BAB IV
PROSES PENGOLAHAN KULIT SAPI WET BLUE
4.1 Metode Kerja 4.1.1 Tempat Kerja
Kegiatan kerja dilaksanakan di perusahaan Kulit “LENGTAT LEATHERS” Jl. Pembangunan No.3 Tangerang, Banten.
4.1.2 Materi Kerja
Materi yang digunakan adalah : Bahan baku dan bahan pembantu serta Peralatan yang dimiliki oleh Perusahaan.
Bahan yang digunakan : a. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan pada peminyakan adalah kulit sapi wet blue kwalitas “alus”, banyaknya 10 Side, berat 22 kg, dengan tebal 1,4 – 1,5 mm, dan ciri-ciri sebagai berikut :
1). Rajah kulit baik
2). Kerusakan tidak lebih dari 15% 3). Tidak terkelupas grain
4). Tidak berlubang, terutama pada bagian krupon
b. Bahan pembantu yang digunakan dalam peminyakan adalah : 1). Air
Spesifikasi : Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai kesadahan tinggi, pH 6,8 – 7,0.
Kegunaan : Sebagai bahan pembantu yang digunakan untuk pelarut, media perantara masuknya bahan kimia ke dalam kulit dan sebagai bahan pencucuian dalam tahap proses tertentu.
2). Asam Formiat
korosif, mudah menguap, pH 1,65. Muatan : Kationik
Kegunaan : Sebagai bahan pembantu dalam proses pembasahan kembali dan sebagai pengikat dalam proses pewarnaan dasar dan peminyakan.
Produk : BASF 3). Sandosin NIL
Spesifikasi : Berbentuk cair transparan , pH 6 – 7 . Muatan : Non ionic
Kegunaan : Sebagai bahan pembasah. Produk : Clariant
Kandungan Bahan : Ethoxilated. 4). Sinthochrome
Spesifikasi : Serbuk berwarna hijau, dengan kadar Cr2O3 12,5% - 14,5%.
PH Larutan (1 : 10) : 3,3 – 4,2
Kegunaan : Sebagai bahan penyamak ulang untuk memberikan efek lembut pada grain, menambah kekuatan tarik, menaikan suhu kerut, memberikan pegangan yang mantap, ketahanan cahaya yang bagus, dan warna yang terang.
Produk : Stoppani Sud. 5). Cassatan FH
Spesifikasi : Berbentuk cairan bening tak berwarna, harum.
Kandungan Bahan : Aldehyde Condensation Product. Kegunaan : Bahan Retanning aldehide, memberikan ketahanan keringat pada kulit.
Produk : Clariant. 6). Lipsol E
dengan pH 5,5 – 7,0.
Kandungan Bahan : Sulphonated Fish Oil.
Kegunaan : Bahan peminyakan memberikan kelemasan kulit.
7). Natrium Format
Spesifikasi : Berbentuk kristal berwarna putih, higroskopis.
Kandungan Bahan : NaCOOH.
Kegunaan : Bahan pembantu netralisasi Produk : China.
8). Tanor PGN
Spesifikasi : Campuran antara bahan penyamak sintesis dengan garam organic netral, berbentuk serbuk halus berwarna putih kekuningan, pH (1:10) 6,5 – 7,5.
Muatan : Anionik.
Kegunaan : Sebagai bahan netralisasi wet blue yang dapat memberikan penetrasi yang baik pada saat penghilangan asam. Dapat meratakan pH kulit tanpa membuat loose pada grain, meningkatkan kepadatan, kelembutan, elastisitas grain serta memberikan penetrasi dan distribusi yang bagus pada syntans dan fatiliquors. Produk : Stoppani.
9). Natrium Bikarbonat
Spesifikasi : Berbentuk serbuk halus berwarna putih, mempunayi efek netralisasi yang baik namun berbahaya apabila penggunaannya lebih dari suhu 35 C karena dapat menyebabkan naik garin (grain menjadi kasar), pH (1:10) 7,8 – 8,1 .
Kegunaan : Pada penyamakan untuk menaikan basisitas dan pada netralisasi untuk menetralkan asam pada kulit wet blue.
Produk : Lokal. 10). Tergotan RA
Spesifikasi : Berbentuk serbuk, berwarna krem, berbahan dasar Amino resin.
Muatan : Anionik, konsentrasi 92%, pH (1:5)8,5 – 9,7. Kegunaan : Sebagai bahan penyamak ulang resin. Produk : Clariant.
11). Elkatan R6
Spesifikasi : Berbentuk serbik berwarna putih, bahan dasar melamin resin.
Muatan : Anionik,pH (1:10) 8,5 – 9,0
Kegunaan : Untuk proses penyamakan ulang, sebagai bahan pengisi.
Produk : Bernardini, SRL. 12). Mimosa
Spesifikasi : Kandungan tannin 75%, berbentuk serbuk coklat kemerahan, mudah larut dalam air, dan lebih baik bila dilarutkan dengan air panas, pH 5.
Kegunaan : Merupakan bahan penyamak nabati yang memberikan sifat padat pada kulit, dan dapat juga digunakan untuk penyamakan ulang.
Produk : Afrika Selatan. 13). Tamol M
Spesifikasi : Berbentuk serbuk berwarna kekuningan. Kandungan Bahan : Condensation Product of Aromatic Sulfonic Acids.
Kegunaan : Membantu penetrasi bahan retanning, membantu meratakan cat dasar aniomic.
Produk : BASF 14). Black 2N
Kandungan Bahan : Garam aromatis sulfonat Kegunaan : Bahan pewarna dasar
Produk : Galic Bina Mada 15). Basyntan DI
Spesifikasi : Berbentuk serbuk berwarna putih kekuningan
Kandungan Bahan : Phenol – Naphalene Condensation Product.
Kegunaan : Bahan penyamak sintesis Produk : BASF
16). Fapsint FL
Spesifikasi : Berbentuk serbuk berwarna beige Kandungan Bahan : Natural Protein Filler
Kegunaan : Bahan Pengisi pada bagian yang kosong Produk : FSP
17). Sintol K
Spesifikasi : Berbentuk cairan kental berwarna coklat Kandungan Bahan : Sulphited Natural Oil
Kegunaan : Sebagai bahan peminyakan, melemaskan kulit.
Produk : Smith and Zoon 18). Preventol CR plus – L
Spesifikasi : Cairan bening berwarna kemerahan Kandungan Bahan : Phenol
Kegunaan : Sebagai bahan anti jamur Produk : Bayer
c. Peralatan dan Permesinan
Peralatan yang digunakan dalam kerja praktek meliputi : 1). Timbangan Besar
Fungsi : Untuk menimbang bahan kimia dalam jumlah banyak dan kapasitas Kg
Produk : Lokal 2). Timbangan Kecil
Fungsi : Untuk menimbang bahan kimia dalam kapasitas Ons dan Gram
Produk : Lokal 3). Drum
Fungsi : Digunakan pada aksi mekanik / memutar kulit. Produk : Lokal
4). Ember dan Gayung
Fungsi : Sebagai tempat bahan kimia dan alat pengenceran sebelum dimasukkan dalam drum Produk : Lokal
5). Corong
Fungsi : Untuk memasukkan bahan kimia melalui lubang as drum
Produk : Lokal 6). Kertas pH Universal
Fungsi : Untuk mengatur derajat keasaman dan kebasaan larutan
Produk : Jerman 7). Silet dan Pisau
Fungsi : Untuk memotong kulit saat pengecekan Produk : Lokal
8). Gaugemeter
Fungsi : Untuk mengukur ketebalan kulit Produk : Italia
9). Indikator BCG
Fungsi : Untuk mengetahui pH kulit Produk : Lokal
10). Gerobak Dorong
Fungsi : Sebagai penumpukan dan pembawa kulit ketempat lain.
Produk : Lokal 11). Pengaduk
Fungsi : Untuk mengaduk Khemikalia Produk : Lokal
12). Kuda – kuda
Fungsi : Untuk mengetus kulit yang baru diangkat dalam drum
Produk : Lokal 13). Mesin Shaving
Fungsi : Untuk meratakan ketebalan kulit sehingga diperoleh ketebalan yang sesuai
Produk : Thailand 14). Mesin Stacking
Fungsi : Untuk melemaskan kulit Produk : Korea
15). Mesin Toggle
Fungsi : Untuk mementang kulit agar lebih flat Produk : China
16). Mesin Emboshing
Fungsi : Untuk mencetak kulit dengan bermacam – macam motif
Produk : Italia 17). Mesin Ukur ( measuring )
Fungsi : Untuk mengukur luas kulit jadinya Produk : Taiwan
18). Mesin Setting Out
kulit.
Produk : Italia 19). Drum Milling
Fungsi : Untuk melemaskan kulit dan membuka pori – pori kulit agar memudahkan kerja khemikalia saat pengecatan tutup
Produk : Lokal 20). Sarung Tangan
Fungsi : Untuk melindungi tangan selama kerja Produk : Lokal
21). Hair Dryer
Fungsi : Untuk mengeringkan sampel kulit Produk : Lokal
4.1.3 Prosedur Proses
Prosedur proses peminyakan kulit sapi wet blue, untuk nappa upper shoe leather dapat dilihat pada skema proses berikut ini :
Kulit Sapi Wet Blue
Kulit Crust Dyied
Gambar 2 Proses Pengolahan Kulit Nappa Upper Shoe. Sumber : CV. Lengtat Leathers, 2008
Sortation Shaving Weighing Wetting Back Rechroming Netralization Retanning Dyeing Fatliquoring Topping Horse Up Setting Out Vacuum Drying Hanging Staking Toggling
4.1.4 Cara Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini diperoleh dengan cara :
a. Pengumpulan Data Primer
Yaitu : Pengumpulan data diperoleh dengan cara pengamatan secara langsung pada obyek.
1). Observasi
Yaitu : Melakukan pengamatan untuk mengetahui secara langsung terhadap materi yang ada di perusahaan.
2). Wawancara
Yaitu : Mengadakan wawancara secara langsung kepada pimpinan perusahaan atau pihak lain yang berfungsi sebagai sumber data. 3). Kerja
Yaitu : Melakukan praktek kerja lapangan secara langsung dan mengikuti setiap tahapan proses yang dilakukan di perusahaan. b. Pengumpulan Data Sekunder
Yaitu : pengumpulan data secara tidak langsung yang dilakukan dengan cara melihat dokumen perusahaan, literatur, buku-buku lain yang ada hubungannya dengan kerja praktek.