• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Agama tentang haid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Agama tentang haid"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Mayoritas masyarakat Indonesia masih mempercayai hal-hal yang tabu dan mitos. Hal-hal tabu dan mitos tersebut, termasuk ke dalam aspek-aspek kehidupan sehari-hari dalam cakupan agama, sosial, maupun budaya.

Mitos yang terjadi pada masyarakat Indonesia biasanya turun temurun dari kepercayaan nenek moyang. Baik dari ajaran animisme maupun dinamisme. Mitos-mitos tersebut banyak yang dikaitkan dengan kepercayaan dalam ajaran agama. Tetapi hidup di zaman modern seperti sekarang, seharusnya masyarakat mulai mencari kebanaran mengenai hal-hal tabu itu. Sebagai seorang muslim hendaknya mencari hal tersebut di dalam hadis maupun ayat Al-Qur’an.

Sebagai contoh mitos yang dipercaya kebanyakan orang muslim adalah, mengenai larangan memotong rambut dan kuku saat wanita sedang haid. Namun, apakah hal tersebut sesuai dengan ajaran islam atau hanya sekedar mitos yang dianut masyarakat. Islam adalah agama yang syumul (sempurna) yang mengatur tidak hanya masalah peribadatan tapi sampai hal-hal terkecil dan sepele pun ada aturannya. Begitu juga dengan masalah haid, semuanya sudah termaktub dalam Al-Qur’an yang diperkuat oleh As-Sunnah. Dari mulai ciri-ciri darah haid, sampai hal-hal yang tidak diperbolehkan ketika sedang haid. Dengan demikian, tidak perlu lagi berpusing-pusing ria sama mitos-mitos yang belum jelas kevalidan dan keshohihannya.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Sesuai dengan tema dari makalah ini yaitu mengenai hal tabu yang dianut masyarakat muslim Indonesia yaitu larangan memotong kuku dan rambut, maka masalahnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

(2)

2 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

1. Mengapa munculnya tanggapan tersebut

2. Bagaimana hadis dan ayat Al-Quran menerangkan tersebut

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah:

a. Hadist dan Ayat Al-qur’an mengenai hal tersebut b. Pandangan para ulama mengenai masalah tersebut

1.4 PERUMUSAN MASALAH

Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

“Dalil apa yang menyebutkan larangan memeotong rambut dan kuku saat wanita haid dan bagaimana hukum yang seharusnya?”

(3)

3 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENJELASAN MENGENAI HAID

Secara umum, setiap wanita yang menginjak dewasa akan menemui ‘tamu bulanan’ yang dinamakan haid atau menstruasi. Kaum hawa tentu harus mengenal seluk beluk tentang apa itu haid, agar ia tahu apa yang harus dilakukan jika ia mengalami haid, juga masalah seputar haid. Terlebih lagi wanita muslimah, ia harus mengenal konsekuensi-konsekuensi hukum Islam jika telah haid, seperti sholat, puasa, membaca Al-Qur’an, dan lain-lain.

Di dalam Al-Quran Al-Kariem dijelaskan tentang masalah haid ini dan bagaimana menyikapinya.

Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.(QS. Al-baqarah :222)

Demikian juga di dalam hadis Bukhari dan Muslim disebutkan tentang masalah haid bagi seorang wanita.

Dari Aisyah r.a berkata ; "Bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang haid, "Haid adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah kepada anak-anak wanita Nabi Adam (HR. Bukhari Muslim)

Di dalam buku “Darah Kebiasaan Wanita” yang ditulis oleh Syaikh Utsaimin, disebutkan mengenai pengertian haid. Menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir. Dan menurut arti syara’ ialah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu

(4)

4 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

sebab, dan pada waktu tertentu. Jadi haid adalah darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, keguguran atau kelahiran. Oleh karena haid adalah darah normal, maka darah tersebut berbeda sesuai kondisi, lingkungan dan iklimnya, sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada setiap wanita.

Secara medis, keadaan haid atau menstruasi adalah proses alami yang dialami setiap wanita, yaitu terjadinya proses pendarahan yang disebabkan luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Proses ini umumnya terjadi pada saat wanita memasuki usia 10-12 tahun. Proses haid diiringi dengan keadaan keluarnya darah dari kelamin kewanitaan. Dimana proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar selama 2 hari sampai 8 hari. Adapun siklus haid yang normal adalah rata-rata selama 21-35 hari.

Haid merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke (mulainya haid) sampai terjadinya menopause (berhentinya haid). Haid terjadi pada wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil. Haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala (tiap bulan) dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi.

Haid pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal), sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron. Haid bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang wanita sudah memasuki masa suburnya. Karena secara fisiologis, haid menandakan telah terbuangnya sel telur yang sudah matang. Haid merupakan bagian dari proses mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan.

Syariat Islam telah menetapkan beberapa larangan bagi wanita haid. Selama haid berlangsung dan belum berhenti serta belum mandi janabah, para wanita diharamkan untuk melakukan beberap jenis kegiatan peribadatan

2.2 PANDANGAN MITOS

2.2.1 PANDANGAN DARI AGAMA LAIN

Sampai sekarang pengertian tentang menstruasi masih bercampur antara ilmiah dan tahayul. Kepercayaan yang berdasarkan tahayul itu hampir dijumpai diseluruh dunia, hal ini

(5)

5 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

dijelaskan oleh Katharina Dalthon: “Pada beberapa bagian dunia orang percaya bahwa adanya seseorang wanita yang sedang menstruasi dapat menyebabkan anggur menjadi masam, tanaman menjadi sakit, dapat menyebabkan sapi bunting keguguran, buah-buahan di pohon menjadi busuk, kaca yang jernih menjadi kabur, logam yang tajam menjadi tumpul, sarang lebah dapat musnah, tali atau senar alat musik dapat putus dan kain yang berwarna menjadi hitam”. Dalam hal ini untuk setiap agama pun mempunyai kepercayaan masing-masing terhadap wanita yang sedang menstruasi diantaranya:

1. Menurut agama Yahudi, bahwa perempuan yang sedang menstruasi haruslah dijauhi atau dijauhkan karena mereka itu sedang dalam keadaan najis.

2. Menurut agama Hindu, bahwa perempuan yang sedang menstruasi dilarang membersihkan badannya tiga hari pertama dari permulaan datangnya menstruasi, tidak boleh menyisir rambut, tidak boleh membersihkan pakaian, memotong kuku dan berfikir ingat kepada tuhan.

3. Menurut pendapat agama Nasrani, bahwa mereka tidak memandang apa-apa atas diri orang-orang perempuan yang sedang menstruasi, suka dan biasa mencampurinya perempuan-perempuan yang sedang berkain kotor.

2.2.2 HADIS

Boleh jadi pandangan tersebut lahir dari interpretasi hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud melalui ‘Ali bin Abi Thalib yang menyatakan, “Barang siapa yang mengabaikan satu bagian dari tempat tumbuhnya rambut saat mandi junub sehingga tidak terkena air, maka Allah akan memperlakukannya begini dan begini di neraka.” Riwayat ini disamping memiliki kelemahan dalam sanadnya juga tidak berbicara tentang rambut yang dipotong atau bahkan “tempat tumbuhnya rambut”.

Boleh jadi pandangan ini timbul dari adanya kewajiban untuk memandikan seluruh anggota tubuh. Rambut yang rontok atau kuku yang dipotong dan terbuang, maka ia tidak termandikan lagi, dan karena itu mereka melarangnya. Mengenai hal ini tidak ada alasan

(6)

6 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

keagamaan untuk pandangan ini, baik dari al- Qur’an maupun hadits Nabi Saw. Boleh jadi yang melarangnya menduga bahwa badan manusia menjadi najis saat dia dalam keadaan junub.

Boleh jadi juga pandangan ini timbul dari adanya kewajiban untuk memandikan seluruh anggota tubuh. Rambut yang rontok atau kuku yang dipotong dan terbuang, maka ia tidak termandikan lagi, dan karena itu mereka melarangnya, mereka mungkin menduga bahwa badan manusia menjadi najis saat dia dalam keadaan junub.

2.2.3 HUKUM MAKRUH

Khatib assyarbini mengatakan : “setiap bulu (yang dicukurnya ketika berjunub itu) akan menuntut dari tuannya dengan sebab junub yang ada padanya.(Al-Iqna’,1/91).

“Janganlah sesiapa memotong kukunya dan menggunting rambut kecuali ketika ia suci” (Riwayat al-Ismaili dari Saidina ‘Ali r.a.)

Sedangkan Imam al-Ghazali, dalam al-Ihya’, mengatakan, “Tidak wajar bagi seseorang menggunting kuku, mencukur rambut kepala atau kemaluan, atau mengeluarkan darah pada saat dia dalam keadaan junub. Karena kelak, di hari kemudian, seluruh anggota tubuhnya akan dikembalikan, (dan jika demikian) dia kembali dalam keadaan junub. Ada yang menyatakan bahwa setiap rambut akan menuntut untuk dimandijanabatkan.”

Alasan al-Ghazali di atas, seperti terbaca, bukanlah dari ayat al-Qur’an dan hadits Nabi Saw. Alasannya pun sangat lemah. Di hari kemudian, walaupun manusia dibangkitkan secara jasmani, tetapi tubuh kita bukan lagi sebagaimana keadaannya dalam kehidupan dunia. Al-Qur’an menyatakan bahwa wanita-wanita penghuni surga (yang tua bangka sekalipun) akan dijadikan oleh Allah sebagai gadis-gadis remaja, penuh cinta dan sebaya dengan suami-suami mereka (baca QS al-Waqi’ah (56): 35-36).

Ulama –ulama syafi’iyah sendiri kebanyakan tidak sepakat dengan pendapat Imam Ghazali tersebut, diantaranya yang bisa kita sebutkan adalah Syekh Khatib As-Syarbini, dalam kitab I’anat Thalibin 1/96 beliau berkata : “Tentang akan kembalinya (anggota tubuh) semisal darah, pendapat ini perlu diselidiki lagi. Demikian pula (bagian tubuh) yang lainnya. Karena (bagian tubuh) yang kembali (dibangkitkan bersama dengan pemilik bagian tubuh itu) adalah

(7)

7 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

bagian-bagian tubuh yang pemilik tubuh itu mati bersamanya (ada pada saat kematian orang tersebut).”

Dalam kitab Syafi’i yang lain yaitu Niyatul Muhtaj Syarh al-Minhaj disebutkan: “makna ‘dikembalikan diakhirat (dari anggota tubuh) bukanlah bagian anggota tubuh yang diperintahkan untuk dipotong, tetapi adalah bagian-bagian tubuh yang asli (seperti tangan, kaki, mata dll.)

Lebih jelas lagi dalam kitab dalam Madzab Syafi’i yang lain yaitu Hasyiah al-Bujairimi ’ala al-Khotib, dalam kitab tersebut dikatakan bahwa pendapat Imam al-Ghazali tersebut perlu dikaji lagi sebab bagian tubuh yang kembali adalah yang ada disaat kematian pemiliknya dan bagian badan asli yang pernah terpotong, bukan seluruh kuku dan rambut yang pernah dipotong selama hidupnya. (Hasyiah al-Bujairimi ’ala al-Khotib 2/335)

2.3 HADIS ATAU PENDAPAT YANG MEMBANTAH MITOS

Tidak terdapat riwayat yang melarang wanita haid untuk memotong kuku maupun rambut. Demikian pula, tidak terdapat riwayat yang memerintahkan agar rambut wanita haid yang rontok utnku di cuci bersamaan dengan mandi paska haid. Bahkan sebaliknya, terdapat riwayat yang membolehkan wanita haid untuk menyisir rambutnya. Padahal, tidak mungkin ketika wanita yang menyisir rambutnya, tidak ada bagian rambut yang rontok. Disebutkan dalam shahih Bukhari, bahwa ketika Aisyah mengikuti haji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesampainya di Mekkah beliau haid. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tinggalkan umrahmu, lepas ikatan rambutmu dan ber-sisir-lah…”

Hadis ini menunjukkan bahwa rambut rontok atau potong kuku ketika haid hukumnya sama dengan kondisi suci. Artinya, tidak ada kewajiban untuk memandikannya bersamaan dengan mandi haid. Jika hal ini disyariatkan, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan jelaskan kepada Aisyah agar membawa rambutnya dan memandikannya bersamaan dengan mandi haidnya.

(8)

8 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

Dalam bukunya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, az-Zuhaili menulis, “Tidaklah makruh dalam pandangan mazhab Hanbali bagi seorang yang junub, atau dalam keadaan haid, atau nifas, menggunting rambutnya, kukunya, dan tidak juga ‘menyemir’ rambutnya sebelum mandi.”

Imam ‘Atha’ (seorang Tabi’in terkenal) menyatakan ; “Tidak ada larangan orang yang junub untuk berbekam, memotong kuku dan mencukur rambut sekalipun tanpa mengambil wudhuk terlebih dahulu.” (Shahih al-Bukhari 1/496)

Imam Ahmad (pendiri mazhab Hanbali) tatkala ditanya berkenaan mengenai hukum orang yang junub sedangkan ia berbekam), mencukur rambut, memotong kuku dan mewarnai rambut atau janggutnya, ia menjawab; “Tidak mengapa.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan masalah ini dalam Majmu’ Fatawa, intinya: setahu beliau tidak ada dalil syar’i yang menunjukkan makruhnya memotong rambut dan kuku bagi orang yang sedang junub, bahkan terdapat hadis shahih riwayat Bukhari-Muslim yang menegaskan bahwa (tubuh) seorang mukmin itu tidak najis. Dengan tambahan riwayat dari Shahih al-Hakim: ”baik dalam keadan hidup ataupun mati”.

Bantahan dari kalangan syafi’iyah juga dikemukakan oleh al Hafidz Ibnu Hajar al Asqalani, Imam Ibnu Rajab dalam sarah mereka pada shahih Bukhari, Menurut mereka; tidak ada satupun dalil dari Nabi Saw yang mencegah orang yang sedang junub atau wanita yang sedang haid atau nifas dari melakukan perkara-perkara yang disebut tadi. Adapun hadis riwayat ali di atas, ia adalah hadits munkar bahkan maudhu’ (palsu). (catatan penulis : hadis tersebut tidak kami temukan dalam al-kutub at-tis’ah bahkan kitab-kitab hadis selain itu di lebih dari 200 kitab hadis dalam maktabah syamilah)

Fatwa ulama al-Azhar, Syaikh ’Atiyah Shaqr) menyebutkan bahwa pernyataan yang melarang memotong kuku dan rambut ketika dalam keadaan junub tidak berdasarkan dalil. Pendapat yang menyatakan makruh adalah pendapat yang la ashla lahu (tidak ada dasarnya). (al-Fatawa; Min Ahsanil-Kalam 1/438)

(9)

9 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

2.4 LARANGAN-LARANGAN SAAT HAID

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh wanita haid sendiri ada yang sudah menjadi kesepakatn ulama, dan ada pula yang masih khilaf. Namun pada pembahasan kali ini, penulis hanya akan membahas hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh wanita haid yang sudah menjadi kesepakatan jumhur ulama. Adapun larangan yang sudah menjadi kesepakatan ulama bagi wanita haid adalah sebagai berikut :

1. Dilarang melakukan sholat dan tidak diwajibkan untuk mengqadhanya

Perempuan yang sedang haid, lepas kewajibannya untuk mengerjakan sholat, baik itu sholat fardhu maupun sholat sunnah.

2. Dilarang melakukan shaum dan diwajibkan untuk mengqadha shaum

Perempuan yang sedang haid juga diharamkan untuk shaum, baik itu yang wajib maupun yang sunnah. Dan diwajibkan untuk mengqadha shaum yang wajib (shaum Ramadhan) yang ditinggalkannya karena haid. Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

“Bukankah salah seorang di antara kamu (wanita) apabila memasuki masa haid tidak sholat dan tidak pula puasa?” (HR. Bukhari)

: « » قف ه

‘Aisyah radhiyallahu ’anha berkata : “Kami diperintahkan untuk mengqadha shaum dan tidak diperintahkan untuk mengqadha sholat.” (HR. Muslim)

Apabila seorang wanita haid ketika sedang berpuasa, maka batallah puasanya. Sekalipun hal itu terjadi menjelang maghrib, dan wajib baginya mengqadha puasa hari itu apabila itu puasa wajib.

(10)

10 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

3. Dilarang melakukan thawaf

Wanita yang sedang haid juga dilarang untuk melakukan thawaf di Ka’bah, baik yang wajib maupun sunnah, dan tidak sah thawafnya. Hal ini didasarkan sabda Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam kepada ’Aisyah ketika ia sedang haid :

ف

“Lakukanlah segala yang dilakukan oleh orang yang berhaji. Hanya saja, engkau tidak boleh thawaf di Ka’bah hingga engkau suci.” (HR.Bukhari)

Adapun kewajiban lainnya, seperti sa’i antara Shafa dan Marwa, wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah dan Mina, melempar jumrah dan amalan haji serta umrah. Dan selain itu tidak diharamkan.

4. Dilarang melakukan hubungan seksual

Seorang istri yang sedang haid dilarang melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Dan si istri yang sedang haid dilarang untuk menutup-nutupi keadaan dirinya yang sedang haid, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Al-Baqarah ayat 222 :

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah suatu kotoran", oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam juga menyebutkan larangan menggauli istri yang sedang haid dalam haidts beliau :

“Lakukanlah apa saja kecuali berhubungan seksual.”

Maksud dari kata nikah di sini bukanlah akad nikah, tetapi hubungan suami-istri atau jima’. Jumhur ulama juga sepakat atas diharamkannya menggauli istri yang sedang haid.

(11)

11 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

Syaikhul Islam ibnu Taimiyah berkata : “Menyetubuhi wanita nifas sama hukumnya dengan menyetubuhi wanita haid, yaitu haram menurut kesepakatan ulama.”

5. Dilarang dijatuhi talak (cerai)

Seorang suami dilarang menjatuhi menceraikan istrinya yang sedang haid, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Ath-Thalaq ayat 1:

“Hai nabi, apabila kamu menceraikan Isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar)….”

Maksud adalah seorang istri ditalak dalam keadaan dapat menghadapi iddah. Hal ini hanya dapat dilakukakn jika istri dalam keadaan suci dan belum digauli lagi. Masalahnya, seorang wanita jika dicerai dalam keadaan haid, ia tidak siap menghadapi iddahnya, karena haid yang dialaminya pada saat jatuhnya talak itu tidaklah terhitung iddah. Jadi menjatuhi talak kepada istri yang sedang haid, haram hukumnya.

Dengan demikian hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh perempuan yang sedang haid berdasarkan nash Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sudah menjadi kesepakatan jumhur ulama. Tegasnya tidak ada larangan untuk memotong kuku, mencuci rambut, memotong rambut, apalagi tidur siang! Insya Allah pada pembahasan selanjutnya akan penulis bahas hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh wanita haid yang terdapat perbedaan di antara jumhur ulama (khilafiy).

Dalam buku al-Fiqh ‘Ala al-Madzahib al-Arba’ah (Fiqih Menurut Keempat Mazhab) dikemukakan: “Yang haram bagi seorang yang sedang dalam keadaan junub (termasuk menstruasi) untuk dia kerjakan adalah amalan-amalan keagamaan yang bersyarat dengan adanya wudhu, seperti shalat sunnah atau wajib.”

Semua kita tahu bahwa tidak disyaratkan adanya wudhu untuk memotong rambut atau menggunting kuku. Dan atas dasar penjelasan di atas, kita dapat berkata bahwa tidak ada larangan (dalam arti haram) untuk membuang rambut yang rontok dan memotong kuku, seperti mitos yang terjadi.

(12)

12 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. haid berarti sesuatu yang mengalir. Dan menurut arti syara’ ialah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab, dan pada waktu tertentu. Jadi haid adalah darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, keguguran atau kelahiran. Oleh karena haid adalah darah normal, maka darah tersebut berbeda sesuai kondisi, lingkungan dan iklimnya, sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada setiap wanita.

2. Secara medis, keadaan haid atau menstruasi adalah proses alami yang dialami setiap wanita, yaitu terjadinya proses pendarahan yang disebabkan luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Proses ini umumnya terjadi pada saat wanita memasuki usia 10-12 tahun. Proses haid diiringi dengan keadaan keluarnya darah dari kelamin kewanitaan

3. Syariat Islam telah menetapkan beberapa larangan bagi wanita haid. Selama haid berlangsung dan belum berhenti serta belum mandi janabah, para wanita diharamkan untuk melakukan beberap jenis kegiatan peribadatan

4. Hukumnya boleh memotong rambut dan kuku bagi perempuan yang sedang haid dan tidak perlu mencuci rambut dan kuku yang sudah dipotong tersebut saat bersesuci saat mandi junub/jinabat. Karena tidak ada dalil hadits maupun Quran yang melarang seorang perempuan yang sedang haid memotong kuku dan rambutnya. Dasar hukumnya adalah sebagai berikut:

1) Ibnu Hajar Al-Haitsami dalam kitab Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj ( ف ف ج ) V/56 Menurut nash madzhab Syafi'i, perempuan haid boleh memotong kuku, bulu kemaluan, dan bulu ketiak.

(13)

13 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

2) Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan kata-kata Nabi saat Aisyah haid pada waktu haji wada'

اَق همُث ، ٍةَرْمُعِب اَىْهَهْهَأَف ِعاَدَىْنا ِتهجَح ًِف َمههَسَو ِهٍَْهَع ُ هاللَّ ىههَص ِ هاللَّ ِلىُسَر َعَم اَىْجَرَخا

ِ هاللَّ ُلىُسَر َل

ىههَص

ِتٌُ ىهتَح همِحٌُ لا همُث ، ِةَرْمُعْنا َعَم ِّجَحْناِب همِهٍُْهَف ٌيْدَه ُهَعَم َناَك ْهَم " : َمههَسَو ِهٍَْهَع ُ هاللَّ

اَمُههم

َشَف ، ِةَوْرَمْناَو اَفهصنا َهٍَْب لاَو ِجٍَْبْناِب ْفُطَأ ْمَهَف ٌضِئاَح اَوَأَو َتهكَم ُجْمِدَقَف : ْجَناَق اًعٍِمَج

ىَنِإ َكِنَذ ُثْىَك

ًِعَدَو ِّجَحْناِب ًِّهِهَأَو ًِطِشَتْماَو ِكَسْأَر ًِضُقْوا " : َلاَقَف ، َمههَسَو ِهٍَْهَع ُ هاللَّ ىههَص ِ هاللَّ ِلىُسَر

َةَرْمُعْنا

Arti kesimpulan: Nabi memerintahkan Aisyah untuk menyisir rambut pada saat haid ( ).

Seperti diketahui, menyisir rambut sangat berpotensi menggugurkan rambut. Itu artinya Nabi mengijinkan perempuan menggugurkan rambutnya saat haid.

3) Ibnu Taimiyah dalam Majmuk al-Fatawa (21/120) menyatakan: ز ج ه ف ظ د

Artinya: saya tidak menemukan dalil syar'i atas makruhnya menghilangkan rambut dan memotong kuku bagi orang junub.

5. Pendapat yang mu’tamad (bisa dipegang) adalah yang menyatakan bolehnya memotong anggota tubuh seperti kuku ketika junub. Adapun larangan memotong anggota tubuh ketika junub yang tertulis dalam beberapa kitab mazhab Syafi’i bersumber dari pendapat Imam al-Ghazali. Sedangkan Imam al-Ghazali sendiri tidak menyatakan larangan itu dengan kalimat yang tegas yang menunjukkan hukum haram. Beliau menggunakan lafadz: “la yanbaghi” yang artinya “tidak semestinya, tidak seharusnya atau tidak seyogyanya…”

6. Tidak ada satupun dalil dari Al-Qur’an maupun Sunnah yang shahih (kuat) dan sarih (jelas) yang menjadi dasar hukum larangan bagi orang yang memotong kuku dan rambut bagi orang yang sedang junub khususnya wanita yang haid.

(14)

14 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

DAFTAR PUSTAKA

Ammi Nur Baits (2011). Bolehkah Memotong Kuku atau Rambut ketika Haid?. From

http://www.konsultasisyariah.com/bolehkah-memotong-kuku-atau-rambut-ketika-haid/#axzz27iGfy0xg, 25 September 2012.

M Quraish Shihab (2010). M Quraish Shihab: Larangan Bagi yang Sedang Menstruasi. From

http://blog.its.ac.id/syafii/2010/08/11/m-quraish-shihab-larangan-bagi-yang-sedang-menstruasi/, 25 September2012.

Nadhiva Zahra (2012). Hal-Hal yang Dilarang Ketika Haid 1. From http://isykarima.com/coretan-pena/muslimah/388-hal-hal-yang-dilarang-ketika-haid-1.html, 25 September 2012.

Entu Tuningrat (2009). MENGATASI RASA SAKIT MENSTRUASI. From http://ntupandeglang.blogspot.com/, 26 September 2012.

Ahmad S. Thoriq (2011). HUKUM MEMOTONG BAGIAN ANGGOTA TUBUH KETIKA BERHADATS BESAR. From http://ad-dai.blogspot.com/2011/03/hukum-memotong-bagian-anggota-tubuh.html, 26 September 2012.

(15)

15 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis mengucapkan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan izin-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah agama “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid” ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Endang Baihaqie, M.Hum. selaku dosen Pandidikan Agama Islam yang telah membimbing dalam membuat makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah agama ini oleh karena itu, penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dari makalah agama ini. Penulis juga terbuka terhadap kritik dan saran yang dapat meningkatkan kemampuan penulis.

Akhir kata, penulis berharap makalah agama ini dapat berguna baik bagi penulis maupun bagi orang lain. Semoga hasil makalah ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Bandung, September 2012

(16)

16 Makalah Agama : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Menggunting Kuku dan Rambut Saat Haid

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ... 1

1.3 PEMBATASAN MASALAH ... 2

1.4 PERUMUSAN MASALAH ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 PENJELASAN MENGENAI HAID ... 3

2.2 PANDANGAN MITOS ... 4

2.2.1 PANDANGAN DARI AGAMA LAIN ... 4

2.2.2 HADIS ... 5

2.2.3 HUKUM MAKRUH ... 6

2.3 HADIS ATAU PENDAPAT YANG MEMBANTAH MITOS ... 7

2.4 LARANGAN-LARANGAN SAAT HAID ... 9

BAB III PENUTUP ... 12

3.1 KESIMPULAN ... 12

Referensi

Dokumen terkait