• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEDISIPLINAN USTADZAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SANTRIWATI PONDOK PESANTREN MIFTAKHURROSYIDIN DESA CEKELAN KEC. MADURESO KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KEDISIPLINAN USTADZAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SANTRIWATI PONDOK PESANTREN MIFTAKHURROSYIDIN DESA CEKELAN KEC. MADURESO KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2017 - Test Repository"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN KEDISIPLINAN USTADZAH

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SANTRIWATI

PONDOK PESANTREN MIFTAKHURROSYIDIN

DESA CEKELAN KEC. MADURESO KAB. TEMANGGUNG

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

RIZCA NELLY FAUZIYAH NIM. 11110182

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

(7)

vii Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Ayah bundaku tercinta, Faizin dan Isroliyah yang selalu dengan sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk

penulis.

2. Kakak tercinta Faisal dan adik tersayang Lutfi yang selalu memberi dukungan sehingga terselesainya skripsi ini dengan lancar

3. Spesial Dra. Nur Hasanah, M.Pd, yang tidak henti-hentinya membimbing dan meluangkan waktunya

4. Eko Haryanto di rental Savana.com, Terima kasih atas ide-ide kreatifnya sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.

5. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Progdi. PAI angkatan 2010 yang setia menemani dan memberi motivasi.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam pencipta langit dan bumi

beserta isinya yang telah memberikan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin umat dan penutup

para Rasul, Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik manusia dari

masa kegelapan menuju masa yang sangat terang benderang dengan syariatnya

yang lurus.

Skripsi yang berjudul ―Hubungan Kedisiplinan Ustadzah dengan Motivasi

Belajar Santriwati Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Desa Cekelan Kecamatan

Madureso Kabupaten Temanggung Tahun 2017‖ ini, diajukan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI ) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN )

Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan

yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga

(9)

ix

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam

(PAI)

4. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan

skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi

6. Ayah dan Ibuku tercinta Faizin dan Isroliyah yang selalu dengan sabar

mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk

penulis

7. Sahabat-sahabatku PAI Kelas E angkatan 2010 yang telah menemani

hari-hari saat kuliah di IAIN Salatiga.

Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang

akan mendaptakan pahala yang setimpal dari Allah SWT, kelak dikemudian hari.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.Amin.ya rabbal ‗alamin

Salatiga, 29 Maret 2017

Yang menyatakan

(10)

x ABSTRAK

Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma yang berlaku dalam pendidikan dipesantren. Membangun kesadaran hidup disiplin patut digalakkan semua pihak. Orang tua sebagai figur utama untuk memberikan contoh sikap disiplin oleh anak-anaknya. Guru atau ustadzah sebagai figur teladan murid harus memberikan contoh yang baik dalam pergerakan disiplin ini. Ajaran Islam mengajarkan kepada umat islam untuk menerapkan disiplin.

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis kuantitatif. Dengan demikian, Kuantitatif mencakup penghitungan untuk mendapatkan nilai-nilai agar mendapatkan korelasi per variabel. peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, document dan angket.

Dari hasil analisa Kedisiplinan Ustadzah Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Desa Cekelan Kec. Madureso Kabupaten Temanggung Tahun 2017 adalah 33,3 % aktivitas tinggi, 40 % aktivitas sedang, dan 26,7 % aktivitas rendah. Melihat besarnya frekuensi tersebut Kedisiplinan Ustadzah Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Desa Cekelan Kec. Madureso Kabupaten Temanggung Tahun 2017 termasuk dalam kategori baik. Motivasi Belajar Santri Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Desa Cekelan Kec. Madureso Kabupaten Temanggung Tahun 2017 adalah 24 % Motivasi Belajar Santri tinggi, 56 % Motivasi Belajar Santri sedang dan 20 % Motivasi Belajar Santri Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin rendah. Maka Motivasi Belajar Santri Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin termasuk dalam kategori baik. Dari data product moment dan diperoleh rxy sebesar 0,753 >

0,462 r tabel pada taraf signifikansi 1% dan 5% maka hasil uji diterima pada taraf signifikansi 1% dan 5% dengan kata lain semakin tinggi Hubungan Kedisiplinan Ustadzah maka semakin baik Motivasi Belajar Santri Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin (Dsn. Ds. Cekelan, Kabupaten Temanggung). Hal ini berarti bahwa semakin besar Kedisiplinan Ustadzah maka akan semakin termotivasi dalam belajar santri, sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar.

Kata kunci: Hubungan Kedisiplinan Ustadzah Dengan Motivasi Belajar Santriwati Fuziyah, Rizca Nelly. 2017. Hubungan Kedisiplinan Ustadzah dengan Motivasi

Belajar Santriwati Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Desa Cekelan Kec. Madureso Kab. Temanggung Tahun 2017.

(11)

xi

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Definisi Operasional ... F. Hipotesis ... G. Metode Penelitian ...

1. Pendekatan Penelitian ... 2. Lokasi Penelitian ... 3. Populasi dan sampel ...

H. Metode Pengumpulan Data ... I. Tekhnik Analisis Data ... 1. Sistematika Penulisan ...

(12)

xii BAB II LANDASAN TEORI

A. Kedisiplinan ... 1. Pengertian Kedisiplinan ... 2. Karakteristik Kedisiplinan ...

3. Pentingnya Kedisiplinan Dalam Mengajar……….….

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan ... 5. Implementasi kedisiplinan dalam Pendidikan ………….…

B. Motivasi Belajar Siswa ………..………..….….……

1. Pengertian Motivasi Belajar ……….

2. Karakteristik Motivasi Belajar ………. 3. Macam- macam Motivasi Belajar ………...…………. 4. Fungsi Motivasi Belajar ……...………

5. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar ……….

6. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Belajar Siswa ……….…………..

C. Hubungan Kedisiplinan Ustadzah dengan Motivasi Belajar ……….…………..

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Keadaaan Umum Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin ………... 1. Sejarah berdiri Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin ... 2. Identitas Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin ………

3. Visi Misi ………..

4. Sistem Pendidikan ……… 5. Sarana dan Prasarana ……….………. 6. Struktur Organisasi ……….…. B. Data Populasi Santriwati Ponpes Miftakhurrosyidin ……...

(13)

xiii

BAB IV ANALISA DATA ……….………

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan ……….

2. Saran ………

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

58

(14)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

baik dalam kehidupan keluarga, lingkungan, bangsa dan negara. Maju

mundurnya suatu bangsa, banyak ditentukan oleh maju mundurnya suatu

pendidikan. Mengingat sangat pentingnya pendidikan dalam kehidupan, maka

pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil

yang diharapkan.

Pendidkan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia.

Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang

bermoral dan berilmu. Pendidikan itu sendiri adalah usaha manusia untuk

mengembangkan dan mengarahkan fitrahnya agar dapat berkembang sampai

titik optimal untuk menciptakan tujuan yang dicita-citakan (Arifin, 1988: 12).

Agar pendidikan dapat dicapai secara maksimal, maka harus diimbangi

dengan kedisplinan belajar yang baik. Disiplin merupakan suatu sikap yang

menunjukkan kesediaan untuk mematuhi dan mendukung peraturan-peraturan

yang berlaku.

Kian maraknya pelanggaran nilai moral oleh remaja dapat dipandang

sebagai perwujudan rendahnya kedisiplinan diri. Pemicu utamanya diduga,

(15)

2

yang berasumsi bahwa ketika mendengar kata ―disiplin‖ yang tergambar dalam

pikirannya adalah ―keras, hukuman, dan penuh paksaan‖. Padahal tidak

demikian, mengajarkan kedisiplinan tidak identik dengan kekerasan. Dunia

militer, menegakkan disiplin acap kali sering berkonotasi dengan

pengertian-pengertian tersebut. Namun dalam dunia mendidik anak, kedisiplinan justru

diterapkan dengan cara fleksibel dan bermakna (Rahman, 2013:62).

Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan

ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma yang

berlaku dalam pendidikan dipesantren. Membangun kesadaran hidup disiplin

patut digalakkan semua pihak. Orang tua sebagai figur utama untuk

memberikan contoh sikap disiplin oleh anak-anaknya. Guru atau ustadzah

sebagai figur teladan murid harus memberikan contoh yang baik dalam

pergerakan disiplin ini. Ajaran Islam mengajarkan kepada umat islam untuk

menerapkan disiplin.Seperti dalam Al- Qur‘an surat Huud ayat 112:

Artinya: Maka tetaplah kamupadajalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Mahamelihat apa yang kamu kerjakan.

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa, disiplin bukan hanya tepat waktu

saja, tetapi juga patuh pada peraturan-peraturan yang ada. Melaksanakan yang

diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Di samping itu

(16)

3

hanya sedikit. Karena selain bermanfaat bagi kita sendiri juga perbuatan yang

dikerjakan secara kontinyu dicintai Allah walaupun hanya sedikit.

Disiplin pribadi merupakan sifat dan sikap terpuji yang menyertai

kesabaran, ketekunan dan lain-lain. Orang yang tidak mempunyai sikap

disiplin pribadi sangat sulit untuk mencapai tujuan. maka setiap pribadi

mempunyai kewajiban untuk membina melalui latihan, misalnya di rumah atau

di masyarakat, anak selain seabgai seorang siswa yang harus memiliki disiplin

belajar di sekolah, juga harus memiliki disiplin belajar di rumah mapun di

lingkungan masyarakat. Dimana anak tersebut tinggal, contohnya anak dapat

belajar di masjid, mushola, pesantren atau yang lainnya

Sikap disiplin pribadi seorang anak di dalam belajar, tercermin dalam

kedisiplinan penggunaan waktu, baik waktu dalam belajar ataupun waktu

dalam mengerjakan tugas, serta mentaati tata tertib atau yang lainnya.

Kedisiplinan di pesantren merupakan salah satu aspek yang harus ada,

karena, kedisiplinan merupakan suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan

kehidupan yang ada di pesantren. Adanya kedisiplinan akan memotivasi para

siswanya untuk bersaing dengan cerdas dalam meraih prestasi. Dengan

demikian, kedisiplinan di pesantren perlu diterapkan terutama pada

pelaksanaan proses belajar mengajar, karena disiplin merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.

Fungsi utama kedisplinan adalah mengajarkan untuk mengendalikan

diri agar bisa menghormati dan mematuhi aturan untuk menertibkan diri.

(17)

4

sesuatu boleh dilakukan dan dalam hal apa sesuatu tidak boleh dilakukan.

Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan dampak dari proses pembinaan

cukup panjang yang dilakukan sejak dari dalam keluarga dan berlanjut dalam

pendidikan.

Guru merupakan orang yang berperan dalam kemajuan bangsa dengan

cara mengajar dan mendidik peserta didik untuk menjadi manusia yang

berguna bagi negara dan agamanya. Guru adalah pihak yang paling dekat

hubungannya dengan peserta didik. Ia memegang peranan yang strategis dalam

upaya memperbaiki kualitas dalam pendidikan dan pengajaran. Sama halnya

dengan ustadz dan ustadzah, mereka juga berperan penting terhadap tingkah

laku anak, sehingga anak sadar akan tanggung jawabnyaterhadap dirinya

sendiri. Kedudukan guru dan ustadz sama saja, hanya beda sebutannya

keduanya sama-sama sebagai pihak yang memiliki peranan yang sangat besar

terhadap keberhasilan peserta didiknya. Menjadi seorang guru harus

mempunyai kemampuan personal, berakhlak mulia dan mampu memberikan

teladan bagi setiap peserta didiknya.

Sebagai seorang guru atau ustadz harus mempunyai jiwa disiplin.

karena disiplin dalam proses pendidikan sangat diperlukan dan bukan hanya

untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar,

tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi peserta didik. Maka

kedisiplinan merupakan suatu kondisi yang tercipta atau terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

(18)

5

dilakukan akan berdampak perkembangan pada diri kita, sehingga kita akan

menyadari bahwa hakikat segala apa yang diperbuat pasti akan kembali pada

diri sendiri. Seorang yang disiplin mampu menanamkan dan menumbuhkan

rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki, sebab percaya diri

disetiap perbuatan baik atau buruk yang dilakukannya akan ditanggung sendiri

konsekuensinya.

Di sini kita sebagai pendidik harus lebih giat lagi untuk meningkatkan

sikap kedisplinan terhadap proses belajar untuk mengembangkan motivasi

belajar pada peserta didik. Sebagai seorang guru atau ustadz kita juga harus

aktif dan mengetahui peraturan-peraturan yang telah ditetapkan agar

kedepannya mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.

Tingkat kedisiplinan seorang ustadzah tentu bisa mempengaruhi

motivasi belajar para santri. Jika dalam mengajar seorang ustadzah itu

mempunyai sikap disiplin penulis kira itu bisa membantu meningkatkan

motivasi belajar santri dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Karena

seorang ustadzah tentu mengharapkan hasil belajar para santri bisa tercapai

dengan baik. Hal tersebut tidak lepas darimotivasi seorang pendidik, seperti

halnya para ustadzah.

Dari uraian di atas mendorong penulis untuk meneliti tentang ―

Hubungan Kedisiplinan Ustadzah dengan Motivasi Belajar Santriwati Pondok

Pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan Kec. Madureso Kab. Temanggung Tahun

(19)

6 B.Rumusan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kedisiplinan ustadzah di pondok pesantren

Miftakhurrosyidin Cekelan kec. Madureso kab. Temanggung Tahun 2017 ?

2. Bagaimana motivasi belajar santriwati terhadap kedisiplinan ustadzah di

pondok pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan kec. Madureso kab.

Temanggung Tahun 2017 ?

3. Adakah hubungan kedisiplinan ustadzah dengan motivasi belajar santriwati

di pondok pesanten Miftakhurrosyidin cekelan kec. Madureso kab.

Temanggung Tahun 2017 ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkat kedisiplinan ustadzah di pondok pesantren

Miftakhurrosyidin Cekelan kec. Madureso kab. Temanggung Tahun 2017.

2. Mengetahui motivasi belajar santriwati terhadap kedisiplinan ustadzah di

pondok pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan kec. Madureso kab.

Temanggung Tahun 2017.

3. Mengetahui apakah ada hubungan kedisiplinan ustadzah dengan motivasi

belajar santriwati di pondok pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan kec.

(20)

7 D.Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan pengetahuan bagi kalangan pendidik tentang hubungan

kedisiplinan ustadzah dengan motivasi belajar santriwati di pondok

pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan Temanggung Tahun 2017.

2. Dapat memberikan informasi bagi pendidik tentang motivasi belajar

santriwati pondok pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan Temanggung

Tahun 2017.

3. Menambah wawasan keilmuan bagi penulis sebagai informasi masyarakat

tentang hubungan kedisiplinan ustadzah dengan motivasi belajar santriwati

pondok pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan Temanggung Tahun 2017.

E.Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan dan menghindari

kekurang jelasan atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dan peneliti

mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian (Maslikhah,

2013:317).Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan judul di

atas maka perlu dijelaskan mengenai kata-kata dalam judul skripsi yaitu :

1. Kedisiplinan Ustadzah atau Guru

Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin. Disiplin adalah tunduk

dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu (Rohani,

2004:134). Kedisiplinan merupakan suatu sikap tunduk untuk mengikuti

(21)

8

Disiplin diartikan dengan tata tertib dan ketaatan atau kepatuhan

terhadap peraturan atau tata tertib (Novan Ardy Wiyani, 2013:159).

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1990:144) disiplin adalah

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena

didorong adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa kedisiplinan merupakan

suatu sikap atau watak yang dilakukan secara suka rela terhadap aturan dan

tata tertib yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban

berdasarkan acuan nilai moral. Dengan demikian seorang yang disiplin akan

lebih mampu menunjukkan ketaatan, keteraturan, mengarahkan

danmengendalikan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun yang penulis maksud dengan kedisiplinan sesuai dengan

penelitian ini adalah kemampuan dari seorang ustadzah untuk menanamkan

kedisiplinan baik kepada diri sendiri maupun kepada santri. Adapun rincian

indikator kedisiplinan ustadzah atau guru dalam proses belajar mengajar

yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

a. Pengendalian Perilaku

b. Mengikuti Norma

c. Taat terhadap aturan

d. Tanggung jawab melaksanakan tugas

(22)

9 2. Motivasi Belajar

Dorongan yang timbul dalam diri seseorang disebut motivasi,

dimana seseorang memperoleh daya jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan sesuatu yang timbul dalam dirinya sendiri dinamakan motivasi

intrinsik. Sedangkan dorongan yang timbul yang disebabkan oleh adanya

pengaruh luar disebut motivasi ekstrinsik (Usman,2010:10).

Belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap,perubahan ini bersifat konstandan berbekas (Winkel, 1987: 36).

Motivasi belajar siswa adalah kecenderungan siswa untuk menemukan

aktivitas belajar yang bermakna dan berharga sehingga mereka merasakan

keuntungan dari aktivitas belajar tersebut. Motivasi siswa dibangun dari

karakteristik siswa (Wahyuni, 2009: 38).

Dapat dikatakan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang

muncul dalam diri seseorang dalam melakukan proses usaha untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman yang

diperoleh, menggali dan mengembangkan potensi diri seseorang dengan

cara sengaja mendatangi orang yang mempunyai pengalaman dan wawasan

yang lebih luas yang sering disebut dengan istilah guru.

Untuk mengfokuskan kajian penelitian dari variabel yang

digunakan dalam judul penelitian ini, maka akan penyusun kelompokkan

(23)

10

a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

b. Semangatsiswauntukmelaksanakantugas-tugasbelajarnya

c. Tanggungjawab siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya

d. Rasa senang dalamm enerima dan mengerjakan tugas dari guru

e. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru

3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat semantara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2006:71). Berdasarkan pengertian di atas penyusun mengartikan

hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah penelitian yang

muncul dalam pemikiran yang jawabannya bisa benar dan bisa juga salah.

Hipotesis yang penyusun ajukan dalam penelitian ini adalah adanya

hubungan kedisiplinan ustadzah dengan motivasi belajar santriwati di

Miftakhurrosyidin Cekelan Madureso Temanggung Tahun 2017.

F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti

adalah pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang

menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka)yang diolah

dengan metode statistika. (Saifuddin Azwar, 2012:5).

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud meneliti hubungan

(24)

11

apakah ada hubungan kedisiplinan ustadzah dengan motivasi belajar

santriwati.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren

Miftakhurrosyidin Cekelan Madureso Temanggung Tahun 2017.

b. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 06 Januari

2017 sampai 17 Maret 2017.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi menurut Sukandar rumidi (2004:47), populasi

adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata,

abstrak, peristiwa atau gejala yang merupakan sumber data dan

memiliki karakter tertentu dan sama. Dalam penelitiian ini yang

menjadi populasi adalah ustadzah dan santriwati pondok pesantren

cekelan madureso Temanggung Tahun 2017, yang berjumlah 123

santri.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Hadi, 1981: 109). Teknik yang di pakai dalam mengambil sampel

adalah teknik Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara

(25)

12

populasi secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan

yang sama dipilih menjadi anggota sampel.

Peneliti menganggap bahwa tehnik ini sangat tepat karena

penelitian ini tidak akan membedakan santri. Semua santri di sini

memiliki hak yang sama. Dan peneliti memberi kesempatan kepada

santri agar dapat menilai ustadzahnya tentang kedisiplinan ustadzah

tanpa ada batas-batas tertentu yang telah ditentukan sehingga dalam hal

penilaian yang berkaitan dengan judul penelitian baik dari segi santri

maupun ustadzah sebagai obyek penelitian, santri dapat menilai obyek

dengan baik dan jujur sesuai dengan keadaan yang santri alami dan

rasakan, guna memperoleh keterangan yang sesuai dan benar.

Menurut Arikunto (1996:120) apabila subjeknya kurang dari

seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan apabila lebih dari

seratus orang, maka diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau

lebih. Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini peneliti

mengambil sampel sejumlah 25 % dari 123 responden yaitu 30.

G.Metode Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu pegumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar

maupun elektronik (Nana Syaodih Sukmadinata, 2010:221). Metode

(26)

13

pondok pesantren, keadaan ustadzah dan santri serta hal-hal yang bersifat

dokumen.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki (Sukandarrumidi, 2004:69),

Observasi ini digunakan untuk memperoleh data populasi, keadaan

Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan Madureso Temanggung

Tahun 2017.

3. Angket

Angket adalah kesimpulan yang diajukan secara tertulis kepada

seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga

dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 1995:135).

Model angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup,

yaitu angket yang dibentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal

memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang di anggap tepat atau

sesuai.

4. Instrumen Penelitian

Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), instrumen merupakan alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi

karakteristik variabel secara obyektif. Kualitas instrumen yang digunakan

(27)

14

Tabel 1.1 Indikator Instrumen Kedisiplinan Ustadzah

Variabel Indikator Deskriptif Nomor

Soal

Kedisiplinan Guru

Pengendalian Perilaku

Mengucapkan salam kepada santri 1

Meminta maaf walaupun tidak

bersalah 2

Mengatasi santria pabila dalam proses

pembelajaran terdapat permasalahan 3

Menggunakan bahasa yang baik dan pembelajaran kepada santri dengan dasar yang jelas

5

Model pakaian Ustdazah yang sesuai

dengan aturan yang berlaku 6

Alat peraga yang sesuai dalam pembelajaran dan tidak menyimpang dari ketentuan

7

Saa materi pembelajaran tidak

menyinggung agama non Islam 8

Taat terhadap aturan

Tidak bertindak asusila yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain

9

Disiplin dalam segala hal 10

Pembelajaran sesuai dengan Rencana

Pembelajaran yang sudah ditentukan 11

Pemberian sanksi pada santri jika

melakukan kesalahan 12

(28)

15

melaksanakan tugas disediakan pesantren

Guru dapa tmenyusun rencana pembelajaran harian, semester dan tahunan dengan baik

14

Pendampingan santri dari awal

pembelajaran sampai penutup dan tidak meninggalkan santri saat tengah-tengah proses pembelajaran

15

Memberikan test dan menilai hasil

pekerjaan santri 16

Kesadaran atas tugas

Perencanaan yang matang sebelum

pembelajaran 17

Bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi tanggung jawab guru

18

Melakukan evaluasi kegiatan

pembelajaran sesuai bidang guru 19

Melakukan kegiatan pembelajaran dikelas dengan menjadikan siswa sebagai anak yang perlu dibantu

20

Tabel 1.2. Indikator Instrumen Motivasi Belajar Santri

Variabel Indikator Deskriptif Nomo

rSoal

Motivasi Belajar

Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

Membolos tidak mengikuti pelajaran 1

Antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran 2

Siswa menghargai guru 3

(29)

16

didepan kelas

Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas

belajarnya

Membaca dan menulis dengan baik 5 Mengerjakan tugas dengan tepat tanpa

harus dihukum didepan kelas 6 Perolehan nilai yang memuaskan dari tugas yang diberikan guru 7

Usaha dalam memperoleh nilai yang

baik 8

Tanggungjawab siswa untuk melaksanakan

tugas-tugas belajarnya

Pentingnya belajar dan bekerjasama

secara kelompok atau tim 9

Tidak malas dalam menegur teman atau

diri sendiri 10

Optimis bisa dan tidak mencontek saat

ulangan 11

Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan penuh tanggungjawab 12

Rasa senang dalam menerima dan mengerjakan

tugas dari guru

Menyediakan buku pelajaran pada waktu

penggunaannya 13

Mencatat atau meringkas pelajaran

dengan baik 14

Tidak mengantuk didalam kelas saat

pelajaran berlangsung? 15

Membawa perlengkapan belajar sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan 16

Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus

yang diberikan guru

Bertanya saat terdapat materi yang

belum jelas 17

Berpartisipasi saat pembelajaran

berlangsung 18

(30)

17

menjawabnya

Merasa senang saat pelajaran sedang

berlangsung 20

H.Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh hasil dari penelitian agar bisa digeneralisasikan,

setiap data yang masuk harus di analisis.

1. Analisis Pendahuluan

Yaitu teknik analisis data dengan menggunakan rumus :

P= x100%

Keterangan:

P : Presentase Perolehan

F : Frekuensi

N : Jumlah sampel

Rumus presentase ini untuk menganalisis dari tiap-tiap kategori

kedua variabel yaitu hubungan kedisiplinan ustadzah dengan motivasi

belajar di Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Temanggung Tahun 2017.

2. Analisi Lanjut

Sesuai dengan jenis data penelitian, maka sebagai tindak lanjut dari

data yang telah dikumpulkan dari kedua variabel, yaitu kedisiplinan

ustadzah (variabel X), motivasi belajar santri (variabel Y), peneliti

menggunakan rumus korelasi product moment, dengan angka kasar

(31)

18 rxy=

( )( )

√{( ) ( ) }{( ) ( ) }

Keterangan:

rxy : Nilai koefisien korelasi antara x dan y

xy : Produk dari x dan y

x : Nilai variabel 1

y : Nilai variabel 2

N : Banyaknya subjek pemilik nilai

∑ : Sigma

I. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penelitian ini penulis membagi dalam lima bab dengan

sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, penjelasan istilah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional,

hipotesis penelitian, metodologi penelitian, teknik analisi data dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisi tentang diskripsi variabel-variabel dan teori

mengenai hubungan antara variabel, deskripsi tersebut antara lain

hubungan kedisiplinan ustadzah terhadap motivasi belajar santri.

(32)

19

Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pengamatan terhadap

Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan Madureso

Temanggung Tahun 2017, yang meliputi visi, misi, tujuan dan

penyajian data yang diperoleh dari pengisian angket tentang

hubungan kedisiplinan ustadzah dengan motivasi belajar santri.

BAB IV : Analisis Data

Bab ini meliputi adanya pengelolaan data yang telah diperoleh

dari penelitian lapangan untuk menguji hipotesis yang diajukan

dengan statistik melalui analisis pendahuluan dan analisis lanjut.

(33)

20 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan a. Menurut Ahli

1) The Liang Gie (dalam Wiyani)

Disiplin sebagai suatu keadaan tertib yang mana

orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada

peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati (Wiyani, 2014:159).

2) Ali Imron

Disiplin adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu berada

dalam keadan tertib, teratur dan semestinya, serta tidak ada suatu

pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung atau tidak langsung

(Ali Imron (2011:173).

3) Atmosudirjo (dalam Atmodiwirjo)

Disiplin sebagai bentuk ketaatan dan pengendalian diri erat

hubungannya rasionalisme, sadar, tidak emosional. Pendapat ini

mengilustrasikan bahwa displin sebagai suatu bentuk kepatuhan

terhadap aturan melalui pengendalian diri yang dilakukan melalui

(34)

21 4) Hasibuan

Disiplin adalah suatu sikap menghormati dan menghargai

suatu peraturan yang berlaku,baik secara tertulis maupun tidak

tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak menolak untuk

menerima sanksi-sanksi apabila dia melanggar tugas dan wewenang

yang diberikan kepadanya(Hasibuan 2002:56).

b. Departemen Pendidikan NasionalTahun 2001)

Disiplin atau tetib adalah suatu sikap konsisten dalam

melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini displin sebagia suatu sikap

konsisten dalam melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini disiplin

sebagia sikap yang taat terhadap sesuatu aturan yang menjadi

kesepakatan atau telah menjadi ketentuan.Disiplin juga mengandung

pengertian latihan batin dan watak, dengan maksud supaya segala

perbuatannya selalu mentaati tata tertib, ketaatan pada aturan dan tata

tertib.

Dari beberapa pengertian disiplin di atas, bisa kita simpulkan

bahwa dari sudut pandang manapun, disiplin merupakan sikap yang

wajib ada dalam diri semua individu. Karena disiplin adalah dasar

perilaku seseorang yang sangat berpengaruh besar terhadap segala hal,

baik urusan pribadi maupun kepentingan bersama dan untuk memiliki

tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam mengerjakan apapun, maka

(35)

22

sikap disiplin sehingga menjadi suatu landasan bukan hanya pada saat

berkerja, tetapi juga dalam berperilaku sehari-hari.

Kedisiplinan dalam skripsi ini adalah sikap penuh kerelaan

dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan

tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan santri

dalam pesantren. Karena bagaimana pun seorang pengajar, merupakan

cermin bagi muridnya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru

akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.

2. Karakteristik Kedisiplinan

Kedisiplinan guru adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi

semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai

bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan santri. Kedisiplinann

seorang guru harus ditanamkan sejak dini karena kedisiplinan guru akan

dinilai oleh santri baik secara langsung maupun tidak langsung dan akan

menjadi acuan bagi santri dalam berperilaku dan bertindak baik

dilingkungan pondok pesantren maupun diluar. Disiplin merupakan salah

satu alat penentuan keberhasilan pencapaian tujuan dari pendidikan. Allah

SWT pada dasarnya telah mengajarkan kepada manusia tentang

(36)

23

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Dari ayat di atas jelas bahwa disiplin waktu adalah salah satu alat

penentu untuk mencapai tujuan pendidikan, ibarat kata waktu adalah ilmu

bagi kita yang masih belajar, yang mana apabila kita terlambat maka kita

tidak tau apa yang disampaikan guru dan pasti kita kurang faham dengan

apa yang disampaikan guru.Guru yang memiliki kedisiplinan adalah guru

yang memiliki ciri-ciri sekurang-kurangnya sebagai berikut:

a. Melaksanakan tata tertib dengan baik

Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru maupun

baik bagi santri, karena tata tetib yang berlaku merupakan aturan dalam

ketentuan yangharus ditaati oleh siapa pun demi kelancaran proses

pendidikan.

1) Guru menaati tata tertib yang berlaku disekolah.

Tata tertib adalah salah satu tatanan yang dibuat dalam rangka

membatasi seorang untuk melakukan tindakan yang melebihi batas

norma pada umumnya, oleh sebab itu guru harus selalu menaati tata

tertib yang berlaku dalam pondok pesantren.

2) Seorang guru tertib mengisi absen santri sebelum proses pembelajaran

dimulai.

Seorang guru harus terbiasa dan selalu mengisi absen santri

(37)

24 b. Guru memiliki sikap yang tegas

Guru bagi santri adalah pribadi yang mengagungkan ahlak santri

dan guru adalah pribadi penuh cinta terhadap santri, hidup dan matinya

pembelajaran bergantung sepenuhnya kepada guru, guru bagaikan

pembangkit listrik kehidupan dimasa depan (Indris dan Sandra,

2010:131). Disini nampak peran guru yang sangat produktif dalam

menunjang perubahan menuju lebih baik santrinya, sikap yang tegas pula

yang menjadi dominan dalam proses membentuk siswanya menjadi siswa

yang patuh dan taat terhadap peraturan sekolah maupun guru mereka.

Jika siswa melakukan kesalahan, guru memberikan tindakan

berupa sanksi dengan tegas (Rimm, 2003: 59). Terkadang dalam

mengajar, guru harus bersikap tegas. Guru berusaha untuk selalu

menyenangkan siswa dengan bersikap tegas tak banyak membuat banyak

pilihan agar siswa tidak banyak menuntut. Guru harus tau apa yang

terbaik bagi siswa, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran guru

melaksanakan bimbingan dan pengajaran dengan tegas (Rimm, 2003:

59).

c. Disiplin waktu

Disiplin waktu menjadi sorotan utama bagi seorang guru. Waktu

masuk pembelajaran biasanya menjadi parameter utama kedisiplinan

guru, karena itu jangan menyepelekan kedisiplinan waktu ini. Usahakan

(38)

25

kapan masuk dan kapan keluar harus sesuai dengan alokasi waktu yang

ditentukan agar tidak menggangu jam guru lain (Ma‘mur Asmani, 2009:

94).

Disiplin dalam Menggunakan Waktu Maksudnya bisa

menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat

berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa

menggunakan waktu dengan baik.

1) Guru datang sebelum jam pelajaran dimulai.

Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan proses

belajar mengajar, guru menempati kedudukan sebagai figur sentral. Di

tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya tujuan

pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah (Rusyan, dkk, 1989: 3).

Maka dari itu alangkah baiknya seorang guru datang ke ruang kelas

sebelum jam pelajaran dimulai.

2) Keluar kelas setelah jam pelajaran berakhir.

Dalam rangka mewujudkan pemahaman siswa yang lebih

luas sebaiknya seorang guru dalam proses pembelajaran senantiasa

mendampingi siswanya, sehingga memudahkan siswa untuk bertanya

apabila siswa kurang faham dengan penjelasan guru (Rusyan, 1989:

174).

d. Disiplin dalam berpakaian

Guru adalah suri tauladan bagi siswanya, dimana setiap gerak

(39)

26

guru dituntut untuk selalu berpakaian rapi dan sopan (Mulyasa, 2009:

13).

Patuh terhadap tata tertib yang berlaku adalah ciri guru yang

ideal, seorang guru harus patuh terhadap semua peraturan yang ada

termasuk didalamnya: menggunakan seragam sesuai dengan peraturan

yang ada.

e. Disiplin dalam mengajar

Disiplin dalam mengajar merupakan faktor terpenting dalam

rangka pencapaian keberhasilan belajar mengajar, seorang guru harus

mampu meningkatkan kedisiplinan dalam rangka mewujudkan generasi

penerus yang memiliki intelektual tinggi, serta membentuk watak bangsa

yang bertanggung jawab.

3. Pentingnya Kedisiplinan Dalam Mengajar

Pendidikan non formal dalam pondok pesantren difungsikan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam bidang Agama agar

terwujudnya masyarakat yang terdepan, adil dan makmur serta berakhlakul

karimah yang pada hakekatnya memungkinkan bagi warganya untuk

mengembangkan diri baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun

rohaniah. Banyak kalangan menganggap bahwa keberhasilan pendidikan

anak di pondok pesantren tergantung kepada ustadz atau ustadzah, hal ini

menunjukkan betapa pentingnya peranan ustadz atau ustadzah dalam

berlangsungnya proses belajar mengajar. Guru merupakan figur manusia

(40)

27

pendidikan. Hal ini didukung dengan pendapat dari Suparlan bahwa mutu

pendidikan amat ditentukan oleh mutu gurunya (Suparlan, 2005:99),Oleh

karena itu dikatakan bahwa guru memegang kunci penentu sukses atau

tidaknya pendidikan.

Dalam pembelajaran disiplin sangat diperlukan, disiplin dapat

melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu.

Orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan mereka selalu

menempatkan disiplin diatas semua tindakan dan perbuatan (Djamarah,

2002:13).

Disiplin yang baik akan mencerminkan besarnya tanggung jawab

seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu

untuk meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren, guru harus

mempunyai disiplin dalam melaksanakan tugas-tugas. Untuk membangun

pendidikan non formal yang bermutu yang paling penting bukan

pembangunan pondok pesantren atau sarana dan prasarananya, melainkan

harus dengan upaya peningkatan proses pengajaran dan pembelajaran yang

berkualitas, yakni proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan,

dan mencerdaskan (Suparlan, 2005:99). Kesemuanya itu hanya dapat

dilakukan jika ustadz atau ustadzah berdisiplin dalam membuat program

belajar mengajar pondok pesantren. Guru akan mudah melaksanakan proses

kegiatan belajar mengajar sehingga guru dapat melayani kebutuhan belajar

(41)

28

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa untuk mencapai

sukses dalam proses pembelajaran, ustadz atau ustadzah harus

mendisiplinkan diri untuk melaksanakan tugas mengajar dengan membuat

segala sesuatu yang dapat membantu lancarnya proses pengajaran dengan

melaksanakan kedisiplinan dalam mengajar ustadz atau ustadzah akan lebih

mudah melaksanakan kegiatan mengajar sesuai dengan yang diinginkan

yaitu mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Sikap disiplin tidak terbentuk secara otomatis pada siri seseorang.

Dalam pembentukan sikap disiplin banyak hal yang mempengaruhinya.

Disiplin pribadi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam dan

faktor dari luar. diantara faktor-faktor tersebut antara lain yaitu:

a. Faktor dari dalam

Yang dimaksud faktor dari dalam adalah faktor dalam diri

manusia mendorong manusia untuk menerapkan disiplin. faktor dari

dalam (intern) ini meliputi beberapa faktor diantaranya adalah:

1) Faktor fisik

Kondisi fisik yang sehat lebih menguntungkan dari pada

kondisi fisik yang terganggu. Kondisi fisik yang sehat akan membantu

guru untuk berdisiplin dalam kegiatan belajar mengajar, karena kalau

kondisi fisik kurang sehat akan sangat mengganggu dalam aktifitas.

Ustadzah akan sering tidak masuk mengajar dikarenakan kondisi

(42)

29

agar tetap sehat, supaya bisa membuat rencana belajar, strategi

mengajar, disiplin mengajar santri dan bisa bertugas dengan lancar.

2) Faktor psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi adalah:

(b) Adanya keinginan guru untuk melaksanakan tugas mengajar

dengan sebaik mungkin;

(c) Adanya kebutuhan untuk memenuhi cara agar tugas mengajarnya

berhasil dengan baik, karena adanya pemenuhan kebutuhan untuk

berhasil mengajar dengan baik akan mendorong guru untuk

berdisiplin dalam melaksanakan tugasnya;

(d) Adanya inisiatif untuk selalu memperbaiki proses mengajar, maka

akan mendorong guru berdisiplin dalam mengerjakan apa-apa

yang menyangkut tentang keberhasilan mengajar.

b. Faktor dari luar

Faktor dari luar adalah faktor lingkungan. Lingkungan adalah

tempat dimana generasi muda tumbuh dan berkembang (D. Soemarmo,

1997:3). Yang termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan dimana guru

itu berada. Misalnya lingkungan pondok pesantren yang terdiri dari

santri, guru-guru dan tata-tertib pndok pesantren.

1) Para santri

Santri yang kreatif akan selalu menanyakan hal-hal dalam

(43)

30

membuat guru untuk selalu disiplin dalam penguasaan materi yang

akan disampaikan.

2) Rekan-rekan guru atau ustadzah

Keadaan rekan-rekan guru dalam pondok pesantren juga akan

mempengaruhi kedisiplinan guru dalam mengajar, misalnya

rekan-rekan guru yang sering absen dalam mengajar, begitu juga sebaliknya

bila rekan-rekan guru berdisiplin dalam masuk mengajar maka

gurupun akan rajin atau berdisiplin dalam mengajar.

3) Tata-tertib

Tata-tertib pondok pesantren yang harus ditaati guru juga akan

membantu guru untuk berdisiplin dalam mengajar.

5. Implementasi kedisiplinan dalam Pendidikan

Segala hal yang berhubungan dengan pendidikan merupakan suatu

hal yang sangat menarik untuk dibahas karena pendidikan menjadi faktor

pendukung utama untuk menunjang cerahnya masa depan seseorang.

Pendidikan bukanlah semata-mata sebuah kata yang hanya terdengar

menarik dan terkesan intelek. Pendidikan haruslah terealisasikan dalam

kehidupan setiap guru dan siswa. Untuk itu, perlulah diterapkan kedisiplinan

dalam pendidikan. Garis besar kedisiplinan yang dimaksud untuk guru

seperti tepat waktu, kesiapan penguasaan materi dan selalu menjadi teman

bagi siswa. Sedangkan untuk siswa seperti tak pernah absen mengikuti

pelajaran, selalu mengulang pelajaran yang sudah diterima dari guru atau

(44)

31

Hanya saja, bagaimana menerapkan kedisiplinan tersebut tetapi

menjunjung tinggi pendidikan di dalamnya. Berikut beberapa hal yang bisa

diaplikasikan untuk menerapkan kedisiplinan dalam pendidikan:

a. Sebaiknya para pendidik (guru) mendidik peserta didik dengan

menggunakan cara yang lebih lembut atau penuh dengan motivasi

layaknya seorang sahabat yang mengajar sahabatnya sendiri atau seorang

kakak yang sedang mengajar adiknya.

Sering didapati didalam kelas bahwa banyak pendidik yang suka

menggunakan kata-kata yang bersifat mengancam seperti ―Jika tidak

menyelesaikan tugas akan berdiri seharian di depan kelas atau dijemur di

tengah lapangan yang terik‖. Hal ini akan lebih baik jika diganti dengan

―Jika tidak menyelesaikan tugas menandakan anda tidak menghargai

upaya saya sebagai guru/dosen yang sudah meluangkan waktu untuk

memikirkan tugas apa yang harus diberikan untuk menambah wawasan

para siswa/ mahasiswa saya?‖ Jika hal ini terealisasikan, maka sisi nurani

peserta didik akan tersentuh dan mulai memikirkan bahwa sang

guru/dosen sangat peduli kepada anak didiknya. Dan yang menjadi

senjata pamungkas tenaga pendidik adalah kepedulian.

b. Sebaiknya siswa dididik dengan memberikan sebanyak-banyaknya ilmu

pengetahuan dengan cara mengajar dan menjelaskan materi bukan

memfotocopy dan menyerahkan materi untuk dipelajari siswa secara

(45)

32

Para pendidik atau dengan kata lain peduli kepada siswa pasti

mampu menjelaskan suatu materi dengan cara yang paling sederhana

namun berkualitas. Apa yang terjadi jika para pendidik mampu

menjelaskan materi secara komprehensif? Jawabannya para peserta didik

tak membutuhkan kecurangan atau bantuan apapun disetiap ujian. Karena

apa? Karena para peserta didik sudah dibekali senjata yang sangat hebat

dari guru.

c. Pendidikan sebaiknya menjadi satu wadah yang disenangi para peserta

didik bukan suatu hal yang dibenci atau bahkan ditakuti. Banyak

anak-anak yang kurang memiliki semangat untuk pergi ke sekolah karena

panjangnya jam belajar yang harus diikuti dan banyaknya mata pelajaran

serta ujian yang harus diselesaikan. Disiplin bukan berarti tertekan namun

menjadikan segala sesuatu teratur guna mencapai hasil yang baik.

Begitupun dengan tekanan yang banyak untuk siswa terkhususnya siswa

dibangku sekolah, semoga ada revisi dari Kementrian Pendidikan atau

yang terkait mengenai kedisiplinan namun untuk pendidikan.

Kesimpulannya, penerapan kedisiplinan dalam pendidikan ada

ditangan semua warga belajar yang terkait. Bukan hanya siswa yang harus

disiplin tetapi juga guru yang sebaiknya lebih bersahabat dan tentu saja

(46)

33 B.Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari Bahasa Latin yaitu ―motif‖ yang berarti

dorongan dan ―asi‖ yang berarti usaha. Secara istilah motivasi merupakan

daya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Bisa juga diartikan

motivasi sebagai keadaan internal organisme yang mendorong untuk

berbuat sesuatu(Tea, 2009: 204). Dengan motivasi orang akan terdorong

untuk mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan

kebaikan, kepentingan, dan manfaat. Bagi siswa, motivasi sangat penting

untuk menggerakkan perilaku positif sehingga mampu menghadapi segala

tuntutan, kesulitan, serta resiko studinya.

Untuk memahami kata motif manusia perlu kiranya adapenilaian

terhadap keinginan dasar yang ada pada semua manusiayang normal. Arti

kata motif sebagai pendorong , penyaring dansebagai penuntun kegiatan

sangat berhubungan erat dengan minat dan sikap (Lestari 1989:308).

Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam

stimulasi tindakan kearah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada

gerakan menuju kearah tujuan tersebut.

Motivasi dapat berupa dorongan- dorongan dasar atau internal dan

insentif di luar diri individu atau hadiah (Hamalik, 2007:173). Orang yang

besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah,

serta giat membaca untuk meningkatkan prestasi serta memecahkan

(47)

34

dengan tujuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya. Oleh karena itu,

motivasi belajar adalah suatu proses pembentukan dorongan belajar agar

timbul gairah untuk belajar (Tea, 2009: 204).

Menurut Zainudin (1989: 17) motivasi dapat diartikan berbeda oleh

setiap orang sesuai dengan tempat dan keadaan dari pada masing- masing

orang itu, salah satu diantara penggunaan istilah dan konsep motivasi ini

adalah untuk menggambarkan hubungan antara harapan dan tujuan.

Menurut Mc. Danold motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya ―feweling‖ didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan (Hamalik, 1995: 106). Motivasi

menggerakkan organisme yang menggarahkan tindakan serta memilih

tujuan yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.

Dengan mempelajari motivasi maka akan ditemukan menggapa

individu berbuat sesuatu tetapi motivasi individu tidak dapat diamati secara

langsung. Sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi

itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu, setidaknya akan

nampak kebenaran apa yang menjadi motivasi individu yang bersangkutan

(Sardiman, 1998: 102). Sehingga minat maupun motivasi untuk belajar

tidak dapat berkembang kala kebutuhan yang paling dasar tidak dipenuhi.

Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan fisik individu.

Menurut Mc. clelland, manakala kebutuhan seseorang terasa sangat

mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk

(48)

35

memiliki prestasi belajar yang tinggi, maka kebutuhan tersebut mendorong

orang untuk menetapkan target yang penuh tantangan, dia harus bekerja

keras mencapai tujuan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

pengerak pada diri seseoarang untuk melakukan aktivitas-aktivitas guna

mencapai sasaran atau tujuan yang akan dicapai.

Motivasi siswa agar mau belajar tanpa disertai keterpaksaan,

dengan cara memotivasi pada diri siswa dengan dorongan terkuat karena

anak melakukan sesuatu yang benar-benar ingin dilakukan, yang berasal

dari diri siswa (Musrofi, 2010: 45). Memotivasi siswa agar giat belajar

dengan memanfaatkan ―bahasa cinta‖ maksud dari bahasa cinta disini

adalah menggunakan kata-kata penegasan, misalnya seorang anak

mendapat nilai lima pada mata pelajaran matematika, maka untuk

memotivasi dia agar mau belajar, anak tetap harus dipuji (Musrofi, 2010:

49).

Dari pemaparan di atas jelas bahwa memberikan motivasi kepada

siswa, berarti bisa memberdayakan hati mereka agar dapat melakukan

sesuatu, melalui penguatan langsung, penguatan penganti, dan penguat diri

sendiri.

Menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan

(49)

36

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua

pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari

diri seseorang.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap

orang sepanjang hidupnya, proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

seseorang dengan lingkungan, oleh karena itu belajar dapat terjadi dimana

saja dan kapan saja. Salah satu tanda orang itu belajar adalah adanya

perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh

terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan atau sikap

(Arsyad, 1995: 1).

Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari

dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan

dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri

seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar untuk menambah

ketrampilan dan pengalaman, motivasi mendorong dan mengarahkan minat

belajar agar sunguh-sunguh belajar sehingga mencapai prestasi yang di

(50)

37

efeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu, melalui penguatan langsung,

penguatan penganti, dan penguatan diri sendiri (Asdiqoh, 2012: 106).

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus

mampu membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga dapat mencapai

tujuan pembelajaran, seorang guru seharusnya memiliki rasa ingin tahu,

mengapa dan bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan

kondisi-kondisi belajar dalam lingkungannya (Mulyasa, 2010: 174).

2. Karakteristik Motivasi Belajar

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif

menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi perbuatan dan

mencapai tujuan tertentu. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi

siswa, sehingga ia mau belajar dengan baik, motivasi timbul dari individu

dan dapat timbul akibat pengaruh dari luar dirinya.

Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam diri manusia yang

mendorong manusia untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang

khas. Motivasi dianggap sebagai kemauan biasa untuk memasuki suatu

situasi belajar, kalau seseorang sudah memiliki suatu motivasi maka ia

berada dalam ketegangan dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan

sesuai dengan apa yang dikehendaki (K.Devies, 1986: 214). Ukuran

motivasi belajar siswa menurut Baharudin & Esa (Sriyani dkk, 2011: 18)

(51)

38

a. Siswa mengalami perubahan perilaku yang lebih baik

Perubahan perilaku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman yang

dilakukan secara sadar, dan perubahan itu dapat bermanfaat bagi

individu maupun lingkungan sekitar individu tinggal (Sriyani,

2011:18-19).

b. Siswa tidak pernah bolos sekolah.

c. Siswa tidak pernah melanggar peraturan sekolah.

d. Siswa memiliki ketrampilan

Struktur belajar yang dicakup pembelajaran siswa terdiri dari signal,

rangkaian dorongan dan kemauan untuk mengembangkan ketrampilan

yang ada pada diri siswa (K. Davies,1986: 275), di dalam sekolah

sebaiknya ada naungan bagi siswa untuk mengembangkan bakat yang

dimiliki oleh siswa.

e. Siswa aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar

Siswa yang memiliki motivasi tinggi maka ia akan selalu mengikuti

pelajaran dan selalu aktif dalam proses pembelajaran.

f. Siswa aktif mencatat dan bertanya pada hal yang penting dan belum

diketahui

g. Siswa selalu memperhatikan dalam proses pembelajaran

Anak akan merasa nyaman apabila mereka tahu apa yang mereka

kerjakan dan apa tujuan dari semua itu, kunci utama agar anak

senantiasa memperhatikan guru adalah guru konsisten dalam

(52)

39

h. Siswa aktif mengerjakan pekerjaan rumah

Anak cerdas adalah anak yang selalu berusaha sendiri tanpa

menggantungkan sesuatu kepada orang lain (Reid, 2009: 5).

3. Macam- macam Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk melakukan aktivitas belajar untuk mengetahui

macam-macam motivasi akan dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, meliputi :

1) Motif-motif bawaan

Yang dimaksud adalah motif yang dibawa sejak lahir jadi

motivasi ada tanpa dipelajari Ia adalah motif alami dan motif fitrah

yang dibawa sejak lahir, termasuk motif ini misalnya dorongan

untuk minum, makan, seksual dan sebagainya (Sardiman, 1990:85).

2) Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari.

Misalnya: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan,

dorongan yang mengajar sesuatu dalam masyarakat (Sardiman,

1990:86).

b. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

1) Motif atau kebutuhan organis, misalnya: kebutuhan untuk minum,

(53)

40

2) Motif-motif darurat atau rangsangan dari luar, antara lain: dorongan

untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk

berusaha, untuk memburu

3) Motif-motif obyektif, menyangkut kebutuhan untuk melakukan

eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat (Sardiman,

1990:87).

c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu

menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah.

Motivasi jasmaniah misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu.

Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan

(Sardiman, 1990:87).

d. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

1) Motivasi instrinsik

Maksudnya adalah motif-motif yang menjadi dasar aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman,

1990:88).

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri

individu sendiri tanpa ada paksanaan, dorongan orang lain, tetapi

atas kemauan sendiri (Usman,199:29).Misalnya anak mau belajar

(54)

41

yang berguna bagi nusa, bangsa dan negara. Oleh karena itu ia

belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar (Sardiman,

1990:90).

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu atau karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang

lain, sehingga dengan adanya kondisi demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu untuk belajar (Sardiman, 1990:92).Sebagai

contoh: seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya

agar mendapat peringkat dikelasnya.

Motivasi ekstrinsik lebih kuat dan tahan lama dibandingkan

dengan motivasi instrinsik. Sebab melalui motivasi instrinsik,

dimulai belajar dan diteruskan berdasarkan golongan dari individu

atau siswa sehingga mereka belajar tanpa disuruh. Meskipun

demikian motivasi ekstrinsik tidak dapat diabaikan. Ia harus

ditumbuhkan dan dirangsang sehingga menimbulkan motivasi

instrinsik. Untuk dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar,

Nasution mengemukakan pendapatnya, bahwa hal tersebut dapat

dilakukan seperti dengan ―memberi angka, hadiah, saingan,

(55)

42 4. Fungsi Motivasi Belajar

Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi motivasi adalah

mendorong, menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul

keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat

memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.61 Dalam kegiatan belajar

mengajar diperlukan adanya motivasi. Dengan adanya motivasi, hasil

belajar yang diperoleh akan menjadi optimal. Semakin tepat motivasi yang

diberikan, semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Keberhasilan suatu usaha dalam mencapai tujuan, sangatlah

ditentukan oleh kuat lemahnya motivasi. Prestasi yang baik akan sulit

didapat tanpa adanya usaha mengatasi permasalahan atau kesulitan. Proses

usaha dalam menyelesaikan kesulitan tersebut memberikan dorongan yang

sungguh kuat. Dalam Islam secara jelas menerangkan bahwa memotivasi

dalam usaha mengatasi kesulitan sangatlah berhubungan erat dengan

keberhasilan seseorang. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-Ra‘d

ayat 11 :

Artinya : ...Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan.(QS. Ar-Ra’d ayat 11) (Departemen Agama Repubik Indonesia, 1994:370).

Dari ayat di atas, bisa diketahui bahwa motivasi akan muncul jika

siswa sadar untuk melakukan sesuatu yang akan dicapai. Seperti halnya

(56)

43

siswa belajar dengan rajin. Oleh karena itu, motivasi memiliki fungsi yang

sangat besar dalam mencapai tujuan, yaitu agar siswa dapat mencapai hasil

belajar yang optimal, maka diperlukan adanya motivasi, sehubungan

dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi.

a. Mendorong manusia untuk berbuat

b. Menentukan arah atau perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan

menyampaikan yang tak bemanfaat bagi tujuan itu (Sardiman,

1990:84).

5. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar

Di dalam kegiatan belajar- mengajar peranan motivasi baikintrinsik

maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajardapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkandan memelihara

ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar(Sardiman, 1990:90).

Dalam hal ini guru dapat menggunakan bermacam- macam

motivasi agara murid- murid giat belajar. Ada beberapa bentuk dan cara

untuk menumbuhkan motivasi. Untuk itu rumusan yang dikemukakan perlu

difahami sebagai berikut:

a. Memberi angka

Angka yang dimaksud adalah sebagai simbul atau nilai dari

(57)

44

biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari

hasil penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi yang cukup

memberi rangsangan kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan

lebih meningkatkan prestasi belajar mereka. Angka ini biasanya

terdapat dalam buku raport sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang

diprogramkan dalam kurikulum. Angka atau nilai yang baik

memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Akhirnya guru dapat

memberikan penilaian berupa angka dengan mempertimbangkan

untung ruginya dalam segala pendidikan.

b. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai

penghargaan atau kenang-kenangan (cinderamata). Hadiah yang

diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari

keinginan pemberi, atau bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang

dicapai oleh seseorang. Penerima hadiah tidak tergantung dari jabatan,

profesi, usia seseorang. Semua orang berhak menerima hadiah dari

seseorang dengan motifmotif tertentu. Dalam dunia pendidikan, hadiah

bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada

siswa yang berprestasi tertinggi atau rangking satu, dua dan tiga dari

siswa lainnya.

Dalam pendidikan modern siswa yang berprestasi tertinggi

pasti akan memperoleh beasiswa. Pemberian hadiah bisa juga diberikan

Gambar

Tabel 1.1  Indikator Instrumen Kedisiplinan Ustadzah
Tabel 1.2. Indikator Instrumen Motivasi Belajar Santri
Tabel 3.1. Data Santri Tahun 2016/2017
Gambar 3.1. Susunan Pengurus Pondok Pesantren
+7

Referensi

Dokumen terkait