• Tidak ada hasil yang ditemukan

JOB SHEET REWINDING. Oleh. Parmin, S.Pd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JOB SHEET REWINDING. Oleh. Parmin, S.Pd"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

JOB SHEET

REWINDING

Oleh

Parmin, S.Pd

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH

Jalan KRT, Kertodiningrat, Margosari Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta Telpon (0274) 773029,Fax. (0274) 774289, e-mail : smk2pengasih_kp@yahoo.com

(2)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH

Bid. Keahlian : T. Elektro

MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN REWINDING

No. Job sheet : 01

Prog. Diklat : Waktu :

Kompetensi : Rewinding Tanggal :

Tingkat : I Nama :

A.

Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Setelah mempelajari dan melaksanakan Jobsheet ini, peserta diklat diharapkan:

1. Dapat menjelaskan jenis motor listrik satu phasa

2. Dapat mempersiapkan motor AC satu Fasa

B. Uraian materi

Pada lembar kegiatan belajar ini, kita akan mempelajari jenis jenis motor 1 fasa/phasa. Dalam hal ini, kita perlu merencanakan dan mempersiapkan motor-motor jenis apa yang akan kita bongkar atau kita lilit. Untuk pekerjaan ini kita merencanakan dan menyiapkan jenis motor-motor induksi satu phasa dan motor induksi tiga phasa. Kita memilih jenis motor jenis ini banyak dimanfaatkan dilingkungan industri maupun pemakaian di masyarakat.

Secara teoritis motor induksi dapat kita bedakan menjadi motor 1 fasa dan motor 3 fasa.

1. Motor 1 Fasa

Secara teortis motor induksi satu dapat dibedakan menjadi :

a. Motor fasa belah (splite phasa motor)

Motor fase belah mempunyai torsi awal yang sedang dengan arus awal yang rendah . Motor ini digunakan pada : mesin cuci, pompa sentrifugal, kipas angin, food mixer

Gambar 1. Motor fasa belah

Gambar 2. Rangkaian motor fasa belah

(3)

Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning. Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan tegangan suplai PLN 220 V, oleh karena itu menjadikan motor kapasitor ini banyak dipakai pada peralatan rumah tangga

Gambar 3. Motor kapasitor

1) Motor kapasitor Permanen

Pada motor ini terdapat kapasitor yang dipasang tetap sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 4. Rangkaian motor Kapasitor permanen

2) Motor kapasitor Start

Motor kapasitor start merupakan motor fase belah tetapi pada saat distart perbedaan fase antara kedua arus diperoleh melalui sebuah kapasitor yang dipasang seri dengan kumparan bantu. Dengan adanya kapasitor, diperoleh torsi awal yang lebih besar jika dibandingkan dengan motor fase belah. Motor kapasitor start banyak digunakan terutama : fan, AC, pompa, peralatan pendingin, mesin cuci, dan penggerak kompresor

Gambar 5. Rangkaian motor kapasitor Start

3) Motor Kapasitor Start dan Running

Motor kapasitor jenis ini mempunyai dua kapasitor, satu berfungsi hanya pada saat motor sedang dihidupkan (Cs) dan kapasitor lainnya (Cr) bekerja terus – menerus. Setelah putaran motor mencapai 70 – 80 % dari putaran nominalnya Cs terlepas dan Cr tetap terhubung. Beda

fase antara flux utama dan bantu menurun sehingga torsi motor juga menurun. Besarnya kapasitor start biasanya 300 uF dan kapasitor run 40 uF untuk motor 0,5 HP. Motor ini penggunaannya sama seperti motor kapasitor start, hanya perbedaanya mempunyai torsi dan efesiensi yang

(4)

lebih besar. Selain itu dapat mempertinggi kemampuan motor dari beban lebih dan putarannya lebih halus.

Gambar 6. Rangkaian Motor kapasitor Start dan Running

c. Motor kutub bayangan (shaded pole)

Motor ini mempunyai kutub bayangan (shaded pole) dan kutub utama sementara rotornya adalah rotor sangkar tupai. Medan putar dihasilkan karena adanya induksi

pada cincin hubung singkat yang terdapat pada kutub bayangan. Motor kutub bayangan kebanyakan digunakan pada alat-alat yang tidak memerlukan torsi yang besar seperti : kipas angin kecil, alat foto copy, pompa kecil dan alat pengering rambut. Motor kutub bayangan terdapat satu kutub yang bercelah dan pada bagian kutub yang lain, dipasang cincin hubung singkat (kumparan bantu). Konstruksi motor

Gambar 7. Motor kutub bayangan

Gambar 8. Rangkaian motor kutub bayangan

d. Motor Universal

Motor universal adalah motor seri arus bolak balik, konstruksi maupun karakteristik motor universal sama dengan motor seri arus searah (motor seri DC). Keuntungan motor universal ini dapat dioperasikan dengan sumber

(5)

tegangan bolak balik (AC) atau denga tegangan arus searah pada nilai tegangan yang sama. Motor universal banyak digunakan pada peralatan listrik dengan ukuran kecil dan sedang, seperti Vacuum Cleaner, bor tangan, mixer dan sejenisnya.

Gambar 9. motor Universal

Gambar 10. Motor Universal dengan pengaturan kecepatan

2. Motor 3 fasa

Sedangkan motor induksi tiga phasa (Three phase induction motor) juga disebut dengan poly phase induction motor adalah suatu motor listrik yang mempunyai 3 buah kumparan stator yang dipasang pada keliling stator yang letaknya

masing-masing bergeser 120o listrik maupun mekanik. Sesuai dengan namanya, maka motor

jenis ini memerlukan sumber tegangan bolak-balik tiga fasa.

Gambar 11. Kontruksi motor 3 fasa

Konstruksi motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa terdiri dari 2 bagian utama yaitu:

(6)

1. Stator

Secara prinsip stator motor induksi adalah sama dengan stater motor sinkron maupun generator. Pada stator terdapat susunan kawat yang dimasukkan kedalam alur untuk menerima belitan stator dari motor akan membawa belitan menurut jenis motornya misalkan motor satu fasa, maka statornya akan membawa belitan satu fasa, dimana diumpan dari penyedia tegangan satu fasa sedangkan untuk motor jenis tiga fasa, maka statornya akan membawa belitan tiga fasa yang diumpan dengan penyedia tegangan tiga fasa.

Gambar 12. Stator motor

Jumlah kutub dari suatu motor akan menentukan lambat cepatnya putaran suatu motor. Makin banyak jumlah kutub yang terpasang maka makin lambat putaran yang dihasilkan sedangkan apabila jumlah kutubnya makin sedikit maka putaran yang dihasilkan makin cepat. Hal semacam ini dapat dihitung dari:

p F

Ns  .60

Ns = Putaran sinkron F = Frekuensi jala–jala P = Jumlah pasang kutub Atau p F n  .120 n = Jumlah Putaran F = Frekuensi jala–jala P = Jumlah kutub 2. Rotor

Rotor dari motor induksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Rotor Sangkar

Secara umum hampir 90% dari motor induksi banyak menggunakan rotor dengan jenis ini. Karena rotor jenis ini, pada motor induksi adalah paling sederhana dan kuat rotor jenis ini dibuat dari baja silicon dan terdiri dari inti yang berbentuk silinder yang sejajar dengan alur/slot dan diisi dengan tembaga atau alumunium yang berbentuk batangan.

(7)

Gambar 13. Konstruksi rotor sangkar

b. Rotor Belit/lilit

Rotor ini memiliki belitan–belitan kawat jadi kalau didistribusikan maka motor jenis ini juga dapat kita fungsikan sebagai alternator (generator) dengan demikian pada rotor ini akan memiliki kutub–kutub pada stator belitan internal rotor dari motor ini dihubungkan secara bintang (tiga fasa) kemudian terminal belitan tersebut dikeluarkan dan disambungkan ke tiga buah slip ring terisolasi yang diletakkan pada poros motor dengan sikat diatasnya. Ketiga sikat ini secara eksternal dihubungkan ke suatu reostat yang membentuk bintang. Reostat pada motor ini berfungsi untuk meningkatkan torsi asut motor pada saat periode pengusutan. Apabila motor ini bekerja pada kondisi normal, maka slip ring secara otomatis terhubung pendek. Sehingga ring diatas tangkai terhubung bersama oleh suatu logam yang tertekan selanjutnya secara otomatis sikat tersebut terangkat dari slip ring yang berfungsi untuk mengurangi rugi–rugi gesekan.

Selain dua bagian utama tersebut motor induksi juga mempunyai konsturksi tambahan antara lain rumah stator, tutup stator, kipas dan terminal hubung.

C. Tugas

1. Apa yang terjadi apabila jumlah kutub suatu motor diubah?

2. Komposisi dari stator adalah terdiri dari 94% baja dan 6% silicon. Apa yang

terjadi, apabila komposisi silicon ditambah?

D. Kunci Jawaban

1. - Bila Jumlah kutub ditambah maka yang terjadi putaran rotor yang dihasilkan

akan berkurang.

- Bila jumlah kutub pada motor dikurangi maka yang terjadi putaran dari motor akan bertambah.

2. Apabila komposisi dari silicon (karbon) ditambah, maka yang terjadi stator

tersebut akan rapuh dan mudah untuk pecah serta nilai fluksi magnet yang dihasilkan akan bertambah.

(8)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH

Bid. Keahlian : T. Elektro

PERALATAN

REWINDING

No. Job sheet : 02

Prog. Diklat : Waktu :

Kompetensi : Rewinding Tanggal :

Tingkat : I Nama :

A.

Tujuan kegiatan pemelajaran

Setelah mempelajari dan melaksanakan Job sheet ini, peserta diklat diharapkan:

1. Dapat memilih alat yang digunakan untuk rewinding

2. Dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing alat yang digunakan

3. Dapat menggunakan alat sesuai fungsinya.

B. Uraian materi

Pada lembar kegiatan belajar ini, kita mempelajari peralatan yang sering digunakan untuk rewinding.

1. Obeng

a. Obeng plus (+)

Obeng plus atau biasa disebut dengan blimbing, fungsi dari obeng ini adalah untuk memutar skrup atau baut yang beralur plus (+) atau bintang.

Gambar 14. Obeng Plus

b. Obeng minus (-)

Obeng minus (-) atau biasa disebut dengan gepeng, fungsi dari obeng ini adalah untuk memutar skrup atau baut yang beralur minus (-)

Gambar 15. Obeng minus

2. Kunci pas

Kunci pas digunakan untuk merekatkan atau mengencangkan mur pada baut terminal pada motor.

Gambar 16. Kunci pas

Agar tidak berkarat maka penyimpanan dilakukan di tempat yang tidak lembab.

(9)

aman bagi peralatan juga sebagai kontrol keberadaan kunci tersebut tidak ketlisut.

3. Kunci ring

Kunci ring sama kegunaanya untuk merekatkan atau mengencangkan mur atau baut pada motor, pada sela-sela yang tidak dijangkau oleh kunci pas.

Gambar 17. Kunci ring Langkah kerja menggunakan kunci ring:

a. Genggam badan kunci dengan tangan kanan atau kiri;

b. Masukkan benda kerja pada lubang sesuai dengan ukuran benda kerja; dan

c. Putar berlawanan jarum jam apabila ingin membuka benda kerja, dan putar

searah jarum jam apabila ingin mengencangkan benda kerja.

4. Kunci sock

Kunci shock adalah sebuah tool yang memiliki mata kunci berbentuk tabung dan menyelimuti kepala mur atau baut. Kunci shock memiliki keunggulan lebih menggigit saat di gunakan untuk mengencangkan atau mengendurkan mur dan baut. Hal ini disebabkan mata kunci langsung menutupi kepala mur dan baut sehingga tidak mudah lepas. Mata kunci shock umumnya punya aneka ukuran yang disesuaikan diameter kepala mur.

Gambar 18. Kunci sock

5. Jangka sorong/Sketmatch dan micrometer

Jangka sorong merupakan alat yang digunaan untuk mengukur besaran panjang. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur: panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan diameter dalam serta kedalaman lubang suatu benda. Di dalam rewinnding digunakan untuk mengukur diameter email.

(10)

Gambar 19. Jangka sorong Micrometer digunakan untuk mengukur diameter email

Gambar 20. Micrometer

6. Mal

Digunakan untuk menggulung/ mengumpulkan kawat email sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

Gambar 21. Mal

7. Treker

Digunakan untuk membuka puley motor maupun bearing

Gambar 22. Treker

8. Palu besi

Palu atau martil adalah alat yg digunakan untuk memukul benda kerja. Palu terdiri dari 2 bagian yaitu kepala dan tangkai. Kepala dibuat dari baja, plastik, karet, kayu, tembaga.

Gambar 23. Palu besi

(11)

Palu Karet berfungsi buat memukul benda dari bahan lunak atau keras tidak dengan merusak komponen yg dipukul. Di dalam rewinding untuk merapikan email,

Gambar 24. Palu karet

10.Gergaji besi

Digunakan untuk memotong besi ataupun kawat.

Gambar 25. Gergaji Besi

11.Penitik

Digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja terutama besi yang akan dikerjakan atau dibor. Di dalam rewinding digunakan untuk memberi tanda pada motor sebelum dibongkar agar mudah dikembalikan seperti semula.

Gambar 26. Penitik

12.Tang potong

Digunakan untuk memotong kabel dan email

Gambar 27. Tang potong

13.Tang lancip

Tang lancip digunakan untuk memegang benda kerja yang kecil, bisa juga digunakan untuk membuat mata sambungan. Biasanya tang lancip juga dilengkapi dengan pemotong kabel

(12)

Gambar 28. Tang lancip

14.Tang kombinas

Tang kombinasi digunakan untuk segala macam keperluan, seperti: memotong kawat sesuai yang diinginkan, membuat bulatan kabel, dan lain-lain.

Gambar 29. Tang Kombinasi

15.Tang sepi

Tang sepi digunakan untuk memasang dan mengeluarkan circlips/snap rings.

Gambar 30. Tang sepi

16.Tang pemegang

Tang ini dirancang khusus untuk memegang benda kerja. Tidak dilengkapi dengan bagian pemotong

Gambar 31. Tang pemegang

17.Tang pengupas kabel

Alat ini digunakan untuk mengupas kabel yang berisolasi supaya ujung-ujung kabel tersebut dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

(13)

Gambar 32. Tang pengupas kabel

18.Pisau/cutter dan gunting

Di gunakan untuk memotong kertas prespan dan membersihkan lapisan email sebelun di solder

Gambar 33. Cutter

Langkah penggunaan cutter:

a. Untuk mengeluarkan ujung pisau, putar bagian pengatur sampai ujung

cutter keluar dari sarang dan putar ke arah sebaliknya jika mau memasukkan ujung pisau;

b. Kunci agar pisau tidak goyah pada saat digunakan;

c. Sebaiknya penggunaan cutter dengan menggerakkan mudus dengan sudut

kemiringan sekitar 30 derajad agar hasilnya optimal dan ujung pisau tidak udah patah; dan

d. Jika pisau cutter tidak tajam atau tumpul, putus bagian tersebut dan jika

sudah pendek ganti dengan pisau baru.

19.Kuas

Kuas digunakan untuk membersihkan motor dan digunakan di dalam melapisi liltan dengan sirlak.

Gambar 34. Kuas Langkah kerja menggunakan kuas:

1. Genggam bagian badan kuas;

2. Usapkan bagian serabut kuas ke kiri atau ke kanan pada benda kerja yang

dibersihkan.

20.Solder

Solder fungsinya untuk mematri sambungan kabel, sabungan kawat email atau untuk mematri ujung kawat belitan pada klem dan kaki komponen elektronika pada PCB.

(14)

Gambar 35. Solder Langkah dalam menyoder adalah sebagai berikut:

a. Pilih solder listrik dengan daya sesuai dengan panas yang diijinkan pada

benda kerja;

b. Panaskan solder terlebih dahulu beberapa menit;

c. Persiapan pasta dan timah patri sesuai dengan tujuan menyolder; Pasta atau

arpus digunakan agar kotoran pada kaki terminal lenyap dengan cara memberi pasta atau mencelupnya sedemikian saja. Jika ujung mata solder (ujung besi solder) kotor, terlebih dahulu dibersihkan dengan cutter.

21.Kompas

Kompas digunakan untuk pengecekan pengkutuban pada rewinding motor

Gambar 36. Kompas

22.Multimeter

Multi meter atau juga disebut AVO meter adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada listrik atau tidak, atau alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik, arus listrik atau hambatan listrik

Gambar 37 . Multimeter Analog Gambar 38. Multimeter Digital

Konfigurasi Multimeter

Konfigurasi Multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah Multimeter diperlihatkan pada gambar

(15)

Gambar 39. Konfigurasi Multimeter

a. Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala

terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω),

tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat gambar 40. SKALA OHM SKALA VOLT (ACV-DCV) SKALA LAINNYA PAPAN SKALA SEKRUP PENGATUR POSISI JARUM (PRESET) TOMBOL PENGATUR POSISI JARUM JARUM PENUNJUK SAKLAR JANGKAUAN UKUR OUT (+) COMMON (-) KABEL PENYIDIK (PROBES)

(16)

Gambar 40. Papan Skala

a. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter,

dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan

(dalam ), saklar ditempatkan pada posisi , demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-A). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.

b. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk

pada angka nol (sebelah kiri papan skala).

c. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk

menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.

d. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan

Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada

Multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor

(penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.

Batas Ukur (Range)

a. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500

mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 –

0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0

– 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0

– 500 mA.

b. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500

– 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat

diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang

dapat diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.

c. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (k). Untuk

batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan

skala (pada satuan ). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran

dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k), semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan

skala (pada satuan k), Untuk batas ukur (range) x10k (10k), semua hasil

pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10k. Baterai

Baterai : pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan

untuk mencatu/mengalirkan arus ke kumparan putar pada saat Multimeter

(17)

Circuit/IC). Baterai dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik/probes

(+/out) dimana kutub negatip baterai dihubungkan dengan terminal positip dari

lubang kabel penyidik. Lihat gambar 41.

Gambar 41

Kriteria Multimeter

Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :

a. Kekhususan kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance) dibagi dengan

tegangan, misalnya 20 k/v untuk DCV dan 8 k/v untuk ACV. (20 k/v  I = E/R

= 1/20.000 = ½ x 10-4A = 0,05mA = 50 A). Multimeter menggunakan arus sebesar

50 mikro-Ampere (50 A) untuk alat pengukur (meter) dan akan menarik arus

maksimal 50 A dari rangkaian yang diukur.

b. Fungsi tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe

transistor (kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa kali), penguji dioda, dan kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan pekerjaan

perbaikan (repair) alat-alat elektronik.

Simbol-simbol

Secara teoritis, untuk mempermudah pembelajaran, pengukur tegangan (Volt-meter),

pengukur kuat arus (Ampere-meter), dan pengukur nilai tahanan /resistance (Ohm-meter)

ditampilkan dengan simbol-simbol seperti yang terdapat pada gambar berikiut.

Volt-meter Ampere-meter Ohm-meter

Gambar 42. Simbol Alat Ukur

Persiapan Awal

Persiapan awal yang perlu Anda lakukan sebelum menggunakan Multimeter adalah :

a. Baca dengan teliti buku petunjuk penggunaan (manual instruction)

Multimeter yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

b. Multimeter adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur

tegangan (Multimeter sebagai Volt-meter), mengukur Arus (Multimeter sebagai Ampere-meter), mengukur Resistans/Tahanan (Multimeter sebagai Ohm-meter). 0  ADJ + - OUT (+) + - COMMON (-)

(18)

c. Sebelum dan sesudah Multimeter digunakan, posisi saklar jangkauan ukur

harus selalu berada pada posisi ACV dengan batas ukur (range) 250ACV atau

lebih.

d. Kabel penyidik (probes) Multimeter selalu berwarna merah dan hitam.

Masukkanlah kabel yang berwarna merah ke lubang penyidik yang bertanda

(+) atau out, dan kabel yang berwarna hitam ke lubang penyidik yang

bertanda (-) atau common.

e. Pada saat akan melakukan pengukuran dengan Perhatikan apakah jarum

penunjuk sudah berada pada posisi angka nol. Jika belum lakukanlah

peneraan dengan cara memutar sekrup pengatur posisi jarum (preset)

dengan obeng minus (-).

f. Posisi saklar jangkauan ukur harus pada posisi yang sesuai dengan besaran

yang akan diukur. Jika akan mengukur tegangan listrik bolak balik (ACV)

letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) yang lebih tinggi dari

tegangan yang akan diukur. Jika mengukur tegangan bolak balik 220V/220

ACV, letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) 250 ACV. Hal yang sama

juga berlaku untuk pengukuran tegangan listrik searah (DCV), kuat arus

(DCmA-DCA), dan tahanan/resistan (resistance).

g. Pada pengukuran DCV, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan

pada kutub positip, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada

kutub negatip dari tegangan yang akan diukur.

h. Jangan sekali-kali mengukur kuat arus listrik, kecuali kita sudah dapat

memperkirakan besarnya kuat arus yang mengalir.

i. Untuk mengukur tahanan/resistan (resistance) , letakkan saklar jangkauan

ukur pada batas ukur (range)  atau k (kilo Ohm), pertemukan ujung

kedua kabel penyidik (probes), tera jarum penunjuk agar berada pada posisi

angka nol dengan cara memutar-mutar tombol pengatur jarum pada posisi

angka nol (zero adjustment).

j. Berhati-hatilah jika akan mengukur tegangan listrik setinggi 220 ACV.

23.Tang Ampere

Digunakan untuk mengukur arus listrik

Gambar 43. Tang ampere

24.Megger

Digunakan untuk mengukur tahanan isolasi antara bagian bertegangan dengan bertegangan maupun dengan ground. Di dalam rewinding untuk mengukur tahanan isolasi lilitan utama dengan lilitan bantu maupun dengan bodi motor

(19)

Gambar 44. Megger

C.

Peralatan yang dibutuhkan

1. Obeng kembang dan pipih (sedang) 1 Buah

2. Kunci pas 1 Set

3. Kunci Ring 1 Set

4. Tracker 1 Buah

5. Palu besi 1 Buah

6. Palu Karet 1 Buah

7. Penitik 1 Buah

8. Tang Potong 1 Buah

9. Tang Lancip 1 Buah

10. Tang Kombinasi 1 Buah

11. Tang Pemegang 1 buah

12. Tang sepi 1 Buah

13. Tang Pengupas kabel 1 buah

14. cutter 1 Buah

15. kompas 1 Buah

16. gergaji besi 1 Buah

17. Micrometer 1 Buah

18. Tang ampere 1 Buah

19. Multimeter 1 buah

20. Megger 1 Buah

21. Kuas 1 Buah

22. Kunci sock 1 set

23. Solder 1 buah

24. Penitik 1 buah

25. Gunting 1 buah

D. Bahan

1. Motor induksi 1 phasa 1 buah

E.

Keselamatan Kerja

1. Gunakanlah pakaian Praktik

2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.

3. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya

4. Hindarkan bagian–bagian motor dari kotoran (debu)

5. Hati–hati dalam melakukan praktik

F.

Langkah Kerja

1. Amati dan catat semua alat yang digunakan

2. Tanyakan bila belum jelas!.

G.

Kesimpulan

(20)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH

Bid. Keahlian : T. Elektro

MEMBONGKAR

MOTOR

No. Job sheet : 03

Prog. Diklat : Waktu :

Kompetensi : Rewinding Tanggal :

Tingkat : I Nama :

A.

Tujuan kegiatan pemelajaran

Setelah mempelajari dan melaksanakan Job sheet ini, peserta diklat diharapkan:

1. Dapat memilih motor ac satu phasa maupun tiga phasa yang akan dibongkar

2. Dapat melepas pulley

3. Dapat melepas kipas

4. Dapat melepas mur dan baut pengikat motor

5. Dapat melepas kumparan-kumparan stator pada motor AC satu phasa

maupun tiga phasa

B.

Uraian materi

Pada lembar kegiatan belajar ini, kita mempelajari bagaimana cara membongkar kumparan pada peralatan listrik khususnya kumparan stator pada motor induksi satu phasa maupun tiga phasa.

Dalam membongkar kumparan suatu motor diperlukan ketelitian dan ketelatenan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang kita kerjakan menghasilkan pekerjaan yang baik.

C.

Peralatan yang dibutuhkan

1. Obeng kembang dan pipih (sedang) 1 Buah

2. Kunci pas 1 Set

3. Kunci Ring 1 Set

4. Tracker 1 Buah

5. Martil (Palu) besi 0.5 Kg 1 Buah

6. Palu Karet 1 Buah

7. Penitik 1 Buah

8. Tang Potong 1 Buah

9. Tang Lancip 1 Buah

10. Tang Kombinasi 1 Buah

11. Snap Tang 1 Buah

12. Pisau 1 Buah

D. Bahan

1. Motor induksi 1 phasa 1 buah

2. Motor induksi 3 phasa 1 buah

3. Kertas gosok 1 lembar

E.

Keselamatan Kerja

1. Gunakanlah pakaian Praktik

2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.

3. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya

4. Hati–hati melepas rotor agar supaya tidak merusak kumparan stator

(21)

6. Hati–hati dalam melakukan praktik

F.

Langkah Kerja

1. Lepaskan pasak (kunci, spey, sekrup)

2. Lepaskanlah puley dengan menggunakan tracker

Gambar 45. Melepas Pulley

3. Buatlah tanda kesejajaran dengan menggunakan penitik

4. Bukalah baut (ikatan) tutup stator (end plate)

Gambar 46. Melepas Mur & Baut Pengikat

5. Lepas dan keluarkanlah rotor dari dalam stator

Gambar 47. Melepas Rotor & Stator

6. Amatilah bagian–bagian dari motor dengan teliti

7. Pasanglah kembali dengan urutan langkah sebaliknya waktu melepas dengan

benar.

8. Pastikanlah rotor berputar secara bebas atau ringan

9. Kerjakanlah langkah kerja 1 sampai 9 untuk motor dengan jenis yang lain.

G.

Kesimpulan

Dalam membongkar kumparan suatu motor diperlukan ketelitian dan ketelatenan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang kita kerjakan menghasilkan pekerjaan yang baik.

(22)

H.

Test Formatif

1. Apakah tujuan kita harus memberi suatu tanda pada kedua tutup untuk rumah

stator dan kepala kumparan pada saat kita membongkarnya?

2. Apakah tujuan kita membersihkan rotor dari kotoran?

3. Bagaimana langkah–langkah urutan yang benar untuk melepas rotor pada

rumah stator yang aman dan benar dan melepas kumparan–kumparan stator?

I. Kunci Jawaban

1. Agar pada waktu pemasangan kembali kedua tutup dan As rotor tidak tertukar

letaknya serta untuk memudahkan pemasangan mur baut. Akhirnya kembali pada posisi semula.

2. Sebab apabila rotor dalam keadaan kotor pada waktu memasang kembali, maka

akan menjadi sulit dan disamping itu akan menyebabkan menimbulkan gesekan pada inti dengan stator.

3. Langkah urutan melepas rotor dan kumparan

a. Melepas pasak/spey untuk puley

b. Melepas puley

c. Membuat tanda kesejajaran

d. Membuka baut

e. Membuka/melepas tutup penopang

f. Mengeluarkan rotor dari rumah stator

g. Melepas pasak bambu pada alur–alur stator

(23)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH

Bid. Keahlian : T. Elektro

MELILIT STATOR

MOTOR SATU FASA

(G = 24, P = 2)

No. Job sheet : 04

Prog. Diklat : Waktu :

Kompetensi : Rewinding Tanggal :

Tingkat : I Nama :

A.

Tujuan kegiatan pemelajaran

Setelah mempelajari dan melaksanakan Job sheet ini, peserta diklat diharapkan:

1. Dapat menghitung jumlah alur

2. Dapat menggambarkan lilitan stator satu fasa dengan benar

3. Dapat menentukan penampang kawat yang digunakan untuk melilit kumparan

stator

4. Dapat membedakan jenis kumparan

5. Dapat mengapresiasikan rumus untuk melilit stator motor listrik AC/phasa

6. Dapat melilit ulang motor AC satu phasa

B. Uraian materi

1. Bentuk Kumparan/Lilitan Stator

Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 3 macam, hal semacam ini adalah tergantung dari cara melilitkannya kedalam alur–alur stator. Bentuk kumparan–kumparan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Kumparan jerat atau lilitan bertumpuk (Lap winding juga dapat dinamakan

dengan lilitan spiral (seperti gambar 48a).

b. Kumparan terpusat (concentric winding) seperti gambar 48b.

c. Kumparan gelombang (wave winding) seperti gambar 48c.

Gambar 48 a. Bentuk kumparan jerat

b. Bentuk kumparan sepusat

c. Bentuk kumparan gelombang.

Fungsi dari ketiga jenis kumparan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kumparan jerat (spiral) benyak digunakan untuk motor–motor (generator)

dengan kapasitas yang relatif besar. Umumnya untuk kelas menengah keatas, walaupun secara khusus ada mesin listrik dengan kapasitas yang lebih besar, kumparan statornya menggunakan sistem kosentris.

b. Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini banyak

digunakan untuk motor dan generator dengan kapasitas kecil. Walaupun ada juga secara khusus motor–motor dengan kapasitas kecil menggunakan kumparan dengan tipe spesial.

c. Kumparan gelombang/wave winding untuk motor dengan belitan sistem

(24)

2. Cara menggulung ulang kumparan stator motor induksi 1 fasa

Motor–motor induksi 1 fasa pada dasarnya adalah sama dengan motor induksi 2 fasa. Hal semacam ini dapat kita lihat, bahwa pada motor induksi 1 fasa terdapat 2 jenis kumparan, yaitu kumparan utama (running winding = RW = RV=U) dan kumparan bantu (starting winding = SW = RB = B) kedua kumparan tersebut mempunyai penampang kawat dan jumlah lilitan yang tidak sama. Tetapi ada kalanya hal tersebut dibuat hampir sama.

Kumparan utama mempunyai luas penampang kawat yang lebih besar dan jumlah lilitan yang lebih banyak. Sedangkan untuk kumparan bantu memiliki luas penampang yang kecil dan jumlah lilitannya sedikit.

Apabila motor induksi 1 fasa kita suplay dengan tegangan tertentu, maka besarnya arus pada kedua buah kumparan tersebut yaitu Iu dan Ip atau dapat kita tuliskan Ir dan Is akan mempunyai nilai yang berbeda. Dengan demikian hal tersebut akan berpengaruh pada nilai arus Iu dan Is yang mempunyai

penggeseran fasa 90o listrik (90o el).

Untuk membuat suatu diagram uparan stator terlebih dahulu harus diketahui jumlah kutubnya. Sebagaimana diketahui pada name plate dari tiap-tiap mesin listrik telah tertera jumlah putaran rotornya sehingga dapat kita hitung dengan rumus : p F n  .120 Dimana : n = Jumlah Putaran F = Frekuensi jala–jala P = Jumlah kutub

Selanjutnya untuk memudahkan melukiskan diagram kumparan dari mesin-mesin tersebut perlu didapatkan data-data sebagi berikut :

 Jumlah alur (G)

 Jumlah Kutub (P)

 Lebar Kumparan (Yq)

 Jumlah alur tiap fasa tiap kutub (q)

a. Menentukan lebar kumparan

p G Yq  Dimana : Yq : lebar kumparan G : jumlah alur P : jumlah kutub

b. Menentukan jumlah alur tiap fasa tiap kutub

m p G q .  Dimana :

q : jumlah alur tiap fasa tiap kutub

G : jumlah alur

(25)

m : jumlah fasa

q tersebut untuk dua lilitan yaitu lilitan utama dan lilitan bantu, jika : qu + qb>q maka ada alur yang terisi 2 jenis kumparan

qu + qb=q maka tiap alur hanya terisi satu macam lilitan

untuk qu +qb =q, jika lilitan utama dimulai dari alur 1 maka lilitan bantu dimulai alur : 1 + qu

jika qu + qb>, lilitan utama dimulai dari alur 1, maka lilitan bantu dimulai dari alur 1 + qu – ½ [q(u + qb) – q]

kemudian setelah data-data yang diperlukan kemudian dapat kita gambarkan lilitan statornya. Namun perlu diingat bahwa jenis lilitan stator terbagi dalam beberapa macam, diantaranya yang sering digunakan di antaranya:

1) Jenis lilitan full coil

2) Jenis lilitan half coil

Sedangkan dilihat dari bentuk lilitan di antaranya :

a. Cosentris

b. Distribusi

Contoh soal :

1. Rencanakan sebuah motor 1 fasa dengan alur 24, mempunyai kutub 2, harus

dililit full cosentris.

2. Rencanakan juga untuk jenis lilitan distribusi.

Penyelesaian : P = 2 p G Yq  12 2 24   Yq m p G q .  6 4 24 2 . 2 24    q

Lilitan Utama mulai alur ke 1

Phase II/ Liltan Bantu mulai alur ke : 1 + qu = 1+ 6 = 7 atau

7 6 1 2 . 6 . 180 90 1 . . 180 90 1       q m phaseII

Daftar lilitan coil consentris

Lilitan Utama Lilitan Bantu

1 – 12 24 – 13 7 - 18 6 – 19

2 – 11 23 – 14 8 - 17 5 – 20

3 – 10 22 – 15

(26)

Gambar 49. Diagaram bentangan coil cosentris U1 U2 B1 B2 6 5 U1 B1 U2 B2 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 17

(27)

Gambar 50. Skema lilitan coil cosentris

Gambar 50. Skema lilitan coil cosentris

24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 U1 U2 B1 B2

(28)

Daftar lilitan distribusi

Lilitan Utama Lilitan Bantu

1 – 9 24 – 16 7 - 17 6 – 20

2 – 10 23 – 15 8 - 18 5 – 19

3 – 11 22 – 14

4 - 12 21 – 13

Lengkapilah gambar berikut ini sesuai daftar lilitan distribusi di atas!

Gambar 51. Diagram bentangan coil distribusi.

24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

(29)

Gambar 52. Skema lilitan coil distribusi

C.

Peralatan yang dibutuhkan

1. Obeng kembang dan pipih (sedang) 1 buah

2. Kunci pas 1 Set

24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

(30)

3. Kunci Ring 1 Set

4. Tracker 1 buah

5. Martil (Palu) besi 1 buah

6. Palu Karet 1 buah

7. Penitik 1 buah

8. Tang Potong 1 buah

9. Tang Lancip 1 buah

10. Tang Kombinasi 1 buah

11. Tang pengupas kabel 1 buah

12. Snap Tang/ tang snai 1 buah

13. Mal 1 buah

14. Pisau/gunting 1 buah

15. Solder 1 buah

16. Kuas 1 buah

17. Tang ampere 1 buah

18. Multimeter 1 buah

19. Megger 1 buah

D. Bahan

1. Motor induksi 1 phasa 1 buah

2. Kapasitor 1 buah

3. Kawat email secukupnya

4. Benang secukupnya

5. Sirlak secukupnya

6. Prespan secukupnya

7. Selongsong kabel secukupnya

8. Kabel secukupnya

9. Timah solder secukupnya

10.Bambu secukupnya

E.

Keselamatan Kerja

1. Gunakanlah pakaian Praktik

2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.

3. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya

4. Hati–hati melepas rotor agar supaya tidak merusak stator

5. Hindarkan bagian–bagian motor dari kotoran (debu)

6. Hati–hati dalam melakukan praktik

F.

Langkah Kerja

1. Lepaskan pasak (kunci, spey, sekrup)

2. Lepaskanlah puley dengan menggunakan tracker

3. Buatlah tanda kesejajaran dengan menggunakan penitik

4. Bukalah baut (ikatan) tutup stator (end plate)

5. Lepaskanlah tutup stator, sebelumnya diberi tanda.

6. Keluarkanlah rotor dari dalam stator

7. Amati dan catat jumlah alur, lebar kumparan, jumlah alur tiap fasa, jumlah

lilitan, luas penampang lilitan utama dan lilitan bantu.

8. Ukur lebar kumparan dan buatlah mal lilitan

(31)

Gambar 53. Melepas Kumparan–Kumparan Stator

10. Lepas dan bersihkan prespan dan kotoran yang ada di alur.

11. Memasang prespan.

Gambar 54. Memasang Prespan

12. Buatlah kumparan sesuai dengan mal yang telah dibuat sesuai kebutuhan atau

perencanaan

Gambar 55. Membuat Kumpulan Kawat pada alur dengan mal

13. Pasang kumparan pada alur, dimulai dari kumparan utama kemudian kumparan

bantu.

(32)

14. Periksa kembali kumparan yang telah dipasang

15. Uji lilitan statornya dengan megger

Gambar 57. Mengukur Tahanan Isolasi Dengan Megger

16. Ukur tahanan tiap kumparan dengan ohm meter

Gambar 58. Mengukur Tahanan kawat Dengan AVO Meter

17. Rapikan lilitan dengan benang

18. Sambung ujung lilitan dengan kabel.

19. Pasanglah kembali dengan urutan langkah sebaliknya waktu melepas dengan

benar.

20. Pastikanlah rotor berputar secara bebas atau ringan

21. Pasang kapasitor seri dengan lilitan bantu

22. Uji lilitan dengan sumber tegangan

23. Ukur arus yang mengalir menggunakan tang ampere/ ampermeter

24. Setelah normal sesuai name plate, lepas dan keluarkan rotor dari stator.

25. Lapisi lilitan dengan sirlak sampai kering

26. Pasang kembali dengan urutan langkah sebaliknya waktu melepas dengan

benar.

27. Test motor dengan menghubungkan ke sumber listrik.

G.

Kesimpulan

Gambar

Gambar 1. Motor fasa belah
Gambar 6.  Rangkaian Motor kapasitor Start dan Running  c.  Motor kutub bayangan (shaded pole)
Gambar 9. motor Universal
Gambar 12. Stator motor
+7

Referensi

Dokumen terkait