• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP Poli Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP Poli Anak"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

PENANGANAN PASIEN BARU

Standar operasional 440/01/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian : Menangani pasien baru yang masuk di Poli Anak Tujuan : Pasien baru dapat terlayani dengan baik

Kebijakan : Dilakukan oleh dokter dan perawat Poli Anak Prosedur : 1. Registrasi pasien ke buku kunjungan Poli Anak

2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diperlukan pada pasien 3. Melakukan rujukan untuk pemeriksaan penunjang diagnosis yang diperlukan 4. Menegakkan diagnosis

5. Memberikan terapi

6. Melakukan pencatatan informasi tentang pasien pada status pasien 7. Memberikan rujukan internal ataupun eksternal

8. Memberikan penyuluhan/ KIE Unit terkait Instalasi Rekam Medik

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

(2)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

PENANGANAN PASIEN KONTROL

Standar operasional 440/02/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian : Menangani pasien yang sudah pernah berobat/ kontrol Tujuan : Pasien yang kontrol dapat terlayani dengan baik Kebijakan : Dilakukan oleh dokter dan perawat di Poli Anak Prosedur : 1. Registrasi pasien pada buku kunjungan Poli Anak

2. Melihat perjalanan pengobatan pada status pasien

3. Menanyakan keluhan pasien saat ini dan melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan

4. Melakukan pemeriksaan penunjang untuk follow up terapi atau pemeriksaan tambahan lain bila diperlukan

5. Memberikan terapi dan penyuluhan/ KIE 6. Pencatatan dan pelaporan pada status pasien Unit terkait Instalasi Rekam Medik

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

(3)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

RUJUKAN INTERNAL PASIEN

Standar operasional 440/03/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian : Melakukan rujukan/ pengiriman pasien ke unit lain di Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan untuk pemeriksaan dan atau perawatan lebih lanjut

Tujuan : Terdapat koordinasi yang baik antar unit pelayanan di Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan sehingga pasien dapat terlayani dengan baik

Kebijakan : Dilakukan oleh dokter dan perawat di Poli Anak Prosedur : 1. Pemberitahuan pada pasien dan keluarga pasien

2. Menghubungi petugas unit yang dituju

3. Menuliskan tujuan rujukan dan instruksi lain yang diperlukan pada status pasien

Unit terkait Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Rawat Inap

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

(4)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

RUJUKAN EKSTERNAL PASIEN

Standar operasional 440/04/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian Melakukan pengiriman/ rujukan pasien ke puskesmas atau sarana kesehatan lain

Tujuan Terdapat koordinasi yang baik dengan sarana kesehatan yang dituju sehingga pasien dapat terlayani dengan baik

Kebijakan Dilakukan oleh dokter dan perawat Poli Anak

Prosedur 1. Pemberitahuan kepada pasien dan keluarga pasien

2. Menuliskan tujuan rujukan pada status pasien dan buku rujukan

3. Memberikan pengantar rujukan kepada pasien menggunakan form rujukan pasien

Unit terkait Sarana Kesehatan diluar Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

(5)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

(VITAL SIGN)

Standar operasional 440/05/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian Mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan jumlah pernafasan Tujuan 1. Untuk menentukan keadaan umum pasien

2. Untuk menentukan langkah-langkah perawatan dan tindakan awal 3. Untuk membantu menentukan diagnose

Kebijakan 1. Dilakukan pada setiap pasien baru yang datang di rawat jalan (poli PPOK dan poli Asma)

2. Dilakukan setiap hari untuk evaluasi dan ditulis di status pasien 3. Dilakukan pada pasien baru / kontrol

Prosedur MENGUKUR TEKANAN DARAH

1. Lengan baju dibuka atau digulung

2. Manset dari tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa. Karetnya berada di sisi luar lengan, jangan terlalu kuat atau terlalu longgar kemudian pompa dipasang

3. Denyut arteri brachialis diraba, stetoskop diletakkan pada daerah tersebut.

4. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, balon dipompa sampai denyut arteri brachialis tidak terdengar lagi dan air raksa pada pipa gelas naik.

5. Kemudian sekrup balon dibuka sehingga air raksa turun pelan-pelan sambil melihat turunnya air raksa dengarkan denyutan pertama. 6. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama

disebut systole misal 120 mmHg. Dengarkan terus sampai denyutan terakhir, skala permukaan air raksa pada waktu denyutan terakhir disebut tekanan diastole missal 80 mmHg. Sehingga hasilnya dicatat sabagai berikut misalnya120 / 80 mmHg

PERHATIAN :

- Tensimeter harus dalam keadaan baik

- Letak tensieter harus datar, tabung air raksa. Harus tegak lurus. MENGHITUNG DENYUT NADI

1. Waktu menghitung denyut nadi bersamaan dengan pengukuran suhu 2. Pada waktu menghitung denyut nadi pasien harus benar-benar

istirahat

(6)

- Arteri radialis : pada pergelangan tangan - Arteri brachialis : pada pelipatan siku 4. Menghting ½ menit hasilnya dikalikan 2 5. Pada anak-anak dihitung selama 1 menit PERHATIAN :

- Pada waktu menghitung denyut nadi diperhatikan pula isinya (volume) teratur/tidak (ritme) keras/lemah (tekanan) jumlah permenit (frekuensi)

- Bila ada keluhan segera lapor ke dokter MENGUKUR SUHU BADAN

a. Pada ketiak

1. Lengan baju pasien dibuka kalau perlu, bila ketiak pasien basah harus dikeringkan

2. Thermometer dicek kembali lalu dipasang tepat pada reservo Irnya jepitkan di tengah ketiak

3. Kemudian lengan pasien dilipatkan di dada, setelah kurang lebih 10 menit, thermometer diangkat langsung dibaca dengan teliti dan di catat

b. Pada mulut

1. Pasien disuruh membuka mulutnya, thermometer dicek lagi, lalu ujung sampai reservoirnya diletakkan di bawah lidah pasien 2. Mulut dikatubkan kurang lebih 5 menit dan pasien diminta

bernafas melalui hidung dan tidak boleh bicara

3. Kemudian thermometer diangkat, dilap dengan kertas dibaca dan dicatat

c. Pada rectal

1. Pasien dalam posisi miring (posisi sim)

2. Pakaian pasien diturunkan sampai di bawah bokong

3. Thermometer diperiksaujung diolesi vaselin/gel lalu dimasukkan melalui anus sampai batas reservoir dan tetap dipegang.

4. Setelah kurang lebih 3 menit, thermometer dikeluarkan, dilap, dibaca dan hasilnya dicatat

PERHATIAN

- Sebelum pasien tidak boleh diberikan minuan panas atau dingin - Bentuk thermometer untuk masing-masing pemeriksaan di atas beda MENGHITUNG PERNAFASAN

1. Dilakukan bersamaan pada waktu mengukur suhu dan setelah menghitung denyut nadi tanpa diketahui pasien

2. Penghitungan dilakukan selama 1 menit 3. Hasilnya dicatat

PERHATIAN

Bila ada kelainan segera melapor dokter Unit terkait Komite klinis

(7)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

TINDAKAN INJEKSI

Standar operasional 440/06/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian Adalah tata cara dan langkah – langkah yang mengatur tindakan injectie pada pasien

Tujuan Agar tindakan injectie pada pasien bisa berjalan benar dan mengurangi resiko infeksi nosocomial

Kebijakan Tindakan dilakukan secara tepat

Prosedur PERSIAPAN

1. Spuit injectie sesuai dengan kegunaan 2. Kapas alkohol

(8)

4. Tourniquet 5. Bantal pengalas 6. Bak instrumen PELAKSANAN

Injectie Intra Cutan :

1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan

2. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol 3. Regangkan permukaan kulit dengan tangan kiri

4. Masukkan jarum pada permukaan kulit dengan sudut 15-20 derajad dan lubang jarum menghadap keatas

5. Masukkan obat pelan-pelan sampai permukaan kulit yang disuntik menggembung

6. Setelah obat masuk semua, spuit dilepas dengan cepat 7. Beri tanda pada sekitar bekas suntikan

8. Bekas suntikan tidak boleh ditekan atau dihapus dengan kapas alkohol Injectie Sub Cutan :

1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan

2. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol 3. Angkat sedikit permukaan kulit dengan tangan kiri

4. Masukkan jarum kebawah permukaan kulit dengan sudut 45 derajad dan lubang jarum menghadap keatas

5. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada darah atau tidak

6. Bila ada darah obat tidak boleh dimasukkan 7. Bila tidak ada darah, obat dimasukkan pelan-pelan 8. Setelah obat masuk semua, spuit dilepas dengan cepat 9. Beri tanda pada sekitar bekas suntikan

10. Bekas suntikan ditekan dengan kapas alkohol Injectie Intra Muskuler :

1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan

2. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol 3. Permukaan kulit sedikit diregangkan

4. Masukkan jarum tegak lurus permukaan kulit 5. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada darah atau

tidak

6. Bila ada darah obat tidak boleh dimasukkan 7. Bila tidak ada darah, obat dimasukkan pelan-pelan

(9)

8. Setelah obat masuk semua, spuit dilepas dengan cepat 9. Beri tanda pada sekitar bekas suntikan

10. Bekas suntikan ditekan dengan kapas alkohol Injectie Intra Vena

1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan 2. Tentukan pembuluh darah yang akan disuntik

3. Lakukan pembendungan daerah proximal dengan tourniquet 4. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol

5. Pasang pengalas dibagian bawah tempat yang akan disuntik 6. Jarum ditusukkan dengan lubang jarum menghadap keatas

7. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada darah atau tidak

8. Bila tidak ada darah, maka harus dicari lagi pembuluh darah yang lebih proximal

9. Bila ada darah obat dimasukkan secara pelan-pelan

10. Setelah obat masuk semua, jarum ditarik agak cepat dan bekas tusuk jarum ditekan dengan kapas alkohol

Unit terkait Komite klinis

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

INHALASI NEBULIZER

Standar operasional 440/07/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian : Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator Tujuan : Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan dan melonggarkan jalan nafas Kebijakan : Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret dan pasien yang

mengalami penyempitan jalan nafas

Prosedur  Tahap PraInteraksi

Mengecek program terapi Mencuci tangan

Menyiapkan alat  Tahap Orientasi

(10)

Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

 Tahap Kerja Menjaga privacy pasien

Mengatur pasien dalam posisi duduk

Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran

Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik Memasukkan obat sesuai dosis

Memasang masker pada pasien

Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue

 Tahap Terminasi Melakukan evaluasi tindakan Berpamitan dengan pasien/keluarga Membereskan alat

Mencuci tangan

Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan Unit terkait Instalasi Rekam Medik

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

SUCTION

Standar operasional 440/08/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian : Melaksanakan pembersihan saluran pernafasan lebih kedalam dengan menggunakan alat penghisap lendir (sekresi) baik melalui hidung, mulut, maupun trakea

Tujuan : Saluran pernafasan bebas dari sumbatan semua kotoran atau lendir sehingga pasien dapat bernafas secara normal

Kebijakan : 1) Klien dengan retensi sputum

2) Klien dengan respirator atau endotrakeal tube 3) Klien dengan trakeostomi

Prosedur Pelaksanaan

1. Siapkan peralatan di samping tempat tidur 2. Cuci tangan

3. Berikan penjelasan pada klien dan keluarganya

(11)

5. Berikan oksigen terlebih dahulu sebelum dilakukan suction 6. Tuangkan air steril atau normal salin ke dalam wadah yang steril

7. Gunakan tangan yang telah memakai sarung tangan, sambungkan kateter ke mesin penghisap

8. Basahi ujung keteter dengan larutan steril, pasang penghisap dengan ujungnya terletak dalam larutan

Penghisapan Orofaringeal:

Dengan perlahan masukkan kateter ke dalam mulut klien dan arahkan ke orofaring. Jangan lakukan penghisapan selama pemasangan

Pelaksanaan Nasofaringeal:

1. Dengan perlahan masukkan kateter ke salah satu lubang hidung. Arahkan ke arah medial sepanjang dasar rongga hidung. Jangan dorong paksa kateter, dan jangan lakukan penghisapan selama pemasangan.

2. Sumber port penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat anda menariknya. Keseluruhan prosedur tidak boleh lebih dari 15 detik.

3. Bilas kateter denagn larutan steril dengan meletakkannya dalam larutan dan lakukan penghisapan

4. Bila klien tidak mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat 20-30 detik sebelum memasukkan ulang kateter

5. Bila klien mampu minta klien untuk bernafas dalam dan batuk diantara penghisapan

6. Hisap secret pada mulut atau di bawah lidah setelah penghisapan orofaring atau nasofaring

7. Buang kateter dengan membungkusnya dalam tangan anda yang menggunakan sarung tangan dan lepaskan sarung tangan untuk membungkus katete

8. Cuci tangan

9. Catat jumlah, konsistensi, warna, dan bau secret serta respon klien terhadap prosedur

(12)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

INJEKSI IM (INTRAMUSKULAR)

Standar operasional 440/09/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian : Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus)

Tujuan : Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang yang diberikan obat secara intramuscular

Kebijakan : Dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama memungkinkan untuk diberikan obat secara oral

Prosedur : A. Tahap PraInteraksi

- Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada - Mencuci tangan

- Menyiapkan obat dengan benar

- Menempatkan alat di dekat klien dengan benar B. Tahap Orientasi

- Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

- Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien - Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja

(13)

- Memasang perlak dan alasnya

- Membebaskan daerah yang akan di injeksi - Memakai sarung tangan

- Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi.

- Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar \diameter ±5cm)

- Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit - Memasukkan spuit dengan sudut 900, jarum masuk 2/3 - Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit - Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik) - Mencabut jarum dari tempat penusukan

- Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan - Membuang spuit ke dalam bengkok

C. Tahap Terminasi

- Melakukan evaluasi tindakan

- Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya - Berpamitan dengan klien

- Membereskan alat-alat - Mencuci tangan

- Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan Pilihan Tempat Injeksi Intra Muskuler

Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi.

Ventroglteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.

(14)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

INJEKSI IV (INTRAVENA)

Standar operasional 440/10/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara

memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit Tujuan a) Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan

pada pasien yang sedaang gawat darurat . - Menghindari kerusakan jaringan .

- Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar b) Tempat injeksi intravena :

c) -pada lengan (vena basilika dan vena sefalika). d) -pada tungkai (vena safena)

e) -pada leher (vena jugularis)

f) -pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)

Kebijakan Digunakan pada psaien yang dalam keadaan darurat, agar obat yang diberikan dapat menimbulkan efek langsung

Prosedur - Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.

- Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan. Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan pelarut (aquades steril).

- Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.

(15)

- Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi. - Desinfeksi dengan kapas alkohol.

- Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.

- Ambil spuit yang berisi obat.

- Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut penyuntikan 150 - 300 - Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis.

- Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.

- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada).

(16)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

INJEKSI SC (SUBKUTAN)

Standar operasional 440/11/101.12/POLI ANAK/2015No. SOP: Tanggal terbit:01 Juni 2015 Revisi Ke

Pengertian Pemberian obat dengan cara subcutan adalah memasukkan obat kedalam bagianbawah kulit.

Tempat yang dianjurkan untuk suntikan ini adalah lengan bagian atas,kaki bagian atas,dan daerah disekitar pusar.

Tujuan Pemberian obat subcutan bertujuan untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subcuta di bawah kulit untuk di absorbsi

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan tidak memiliki riwayat alergi

Prosedur - cuci tangan

- siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar - identifikasi klien

- beri tahu klien prosedur kerjanya - atur klien pada posisi yang nyaman - pilih area penusukan

- pakai sarung tangan

- bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol

- pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non dominan - buka tutup jarum

- tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non

dominan dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut 450 atau 900 .

- lepaskan tarikan tangan non dominan

(17)

- jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit tekan tempat penusukan selama 2menit,dan observasi adanya memar, jika perlu berikan plester,siapkan obat yangbaru. - cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.

- jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril sampai perdarahan berhenti.

- kembalikan posisi klien

- buang alat yang sudah tidak dipakai - buka sarung tangan

- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)

(18)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

INJEKSI IC (INTRAKUTAN)

Standar operasional 440/12/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian Pemberian obat dengan cara intracutan adalah pemberian obat dengan

caramemasukkan obat kedalam permukaan kulit. Tempat penting yang banyak dipakai untuk melakukan suntikan intrakutan adalah bagian atas dari lengan bawah.

Tujuan -Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat.

-Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).

-Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test). Kebijakan Pasien yang melakukan test alergi

Pasien yang melakukan vaksinasi Prosedur - Cuci tangan.

- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

- Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang buka dan ke ataskan.

- Pasang perlak/ pengalas di bawah bagian yang disuntik.

- Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquadcs (cairan pelarut) kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak injeksi atau steril.

- Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.

- Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik.

- Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 50 – 150 dengan permukaan kulit.

- Semprotkan obat hingga terjadi gelembung. - Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.

- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan.

(19)

Unit terkait Komite klinis

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

PEMERIKSAAN

TANDA-TANDA VITAL (TTV)

Standar operasional 440/13/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian Ukuran dari berbagai fisioligi statistik, sering diambil oleh profesional kesehatan dalam rangka untuk menilai fungsi tubuh yang paling dasar Tujuan 1. Memantau perkembangan pasien saat di rawat

Kebijakan 1. Pelayanan pasien dilakukan tenaga medis

2. Menghindari waktu yang lama untuk pelayanan kesehatan dalam hal diagnostik dan terapi

Prosedur Pemeriksaan Tanda-tanda Vital Klien sesuai dengan Kebutuhan/kondisi Klien (pilih salah satu cara) :

1) Ukur suhu badan klien 1. Cuci tangan

2. Bersihkan thermometer dengan air bersih (bila disimpan dalam larutan desinfektan) kemudian keringkan dengan kertas tissue.

3. Periksa air raksa pada thermometer dan turunkan air raksa, dengan cara mengibaskan/menggoncangkan (dengan gerakan menghentak) thermometer kearah bawah. Dilakukan berkali-kali sampai air raksa berada dibawah skala 350C

 Pemeriksaan per oral

1. Mintalah klien membuka mulut dan letakkan reservoar dibawah lidah (sublingual). Arahkan thermometer kesudut mulut dan anjurkan klien menutup mulutnya dengan rapat. Selama pengukuran klien tidak diperkenankan

berbicara/membuka mulutnya.

2. Biarkan thermomether selama 3 - 5 menit

3. Keluarkan thermometer dan usap dengan kertas tissue kearah reservoar, sehingga air raksa dapat terbaca /terlihat.

4. Baca dan catat hasil yang diperoleh  Pemeriksaan per axilla

1. Anjurkan klien membersihkan ketiaknya/keringkan ketiak klien dengan kertas tissue

2. Letakkan reservoar tepat di tengah ketiak, rapatkan lengan atas klien ke badan dan lengan bawah di atas dada klien

(20)

3. Biarkan thermometer selama 5-10 menit 4. Angkat thermometer

5. Baca dan catat hasil yang diperoleh  Pemeriksaan per rectal

1. Usapkan jelly/vaselin pada thermomether kira-kira 2-3 cm dari ujung reservoar

2. Atur posisi klien dengan posisi sim dan singkapkan sedikit selimut klien sampai bagian pantat regangkan pantat klien sampai tampak sphinchter ani. Pada bayi, posisi terlentang dan angkat kedua kakinya

3. Masukkan reservoar thermometer ke dalam rectum 3,8 cm (pada klien dewasa) : 2,5 cm (pada anak-anak); 1,25 cm (pada bayi)

4. Biarkan selama 2-3 menit

5. Keluarkan thermomether dan usap dengan kertas tissue kearah reservoar, sehingga air raksa terlihat jelas

6. Baca dan catat hasil yang didapat  Cara membersihkan thermometer :

1. Bersihkan thermometer dengan kertas tissue dengan gerakan memutar dari pangkal dan reservoar

2. Bersihkan dengan larutan air sabun dan usap lagi dengan kertas tissue dengan gerakan yang sama

3. Bilas dengan air dingin dan keringkan dengan kertas tissue dengan gerakan yang sama

4. Celupkan thermometer kedalam larutan desinfektan dan bilas lagi dengan air bersih

5. Keringkan lagi dengan kertas tissue dan simpan kembali pada tempatnya 2). Lakukan pemeriksaan denyut nadi :

1. Atur posisi klien dengan tidur terlentang, semifowler atau duduk 2. Letakkan 3 jari (telunjuk, jari tengah dan jari manis) tepat diatas arteri yang diperiksa (radialis atau lainnya). Gunakan telunjuk untuk menekan arteri sedangkan jari tengah dan jari manis untuk menilai irama dan kwalitas

denyutan

3. Lakukan pemeriksaan selama satu menit 4. Catat bagi pengukuran mengenai : a. Frekwensi nadi dalam semenit b. Irama (reguler/irreguler) c. Kwalitas deyutan (kuat/lemah) d. Kelainan-kelainan yang dirasakan. 3). Lakukan pemeriksaan respirasi

Mengkaji pernafasan dilakukan setelah menghitung denyut nadi : 1. Letakkan tangan pasien menyilang ke dada

(21)

2. Observasi gerakan dinding dada saat inspirasi maupun exspirasi (satu kali respirasi)

3. Hitung jumlah respirasi dalam satu menit 4. Catat hasil yang diperoleh meliputi : a. Frekwensi semenit

b. Kelainan gerakan dinding dada

4). Lakukan pengukuran tekanan darah/tensi klien

1. Atur posisi pasien, dimana posisi lengan yang akan diukur tekanan darahnya sejajar dengan jantung dengan telapak tangan menghadap ke atas 2. Perawat menempatkan diri sedemikian rupa sehingga dapat membaca meniscus air raksa sejajar dengan garis mata

3. Pasang manset kira-kira 3 jari dari lipatan siku dan lilitkan pada lengan kemudian kaitkan ujungnya sehingga ikatan tidak lepas atau rekatkan

velcrotapenya lilitan jangan terlalu longgar/terlalu sempit

4. Letakkan ujung jari diatas arteri brachialis dan raba denyutnya, atau letakkan stetoskop dengan tepat diatas arteri brachialis dengan penekanan sewajarnya

5. Tutup katub aliran udara dan pompakan balon sampai denyut nadi tak teraba/terdengar. Pompakan lagi udara sampai air raksa naik sekitar 20-30 mmHg diatas skala saat denyut nadi tidak terdengar/teraba

6. Buka katub aliran udara secukupnya, sehingga udara keluar dengan kecepatan 2-3 mmHg perdenyut

7. Perhatikan skala angka pada manometer saat terdengar bunyi korotkof I (suara yang pertama kali terdengar) dan catat sebagai tekanan sisolik.

8. Perhatikan skala angka pada manometer saat terdengar bunyi korotkof V (suara yang terakhir kali terdengar) dan catat sebagai tekanan diastolik 9. Keluarkan sisa udara dengan cepat, lepaskan manset dan pasien dirapikan kembali

10. Catat hasil pengukuran tekanan darah tersebut Sistol/Diastole = Korotkof I/Korotkof V = 120/80 mmHg 11. Cuci tangan

12. Rapikan klien dan kembalikan alat-alat ketempat semula. Unit terkait Komite klinis

(22)

RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYAAFI PAMEKASAN

Jl. Bonorogo 17 Pamekasan

Pelayanan Poli Anak

Disahkan Oleh :

Kepala Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

d

rg. Primada Kusumaninggar, M.Kes

Pembina TK.I NIP. 19670725 199402 001

ANTROPOMETRI

Standar operasional 440/14/101.12/POLINo. SOP: ANAK/2015

Tanggal terbit:

01 Juni 2015

Revisi Ke

Pengertian Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran)

Tujuan 1. Untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT) 2. Untuk mengetahui penilaian status gizi

Kebijakan 1. Pelayanan pasien anak dilakukan oleh semua tenaga medis dan paramedis 2. Dilaksanakan dalam waktu sesegera mungkin untuk mengetahui kondisi

status gizi anak.

Prosedur PengukuranAntropometri Klien sesuai dengan Kebutuhan/kondisi Klien (pilih salah satu cara) :

1. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.

Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.

Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan.

Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat ( growth spurt).

Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :

(23)

1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg

2. Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus : Umur (bulan) + 9 = n + 9

2 2

3. Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus : ( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8

Keterangan : n adalah usia anak

4. Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus : Umur (tahun) X 7 – 5

2

 Cara pengukuran berat badan anak adalah :

1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian dalam saja.

2. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi.

3. Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.

4. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang

Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :

BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu

5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.

6. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak berada pada kurva berwarna hijau, kuning atau merah.

2. Tinggi Badan ( Panjang badan)

Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan

(24)

berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun.

Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :

a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm

b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir

d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun

e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir

f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):

a. Lahir : 50 cm

b. Umur 1 tahun : 75 cm

c. 2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77

 Cara pengukuran tinggi badan anak adalah : a. Usia kurang dari 2 tahun :

1. Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur (meteran)

2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada meja (posisi ekstensi)

3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

4. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur. Untuk lebih jelasnya. Lihat gambar 1

b. Usia 2 tahun atau lebih :

1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat pengukur. 2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

(25)

3. Lingkar kepala

Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm

 Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah : a. Siapkan pita pengukur (meteran)

b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya

c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala 4. Lingkar Lengan Atas (Lila)

Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.

Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.

 Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :

a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil.

b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.

c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur

d. Catat hasil pada KMS 5. Lingkar Dada

Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid

(26)

respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.

 Cara pengukuran lingkar dada adalah : a. Siapkan pita pengukur

b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada c. Catat hasil pengukuran pada KMS

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pelayanan pasien yang dapat menampilkan informasi tentang data pasien, riwayat berobat pasien, hasil diagnosa penyakit pasien dengan menggunakan kartu

Nilai frekuensi maksimal yang dapat dihasilkan dengan menggunakan Data dapat ditentukan sebagai berikut, jika waktu setting DAC dengan menggunakan Data adalah t

Hasil karakterisasi EDAX seperti yang ditunjukkan dalam gambar-2 memperlihatkan intensitas setiap puncak (sumbu vetikal) dan energi foton sinar-X dalam KeV (sumbu

b.. Melihat analisis, potensi, dan pesaing, memberikan keyakinan yang besar bahwa usaha ini akan memberikan peluang yang cukup besar untuk berkembang.

Shaftel (1967) mengemukakan sembilan tahap bermain drama yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran. 1) Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik. Hal ini

Mengevaluasi pertimbangan yang dibuat oleh auditor atas kelangsungan usaha suatu entitas dengan menghubungkan eksperimen pada kondisi riil yaitu adanya pembatasan

Dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua

Kelompok kontrol Semua masyarakat yang tinggal di daerah yang belum pernah dilaporkan ada kasus leptospirosis dalam 2 minggu terakhir terhitung dari saat kasus di rawat, tidak