• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. memiliki nilai ekonomis bagi konsumen maupun bagi pemilik merek. seseorang atau beberapa orang, atau badan hukum.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. memiliki nilai ekonomis bagi konsumen maupun bagi pemilik merek. seseorang atau beberapa orang, atau badan hukum."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI & FOCUS OF INTEREST A. Pengertian Brand

Merek (brand) merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan

pemasaran, karena kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk barang dan

atau jasa tidak terlepas dari merek yang dapat diandalkan. Merek juga merupakan

pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh konsumen sebelum mengambil

keputusan untuk membeli. Merek merupakan strategi jangka panjang yang

memiliki nilai ekonomis bagi konsumen maupun bagi pemilik merek.

Merek merupakan suatu tanda pembeda atas barang atau jasa dari suatu

perusahaan dengan perusahaan lainnya. Sebagai tanda pembeda maka merek

dalam satu klasifikasi barang atau jasa, tidak boleh memiliki persamaan antara satu

dengan yang lainnya. Merek atas barang lazim disebut sebagai merek dagang

yaitu merek yang digunakan/ditempelkan pada barang yang diperdagangkan oleh

seseorang atau beberapa orang, atau badan hukum.

Menurut para ahli, definisi brand (merek) adalah:

1. Brand atau merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli (Kotler 1997:283).

2. Brand adalah ide, kata, desain grafis dan suara/bunyi yang mensimbolisasikan produk, jasa, dan perusahaan yang memproduksi produk dan jasa tersebut

(Janita 2005:15).

(2)

Brand Activation merupakan sebuah aktifitas yang mampu memadukan seluruh bentuk komunikasi pemasaran. Dalam mencapai sebuah proses

komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien perlu adanya unsur-unsur pokok

bauran pemasaran yaitu Produk, Harga, Distribusi dan Promosi.

Berdasarkan definisi beberapa Ahli, secara umum variabel-variabel Marketing

Mix yang utama ada empat yang di kenal dengan “4P” yaitu:

1. Product (produk)

Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang di tawarkan perusahaan

kepada pasar sasaran. Produk tidak hanya meliputi unit fisiknya saja tetapi juga

kemasan, garansi, merek, dan pelayanan purna jual.

2. Price (harga)

Harga adalah apa yang harus diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan suatu

produk. Harga bukan saja suatu komponen bagi perusahaan untuk mengembalikan

modalnya. Tetapi juga untuk mendapatkan keuntungan dan menentukan

kelangsungan hidup perusahaan. (Mc.Daniel 2001: 56)

(3)

Tempat menunjukan berbagai kegiatan yang di lakukan perusahaan untuk

menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi perusahaan.

4. Promotion (Promosi)

Promosi sebagai kegiatan yang menghasilkan informasi, membujuk, atau

mengingatkan konsumen akan manfaat dari suatu produk tujuan dari melakukan

kegiatan promosi adalah: (Mc.Daniel 2001: 56)

a. memperkenalkan produk baru kepada masyarakat.

b. Memperpanjang masa kedewasaan produk.

c. Menjaga stabilitas prusahaan dari kemungkinan persaingan.

d. Mendorong penjualan produk.

Promosi atau komunikasi pemasaran yang dibutuhkan di era globalisasi saat ini

tidak lagi dilakukan secara terpisah namun harus mampu berpadu dalam sebuah

konsep yang jelas agar mampu menciptakan image branding dan menjadi

pemenang dalam persaingan bisnis yang sudah sangat kompetitif. Bentuk promosi

ada beragam jenisnya dengan fungsi dan tujuannya masing-masing, yaitu

advertising, personal selling, publicity, sales promotion dan sebagainya.

Berikut adalah macam macam bentuk promosi:

1. Advertising

Periklanan didefinisikan sebagai bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau

(4)

pembayaran. Secara garis besar Advertising adalah bentuk promosi non personal

dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang

pembelian. (Kotler 2002: 658)

2. Personal Selling

Bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan

dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Penjualan

tatap muka adalah kegiatan mempromosikan suatu produk dengan cara

mendatangi ke tempat konsumen berada.

3. Sales Promotion

Promosi penjualan (sales promotion) adalah bentuk persuasi langsung

melaluipenggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang

pembelian produkdengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli

pelanggan.

4. Publishing

Publisitas adalah upaya perusahaan untuk mendukung, membina citraperusahaan yang baik, dan menangani atau menangkal isu, cerita dan peristiwayang dapat

merugikan perusahaan yang dilakukan melalui pembinaan hubungan dengan

masyarakat (public relations)” (Kotler, 2002: 658).

5. Direct marketing

Sistem marketing dimana organisasi berkomunikasi secara langsung dengan target

customer untuk menghasilkan respons atau transaksi. Respons yang dihasilkan bisa berupa pembelian, atau bahkan dukungan.

(5)

Brand activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan dan membangun interaksi merek dengan penggunanya melalui

aktivitas pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas public

yang menarik perhatian lainnya. (Terence, A.Shimp, 2003: 263).

Dalam sebuah kampanye produk atau branding, kegiatan event

management telah disusun dalam kerangka perencanaan tetap dan dilakukan

secara kontinyu. Event management lain yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang

promosi adalah dalam rangka perayaan hari-hari besar nasional atau kegiatan

exhibiton berskala nasional atau regional.” (Soemanagara, 2006: 143).

Brand Activation merupakan aktivitas dua arah dimana brand bergerak mendekati target market ataupun target audience secara langsung. Di sini lah target sendiri

yang melakukan respon yang berhubungan dengan fasilitas aktifasi yang

dilakukan penyelenggara event sebagaimana prinsip dasar komunikasi (who says

what in which channel to whom with what effect.) Aktifitas Brand Activation ini lebih tepat disebut dengan paduan semua aspek dalam integrated marketing

communication karena banyak hal bisa dilakukan.

Menurut Terrance A Shimp (2003, 26) dalam buku Periklanan Promosi:

Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu menyebutkan definisi IMC sebagai

berikut:

“IMC adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara

berkelanjutan. Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek

(6)

Pengertian di atas tentang komunikasi pemasaran terpadu memberikan

penjelasan bahwa komunikasi pemasaran terpadu menggunakan semua bentuk

komunikasi yang relevan serta dapat diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan

sebagaimana yang telah di presentasikan dalam bentuk kegiatan brand activation.

Perusahaan dalam melakukan aktifitas brand activation selalu mempresentasikan

unsur-unsur bauran pemasaran, khususnya unsur-unsur yang terdapat dalam

promosi (promotional mix). Dalam hal ini, perusahaan telah mampu merancang

kegiatan aktifasi merek yang didalamnya terdapat kegiatan sales promotion,

publicity, dan direct marketing. Kegiatan advertisingpun dilakukan di awal dan

di akhir kegiatan dengan pemanfaatan media-media yang relevan.

C. Bentuk-Bentuk Brand Activation

`Brand activation memiliki beberapa bentuk, menurut (Wallace 2012:112) bentuk-bentuk brand activation antara lain:

1) Direct Marketing Activation, merupakan jenis brand activation dimana

brand langsung bersentuhan dengan konsumennya.

2) Social Media Activation, merupakan jenis brand activation dimana brand

bersentuhan dengan konsumennya melalui kegiatan yang dilakukan di

social media.

3) Promotions Activation, merupakan bentuk brand activation yang

melibatkan promo-promo spesial yang berkenaan dengan produk atau

jasanya.

4) Marketing Event Activation, merupakan jenis brand activation yang

(7)

5) Sponsorship Activation, merupakan jenis brand activation dimana brand

mendanai suatu kegiatan.

Bentuk-bentuk brand activation dapat dikombinasikan, sehingga dalam

satu activation terdapat lebih dari satu bentuk brand activation. Hal tersebut dapat

digabungkan dan dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari

target konsumen.

D. Tujuan Brand Activation 1. Meningkatkan Ekuitas Merek

Brand Activation dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

ekuitas merek. Menurut (Jerry Abidin AM, 2007: 30) memaparkan bagaimana

brand activation dapat membangun brand:

“Ketika sebuah brand sudah mencapai tingkat loyalitas yang sedemikian tinggi dan bahkan market leader, maka tugasnya adalah

membangun brand (brand builing). Caranya adalah dengan meningkatkan

ekuitas merek tersebut. Kunci peningkatan ekuitas merek adalah menjadikan

brand semakin baik dan semakin berbeda (differentiate or die). Langkah dalam peningkatan ekuitas adalah brand activity.”

Dalam hal ini, perusahaan telah membuktikannya dalam salah satu

kegiatan aktifasi merek Indosat Ooredoo yang mana sudah menjadi market

leader produk provider dengan membuat komunitas-komunitas. Respon

masyarakat yang menjadi target market pun terbukti mampu menambah nilai

(8)

propertinya di branding dan menggunakan propertinya tersebut dalam aktifitas

sehari-hari. Dalam etika periklanan seharusnya seorang sales mendapatkan fee

untuk setiap aktifitas promosi yang dilakukan terhadap sebuah brand,

namun ternyata dengan pengelolaan brand activation yang baik hal tersebut

akan diabaikan oleh pihak terkait.

2. Mengubah Perilaku Konsumen

Sebagai bagian dari komunikasi pemasaran, brand activation bertujuan

untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen.

Ketiga tahap itu adalah knowledge changes, attitude changes, dan behavior

changes. (Soemanagara, 2006: 63)

Tahap pertama adalah perubahan knowledge (pengetahuan). Tahapan

Knowledge Change (perubahan pengetahuan) pesan komunikasi baik verbal maupun non verbal diarahkan kepada pembombastisan informasi tentang

produk mulai dari brand (merek), fungsi dan kegunaan, kemasan dan figur

pengguna produk. Dalam perubahan ini konsumen mengetahui adanya

keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan

kepada siapa produk tersebut, dengan demikian pesan yang disampaikan tidak

lebih menunjukkan informasi penting dari produk. Tahapan ini disebut

Awareness Stage.

Tahap kedua adalah tahap perubahan sikap, ditujukan untuk

memperkuat kedudukan Brand dengan menggunakan strategi pesan seperti

kelebihan produk, gaya hidup dan citra perusahaan. Dalam consumer behavior

(9)

Kanuk sebagai tricomponent attitude changes yang menunjukkan bahwa

tahapan perubahan sikap ditentukan oleh tiga komponen, yaitu cognition

(pengetahuan), affection (perasaan), dan conation (perilaku). Jika ketiga

komponen ini menujukkan adanya kecenderungan terhadap sebuah perubahan

(kognitif, afektif dan konatif) maka memungkinkan sekali akan terjadi sebuah

perubahan sikap. Perubahan apa yang sebenarnya dikehendaki, tentunya

perubahan secara positif, perubahan positif ini mengarah pada keinginan untuk

mencoba (trial) produk, semakin tinggi kesukaan konsumen terhadap suatu

pesan sponsor semakin besar kemungkinan konsumen membeli produk

tersebut. Mengapa demikian? Tentu saja rasa ingin tahulah yang menyebabkan

seseorang untuk melakukan sebuah aksi (bentuk respon positif) yaitu

pembelian atau setidak-tidaknya konsumen melakukan sebuah eksperimen

atau pengujian terhadap ketepatan produk, apakah produk ini mampu

menyelesaikan masalahnya atau tidak. Tahapan ini disebut Interest Stage.

Pada tahap terakhir yaitu peribahan perilaku, yang ditujukan agar

konsumen tidak beralih pada produk lain dan terbiasa menggunakannya. Pesan

menunjukkan alasan-alasan (reason) kenapa produk ini masih menjadi produk

yang terbaik dibanding produk lainnya. Tahapan ini disebut Loyalty Stage.

3. Management Sebuah Brand

Brand Activation memiliki peranan penting dalam manajemen sebuah brand. Dalam buku “Strategic Marketing Communication” karya Rd. Soemanagara disebutkan bahwa terdapat jenjang atau tahapan penting dalam

(10)

Brand Recognition Brand Preference Brand Insistence Lovely Brand/Brand Satisfy

Semua perusahaan pasti menginginkan management brand yang

mampu membuat masyarakat mencintai produk mereka, maka management

brand yang baik adalah jeli dalam melihat keadaan dan kebutuhan. Dalam merancang sebuah konsep brand activation agar mampu membawa sebuah

brand naik dari tahapan yang bawah menuju jenjang yang lebih tinggi.

a. Brand Recognition

Pada tahapan ini, sebuah brand memasuki tahapan pengenalan

produk baru menjadi produk yang familiar di mata publik, setiap saat

brand muncul dengan tema sama dan dilakukan berulang-ulang sehingga brand mudah diingat oleh konsumen. Sebagai satu produk yang menarik untuk dicoba di sini produk menghadapi kemungkinan kegagalan apabila

produk yang dipromosikan tidak tersedia dalam pasar.

Beberapa investasi yang dibutuhkan dan kemampuan produk dalam

memenangkan pasar bersumber kepada kemampuan pemain atau

distributor lokal yang dipilih yang dapat mempengaruhi kebijakan dari

pimpinan puncak sebuah perusahaan dalam intervensi terhadap kegiatan

promosi lokal.

Sebuah brand yang masuk ke dalam kerangka Brand Recognition

(11)

sendiri. Berpromosi tanpa produk di pasaran mungkin kurang pas dengan

budaya pasar Indonesia yang mudah berubah-ubah.

b. Brand Preference

Sebuah brand dalam tahapan ini adalah dimana konsumen telah

melewati sejumlah pengalaman terhadap produk yang ia pilih dari berbagai

pengalaman produk yang ada di sekitarnya. Produk yang dirasanya cukup

memenuhi kebutuhan menjadi preference dari berbagai alternatif produk,

konsumen cenderung melakukan uji coba terhadap produk lain dan produk

yang bersifat alternatif, di sini produk-produk baru memilik peluang untuk

mendapat kesempatan memasuki pasar, pengalaman yang baik terhadap

sebuah produk baru membantu mereka untuk mencapai kepuasan dari alat

pemuas yang telah ada.

Di sinilah mengapa setiap perusahaan selalu melakukan

inovasi-inovasi baru terhadap produk, menambah kualitas produk dan penampilan

produk sebagai upaya menjaga mitra konsumen dan pelanggan terhadap

produk mereka dan agar para pelanggan tidak beralih ke produk lainnya.

Preference sebuah brand dalam benak konsumen menjadi bagian

terpenting. Para brand manager ketika mereka menemukan fakta ini dalam

pasar melalui studi yang mereka lakukan, berusaha mempertahankan

keberadaan produk mereka di pasar dan meningkatkan promosi produk

dalam level yang tinggi. Mereka terus berupaya mengejar konsumen

(12)

karena mereka tidak ingin konsumen melupakan produk mereka dan

kembali pada kebiasaan semula.

c. Brand Insistence

Pada tahapan ini Brand Insistence terjadi ketika konsumen

melakukan pengambilan keputusan secara bulat mengkonsumsi produk

yang kesekian kali. Konsumen lebih banyak mengenal kelebihan produk

ini dibanding produk lainnya, dan merasa aman untuk mengkonsumsinya.

Pengalaman mereka pada penggunaan produk lain dengan brand yang

sama juga berakhir dengan pengalaman yang menyenangkan sehingga

muncul kekuatan keyakinan dalam diri mereka untuk selalu menggunakan

dan mencoba produk lain dalam kelompok brand yang sama.

Kepuasan-kepuasan yang mereka dapatkan dari penggunaan beberapa

produk dalam satu brand yang sama menyebabkan tumbuhnya

kepercayaan konsumen kepada produsen sebagai perusahaan yang

menghasilkan produk berkualitas dan memiliki jaminan yang tinggi,

sehingga mereka mulai meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi produk

sebelumnya.

d. Lovely Brand/Brand Satisfy

Tahapan tertinggi dari brand adalah lovely brand atau brand satisfy,

konsumen benar-benar merasa puas terhadap pengalaman yang dialami

berulang-ulang dari penggunaan satu atau beberapa produk dalam brand

yang sama. Kebulatan tekad yang telah mereka miliki pada tahapan brand

(13)

produk dari sebuah brand memberikan mereka kepercayaan yang kuat

bahwa mereka selalu terpuaskan oleh produk-produk tersebut.

Produk yang telah menempatkan dirinya pada lovely brand mendapat

keuntungan yang sangat besar, karena mereka telah menciptakan

sales-sales baru yang jumlahnya jutaan. Konsumen akan memberikan pendapat

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh rekan mereka dan

memberikan saran penggunaan produk yang menurutnya paling baik.

Untuk mencapai hasil seperti ini memang membutuhkan proses

yang cukup lama, karena mereka banyak belajar terhadap produk-produk

dan memberikan perbandingan secara siknifikan antara produk yang

dicintai dengan produk-produk lainnya. Brand activation merupakan salah

satu solusi yang efektif dan saat ini sudah banyak digunakan oleh

perusahaan-perusahaan terkemuka di dunia, khususnya Indonesia.

E. Unsur-Unsur Brand Activation

Dalam buku “Integrated Communication System” karya Ulung Sulaksana disebutkan unsur-unsur Brand Activation terdiri dari 4 pilar utama yaitu sebagai

berikut :

1. Relationship

Berkaitan dengan interaksi dan menghargai konsumen sekaligus memberi

pengalaman emosional yang diinginkannya.

(14)

Sebagai alat branding, memberikan konsumen pengalaman sensorik dari

merek adalah kunci untuk meraih kontak emosional yang sulit dilupakan,

sehingga melahirkan preferensi merek dan loyalitas.

3. Imagination

Pendekatan imajinatif dalam mendesain produk, kemasan, toko retail, iklan,

dan situs web memungkinkan merek merombak pembatas untuk mencapai hati

konsumen dengan cara baru yang lebih baik.

4. Vision

Merupakan penentu kesuksesan jangka panjang dari sebuah merek. Untuk

membuat merek dicintai oleh orang, maka pemasar harus dapat memberikan

sesuatu yang sesuai dengan aspirasi konsumen.

F. Strategi Brand Activation

1. Mencari Wawasan Konsumen (consumer insight)

Mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen merupakan aspek

terpenting dalam membangun hubungan yang baik antara produsen dan

konsumen. Dalam konteks komunikasi pemasaran hal ini dikenal dengan istilah consumer insight. “Consumer insight sebagai suatu proses mencari tahu secara lebih mendalam dan holistik, tentang latar belakang perbuatan, pemikiran dan

perilaku seorang konsumen yang berhubungan dengan produk dan komunikasi

iklannya” (Maulana, 2009: 115). Pengertian wawasan dalam konteks psikologi adalah yang mencari tahu lebih mendalam tentang apa yang menjadi latar

belakang, dan faktor-faktor yang mendorong perbuatan, pemikiran dan perilaku

(15)

konsumen untuk mendapatkan ikatan emosional antara produk dan konsumennya.

Untuk menciptakan emosional tersebut dengan mencari informasi tentang

karakter, preferensi, psikografis dari segmen brand. Hal tersebut nantinya akan

bertujuan dalam konsep acara yang akan diadakan.

2. Menentukan Tema

Setelah mendapatkan data-data consumer insight, langkah berikutnya

adalah mencari ide atau tema hasil dari kumpulan beberapa data wawasan

konsumen yang telah didapat yang dituangkan dalam bentuk kegiatan atau aktivasi

brand yang melibatkan konsumen secara langsung. setelah mendapatkan ide dan tema besar, kemudian menyusunnya menjadi susunan creative brief. Diharapkan

dengan konsep yang ada sesuai dengan apa yang diharapkan pada tujuan program

brand activation.

3. Menentukan Saluran Komunikasi (Channel)

Dalam menentukan bauran promosi mana saja yang akan dipadukan pada

program brand activation akan menyesuaikan dengan kebutuhan. Alat atau (tool)

dan media yang akan digunakan tidak terbatas. Penentuan dan pemilihan media

yang efektif diharapkan dapat mencapai tujuan yang sesuai dengan yang hendak

dicapai.

G. Pengertian Periklanan

Periklanan merupakan salah satu alat penting yang digunakan oleh

perusahaan untuk melancarkan komuniksi persuasif terhadap pembeli dan

(16)

satu media yang paling efektif di dalam mengkomunikasikan suatu produk dan

jasa.

Beberapa pendapat mengeni definisi periklanan menurut para ahli:

1. Periklanan adalah komunikasi non pribadi melalui bermacam-macam

media yang dibayar oleh sebuah perusahaan bisnis atau organisasi nirlaba

atau individu yang dalam berbagai cara teridentifikasi dalam pesan

periklanan dan berharap menginformasikan atau membujuk

anggota-anggota dari pemirsa tertentu. (Henry Simamora, 2000: 756).

2. Periklanan adalah penggunaan media bauran oleh penjual untuk

mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk, jasa atau pun

organisasi dan merupakan alat promosi yang kuat. (M. Suyanto, 2007: 143)

H. Focus of Interest

Penyedia jasa professional penyelenggara acara brand activation menjadi

suatu ajang akses kreatifitas konsep acara yang untuk menjadi daya Tarik dan

minat kepada audiens. Suksesnya suatu tim brand activation sangat berpengaruh

pada pra brand activation dan pasca brand activation yang sangat berperan

penting dalam pelaksanaan brand activation. Kemeriahan acara dan daya tarik

brand activation menjadi target utama pengadaan brand activation yang dilakukan. Seiring dengan perkembangan event brand activation persaingan bisnis

event brand activation semakin ketata dan kompetitif.

Apabila ada perusahaan yang akan mengadakan suatu brand activation

(17)

Maka dari itu sebuah penggagas acara brand activation harus saling berupaya

menciptakan inovasi dan ide kreatif dalam suguhan brand activation. Selain untuk

menarik konsumen atau khalayak sebuah brand activation dapat menunjang suatu

perusahaan lewat produk barang dan jasa yang ditawarkan dalam sebuah brand

activation tersebut. Kesuksesan suatu brand activation juga tidak lepas dari

bagaimana pihak tim brand activation merencanakan dan mengadakan suatu

Referensi

Dokumen terkait

Hasil keputusan rapat pleno KPU Kota Bima dituangkan dalam surat Nomor 660/PP.08.3/5272/KPU-Kot/VII/2018 tanggal 3 Juli 2018 perihal jawaban rekomendasi yang pada

Persepsi yang baik lebih diberikan terhadap kesesuaian harga dengan kualitas, sehingga konsumen yang lebih mengedepankan kualitas maka akan lebih memperhitungkan

Limbah baglog jamur tiram dapat di- jadikan kompos setelah pengomposan satu bulan, dimana pengaruh konsentrasi ko- toran kambing, EM4 dan waktu pembalikan berpengaruh nyata

!ada sinusitis kronis, temuan pemeriksaan klinis tidak seberat sinusitis akut dan tidak terdapat pembengkakan pada ajah. !ada rinoskopi anterior dapat ditemukan sekret kental

Kurangnya penyampaian informasi dalam lingkup sekolah merupakan permasalahan yang ada di SMA Virgo Fidelis Bawen. Penyampaian informasi dari sekolah kepada murid,

Abdullah Yakin (02210020) 2008, dalam skripsinya telah melakukan penelitian dengan judul “UJI AKURASI ARAH KIBLAT MASJID BERDASARKAN TEORI RUBU’ MUJAYYAD DAN TEORI SINUS

Beban yang akan dihubungkan ke sekunder trafo arus menentukan daya aktif dan reaktif di terminal sekunder yang berhubungan dengan burden trafo arus, nilai VA dari tiap beban

Teknik pengendalian hama tungau yang ramah lingkungan sangat dibutuhkan pada masa-masa mendatang, terutama untuk mengatasi serangannya yang kemungkinan semakin