• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian diskriptif korelasi, dimana peneliti dapat memfokuskan penelitian pada beberapa variabel saja. Jenis penelitian korelasi merupakan suatu jenis penelitian yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel (Sugiyono, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 1997).

3.2. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

3.2.1. Tempat : Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

3.2.2. Waktu : 2 – 9 Desember 2011 3.2.3. Alasan pemilihan tempat :

Peneliti memilih Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang karena rumah sakit ini adalah merupakan rumah sakit unit kerja Yayasan Kristen Untuk

(2)

44

Kesehatan Umum (YAKKUM) dengan kelas C/madya, dengan jumlah karyawan sebanyak 410 orang dimana jumlah perawat seluruhnya sebanyak 134 orang. Jumlah bed perawatan sebanyak 185 bed dan lama perawatan / Length Of Stay (LOS) rata-rata adalah 4 hari. Dengan beban kerja dirumah sakit dan sumber daya manusia yang ada di bangsal-bangsal dimana seluruh perawat masih lulusan D3, serta jumlah kejadian infeksi nosokomial per tahun 2011 sebesar 0,5% menjadi pertimbangan peneliti untuk meneliti bangsal tersebut.

3.3. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Menurut Sugiyono (2009) variabel independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dan variabel dependen adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut dapat dijabarkan dalam bagan sebagai berikut :

(3)

45

Variabel bebas : Pengetahuan perawat tentang pemasangan terapi intravena

Variabel terikat : Angka kejadian flebitis

Bagan 3.1. Kerangka Teori

3.4. Definisi operasional variabel penelitian

3.4.1. Pengetahuan perawat tentang pemasangan terapi intravena

Pengetahuan perawat tentang terapi intravena dapat dijabarkan dari bagaimana seorang perawat mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi dari setiap tahap-tahap tindakan terapi intravena.

Variabel pengetahuan perawat diukur menggunakan angket pengetahuan perawat tentang terapi intravena yang dibuat oleh peneliti sendiri yang terdiri dari 30 item pertanyaan (Lampiran 1). Angket berisi 4 aspek yang akan diteliti berdasarkan definisi Variabel bebas

Pengetahuan perawat tentang pemasangan

terapi intravena

Variabel terikat Angka kejadian flebitis

(4)

46

yang digunakan peneliti, yaitu mengetahui; memahami; mengaplikasikan; menganalisis dan mengevaluasi dari setiap tahap-tahap tindakan terapi intravena. Penggunaan skala pengukuran instrumen dengan menggunakan skala guttman agar didapatkan hasil yang tegas dari permasalahan yang ditanyakan dengan menggunakan hasil ukur “benar-salah”. Bentuk penilaian dari angket yang akan dibuat oleh peneliti terdiri dari dua jawaban, yaitu :

a. Benar : bila pernyataan tersebut dinilai benar b. Salah : bila penyataan tersebut dinilai salah Sistem skoring angket menggunakan 2 skala jawaban. Alat ukur terdiri dari item pernyataan favorabel yaitu aitem yang mengandung pernyataan yang positif dan pernyataan unfavorabel yaitu item yang mengandung penyataan negatif. Skoring untuk favorabel diberi skor dari 1 (benar) dan 0 (salah). Sedangkan item unfavorabel diberi skor jawaban dari 0 (benar) dan 1 (salah) (Sugiyono, 2007). Prosedur pengisian angket dengan memberikan tanda centang ”√” pada item yang sesuai. Data yang dihasilkan dari alat ukur tersebut berupa data nominal.

(5)

47

Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat pengetahuan perawat tentang terapi intravena dapat menggunakan rumus dibawah ini.

Konstruk angket pengetahuan perawat tentang terapi intravena dapat dilihat dalam table berikut : Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Mengetahui 6 (1,2,3,5,7,8) 2 (4,6) 8 Memahami 6 (9,11,12,13,14,16) 2 (10,15) 8 Mengaplikasi 6 (17,18,20,22,23,24) 2 (19,21) 8 menganalisis mengevaluasi 6 (25,28,29,30,32) 1 (26) 6 Jumlah 23 7 30 Tabel 3.2 Blue Print

Angket Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Intravena

I = (Skor tertinggi-Skor

terendah)

(6)

48

3.4.2. Angka Kejadian flebitis

Angka kejadian flebitis di definisikan sebagai angka yang menunjukkan kejadian inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik yang ditandai dengan panas, nyeri, bengkak, dan kemerahan (Rubor, Dolor, Kalor, Tumor, Fungsi laesa) dengan atau tanpa pus pada daerah penusukan yang timbul 3 x 24 jam (Smeltzer, 2002).

Variabel angka kejadian flebitis diukur menggunakan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti sendiri (Lampiran 2). Lembar observasi berisi lima kriteria flebitis yang akan diteliti berdasarkan definisi yang digunakan peneliti. Data yang dihasilkan dari alat ukur tersebut berupa data nominal.

Lembar observasi yang akan dibuat oleh peneliti berisi checklist tentang 5 tanda-tanda flebitis dimana menghasilkan jawaban yaitu :

a. Tinggi : Terjadi infeksi flebitis minimal salah satu tanda infeksi muncul selama perawatan.

(7)

49

Konstruk Lembar observasi angka kejadian flebitis dapat dilihat dalam table berikut :

Kriteria Negatif Positif

f. Rubor (Kemerah - merahan) 0 1 g. Dolor (Nyeri) 0 1 h. Kalor (Panas) 0 1 i. Tumor (Bengkak) 0 1 j. Fungsi laesa (Perubahan fungsi). 0 1 Tabel 3.3 Blue Print

(8)

50

3.5. Responden Penelitian

3.5.1. Responden Penelitian Perawat a. Populasi

Arikunto (2002), mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

b. Sampel

Menurut Hadi (2000), sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Peneliti menggunakan teknik purposive sample, metode pemilihan sampel yang dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil (Sugiyono, 2007). Peneliti hanya akan mengambil sampel perawat di 3 bangsal di Rumah Salit Panti Wilasa Citarum yaitu bangsal anggrek, cempaka, dan HCU dengan kriteria :

d. Kriteria inklusi :

i. Bersedia menjadi responden ii. Pendidikan minimal D3

(9)

51

iv. Perawat pelaksana

v. Sedang bertugas saat penelitian dilaksanakan

b. Kriteria eksklusi :

i. Perawat yang tidak sedang bekerja atau cuti

ii. Perawat yang sedang mengikuti pendidikan lain

(10)

52

3.5.2. Responden Penelitian Pasien a. Populasi

Arikunto (2002), mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. b. Sampel

Menurut Hadi (2000), sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Peneliti menggunakan teknik purposive sample, metode pemilihan sampel yang dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil (Sugiyono, 2007). Peneliti hanya akan mengambil mengambil sampel pasien di 3 bangsal di Rumah Salit Panti Wilasa Citarum. Menurut Arikunto (1997), apabila populasi kurang dari 100, maka lebih baik seluruh populasi dijadikan sampel dengan pertimbangan dan kriteria sebagai berikut :

a. Bersedia menjadi responden b. Lama perawatan 3 x 24 jam c. Terpasang terapi intravena

(11)

53

e. Tidak terdapat gangguan pendengaran dan kognitif

f. Tidak mengalami penurunan kesadaran

3.6. Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah dengan metode angket dan lembar observasi. Metode angket adalah suatu daftar pertanyaan mengenai variable yang diteliti, yang harus dijawab oleh responden penelitian (Narbuko, 2004). Metode ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variable bebas dan variable terikat yaitu hubungan antara pengetahuan perawat tentang terapi intravena dengan angka kejadian flebitis. Adapun angket tersebut berisikan mengenai penjelasan sebagai berikut :

1. Angket pengetahuan perawat tentang terapi intravena Angket ini disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada materi pengetahuan perawat tentang pemasangan terapi intravena. Angket disusun berdasarkan 4 aspek yang akan diteliti berdasarkan definisi yang digunakan peneliti, yaitu mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan

(12)

54

mengevaluasi dari setiap tahap-tahap tindakan terapi intravena.

2. Lembar observasi angka kejadian flebitis.

Lembar observasi ini disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada materi infeksi flebitis berdasarkan pada tanda-tanda infeksi yang akan muncul, yaitu : panas, nyeri, bengkak, dan kemerahan (Rubor, Dolor, Kalor, Tumor, Fungsi laesa) dengan atau tanpa pus pada daerah penusukan yang timbul 3 x 24 jam atau kurang dari waktu tersebut bila infus masih terpasang.

Sebelum angket diberikan, terlebih dahulu responden penelitian diberikan penjelasan tentang tujuan penelitian. Kemudian kuisioner diberikan kepada perawat yang sudah menjadi responden penelitian. Kemudian melakukan observasi kepada pasien untuk melihat adanya kejadian flebitis.

3.7. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket yang berisi “item” tentang identitas dan “item” pertanyaan untuk mendapatkan data tentang pengetahuan perawat tentang pemasangan terapi intravena dan lembar observasi angka kejadian flebitis.

(13)

55

3.8. Validitas dan Reliabilitas 3.8.1. Uji Validitas

Validitas adalah seberapa cermat suatu alat ukur dapat mengungkapkan dengan jitu gejala-gejala atau bagian-bagian yang hendak diukur. Jadi suatu alat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas instrument menggunakan pengujian validitas konstrak dan isi menggunakan pendapat dari ahli. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang sesuai dengan lingkup yang peneliti teliti. Kemudian diteruskan dengan uji coba instrument pada sampel yang telah ditentukan di Rumah Sakit Umum Kota Salatiga. Setelah data ditabulasikan, pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, dengan mengkorelasikan skor faktor item instrument dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Korelasi yang digunakan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson yang akan di uji cobakan kepada 15 – 20 % dari populasi perawat di Rumah Sakit Umum Kota Salatiga pada tanggal 17

(14)

56

November 2011. Berdasarkan persentase tersebut instrumen akan diuji cobakan ke 10 orang perawat.

Kemudian data yang terkumpul dianalisis menggunakan SPSS menggunakan korelasi product moment dan di dapatkan hasil yaitu 2 item pertanyaan tidak valid sehingga dihapus dari instrument penelitian, sehingga total pertanyaan menjadi 30 item pertanyaan (Lampiran 4).

3.8.2. Uji Reliabilitas

Menurut Azwar (2000) realibilitas sering disamakan konsistensi, stabilitas yang pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang relative tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama.

Dalam penelitian ini menggunakan pengujian reliabilitas internal consistency dengan mencobakan instrumen sekali saja di Rumah Sakit Umum Kota Salatiga, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS menggunakan Alpha Cronbach’s. Didapatkan hasil reabilitas sebesar 0,958. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian reliable untuk digunakan.

(15)

57

3.9. Prosedur Penelitian 3.9.1. Tahap Persiapan

Beberapa hal yang dilakukan pada tahap persiapan adalah proses perijinan. Peneliti meminta surat pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang untuk memohon ijin melakukan penelitian dan penyebaran angket.

3.9.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan antara lain :

1. Melakukan pengambilan data

Peneliti mengambil sampel perawat dan membagikan angket pengetahuan perawat kepada responden penelitian, serta meakuan observasi ke pasien menggunakan lembar observasi angka kejadian flebitis.

2. Mengumpulkan dan menyiapkan data untuk diolah Peneliti melakukan pengumpulan data angket dan hasil observasi dan menyiapkannya untuk diolah ke dalam komputer.

(16)

58

3.9.3. Tahap Akhir

Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap akhir antara lain :

1. Peneliti mengecek kembali data angket yang telah dikumpulkan

2. Memberikan skoring terhadap data dari kedua alat ukur

3. Memasukkan data kedalam software komputer untuk dilakukan pengolahan data

4. Pengecekan ulang antara data angket dengan data yang telah dimasukkan ke dalam software komputer.

5. Menginterpretasikan hasil analisis statistik berdasarkan landasan teori yang telah disusun sebelumnya.

6. Melakukan analisa dan pembahasan berdasarkan data yang diperoleh.

7. Menarik kesimpulan

(17)

59

3.10. Analisis data

Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang terapi intravena/infus dengan angka kejadian flebitis, analisis data menggunakan bantuan program SPSS dengan menggunakan uji Chi Square bila memenuhi syarat, apabila tidak memenuhi syarat dapat menggunakan uji alternatif yaitu uji Fisher. Uji Fisher digunakan untuk menghitung hubungan antar variabel bila datanya berbentuk nominal.

Referensi

Dokumen terkait

Desentralisasi sebagai sistem pemerintahan indonesia telah mengalami perjalanan yang sangat panjang tidak hanyak semenjak lahirnya repoblik ini, akan tetapi sejak

Frekuensi relatif tertinggi (FR) di Stasiun I yaitu jenis Rhizophora mucronata untuk kategori pohon, pancang dan semai yaitu dengan nilai frekuensi relatif

dalam kegiatan penelitian (DIPA Fakultas) yang berjudul: Pengaruh Volume Usaha, Modal Sendiri Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri yang Dimoderasi oleh Jumlah Anggota

METY SUPRIYATI Kepala Sub Bidang Sosial, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kependudukan pada Bidang Pemerintahan dan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Diplomasi budaya merupakan bagian dari Diplomasi Publik dimana budaya bangsa diberdayakan dalam mendukung kebijakan luar negeri, untuk melawan stereotipe, mengembangkan

Sistem Informasi BKD Single Window yang disingkat menjadi BSW adalah sebuah aplikasi pendataan pegawai terpadu berbasis web yang bertujuan untuk memudahkan mendata pegawai

Merupakan suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank syariah untuk menilai suatu permohonan pembiayaan yang telah di ajukan oleh calon nasabah. Dengan melalukan

Kalau dia melayani anggota lebih baik maka anggota juga akan melayani umat atau orang yang harus dilayani dengan lebih baik pula.. Dalam konteks kongregasi itu berarti