar sebagian karyawan tersebut yang sudah ahli di bidang
konstruksi dan jasa mampu mengontrol atau memantau dan menganalisis kinerja-kinerja
karyawan yang masih belum pandai atau karyawan yang hanya kontrak dengan pihak
perusahaan. Dengan membuka cabang yang baru, perusahaan pun dapat memanfaatkan
penduduk sekitar yang menganggur sebagai sumber daya manusia untuk mereka mendapatkan
lowongan pekerjaan. Ada keuntungan adapula kerugian. Adapun kerugian yang ditanggung oleh
pihak perusahaan jika perusahaan memutuskan untuk membuka cabang yang baru yaitu biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan akan bertambah lebih besar dalam segala hal yang
berhubungan dengan membuka cabang baru, misalnya peninjauan lokasi apakah lokasi yang
dipilih oleh perusahaan strategis atau tidak, apakah lokasi yang dipilih tersebut mampu untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan yang berkaitan di bidang konstruksi dan jasa. Kemudian
peluang yang didapat oleh perusahaan dalam pemilihan lokasi untuk membuka cabang yang baru
akan lebih sedikit, dan juga pihak manajer perusahaan akan membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam pembuatan gudang untuk menyimpan semua peralatan yang dimiliki oleh
Strategi Alternatif Membeli Peralatan Baru
Strategi alternatif yang kedua yang dipilih oleh manajer perusahaan adalah membeli
peralatan yang baru. Dalam strategi alternatif yang kedua ini, yaitu jika perusahaan memutuskan
untuk membeli peralatan yang baru baik itu untuk digunakan sendiri oleh pihak perusahaan
ataupun untuk disewakan ke proyek-proyek lain atau perusahaan konstruksi lainnya agar
menghasilkan suatu keuntungan bagi perusahaan, maka peralatan yang dimiliki oleh perusahaan
pun akan semakin bertambah sehingga perusahaan dapat menambah investasi dalam bentuk
penyewaan peralatan, kemudian biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan untuk menambah
investasi bagi perusahaan sedikit atau kecil, dan juga dapat menambah investasi bagi perusahaan
dengan memiliki peralatan yang baru yang lebih bermutu dan berkualitas sehingga harga sewa
peralatan yang dikenakan akan lebih tinggi. Pemakaian alat-alat konstruksi yang dimiliki oleh
perusahaan pun tidak akan pernah habis dan sewaktu-waktu dapat digunakan lagi untuk
proyek-proyek yang selanjutnya, sehingga dapat meminimalisasi biaya pengeluaran perusahaan untuk
membeli peralatan yang baru. Adapun kerugian yang ditanggung bagi pihak perusahaan jika
perusahaan memutuskan untuk membeli peralatan yang baru yaitu bertambahnya lagi biaya
perawatan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan untuk merawat dan menjaga kualitas dan
mutu dari peralatan baru tersebut dan juga pihak perusahaan harus membutuhkan lahan yang
lebih luas untuk menyimpan semua peralatan yang dimiliki oleh perusahaan agar tetap
Robert Simonβs Menggunakan Three Wheels Profit Planning
Dalam penelitian kali ini, pengujian data dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Robert Simonβs yaitu dengan menggunakan perhitungan Three Wheels Profit Planning,
diantaranya dapat membantu para manajer perusahaan untuk memilih salah satu diantara strategi
tersebut dengan membandingkan ketiga opsi yaitu profit wheel, cash wheel, dan ROE wheel dan
untuk mengetahui apakah perusahaan mampu menilai kemampuan strategi yang berbeda tersebut
untuk menghasilkan profit dan untuk memperkirakan apakah sumber daya yang tersedia cukup
untuk mendanai strategi yang telah dipilih. Selain itu Three Wheels Profit Planning juga mampu
merencanakan suatu strategi di masa yang akan datang dan juga untuk meningkatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya bagi perusahaan.
Profit Wheel
1. Memperkirakan tingkat penjualan.
Perusahaan mulai membangun rencana keuntungan mereka dengan memperkirakan
tingkat penjualan di masa depan. Pertumbuhan pendapatan adalah penentu utama
keuntungan, dan tingkat biaya operasi merupakan fungsi dari volume penjualan.
2. Memperkirakan biaya operasional.
Untuk membuat perkiraan ini, kategori yang berbeda dari biaya operasional harus
dianalisis secara berbeda. Kategori pertama dari biaya operasional adalah biaya variabel.
produksi. Biaya variabel biasanya diperkirakan sebagai persentase dari penjualan.
Kategori kedua yaitu biaya non variabel. Biaya non variabel tidak bervariasi langsung
dengan tingkat penjualan.
3. Menghitung laba yang diharapkan.
Perbedaan antara penjualan yang diharapkan dan biaya operasional yang diharapkan yaitu
menentukan jumlah nilai ekonomi bahwa perusahaan diharapkan dapat menghasilkan
laba pada periode perencanaan.
4. Menetapkan harga investasi dalam aset baru.
Untuk menyelesaikan rencana keuntungan, manajer harus melihat pada tingkat yang
diperlukan yaitu investasi dalam aset baru, termasuk modal kerja seperti persediaan dan
piutang. Manajer harus menentukan tingkat dan jenis investasi yang diperlukan untuk
Tabel 4.1
ASPAC
Profit Plan for 2012 Based on Alternative Strategies
2011 actual 2012 profit plan
2012 profit plan (membuka cabang baru) 2012 profit plan (membeli peralatan baru) Sales Rp 14.500.000,00 Rp 15.950.000,00 Rp 22.330.000,00 Rp 17.545.000,00 Cost of Goods Sold Rp 7.250.000,00 Rp 7.975.000,00 Rp 11.165.000,00 Rp 8.772.500,00
Gross Margin Rp 7.250.000,00 Rp 7.975.000,00 Rp 11.165.000,00 Rp 8.772.500,00
Wages and Salaries Rp 2.080.000,00 Rp 2.163.200,00 Rp 3.244.800,00 Rp 2.379.520,00 Rent and Facilities Rp 1.250.000,00 Rp 1.312.500,00 Rp 1.968.750,00 Rp 1.443.750,00 Advertising Rp 400.000,00 Rp 440.000,00 Rp 484.000,00 Rp 676.000,00 Administrative Expenses Rp 550.000,00 Rp 605.000,00 Rp 907.500,00 Rp 695.750,00 Interest Rp 270.000,00 Rp 200.000,00 Rp 300.000,00 Rp 220.000,00 Depreciation Rp 370.000,00 Rp 420.000,00 Rp 693.000,00 Rp 483.000,00 Training Rp 52.000,00 Rp 53.300,00 Rp 79.950,00 Rp 58.630,00 Other Rp 320.000,00 Rp 332.800,00 Rp 499.200,00 Rp 366.080,00
Profit before tax Rp 1.958.000,00 Rp 2.448.200,00 Rp 2.987.800,00 Rp 2.449.770,00
Income tax Rp 525.000,00 Rp 708.750,00 Rp 779.625,00 Rp 850.500,00
Net Profit Rp 1.433.000,00 Rp 1.739.450,00 Rp 2.208.175,00 Rp 1.599.270,00
KEY BALANCE SHEET
FIGURES 31-Dec-11 31-Dec-12
Assets
Cash Rp 60.000.000,00 Rp 70.000.000,00 Rp 60.000.000,00 Rp 60.000.000,00 Account Receivable Rp 59.000.000,00 Rp 64.900.000,00 Rp 61.500.000,00 Rp 48.000.000,00 Inventory Rp 52.500.000,00 Rp 57.750.000,00 Rp 38.000.000,00 Rp 45.000.000,00 Property, Plant, and Equipment Rp 37.000.000,00 Rp 52.000.000,00 Rp 63.000.000,00 Rp 72.000.000,00 Other Assets Rp 12.000.000,00 Rp 12.000.000,00 Rp 12.000.000,00 Rp 12.000.000,00 Total Assets Rp 220.500.000,00 Rp 256.650.000,00 Rp 234.500.000,00 Rp 237.000.000,00 Liabilities Account Payable Rp 58.000.000,00 Rp 63.800.000,00 Rp 71.250.000,00 Rp 69.300.000,00 Bank Loan Rp 84.500.000,00 Rp 81.500.000,00 Rp 81.500.000,00 Rp 81.500.000,00 Additional borrowing - - Rp 25.800.000,00 -Stockholders equity Rp 78.000.000,00 Rp 111.350.000,00 Rp 55.950.000,00 Rp 86.200.000,00
Total Liabilities and
Tabel 4.1 diatas menunjukkan hasil perhitungan dari profit wheel dengan menggunakan asumsi
dua strategi yaitu membuka cabang baru atau membeli peralatan baru. Hasil dari net profit untuk
strategi alternatif yang pertama yaitu membuka cabang baru sebesar Rp 2.208.175,00 lebih besar
dibandingkan dengan net profit yang dihasilkan dari strategi alternatif yang kedua yaitu sebesar
Rp 1.599.270,00. Investasi yang dibutuhkan dalam asset baru untuk strategi yang pertama
sebesar Rp 3.016.175,00 dan strategi yang kedua sebesar Rp 967.270,00.
Tabel 4.2
ASPAC
Assumptions Underlying Alternative Strategies
Alternatif 1 : Membuka Cabang Baru Deskripsi Strategi yang dimaksudkan
Membuka cabang baru di beberapa kota-kota besar Tambahan investasi dalam asset baru
Investasi yang sama dalam bentuk modal kerja sebagai cabang baru Menambahkan Rp 2.000.000,00 dalam asset tetap
Menambahkan Rp 480.000,00 untuk iklan Hasil Operasi
Peningkatan yang diharapkan setelah membuka cabang baru
Struktur biaya tambahan seperti di cabang-cabang yang ada (40% dari penjualan)
Alternatif 2 : Membeli Peralatan Baru Deskripsi yang dimaksudkan
Membeli peralatan baru pada awal tahun Tambahan investasi dalam asset baru
Investasi yang sama dalam bentuk modal kerja sebagai peralatan baru Menambahkan Rp 676.000,00 untuk iklan
Menambahkan Rp 2.000.000,00 dalam bentuk asset tetap Hasil operasi
Peningkatan yang diharapkan setelah membeli peralatan baru Biaya administrasi meningkat sebesar 15%
Wages and salaries meningkat sebesar 10%
Struktur biaya tambahan untuk peralatan baru (10% dari penjualan)
Tabel diatas menunjukkan asumsi untuk kedua alternatif strategi yang dibuat oleh manajer
dengan mempertimbangkan deskripsi strategi yang dimaksudkan dengan menambahkan investasi
dalam aset baru dan hasil operasi yang dihasilkan dari kedua strategi alternatif tersebut.
Tabel 4.3
Asset Investment Plan for ASPAC
Strategi Alternatif 1 :
Membuka cabang baru New assets needed for 2012
Working Capital
Increase in account receivable Rp 1.772.350,00
Increase in inventory Rp 893.825,00
Increase in account payable Rp (500.000,00)
Long-term (depreciable) assets
New computerized management system Rp 325.000,00
Store displays Rp 225.000,00
Warehouse expansion Rp 300.000,00
Asset Investment Plan for ASPAC
Strategi Alternatif 2 :
Membeli peralatan baru New assets needed for 2012
Working Capital
Increase in account receivable Rp 437.170,00
Increase in inventory Rp 160.100,00
Increase in account payable Rp (355.000,00)
Long-term (depreciable) assets
New computerized management system Rp 300.000,00
Store displays Rp 175.000,00
Warehouse expansion Rp 250.000,00
Total investment in new assets during 2012 Rp 967.270,00
Cash Wheel
Operating cash needed during a period = cash received from customers β cash paid to suppliers
and operating expenses
1. Menghitung perkiraan arus kas bersih dari operasi.
2. Menghitung kas yang diperlukan untuk pertumbuhan dalam aset operasi.
3. Menetapkan harga akuisisi dan divestasi aset jangka panjang.
Tabel 4.4
ASPAC
Quarterly Cash Plan for 2012 for Alternative Strategies Strategic Alternative 1:
membuka cabang baru first quarter second quarter third quarter fourth quarter total
Cash at the beginning of the
quarter Rp 2.300.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.300.000,00
Cash inflows
Cash received from customers Rp 1.300.000,00 Rp 1.800.000,00 Rp 2.100.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp 7.700.000,00 Borrowing required Rp 620.000,00 Rp 430.000,00 (Rp 375.000,00) (Rp 300.000,00) Rp 375.000,00
Total cash inflows Rp 1.920.000,00 Rp 2.230.000,00 Rp 1.725.000,00 Rp 2.200.000,00 Rp 8.075.000,00
Cash outflows
Cash paid to suppliers Rp 930.000,00 Rp 1.200.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 1.250.000,00 Rp 4.380.000,00 Cash expenses Rp 100.000,00 Rp 690.000,00 Rp 385.000,00 Rp 610.000,00 Rp 1.785.000,00 Investment in new assets Rp 850.000,00 - - - Rp 850.000,00 Tax payments Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 Rp 800.000,00 Pay back debt Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 560.000,00
Total cash outflows Rp 2.220.000,00 Rp 2.230.000,00 Rp 1.725.000,00 Rp 2.200.000,00 Rp 8.375.000,00
Total cash flows (Rp 300.000,00) - - - (Rp 300.000,00)
Cash at the end of the
quarter Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Strategic Alternative 2 :
membeli peralatan baru first quarter second quarter third quarter fourth quarter total
Cash at the beginning of the
quarter Rp 2.300.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.300.000,00
Cash inflows
Cash received from customers Rp 1.500.000,00 Rp 1.700.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 8.700.000,00 Borrowing required Rp 450.000,00 (Rp 100.000,00) (Rp 135.000,00) (Rp 215.000,00)
-Total cash inflows Rp 1.950.000,00 Rp 1.600.000,00 Rp 2.365.000,00 Rp 2.785.000,00 Rp 8.700.000,00
Cash outflows
Cash paid to suppliers Rp 835.000,00 Rp 960.000,00 Rp 1.325.000,00 Rp 1.090.000,00 Rp 4.210.000,00 Cash expenses Rp 250.000,00 Rp 200.000,00 Rp 600.000,00 Rp 400.000,00 Rp 1.450.000,00 Investment in new assets Rp 725.000,00 - - - Rp 725.000,00 Tax payments Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 Rp 1.200.000,00 Pay back debt Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 140.000,00 Rp 560.000,00
Total cash outflows Rp 2.250.000,00 Rp 1.600.000,00 Rp 2.365.000,00 Rp 1.930.000,00 Rp 8.145.000,00
Total cash flows (Rp 300.000,00) - - Rp 855.000,00 Rp 555.000,00
Cash at the end of the
Pada tabel 4.4 menunjukkan cash plan tahun 2012 untuk kedua strategi alternatif yang dipilih.
Hasil dari total kas operasi untuk strategi alternatif yang pertama sebesar Rp 2.000.000,00
sedangkan hasil dari total kas operasi untuk strategi alternatif yang kedua sebesar Rp
2.855.000,00 lebih besar hasilnya dibandingkan dengan strategi alternatif yang pertama.
Investasi dari strategi yang pertama sebesar Rp 850.000,00 sedangkan investasi untuk strategi
alternatif yang kedua sebesar Rp 725.000,00. Kedua dana investasi tersebut berasal dari total aset
Tabel 4.5
ASPAC
Cash plan For 2012 (Prepared Using
EBITDA)
Strategic Alternatif 1: membuka cabang baru
Strategic Alternatif 2 : membeli peralatan baru
Cash at the beginning of the year Rp 2.300.000,00 Rp 2.300.000,00
Cash from operating activities
Projected income after taxes Rp 2.208.175,00 Rp 1.599.270,00
Tax payments Rp 779.625,00 Rp 850.500,00
Interest payments Rp 300.000,00 Rp 220.000,00
add: depreciation and other non cash
expenses Rp 693.000,00 Rp 483.000,00
EBITDA Rp 3.980.800,00 Rp 3.152.770,00
Change in working capital
Decrease (increase) in AR (Rp 1.772.350,00) (Rp 437.170,00)
Decrease (increase) in inventory (Rp 893.825,00) (Rp 160.100,00)
Decrease (increase) in accounts payable Rp 500.000,00 Rp 355.000,00
Cash flow from operating activities Rp 1.814.625,00 Rp 2.910.500,00
Cash from investment activities
Investment in new assets (Rp 850.000,00) (Rp 725.000,00)
Cash from financing activities
Pay back debt (Rp 560.000,00) (Rp 560.000,00)
Addtional borrowing required Rp 375.000,00 -
Tax payments (Rp 779.625,00) (Rp 850.500,00)
Interest payments (Rp 300.000,00) (Rp 220.000,00)
Total cash flows (Rp 300.000,00) Rp 555.000,00
Dan tabel 4.5 diatas menunjukkan hasil akhir cash plan tahun 2012 dengan mempertimbangkan
dua strategi alternatif yang dibuat oleh manajer. Strategi alternatif yang pertama yaitu membuka
cabang baru menghasilkan kas operasi sebesar Rp 2.000.000,00 sedangkan pada strategi
alternatif kedua yaitu membeli peralatan baru menghasilkan kas operasi sebesar Rp
2.855.000,00.
ROE Wheel
Strategi alternatif 1 : membuka cabang baru
1. Menghitung kembali keseluruhan ROE (return on equity)
ROE =
πππ‘ ππππππ π ππππ ππππππβ²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦.β¦β¦β¦..β¦..β¦.β¦.β¦.(1)ROE =
π ππππ πππππππππ‘ ππππππβ²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦.β¦β¦β¦..β¦β¦β¦.(1)=
πππ‘ πππππππ πππππ₯
π ππππ πππππππ ππππ β²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦β¦...β¦β¦(1)ROE =
πππ‘ πππππππ πππππ₯
ππ π ππ‘π π πππππ₯
π ππππ ππππππππ π ππ‘π β²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦β¦β¦..β¦.β¦.(1) ROE = 2.208.175 22.330.000 π₯ 22.330.000 234.500.000 π₯ 234.500.000 55.950.000 = 0,098 x 0,095 x 4,19 = 0,039Dari hasil perhitungan ROE (Return On Equity) diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan meraup laba bersih sebesar 9,8% pada penjualan dengan perputaran aset sebesar 0,9
dan rasio leverage sebesar 4,19. Dengan hasil yang diperoleh dari profitability ratio dikalikan
asset turnover ratio dikalikan financial leverage ratio menghasilkan ROE sebesar 39%. Dengan
hasil ROE yang dihasilkan tersebut diatas, maka setiap keuntungan yang didapat oleh investor
jika berinvestasi dalam strategi alternatif yang pertama yaitu sebesar 39%.
Strategi alternatif 2 : membeli peralatan baru
Menghitung kembali keseluruhan ROE (return on equity)
ROE =
πππ‘ ππππππ π ππππ ππππππβ²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦.β¦β¦β¦..β¦..β¦.β¦.β¦.(1)ROE =
π ππππ πππππππππ‘ ππππππβ²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦.β¦β¦β¦..β¦β¦β¦.(1)=
πππ‘ πππππππ πππππ₯
π ππππ πππππππ ππππ β²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦β¦...β¦β¦(1)ROE =
πππ‘ πππππππ πππππ₯
ππ π ππ‘π π πππππ₯
π ππππ ππππππππ π ππ‘π β²π πππ’ππ‘π¦ β¦β¦β¦β¦..β¦.β¦.(1) ROE = 1.599.270 17.545.000 π₯ 17.545.000 237.000.000 π₯ 237.000.000 86.200.000 = 0,091 x 0,074 x 2,74 = 0,018Dari hasil perhitungan ROE (Return On Equity) diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan meraup laba bersih sebesar 9,1% pada penjualan dengan perputaran asset sebesar 0,7
dan rasio leverage sebesar 2,74. Dengan hasil yang diperoleh dari profitability ratio dikalikan
asset turnover ratio dikalikan financial leverage ratio menghasilkan ROE sebesar 18%. Dengan
hasil ROE yang dihasilkan diatas, maka setiap keuntungan yang didapat oleh investor jika
berinvestasi untuk membeli peralatan baru sebesar 18%.
2. Menghitung perkiraan pemanfaatan asset
Strategi alternatif 1 : membuka cabang baru
ROCE =
πππ‘ ππππππ π πππππ₯
π ππππ πππππ‘ππ ππππππ¦ππ β¦β¦β¦...β¦..(2) =2,208.175 22.330.000π₯
22.330.000 60.000.000=
0,098 x 0,37 = 0,036π€ππππππ πππππ‘ππ π‘π’ππππ£ππ =
π ππππ ππ’πππππ‘ ππ π ππ‘π βππ’πππππ‘ ππππππππ‘πππ β¦...(3)=
22.330.000 60.000.000β55.950.000=
5,51πππππ’ππ‘π ππππππ£ππππ π‘π’ππππ£ππ =
πππ‘ π ππππ ππ ππππππ‘ ππ£πππππ πππ‘ ππππππ£πππππ β¦β¦β¦.β¦(4)=
71.250.00061.500.000=
1,15πππ£πππ‘πππ¦ π‘π’ππππ£ππ =
πππ π‘ ππ πππππ π πππ ππ£πππππ πππ£πππ‘πππ¦ β¦β¦β¦...β¦β¦.β¦.β¦(
5)
=
11.165.000 38.000.000=
0,29πππ₯ππ ππ π ππ‘ π‘π’ππππ£ππ =
π ππππ πππππππ‘π¦ ,ππππ ,πππ πππ’ππππππ‘ β¦β¦.β¦...β¦β¦.(
6)=
22.330.000 63.000.000=
0,35Dari hasil perhitungan pemanfaatan aset untuk strategi yang pertama yaitu membuka cabang
baru, dapat disimpulkan bahwa ROCE yang dihasilkan sebesar 0,036 atau 36%. Working capital
turnover sebesar 5,51 account receivable turnover sebesar 1,15 inventory turnover sebesar 0,29
dan fixed asset turnover sebesar 0,35. Setiap ROCE yang didapat perusahaan sebesar 36% untuk
pemanfaatan aset perusahaan.
2. Menghitung perkiraan pemanfaatan aset
Strategi alternatif 2 : membeli peralatan baru
ROCE =
πππ‘ ππππππ π πππππ₯
π ππππ πππππ‘ππ ππππππ¦ππ β¦β¦β¦...β¦..(2) = 1.599.270 17.545.000π₯
217.545.000 60.000.000=
0,091 x 0,29 = 0,026π€ππππππ πππππ‘ππ π‘π’ππππ£ππ =
π ππππ ππ’πππππ‘ ππ π ππ‘π βππ’πππππ‘ ππππππππ‘πππ β¦...(3)=
72.000.000β69.300.00017.545.000=
6,49πππππ’ππ‘π ππππππ£ππππ π‘π’ππππ£ππ =
ππ£πππππ πππ‘ ππππππ£πππππ πππ‘ π ππππ ππ ππππππ‘ β¦β¦β¦.β¦(4)=
69.300.00048.000.000=
1,44πππ£πππ‘πππ¦ π‘π’ππππ£ππ =
πππ π‘ ππ πππππ π πππ ππ£πππππ πππ£πππ‘πππ¦ β¦β¦β¦...β¦β¦.β¦.β¦(
5)
=
8.772.500 45.000.000=
0,19πππ₯ππ ππ π ππ‘ π‘π’ππππ£ππ =
π ππππ πππππππ‘π¦ ,ππππ ,πππ πππ’ππππππ‘ β¦β¦.β¦...β¦β¦.(
6)=
17.545.00072.000.000=
0,24Dari hasil perhitungan pemanfaatan aset untuk strategi yang kedua yaitu membeli peralatan baru,
dapat disimpulkan bahwa ROCE yang dihasilkan sebesar 0,026 atau 26%. Working capital
turnover sebesar 6,49 account receivable turnover sebesar 1,44 inventory turnover sebesar 0,19
dan fixed asset turnover sebesar 0,24. Setiap ROCE yang didapat perusahaan sebesar 26% untuk
(-)
(/)
(x)
(/)
(+)
Gambar 4.1 ROCE Tree
* Return on Capital Employed = Return / Sales x Sales / Assets
= Rp 111.350.000,00 / Rp 15.950.000,00 x Rp 15.950.000,00 / Rp 256.650.000,00
= 6,98 x 0,0621 = 0,433
* Return / Sales = Profit / Sales = Rp 1.739.450,00 / Rp 11.950.000,00 = 0,1090
* Sales / Assets = Sales / Total Assets = Rp 15.950.000,00 / Rp 256.650.000,00 = 0,0621
Return on Capital Employed Return / Sales Sales / Assets Profit Sales Total Assets Sales Total Expenses Working Capital COGS Selling and Admin Expenses Other Expenses Cash Inventories Accounts Receivable Productive Assets
* Profit = Sales β Total Expenses (COGS, Selling and Admin Expenses, Other Expenses)
= Rp 15.950.000,00 β Rp 8.912.800 = Rp 7.037.200,00
* Total Assets = Working Capital (Cash, Inventories, Accounts Receivable) + Productive Assets
= Rp 192.650.000,00 + Rp 52.000.000,00 = Rp 244.650.000,00
Pada ROCE tree menunjukkan bahwa hasil dari return on capital employed perusahaan adalah
sebesar 43,3%.
3. Membandingkan ROE dari setiap strategi dengan harapan investor.
Setelah menghitung ROE secara keseluruhan, manajer harus membandingkan kedua
strategi tersebut dengan beberapa patokan atau standar untuk melihat bagaimana cara
melawan pesaing dan memenuhi harapan para investor. Investasi yang tinggi
menyebabkan harga saham yang tinggi dan juga kesediaan para investor untuk
melakukan tambahan modal untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Jika ROE
yang diharapkan tidak cukup tinggi untuk memenuhi harapan para investor, maka
manajer harus kembali ke papan gambar atau lingkaran roda tersebut untuk dapat
menemukan cara-cara yang mampu meningkatkan keuntungan atau manajer harus
membuat suatu rencana lagi yang lebih baik dengan menggunakan asset yang sudah
Tabel 4.6
ASPAC
ROE Investment 2012
ROE Profitability Asset Turnover Financial Leverage
ASPAC Strategi 1 : Strategi 2 : 39% 18%. 9,8% 9,1% 0,9 0,7 4,19 2,74 Total Bangun Persada 23,12% 9,9% 0,8 2,92 Manggala Pratama 10,08% 12,6% 0,5 1,6 Surya Semesta 36% 20,7% 0,7 2,5
Sumber: Data diolah
Dari tabel perbandingan diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan rencana keuntungan
untuk kedua strategi alternatif bagi perusahaan pada tahun 2012 adalah untuk strategi yang
pertama menghasilkan ROE sebesar 39% dengan profitability sebesar 9,8%, asset turnover
sebesar 0,9, dan financial leverage sebesar 4,19. Untuk strategi yang kedua menghasilkan ROE
sebesar 18% dengan profitability sebesar 9,1%, asset turnover sebesar 0,7, dan financial
leverage sebesar 2,74. Perusahaan lainnya seperti Total Bangun Persada menghasilkan ROE
sebesar 23,12% dengan profitability sebesar 9,9%, asset turnover 0,8, dan financial leverage
sebesar 2,92. Perusahaan Manggala Pratama menghasilkan ROE sebesar 10,08% dengan
profitability sebesar 10,08%, asset turnover sebesar 0,5, dan financial leverage sebesar 1,6. Dan
pebanding lainnya yaitu sebesar 36% dengan profitability sebesar 20,7%, asset turnover sebesar
0,7, dan financial leverage sebesar 2,5.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kemampuan strategi yang berbeda, apakah
perusahaan mampu mendanai strategi yang telah dipilih dan apakah ROE yang diharapkan
perusahaan cukup tinggi untuk memenuhi harapan para investor untuk mereka menanamkan
modalnya atau berinvestasi di perusahaan tersebut. Perusahaan sedang mempertimbangkan dua
opsi yaitu opsi yang pertama adalah membuka cabang baru dan opsi yang kedua adalah membeli
peralatan baru. Dengan menggunakan pendekatan Robert Simons yaitu Three Wheels Profit
Planning dapat membantu memilih strategi yang dipilih. Dilihat berdasarkan pendekatan Robert
Simons yaitu dengan Profit Wheel, Cash Wheel dan ROE Wheel, dari hasil penelitian yang telah
dilakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memilih strategi yang pertama
yaitu membuka cabang baru, karena dilihat dari profit yang dihasilkan oleh opsi pertama mampu
menghasilkan rencana keuntungan yang besar bagi perusahaan, kemudian dilihat dari sisi cash
wheel bahwa kas yang dimiliki oleh perusahaan mempunyai cukup dana untuk mendanai strategi
yang telah dipillih. Kemudian dari kedua strategi tersebut yaitu membuka cabang baru atau
membeli peralatan baru yang menghasilkan ROE yang paling tinggi bagi perusahaan adalah
membuka cabang baru sebesar 39,4% sedangkan jika perusahaan membeli peralatan baru, ROE