• Tidak ada hasil yang ditemukan

DASAR HUKUM. KEP -545/PJ./1998 jo. PER-15/PJ./2006. PMK No. 252/PMK.03/2008. UU No. 7 Th stdd. Update. UU No. 36 Th UU No. 17 Th 2000.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DASAR HUKUM. KEP -545/PJ./1998 jo. PER-15/PJ./2006. PMK No. 252/PMK.03/2008. UU No. 7 Th stdd. Update. UU No. 36 Th UU No. 17 Th 2000."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PP

H

P

ASAL

21

(2)

DASAR HUKUM

PMK No. 252/PMK.03/2008

KEP

-545/PJ./1998

jo. PER-15/PJ./2006

JUKLAK PEMOTONGAN, PENYETORAN,

DAN PELAPORAN PPh Ps 21 dan Ps 26

SEHUB. DNG PEKERJAAN,

JASA, DAN KEGIATAN

ORANG PRIBADI

ttg

JUKLAK PEMOTONGAN PPh

SEHUB. DNG PEKERJAAN,

JASA, DAN KEGIATAN

ORANG PRIBADI

UU No. 36 Th 2008

Update

UU No. 17 Th 2000

UU No. 7 Th 1983

stdd

Juklak

Juklak

ttg

Pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Ps. 21 dan/atau Ps. 26 diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak

PER. 31/PJ/2009 tgl 25 Mei 2009

PER. 57/PJ/2009 tgl 12 Okt 2009

2

www.taxsyscenter.com

(3)

MEKANISME PEMBAYARAN PPH

PPh PASAL 21/26

PPh PASAL 22

PPh PASAL 23/26

PPh PASAL 15

PPh PASAL 4 (2)

PAJAK TERUTANG DIHITUNG

DIPOTONG/DIPUNGUT

DISETORKAN & DILAPORKAN

PIHAK LAIN

MENGHITUNG

MENYETOR MELAPOR

SENDIRI PAJAK

YANG TERUTANG

PPH PASAL 25/29

SELF ASSESMENT

WITHOLDING SYSTEM

3

www.taxsyscenter.com

(4)

PENGERTIAN

PPH

PASAL

21/26

Pajak Penghasilan

Sehubungan Dengan

Pekerjaan atau jabatan

• Jasa dan

• Kegiatan

Yang Dilakukan Subjek Pajak Orang Pribadi

Atas Penghasilan Berupa:

Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain

dengan nama/bentuk apapun

Subjek Pajak DN

Subjek Pajak LN

PPh Pasal 21

PPh Pasal 26

4

w

w

w

.t

a

x

sy

sce

n

te

r.co

m

(5)

SUBJEK DAN OBJEK PPH 21

PENGHASILAN (ACTIVE INCOME)

PEKERJAAN, JASA, KEGIATAN

PEMBERI

PENGHASILAN

PEMOTONG PPH 21

ORANG PRIBADI

DALAM NEGERI

SUBJEK PPH 21

OBJEK PPH 21

5

www.taxsyscenter.com

(6)

PENERIMA PESANGON, PENSIUN, THT, JHT

PEGAWAI

Tenaga ahli, pemain musik, penyanyi, pelawak, olahragawan,

Pengajar, Pengarang, agen iklan, perantara, petugas dinas

luar asuransi, distributor MLM

PESERTA KEGIATAN : LOMBA, RAPAT, PELATIHAN, DLL

SUBJEK PPH 21 / PENERIMA PENGHASILAN

ORANG PRIBADI DALAM NEGERI

BUKAN PEGAWAI terdiri :

6

www.taxsyscenter.com

(7)

TENAGA AHLI

P

engacara

A

kuntan

K

onsultan

P

enilai

A

rsitek

N

otaris

D

okter

A

ktuaris

Yang melakukan pekerjaan

bebas

7

www.taxsyscenter.com

(8)

Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 dan atau PPh

Pasal 26 adalah orang pribadi yang merupakan:

a. pegawai;

b. penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya;

c. bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi:

1. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;

2. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;

3. olahragawan;

4. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator; 5. pengarang, peneliti, dan penerjemah;

6. pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi ekonomi dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

7. agen iklan;

8. pengawas atau pengelola proyek;

9. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;

10. petugas penjaja barang dagangan; 11. petugas dinas luar asuransi;

12. distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya;

d. peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi:

1. peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;

2. peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja;

3. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu;

4. peserta pendidikan, pelatihan, dan magang; 5. peserta kegiatan lainnya.

Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 dan atau PPh

Pasal 26 adalah orang pribadi yang merupakan:

a. pegawai;

b. penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya;

c. bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi:

1. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;

2. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;

3. olahragawan;

4. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator; 5. pengarang, peneliti, dan penerjemah;

6. pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi ekonomi dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

7. agen iklan;

8. pengawas atau pengelola proyek;

9. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;

10. petugas penjaja barang dagangan; 11. petugas dinas luar asuransi;

12. distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya;

d. peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi:

1. peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;

2. peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja;

3. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu;

4. peserta pendidikan, pelatihan, dan magang; 5. peserta kegiatan lainnya.

8

w

w

w

.t

a

x

sy

sce

n

te

r.co

m

(9)

Pemotong PPh Pasal 21

Pembayar Honor

- Badan

- WP OP Usaha/Pek Bebas

Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah

(termasuk Kedubes RI di LN)

Dana Pensiun, PT TASPEN, PT ASTEK,

Penyelenggara JAMSOSTEK

Penyelenggara Kegiatan

Pemberi Kerja

- Badan

- WP OP

9

www.taxsyscenter.com

(10)

Tidak Termasuk Pemberi Kerja Sebagai

Pemotong PPh Pasal 21/26

• Kantor perwakilan negara asing (DuBes)

• Organisasi-organisasi

internasional

yang

ditetapkan Menteri Keuangan (PBB, WHO,

UNESCO dll)

• WP OP non Usaha / Pekerjaan Bebas yg

mempekerjakan WP OP pekerjaan Rumah

Tangga

(11)

Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/26

Penghasilan

Pegawai Tetap

baik teratur maupun tidak

teratur

Penghasilan

Penerima Pensiun

secara teratur

Penghasilan sehubungan dengan

pemutusan hubungan

kerja dan sehubungan pensiun

yang diterima sekaligus

Penghasilan

pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas

Imbalan kepada

bukan pegawai

Imbalan kepada

peserta kegiatan

TERMASUK

Natura/Kenikmatan dari :

Bukan Wajib Pajak

Wajib Pajak PPh Final

Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus

(12)

Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21

Pembayaran manfaat atau santunan

asuransi

kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea

siswa

Natura/kenikmatan

dari

Wajib

Pajak

atau

Pemerintah

Iuran pensiun

kepada dana pensiun yang telah

disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar

pemberi kerja

Zakat/sumbangan

wajib

keagamaan

dari

badan/lembaga

yang

dibentuk/disahkan

pemerintah

Bea siswa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (3) huruf l UU PPh

(13)

Penghitungan PPh Pasal 21 :

Pegawai Tetap & Penerima Pensiun Berkala

Penghasilan Bruto

Pegawai Tetap

Penerima Pensiun

Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi

Dibayar Pemberi Kerja

Uang Pensiun Berkala

Dikurangi Dengan

1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh.

Bruto, maks. Rp 6.000.000 per

tahun atau Rp 500.000 per

bulan

2. Iuran pensiun, THT/JHT yang

dibayar sendiri

Dikurangi Dengan

Biaya Pensiun, 5% dari pengh.

Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun

atau Rp200.000 perbulan

PENGHASILAN NETO (SETAHUN/DISETAHUNKAN)

Dikurangi: PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17

#1

13

www.taxsyscenter.com

(14)

Iuran Pensiun Vs Premi

Asuransi

Iuran Pensiun

Premi asuransi

Dibayar Sendiri

Pengurang

Bukan Pengurang

Dibayar Pemberi

Kerja

Bukan Objek PPh

Objek PPh

Pembayaran/

Penggantian Bagi

Penerima

Objek PPh

Bukan Objek PPh

Ditinjau dari sisi karyawan sebagai penerima penghasilan:

14

www.taxsyscenter.com

(15)

< 1 JAN 2013

Rp 15.840.000

Rp 1.320.000

Rp 1.320.000

UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN

TAMBAHAN

UNTUK

SETIAP

ANGGOTA

KELUARGA

SEDARAH

SEMENDA

DALAM

GARIS

KETURUNAN

LURUS SERTA ANAK

ANGKAT

YG

MENJADI

TANGGUNGAN

SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG

PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN

PADA AWAL TAHUN KALENDER

ATAU

AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER

(Pasal 11 ayat (5) dan (6)

BESARNYA

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

(PTKP) Tahun 2009

Pasal 11 ayat (1)

15

1 JAN 2013

Rp 24.300.000

Rp 2.025.000

Rp 2.025.000

www.taxsyscenter.com

(16)

HUBUNGAN KELUARGA

GRS LURUS KE ATAS

GRS LURUS KE ATAS

GRS LURUS KE BAWAH

GRS LURUS KE BAWAH

SEDARAH

SEMENDA

KARYAWAN / WP

SEMENDA

SEDARAH

AYAH + IBU

KANDUNG

SAUDARA

KANDUNG

SAUDARA

IPAR

AYAH + IBU

MERTUA

ANAK

KANDUNG

ANAK

TIRI

KESAMPING

KESAMPING

16 www.taxsyscenter.com

(17)

PTKP UTK KARYAWATI

HANYA UTK DIRI

SENDIRI

STATUS KAWIN

STATUS TDK

KAWIN

- UTK DIRI SENDIRI

SEBAGAI WP

- TANGGUNGAN

MAKS 3 ORANG

SYARAT:

MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT

SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/

MEMPEROLEH PENGHASILAN

STATUS KAWIN

SUAMI

TDK MENERIMA/

MEMPEROLEH

PENGHASILAN

- UTK DIRI SENDIRI

SEBAGAI WP

- STATUS KAWIN

- TANGGUNGAN

MAKS 3 ORANG

Pasal 11 ayat (3) dan (4)

17

www.taxsyscenter.com

(18)

0

s.d.

50.000.000

5%

> 50.000.000

s.d.

250.000.000

15%

> 250.000.000

s.d.

500.000.000

25%

> 500.000.000

30%

TARIF PASAL 17 UU PPh

18

www.taxsyscenter.com

(19)

Penerima Penghasilan Tidak Ber NPWP

DIKENAKAN

TARIF

LEBIH TINGGI

20%

TIDAK

BERLAKU UNTUK

PPh PASAL 21

FINAL

DIPOTONG

PPh PASAL 21

SEBESAR

120%

DARI PPh PASAL 21

YANG SEHARUSNYA DIPOTONG JIKA BER NPWP

DIPERHITUNGKAN OLEH PEMOTONG DENGAN PPh

PASAL 21 TERUTANG BULAN-BULAN BERIKUTNYA

JIKA PEGAWAI TETAP, BER- NPWP

SEBELUM

PEMOTONGAN BULAN

DESEMBER

19

www.taxsyscenter.com

(20)

Penghitungan PPh Pasal 21

yang harus dipotong

setiap bulan

Perkiraan

Penghasilan

neto yang akan diperoleh

selama

setahun

Penghasilan

teratur

sebulan dikali 12

Selisih antara PPh yang

terutang

atas

seluruh

penghasilan kena pajak

selama setahun dengan

yang

telah

dipotong

masa-masa sebelumnya.

D i h i t u n g d a r i

20

www.taxsyscenter.com

(21)

Masa Perolehan Penghasilan Kurang Dari 12 Bulan

DISETAHUNKAN

TIDAK DISETAHUNKAN

1. WP OP DN meninggal dunia

atau meninggalkan Indonesia

untuk

selama-lamanya

di

pertengahan tahun

2. Orang Asing mulai bekerja di

Indonesia

di

pertengahan

tahun untuk jangka waktu

lebih dari 6 bulan

3. Karyawan pindah cabang

1. WP OP DN mulai bekerja di

pertengahan tahun

2. WP OP DN pindah kerja ke

pemberi kerja lain

21

www.taxsyscenter.com

(22)

Penghasilan sebulan :

1 Gaji Pokok (sebulan)

XXX

2 Tunjangan PPh

XXX

3 Tunjangan Lain

XXX

4 Premi Asuransi - JKK, JK, JPK (

Yg dibayar Pemberi kerja

)

XXX

Tarif Pasal 17 UU PPh (

Progresive)

- Jaminan Kecelakaan Kerja, J. Kematian, J. Pelayanan Kesehatan

XXX +/+

5 Penghasilan Bruto sebulan

XXX

(Jml 1 s.d 4)

5%

0 - 50 Jt

Pengurang Pengh. Bruto :

15%

50 < X < 250 Jt

6 Biaya Jabatan / B. pensiun (5% x Pengh. Bruto)

XXX

25%

250 < X < 500 Jt

- max. 500.000/200,000 per bl atau 6.000,000/2.400.000 per th

XXX

30%

> 500 Jt

7 Iuran Pensiun, IHT (

Yg Dibayar Sendiri Karyawan

)

XXX +/+

XXX

-/-8 Penghasilan Netto sebulan

XXX

9 Penghasilan Netto setahun/disetahunkan

XXX

Dikurangi PTKP :

10 PTKP setahun ( based per awal th)

XXX

-/-11 Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun

XXX

(9-10)

12 PPh Pasal 21 setahun (Tarif Pasal 17 UU PPh)

XXX

13 Ph Pasal 21 sebulan

XXX (12/jml bl)

PEGAWAI TETAP

Skema Perhitungan PPh Pasal 21 secara Umum

22

www.taxsyscenter.com

(23)

Saat Terutang

PPh Pasal 21/26

Bagi Penerima

Penghasilan

SAAT DILAKUKAN

PEMBAYARAN

PENGHASILAN

Bagi Pemotong PPh

Pasal 21/26

UNTUK SETIAP MASA

PAJAK

AKHIR BULAN

DILAKUKANNYA

PEMBAYARAN

PENGHASILAN

Pasal 21

23

www.taxsyscenter.com

(24)

Kewajiban Pemotong

Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP

Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan

PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan

kalender.

PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos

atau Bank paling lama

10 hari setelah Masa Pajak berakhir

.

Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling

lama 20

hari setelah Masa Pajak berakhir

.

Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh

Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak

Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan

Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada

Penerima Penghasilan

24

www.taxsyscenter.com

(25)

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

Untuk

pegawai tetap

:

dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2)

diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun

atau pegawai berhenti

Untuk

selain

pegawai tetap:

Dibuat setiap kali ada pemotongan

Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka

bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan

Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib

dilampirkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21

25

www.taxsyscenter.com

(26)

CONTOH PERHITUNGAN

PPh PASAL 21

(LIHAT PER 31 TAHUN 2012)

26

www.taxsyscenter.com

(27)

LIHAT ( PER 31 TH 2012)

KARYAWAN PINDAH

KERJA/BERHENTI/PINDAH CABANG/BARU

MULAI KERJA

Pindah Kerja

Pindah Cabang

Mulai Kerja Pertengahan Tahun

27

www.taxsyscenter.com

(28)

Penghitungan PPh Pasal 21

Penghasilan berupa Upah Harian, Mingguan, Satuan,

Borongan dan Uang Saku

yang dibayar bulanan

Disetahunkan dan Dikurangi PTKP

PhKP Sebulan

Dikalikan Tarif Ps. 17

PPh Setahun

PPh Sebulan

28

www.taxsyscenter.com

(29)

Penghitungan PPh Pasal 21

Upah Peg. Harian/Tenaga Harian Lepas, Satuan, Borongan

Pd saat telah lb 1.320.000 s.d 6.000.000 dalam 1 bulan

PKP* = (akumulasi. upah 1bl x 12) – PTKP setahun

#2

See 38

(30)

Penghitungan PPh Pasal 21

Upah Peg. Harian/Tenaga Harian Lepas, Satuan, Borongan

(mulai 1 Januari 2013)

Pd saat telah lb 2.025.000 s.d 7.000.000 dalam 1 bulan

PKP* = (akumulasi. upah 1bl x 12) – PTKP setahun

#2

See 38

(31)

PPh Pasal 21

Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon

Pegawai

Upah/Uang Saku Harian,

Mingguan, Satuan, Borongan

Jumlah Upah Kumulatif satu

Dibayarkan

Bulanan

Atau

bulan melebihi Rp 6.000.000

Upah/Uang Saku Harian

≤ 150.000

> 150.000

Tidak Dipotong

Dikurangi 150.000

Dipotong 5%

Upah kumulatif > Rp1,32 jt s.d. Rp6 jt

sebulan

Upah sehari dikurangi PTKP sehari

Tarif PPh 21 : 5%

Dikali 12

Dikurangi PTKP Setahun

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun

Dibagi 12

PPh Pasal 21 Sebulan

#1

31

www.taxsyscenter.com

(32)

PPh Pasal 21

Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon

Pegawai (TH 2013)

Upah/Uang Saku Harian,

Mingguan, Satuan, Borongan

Jumlah Upah Kumulatif satu

Dibayarkan

Bulanan

Atau

bulan melebihi Rp 7.000.000

Upah/Uang Saku Harian

≤ 200.000

> 200.000

Tidak Dipotong

Dikurangi 200.000

Dipotong 5%

Upah kumulatif > Rp2.025.000 s.d. Rp 7

jt sebulan

Upah sehari dikurangi PTKP sehari

Tarif PPh 21 : 5%

Dikali 12

Dikurangi PTKP Setahun

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun

Dibagi 12

PPh Pasal 21 Sebulan

#1

32

www.taxsyscenter.com

(33)

Penghitungan PPh Pasal 21

-Penghasilan Bruto

Jasa Produksi,

Tantiem,

Gratifikasi,

Dan Bonus

Peserta

Program

Pensiun

Mantan

Pegawai

Penarikan

dana pada

Dana Pensiun

Tarif PPh Pasal 17 UU

(Kumulatif per 1 Tahun kalender)

X P. Bruto

Dewan Komisaris

Yang

tidak

merangkap

Sebagai

pegawai tetap

Honorarium

Diterapkan (update)

#4

contoh

33

www.taxsyscenter.com

(34)

UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT

YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

(PP No. 68 Tahun 2009 tgl 16 Nopember ‘09)

Uang Pesangon

adalah penghasilan yang dibayarkan oleh

pemberi kerja termasuk

Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja

kepada pegawai, dengan nama dan dalam

bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan

hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.

Uang Manfaat Pensiun

adalah penghasilan dari manfaat pensiun yang dibayarkan

kepada orang pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang dana pensiun oleh

Dana Pensiun Pemberi Kerja atau

Dana Pensiun Lembaga Keuangan

yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri

Keuangan.

Tunjangan Hari Tua

adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh

badan

penyelenggara tunjangan hari tua

kepada orang pribadi yang telah mencapai usia pensiun.

Jaminan

Hari

Tua

adalah

penghasilan

yang

dibayarkan

sekaligus

oleh

badan

penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja

kepada orang pribadi yang berhak dalam

jangka waktu yang telah ditentukan atau keadaan lain yang ditentukan.

#5

34

www.taxsyscenter.com

(35)

UANG PESANGON

> 0 s/d 50.000.000,-

Tidak Kena Pajak

50 juta s/d 100 juta

5%

100 juta s/d 500 juta

15%

> 500 juta

25%

UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT

YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

(PP No. 68 Tahun 2009 tgl 16 Nopember ‘09)

UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT

> 0 s/d 50.000.000,-

Tidak Kena Pajak

> 50.000.000,-

5%

dianggap dibayarkan sekaligus dalam hal sebagian atau seluruh

pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) th kalender.

Bersifat FINAL

(dlm hal dibayar sekaligus)

35

www.taxsyscenter.com

(36)

Contoh

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang

dipotong atas Uang Pesangon dengan jumlah

Rp 175.000.000,00.

Penghasilan bruto

Rp 175.000.000,00

Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang :

0% x Rp50.000.000,00 = RP

0,00

5% x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00

15% x Rp75.000.000,00 = Rp 11.250.000,00 (+)

Jumlah

Rp13.750.000,00

(37)

Dalam hal pembayaran Uang Pesangon dilakukan dalam beberapa kali

pembayaran, misalnya :

a. Bulan Desember 2009 = Rp 50.000.000,00

b. Bulan April 2010

= Rp 125.000.000.00 (+)

Jumlah

Rp 175.000.000,00

Perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 didasarkan pada jumlah

pembayaran sebagai satu kesatuan, yaitu sebesar Rp 175.000.000.00

Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus dipotong :

Bulan Desember 2009:

Jumlah penghasilan bruto Rp 50.000.000,00

Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang :

0% x Rp50.000.000.00 = Rp 0,00

Bulan April 2010 :

Jumlah penghasilan bruto Rp 125.000.000,00

Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang :

5% x Rp 50.000.000.00 = Rp 2.500.000,00

15% x Rp75.000.000.00 = Rp 11.250.000,00 (+)

Jumlah

Rp 13.750.000,00

37

(38)

Penghitungan PPh Pasal 26

Imbalan atas pekerjaan, jasa, dan kegiatan

Diterima WP Orang Pribadi LN

20% x Penghasilan Bruto atau berdasar Tax Treaty

Bersifat

FINAL

#6

38

www.taxsyscenter.com

(39)

BUKAN PEGAWAI (TERMASUK TENAGA AHLI)

TDK BERKESINAMBUNGAN

(Tarif Ps. 17 x 50% x P. Bruto)

Utk tiap pembayaran

BERKESINAMBUNG

AN

TIDAK memenuhi syarat *

(Tarif Ps. 17 (kumulatif TH kalender)

x 50% x P. Bruto )

MEEMENUHI syarat *

(Tarif Ps. 17 (kumulatif TH kalender)

x PKP ((P. Bruto x 50%) – PTKP Bulanan))

Peserta Kegiatan

(Tarif Ps. 17 x Bruto tiap

kali byr)

* Syarat pengurangan PTKP :

1 Memiliki NPWP

2 Hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dgn pemotong dan tidak memiliki

penghasilan lain

*

#7

contoh

Edit Per 57 th

2009

39

www.taxsyscenter.com

(40)

Dr. Gopar spesialis jantung praktek di RS harapan jantung, menerima

pembayaran jasa oleh pasien:

Januari : Rp 30 juta

Pebruari : RP. 30 jt

Maret

: Rp. 25 jt

April

: Rp. 40 jt

Mei

: Rp. 30 jt

Juni

: Rp. 25 jt

Berapakah PPh yg dipotong rumah sakit harapan jantung!

(41)

Peserta Kegiatan

TARIF PS. 17

DITERAPKAN ATAS :

PEMBAYARAN YANG BERSIFAT UTUH

DAN TIDAK DAPAT DIPECAH

JUMLAH PENGHASILAN BRUTO

#8

contoh

41

www.taxsyscenter.com

(42)

Kasus 1

:

Bapak Ali menerima hadiah perlombaan bulutangkis sebesar

Rp.60.000.000,-dari Perum BULOG dalam rangka HUT Perum BULOG pada bulan Mei 2013

Perhitungan PPh Pasal 21 : 5% x Rp.50.000.000,- = Rp.2.500.000

,-15% x Rp.10.000.000,- =

Rp.1.500.000,-Total PPh

Rp

4.000.000,-Kasus 2 :

Masih dalam contoh kasus 1, apabila pada bulan Agustus 2013 Bapak Ali

kembali menerima hadiah perlombaan panjat pinang berupa LCD TV senilai

Rp.10.000.000,- dalam rangka HUT RI yang diadakan oleh Perum BULOG.

Maka perhitungan PPh Pasal 21

: 5% x Rp.10.000.000,- =

Rp.500.000,-Contoh Perhitungan : Peserta Kegiatan

42

(43)

Penghitungan PPh Pasal 21

# 9

Penghasilan berupa Honor dan Imbalan lain

Diterima Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI sumber dana dari

Keuangan Negara /Daerah, kecuali yang dibayarkan kepada PNS golongan

II d ke bawah dan anggota TNI/POLRI berpangkat Pembantu Letnan Satu ke

bawah atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke bawah.

0% x Pengh. Bruto

PNS Gol I dan II, Tamtama dan Bintara

5% X Pengh Bruto

PNS Gol III dan Perwira Pertama

15% x Pengh Bruto

PNS Gol IV dan Perwira menengah dan tingi

Bersifat Final

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

tersendiri

Update

43

www.taxsyscenter.com

(44)

PEGAWAI

BUKAN

PEGAWAI

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI,

PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

PENSIUNAN

TETAP

TIDAK TETAP

Ph NETO - PTKP

BULANAN

HARIAN

Ph BRUTO - PTKP

50% X Ph Bruto (kumulatif) –

PTKP Bulanan*)

Ph Bruto (kumulatif)

Ph NETO - PTKP

SEKALIGUS

BERKALA

Ph BRUTO – 200 RIBU

Berlaku PP 68 Th 2009 –Tarif Progresif

Ph BRUTO(>2.025.000 s.d.7jt) – PTKP

Harian

LAINNYA YG Ph TDK BERKESINAMBUNGAN

Ph Bruto

YG MENERIMA Ph

BERKESINAMBUNGAN*)

PESERTA

KEGIATAN

SKEMA DASAR PENGENAAN PPh PASAL 21

Ph BRUTO(>7jt) – PTKP

50%

X

Ph Bruto kumulatif)

50% x Ph Bruto

44

www.taxsyscenter.com

(45)

THANK YOU

45

www.taxsyscenter.com

Referensi

Dokumen terkait

54 Tahun 2010 BAB VIII Pasal 100 Ayat 3 disebutkan Nilai paket pekerjaan Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar

http://lpse.samarindakota.go.id Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda kami anggota Pokja 5 Unit Layanan Pengadaan DBMP Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Jalan

– PAN / 2012, tanggal 22 Oktober 2012 dari Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan, bahwa untuk paket pekerjaan : Penyusunan RTBL Kawasan

Berdasarkan Surat Edaran LKPP nomor: 5314/D.II.3/03/2016 perihal: Pengumuman Permasalahan Server LPSE, kami Pokja Pengadaan Barang/Jasa Balai Pengkajian Teknologi

[r]

Sehubungan dengan Surat Penawaran Saudara yang dilampiri Dokumen Penawaran dan Dokumen Kualifikasi untuk paket pekerjaan tersebut di atas, bersama ini Panitia

Sehubungan akan dilaksanakannya proses pengadaan barang/jasa di Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Batang Hari, dan sesuai dengan Peraturan Presiden

NAMA PENAWAR : CV. Total harga penawaran terhadap HPS {Sesuaifl-idak) Sesuai.. Penulisan angka dan huruf