• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tor Feasibility Study (Fs) Bandara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tor Feasibility Study (Fs) Bandara"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERMS OF REFERENCE)

PROGRAM

Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

KEGIATAN

Perencanaan Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

PEKERJAAN

Studi Kelayakan Bandara Baru ...

TAHUN ANGGARAN

2012

PEMERINTAH PROPINSI PAPUA

DINAS PERHUBUNGAN

(2)

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERMS OF REFERENCE)

PROGRAM

Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

KEGIATAN

Perencanaan Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

PEKERJAAN

Studi Kelayakan Bandara Baru ………..

TAHUN ANGGARAN

2012

DISAHKAN DI : PADA TANGGAL :

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI PAPUA

...

... NIP. ...

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kabupaten ..., Propinsi ... memiliki luas wilayah ... km2 yang terbagi menjadi ... kecamatan dengan ... sebagai ibukota kabupaten. Wilayahnya berbatasan dengan ... di sebelah utara, ... di sebelah selatan, ... di sebelah timur dan ... di sebelah barat.

Seperti umumnya wilayah ..., ... pun merupakan daerah agraris, khususnya ... Dari tanah ... dihasilkan ..., ..., ..., dan ... selain produk ... seperti ..., ..., dan ... yang produksinya tergolong ... Kecamatan ... dan ... adalah penghasil utama ... yang produk akhirnya berupa ... Sementara untuk komoditas ... lain seperti ..., ..., dan ... banyak ditanam di Kecamatan ... dan ... Selain hasil bumi dari daratan, ... masih menyimpan potensi lain, baik dari laut maupun yang masih terpendam di dalam bumi. Seperti wilayah lain yang termasuk dalam Propinsi Sulawesi Barat, ... juga dicirikan dengan potensi hasil ... Mata pencaharian penduduk yang utama selain ... memang mencari ... Dengan luas lautan mencapai kurang lebih ... kilometer persegi atau ... persen dari total wilayahnya dan secara geografis mengelilingi wilayah-wilayah daratannya, bisa dikatakan Kabupaten ini menyimpan potensi perikanan yang cukup besar.

Dalam rangka mendukung pertumbuhan dan perkembangan daerah ini perlu disiapkan sarana dan prasarana pendukung sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan mendongkrak perekonomian masyarakat menengah kebawah di Kabupaten ..., Propinsi ... Salah satu prasarana yang sangat perlu dalam rangka menunjang aktivitas perekenomian adalah transportasi, dikarenakan sektor transportasi ini merupakan urat nadi pergerakan/distribusi barang dan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya. Sistem transportasi yang dikembangkan saat ini di Kabupaten ..., Propinsi ... secara umum masih mengandalkan angkutan ... dan ..., namun dengan kondisi ... yang terkadang menjadi kendala bagi moda transportasi darat dan laut. Untuk itu moda transportasi udara menjadi alternatif yang terbaik agar tetap dapat menjalankan roda perekonomian daerah.

(4)

Dengan mempertimbangkan kondisi dan permasalahan di atas, maka salah satu upaya yang harus dilakukan Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten ..., Propinsi ... adalah meningkatkan volume transportasi disamping transportasi laut dan darat yang sudah ada yaitu melalui transportasi udara dikarenakan moda transportasi udara ini sangat cepat, tepat, aman, nyaman dan efisien. Subsektor perhubungan udara juga memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kondisi tersebut di atas, dilihat dari kemampuan jangkauan secara ekonomis dan cepat ke daerah terpencil sekalipun.

Saat ini di Propinsi ... memiliki bandar udara umum dengan nama Bandar Udara ... yang terletak di Kota ... Untuk lebih mengembangkan potensi angkutan udara maka Pemerintah Propinsi ... merencanakan membangun bandar udara baru ... agar pelayanan terhadap pengguna jasa transportasi udara dapat lebih ditingkatkan.

Untuk itu upaya yang dilakukan untuk mendukung sektor transportasi udara ini adalah melalui penyiapan bandara baru yang merupakan pusat utama kegiatannya. Upaya membangun dan mengembangkan bandar udara merupakan upaya menyediakan sarana yang mampu menampung semua kegiatan perhubungan udara.

Agar pembangunan suatu bandar udara dapat diselenggarakan dengan ketentuan dan persyaratan yang diharuskan maka tentunya harus memenuhi syarat keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan, persyaratan landas pacu, dan persyaratan teknis lainnya. Dengan demikian diperlukan suatu kajian yang menyeluruh sebelum pelaksanaan pembangunan bandar udara ini.

Untuk dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang prospek kelayakan ekonomi dan kelayakan teknis serta penataan tata letak ruang di sekitar bandara, perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam yang berkaitan dengan kebandarudaraan yang dapat memenuhi kebutuhan peningkatan dan permintaan jasa angkutan udara dan penerbangan lebih lanjut, khususnya dalam rangka menunjang dan mendorong kegiatan lalu lintas udara di wilayah ini. Menyadari pentingnya pembangunan dan pengembangan prasarana udara dan untuk mengakomodasi akan banyaknya keinginan dari masyarakat akan kebutuhan bandar udara, maka Pemerintah Propinsi ... perlu untuk

(5)

menyiapkan suatu pekerjaan Studi Kelayakan Bandara Baru ...

1.2 MAKSUD DN TUJUAN

Maksud pekerjaan ini adalah untuk menganalisa kesiapan, kelayakan atas

lahan yang akan dipersiapkan untuk pengembangan Bandar Udara Baru ... Kabupaten ..., Propinsi ...

Tujuan pekerjaan ini adalah mendapatkan gambaran tingkat kelayakan

pengembangan suatu bandar udara baru serta mendapat pedoman investasi yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan di masa mendatang baik menyangkut aspek teknik, ekonomi, lingkungan maupun keselamatan operasi penerbangan.

1.3 GAMBARAN UMUM LOKASI

Secara geografis, Kabupaten ..., Propinsi ... terletak pada koordinat ... dan ...

Di Propinsi ... terdapat ... bandara, yaitu:

 Bandara ... (Kelas ...) di ... dengan fasilitas Runway sepanjang ... meter dan lebar ... meter. Fasilitas lainnya adalah ...

 Bandara ... (Kelas ...) di ... dengan fasilitas Runway sepanjang ... meter dan lebar ... meter. Fasilitas lainnya adalah ...

Penerbangan ke dan dari ... dilayani oleh perusahaan penerbangan ... dengan frekuensi ... kali seminggu dan ... perusahaan penerbangan ... dengan frekuensi ... kai seminggu.

BAB II

LINGKUP PEKERJAAN

2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Ruang Lingkup dalam pekerjaan ini sebagai berikut : a. Inventarisasi data dan informasi terkait

Inventarisasi data dan informasi terkait dapat dilakukan sebelum atau bersamaan dengan saat dilakukan survei pendahuluan ke wilayah studi. Inventarisasi data sekunder yang diperlukan antara lain :

 Rencana Tata Guna Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah :

 Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Propinsi/Kabupaten/Kota.

 Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Bandar Udara.

 Jaringan Transportasi dan Rencana Pembangunannya.

 Jaringan Utilitas dan Rencana Pembangunannya.

 Data Sosial Ekonomi Wilayah :

 Kependudukan (Demografi).

(6)

 Profil Potensi Investasi di Daerah.

 Potensi Pariwisata Daerah.

 Potensi/sumber bahan bangunan.

 Fisiografi, Topografi dan Meteorologi :

 Peta Topografi pada lokasi dan kawasan disekitar rencana pengembangan Bandar Udara.

 Peta Geologi dan kondisi tanah disekitar alternatif lokasi Bandar Udara.

 Peta Tematik wilayah perencanaan yang terkait dengan rencana pemilihan lokasi bandar udara.

 Data status dan harga tanah untuk berbagai peruntukan lahan.

 Data Klimatologi dan Meteorologi (suhu udara, kelembaban, arah angin, kecepatan angin dan curah hujan).

 Dokumen/ hasil studi terkait :

 Hasil studi atau perencanaan bandar udara yang terkait.

 Hasil studi atau perencanaan sektor-sektor lain yang terkait dengan pemilihan lokasi dan kelayakan pembangunan bandar udara.

b. Telaah awal (desk study) terhadap faktor-faktor terkait pemilihan alternatif lokasi bandar udara.

Melakukan telaah awal sebelum peninjauan lapangan dan hasil telaah awal tersebut harus dilengkapi kembali setelah peninjauan lapangan. Dalam telaah awal ini harus diperoleh beberapa hal sebagai berikut :

 Gambaran umum wilayah perencanaan dan tatanan kebandarudaraan di wilayah terkait.

 Telaah awal beberapa aspek teknis yang paling mendasar yaitu topografi lokasi kawasan, cuaca, arah dan kecepatan angin, kawasan keselamatan operasi penerbangan dan kawasan kebisingan, guna memilih alternatif lokasi bandar udara.

c. Survei Pendahuluan dan Orientasi Lapangan

Kegiatan pada survey pendahuluan dan orientasi lapangan meliputi peninjauan atau survei pendahuluan guna melakukan observasi dan penggalian data secara lebih mendalam terhadap wilayah perencanaan khususnya pada alternatif lokasi bandar udara. Adapun dalam survei pendahuluan meliputi kegiatan wawancara atau diskusi dengan berbagai pihak yang terkait.

d. Analisa data dan informasi berdasarkan inventarisasi dan survei lapangan, pengukuran topografi dan penyelidikan tanah lokasi bandar udara.

e. Melakukan kajian kemungkinan pengembangan bandar udara yang telah ada dan kajian pemilihan lokasi-lokasi lain bilamana diperlukan.

f. Melakukan prediksi permintaan angkutan udara di wilayah studi dan kajian kemungkinan rute penerbangan dan jenis pesawat yang akan beroperasi. g. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas bandar udara dan desain awal

(7)

h. Melakukan kajian manfaat ekonomi dan finansial bandar udara dan prakiraaan awal biaya pembangunan, pemeliharaan dan operasi bandar udara.

i. Menghasilkan penilaian mengenai kelayakan ekonomi dan finansial pembangunan bandar udara sebagai dasar penentuan keputusan layak atau tidaknya pembangunan alternatif beberapa lokasi bandar udara tersebut.

2.2 HASIL/PRODUK YANG DIHARAPKAN

Hasil/Produk yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan pembuatan rencana induk bandar udara, adalah sebagai berikut :

1. Hasil penilaian kelayakan pengembangan dari aspek aspek fisik alamiah, teknik, ekonomi, sosial budaya, permintaan jasa transportasi udara, operasional dan keselamatan operasi penerbangan.

2. Dokumen-dokumen Study Kelayakan Bandara Baru.

BAB III

URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1 PERSIAPAN PEKERJAAN

Pekerjaan persiapan harus dilakukan oleh konsultan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, meliputi langkah-langkah yang akan dilakukan berupa penyusunan rencana kerja yang mencakup :

a. Penjelasan maksud dan tujuan pekerjaan secara rinci dan mendetail; b. Metodologi pelaksanaan pekerjaan;

c. Membuat program kerja yang berisi Uraian Kegiatan Pekerjaan, Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule), Susunan Tenaga Ahli yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjanaan, Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan, Perlengkapan/Peralatan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan;

d. Pengumpulan data dan informasi sekunder (Studi Kepustakaan/Literatur); e. Menyiapkan checklist data, kuesioner dan form-form penelitian yang

diperlukan untuk pengumpulan data di lokasi/di lapangan.

3.2 INVENTARISASI DATA DAN INFORMASI

Inventarisasi data dan informasi meliputi data yang diperoleh melalui studi kepustakaan/literatur (Data Sekunder) dan melalui survei lapangan (Data Primer) berdasarkan hasil koordinasi dengan instansi terkait maupun masyarakat di lokasi pekerjaan, meliputi :

a. Kebijakan dan Stategi Pengembangan Wilayah yang berkaitan dengan program pemerintah dalam rangka mewujudkan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS), Tatrawil dan Tatralok, dimaksudkan untuk mendapatkan suatu

(8)

tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman dalam lingkup wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota yang mencakup transportasi jalan raya, transportasi jalan rel dan transportasi udara yang masing-masingnya terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, terpadu dan harmonis, guna menunjang serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah;

b. Rencana Tata Guna Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah yang ada, meliputi : 1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten / Kota; 2. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan di sekitar Bandar Udara;

3. Pola Jaringan Transportasi dan rencana pengembangannya; 4. Ketersediaan Jaringan Utilitas dan rencana pengembangannya. c. Data Sosial dan Ekonomi Wilayah, meliputi :

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); 2. Kependudukan;

3. Profil Potensi Investasi dan Pariwisata daerah setempat; 4. Kondisi Sosial Ekonomi lingkungan masyarakat setempat;

5. Potensi / Sumber Bahan Bangunan dan harga bahan/upah daerah setempat;

6. Perdagangan; 7. Perindustrian; 8. Sumber Daya Alam.

d. Topografi, Fisiografi dan Meteorologi

1. Peta topografi lokasi bandar udara dan dan kawasan di sekitar rencana pengembangan bandar udara ( skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000); 2. Peta tata guna lahan di lokasi rencana pengembangan bandar udara dan

daerah disekitarnya;

3. Peta tematik wilayah perencanaan yang terkait dengan rencana pengembangan bandar udara (kehutanan, pertanian, dsb);

4. Peta geologi dan kondisi tanah pada kawasan rencana pengembangan bandar udara.

5. Data status dan harga tanah untuk berbagai peruntukan lahan di lokasi rencana pengembangan bandar udara dan sekitarnya;

6. Data meteorologi dan klimatologi (temperatur, suhu udara, kelembaban, curah hujan, lamanya penyinaran matahari serta arah dan kecepatan angin sekurang-kurangnya 5 tahun terakhir);

7. Data hasil penyelidikan tanah;

8. Data hasil survei dan pemetaan topografi. e. Data Bandar Udara Eksisting

1. Peta situasi bandar udara;

2. Peta status dan batas kepemilikan lahan bandar udara; 3. Data fasilitas pokok bandar udara, meliputi :

a) Fasilitas Sisi Udara; b) Fasilitas Sisi Darat;

c) Fasilitas Navigasi Penerbangan;

d) Fasilitas Alat Bantu Pendaratan Visual; e) Fasilitas Komunikasi Penerbangan.

(9)

6. Data fsailitas penu njang bandara; 7. Data fasilitas meteorologi.

f. Data lalu-lintas angkutan udara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terakhir, meliputi :

1. Jumlah pergerakan penumpang; 2. Jumlah pergerakan barang dan pos; 3. Jumlah pergerakan pesawat;

4. Jaringan rute dan status penerbangan; 5. Jenis / Tipe pesawat yang beroperasi. g. Survei pergerakan penumpang angkutan udara

1. Karakteristik penumpang angkutan udara;

2. Asal - Tujuan penumpang angkutan udara ( Origin - Destination );

h. Survey split moda, apabila ada potensi perpindahan penumpang dari moda transportasi lain;

i. Data finansial;

j. Data tatanan ruang udara dan fasilitas penerbangan; k. Dokumen/hasil studi terkait :

1. Hasil studi atau perencanaan pengembangan bandar udara yang terkait 2. Hasil studi atau perencanaan sektor-sektor lain yang terkait dengan

rencana pengembangan bandar udara.

3.3 PEKERJAAN SURVEI LAPANGAN

Pekerjaan survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer mengenai kondisi/karakteristik topografi dan struktur tanah pada area pembangunan/pengembangan bandar udara dan sekitarnya, diantaranya :

a. Survei dan Pemetaan Topograf

Pekerjaan survei dan pemetaan topografi dilakukan untuk memetakan kondisi permukaan tanah pada areal disekitar bandar udara dan gambaran situasi bandar udara sesuai cakupan area pekerjaan dengan ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan berskala 1 : 2.500 dan interval kontur 5 m, yang meliputi :

1. Pemasangan Bench Mark (BM)

Pemasangan Bench Mark (BM) harus ditentukan terlebih dahulu diatas peta dasar dan diletakkan pada lokasi yang aman dan mudah dicari sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) buah.

Ukuran Bench Mark (1 m x 0,2 m x 0,2 m) dibuat dengan campuran beton bertulang dan dipasang baut kuningan ditengahnya serta diberi nomor / kode pengenal dengan kedalaman penanaman maksimum 0,75 m.

2. Pengukuran Koordinat (Kerangka Dasar Harizontal)

Pengukuran koordinat dilakukan dengan Metode Poligon Utama dan

Sekunder yang diikatkan pada titik-titik kerangka dasar horizontal

nasional terdekat atau Bench Mark (BM) yang telah ada/eksisting.

Jalur poligon berbentuk jaringan Loop yang tertutup melalui titik as kedua ujung landas pacu dan Bench Mark (BM) yang telah ada/eksisting dengan

(10)

menggunakan peralatan Electronic Total Station (ETS) yang sebelum digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu.

Pembacaan dilakukan Double Seri dengan ketelitian 1“ dan kesalahan penutup yang diijinkan sebesar 10“√n (dimana n = jumlah titik) serta kesalahan linier jarak yang diijinkan sebesar 1 : 10.000.

3. Pengamatan Azimuth

Pengamatan Azimuth dilakukan dengan menggunakan Prisma Reolof melalui pengamatan matahari sekurang-kurangnya 2 seri untuk pagi hari dan 2 seri untuk sore hari pada saat tinggi matahari 20o – 40o dengan

kesalahan maksimum 30 “ (tiga puluh detik).

4. Pengukuran Elevasi (Kerangka Dasar Vertikal)

Pengukuran Elevasi (Kerangka Dasar Vertikal) dilakukan dengan Metode

Sipat Datar Utama dan Sekunder dengan titik referensi tinggi ditentukan

terhadap Titik Tinggi Geodesi (TTG) atau titik-titik lain yang diketahui ketinggiannya dalam sistem nasional (MSL).

Jalur pengukuran elevasi mengikuti jalur poligon yang dilakukan perseksi pergi dan pulang menggunakan peralatan Automatic Level dengan kesalahan penutup maksimum 8√D mm (dimana D adalah jarak dalam

Km). Sebelum digunakan harus di lakukan kalibrasi terhadap alat

tersebut terlebih dahulu dan dipastikan bahwa sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam seminggu telah dilakukan pengecekan kesalahan garis bidik (kolimasi).

Pembacaan dilakukan terhadap 3 (tiga) benang (atas, tengah dan bawah) dan diusahakan agar Jarak Belakang (DB) sama dengan Jarak Muka (DM). Apabila dari hasil perhitungan beda tinggi diketahui ∑db≠∑dm maka perlu dilakukan koreksi garis bidik.

5. Pengukuran Situasi dan Obyek Obstacle

Pengukuran Situasi merupakan pengukuran semua detail situasi bandar udara eksisting yang dilakukan dengan Metode Stadia sedangkan Pengukuran Obyek Obstacle merupakan pengukuran posisi horizontal obstacle yang dilakukan dengan Metode Mengikat Kemuka dan pengukuran tinggi Obstacle yang dilakukan dengan Metode Trigonometri dengan menggunakan peralatan Electronic Total Station (ETS).

Basis pengukuran Situasi dan Obyek Obstacle diusahakan menggunakan titik-titik poligon utama (titik-titik BM) dengan ketelitian pengukuran sudut horizontal sama dengan pengukuran sudut horizontal poligon utama.

Identifikasi Obstacle dilakukan pada Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan disekitar bandar udara, yang mencakup :

a. Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan; b. Kawasan di Bawah Permukaan Transisi;

(11)

d. Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar; e. Kawasan di Bawah Permukaan Kerucut;

f. Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas.

Obyek Obstacle yang perlu diidentifikasi meliputi benda tumbuh dan benda tidak tumbuh, antara lain berupa Bangunan/Gedung, Menara

Pemancar, Jembatan, Jaringan Listrik Tegangan Tinggi, Fasilitas Navigasi Penerbangan, Alat Bantu Pendaratan Visual, Pepohonan, Gunung/Bukit, Pepohonan, dll.

6. Pengolahan data survey dan pemetaan; 7. Pembuatan peta situasi.

b. Penyelidikan Tanah

Penyelidikan Tanah dilakukan dengan cara pengambilan sampel dan pengujian laboratorium, meliputi :

1. Pekerjaan Sondir, sekurang-kurangnya 5 (lima) titik sampai kedalaman 20 m atau sampai ditemukan struktur tanah keras yang dinyatakan dalam tegangan konus qc > 150 kg/cm2;

2. Pekerjaan Boring, sekurang-kurangnya 5 (lima) titik sampai kedalaman 20 m atau sampai ditemukan struktur tanah keras yang didefinisikan dari hasil SPT > 50 setiap 1,5 m, termasuk pengambilan sampel tidak terganggu (Undisturb Sample) setiap pergantian lapisan tanah;

3. Pekerjaan Test Pit, untuk pengambilan sampel tanah terganggu (Disturb

Sample) sekurang-kurangnya 4 (empat) titik pada lokasi tanah timbunan

dan material tanah sumber timbunan;

4. Pengujian laboratorium terhadap sampel tanah tidak terganggu (Undistrub Sampel) dan sampel tanah terganggu (Distrub Sample) untuk mendapatkan gambaran kondisi dan karakteristik tanah pada lokasi rencana pembangunan / pengembangan bandar udara, meliputi Specific

Gravity, Water Content, Batas Atterberg, Analisa Saringan/Butiran Tanah, Triaxial Test, Unconfined Compression Test, Direct Shear Test, Permeability Test, Compation Test, Soil Description dan Consolidation.

c. Permintaan Jasa Angkutan Udara

Pekerjaan Survei Permintaan Jasa Angkutan Udara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kondisi / karakteristik jasa angkutan udara yang diperlukan untuk analisis kebutuhan pembangunan / pengembangan fasilitas bandar udara, yang meliputi :

1. Survey pasar

2. Survey karakteristik pengguna jasa angkutan udara, yang mencakup : a. Jumlah pergerakan pesawat;

b. Jumlah pergerakan penumpang; c. Volume pergerakan kargo dan pos; d. Rute / jaringan dan status penerbangan; e. Tipe / jenis pesawat yang beroperasi.

(12)

d. Identifkasi Dampak Lingkungan Hidup

Pekerjaan Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup merupakan identifikasi awal kemungkinan timbulnya dampak pada lokasi bandar udara dan sekitarnya akibat penyelenggaraan operasi penerbangan, yang meliputi :

1. Kebisingan akibat pengoperasian pesawat udara;

2. Pencemaran udara dan air akibat pengoperasian bandar udara dan pesawat udara;

3. Dampak terhadap flora dan fauna;

4. Dampak terhadap sosial, ekonomi dan budaya; 5. Kesehatan masyarakat;

6. Pengendalian limbah padat dan cair.

3.4 ANALISA PEMILIHAN LOKASI BANDAR UDARA a. Persyaratan Ketentuan Teknis

Wind Rose Analysis

Arah landasan dihitung berdasarkan analisis data arah dan kecepatan angin (wind rose analysis). Berdasarkan ICAO standart Airport Palnning Manual, arah landasan sedapat mungkin harus searah dengan arah angin yang dominan sehingga pesawat dapat melakukan pendaratan maupun take off tidak terganggu dengan arah angin yang tegak lurus terhadap arah pesawat.

Obstacle Limitation Surface ( KKOP)

Mengacu kepada klasifikasi landasan pacu, maka batas permukaan halangan (obstacle) kawasan keselamatan operasi penerbangan yang perlu diperhitungkan adalah :

Kawasan pendekatan dan lepas landas (approach and take of climb

area).

Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan (runway and safety area).

Kawasan dibawah permukaan transisi (transisional area).

Kawasan dibawah permukaan horisontal dalam (inner horizontal area).

Kawasan dibawah permukaan kerucut (conical surface).

Kawasan dibawah permukaan horisontal luar (outer horizontal area ).

Batas Kawasan Kebisingan

Kawasan kebisingan (noise area), adalah penentuan daerah yang mempunyai kemungkinan terkena dampak terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh suara mesin jet pesawat, disesuaikan dengan masing-masing jenis pesawat yang dioperasikan. Sebagai batas maksimum untuk mengendalikan areal kebisingan adalah operasional terhadap pesawat pada phase akhir (ultimate phase). Kriteria dan persyaratan yang digunakan adalah:

(13)

 WECPNL 70 (Kategori 1), adalah daerah yang tidak diijinkan untuk fungsi sekolah, rumah sakit, tempat ibadah dan lain sebagainya kecuali dalam ijin principal.

 WECPNL 75 (Kategori 2), adalah daerah yang tidak diijinkan mendirikan hunian/rumah baru, kecuali dalam ijin principal dan direkomendasikan daerah ini lebih baik digunakan sebagai lahan pertanian/perdagangan.

 WECPNL 85 (Kategori 3), adalah daerah yang tidak diijinkan sebagai daerah hunian/perumahan, kecuali dalam ijin principal dan disarankan hunian/perumahan yang berada didaerah ini untuk dipindahkan pada daerah dengan WECPNL < 70.

Kebutuhan Jenis Fasilitas Bandar Udara Untuk Setiap Tahap Pengembangan

Penyediaan prasarana bandar udara terbagi kedalam beberapa kelompok utama yaitu :

 Prasarana sisi udara;

 Prasarana sisi darat;

 Prasarana bantu navigasi udara;

 Prasarana alat bantu pendaratan;

 Prasarana telekominukasi penerbangan;

 Prasarana penunjang bandar udara.

Pentahapan Pembangunan Bandar Udara

Pengembangan bandar udara merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan penerbangan yang lebih baik dari kondisi yang ada pada saat ini dan untuk mengantisipasi pengembangan regional dimasa yang akan datang.

Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam penetapan bentuk pengembangan bandar udara adalah :

 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);

 Pertumbuhan ekonomi wilayah;

 Kelestarian lingkungan;

 Keamanan dan keselamatan penerbangan;

 Keterpaduan Intra dan antar moda transportasi;

 Pertahanan dan keamanan Negara.

Untuk mencapai hal tersebut diatas maka harus menyusun strategi pembangunan, pendayagunaan, pengembangan dan pengoperasian bandar udara yang dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip dasar pembangunan, pendayagunaan, pengembangan dan pengoperasian bandar udara yang meliputi:

 Bandar udara harus terletak pada lokasi yang dapat menjamin keamanan dan keselamatanan operasi penerbangan serta dapat dikembangkan dan dipelihara sesuai standar yang berlaku.

 Bandar udara harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengguna angkutan umum.

(14)

 Bandar udara harus mudah dikembangan, untuk memenuhi peningkatan permintaan akan jasa transportasi udara.

 Bandar udara harus menjamin pengoperasian dalam jangka panjang.

 Bandar udara harus berwawasan lingkungan.

 Bandar udara harus terjangkau secara ekonomis bagi pengguna dan penyelenggara bandar udara.

b. Persyaratan Ketentuan Operasional

Persyaratan operasional adalah berdasarkan kepada jenis pesawat, pengaruh cuaca, penghalang obstacle, penggunaan ruang udara, dukungan navigasi penerbangan dan prosedur pendaratan lepas landas.

c. Persyaratan Ketentuan Lingkungan

Untuk mengidentifikasi dampak potensial akan digunakan berbagai metode antara lain metode bagan alir (Flow Chart) yang dikombinasikan dengan daftar uji (Check List ) atau metode Matriks. Pada metode matriks ini akan dibuat interaksi antara komponen lingkungan pada kolom dan komponen kegiatan pada lajur. Identifikasi komponen kegiatan dengan komponen lingkungan akan terlihat apakah ada interaksi atau tidak antar kedua komponen. Sifat identifikasi masih kualitatif karena belum dapat melihat besar kecilnya dampak, langsung tidaknya dampak, penting tidaknya dampak dan lain-lain. Apabila diperkirakan ada pengaruh dari salah satu komponen kegiatan terhadap lingkungan berarti komponen tersebut sudah teridentifikasi. Hasil identifikasi dampak potensial tersebut nantinya dapat berupa daftar panjang tentang komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak.

3.5 ANALISIS TEKNIS TERHADAP KELAYAKAN PEMBANGUNAN BANDAR UDARA

a. Kelayakan Teknis

Perlu dilakukan agar secara teknis rencana lokasi bandar udara tidak mempunyai keterbatasan pengembangan di masa yang akan datang.

Diantara analisa yang perlu diperhatikan adalah :  Wind Rose Analysis.

Analisis KKOP dalam bentuk prosedur penerbangan (Flight Procedure).  Analisis kebutuhan fasilitas.

 Analisis kebutuhan luas lahan.

 Analisis ketersediaan lahan (untuk jangka panjang).  Analisis kondisi fisik dan daya dukung tanah.

 Ketersediaan utilitas dan bahan bangunan.  Analisis topografi (cut & fill).

(15)

b. Kelayakan Operasional

Lokasi bandara harus memenuhi syarat terhadap pengoperasian pesawat udara untuk melakukan pendaratan lepas landas.

Analisa yang dilakukan antara lain :

Analisis Pesawat Kritis (Critical Aircraft).  Analisis Cuaca/Klimatologi.

 Analisis Obstacle pada KKOP.

 Analisis penggunaan ruang udara (take off & landing).  Analisis alat komunikasi.

 Analisis alat navigasi penerbangan.

Analisis Prosedur Penerbangan (Flight Procedure).

c. Kelayakan Lingkungan

Disamping itu dalam tahapan studi ini, akan disajikan rona awal lingkungan dan analisis awal dan indikasi-indikasi dampak lingkungan yang diduga muncul dengan adanya aktivitas pembangunan bandar udara, baik indikasi dampak fisik lingkungan maupun dampak sosial budaya pada masyarakat setempat.

Informasi rona awal lingkungan antara lain :

 Informasi karakteristik sosial, ekonomi dan budaya masyarakat disekitar bandar udara.

 Informasi fungsi kawasan sekitar bandar udara.  Informasi kondisi ekosistem.

 Informasi keanekaragaman hayati dis ekitar bandar udara.  Informasi kawasan kebisingan.

d. Kelayakan dari Segi Usaha Jasa Angkutan Udara

Tujuan dilakukan studi ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai kemungkinan besarnya lalu lintas udara.

Analisa Kelayakan dari Segi Usaha Jasa Angkutan Udara meliputi :  Analisis kebutuhan jasa angkutan udara untuk masa mendatang.  Analisis kemungkinan pembukaan jalur penerbangan.

 Analisis load factor yang dapat dicapai oleh perusahaan penerbangan.  Analisis jenis pesawat yang akan dioperasikan oleh perusahaan

penerbangan.

e. Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisa Kelayakan Ekonomi

Kelayakan ekonomi didefinisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung suatu pembangunan proyek-proyek bandar udara, adapun analisa yang harus dilakuan adalah :

Tangible Benefit vs Intangible Benefit.

 Analisis Ekonomi vs Finansial.  Dengan dan Tanpa Proyek.  Waktu Analisis.

(16)

 Metode Perhitungan Kelayakan (metode Benefit Cost Ratio ( BCR ), Metode Net Present Value ( NPV ) dan Metode Internal Rate of Return ( IRR ).

Analisa Manfaat Ekonomi

 Manfaat Terukur Langsung.  Biaya Operasi Penerbangan.  Kelayakan Finansial

Analisa Finansial lebih menekankan kepada perhitungan keuntungan dan kerugian yang akan terjadi dari investasi yang dilakukan dan kapan pengembalian investasi tersebut.

3.6 PRAKIRAAN KEBUTUHAN BIAYA

Prakiraan biaya pembangunan agar dibuat secara rinci disesuaikan dengan pentahapan pembangunan fasilitas bandar udara yang optimal berdasarkan kebutuhan operasional dan standar satuan harga terakhir yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat dan atau satuan harga pasar yang berlaku.

3.7 PEMILIHAN LOKASI BANDAR UDARA BARU

Pemilihan Lokasi bandar udara terpilih dibuat berdasarkan kontur dan kondisi daerah sekelilingnya berdasarkan peta rupa bumi dengan skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000.

3.8 PERLETAKAN AS LANDASAN DI LOKASI BANDAR UDARA BARU TERPILIH

Untuk perletakan as landasan harus benar-benar akurat dan sewaktu pengukuran sedikit mungkin dihindarkan terjadinya kesalahan perletakan as landasan tersebut.

3.9 PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN MENTERI (RPM) PERHUBUNGAN TENTANG PENETAPAN LOKASI BANDAR UDARA

Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri ini sebagai dasar dari pentahapan pembangunan atau studi pengembangan berikutnya.

3.10PELAPORAN PEKERJAAN

Sebelum membuat laporan, konsultan harus mempersiapkan rencana pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, antara lain :

1. Rencana pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder. 2. Rencana survei lapangan.

3. Menyiapkan daftar pertanyaan/kuesioner. 4. Rencana metodologi pelaksanaan pekerjaan.

(17)

Sistem laporan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan (Inception Report)

Laporan ini merupakan laporan awal yang harus dibuat oleh konsultan yang akan diserahkan kepada pemberi tugas sebelum melakukan survei lapangan. Laporan ini berisi mengenai :

a. Penjabaran maksud dan tujuan pekerjaan. b. Rencana kerja.

c. Metode yang digunakan dalam analisis. d. Data dan informasi awal terkait.

e. Bahan survei/kuesioner.

f. Analisis awal dari sasaran pekerjaan.

Laporan diserahkan sebanyak ... copy.

2. Laporan Antara (Interim Report)

Laporan Antara berisi hasil pengumpulan data lapangan, kronologi studi terdahulu (studi kelayakan, laporam tim Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, termasuk studi terkait).

Laporan diserahakan sebanyak ……….. copy.

3. Konsep laporan Akhir (Draft Final Report)

Konsep Laporan Akhir memuat laporan hasil pekerjaan, seperti :

a. Analisis manfaat yang berhubungan dengan aspek ekonomi/keuangan, transportasi udara, industri, pariwisata, dan sosial/lingkungan.

b. Konsep umum peningkatan kinerja bandar udara yang diharapkan dapat mengoptimalkan hasil dari proyek pembangunan.

c. Konsep umum sistem monitoring dan evaluasi kinerja bandar Udara SM. Badaruddin II-Palembang.

Laporan diserahkan sebanyak ... copy.

4. Laporan Akhir (Final Report)

Laporan Akhir berisi semua hasil pelaksanaan pekerjaan, berupa laporan utama dan bahan penyajian hasil pekerjaan studi.

Laporan diserahkan sebanyak ……….. copy beserta CD file sebanyak ……….. copy.

(18)

Ringkasan Laporan Akhir berisi ringkasan dan kesimpulan. Laporan diserahkan sebanyak ……… copy.

6. Bahan Pemaparan

Bahan ini berisi materi presentasi dalam format Power Point, berupa ringkasan hasil studi yang meliputi : pendahuluan, kondisi terkini wilayah studi, kebijakan-kebijakan yang ada, serta kajian aspek teknis, operasional, keselamatan penerbangan, kelayakan pengusahaan jasa angkutan udara, lingkungan, dan ekonomi/keuangan. Bahan diserahkan dalam bentuk CD dan bentuk cetakan berwarna.

3.11STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan ini akan melibatkan beberapa fungsional jabatan sebagai berikut :

Team Leader dan Tenaga Ahli

Ahli Kebandarudaraan/Team Leader : 1 orang Ahli Transportasi : 1 orang Ahli Keselamatan Penerbangan : 1 orang Ahli Ekonomi : 1 orang Ahli Teknik Lingkungan : 1 orang Ahli Teknik Sipil : 1 orang Ahli Tata Ruang Wilayah/Planologi : 1 orang Ahli Sosiologi : 1 orang

Asisten Tenaga Ahli

Asisten Ahli Transportasi : 1 orang Asisten Ahli Eknomi : 1 orang Programer Komputer : 1 orang Operator Komputer : 1 orang

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan dari ketiga aspek tersebut yaitu luas wilayah, jumlah penduduk dan PAD yang dimiliki oleh Kabupaten Sumenep ternyata lebih besar dibandingkan

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Anissa dan Handayani (2015) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang memotivasi manajemen perusahaan melakukan tax

ABSTRAK. Gerbera merupakan salah satu jenis bunga potong yang banyak diminta pasar. Dilihat dari besarnya penjualan bunga potong gerbera di pasar bunga Rawabelong, berarti

Selain itu, mereka juga sukar menyelesaikan masalah peluang oleh karena tidak menguasai dengan baik konsep dasar yang seharusnya sudah dikuasai; disamping

Tujuan penulisan ini adalah (1) menyadarkan kembali kepada segenap pihak akan pentingnya lagu- lagu nasional dan perjuangan di kalangan masyarakat, khususnya

Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil bahwa (1) kecepatan membaca efektif berkategori rendah (2) kecepatan membaca efektif per kelompok sampel berbeda,

Penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Widiastuti (2004), yang bertujuan menguji secara empiris pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham