• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA PT BPRWS. PT BPRWS didirikan berdasarkan akta notaris No. 12 pada tanggal 6 Juni 1994,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA PT BPRWS. PT BPRWS didirikan berdasarkan akta notaris No. 12 pada tanggal 6 Juni 1994,"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III DATA PT BPRWS

III.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT BPRWS didirikan berdasarkan akta notaris No. 12 pada tanggal 6 Juni 1994, yang dibuat dihadapan notaris Ny. Sri Endah Sundari, S.H. yang berasal dari kantor notaris atau PPAT Tahir Kamli, S.H. Beralamat di Jl. Ciputat Raya 585, Ciputat 15411. Berdasarkan akta tersebut kemudian disahkan melalui Keputusan Menteri Keuangan R.I. No.KEP-041/KM.17/1995 tentang Pemberian Izin Usaha PT BPRWS. Dalam akta tersebut dicantumkan bahwa perusahaan didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 210.000.000.

PT BPRWS adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan yang meliputi tabungan, kredit (kredit umum dan kredit profesi), serta deposito. Namun yang membedakannya dengan bank lain adalah bahwa PT BPRWS tidak melaksanakan jasa giro dan money changer. Sesuai dengan fungsinya sebagai bank, maka PT BPRWS memberikan (menyalurkan) kredit kepada masyarakat yang membutuhkan. Pemberian kredit ini sebagai usaha bank untuk dapat memperoleh pendapatan dari usahanya. Disamping itu, pemberian kredit ini tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential banking) agar kolektabilitas kredit menjadi sehat. Namun yang dimaksud dengan kredit itu sendiri adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu berikut jumlah bunga.

(2)

Fasilitas kredit yang diberikan PT BPRWS terdiri dari fasilitas kredit umum, kredit profesi, kredit modal kerja, dan kredit investasi. Kredit umum yaitu salah satu produk kredit PT BPRWS dalam upaya membantu meningkatkan usaha para pengusaha melalui penyediaan fasilitas kredit modal kerja dengan sistem pembayaran angsuran bulanan. Kredit profesi adalah sub kredit yang merupakan salah satu produk kredit yang khusus disediakan bagi karyawan swasta, dan pegawai negeri yang mempunyai penghasilan tetap (gaji) tiap bulannya. Kredit modal kerja yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada debitur untuk membiayai keperluan modal kerja usahanya. Kredit investasi yaitu kredit yang diberikan untuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna merehabilitasi, memodernisasi, mengekspansi, dan merelokasi proyek atau mendirikan usaha baru.

PT BPRWS memiliki visi untuk menjadi salah satu bank terkemuka yang memiliki kredibilitas yang baik. Sedangkan misinya sendiri adalah sesuai dengan namanya yaitu Bank Perkreditan Rakyat diharapkan dapat membantu dan memudahkan masyarakat dalam penyediaan dana atau pemberian kredit untuk meningkatkan usaha para pengusaha baik kecil maupun menengah.

III.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan, karena dengan adanya struktur organisasi yang baik maka fungsi-fungsi manajemen dapat dijalankan dengan baik pula sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Selain itu juga dapat diciptakan situasi kerja yang harmonis diantara pimpinan dan bawahan sehingga

(3)

karyawan dan sebagainya. Bentuk organisasi perusahaan harus dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan sebab struktur organisasi sangat berpengaruh bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Struktur Organisasi yang dibuat oleh PT BPRWS adalah organisasi lini dan staf, dimana dalam struktur organisasi ini terlihat garis wewenang perusahaan langsung dari pimpinan ke bawahan. Bentuk organisasi ini digunakan untuk perusahaan besar, daerah kerjanya luas, jumlah karyawannya banyak, dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Namun pada kenyataannya, struktur organisasi yang dilaksanakan pada perusahaan itu bersifat terbuka dimana komunikasi antara pimpinan dan bawahan tidak diikat oleh peraturan-peraturan jabatan yang berlaku.

Struktur organisasi PT BPRWS telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diterbitkan dalam Surat Keputusan Direksi No.032/BPR-WST/III/2005. Dengan pertimbangan bahwa dalam rangka ketertiban organisasi dan kelancaran mekanisme kerja dalam perusahaan, struktur organisasi yang berlaku harus disempurnakan agar dapat merespons seluruh tugas dan tanggung jawab masing-masing personil yang ada pada perusahaan. Untuk itu perlu dibuatkan struktur organisasi PT BPRWS yang baru. Serta mengingat Anggaran Dasar Perseroan No.75 tanggal 31 Mei 2000 yang dibuat oleh Notaris Tahir Kamili, S.H. mengenai Peraturan Perusahaan dan Pola Kepegawaian PT BPRWS dan SK Dir. No.036/BPR-WST/III/2004 tanggal 8 Maret 2004 tentang Struktur Organisasi PT BPRWS. Dengan adanya pertimbangan tersebut, maka dalam surat keputusan direksi salah satunya memutuskan bahwa bagan struktur organisasi PT BPRWS yang baru dilengkapi dengan susunan personalia serta job description dari masing-masing karyawan.

(4)

Gambar 3.1

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PT BPRWS R U P S DEWAN KOMISARIS DEWAN DIREKSI KOMITE KREDIT ANALISA KREDIT PENGAWASAN KREDIT PENYELESAIAN KRD. BERMASALAH KASI KREDIT STAFF KASI ADM.KREDIT ADM. KREDIT UMUM ADM. KREDIT PROFESI STAFF KASI OPERASIONAL DANA ACCOUNTING UMUM & TELLER STAFF STAFF STAFF STAFF

(5)

III.3 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Sebagai badan pengawas tertinggi adalah dewan komisaris yang terbentuk dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan ini berfungsi mengawasi pekerjaan komisaris dan memberikan nasihat-nasihat sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya dalam mencapai tujuan organisasi.

Uraian tugas dan tanggung jawab (job description) PT BPRWS adalah sebagai berikut:

1. Dewan komisaris.

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. Dewan komisaris melakukan pengawasan atas pengurusan PT BPRWS yang dilakukan oleh direksi.

b. Dalam hal ini seluruh direksi tidak ada untuk sementara waktu, maka dewan komisaris wajib mengurus PT BPRWS.

c. Dalam hal ini hanya ada anggota komisaris, maka semua wewenang bagi komisaris utama atau para komisaris, juga berlaku baginya.

d. Bila dianggap perlu, seorang atau lebih anggota dewan komisaris, dapat meminta mengadakan rapat.

e. Dewan komisaris, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu kerja berhak meminta atau menerima buku-buku, surat-surat, bukti-bukti dan mencocokkan keadaan uang kas serta dapat mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi.

f. Menyetujui rencana penghimpunan dana dan pemberian kredit tahunan, termasuk rencana pemberian kredit kepada pihak yang terkait dengan PT BPRWS dan

(6)

debitur besar tertentu yang tertuang dalam rencana kerja yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia.

g. Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit.

h. Meminta penjelasan dan atau pertanggungjawaban direksi, juga meminta langkah-langkah perbaikan bilamana pelaksanaan pemberian kredit menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan.

i. Menyetujui kebijakan perkreditan, yang disusun berdasarkan lampiran SK Direksi Bank Indonesia No.27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 atau SK yang masih berlaku.

j. Meminta penjelasan dan atau pertanggungjawaban direksi bilamana terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan perkreditan sesuai SK Bank Indonesia di atas.

k. Meminta penjelasan dan atau pertanggungjawaban direksi mengenai perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan, termasuk kredit yang diberikan kepada pihak terkait dengan PT BPRWS dan debitur besar tertentu.

2. Direksi

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas dalam mencapai maksud dan tujuan untuk kepentingan PT BPRWS.

b. Wajib menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar PT BPRWS.

(7)

c. Mengadakan rapat setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh seseorang atau lebih anggota direksi atau atas permintaan tertulis dari seseorang atau lebih anggota dewan komisaris.

d. Menyusun dan bertanggung jawab atas rencana penghimpun dana, baik melalui tabungan maupun deposito berjangka dan perkreditan yang tertuang dalam rencana kerja yang disampaikan kepada Bank Indonesia serta memastikan bahwa telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.

e. Bertanggung jawab atas kebijakan penghimpunan dana dan perkreditan, khusus mengenai kebijakan perkreditan sekurang-kurangnya mencantumkan masukan dari Komite Kredit (KK) terutama yang berkaitan dengan perumusan prinsip kehati-hatian perkreditan.

f. Memastikan bahwa kebijakan komite kredit telah ditetapkan serta dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.

g. Bertanggung jawab atas pelaksanaan langkah-langkah hasil evaluasi dan saran-saran yang disampakan Komite Kredit (KK).

h. Menentukan langkah-langkah perbaikan atau berbagai penyimpangan dalam kebijakan penghimpunan dana dan perkreditan yang telah ditentukan.

i. Memastikan bahwa ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku telah dijalankan dengan baik.

j. Menetapkan anggota Komite Kredit (KK).

k. Melaporkan secara berkala dan tertulis kepada dewan komisaris, disertai langkah-langkah perbaikan yang telah, sedang dan akan dilakukan, mengenai:

• Perkembangan dan jumlah dana yang dapat dihimpun dari tabungan dan deposito berjangka serta sumber-sumber dana lainnya.

(8)

• Perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan.

• Perkembangan dan kualitas kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait dan debitur tertentu.

• Kredit dalam pengawasan khusus dan kredit bermasalah. • Penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan perkreditan.

• Temuan-temuan penting dalam perkreditan yang dilaporkan oleh pengawasan intern.

• Pelaksanaan dari rencana perkreditan sebagaimana tertuang dalam rencana kerja yang disampiakan kepada Bank Indonesia.

• Penyimpangan atau pelanggaran ketentuan di bidang perkreditan. 3. Komite Kredit (KK)

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. Membantu direksi mengevaluasi dan memberikan rekomendasi atas permohonan kredit yang akan disetujui setelah seluruh proses dan syarat-syarat kredit dipenuhi.

b. Keanggotaan Komite Kredit (KK) ditetapkan oleh direksi, terdiri dari direksi, Kasi. kredit, staf bagian kredit dan A/O (Account Officer) Penguji usulan pada waktu Komite Kredit bersidang.

4. Kasi. kredit

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya kegiatan kredit pada unit analisa kredit, pengawasan kredit, serta penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen.

(9)

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab kepada direksi atas seluruh hasil pekerjaan bawahannya yang meliputi bidang tugas analisa kredit, pengawasan kredit, serta penyelesaian kredit bermasalah.

b. Mengkoordinir, membina, mengarahkan, serta mengawasi bawahannya apakah tugas-tugas masing-masing personil pada masing-masing unit sudah sesuai dengan yang digariskan oleh manajemen maupun peraturan dan ketentuan Bank Indonesia. c. Menggantikan tugas-tugas staf yang menjadi bawahannya jika staf yang

bersangkutan berhalangan hadir atau cuti.

d. Melaksanakan proses kredit melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah solisitasi, analisa kredit, keputusan kredit, administrasi pengikatan, dan realisasi kredit, monitoring kredit, pelunasan kredit, serta pengadministrasian dan penyelesaian kredit bermasalah.

e. Mengkoordinir pembuatan atau penyampaian laporan kegiatan yang dilakukan unit analisa kredit, pengawasan kredit, dan penyelesaian kredit macet sebelum dilaporkan atau diajukan kepada Direksi

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen bank atau direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas atau fungsi urusan kredit.

Kasi. kredit membawahi: a. Analisa kredit

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik kuantitatif maupun kualitatif untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidaknya dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

(10)

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

• Memilih calon debitur-debitur yang telah disolisit oleh account officer atau calon debitur yang langsung datang ke bank dengan berdasarkan kepada prinsip-prinsip yang umum terhadap pemberian kredit, yaitu 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy).

• Melakukan pemeriksaan atau peninjauan langsung atas kebenaran data atau informasi mengenai tempat tinggal dan tempat usaha calon debitur.

• Melaksanakan peninjauan (melihat) langsung jaminan yang akan diagunkan serta mengambil gambar (foto) atas barang jaminan dan lokasi usaha debitur dan melakukan perhitungan nilai wajar (taksasi) dari jaminan tersebut dan mencatatnya pada formulir hasil pemeriksaan jaminan.

• Melaksanakan bank cheecking yaitu mencari informasi diantara sesama PT BPR mengenai data-data debitur macet (daftar hitam) dan legal checking (pemeriksaan dari segi hukum), khususnya terhadap barang-barang yang diagunkan sebagai jaminan.

• Mencatat seluruh hasil pengumpulan data dan pemeriksaan yang dilakukan bank dalam laporan hasil pemeriksaan kredit yang sudah baku untuk menjadi dasar pengambilan keputusan dalam pemberian kredit.

b. Pengawasan kredit

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam melakukan pengikatan kredit dan jaminan serta diwajibkan memperhatikan aspek yuridis dalam melakukan ikatan perjanjian kredit.

(11)

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

• Menyerahkan seluruh berkas surat-surat kelengkapan pencairan kredit beserta surat pengikatan kredit dan jaminan kepada manajer operasional untuk diperiksa kebenarannya.

• Meminta persetujuan direksi untuk dilakukan pencairan atas kredit yang telah diajukan oleh debitur.

• Menyerahkan kitir kredit, slip penerimaan asuransi jiwa, kartu angsuran, dan perhitungan besarnya uang kredit kepada bagian keuangan (kasir) untuk dapat dibayarkan serta menyerahkan kartu angsuran kredit kepada debitur.

c. Penyelesaian kredit bermasalah

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam penanganan kolektabilitas, baik untuk kredit umum maupun kredit profesi yang terdiri dari 4 (empat) kriteria yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet.

Memiliki tugas dan tanggung jawab:

• Menentukan kolektabilitas kredit bermasalah yang dimiliki debitur sesuai dengan jangka waktu tunggakannya.

• Membuat surat kuasa untuk memperpanjang, mencairkan, dan memblokir deposito atau tabungan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah debitur menunggak.

• Membuat surat teguran atau tagihan yang berisi besarnya angsuran serta bunga yang harus dibayar kepada debitur yang tidak atau telat melaksanakan kewajibannya.

(12)

• Melaksanakan penyitaan jaminan apabila debitur tidak juga melaksanakan kewajibannya sampai batas waktu yang telah ditentukan.

• Menindak lanjut dan menangani langsung informasi yang diterima dari bagian administrasi kredit atas wanprestasi yang dilakukan oleh nasabah terhadap kredit yang diajukan.

5. Kasi. administrasi kredit

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya kegiatan administrasi kredit pada unit administrasi kredit umum dan administrasi kredit profesi sesuai ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen.

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab kepada direksi atas seluruh hasil pekerjaan bawahannya yang meliputi bidang tugas administrasi kredit umum dan administrasi kredit profesi. b. Mengkoordinir, membina, mengarahkan, serta mengawasi bawahannya apakah

tugas-tugas masing-masing personil pada masing-masing unit sudah sesuai dengan yang digariskan oleh manajemen maupun peraturan dan ketentuan Bank Indonesia. c. Menggantikan tugas-tugas staf yang menjadi bawahannya jika staf yang

bersangkutan berhalangan hadir atau cuti.

d. Meneliti dan melegalisir hasil-hasil kerja rutin bagian administrasi kredit sebelum diajukan pada tingkat direksi, untuk disampaikan kepada Bank Indonesia.

e. Turut bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemeliharaan arsip-arsip file kredit atau dokumen perkreditan dan ditatausahakan dengan baik, rapi dan disimpan pada filing cabinet tahan api (fireproof).

(13)

f. Meneliti pencatatan permohonan kredit dalam buku register permohonan kredit sebelum diajukan kepada pejabat atau pimpinan bank untuk mendapat disposisi lebih lanjut mengenai permohonan kredit.

g. Memberikan informasi kepada Kasi. kredit jika terjadi wanprestasi oleh nasabah terhadap kredit yang diajukan.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen bank atau direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas atau fungsi urusan operasional.

Kasi. administrasi kredit membawahi:

• Administrasi kredit umum dan administrasi kredit profesi

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pengurusan kredit, baik kredit umum maupun kredit profesi yang diajukan oleh calon debitur sesuai dengan syarat-syarat pengajuan kredit.

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

o Menyediakan formulir aplikasi permohonan kredit umum atau kredit profesi kepada calon debitur.

o Memeriksa semua data-data (dokumen-dokumen) pendukung kredit umum atau kredit profesi, baik data intern bank maupun data ektern yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan calon debitur dan diteliti keabsahan dan keaslian serta kebenaran dokumen tersebut.

o Mencatat permohonan kredit umum atau kredit profesi dalam buku register permohonan kredit.

o Mempersiapkan administrasi pengikatan kredit umum atau kredit profesi yang akan diberikan kepada debitur.

(14)

o Membuat surat perjanjian pemberian kredit umum atau kredit profesi dan dibuat bernomor urut serta dicatat pada register tersendiri.

6. Kasi. operasional

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya kegiatan operasioanal pada unit teller, accounting, dana (tabungan, deposito, antar bank), dan personalia dan umum sesuai ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen.

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab kepada direksi atas seluruh hasil pekerjaan bawahannya yang meliputi bidang tugas accounting, deposito, tabungan dan keuangan (kasir), personalia dan umum.

b. Mengkoordinir, membina, mengarahkan, serta mengawasi bawahannya apakah tugas-tugas masing-masing personil pada masing-masing unit sudah sesuai dengan yang digariskan oleh manajemen maupun peraturan dan ketentuan Bank Indonesia. c. Mengkoordinir petugas bagian pelayanan dengan usaha:

• Mengupayakan pelayanan yang optimal.

• Memberi advice atau penjelasan kepada nasabah maupun calaon nasabah mengenai produk dan jasa-jasa PT BPRWS.

d. Memonitor semua kegiatan operasional dan menjamin lancarnya “Flow Of Work” dan “Flow Of Document” guna produktivitas personil dilingkungan urusan operasional.

e. Menggantikan tugas-tugas staf yang menjadi bawahannya jika staf yang bersangkutan berhalangan hadir atau cuti.

(15)

f. Meneliti dan melegalisir hasil-hasil kerja rutin bagian operasional sebelum diajukan pada tingkat direksi, untuk disampaikan kepada Bank Indonesia.

g. Mengkoordinir pembuatan neraca dan perhitungan rugi laba baik harian maupun bulanan dan bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan tersebut.

h. Mengkoordinir pembuatan laporan likuidasi harian, sebagai laporan untuk manajemen.

i. Mengkoordinir pembuatan dan penyampaian laporan ekstern lainnya, sesuai dengan instruksi manajemen.

j. Membantu pelayanan pemeriksaan internal atau eksternal, audit petugas akuntan, pengawasan petugas pemeriksa dari Bank Indonesia.

k. Memeriksa kebenaran dan menandatangani slip voucher pengeluaran dan penerimaan sebelum diajukan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan. l. Turut bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemeliharaan arsip-arsip

accounting dan arsip-arsip unit dibawah pimpinannya.

m. Mengarahkan bawahannya agar selalu berusaha bersikap baik dan sopan dalam melayani nasabah dan tamu perusahaan khususnya dalam pelayanan customer service.

n. Menghitung, membuat, dan melaporkan setoran pajak-pajak secara rutin yang menjadi kewajiban perseroan kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang tentang pajak yang berlaku seperti PPh pasal 25 (pajak badan), PPh Final ayat 4 (pajak penghasilan atas bunga tabungan dan deposito), PPh Pasal 21 (pajak penghasilan atas gaji atau upah), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), dan lainnya. o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen bank atau direksi

(16)

Kasi. operasional membawahi: a. Dana

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam pelayanan memberikan informasi dan administrasi kepada nasabah untuk urusan tabungan dan deposito maupun hal-hal lain yang menyangkut pelayanan informasi dan administrasi. Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

• Melaksanakan dan memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah dalam hal tabungan dan deposito, serta mengenal karakter nasabah terutama nasabah-nasabah deposito.

• Melaksanakan semua peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah digariskan oleh manajemen maupun peraturan dari Bank Indonesia.

• Memberikan informasi serta melayani nasabah dalam urusan pembukuan, penghitungan bunga, pengambilan serta penutupan dari tabungan dan deposito untuk administrasi.

• Melakukan pencatatan didalam warkat atau slip-slip untuk penerimaan atau pengambilan lalu dibukukan kedalam buku besar atau kartu tabungan serta buku register.

• Melaksanakan pembuatan laporan untuk penerimaan dan pengambilan serta jumlah penabung dan deposito untuk keperluan manajemen.

• Bertanggung jawab penuh atas pencatatan untuk penerimaan dan penghitungan bunga serta pengambilan tabungan dan deposito.

(17)

• Bertanggung jawab atas penyimpanan kartu-kartu buku besar, buku pembantu maupun dokumen-dokumen lain yang menyangkut kegiatan dari administrasi tabungan dan deposito.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan atau manajemen sepanjang dalam ruang lingkup urusan tabungan dan deposito.

b. Accounting

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan pencatatan penerimaan serta pengeluaran uang dan pembuatan laporan keuangan, baik harian maupun bulanan.

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

• Mencatat penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas dari atau kepada para nasabah serta pengeluaran biaya-biaya operasional bank secara teratur.

• Melaksanakan kegiatan administrasi pembukuan serta membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi dan bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan tersebut.

c. Teller

Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan penerimaan dan pembayaran uang dari atau kepada para nasabah dan pengeluaran biaya-biaya operasional bank serta administrasi kas dan uang yang ada di bank sesuai ketentuan yang berlaku.

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

• Memberikan pelayanan kepada nasabah dalam hal menerima dan membayarkan uang atas nama PT BPRWS dan bertanggung jawab kepada manajemen atas

(18)

uang yang diterima dan atau dibayar, sehingga uang yang ada sesuai dengan bukti.

• Bukti atau voucher atas uang yang diterima atau dibayarkan kepada nasabah tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan pimpinan PT BPRWS dan kemudian dicatat dalam buku kas harian.

• Meneliti keaslian atau keutuhan uang yang diterima bank agar tidak terdapat uang palsu, sobek, atau rusak, sehingga uang tersebut dinyatakan oleh Bank Indonesia tidak berlaku atau layak edar.

• Melaksanakan kerja rutin antara lain: o Membuka vault atau brankas.

o Menutup kembali vault atau brankas. o Menghitung uang tunai yang ada.

o Memeriksa benda-benda berharga lainnya yang dipunyai teller, dan mencocokkannya dengan yang ada dicatatan.

o Membuat jurnal bagian kas atau brankas.

• Menghitung dan mencocokkan fisik uang yang ada di PT BPRWS, baik uang yang keluar maupun uang yang diterima dengan saldo yang tercatat dalam buku kas harian setiap hari pada waktu tutup kas.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen yang menyangkut urusan operasional teller.

d. Umum dan Personalia

(19)

di PT BPRWS.

Mempunyai tugas dan tanggung jawab:

• Memperhatikan kesejahteraan dan pembinaan pegawai. • Mengadakan perencanaan personalia.

• Melaksanakan administrasi personalia sesuai dengan wewenang termasuk promosi karyawan.

• Membuat tes tanya jawab serta melakukan wawancara untuk calon karyawan baru.

• Mengadakan program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan baik karyawan baru maupun karyawan lama.

III.4 Kebijakan Akuntansi Pajak dan Perencanaan Pajak Perusahaan

Dalam melaksanakan operasinya, PT BPRWS juga melakukan pembukuan untuk mencatat transaksi-transaksi usaha yang dilakukan. Dalam melakukan pembukuan, PT BPRWS berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan. Tetapi dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban perpajakan, ada beberapa kebijakan akuntansi PT BPRWS dalam melakukan pembukuan yang disesuaikan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Hal ini dilakukan agar perusahaan tidak melakukan banyak koreksi dalam laporan keuangan fiskal, antara lain:

1. Metode pembukuan

Metode akuntansi yang digunakan oleh PT BPRWS dalam mencatat transaksi-transaksi pendapatan provisi kredit, pembayaran premi kendaraan, dan incentive perolehan deposito menggunakan basis akrual (accrual basis). Dalam metode ini PT

(20)

BPRWS mencatat atau mengakui pendapatan maupun beban pada saat terjadinya. Namun, untuk gaji serta biaya operasional dan akun-akun yang lain menggunakan basis kas (cash basis). Dalam metode ini, PT BPRWS mencatat atau mengakui pendapatan maupun beban pada saat penerimaan atau pengeluaran uang.

2. Pengelolaan transaksi yang berkaitan dengan pemberian kesejahteraan karyawan Dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan yang merupakan sumber daya yang penting, PT BPRWS memberikan natura dalam bentuk fasilitas perumahan serta tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang tunai seperti tunjangan hari raya. Maksud dari pemberian tersebut adalah agar karyawan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya dan lebih memperlancar kegiatan operasi perusahaan

3. Pemilihan sumber dana dan pengadaan aktiva tetap

Sumber pendapatan atau perolehan aktiva PT BPRWS berasal dari bunga kredit sebesar 25% dari pinjaman, provisi kredit sebesar 1% dari pinjaman, biaya survey kredit sebesar 2% dari pinjaman, dan biaya tutup buku yang dikenakan sebesar Rp 15.000 untuk setiap debitur atau nasabah.

4. Dalam melakukan penilaian atas aktiva tetapnya, PT BPRWS menilai aktiva berdasarkan harga perolehan. Sedangkan metode penyusutan yang digunakan oleh PT BPRWS adalah metode garis lurus.

PT BPRWS tidak melakukan perencanaan pajak atas PPh pasal 21. PT BPRWS menanggung semua PPh pasal 21 karyawannya. Hal ini dlakukan agar karyawan tidak akan dirugikan atas adanya pembayaran pajak penghasilan yang dapat mengurangi besarnya penghasilan yang diterimanya. Namun, akan sangat merugikan PT BPRWS

(21)

III.5 Laporan Keuangan Perusahaan

Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan pengamatan dan wawancara untuk membantu proses penelitian yang dilakukan. Pengamatan dan wawancara dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Maret 2007. Pertanyaan diajukan penulis kepada Kasi. operasional PT BPRWS. Pertanyaan yang diajukan antara lain adalah mengenai bidang kegiatan, sistem dan prosedur, serta praktik dan kebijakan akuntansi perpajakan PT BPRWS karena dalam profil PT BPRWS tidak tercantum data-data tersebut untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Selain itu, aspek perpajakan dan perencanaan pajak yang telah diterapkan juga menjadi bahan dalam wawancara.

Dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan, penulis melakukan metode-metode sebagai berikut:

1. Obsevation

Dalam proses ini, penulis mendapatkan data-data dari proses observasi. Penulis mengadakan pengamatan ke PT BPRWS untuk mendapatkan informasi keuangan dan pelaksanaan perencanaan pajak yang dilaksanakan oleh PT BPRWS.

2. Documentation

Dalam proses ini, penulis menelusuri bukti-bukti ektern maupun intern atas transaksi atau kegiatan yang diteliti. Dokumen-dokumen yang diteliti antara lain laporan keuangan PT BPRWS tahun 2005 yang terdiri dari neraca dan laba rugi serta Surat Pemberitahuan (SPT) PPh pasal 21 tahun 2005.

Setiap wajib pajak yang melakukan usaha dan menerima atau memperoleh penghasilan dari usahanya mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan. Tahap akhir dari proses pembukuan tersebut adalah penyusunan laporan keuangan yang

(22)

terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi. Dari laporan keuangan tersebut, para pengambil keputusan dapat mengetahui posisi keuangan dan perkembangan hasil usaha selama periode yang bersangkuran. Sedangkan dari sisi perpajakan, berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dihitung besarnya pajak penghasilan yang harus disetor ke kas negara.

Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan sangat dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak diluar perusahaan seperti kreditur, calon investor, kantor pajak dan pihak-pihak lainnya memerlukan informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan mereka. Demikian pula pihak intern perusahaan yaitu manajemen yang juga memerlukan informasi keuangan dalam kaitannya untuk pengambilan keputusan dalam menjalankan perusahaan.

PT BPRWS menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan PT BPRWS sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PSAK) dan sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku umum.

Pada halaman berikut akan disajikan lapran keuangan PT BPRWS yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi untuk tahun 2005.

(23)

Tabel 3.1 PT BPRWS NERACA PER 31 DESEMBER 2005 POS-POS 31 DESEMBER 2005 ( Rp.) AKTIVA Aktiva Lancar Kas 15.644.800

Antar Bank Aktiva 453.391.877

Kredit yang Diberikan 6.739.915.775

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktiv (245.962.667)

Jumlah aktiva lancar 6.962.989.785

Aktiva Tetap dan Inventaris

Tanah dan gedung 169.400.000

Akumulasi penyusutan gedung (50.078.850)

Inventaris kantor 393.471.450

Akumulasi penyusutan Inventaris (201.146.215) Jumlah aktiva tetap dan Inventaris 311.646.385

Rupa-rupa aktiva

Pajak dibayar dimuka 109.588.700

Aktiva lain-lain 13.455.931

Jumlah rupa-rupa aktiva 123.044.631

Jumlah aktiva 7.397.680.801

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban Lancar

Kewajiban yang segera dibayar 7.625.401

Tabungan 562.979.754

Deposito berjangka 3.334.500.000

Antar Bank Pasiva 505.555.555

Pajak Yang Masih Harus Dibayar -

(24)

Jumlah kewajiban lancar 4.484.596.310

Ekuitas

Modal saham 2.000.000.000

Modal yang belum disetor (800.000.000)

Cadangan umum 240.000.000

Laba Ditahan 1.040.054.637

Laba/Rugi tahun berjalan 433.029.854

Jumlah ekuitas 2.913.084.491

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 7.397.680.801

(25)

Tabel 3.2 PT BPRWS

LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2005

POS-POS 31 DESEMBER 2005 ( Rp.) PENDAPATAN

Pendapatan Giro Antar Bank 693.409 Pendapatan Bunga Tabungan Antar Bank 15.337.752 Pendapatan Bunga Deposito Antar Bank 25.046.612 Pendapatan Bunga dari Pihak Ke-3 2.217.462.918 Provisi dan Komisi Kredit 23.769.400

Pendapatan lainnya 54.242.678

Jumlah Pendapatan 2.336.552.769

BIAYA

Biaya Bunga

Biaya Bunga Deposito 488.691.084 Biaya Bunga Tabungan 36.965.007 Biaya Bunga Pinjaman 71.565.107

Jumlah Biaya Bunga 597.221.198

Biaya Operasional

Premi Asuransi Kerugian 12.993.646 Biaya gaji & Biaya karyawan 564.164.000 Biaya Bonus & THR & Tunjangan Lainnya 126.366.700 Pelatihan Karyawan 8.820.000 Pembelian Pakaian Seragam 10.095.000 Biaya Tenaga Kerja Lainnya 10.999.400 Pajak Bumi Bangunan & Pajak Kendaraan 4.054.988 Biaya Pemeliharaan & Perbaikan Kantor 23.144.616 Biaya Penyisihan Piutang/PPAP 177.966.722 Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 54.354.384 Biaya Jasa Pihak Ketiga 31.923.250 Dokumentasi & Pos/Kirim Surat 1.138.450 Koran & Majalah 2.068.100 Listrik & Telepon 30.806.634 Cetakan dan Foto Copy 7.257.319 Administrasi Bank & Transfer 2.798.551 Materai dan alat tulis kantor 5.320.850

(26)

Transport Dinas 57.857.000 Bahan Bakar & Tol 30.949.074 Biaya Kebutuhan Rumah Tangga Kantor 5.971.264

Keamanan 1.100.000

Perizinan & Legalisasi 16.488.161 Pemasaran & Administrasi Kredit 17.891.664 Promosi dan Sumbangan 95.968.929 Jumlah Biaya Operasional 1.300.498.702

Laba Usaha 438.832.869

Pendapatan (Biaya) Non Operasional

Pendapatan Non Operasional 3.750.000 Biaya Non Operasional (9.553.015)

Laba Sebelum Pajak 433.029.854

Pajak Penghasilan

PPh Final Pasal 4(2) -

PPh Progresif -

Laba Setelah Pajak 433.029.854

Gambar

Tabel 3.1  PT BPRWS  NERACA  PER 31 DESEMBER 2005  POS-POS  31 DESEMBER 2005     ( Rp.)        AKTIVA           Aktiva Lancar     Kas                    15.644.800
Tabel 3.2  PT BPRWS

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Membuat aplikasi Andronika berbasis android yang layak digunakan sebagai media pembelajaran, (2) Mengetahui respon siswa

Secara umum pemerintah Kota Bitung sudah meletakan dasar pembangunan daerah yang dimuat dalam visi dan misi walikota dan wakil walikota. Pemerintah dalam melaksanakan

[r]

Selain ditentukan oleh besar kecilnya daya pemancar dan resonansi kabel transmisi, jarak jangkau proses komunikasi radio juga sangat ditentukan oleh fungsi antena yang

Secara prinsip, berbagai penelitian lebih lanjut mengenai kriteria pemilihan jenis tumbuhan sebagai pengisi dari arboretum, konservasi biodiversitas, perencanaan

Nilai biomassa tumbuhan bawah dan nekromassa yang meliputi kayu mati dan serasah diukur berdasarkan metode SNI yang sama sehingga nilai yang diperoleh pada B aktual, B1

Nilai-nilai pendidikan keluarga dalam ungkapan bahasa Banjar itu pada umumnya sejalan dengan nilai pendidikan Islam atau ajaran Islam, dalam arti apa yang dikehendaki oleh

Sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran kelompok dan kemampuan peternak sapi dalam meningkatkan peternakan sapi dan