• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik (Sobur, 2009: 30). Dalam hal ini, media digunakan sebagai jembatan penghubung dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Media menjadi sumber informasi yang kuat dalam membentuk pandangan publik. Dengan adanya media, masyarakat dapat mengetahui segala bentuk informasi yang disajikan dan dibutuhkan dalam pembentukan realitas, pemikiran dan pandangan tertentu tentang dunia dan realitas sosialnya. Sobur (2009: 29-30) menyatakan bahwa media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam. Di Indonesia, beragam media berkembang dan digunakan oleh masyarakat seperti media cetak, media elektronik, maupun media online. Salah satunya media cetak yang sering digunakan yakni surat kabar. Surat kabar pada dasarnya merupakan media untuk menyampaikan berita kepada khalayak, selain itu media menjadi pengarah dan penentu pemahaman masyarakat dalam menyikapi suatu pemberitaan.

Pandangan kritis memposisikan media massa bukanlah sebagai saluran yang bebas nilai. Akan tetapi seperti yang dikatakan Tony Bennet (dalam Eriyanto, 2012: 36), media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya. Media juga dipandang sebagai wujud dari pertarungan ideologi antara kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat. Di

(2)

sini, media bukan sarana yang netral yang menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya, tetapi kelompok dan ideologi yang dominan itulah yang akan tampil dalam pemberitaan (Eriyanto, 2012: 36). Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana media membentuk pandangan publik melalui praktik kekuasaannya tersebut, penggunaan kosakata dan tata bahasa menjadi unsur penting untuk diamati. Jadi, dalam hal ini perlu dilakukan analisis wacana yang lebih dikenal dengan analisis wacana kritis.

Analisis wacana kritis yang menggunakan kosakata dan tata bahasa sebagai kajian analisis dapat ditemukan dalam model analisis Roger Fowler. Roger Fowler dalam membangun model analisisnya berdasarkan penjelasan Halliday mengenai struktur dan fungsi bahasa. Dalam model analisis tersebut, fokus penelitian tidak cukup hanya didasarkan pada struktur teks semata melainkan melihat bagaimana tata bahasa tertentu dan kosakata tertentu dapat membawa implikasi dan ideologi tertentu pula. Penelitian yang menggunakan model analisis Roger Fowler sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain. Anshori (2011) melakukan penelitian berjudul Terorisme dalam Pemberitaan Majalah Tempo: Analisis Wacana Kritis Roger Fowler. Dalam penelitian tersebut membahas penggunaan kosakata untuk memberikan atribut terorisme yang bermakna pejoratif, penggunaan kalimat aktif-transitif dan kalimat negasi untuk memarjinalkan pelaku terutama memperburuk citra pelaku teroris. Kemudian Chandradewi, dkk (2014) melakukan penelitian yang berjudul Pemberitaan Kasus Korupsi di Bali pada Media Cetak Bali Post dan Jawa Pos: Suatu Kajian Teori Roger Fowler. Dalam penelitian tersebut membahas penggunaan kosakata untuk

(3)

mengontruksikan kasus korupsi di Bali dan pemakaian bahasa disfemisme (pengasaran) untuk memarjinalkan pelaku korupsi. Sementara Prawira, dkk. (2015) melakukan penelitian dengan judul Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Perseteruan Antara POLRI dan KPK pada Harian Bali Post dan Kompas. Dalam penelitian tersebut membahas penggunaan kosakata pembentuk klasifikasi dan marjinalisasi dalam mengontruksi pemberitaan perseteruan antara Polri dengan KPK dan penggunaan tata bahasa pemasifan. Penelitian sejenis dilakukan oleh Ramadhanti (2016) yang berjudul Strategi Penggunaan Kosakata dan Tata Bahasa dalam Harian Umum Independen Singgalang. Dalam penelitian tersebut, membahas penggunaan kosakata marjinalisasi dan nominalisasi untuk menghilangkan nama pelaku, dan memfokuskan pemberitaan pada korban. Penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian sejenis dengan judul Reputasi Pemerintah dalam Pemberitaan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada Surat Kabar Kedaulatan Rakyat (Analisis Wacana Kritis Roger Fowler).

Penggunaan analisis wacana kritis Roger Fowler dapat ditemukan dalam wacana bertopik “UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer)”. Topik tersebut dipilih peneliti sebagai objek kajian analisis wacana, karena masih ada kaitan dengan bidang pendidikan yang menjadi fokus peneliti. Topik pemberitaan ini menjadi perbincangan dua tahun terakhir, dimana pemerintah melalui Kemendikbud mengubah sistem ujian nasional dari berbasis kertas menjadi berbasis komputer. Akan tetapi hal ini masih diperdebatkan karena masih banyak sekolah-sekolah yang pro dan kontra terhadap masalah ini. Perubahan ini dinilai

(4)

bagus untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, akan tetapi masih banyak yang harus dibenahi terutama dalam fasilitas yakni sarana dan prasarana yang menunjang ujian nasional berbasis komputer tersebut. Setiap mendekati waktu pelaksanaan UNBK pemberitaan mengenai ujian nasional menjadi topik perbincangan hangat di kalangan masyarakat, tak terkecuali menjadi topik perbincangan dalam pemberitaan yang disajikan oleh media massa. Dalam hal ini, surat kabar Kedaulatan Rakyat banyak memberitakan seputar UNBK pada bulan Januari-Maret 2017. Dalam wacana Ujian Nasional Berbasis Komputer surat kabar Kedaulatan Rakyat, peneliti menemukan adanya fenomena mengenai penggunaan kosakata dan tata bahasa yang dapat membentuk reputasi pemerintah. Reputasi yang muncul dalam pemberitaan Ujian Nasional Berbasis Komputer yakni positif dan negatif.

Fenomena yang ada dalam pemberitaan Ujian Nasional Berbasis Komputer yaitu pada surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi 7 Januari 2017, seperti tanggapan Muhadjir Effendy selaku Mendikbud mengenai Ujian Nasional Berbasisi Komputer (UNBK). Peneliti menemukan adanya penggunaan kosakata yang dapat membentuk reputasi pemerintah. Reputasi yang muncul berupa reputasi positif yaitu tujuan pelaksanaan UNBK yang dapat mengurangi kecurangan.

(1) “UNBK ini bertujuan untuk efisiensi dan mengurangi kecurangan.” Pada kutipan diatas, terdapat kosakata efisiensi dan mengurangi kecepatan. Penggunaan kosakata tersebut jika dikaitkan dengan kutipan di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan UN dengan berbasis komputer lebih tepat dan dapat

(5)

meminimalisir adanya kecurangan seperti saat ujian dengan menggunakan kertas atau paper based test. Dalam hal ini, media massa ingin memberitahukan kepada khalayak bahwa pemerintah ingin memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia dengan menerapkan sistem UNBK. Penggunaan kosakata efisiensi mengambarkan bahwa sistem UNBK merupakan cara yang tepat untuk dilaksanakan dan diterapkan dalam ujian nasional karena dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Sedangkan untuk kosakata mengurangi kecurangan dipilih media massa untuk menerangkan bahwa dengan adanya sistem UNBK praktik kecurangan yang sering terjadi dalam ujian nasional dapat berkurang. Dengan memanfaatkan kedua kosakata tersebut, surat kabar KR mengarahkan pemahaman pembaca kepada pemerintah yang dengan serius menerapkan sistem UNBK untuk menekan kecurangan yang sering terjadi dalam UN dan dengan adanya sistem UNBK pemerintah mampu menghemat anggaran setiap pelaksanaan ujian nasional. Penggunaan kosakata di atas termasuk dalam kosakata pembentuk klasifikasi. Di sini peneliti menemukan adanya reputasi positif terkait kebijakan pemerintah dalam menerapkan sistem UNBK yang dinilai efisien dan dapat menurunkan kecurangan yang biasanya terjadi saat UN.

Kemudian, selain penggunaan kosakata, reputasi pemerintah dapat dibentuk berdasarkan penggunaan tata bahasa. Pada edisi 4 Januari 2017 menunjukkan adanya penggunaan tata bahasa untuk membentuk reputasi pemerintah terhadap pelaksanaan UNBK. Dalam hal ini penggunaan tata bahasa yang digunakan adalah tata bahasa kalimat pasif. Berikut kutipan yang menunjukkan adanya penggunaan tata bahasa kalimat pasif.

(6)

(2) “jumlah SMP di kota Yogya yang siap menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada tahun ini dipastikan bertambah”.

Pada kutipan diatas, melalui penggunaan tata bahasa kalimat pasif yang ditandai dengan penggunaan kata dipastikan media massa mengarahkan fokus pemberitaan pada tindakan yang dilakukan oleh kalimat tersebut. Sasaran pelaku (tindakan) dalam kutipan di atas adalah memastikan jumlah SMP di kota Yogya bertambah. Akan tetapi dalam kalimat di atas pelaku sengaja dihilangkan oleh media massa untuk mefokuskan pemberitaan hanya pada tindakan tanpa menyertakan si pelaku. Dalam fenomena tersebut peneliti menemukan adanya reputasi positif mengenai bertambahnya jumlah sekolah yang menyelenggarakan UNBK untuk tingkat SMP. Penggunaan tata bahasa tersebut membentuk reputasi pemerintah terhadap pelaksanaan UNBK yang dinilai mampu menumbuhkan antusias sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan UNBK.

Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini penting dilaksanakan guna membahas reputasi pemerintah dalam pemberitaan Ujian Nasional Berbasis Komputer berdasarkan penggunaan kosakata dan tata bahasa dengan menggunakan teori analisis wacana kritis Roger Fowler. Dengan memperhatikan realitas dan berbagai pemberitaan di atas, permasalahan yang muncul menarik untuk dikaji. Penggunaan kosakata dan tata bahasa bukan hanya sekadar teknik jurnalistik, akan tetapi lebih dari itu sesungguhnya berkaitan dengan politik pemberitaan. Untuk membuktikan benar-tidaknya fenomena tersebut, perlu dilakukan kajian empirik. Oleh karena itu, penelitian dengan judul Reputasi Pemerintah dalam Pemberitaan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada

(7)

Surat Kabar Kedaulatan Rakyat (Analisis Wacana Kritis Roger Fowler) penting untuk dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana reputasi pemerintah dalam pemberitaan ujian nasional berbasis komputer berdasarkan penggunaan kosakata?

2. Bagaimana reputasi pemerintah dalam pemberitaan ujian nasional berbasis komputer berdasarkan penggunaan tata bahasa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan ketentuan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisisreputasi pemerintah dalam pemberitaan ujian nasional berbasis komputer berdasarkan penggunaan kosakata.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisisreputasi pemerintah dalam pemberitaan ujian nasional berbasis komputer berdasarkan penggunaan tata bahasa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong peneliti lain untuk mengkaji pemberitaan pada surat kabar dengan analisis wacana kritis. Selain itu, adapun manfaat secara teoritis dan praktis dalam penelitian ini sebagai berikut.

(8)

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu bahasa pada khususnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menunjukkan dan memberikan deskripsi tentang penggunaan kosakata dan tata bahasa dalam media massa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan menumbuhkan kesadaran kepada pembaca dalam mengkritisi bahasa yang disajikan oleh media. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berupa bahan pustaka dan bahan pengajaran dalam analisis wacana.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang akan diteliti adalah tanggung jawab negara Arab Saudi atas pejabat diplomatiknya yang melakukan pelanggaran hukum di negara penerima (dalam kasus

segar dan kering tajuk yang berbeda nyata terhadap naungan 0% dan 50% (Tabel 2). Intensitas cahaya yang dibutuhkan tumbuhan cukup beragam, ada tanaman yang

Sisi yang lain, al- Qur’an dan Hadist telah member ikan tawaran dalam penyelesaian sengketa di pengadilan melalui dua cara, yaitu pembuktian ( adjudikatif ) dan

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu “Apakah ada hubungan depresi dengan urutan anak dalam keluarga sukerto pada mahasiswa

Sari Bumi Raya Kudus, yang dapat memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat sehingga kinerja pada perusahaan tersebut dapat berjalan dengan maksimal.. 1.3

[r]

Faktor penyebab utama pada ACS adalah kurangnya aliran darah ke miokard yang terbanyak sering disebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis ditandai dengan adanya akumulasi