KONJUNGTIVITIS
Oleh:Doni Lukas Damari (11.2014.326) Jefry Hanensi (11.2015.055)
Dauri Prayogo (11.2014.094)
Histologi
■ Lapisan epitel konjungtiva ■ Sel-sel epitel superfisial ■ Sel-sel epitel basal
■ Stroma konjungtiva (Lapisan adenoid dan fibrosa)
Konjungtivitis
■ Pengertian yag nonspesifik untuk mendeskripsikan inflamasi pada konjuntiva, dimana penyebabnya bias dari berbagai
macam kondisi.
■ Pada umumnya konjungtivitis disebut red eye atau pink eye
■ Konjungtivitis memiliki penyebaran yang luas, menyerang seseorang dengan semua usia, ras, social dan gender
Klasifikasi Konjungtivitis menurut
American Optotric Association
■ Konjungtivitis Alergika – Keratokonjungtivitis atopic
– Konjungtivitis alergika simple
– Konjungtivitis Musiman
– Konjungtivitis vernal
– Giant Papillary Conjungtivitis
■ Konjungtivitis Bakterialis
– Konjungtivitis bakterial hiperakut
– Konjuntivitis bakterial akut
Klasifikasi Konjungtivitis menurut
American Optotric Association
■ Konjungtivitis Viral
– Konjungtivitis adenoviral
– Konjungtivitis hepertika
Klasifikasi Konjungtivitis menurut
American Optotric Association
■ Bentuk konjungtivitis lain
– Konjungtivitis terkait lensa kontak – Konjungtivits mekanik
– Konjungtivitis traumatika – Konjungtivitis toxic
– Konjungtivitis neonatal
– Sindrom oculoglandular Parinaud – Konjuntivitis Phlyctenular
Gambaran Klinik
Gejala Klinis
■ Sensasi benda asing, sensai tergores atau terbakar ■ Sensasi penuh disekelling mata
■ Gatal
Gambaran Klinik
Discharge
■ Watery terbentuk dari eksudat serosa dan airmata dan biasanya terjadi pada konjungtivitis alergika atau virus. ■ Mukoid tipikal untuk konjungtivitis alergika kronik dan
konjungtivitis sika
■ Mukopurulen tipikal terjadi pada infeksi klamidia atau infeksi bakteri.
■ Purulen sedang terjadi pada konjungtivitis bakteriais akut ■ Purulen berat tipikal untuk infeksi gonokokus
Gambaran Klinik
Reaksi Konjuntiva
■ Injeksi konjungtiva ■ Hemoragik
■ Kemosis
■ Membran dan pseudomembran ■ Subkonjungtiva scarring
■ Folikel
Limfadenopati preaurikuler
■ Sebuah KGB preaurikular besar atau kecil kadang kadang sedikit nyeri tekan, ada pada konjuntivitis herpes simpleks primer, keratokonjungtivitis epidemika, inklusi dan
trakoma.
■ KGB preaurikular kecil tanpa nyeri tekan terdapat pada demam faringokonjuntiva dan konjungtivitis hemoragik akut.
KONJUNGTIVITI
S ALERGI
Peradangan konjungtiva akibat alergi atau reaksi hipersensitivitas yang mungkin segera (Humoral)
Epidemiologi
■ Konjungtivitis alergi dijumpai paling sering di daerah dengan alergen musiman yang tinggi.
■ Daerah tropis dan panas seperti daerah mediteranian, Timur Tengah, dan Afrika.
■ Lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan perempuan, terutamanya usia muda (4-20 tahun).
apabila individu yang sudah tersentisisasi sebelumnya berkontak dengan antigen yang spesifik
Imunoglobulin E (IgE) degranulasi sel mast histamin, triptase, chymase, heparin, chondroitin sulfat, prostaglandin, thromboxane, and leukotriene. faktor-faktor kemotaksis permeabilitas vaskular ↑ dan migrasi sel
neutrophil dan eosinophil
Klasifikasi konjungtivitis
alergi
A. Konjungtivitis alergi simplek B. Keratokonjungtivitis vernal C. Keratokonjungtivitis atopik
KONJUNGTIVITIS
ALERGI SIMPLEK
Biasanya ringan, konjungtivitis alergi non-spesifik ditandai dengan gatal, hiperemis dan respon papiler ringan. Pada dasarnya, gejalanya adalah reaksi urtikaria akut atau subakut
Etiologi
■ Konjungtivitis hay fever : + hay fever (rhinitis alergi).
Alergen yang umum diantaranya serbuk sari, rumput dan bulu binatang.
■ Seasonal allergic conjunctivitis (SAC). SAC merupakan
respon terhadap alergen musiman seperti serbuk sari. Ini adalah hal yang sangat umum.
■ Perennial allergic conjunctivitis (PAC) merupakan respon alergen menahun seperti debu rumah dan tungau.
Patologi
■ Respon vaskuler ■ Respon seluler
Gambaran klinis
■ Gejala: termasuk intensitas gatal dan rasa terbakar pada mata disertai mata berair dan fotopobia ringan
■ Tanda:
a) Hiperemis dan kemosis yang memberi kesan bengkak pada konjungtiva.
b) Konjungtiva menunjukan reaksi papiler ringan. c). Edema kelopak
Penatalaksanaan
■ Non-medikamentosa
Tatalaksana
Medikamentosa ■ Local
- topical antihistamin
- mast-cell stabilizer seperti cromolyn sodium
- topical vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan nafazoline.
- air mata artificial guna untuk dilusi dan irrigasi allergen dan mediator inflamasi di permukaan ocular.
■ Sistemik : antihistamin oral
■ Imunoterapi : hiposensitisasi dengan pemberian injeksi ekstrak allergen
KERATOKONJUNGTI
VITIS VERNAL
Inflamasi konjungtiva yang rekuren, bilateral, interstitial dan self-limiting
Etiologi
■ Reaksi hipersentifitas terhadap beberapa alergen eksogen ■ Faktor predisposisi
– Umur 4-20 tahun, lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan.
– Musim. Paling sering pada musim panas sehingga diberi nama “catarrch musim panas” atau “konjungtivitis musim kemarau”.
– Iklim. Paling sering pada iklim tropis, kurang pada iklim hangat dan sangat jarang pada iklim yang dingin
Patologi
■ Epitel konjungtiva mengalami hiperplasia dan menekan jaringan subepitel.
■ Lapisan adenoid menunjukan infiltrasi seluler yang
disebabkan karena eosinofil, plasma sel, limfosit dan histiosit. ■ Lapisan fibrosa mengalami proliferasi dan megalami
degernerasi hialin.
■ Pembuluh konjungtiva mengalami proliferasi, peningkatan permeabilitas dan terjadi vasodilatasi
Gambaran klinis
■ Gejala. Catarrch musim panas ditandai dengan rasa
terbakar dan sensai gatal. Fotopobia ringan, mata berair, palpebra berselaput dan terasa berat
■ Tanda
- tipe palpebral
- tipe bulbar/limbal
Kanski and Bowling
Palpebra pada
keratokonjungtivitis vernal
Bulbar pada
Penatalaksanaan
Terapi lokalis
■Steroid topical
■Mast cell stabilizer seperti sodium cromoglycate 2% ■Antihistamin topical
■Acetyl cysteine 0,5% ■Siklosporin topical 1% Terapi sistemik;
■Anti histamine oral untuk mengurangi gatal
Penatalaksanaan
Terapi lain
■ injeksi steroid supratarsal atau dieksisi ■ Kaca mata gelap untuk fotofobia
■ Kompres dingin dapat meringankan gejala
KERATOKONJUNGTI
VITIS ATOPIK
Inflamasi konjungtiva bilateral dan juga kelopak mata yang berhubungan erat dengan dermatitis
Gejala klinis
Gejala
■ Gatal, nyeri dan sensasi kering ■ Sekret yang mukoid
■ Fotopobia atau pandangan yang kabur.
Tanda.
■ Terdapat papil-papil halus pada palpebra dan eritematous ■ Konjungtiva tarsal seperti putih susu. Terdapat papil halus,
kemerahan dan jaringan parut.
■ Timbul keartitis perifer superfisial yang diikuti dengan vaskularisasi. Pada kasus berat terjadi seluruh kornea
Penatalaksanaan
■ Atihistamin oral (terfenadine, astemizole, hydroxyzine) ■ Obat-obat antiradang non-steroid (ketorolac dan
iodoxamid)
KONJUNGTIVITIS
GIANT PAPILLARRY
konjungtiva dengan penampakan papil yang sangat besar.
Etiologi
■ Merupakan respon alergi (hipersentifitas tipe lambat) yang kaya basofil dengan komponen IgE humoral, biasanya
disebabkan karena pemakaian lensa kontak atau mata buatan dari plastik
Gejala klinis
■ Gejala. Seperti gatal, berserabut, membaik dengan penggantian prostesis mata plastik dengan kaca dan memakai kaca mata bukan lensa.
■ Tanda. hipertrofi papiler (1mm) pada konjungtiva tarsal atas, mirip seperti pada keratokonjungtivitis vernal yang hiperemi.
Konjungtivitis Giant Papillarry
Penatalaksanaan
■ Menghindari kontak dengan iritan
Prognosis dan Komplikasi
■ Pada konjungtivitis giant papillary, iritasi kronis akan menyebabkan keratitis yaitu inflamasi pada kornea dan dapat menyebabkan kebutaan permanen karena terjadi ulserasi pada permukaan kornea.
■ Pada keratokonjungtivitis vernal juga dapat menyebabkan keratitis jika tidak ditatalaksana.
KONJUNGTIVITIS
VIRAL
• Virus merupakan agen infeksi yang umum ditemukan selain konjungtivitis bakterial, alergi, dan laIn-lain
• Adenoviral merupakan etiologi tersering dari konjungtivitis virus
• Mudah menular
• Transmisi biasanya melalui sekret yang dihasilkan mata yang terinfeksi
KONJUNGTIVITIS DEMAM
FARINGOKONJUNGTIVA
Gambaran Klinis
• Demam 38,3 -400C, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis
pada satu atau dua mata.
• Folikel sering mencolok pada kedua konjungtiva, dan pada
mukosa faring.
• Penyakit ini dapat terjadi bilateral atau unilateral.
• Mata merah dan berair mata sering terjadi, dapat disertai
Tatalaksana
■ Pengobatan untuk demam faringokonjungtiva hanya bersifat suportif karena dapat sembuh sendiri diberi kompres
KERATOKONJUNGTIVI
TIS EPIDEMI
Konjungtivitis yang disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37
Gambaran Klinis
• Konjungtivitis folikular • Sekret cair
• Hiperemis • Kemosis
• Pembesaran kelenjar getah bening preaurikel
Tatalaksana
■ Belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala
KONJUNGTIVITIS VIRUS HERPES
SIMPLEKS (HSV)
Gambaran Klinis
• Biasanya terjadi pada anak-anak dan merupakan keadaan luar biasa yang ditandai pelebaran pembuluh darah
unilateral,
• Iritasi
• Sekret mukoid
• Fotofobia
• Sering disertai keratitis herpes simpleks
Tatalaksana
■ Umumnya sembuh sendiri
■ Antivirus topikal atau sistemik harus doberikan untuk mencegah terkena kornea, diberikan 7-10 hari. Misalnya trikloridin setiap 2 jam sewaktu bangun
■ Pada kelainan permukaan dapat diberikan salep terasiklin. ■ Steroid tetes deksametason 0,1% diberikan bila terdapat
KONJUNGTIVITIS
HEMORAGIKA AKUT
Konjungtivitis yang disebabkan oleh Enterovirus tipe 70 dan kadang-kadang oleh virus coxsakie tpe A24
dengan masa inkubasi yang pendek (sekitar 8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari)
Gambaran Klinis
• Gejala dan tandanya : • Rasa sakit
• Fotofobia
• Sensasi benda asing
• Banyak mengeluarkan air mata, • Edema palpebra, dan
Gambaran Klinis
• Pada sebagian besar kasus, didapatkan • Limfadenopati preaurikular
• Folikel konjungtiva • Keratitis epithelia
• Pada beberapa kasus dapat terjadi uveitis anterior dengan
Tatalaksana
■ Dapat sembuh sendiri sehingga pengobatan hanya simtomatik.
■ Pengobatan antibiotika spekturm luas, sulfacetamide dapat digunkan untuk mencegah infeksi sekunder
Tatalaksana secara umum
■ Konjungtivitis viral biasanya bersifat suportif dan merupakan terapi simptomatis
■ Kompres dingin pada mata 3 – 4 x / hari juga dikatakan dapat membantu kesembuhan pasien
■ Sebagai pencegahan terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri dapat diberikan Kloramfenikol tetes mata.
Kloramfenikol merupakan obat antimikroba yang memiliki spektrum luas, meliputi bakteri gram negatif dan gram
Komplikasi
■ Komplikasi dari konjungtivitis viral, antara lain:
– Infeksi pada kornea (keratitis) dan apabila tidak ditangani bisa menjadi ulkus kornea
KONJUNGTIVITIS
BAKTERIALIS
• Inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri.
• Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata merah, sekret pada mata dan iritasi mata.
Etiologi
■ Hiperakut (purulen)
– Neisseria gonorrhoeae
– Neisseria meningitidis
■ Akut (mukopurulen)
– Pneumococcus (Streptococcus pneumoniae) (iklim sedang)
– Haemophilus aegyptius (Koch-Weeks bacillus) (iklim tropik)
■ Subakut
Etiologi
■ Menahun, termasuk blefarokonjungtivitis – Staphylococcus aureus
– Moraxella lacunata (diplobacillus dari Morax-Axenfeld)
– Streptococcus
– Moraxella catarrhalis
– Proteus
– Corynebacterium diptheriae
Patofisiologi
■ Jaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti streptococci, staphylococci dan jenis Corynebacterium. ■ Perubahan pada mekanisme pertahanan tubuh ataupun pada
jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan infeksi klinis
■ Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi konjungtiva ,mekanisme pertahanan
sekundernya adalah sistem imun yang berasal dari perdarahan
konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip
Gejala Klinis
■ Mata merah
■ Sekret yang purulen
■ Sering dijumpai edema kelopak mata
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL
HIPERAKUT
• Onset yang sangat cepat dari perbanyakan discharge
• Hiperemis konjungtiva yang berat • Kemosis dan edema kelopak.
• Konjuntivitis mungkin unilateral atau bilateral
• Diperberat dengan nyeri, nyeri pada bola mata dan
KONJUNGTIVITIS
BAKTERIAL AKUT
• Onset akut dari discharge unilateral
• Hiperemia konjungtiva
• Mukopurulen/purulent
• Limfadenopati preaurikuler biasanya tidak ditemukan
• Pada anak-anak 6 bulan- 3 tahun disertai warna kebiruan curigai Haemophilus influenza
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL
KRONIK
• Variasi dari gejala yang non spesifik dan temuan klinis • Pasien mengalamis iritasi kronik yaitu lebih dari 4
minguu
• sensai benda asing dan hiperemis yang tidak begitu jelas • Reaksi folikel dan papiler dapat terjadi dan mukoid
discharge dapat terjadi
• Konjungtivitis kronik sering disertasi hiperemis kelopak
Pemeriksaan Laboratorium
■ Pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pewarnaan gram atau giemsa
■ Biakan disarankan jika sekretnya purulen, memiliki membran atau pseudomembran.
Tatalaksana
■ Pada setiap konjungtivitis purulen yang dicurigai
disebabkan oleh diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik .
■ Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus
konjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva.
Prognosis
■ Konjungtivitis gonokokus (yang bila tidak diobati dapat berakibat perforasi kornea dan endoftalmitiS
■ Konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk bagi
meningokokus ke dalam darah dan meningen, hasil akhir konjungtivitis meningokokus adalah septikemia dan
Temuan klinis dan sitogi
Viral Bakteri Klamida Alergika
Gatal Minimal Minimal Minimal Hebat
Hiperemia Generalisa
ta
Generalisata Generalisata Generalisata
Mata beair Banyak Sedang Sedang Minimal
Eksudatif Minimal Banyak Banyak Minimal
Adenophaty periarikular
Sering Jarang Hanya sering pada konjungtivitis
inklusi
Minimal
Pada kerokan dan eksudaf yg
dipulas
Monosit Bakteri , PMN PMN,sel ngplasma, badan inklusi Eosinofil Disertai sakit tenggorokan dan demam
Diagnosis Banding Penyakit Mata
Merah Berdasarkan Keluhan
Gejala subyektif dan obyektif Glaukoma akut Uveitis akut
Keratitis K Bakteri K. virus K. alergi
PenurunanVisus +++ +/++ +++ - - -Nyeri ++/+++ ++ ++ - - -Fotofobia + +++ +++ - - -Halo ++ - - - - -Eksudat - - -/++ +++ ++ + Gatal - - - ++ Demam - - - - -/++ -Injeksi siliar + ++ +++ - - -Injeksi konjungtiva ++ ++ ++ +++ ++ + Kekeruhan kornea +++ - +/++ - -
-Kelainan pupil Midriasis
nonrekatif Miosis iregular Normal/ miosis N N N
Kedalaman COA Dangkal N N N N N
Tekanan intraokular Tinggi Rendah N N N N Sekret - + + ++/+++ ++ + Kelenjar preaurikular - - - - +