• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANGSA KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS A. Kondisi Geografis Desa Bangsa - PERKEMBANGAN INDUSTRI JAMU TRADISIONAL LESTARI JAYA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA BANGSA KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS TA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANGSA KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS A. Kondisi Geografis Desa Bangsa - PERKEMBANGAN INDUSTRI JAMU TRADISIONAL LESTARI JAYA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA BANGSA KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS TA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kondisi Geografis Desa Bangsa

Kondisi geografis Desa Bangsa yang akan kita ulas disini adalah terdiri dari letak administratif Desa Bangsa, tata guna lahan Desa Bangsa, dan kondisi demografis Desa Bangsa.

1. Letak geografis Desa Bangsa

Secara administratif Desa Bangsa termasuk dalam wilayah kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Dengan jarak antara Desa Bangsa dengan Ibu Kota Kecamatan Kebasen 12 Km sedangkan dengan Ibu Kota Kabupaten Banyumas 20 Km dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Banyumas bagian selatan dengan berbatasan desa Kabupaten Cilacap. Adapun batas administratif Desa Bangsa antara lain sebagai Berikut :

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Palwolu dan Desa Adisana. b. Sebelah Barat berbatsan dengan Desa Karang Sari

c. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Krumput

d. Sedangkan bagian selatan berbatasan dengan Desa Buntu Kroya termasuk dalam Kabupaten Cilacap.

(2)

bentang wilayah Desa ini berbentuk datar dan pegunungan, maka sangat mudah untuk dijadikan sawah irigasi dan perkebunan

Kenyataan ini membuktikan bahwa penduduk Desa Bangsa ini memiliki tanah yang datar, pegunungan dan beberapa fasilitas yang memadai. Dengan itu penduduk juga tidak kesulitan untuk bertani, berkebun, berdagang dan memiliki usaha rumahan.

(Sumber: Data Letak Geografis Desa Bangsa Tahun 2013)

2. Tata Guna Lahan Desa Bangsa

Berdasarkan data Monografis Desa Bangsa pada bulan Juni 2013 deketahui luas daerah Desa Bangsa seluas 868,600 hektar. Lahan Desa Bangsa sebagian besar adalah lahan pesawahan dan lahan pegunungan, dari lahan sawah terdiri dari sawah irigasi seluas 260,200 hektar dan sawah non irigasi seluas 115,000 hetar. Sedangkan daerah pegunungan untuk bercocok tanam seluas 120,400 hektar. Tanah kering atau pekarang untuk pemukiman umum seluas 360,200 hektar dan sisanya seluas sekitar 12,800 hektar.

Tabel 1. Tata guna Lahan Desa

No Jenis Pengguna Lahan Luas / Ha %

1 Tanah Kering / Pemukiman umum 360,200 41,47

2 Tanah Sawah Irigasi 260,200 29,96

3 Tanah Sawah non teknis 115,000 13,24

4 Tanah pengunungan 120,400 13,86

Tanah lain – lain 12.800 1,47

Jumlah 868,600 100

(3)

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa tempat pemukiman untuk masyarakat Desa Bangsa mayoritas lebih luas sehingga bisa digunakan untuk perumahan, perdaga ngan dan juga untuk industri jamu tradisional, karena memilki mata pencaharian sebagai buruh tani dan petani lahan untuk pertanian pun luas sehingga menghasilkan bahan pangan pun cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. pedagang, pengusaha dan buruh swasta. Serta tanah pegunungan pun dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Bangsa untuk lahan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan keluarga juga hasil perkebunan bisa dijual untuk keperluan sehari- hari. Karena lahan di Desa Bangsa sangat luas maka masyarakat pun banyak yang menanam rempah-rempah untuk keperluan bahan baku industri jamu tradisional.

3. Kondisi Demografis Desa Bangsa

Berdasarkan data monografis Desa Bangsa tahun 2014 jumlah penduduknya sebesar 10,448 jiwa dengan jumlah RW 14 dan RT 56

Tabel 2

Jumlah Penduduk Desa Bangsa Menurut Jenis Usia

No Golongan Umur Jenis Kelamin Jumlah

Laki - Laki Perempuan

1 Umur 0 – Umur 10 538 442 980

2 Umur 11 – Umur 20 568 662 1230

3 Umur 21 – Umur 30 1158 712 1870

4 Umur 31 – Umur 40 1135 1474 2609

5 Umur 41 – Umur 50 982 696 1678

6 Umur 51 – Umur 60 559 689 1248

7 Umur 61 – Umur 70 236 297 533

8 Umur 71 Keatas 190 110 300

Jumlah 10,448

(4)

Menurut data di atas, usia balita sampai anak-anak memiliki jumlah yang sebanding atau tidak memiliki selisih banyak. Sedangkan usia remaja sampai dewasa juga sebanding jumlahnya, namun usia ini kebanyakan sudah belajar menjadi pekerja di industri jamu tradisional. Sekalipun tidak menjadi pekerja mereka sudah mulai membantu orang tuanya dalam menjalankan usaha maupun bertani.

Usia dewasa juga beberapa yang sudah menjadi pegawai baik itu menjadi guru ataupun pegawai Desa. Selain itu ada usia yang tergolong usia tua, dan mayoritas masyarakat yang memiliki usia tua sudah mulai berhenti beraktivitas., Sebagian yang menjadi pegawai juga sudah pensiun.

Dari data di atas tersebut, dapat juga diketahui usia produktif untuk angkatan kerja. Usia angkatan kerja di Desa Bangsa Kecamatan Kemranjen dapat tertampung di barbagai sektor perekonomian dan salah satunya adalah industri jamu tradisional. Adanya industri jamu tradisional dapat menampung pula tenaga kerja yang muda-muda.

(5)

B. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Bangsa Kecamatan Kebasen

Penduduk Desa Bangsa berjumlah 10,448 Jiwa, dapat dikatakan cukup baik tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan masyarakat desa Bangsa yang paling banyak adalah lulusan SLTA sebayak 3898 jiwa atau sebesar 37,31%, yang tidak lulus Sekolah Dasar atau buta aksara sebayak 569 jiwa atau sebesar 5,45%, yang lulusan SLTP ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ) sebanyak 1956 jiwa atau sebesar 18,72% sedangkan yang lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 680 jiwa atau sebesar 6,50% sedangkan yang belum sekolah 980 jiwa atau sebesar 9,38%. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Bangsa Tahun 2014

No Tingkat Pendidikan Jumlah %

1 Lulusan Perguruan Tinggi 680 6,50

2 Lulusan SLTA 3898 37,31

3 Lulusan SLTP 1956 18,72

4 Lulusan SD 2365 22,64

5 Tidak Sekolah / Buta Aksara 569 5,45

6 Belum Sekolah 980 9,38

Jumlah 10,448 -

(Sumber Data Tingkat Pendidikan masyarakat Desa Bangsa tahun 2013)

(6)

Menurut data yang ada di atas, masyarakat yang masih berpendidikan sampai jenjang SD masih tergolong banyak. Namun ada juga yang masih belum berpendidikan. Dalam hal ini bukan berarti masyarakat belum berfikir untuk menyekolahkan anak-anaknya tatapi karena terbatasnya dana dan pendapatan dari kepala keluarga. Di Desa Bangsa ini dapat dikatakan mayoritas berpendidikan SD dan SLTP. Adapun masyarakat yang berpendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi masih tergolong jarang. Namun menurut data di atas ada beberapa masyarakat yang sudah memiliki jenjang pendidikan sampai S-1. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat di daerah ini sudah mulai mementingkan adanya tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Pendidikan penting bagi siapapun, dan hal ini juga mempengaruhi sistem sosial dan ekonomi masyarakat Desa Bangsa. Dengan tingginya tingkat pendidikan suatu pola pikir masyarakat juga akan berbeda. Bukan hanya itu, tetapi juga dalam hal perhitungan ekonomi serta dalam memperoleh pekerjaan juga berbeda dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya dibawah rata-rata. Walaupun seperti itu, masyarakat yang berpendidikan tinggi juga ada yang menambah pendapatan keluarganya dengan bekerja sampingan yaitu menjadi pengusaha industri jamu tradisional.

C. Mata Pencarian Masyarakat Desa Bangsa Kecamatan Kebasen

(7)

Jiwa atau sebesar 14,72% dan untuk mata pencarian yang lain atau profesi lain seperti jasa, PNS, pegawai desa , pegawai swasta dan lainya sebanyak 4141 jiwa atau sebesar 39,63%. untuk lebih jelasnya kita dapat lihat pada tabel berikut ini

Tabel 4

Mata Pencarian atau Profesi Masyarakat Desa Bangsa Tahun 2014 No Mata Pencaharian atau Profesi Jumlah %

1 Petani 2895 27,71

2 Pedagang 1874 17,94

3 Pengusaha 1538 14,72

4 Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 600 5,74

5 Pensiunan 80 0,77

6 Jasa Ketrampilan 456 4,34

7 Pegawai Desa 25 0,24

8 Pegawai Swasta 1800 17,23

9 Belum Bekerja 1180 11,29

Jumlah 10,448 100

(Sumber Data Mata Pencaharian Masyarakat Desa Bangsa tahun 2013)

Sarana perekonomian sangat membutuhkan kemapanan ekonomi sehari-hari khususnya untuk masyarakat Desa Bangsa. Untuk mengetahui perekonomian masyarakat secara umum kondisi ekonomi masyarakat Desa Bangsa bercirikan aktifitas usaha ekonomi yang beragam.

(8)

Sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani, petani bahkan pegawai negeri juga menjalani atau mengelola industri jamu tradisional untuk dijadikan penghasilan tambahan. Dengan memiliki usaha sampingan masyarakat dapat mensejahterakan keluarga mereka lebih baik lagi. Usaha industri jamu tradisional ini tergolong pekerjaan yang dapat dikerjakan secara part time, jadi kapanpun dapat dikerkajan tanpa mengalihkan pekerjaan yang utama.

D. Sejarah Berdirinya Industri Jamu di Desa Bangsa Kecamatan Kebasen

Sejarah menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia berarti asal – usul ataupun kejadian dan peristiwa yang benar–benar terjadi pada masa yang lalu yang benar-benar terjadi. Alam Indonesia dengan kekayaannya rempah – rempah dan aneka tanaman obat. Tak dapat dipungkiri rempah – rempah ini pula yang menggiurkan orang barat datang kenusantara melaksanakan praktek kolonialisme. Dari sisi sejarah gelap dan tertindas itu penduduk asli kepulauan nusantara sehingga mampu menciptakan formula pengobatan terhadap penyakit manusia yang dilandasi kecintaan dan pemujaan kepada alam. Sebagian besar tradisi pengobatan dimasa lalu menggunakan rempah–rempah sebagai bahan bakunya.

(9)

Jamu tradisional merupakan obat yang dibuat dari campuran tumbuh-tumbuhan atau rempah–rempah dan berguna untuk menyembuhkan penyakit. Jamu tradisional adalah warisan nenek moyang maka sepatutnya lah kita melestarikannya. Jamu tradisional yang pada awalnya di produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan konsumennya kebanyakan berada di pedesaan sehingga semakin langka orang yang dapat meramu jamu.

Pada tahun 1990an jamu tradisional di Desa Bangsa adalah ramuan obat tradisional yang berasal dari rempah–rempah yang di jadikan jamu tradisional yang di wariskan turun–temurun oleh masyarakat Desa Bangsa. Orang yang pertama kali mengembangkan industri jamu tradisional oleh Ibu Hj. Siti Halimah Suwarno pada tahun 1994. Sebelumnya ibu Hj. Siti Halimah Suwarno hanya membuat untuk keperluan keluarga saja dan sambilan sebagai ibu rumah tangga, tetapi lama – kelamaan masyarakat di Desa bangsa mulai tertarik dengan ramuan–ramuan jamu yang bermanfaat untuk kesehatan.

Setelah berkembangnya industri–industri jamu tradisional yang berada di Kabupaten Cilacap maka mulai bermunculan industri–industri Jamu Tradisonal di Kabupaten Banyumas seperti Industri Jamu Lestari Jaya, Industri Jamu Laba– Laba, Industri Jamu Sari Serbuk dan Industri Jamu Jaya Dwipa.

(10)

dengan cara ditumbuk atau dipotong-potong lalu dijemur agar jamu itu menjadi awet. Produk awal dari Industri Jamu Lestari Jaya ini berupa Jamu Cap Ibu Tari yaitu jamu rebus atau jamu godog dengan bentuk jamu berupa rempah-rempah.

Bahan–bahan yang digunakan untuk membuat jamu tradisional antara lain sebagai berikut :

1) Temu lawak 2) Temu ireng 3) Kunir 4) Kencur 5) Lengkuas 6) Jahe 7) Dinglo 8) Bengle 9) Sambirata 10) Remujung 11) Kemukus 12) Kedawung 13) Kayu Angin 14) Kayu Secang 15) Kayu Manis

(11)

Adapun peralatan yang digunakan masih sangat sederhana dalam proses pembuatan antara lain sebagai berikut :

1) Meja untuk meracik 2) Mesin pengilingan

3) Alat tumbuk yang terdiri dari : a) Lumpang dan alu

b) Pipisan atau alat penumbuk yang permukaanya datar dan terbuat dari batu. 4) Ayakan atau saringan

5) Periuk atau alat untuk penyangrai ( digoreng )

6) Drum plastik untuk alat penyimpanan tepung yang sudah digiling 7) Mesin cetak ( Hard Press)

8) Oven Kusus untuk pembuatan jamu.

( Sumber Data Peralatan Industri Jamu Lestari Jaya )

(12)

Para buruh industri Jamu Tradisonal pun bekerja selama 10 jam sehari baik buruh laki-laki maupun perempuan. Mereka masuk pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB dan jam istrirahatnya pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Dan selama bekerja mereka memakai seragam sebagai fasilitas yang diberikan oleh pabrik, untuk hari senin sampai dengan hari rabu memakai seragam biru dan untuk hari kamis sampai hari sabtu memakai seragam coklat. Fasilitas yang lainnya yaitu seperti diberikan jaminan sosial atau asuransi kepada para buruh yang meliputi asuransi keselamatan kerja serta adanya cuti hamil, dimana pemberian asuransi ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Banyumas

Industri Jamu Tradisional Lestari Jaya tersebut memproduksi bermacam-macam jamu antara lain sebagai berikut :

1) Jamu rebus tas yang meliputi rebus kotak dan rebus kecil, 2) Jamu jahe wangi yang meliputi jahe gingseng dan jahe telor, 3) Jamu kuda laut gingseng,

4) Pil satria jantan, 5) Jamu Sehat lelaki, 6) Jamu pegel linu, 7) Jamu seger montok, 8) Jamu rapet manis, 9) Jamu putri monalisa,

10) Jamu minyak lawang dan sebagainya.

( Sumber Data Hasil Produksi Industri Jamu Lestari Jaya )

(13)

produk-produk jamu tradisional yang memp unyai harga yang relatif terjangkau masyarakat, dan telah mampu memasuki pasar atau telah banyak peminatnya tentu saja mampu memperoleh keuntungan yang besar dari hasil penjualan produknya. Hal ini dikarenakan produk-produk jamu Lestari Jaya sudah memiliki jangkauan pemasaran yang sangat luas yaitu di wilayah jawa yang meliputi Jawa Tengah khususnya karasidenan Banyumas, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jakarta, juga samapi kewilayah luar Jawa yaitu Sulawesi, Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Kalimantan. Melihat begitu luasnya jangkauan atau pasaran jamu, maka sudah selayaknyalah memperoleh keuntungan yang tinggi serta proses produksi yang tidak pernah berhenti.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Industri Jamu lestari Jaya

Peranan Masyarakat sekitar dalam industri Jamu Tradisio nal Lestari Jaya di Desa Bangsa sangat mendukung dengan adanya industri karena menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar industri serta berdampak positif bagi masyarakat sekitar pabrik antaralain bisa berdagang di sekitar industri.

1. Faktor Pendukung dalam industri Jamu Lestari Jaya di Desa Bangsa a) Bahan yang dipake untuk proses produksi berasal dari daerah sendiri

b) Tenaga kerja mudah didapat karena masyarakat banyak yang menganggur dengan adanya industri maka membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

(14)

2. Faktor Penghambat dalam industri Jamu Lestari Jaya di Desa Bangsa

a) Dengan berjalanya waktu maka industri pun berkembang baik dari produksi sampai alat produksinya, maka buruh pun harus bisa menguasai alat – alat yang dipakai

b) Persaingan pasar serta para pemilik industri jamu dalam pemasaran produksinya

Gambar

      Tabel 3               Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Bangsa Tahun 2014
Tabel 4

Referensi

Dokumen terkait