INA006 – BAHASA INDONESIA - MODUL- SESI 14 BAB 13
Outline Skripsi
Disusun oleh:
Arie Hendra Saputro, S.Pd., M.M.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN (STIE INABA)
BANDUNG 2020
DAFTAR ISI
A. Pengertian Skripsi ...2
B. Tujuan Penulisan Skripsi ...2
C. Kedudukan Skripsi dan Bobot sks ...2
D. Syarat Umum Penulisan dan Ciri-Ciri Pokok Skripsi ...3
1. Syarat Umum Penulisan Skripsi ...3
2. Pedoman Penulisan Skripsi ...3
3. Ciri-ciri Pokok Skripsi ...4
4. Sebagai suatu karya ilmiah. ...4
E. Pola Berpikir Penulisan Skripsi ...4
F. Kerangka Umum Usulan Penelitian ...5
1. Sistematika Usulan Penelitian ...5
2. Penjelasan Sistematika Usulan Penelitian ...5
G. Pengertian Artikel Ilmiah ...14
1. Aturan Umum untuk Menulis Artikel Ilmiah ...14
a) Outline Untuk Mengarahkan Penelitian ...15
b) Lebih Sedikit Lebih Baik ...15
c) Pilih Pembaca Yang Tepat ...15
d) Alur Yang Logis ...16
e) Sistematis Dan Informatif ...16
f) Ringkas Dan Mudah Dipahami ...17
g) Sentuhan Seni (Tidak Monoton) ...18
h) Menjadi Hakim Untuk Artikel Ilmiah Kita Sendiri ...18
i) Meminta Kritikan Dari Orang Lain ...19
j) Membuat Tim Virtual Dari Kolaborator ...19
2. Pentingnya Menulis dan Mempublikasikan Artikel Ilmiah ...20
A. Pengertian Skripsi
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah, berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dalam suatu bidang ilmu.Penelitian adalah kegiatan yang terencana, terarah, sistematis dan terkendali yang berupaya untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis.
Dalam penulisan skripsi, penelitian dapat dilaksanakan melalui penelitian lapangan. Studi kepustakaan dengan atau tanpa pengumpulan data primer dan/atau sekunder. Sumber data dapat diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan, baik melalui wawancara maupun hasil pengukuran langsung lainnya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan memanfaatkan hasil pengumpulan data pihak lain, misalnya, data dari www.idx.co.id (BEI), Badan Pusat Statistik, tesis, disertasi, jurnal, dan karya ilmiah lainnya.
B. Tujuan Penulisan Skripsi
Penyusunan skripsi dilaksanakan dengan tujuan agar: Mahasiswa mampu melakukan penelitian mulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data, dan menarik suatu kesimpulan. Mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmu yang ditempuh Membantu mahasiswa menyampaikan, menggunakan, mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh menjadi suatu sistem yang terpadu untuk pengembangan ilmu.
C. Kedudukan Skripsi dan Bobot sks
tetapi berbeda bentuk pada proses pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Skripsi ini merupakan tugas akhir (final assignment). Bobot skripsi ditetapkan sebesar 6 sks, yang setara dengan kegiatan akademik setiap minggu (24-30 jam), atau setara dengan kegiatan akademik 600-750 jam selama satu semester.
D. Syarat Umum Penulisan dan Ciri-Ciri Pokok Skripsi
Seorang mahasiswa akan dapat menulis skripsi dengan baik apabila mengetahui syarat umum penulisan dan memahami ciri-ciri pokok skripsi
1. Syarat Umum Penulisan Skripsi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa agar dapat menulis skripsi dengan baik, antara lain sebagai berikut:
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang relevan dengan masalah yang akan dibahas.
b. Mampu melihat fenomena permasalahan sesuai dengan konten ilmu yang dipelajari/diambil
c. Mampu membedakan antara kenyataan dengan harapan
d. Bebas mengemukakan pendapat atau kesimpulan yang diperoleh sebagai hasil penelitian yang dilakukan.
e. Menguasai tata bahasa baku dan perbendaharaan kata dengan baik sehingga mempunyai kemampuan untuk menguraikan suatu gagasan dengan jelas, tegas, mudah dipahami, sederhana dan tepat.
2. Pedoman Penulisan Skripsi
a. Menghargai kesimpulan peneliti terdahulu dalam bidang ilmu pengetahuan yang sama
b. Mampu mengumpulkan data yang memadai sesuai dengan masalah yang sedang dibahas.
c. Hasil penelitian harus mampu mengemukakan hasil pemikiran dan analisis terhadap keadaan yang sesungguhnya.
d. Publikasi karya ilmiah
Dengan terpenuhinya syarat-syarat di atas maka mahasiswa menjadi mudah dalam penulisan skripsinya
3. Ciri-ciri Pokok Skripsi
Ciri-ciri skripsi yang baik adalah : a. Sebagai suatu hasil penelitian.
b. Sebagai suatu hasil penelitian, skripsi pada dasarnya memiliki sifat dan ciri-ciri sebagai berikut:
c. mempunyai pokok permasalahan yang jelas dan ada rumusan masalah yang akan dibahas
d. menggunakan metode penelitian
e. mengemukakan data dan fakta-fakta yang relevan dan up to date f. mengungkapkan dan mampu memecahkan masalah
4. Sebagai suatu karya ilmiah.
Sebagai suatu karya ilmiah, skripsi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. mempunyai arti dan nilai kegunaan yang positif
b. logis dan rasional dalam pemikiran, cermat dalam penilaian, sistematik dalam penyusunan, layak dalam penyajian
c. menggunakan bahasa ilmiah
d. pembahasan dilakukan secara sistematik dan berkelanjutan.
E. Pola Berpikir Penulisan Skripsi
Dalam penulisan karya ilmiah seperti skripsi, penulis dapat bertolak dari pola berpikir deduktif atau induktif. Pola berpikir deduktif yaitu menarik kesimpulan khusus secara logis berdasarkan kenyataan-kenyataan umum, sedangkan pola berpikir induktif menarik kesimpulan secara umum berdasarkan hasil observasi atau eksperimen-eksperimen.
Apabila digunakan pola berpikir deduktif, mahasiswa akan memulai penulisan skripsi dengan mempelajari dan mengkaji permasalahan
dari sudut pandang keilmuan (secara teoritis). Setelah permasalahan diketahui, tahap selanjutnya dilakukan pembahasan atau pemecahan masalah berdasarkan teori-teori yang akhirnya ditarik suatu kesimpulan. Berbeda apabila menggunakan pola berpikir induktif, maka akan ditarik kesimpulan berdasarkan data empiris yang diperoleh dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dicatat dan ditulis sebagaimana adanya, dibandingkan atau dibahas dengan menggunakan teori-teori yang relevan dan setelah itu ditarik suatu kesimpulan.
F. Kerangka Umum Usulan Penelitian 1. Sistematika Usulan Penelitian
Usulan Penelitian merupakan rencana penelitian yang diajukan oleh mahasiswa sebelum melakukan penelitian. Sistematika usulan penelitian pada dasarnya terbagi dalam tiga bagian, yaitu :
1. Bagian Awal 2. Bagian Isi 3. Bagian Akhir
2. Penjelasan Sistematika Usulan Penelitian
Bagian Awal Bagian awal mencakup dua bagian, yaitu halaman judul dan halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Halaman Judul
Halaman judul memuat : Judul, kata “USULAN PENELITIAN”, Nama dan Nomor Induk Mahasiswa, Program Studi, logo STIE INABA, Nama Lembaga yang bersangkutan, Tempat dan Waktu Pengajuan. (contoh lampiran 10); selanjutnya perlu diperhatikan bahwa
a. Judul usulan penelitian harus mencerminkan isi Proposal/Usulan Penelitian. Judul sebaiknya minimal mengandung dua variabel, baik independen-dependen maupun independen-independen. Judul harus merupakan pernyataan yang singkat dan jelas, mencerminkan keterkaitan/hubungan minimal 2 (dua) variabel penelitian. Judul
mencerminkan bidang konsentrasi ProgramStudi. Penulisan kata dalam judul tidak disingkat. Judul dengan kata asing ditulis menggunakan huruf italic.
b. Nama mahasiswa ditulis lengkap, di bawahnya dicantumkan NIM c. Nama Program Studi
d. Logo STIE INABA
e. Nama Lembaga STIE INABA
f. Tempat atau kota tempat STIE INABA berada, yaitu Bandung g. Tahun pengajuan ditulis di bawah tulisan Bandung
Halaman Pengesahan
Halaman Pengesahan memuat judul usulan penelitian, nama mahasiswa, NIM, Program Studi dan tanda tangan pembimbing, serta Ketua Program Studi sebagai pihak yang mengetahui dan Ketua STIE INABA sebagai pengesah. (contoh lampiran 11)
Bagian Isi
Bagian isi meliputi: -
a. BAB I. PENDAHULUAN meliputi sub bab: Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian. –
b. BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. –
c. BAB III. METODE PENELITIAN meliputi sub bab: metode yang digunakan, operasionalisasi variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penarikan sampel, pengujian validitas dan reliabilitas (bila ada), Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada bagian ini di uraikan tentang permasalahan yang terjadi secara umum maupun khusus yang menjadi dasar penelitian. Latar belakang
penelitian mengungkapkan keingintahuan mahasiswa tentang fenomena yang menarik untuk diteliti dengan menunjukkan signifikansi penelitian bagi pengembangan pengetahuan ilmiah. Latar belakang penelitian berisikan alasan-alasan dalam memilih tema yang didukung oleh data-data empiris (emperical evidence). Uraian tersebut sebaiknya didukung dengan elaborasi kondisi, kebijaksanaan dan permasalahan umum yang ada kaitannya dengan tema penelitian. Dalam kondisi dimana peneliti menggunakan hasil penelitian terdahulu, maka data hasil penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai dasar pembanding. Pada bagian ini, peneliti harus mampu mengungkapkan tentang : 1. Topik yang diteliti, didukung oleh data dan informasi baik teoritis
maupun faktual.
2. Fenomena yang diangkat sebagai dasar penentuan rencana judul penelitian. Pada bagian ini diuraikan tentang inti fenomena yang akan diteliti sebagai akibat adanya kesenjangan antara teori dan realitas/fakta di lapangan.
3. Permasalahan yang menarik untuk diteliti dan masalah tersebut layak untuk diangkat sebagai objek penelitian. Masalah dapat diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:
a. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian b. Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c. Pernyataan pemegang otoritas d. Pengamatan sepintas
e. Pengalaman pribadi f. Perasaan intuitif
Kemungkinan ditemui lebih dari satu masalah dan tidak semua masalah layak diteliti, sehingga perlu dilakukan pemilihan/pembatasan masalah
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan masalah yang perlu ditindaklanjuti yang diturunkan secara sistematis dari latar belakang penelitian, formulasinya berupa kalimat tanya (?) yang padat dan jelas, mencerminkan variabel-variabel yang diteliti (deskriptif) dan hubungan kausal antar variabel-variabel yang diteliti (sesuai judul penelitian). Rumusan masalah untuk penelitian kuantitatif diawali pertanyaan variabel Dependen selanjutnya variabel Independen, sedangkan untuk penelitian kualitatif tergantung pada pendekatan masalah yang diteliti. Rumusan masalah memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai apa yang akan dihasilkan atau dicapai oleh peneliti. Tujuan penelitian tergantung pada jenis penelitian dan masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu tujuan penelitian harus konsisten dengan masalah yang telah dirumuskan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian berkaitan dengan dua aspek, yaitu: 1. Kegunaan Teoritis (Kegunaan Ilmiah), yaitu untuk memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang ada relevansinya dengan bidang ilmu yang sedang diteliti. 2. Kegunaan Praktis (Guna Laksana), yaitu kegunaan penelitian secara praktis di lapangan.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pada bagian ini diuraikan tentang lokasi penelitian dan alasan mengapa memilih tempat/lokasi tersebut. Selain tempat untuk merencanakan penelitian diperlukan jadwal penelitian, yang biasanya terbagi dalam empat tahap, yaitu: persiapan, pengumpulan data, pengolahan & analisis data serta penulisan laporan yang dituangkan dalam tabel tentang jadwal kegiatan penelitian (lihat contoh lampiran).
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Pada bagian ini menjelaskan kajian yang relevan yang dilakukan selama mempersiapkan atau mengumpulkan referensi. Diuraikan tentang konsep-konsep, pengertian-pengertian, penjelasan, jenis-jenis, faktor-faktor, dimensi-dimensi, indikator-indikator, unsurunsur, langkah-langkah, aturan-aturan dan lain-lain yang relevan dengan objek penelitian dan sesuai dengan referensi kepustakaan yang mendukung. Kutipan kajian pustaka bisa dikutip penuh atau hasil kristalisasi penulis. Kajian pustaka diawali dari Grand Theory, selanjutnya variabel Dependen – Independen. Terdapat beberapa kriteria dalam memilih sumber pustaka, yaitu:
a. Sesuai dengan topik penelitian yang akan dilakukan. b. Isi mudah dipahami oleh peneliti.
c. Pernyataan dalam sumber tersebut harus bisa dibuktikan secara empiris.
d. Sumber pustaka harus terorganisir supaya lebih mudah dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
e. Sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan teori terbaru.
f. Sumber tersebut harus terpercaya.
2.2 Kerangka Pemikiran
Pada prinsipnya kerangka pemikiran merupakan uraian tentang bagaimana peneliti mengalirkan jalan pemikiran secara logis dalam rangka memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Dalam kerangka pemikiran diuraikan tentang pola pikir peneliti, dalil-dalil, hukumhukum, hubungan antar variabel yang didukung oleh teori yang relevan dengan masalah yang diteliti dan generalisasi dari hasil penelitian terdahulu, kemudian ditarik benang merahnya menurut alur pikiran peneliti sehingga membentuk bagan kerangka
pemikiran. Kerangka pemikiran sering disebut sebagai benang merah yaitu pencerminan alur dan runtut pola pikir peneliti. Setelah kerangka pemikiran, tariklah benang merah dari teori-teori tersebut untuk dibuat suatu model yang menggambarkan hubungan antara konsep yang ada dalam teori.
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis diturunkan dari kerangka pemikiran yang harus diuji secara empirik. Hipotesis menyatakan pertautan diantara dua variabel atau lebih, dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan yang jelas, padat, dan spesifik serta hipotesis tersebut harus dapat diuji. Hipotesis pada skripsi merupakan hipotesis eksplanatif yaitu jawaban sementara yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Dalam hipotesis, tempat penelitian dan periode penelitian tidak dicantumkan karena tidak disebutkan pada teorinya
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
yang digunakan Pada bagian ini diuraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan alasan yang mendasari penggunaan metode tersebut. Terdapat 2 (dua) jenis metode yang sering digunakan dalam penyusunan skripsi, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Mahasiswa diarahkan untuk melakukan penelitian kuantitatif. Tetapi tidak menutup kemungkinan melakukan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan deskriptif dan eksplanatori/verifikatif. Deskriptif digunakan untuk menggambarkan mengapa fenomena tersebut terjadi dan metode eksplanatori atau verifikatif untuk menguji teori.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam operasionalisasi variabel diuraikan tentang variabel dan hubungan antarvariabel. Dilihat dari peran dan posisinya, terdapat tiga
variabel, yaitu:
a. Variabel terikat (dependent variable)
b. Variabel penghubung (intervening variable) c. Variabel bebas (independent variable)
Mengoperasionalisasikan variabel berarti menjabarkan variabel teoritis kedalam konsep empirik dan konsep analitis dalam bentuk indikator-indikator yang terukur dalam bentuk skala (misalnya skala Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio). Dalam penyajiannya operasionalisasi variabel ini sebaiknya dituangkan dalam bentuk tabel, minimal memuat tentang: Variabel, Konsep Variabel, Indikator, dan Skala Ukur.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui wawancara, observasi, angket, dokumentasi dan sebagainya.
1. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. 2. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. 2. Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
3. Dokumentasi adalah sekumpulan berkas. Dengan demikian dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau dikenal dengan teknik sampling, merupakan prosedur atau tata cara yang dilakukan peneliti saat akan melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel. Sehingga dengan adanya teknik atau cara ini akan memberikan hasil yang maksimal, yaitu data sampel yang dapat mewakili (representatif). Pada bagian ini diuraikan tentang populasi, ukuran populasi, sampel, ukuran sampel dan teknik pengambilan sampel.
3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas (bila ada)
adalah sesuatu yang sangat esensi. Agar data yang dikumpulkan benar-benar berguna, maka alat ukur yang digunakan harus valid dan reliabel.
3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini dikemukakan mengenai jenis alat statistik yang akan digunakan dan rumusan hipotesis statistik. Jelaskan pula alasan menggunakan alat statistik tersebut dan persyaratan apa yang harus dipenuhi dalam menggunakan alat statistik tersebut (misalnya ada uji asumsi klasik). Statistik yang digunakan meliputi statistik deskriptif dan statistik inferensial.
BAGIAN AKHIR
Bagian akhir yang dimaksud pada umumnya meliputi :
1. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka di STIE INABA merupakan rujukan yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa yang menyusun skripsi, meliputi: Nama Penulis; Tahun Terbit; Judul Buku; Tempat dan Nama Penerbit.
a. Nama penulis. Diawali dengan menuliskan nama belakang, nama depan dan tengah penulis. Jika buku tersebut merupakan karya dari dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya dibalik. Penulis kedua dan seterusnya berada setelahnya dengan urutan yang sesuai nama aslinya.
b. Tahun Terbit. Tahun terbit ditulis diantara tanda kurung (...).
c. Judul Buku. Judul buku ditulis lengkap. Penulisan judul dibuat dengan huruf miring (italic).
d. Tempat dan Nama Penerbit. Bagian terakhir dalam penulisan daftar pustaka sebuah buku adalah mencantumkan kota penerbit dan nama penerbit yang mencetak buku tersebut. Dahulukan penulisan nama kota, baru diikuti dengan nama penerbit yang dibatasi dengan tanda titik dua (:). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah gunakan tanda titik (.) sebagai tanda batas dari tiap urutan penulisan daftar pustaka.
2. Lampiran-lampiran
(berisi tabel, peraturan-peraturan, kuesioner, Laporan-laporan yang digunakan sebagai data atau informasi penelitian, perhitungan statistic, Balasan Surat Riset, Kartu Bimbingan UP/Skripsi, dan sebagainya).
G. Pengertian Artikel Ilmiah
Bermacam-macam pengertian tentang artikel ilmiah dapat ditemukan pada buku-buku maupun internet. Pada bagian ini akan dijelaskan pengertian artikel ilmiah secara jelas dan rinci. Artikel ilmiah adalah suatu tulisan yang berisi kumpulan ide, gagasan, dan hasil pemikiran dari seseorang atau sekelompok orang setelah melalui proses penelitian, pengamatan, kajian, dan evaluasi ke dalam suatu bentuk laporan tertulis sesuai dengan sistematika, metode, dan kaidah tertentu yang telah disepakati, sehingga isinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat diuji kebenarannya untuk selanjutnya dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Selain untuk publikasi pada jurnal, artikel ilmiah juga dapat disusun untuk dipresentasikan pada forum atau konferensi nasional maupun internasional yang dihadiri para ilmuwan yang kompeten di bidangnya masing-masing. Artikel ilmiah biasanya akan dijadikan pijakan atau referensi sebagai dasar ilmiah untuk melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya. Dengan bertambahnya penelitian atau kajian yang dilakukan, maka semakin banyak pula artikel ilmiah yang dihasilkan. Sehingga, hal ini akan menyebabkan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia.
1. Aturan Umum untuk Menulis Artikel Ilmiah
Menulis merupakan kemampuan yang tidak dapat diperoleh secara singkat dan instan karena membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar. Semakin banyak waktu yang diluangkan untuk menulis artikel ilmiah maka akan bertambah pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan. Apabila seseorang mempunyai kemampuan menulis artikel ilmiah yang baik, maka akan semakin besar peluangnya untuk dipublikasikan pada suatu jurnal ilmiah. Ada beberapa aturan umum untuk
menulis artikel ilmiah (Abdullah, D. A., Kode Etik Penulis dan Etika Penulisan Dalam Artikel Ilmiah, 2012) antara lain:
a) Outline Untuk Mengarahkan Penelitian
Proses penulisan artikel ilmiah dan penelitian merupakan satu hal yang sejalan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan adanya outline atau desain penelitian untuk membantu dalam proses penentuan tujuan penelitian, alur percobaan yang akan dilakukan dalam penelitian, serta mengorganisir materi dan data yang akan digunakan. Dengan cara seperti ini maka proses penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selanjutnya, proses menulis artikel ilmiah dapat digunakan untuk menilai kembali penelitian secara keseluruhan, mengevaluasi alur percobaan, dan memeriksa validitas hasil penelitian.
b) Lebih Sedikit Lebih Baik
Keputusan untuk membuat satu penelitian atau lebih dari satu penelitian harus didasarkan pada pertimbangan terhadap dampak sosial yang ditimbulkan oleh artikel ilmiah pada suatu subyek/bidang penelitian. Signifikansi dan keterkaitan hasil penelitian yang disajikan secara keseluruhan dalam artikel ilmiah harus menjadi kualitas dari penelitian. Berkaitan dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa less is more yang artinya lebih sedikit adalah lebih baik. Maksudnya adalah lebih sedikit artikel ilmiah yang dihasilkan dalam satu penelitian dan memiliki nilai yang lebih signifikan pada satu bidang keilmuan adalah lebih baik bila dibandingkan banyak artikel ilmiah yang dihasilkan tapi tidak memiliki signifikansi.
c) Pilih Pembaca Yang Tepat
Menentukan sudut pandang pada artikel ilmiah yang akan dibuat merupakan sebuah tantangan pada awal proses menulis. Misalnya, hasil penelitian komputasional bidang biologi dapat disajikan kepada ahli biologi, ahli komputasi, atau keduanya. Menentukan informasi yang akan disampaikan dari berbagai sudut pandang merupakan suatu hal yang penting. Permasalahan ini dapat diuraikan dengan memilih target pembaca dan jurnal yang sesuai. Hal ini penting dalam menentukan susunan artikel
dan seberapa detail informasi yang akan ditulis, sehingga dapat lebih fokus pada saat proses penulisan.
d) Alur Yang Logis
Dasar untuk menghasilkan tulisan yang bagus sehingga mudah untuk dipahami adalah logika dan teori yang jelas sebagai dasar penulisan artikel ilmiah. Walaupun beberapa ekseperimen dilakukan terpisah-pisah tetapi eksperimen tersebut merupakan kesatuan yang saling mendukung. Misalnya, eksperimen yang satu menjadi dasar atau menyediakan data yang akan digunakan untuk ekseperimen selanjutnya. Eksperimen dan hasil yang diperoleh harus ditulis dalam urutan yang logis. Untuk membuat tulisan yang mudah diikuti alurnya (flow), maka perlu untuk menentukan alur logika (logic flow) terlebih dahulu sebelum mulai menulis. Urutan yang logis juga bermanfaat untuk menghindari bahasan masalah dan kutipan pendapat yang sama pada beberapa bab, sehingga menyebabkan pembaca merasa tidak nyaman.
Strategi efektif untuk membantu mengembangkan alur logika (logic flow) yaitu dengan membuat atau memperkirakannya dengan gambar maupun tabel yang akan dihasilkan dari penelitian tersebut. Kemudian kita susun secara berurutan sesuai dengan alur logika (logic flow) pada eksperimen. Dengan kata lain, gambar dan tabel yang disusun dapat mengambarkan penelitian tanpa materi tambahan. Untuk gambar dan tabel yang dimasukkan pada artikel ilmiah/final paper, usahakan untuk membuatnya berdiri sendiri (hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada aturan berikutnya). Selain itu, gambar dan tabel tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan atau mengatur penelitian seperti yang ada di aturan poin pertama.
e) Sistematis Dan Informatif
Artikel ilmiah yang baik harus bersifat sistematis dan informatif agar mudah dipahami oleh pembaca. Untuk mewujudkannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan;
1) Aspek yang penting dan relevan dari hipotesis harus dibahas dengan data pendukung yang lengkap dan detail. Jika terkendala masalah
batasan halaman, maka harus fokus pada satu atau dua aspek yang utama secara detail. Sebagai pengingat, pastikan tetap menyimpan rincian semuan percobaan (misalnya paramater percobaan, versi software) untuk persiapan melakukan perubahan atau revisi jika diperlukan.
2) Jangan menyatakan hasil yang sudah disajikan dalam gambar dan tabel, yang membuat penulisan menjadi berulang. Seharusnya dilakukandengan cara mengupas atau membahas hasil yang diperoleh dan bagaimana dampaknya terhadap penelitian yang dilakukan.
3) Membuat suatu artikel ilmiah dapat berdiri sendiri tanpa materi pendukung. Berilah latar belakang dan pengantar yang cukup untuk pambaca yang menjadi target penelitian. Misalnya untuk kalangan ekonomi atau hukum, memberikan latar belakang dengan jelas adalah salah satu kunci untuk menulis artikel dan hal ini sangat berguna ketika penggunaan istilah umum dapat memberikan definisi yang berbeda.
4) Jangan membuat pembaca untuk melakukan perhitungan matematika, sehingga peneliti harus memberi penjelasan dan kesimpulan yang jelas dari data yang disajikan. Jika terdapat hasil eksperimen yang perlu dibahas, maka buatlah keterangan eksplisit sehingga tidak perlu untuk mencari atau melihat data yang ditampilkan sebelumnya.
5) Gambar dan tabel merupakan komponen yang penting dari paper. Hal ini bertujuan untuk membantu interpretasi data yang disajikan. Sehingga peneliti harus dapat membuat gambar dan tabel lengkap dengan semua informasi yang diperlukan.
f) Ringkas Dan Mudah Dipahami
Dalam menulis artikel ilmiah, ketepatan penggunaan kata dan keringkasan isi merupakan hal yang harus diperhatikan. Penulisan artikel ilmiah dengan kalimat rumit dan pemilihan katakata yang kurang tepat akan menganggu, membosankan, dan menjenuhkan pada pembaca. Sehingga,
pembaca akan merasa sulit untuk memahami artikel ilmiah yang dibacanya. Salah satu tulisan yang baik adalah tulisan Watson dan Crick yang memenangkan Nobel pada paper yang membahas DNA double helix structure, padahal artikel ilmiahnya hanya sebanyak 2 halaman. Semua informasi disampaikan secara singkat, padat, dan jelas.
g) Sentuhan Seni (Tidak Monoton)
Artikel ilmiah yang ditulis dengan sentuhan nilai seni atau tidak monoton akan memberikan kesan kepada pembaca terhadap kualitas penelitian kita. Hal ini juga akan berguna pada proses review. Sehingga, kita perlu memfokuskan pada ejaan, pemilihan kata, menghindari gaya tulisan yang membosankan, margin halaman, font, dan lain-lain. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah memiliki kamus lengkap dengan thesaurus-nya dan contoh penggunaathesaurus-nya pada kalimat.
h) Menjadi Hakim Untuk Artikel Ilmiah Kita Sendiri
Sebuah naskah yang lengkap biasanya memerlukan banyak iterasi untuk melakukan revisi. Memiliki sikap yang objektif atau fair selama revisi sangat penting untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi ketika menulis. Objektivitas dengan pekerjaan yang kita lakukan dengan tidak melebih-lebihkan atau meremehkan pentingnya hasil dan metode yang dikembangkan. Setelah bekerja keras cukup lama pada bidang yang diteliti, maka seseorang akan menjadi ahli terhadap masalah yang dipelajari.
Ketika melakukan revisi draft paper, lupakan sementara penelitian dan kerja keras yang sudah kita lakukan. Untuk lebih konkrit, posisikan diri kita sebagai reviewer dengan melihat dengan detail penelitian yang sudah dilakukan, logika penulisan, kebenaran dan kevalidan dari hasil penelitian, kesimpulan yang diambil dari hasil analisa, organisasi artikel ilmiah yang dibuat, dan penyajian data yang digunakan dalam penelitian.
Pada prakteknya kita dapat meletakkan draft yang sudah dibuat dalam waktu satu atau dua hari. Kemudian, cobalah untuk melupakannya dan setelah itu kita kembali dengan keadaan yang fresh, dengan menganggap artikel ilmiah tersebut dibuat oleh orang lain, membacanya dengan teliti, dan berusaha mencari kelemahan dari artikel ilmiah yang
sedang dibaca. Pada proses ini, pahami artikel ilmiah tanpa mencoba untuk memahami atau mengintepretasikan dari sudut pandang kita. Jangan takut untuk membuang kalimat yang dianggap tidak penting atau membingungkan. Hal ini mungkin melelahkan dan sedikit tidak nyaman, tapi sangat berguna untuk menghasilkan tulisan yang baik dan logis.
i) Meminta Kritikan Dari Orang Lain
Sebelum melakukan pengajuan artikel ilmiah (submission), sangat penting untuk mengantisipasi kemungkinan pertanyaan dan kritikan yang mungkin muncul dari reviewer. Sehingga, peneliti dapat memperbaiki artikel ilmiah yang sudah dibuat menjadi lebih mudah dipahami orang lain. Untuk melakukannya dapat meminta pendapat atau pembahasan dari rekan kerja. Diskusikan penelitian yang sudah dilakukan, sehingga mendapat masukan, saran dan kritik untuk pekerjaan yang sudah dilakukan. Sebuah seminar atau pertemuan dalam kelompok riset dapat membantu menemukan masalah yang mungkin muncul. Jika anda adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan tesis, hal itu sangat baik untuk dipresentasikan ke dewan penguji atau pembimbing tesis sehingga mendapat masukan untuk perbaikan penelitian dan penulisan yang dilakukan.
j) Membuat Tim Virtual Dari Kolaborator
Ketika pengajuan artikel ilmiah ditolak atau mendapatkan ulasan yang tidak baik, sikap kita sebaiknya tidak tersinggung dan jangan diambil hati. Harus disadari bahwa pemberi ulasan (reviewer) sudah menyisihkan waktunya untuk membaca dan memberikan penilaiannya, yang mana waktu mereka bisa saja digunakan untuk mengerjakan penelitiannya sendiri. Sehingga, reviewer secara tidak langsung telah membantu untuk membuat artikel ilmiah menjadi lebih baik dan lebih mudah dipahami oleh target pembaca. Oleh karena itu, reviewer dapat dipertimbangkan sebagai kolaborator dalam penelitian dan sebaiknya diperlakukan dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan kualitas artikel ilmiah dan juga penelitian.
Membaca dan memeriksa ulasan yang telah diberikan oleh reviewer secara obyektif. Seringkali sebuah kritik dibesar-besarkan karena salah satu aspek dari hipotesis penelitian tidak dipelajari secara mendalam atau
hasil yang penting dari penelitian sebelumnya tidak disebutkan atau tidak konsisten dengan penelitian. Jika kritik yang diberikan adalah mengenai ketahanan (robustness) sebuah metode yang digunakan atau validitas hasil, seringkali penelitian perlu diulang atau perlu dilakukan penambahan data. Jika yakin bahwa reviewer telah salah paham pada titik tertentu, maka periksa ulang tulisan yang telah dibuat. Hal yang sering terjadi adalah penulisan kata-kata yang kurang tepat dapat membuat reviewer memiliki persepsi yang salah. Jika hal ini terjadi, maka perlu dilakukan revisi penulisan secara menyeluruh. Jangan berdebat dengan reviewer tanpa adanya data pendukung dan jangan mengirimkan artikel ilmiah ke tempat lain tanpa adanya proses perbaikan.
2. Pentingnya Menulis dan Mempublikasikan Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah merupakan sarana untuk ilmuan mempublikasian hasil penelitian sehingga dapat dimanfaatkan dengan bijaksana. Selain itu, artikel ilmiah merupakan salah satu cara bagi ilmuan untuk dapat berkontribusi secara langsung untuk memberi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Menulis artikel ilmiah juga memberi peluang bagi para ilmuan mendapat masukan dari orang lain dari berbagai negara, sehingga ilmuan tersebut mendapat ide baru yang dapat dilakukan untuk menghasilkan solusi yang lebih efisien dan optimal.
Pemerintah Indonesia mendorong para pelajar untuk berkontribusi memberikan solusi terhadap permaslahan yang ada, hal ini dapat dilihat dari Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) nomor 152/E/T/2012 tanggal 27 Januari 2012. Dalam surat edaran tersebut disampaikan bahwa menulis artikel ilmiah merupakan syarat untuk lulus program S1, S2, dan S3. Syarat untuk program S1 atau Sarjana harus menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah. Untuk program S2 atau Magister, syarat lulusnya harus sudah menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional dan terakreditasi Dikti. Sedangkan persyaratan untuk dapat lulus program S3 atau Doktor harus sudah menghasilkan artikel ilmiah yang sudah diterima
untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional. Dengan surat edaran tersebut mahasiswa harus belajar untuk dapat menuliskan hasil penelitian yang dihasilkan dalam bentuk artikel ilmiah yang baik sehingga orang lain dapat menilai validitas hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pemerintah tidak hanya mendorong pelajar untuk membuat artikel ilmiah, namun juga mendorong para akademisi untuk membuat artikel ilmiah dengan cara menjadikan publikasi ilmiah sebagai salah satu syarat kelengkapan berkas untuk kenaikan jabatan. Dengan kata lain Pemerintah ingin mendorong para akademisi untuk terus mengembangkan diri sehingga menjadi seseorang yang ahli pada suatu bidang yang ditekuni. Manfaat lain yang diperoleh dengan menulis artikel ilmiah adalah seseorang dapat mengukur ilmu pengetahuan yang dimiliki serta mengeksplorasi bidang ilmu pengetahuan tertentu yang menjadi kelebihannya. Sehingga, orang tersebut dapat fokus dalam mengembangkan kemampuannya.
Artikel ilmiah juga bermanfaat sebagai sarana untuk menyebarluaskan ide, pemikiran, dan keilmuan yang dimiliki seseorang agar dapat dibaca, dipahami, dimengerti, dan diakui banyak orang. Artikel ilmiah dapat dipublikasikan bila sudah melewati proses peer review. Proses peer review bukanlah sesuatu yang mudah bagi mereka yang baru pertama kali menulis artikel ilmiah. Apalagi kalau artikel ilmiah ingin dipublikasikan pada jurnal internasional atau seminar internasional, maka proses seleksinya lebih sulit bila dibandingkan dengan jurnal atau konferensi pada tingkat nasional.
Peer review juga berguna bagi ilmuan untuk mengembangkan dan/atau memperbaiki penelitian yang sudah dilakukan jika artikel ilmiah yang sudah dibuat dianggap tidak layak oleh reviewer untuk dipublikasi. Sehingga, ilmuan tidak boleh berputus asa jika artikel ilmiah yang dibuat dianggap tidak layak untuk dipublikasikan. Akan tetapi, seharusnya dijadikan pelecut untuk melakukan penelitian dan menulis artikel ilmiah yang lebih berkualitas agar mudah dipahami orang lain dan dapat dipublikasikan pada jurnal yang diinginkan.
memberikan manfaat atau kontribusi terhadap ilmu pengetahuan. Kontribusi yang dimaksud adalah seperti menghasilkan teori baru atau menyempurnakan teori-teori sebelumnya. Paling tidak, dengan membaca artikel ilmiah yang sudah dibuat dapat mempengaruhi orang lain untuk menemukan ide atau gagasan baru sehingga dapat mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan. Hal semacam ini juga merupakan sebuah kontribusi untuk ilmu pengetahuan
H. Daftar Pustaka
Rujukan Utama
Pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Jakarta
KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at: http://kbbi.web.id/pusat, [Diakses 20 Agustus 2020].
Semi, M. Atar. 2008.”Buku Pendukung Pengajaran Sastra” dalam Sastra Masuk Sekolah. Editor: Riris K. Toha-Sarumpaet. Magelang: Indonesia Tera.
Rujukan Penunjang
Krismarsanti, Ermina. 2009. Karangan Fiksi dan Nonfiksi. Surabaya: JePe Press Media Utama.
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE
Muhardi & Hasanuddin W.S. (2006). Prosedur analisis fiksi. Padang: Citra Budaya Indonesia.