• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Farmasi F-MIPA Unviersitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi Julia Ratnawati, Soraya Riyanti, Heny Fitriani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Farmasi F-MIPA Unviersitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi Julia Ratnawati, Soraya Riyanti, Heny Fitriani"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Antioxidant activity of the takokak leaf (Solanum torvum Swartz) by DPPH (1,1

diphenyl-2-picrylhydrazyl) in vitro method

Julia Ratnawati, Soraya Riyanti, Heny Fitriani

Jurusan Farmasi F-MIPA Unviersitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi e-mail : juliaratnawati@yahoo.com

ABSTRAK

Takokak (Solanum torvum Swartz) merupakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat penurun tekanan darah

tinggi dan penambah nafsu makan, melancarkan sirkulasi darah, mengatasi batuk (antitusif), dan anti radang.

Kandungan yang terdapat pada daun takokak adalah saponin, alkaloid, tanin, flavonoid, dan vitamin A yang

berkhasiat sebagai antioksidan. Telah dilakukan pengujian aktivitas antioksidan secara in vitro pada ekstrak

etanol, fraksi air, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat daun takokak (Solanum torvum Swartz) dengan metode

peredaman DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) menggunakan spektrofotometri UV-Visible. Daun takokak (Solanum torvum Swartz) diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol, fraksinasi dengan cara

ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut air, n-heksana, dan etil asetat. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun takokak (Solanum torvum Swartz), fraksi air, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat

memiliki EC50 berturut-turut 11, 196 µg/ml; 29,557 µg/ml; 46,67 µg/ml; 7,710 µg/ml. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun takokak memiliki daya antioksidan paling kuat yaitu dengan nilai EC50 7,710 µg/ml.

Kata kunci: Solanum torvum Swartz, DPPH, spektrofotometri UV-Visible, ECC, EC50

ABSTRACT

Takokak (Solanum torvum Swartz) is a plant that used as anti-hypertension and appetite enhancer, blood circulation, antitussive, and anti-inflammatory. The phytochemical content of takokak leaves are saponins, alkaloids, tannins, flavonoids, and vitamin A which are know as antioxidant. The ethanol extract, and water, n-hexane, ethyl acetate fraction of the leaves of takokak (Solanum torvum Swartz) was tested their antioxidant activity by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method in vitro using UV spectrophotometry visible. Leaves of Takokak (Solanum torvum Swartz) was extracted by maceration using solvents ethanol and than fractionated by liquid-liquid extraction using water, n-hexane, and ethyl acetate. The results showed that the antioxidant activity

(2)

of the ethanol extract of takokak leaves (Solanum torvum Swartz), water fraction, the fraction of n-hexane and ethyl acetate had EC50 as follows 11 µg/ml, 196 µg /ml; 29.557 µg/ml; 46.67 µg/ml; 7.710 µg/ml. The results showed that the ethyl acetate fraction of takokak leaf had the strongest antioxidant activity with the EC50 value of 7.710 mg/ml.

Key words: Solanum torvum Swartz, DPPH, UV-Visible spectrophotometry, ECC, EC50

PENDAHULUAN

Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul di sekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan (Kikuzaki, 2002).

Takokak (Solanum torvum) merupakan

tanaman yang berkhasiat sebagai obat penurun tekanan darah tinggi dan penambah nafsu makan, melancarkan sirkulasi darah, mengatasi batuk (antitusif), dan anti radang. Kandungan yang terdapat pada daun takokak adalah saponin, alkaloid, tanin, flavonoid, dan vitamin A yang berkhasiat sebagai antioksidan yang mampu melindungi jaringan tubuh dari efek negatif

radikal bebas (Chang et al., 1999).

Takokak memiliki nama ilmiah Solanum

torvum Swart atau Solanum ferrugineum Jacq

atau Solanum largifolium C.White termasuk

ke dalam famili Solanaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah terong pipit (Sumatra), terong cepoka (Jawa Tengah). Takokak merupakan perdu dengan tinggi ± 2 m dengan batang yang berbentuk bulat, berkayu, bercabang, berduri, percabangan simpodial, putih kotor. Daun takokak dengan jenis daun tunggal, tersebar, bulat telur, bercangap, tepi rata, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang daun 2-3 cm dan lebar 20-24 cm, pertulangan menyirip, ibu tulang berduri, berwarna hijau. Sedangkan buah takokak berbentuk bulat, masih muda hijau setelah tua jingga memiliki kulit yang tebal (Hutapea, 2000).

Bagian-bagian tumbuhan takokak kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sangat bermanfaat bagi manusia. Kandungan kimia yang terdapat dalam beberapa bagian tumbuhan takokak antara lain: buah mentah: chlorogenin, sisalogenone, torvogenin, vitamin A; buah

kering: solasonin 0,1 %; daun: neo-chlorogenine, panicolugenin, saponin, alkaloid,flavoniod,

tanin; akar: jurubine; bunga: saponin,flavonoid,

alkaloid, tannin (Hutapea, 2000).

DPPH adalah suatu radikal bebas stabil yang dapat bereaksi dengan radikal lain

(3)

membentuk suatu senyawa stabil. Akitvitas antioksidan dapat diukur dengan menggunakan metode penangkap radikal bebas stabil DPPH (1,1-difenil-1-pikrilhidrazil). Selain itu juga DPPH dapat bereaksi dengan atom hidrogen (berasal dari suatu antioksidan) membentuk DPPH tereduksi (DPP Hidrazin) yang stabil. Prinsip pengujian aktivitas antioksidan metode DPPH adalah mengukur daya peredaman sampel (ekstrak dan fraksi) terhadap radikal bebas DPPH. DPPH akan bereaksi dengan atom hidrogen dari senyawa peredam radikal bebas membentuk DPP Hidrazin yang lebih stabil. Senyawa peredam radikal bebas yang bereaksi dengan DPPH akan membentuk radikal baru yang stabil atau senyawa bukan radikal. Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan persentase penghambat (inhibisi) yang diperoleh dari nilai absorbansi blanko dikurangi absorbansi sampel (Molyneux, 2004).

Parameter yang digunakan dalam menentukan aktivitas penangkapan radikal bebas adalah EC50. Dari nilai EC50 maka dapat diklasifikasikan kekuatan antioksidannya, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Parameter Aktivitas Penangkap Radikal Bebas(Jun, 2003) Intensitas Nilai EC50 (µg/ml) Sangat kuat <50 Kuat 50-100 Sedang 101-250 Lemah 250-500 Sangat Lemah >500 METODE PENELITIAN Bahan

Bahan yang digunakan adalah daun takokak (Solanum torvum Swartz) yang diperoleh

dari perkebunan Manoko, Lembang, Jawa Barat, kloroform, etanol 95% redestilasi, n-heksana, etil asetat, baku pembanding isolat kuersetin, 1,1-Difenil-1-Pikrilhidrazin (DPPH).

Alat

Alat yang digunakan antara lain spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu) tipe UV

160, alat penetapan kadar air, rotary evaporator,

thermometer, krus porselin, oven (Memmert), kuvet, corong pisah, tanur, desikator, maserator. Cara Kerja

Daun takokak diekstraksi dengan metode ekstraksi dingin yaitu dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 95% redestilasi setelah didapatkan ekstrak kental dilakukan ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut air, n-heksana, dan etil asetat sehingga diperoleh fraksi air, fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat (Harbone, 1987). Ekstrak dan fraksi daun takokak kemudian diuji aktivitas antioksidan dengan

metode DPPH secara in vitro menggunakan

spektrofotometri UV-Visible. Larutan uji yaitu

ektrak etanol daun takokak (Solanum torvum

Swartz), fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air dibuat dalam pelarut metanol. Rentang konsentrasi ekstrak etanol daun takokak 5-50 µg/ml, fraksi air daun takokak 10-100 µg/ml, fraksi n-heksana daun takokak 5-100 µg/ml, fraksi etil asetat daun takokak 5-50 µg/ml.

Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dalam tabung reaksi dengan mengukur panjang gelombang larutan pereaksi DPPH kemudian

(4)

dilakukan pengujian terhadap larutan uji yaitu dimasukan larutan uji 1,5 ml ditambah 3 ml larutan pereaksi DPPH, dikocok sampai homogen, disimpan selama 30 menit kemudian diamati serapannya pada panjang gelombang maksimum 516 nm dengan menggunakan blanko metanol. Sebagai pembanding digunakan isolat kuersetin yang dilarutkan dalam pelarut metanol dengan rentang konsentrasi 1-10 µg/ ml. Aktivitas penangkapan radikal bebas dari ekstrak dan fraksi ditentukan dengan nilai EC50 yaitu konsentrasi efektif yang dibutuhkan untuk menurunkan 50% intensitas serapan dibandingkan larutan pereaksi. EC50 dihitung dari persen (%) peredaman serapan berbagai konsentrasi dengan menggunakan regresi linier. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil skrining fitokimia dari ekstrak etanol, daun takokak (Solanum torvum

Swartz) diketahui mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, kuinon, polifenol, saponin, steroid/triterpenoid, dan monoterpenoid/ seskuiterpenoid (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Daun Takokak (Solanum torvum Swartz)

Metabolit Sekunder Hasil

Alkaloid + Flavonoid + Kuinon + Polifenol + Saponin + Steroid/Triterpenoid + Monoterpenoid/Seskuiterpenoid + Tanin -Keterangan: (+) Terdeteksi (-) Tidak Terdeteksi

Pada Tabel 2 terlihat bahwa berdasarkan identifikasi fitokimia, daun takokak mengandung hampir semua golongan kimia yang dianalisis kecuali tanin. Kandungan flavonoid dan polifenol pada daun takokak ini sangat penting funsinya dalam mendukung aktivitas sebagai anti-oksidan. Dari hasil skrining fitokimia simplisia daun takokak maka dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH (Tabel 3).

Tabel 3. Perhitungan Konsentrasi Efektif Sebagai Penangkap Radikal BebasEkstrak dan Fraksi Daun

Takokak (Solanum torvum Swartz) Bahan Uji EC50 (µg/ml) Persamaan Regresi

Ekstrak Etanol 11,196 y = 0,418 x + 45,32 Fraksi air 29,557 y = 0,275 x + 41,81 Fraksi n-heksana 46,67 y = 0,093 x + 45,66 Fraksi etil asetat 7,710 y = 0,559 x + 45,69 Isolat Kuersetin 4,18 y = 5,119 x + 28,58

Ekstrak dan fraksi daun takokak (Solanum torvum Swartz) menunjukkan bahwa

fraksi etil asetat daun takokak memiliki aktivitas penangkap radikal bebas paling kuat dengan nilai EC50 sebesar 7,710 µg/ml, karena dalam fraksi etil asetat memilki senyawa yang bersifat sebagai antioksidan yaitu polifenol, flavonoid, dan kuinon,alkaloid, monoterpenoid dan steroid, berdasarkan hasil skrining fitokimia (Kikuzaki, 2002). Larutan pembanding isolat kuersetin memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai EC50 yaitu sebesar 4,18 µg/ml. Jika dibandingkan fraksi etil asetat dengan isolat kuersetin tidak berbeda jauh, sehingga fraksi etil asetat memiliki

(5)

aktivitas antioksidan yang efektif. Dari tabel 3 nilai IC50 ekstrak etanol dan semua fraksi dari daun takokak berada di bawah 50 mg/ml, dan berdasarkan pada nilai parameter Aktivitas Penangkap Radikal Bebas (Jun, 2003) berarti daun takokak bersifat sebagai anti-oksidan kuat. Hal ini dimungkinkan karena daun takokak mengandung hampir semua golongan kimia terutama flavonoid dan polifenol yang diketahui merupakan senyawa yang memiliki aktivitas anti-oksidan kuat (Fery, 1994).

KESIMPULAN

Ekstrak etanol dan fraksi daun takokak (Solanum torvum Swartz) menunjukkan efek

sebagai antioksidan dengan cara meredam radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol, fraksi air, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat daun takokak (Solanum torvum Swartz)

memiliki nilai EC50 berturut-turut adalah 11,196 µg/ml; 29,557 µg/ml; 46,67 µg/ml; 7,710 µg/ml. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun takokak mempunyai aktivitas antioksidan paling kuat dengan nilai EC50 sebesar 7,710 µg/ml.

DAFTAR PUSTAKA

Balz F. 1994. Natural Antioxidant in Human Health and Disease. Harvard School of Public

Health Boston Massa Chusetts. Academic press, inc. California.

Chang YS., Vimala S., Zainon AS., Khozirah S (ed). 2000. Antioxidant Activity in Some Selected Products and Medicinal Plants. Proceedings of the seminar on Medicinal Plants: Quality

Herbal Products for Healthy Living. 22-23

June 1999. CFFPR Series. Forest Research Institute Malaysia, Kuala Lumpur.

Goeswin A. 2007. Teknologi Bahan Alam, Seri

Farmasi Industri, Penerbit ITB, Bandung.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terbitan Kedua. Penerbit ITB, Bandung.

Hlm 1-38.

Hutapea, R. 2000. Inventaris Tanaman Obat

Indonesia (I), Jilid 1, Departemen Kesehatan

dan Kesejahteraan Sosial RI. Hlm 215. Jun M., Fu HY., Hong J., Wan X., Yang CS. and

Ho CT. 2003. Comparison of Antioxidant Activities of Isoflavones From Kudzu Root (Pueraria labata Ohwl). J.Food Sci. Institute of Technologist, 68 (6):2117-2122.

Kikuzaki H., Hisamoto M., Hirose K., Akiyama K., Taniguchi H. 2002. Antioxidants Properties of Ferulic Acid and Its Related Compound. J. Agric. Food Chem., 50(7):2161-2168.

Molyneux P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity.

Songklanakarin J. Sci. Technol., 26(2):

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat kemasaman tanah (pH) dan tingkat porositas tanah ini mempengaruhi kualitas suatu lahan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.. Hasil uji ini menunjukkan bahwa metode

Di sisi lain, masyarakat ( terutama konsumen rumah tangga) masih menganggap air sebagai barang publik yang sudah sepantasnya disediakan oleh pemerintah dan bisa

Efek bullwhipyang sering terjadi adalah ketika para supplier terlambat dalam melakukan pengiriman bahan baku kain sehingga proses penjahitan (proses produksi) akan

Hasil penelitian diperoleh bahwa : (1) hasil belajar Kimia siswa yang belajarkan dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Guided Discovery lebih tinggi dibandingkan

Perjuangan Fatayat NU tidak terbatas pada sekedar memperjua- ngkan kesetaraan gender , namun juga lebih melihat realita sosial dan fenomena yang dialami oleh

Hasil pemeriksaan maturity level pada tujuan TI memastikan dampak bisnis minimum dari perubahan atau penundaan layanan TI dapat dilihat pada tabel 11.

Berkemampuan dalam menerangkan,.. mengerti cara-cara berbicara, tidak mesti sebagai pembicara ulung tapi cukup dengan mengetahui betapa sebaiknya berbicara dengan

4.. penyelidik perfu merekabentuk kenderaan bawah-airnya sendiri. Oleh itu, sebuah kenderaan bawah-air yang diberi nama USM-AUV tetah direkabentuk. Rekabentuk kenderaan ini