• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELEDAKAN PADA BATUAN META-SEDIMEN DENGAN STUKTUR LAMINASI DI TAMBANG BATUBARA. ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PELEDAKAN PADA BATUAN META-SEDIMEN DENGAN STUKTUR LAMINASI DI TAMBANG BATUBARA. ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

243

ANALISIS PELEDAKAN PADA BATUAN META-SEDIMEN DENGAN STUKTUR LAMINASI DI TAMBANG BATUBARA

M. Syafiq Isnaya1), Dhion Pradatama2), Slamet Rachman Jaka3) 1), 2)

Technical Services, PT. Multi Nitrotama Kimia 3)

Manager Technical Services, PT. Multi Nitrotama Kimia syafiq@mnk.co.id

ABSTRAK

PT Multi Nitrotama Kimia (PT MNK) merupakan salah satu perusahaan jasa pertambangan yang bergerak pada bidang penyedia jasa peledakan dan penjualan bahan peledak terbesar di Indonesia. Masing-masing pelanggan PT MNK memiliki karakteristik dan tantangannya sendiri pada pelaksanaan operasional peledakan di site mereka. Salah satu tantangan tersebut berkenaan dengan kondisi dan karakteristik geologi pada massa batuan yang akan dilakukan peledakan. Salah satu temuan kondisi geologi yang menjadi perhatian adalah adanya batuan metasediment dengan struktur laminasi. Kondisi tersebut merupakan tantangan pada kegiatan peledakan karena struktur laminasi merupakan lapisan lemah (weak layer) dalam suatu massa batuan yang mana akan menjadi kendala karena menyebabkan energi peledakan tidak terdistribusi secara merata sehingga menghasilkan fragmentasi peledakan yang tidak optimal. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan langkah perbaikan pada peledakan di batuan metasediment dengan struktur laminasi.

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data-data terkait untuk menunjang analisis lanjutan berupa data-data geologi dan data desain serta geometri peledakan. Dalam penelitian ini dilakukan observasi langsung terhadap struktur laminasi yang terdapat pada massa batuan yang ada di lapangan dan observasi terhadap kualitas hasil peledakan.

Berdasarkan pengamatan, batuan metasediment yang berada di kolom stemming berperan sebagai weak layer sehingga membuat distibusi energi di kolom steming menjadi tidak optimal karena perlepasan energi di lubang ledak mengarah kepada struktur laminasi. Langkah perbaikan yang dilakukan agar didapatkan fragmentasi peledakan yang optimal yaitu penerapkan metode double primmer. Metode double primmer ini bertujuan untuk membantu reinforcement energi pada bagian yang memerlukan ekstra energi. Penggunaan metode double primmer pada peledakan di struktur laminasi pada batuan metasediment dapat meningkatkan hasil fragmentasi peledakan

(2)

244 ABSTRACT

PT Multi Nitrotama Kimia (PT MNK) is one of the largest mining services companies that provides blasting services and explosives in Indonesia. Each PT MNK customer has its own characteristics and challenges in implementing blasting operations. One of these challenges relates to the conditions and geological characteristics of the rock mass to be blasted. One of the example is geological conditions concern is the presence of metasediment rocks with a laminated structure. This condition is a challenge in blasting activities because the laminate structure is a weak layer in a rock mass which will become an obstacle because it causes the blasting energy to be not evenly distributed, resulting in non-optimal blasting fragmentation. This research was conducted to determine improvement steps for blasting in metasediment rocks with laminated structures.

This research was conducted by collecting related data to support further analysis in the form of geological data and design data as well as blasting geometry. In this study, direct observations were made of the laminate structures found in the rock masses in the field and observations of the quality of the blasting results.

Based on observations, the metasediment rock in the stemming column acts as a weak layer so that the energy distribution in the stemming column is not optimal because the energy release in the blast hole leads to the laminate structure. The corrective measures taken to obtain optimal blasting fragmentation are the application of the double primmer method. This double primmer method aims to assist energy reinforcement in parts that require extra energy. The use of the double primmer method in blasting in laminated structures in metasediment rocks can increase of blasting fragmentation

(3)

245 A. PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang

PT Multi Nitrotama Kimia (PT MNK) merupakan salah satu perusahaan jasa pertambangan yang bergerak pada bidang penyedia jasa peledakan dan penjualan bahan peledak terbesar di Indonesia. Penyediaan jasa peledakan ini diberikan kepada seluruh pelanggan PT MNK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Masing-masing pelanggan memiliki karakteristik dan tantangannya sendiri pada pelaksanaan operasional peledakan di site mereka. Salah satu tantangan tersebut terdapat di pelanggan PT MNK yang bergerak di industri tambang batubara jenis coking coal yang berada di Kalimantan Tengah yang memiliki isu berkenaan dengan kondisi dan karakteristik geologi pada massa batuan yang akan dilakukan peledakan.

Salah satu temuan kondisi geologi tersebut adalah adanya batuan metasediment dengan struktur laminasi. Kondisi tersebut merupakan tantangan pada kegiatan peledakan karena struktur laminasi merupakan lapisan lemah (weak layer) dalam suatu massa batuan yang mana akan menjadi kendala karena menyebabkan energi peledakan tidak terdistribusi secara merata. Energi peledakan menjadi tidak optimal dan merata ketika melepaskan energinya pada lapisan lemah (weak layer) tersebut sehingga menghasilkan fragmentasi peledakan yang tidak optimal.

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dibahas bagaimana pengelolaan dan rekayasa teknis yang dilakukan guna menanggulangi kondisi lapisan laminasi pada batuan metasediment agar hasil peledakan menjadi optimal.

A.2 Tujuan Perbaikan

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan langkah perbaikan pada peledakan di batuan metasediment dengan struktur laminasi yang menjadi weak layer pada suatu massa batuan agar energi peledakan dapat terdistribusi secara optimal.

A.3 Analisa Permasalahan

Permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah adanya hasil fragmentasi peledakan yang tidak optimal (ukuran ≥ 100 cm) yang menyebabkan kinerja alat gal-muat tidak bekerja dengan optimal.

Analisa pada penentuan akar permasalah (root causes) pada penelitian ini dilakukan menggunakan fish-bone analysis dengan memperhatikan aspek 4M+1E. Adapun akar permasalahan dalam penelitian ini didominasi oleh aspek environment yang mana disebabkan dari batuan metasediment dengan struktur laminasi yang menyebabkan distribusi energi menjadi tidak sempurna.

(4)

246 B. METODOLOGI PENELITIAN

B.1 Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data-data terkait untuk menunjang analisis lanjutan. Adapun data-data yang diperlukan yaitu data-data geologi seperti data sifat fisik dan mekanis batuan dari batuan metasediment berikut dengan persebarannya di lapangan. Data-data lain yang diperlukan juga seperti data sequence penambangan, data desain dan geometri peledakan aktual di lapangan. Berdasarkan data yang diambil, didapatkan UCS untuk batuan metasediment adalah 100 – 200 Mpa dengan SG 2,09 gr/cc.

Gambar 2. Data Kekerasan Batuan B.2 Observasi Lapangan

Selain pemenuhan data-data administratif diatas, dalam penelitian ini juga dilakukan observasi langsung terhadap struktur laminasi yang terdapat pada massa batuan yang ada di lapangan

Gambar 3. Kondisi Struktur Laminasi pada Batuan Metasediment

Selain itu juga dilakukan observasi terhadap kualitas hasil peledakan yang selama ini berlangsung di lapangan berdasarkan penerapan dari desain dan geometri peledakan yang telah ada sebelum dilakukannya perbaikan terhadap masalah ini.

(5)

247

Gambar 4. Hasil Peledakan Sebelum Perbaikan Tabel 1. Parameter Peledakan Sebelum Perbaikan

Parameter Diameter 171 mm Hole Depth 7 m Burden x Spacing 6 m x 7 m Stemming 2,5 m Column Charge 4,5 m Explosive Weight 99 kg PF 0,36 kg/m3 B.3 Pengolahan Data

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan maka selanjutnya akan dilakukan pengolahan terhadap data-data tersebut. Pengolahan data ini dilakukan untuk memberikan prediksi terhadap perbaikan desain dan geometri pada aplikasi peledakan di lapangan agar fragmentasi hasil peledakan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Prediksi geometri dan fragmentasi hasil peledakan dilakukan menggunakan pembobotan parameter batuan dan Kuz-ram Analysis.

(6)

248

Persamaan Kuznetsov untuk mencari prediksi ukuran rata-rata dari hasil peledakan dalam cm. 30 19 6 1

115

.

8 , 0 





Qe

E

Qe

Vo

A

X

(1)

Dimana :

X = Ukuran rata-rata dari hasil peledakan (cm) A = Faktor batuan

Vo = Volume batuan dalam m3 per lubang ledak

Qe = Massa bahan peledak yang digunakan tiap lubang ledak (kg) E = Kekuatan berat relative bahan peledak (ANFO = 100 ; TNT = 115)

Penentuan faktor batuan berdasarkan pembobotan nilai beberapa faktor seperti rock mass description, joint plane spacing, joint plane orientation, specific gravity influence, dan kekerasan (Tabel 2).

Tabel 2. Bobot nilai tiap parameter penentuan faktor batuan (Lilly, 1986)

1. Rock Mass Description (RMD) RATING

1.1 1.1 Powder/friable 10

1.2 1.2 Blocky 20

1.3 1.3 Totally masive 50

2. Joint Plane Spacing (JPS) RATING

2.1 Close (< 0,1m) 10

2.2 Intermediate (0,1 - 1,0 m) 20

2.3 Wide (>1,0 m) 50

3. Joint Plane Orientation (JPO) RATING

3.1 Horizontal 10

3.2 Dip out of face 20

3.3 Strike normal to face 30

3.4 Dip into face 40

4. Specific Gravity Influence (SGI) SGI = 25 X bobot isi - 50

5. HARDNESS (H) Rating Of 1 To 10 (Mohs Scale)

Blastibility index BI = 0.5 x (RMD + JPS + JPO + SGI + H) Faktor batuan A = BI x 0,15

Persamaan Rosin-Ramler untuk mencari material yang tertahan pada saringan (Konya, 1990).

n n Xc X

e

R

( ) ) ( 

(2) Dimana :

R = Persentase material yang tertahan pada saringan X = Ukuran screen n c

X

X

1

693

.

0





(3) Dimana :

Xc = Karakteristik dari ukuran batuan n = Index keseragaman

(7)

249 n =     D B 14 2 , 2      B W 1     2 ) 1 ' ( 1 A

H

PC

(4) Dimana : B = burden (m)

D = diameter bahan peledak (mm)

W = standar deviasi dari keakuratan pengeboran (m) A’ = ratio perbandingan spasi dengan burden

PC = panjang isian (m) H = Tinggi jenjang (m) C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada aplikasi peledakan yang berlangsung sebelum adanya perbaikan, terdapat perbedaan antara teoritis dan aktual pada hasil fragmetasi peledakan. Secara teoritis berdasarkan analisis Kuz-ram, dengan geometri peledakan yang telah ditetapkan (Tabel 1) didapatkan prediksi ukuran rata-rata fragmentasi ≤ 100 cm sebesar 88% (Gambar 6), sedangkan ukuran rata-rata hasil fragmentasi peledakan aktual yang ≤ 100 cm sebesar 46% (Gambar 4).

Gambar 6. Prediksi Ukuran Fragmentasi Kuz-ram

Hasil peledakan yang tidak optimal ini kemudian dievaluasi dari segala aspek yang dapat mempengaruhi kualitas suatu peledakan. Berdasarkan pengamatan, batuan metasediment yang berada di kolom stemming berperan sebagai weak layer sehingga membuat distibusi energi di kolom lubang ledak menjadi tidak optimal karena perlepasan energi di lubang ledak mengarah kepada struktur laminasi (weak layer) (Gambar 7).

Hal ini dibuktikan dengan hasil fragmentasi batuan metasediment yang berada pada kolom isian bahan peledak relatif seragam dan menghasilkan fragmentasi ≤ 100 cm, sedangkan hasil fragmentasi batuan metasediment yang berada pada kolom stemming tidak optimal dan menghasilkan fragmentasi ≥100 cm (Gambar 8).

(8)

250

Gambar 7. Lokasi Sebelum Peledakan

Gambar 8. Lokasi Sesudah Peledakan

Berdasarkan pengamatan dan evaluasi dari hasil peledakan tersebut, ditentukan langkah perbaikan agar didapatkan fragmentasi peledakan yang optimal. Salah satu metode yang dilakukan yaitu dengan menerapkan metode double primmer. Metode double primmer ini bertujuan untuk membantu reinforcement energi pada bagian yang memerlukan ekstra energi, terutama jika posisi batuan metasediment tidak berada pada kolom isian bahan peledak sehingga dapat mendistribusikan energi secara lebih merata dan menghasilkan fragmentasi yang optimal.

(9)

251

Salah satu parameter peledakan yang baik adalah kecepatan rambat gelombang detonasi pada kolom isian atau Velocity of Detonation (VOD). Pada penelitian ini dilakukan pengukuran VOD pada kegiatan peldakan yang menggunakan double primmer. Didapatkan adanya peningkatanya Velocity of Detonation (VOD) pada kolom isian bahan peledak. Peninggakatan Velocity of Detonation (VOD) ini mengindasi adanya tambahan energi yang digunakan untuk re-enforcement energi pada bagian yang membutuhkan ekstra energi.

Gambar 8. Hasil Velocity of Detonation dengan Metode Double Primmer

Setelah diterapkan metode double primmer pada batuan metasediment, dengan menggunakan geometri peledakan yang sama, didapatkan hasil fragmentasi ukuran ≤100 cm sebesar 93%.

Gambar 10. Hasil Fragmentasi Peledakan Menggunakan Double Primmer D. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kondisi batuan dan geologi (terutama bentuk & kemiringan) mempengaruhi kualitas lubang dan diferensiasi posisi stemming serta kolom isian tergantung penempatan. Kondisi ini membuat adanya indikasi distribusi energi peledakan tidak sempurna.

(10)

252

2. Akibat adanya struktur laminasi pada batuan metasediment, berada di kolom stemming berperan sebagai weak layer sehingga membuat distibusi energi di kolom lubang ledak menjadi tidak optimal karena perlepasan energi di lubang ledak mengarah kepada struktur laminasi (weak layer).

3. Metode double primmer ini bertujuan untuk membantu reinforcement energi pada bagian yang memerlukan ekstra energi. Penggunaan metode double primmer pada peledakan di struktur laminasi pada batuan metasediment dapat meningkatkan hasil fragmentasi peledakan ukuran ≤100 cm dari 48% menjadi sebesar 93%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada PT.Multi Nitrotama Kimia yang memberikan dukungan dan persetujuan mereka untuk menerbitkan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ash, R. L. 1990. “Design of Blasting Round Surface Mining”. B. A. Kennedy Editor, Society for Mining, Metallurgy, and Explotion, Inc.

Chappetta, R. F. 2004. “New Blasting Technique to Eliminate Subgrade Drilling, Improve Fragmentation, Reduce Explosive Consumption and Lower Ground Vibration”.

Chunningham, C.V.B. 1983. “The Kuz-Ram Model for Prediction of Fragmentation from Blasting”. Sweden: Symposium on Rock Fragmentation by Blasting.

Ghasemi, Ibarhim. 2012. “Development of an Empirical Model for Predicting The Effects of Controllable Blasting Parameters on Flying rock Distance in Surface Mines”. International Journal of Rock Mechanic and Mining Sciences : Brookfield

Lubis, Herri. 2015. “Aplikasi Air Deck dalam Mengoptimalkan Blasting Performance”. Lunborg. 1981. “The Probability of Fly Rock”. Sve De Fo Report. DS 1981.

McLaughlin, Pat. 1893. “Appplication of Air Deck in Surface Blasting”. Tanzania: Case Study Barrick Gold.

Mel’nikov, N. V., and Marchenko, L. N. 1971. “Effective Methods of Appl- ication of Explotion Energy ini Mining and Construction”. New York: AIME.

Mel’nikov, N. V., and Marchenko, L. N., Seinov, N. O., and Zarikov , I. K. 1979. “Method of Enhanced Rock Blasting by Blasting”. New York: AIME.

Gambar

Gambar 1. Root Causes Analysis
Gambar 2. Data Kekerasan Batuan B.2  Observasi Lapangan
Gambar 4. Hasil Peledakan Sebelum Perbaikan  Tabel 1. Parameter Peledakan Sebelum Perbaikan
Tabel 2. Bobot nilai tiap parameter penentuan faktor batuan (Lilly, 1986)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian Kuat geser langsung dilakukan untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam ( ) batuan baik puncak maupun sisa, kemudian akan dilakukan

Untuk menentukan kualitas suatu batuan sebagai bahan pondasi bangunan berdasarkan [4], (Tabel 5.2) dilakukan penelitian laboratorium yang meliputi pengujian analisis