• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN PENGARUH KADAR URANIUM DAN RASIO PV A/U TERHADAP SIFAT FISIS GEL PVA~U DAN OKSIDANYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN PENGARUH KADAR URANIUM DAN RASIO PV A/U TERHADAP SIFAT FISIS GEL PVA~U DAN OKSIDANYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

KADAR URANIUM

DAN RASIO PV A/U TERHADAP

SIFAT FISIS GEL PVA~U DAN OKSIDANYA

Damunir, Bangun. W, lndra Suryawan, Endang Nawangsih P3TM-BATAN. JI. Babarsari Kolak Pas 1008. Yogyakarla 550fO

ABSTRAK

PENGARUH KADAR URANIUM DAN RASIO PVA/U TERHADAP SIFA T FISI GEL PVA-U DAN OKSIDA OKSIDANYA. pengaruh kadar uranium dan rasio PVAlU temadap sitar fisis gel PVA-U dan oksidanya telah diteliti. Lima puluh mililiter larutan uranil nitrat yang mengandung 100g uranium, dinetralkan dengan NH40H 1M. Larutan diubah menjadi sol PVA-U dengan menambahkan 9,18% PVA sambi/ diaduk, di panaskan pada suhu 80 °c selama 20 menit. Untuk mendapatkan gel bertJentuk bola, larutan sol diteteskan kedalam larutan medium NH40H 5 M pada suhu kamar. Gel yang tertJentuk berupa bola-bola kecil, lalu disaring, dicuci dan dipanaskan pada suhu 120 °C. Setelah itu gel dikalsinasi pada suhu 800 °c selama 4 jam, menghasi/kan butiran U30S. Dengan cars yang sarna, dipelajari pengaruh kadar uranium 150-400 g 11 dan rasio PVA/U pengaruh 6,5 -12,5 % dalam 100 g UI1. Krakterisasi hasil ditentukan dari sitar fisis gel PVA-U dan butiran oksida U30S berupa densitas memakai plKnometet; tUBS muka spesifik memakai surfacearaameter dengan gas N2 sebagai absortJen, dan ukuran butir dengan kaca pembesar(loop optis). Hasi/ percobaan menunjukkan bahwa perubahan uranium dan rasio PVA/U berpengaruh temadap sitat fisis gel PVA-U dan butiran oksida U30S. Kondisi proses sol-gel urania paling baik adalah pads kadar 100 g UI1 dan 9,18 % PVAlU, menghasilkan gel PVA-U dengan prosentase padatan; 89,17 %, densitas; 3,36 gI1 dan ukuran butir;1324 J.lm. Dan butiran oksida U30S dengan densitas ;7,951 gl1, luas muka ; 0,449 m2/g dan ukuran butir; 810j.im.

ABSTRACS

THE INFLUENCE OF URANIUM CONTENT AND PVA/U RA TIO ON PHYSICAL PROPERTIES OF PVA-U GEL AND ITS OXIDE. The influence of uranium content and PVA/U ratio on physical properties of PVA-U gel and its oxide has been investigated. Fifty mililiters of uranil nitrate solution contening 100 gUll was neutralized using 1M NH40H. The solution was converted into PVA-U sol by adding 9,18 % PVA while mixed and heated at 80 °c for 20 menutes. In order to find spherical gel, the sol solution was dropped into a 5 M NH40H solution at room temperature.

The shape fomJed of the gels small spherical, shape of the fomJed gels were filtered, washed and heated at 120 °c .After that the gels were calcined at 800 °c for 4 haurs. The fOmJed U308 particles. Under a similar method, the influence of uranium content from 150-400 gll and the influence of PVA/U ratio of 6,5-12,5 % in 100 gUll were studied. Chracterization of the result was obtained from physical properties of the gel and its oxide in the fomJ of density using picnometer, surface area using surface areameter with N2 as absorbent and particle size/ shape using a loop and optical microscope. The experimental results showed that both uranium content and PVA/U ratio affected the physical properties of the kemel properties. The best result occurred at uranium content of 100 gll and PVA/U 9,18 %. The resulted gel with solid content of 89, 17 %, density of 3, 36 gll and size of 124 .tJf11. The resulted oxide U308 had density of 7,98 gUll, surface area of spesific of 0,449 m2/g and grain size of 810 }lm.

mempunyai beberapa tahapan yaitu netralisasi ion nitrat, peptisasi dan gelasi internal.

PENDAHULUAN

D

alam teknologi nuklir, bahan bakar kernel UO2 digunakan sebagai bahan bakar reaktor suhu tinggi(RST) karena mempunyai densitas tinggi, kompak dan berbentuk bola(l), Bahan bakar kernel UO2 dapat dibuat secara basah melalui proses sol-gel urania secara langsung (gelasi Internal). Proses ini

Netralisasi

ion nitrat

Pada proses sol-gel urania secara langsung, pertama, ion nitrat dalam larutan uranil nitrat yang digunakan sebagai umpan gelasi dinetralkan dengan amonium hidroksida pacta perbandingan

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM.BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 200U

(2)

Damunir, dkk

ISSN

0216-3128

263

butiran gel dan oksida U30. di alas dan juga kualitas gel bahan bakar kernel UO2 seperti densitas, luas muka, morfologi, ukuran butir dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, dipelajari kadar uranium dan jumlah PV A terhadap sifat fisis gel

PV A-U dan butiran oksida U3Os .'. [NH4+]/[NO31 = 0,5 -0,6. Ion nitrat dapat

mempengaruhi proses gelasi, gel dan butiran oksida uranium yang dihasilkan. Pada kondisi ini terjadi reaksi antara ion nitrat dengan ion amonium menghasilkan larutan amonium nitrat dan koloid uranil hidroksida (2),

UO2{NO3)2+ 2 NH40H ~ U02{OH)2 + 2 NH4NO3 (1)

Koloid

TATA KERJA

Bahan

Bahan Kimia yang digunakan terdiri dari larutan uranil nitrat hasil pelarutan UO2 Perancis. Bahan dari Merck, Asam nitrat, Amonium hidroksida, Polivinil alkohol, K2Cr20, 0,1 N titrisol, NaOH 0, I N titrisol, TiCI3. Bahan dari P3TM terdiri dari air bebas mineral clan air distilasi.

Alat

Alat yang digunakan terdiri dari Potensiograf Metrohm, pH Meter Beckmann, mikroskop optis, loop, neraca analitik, termometer, kaca pembesar,. pengaduk magnitik, batang magnet, gelas piala, gelas ukur, pipet gondok, labu takar, kertas saring clan lain-lain. .

Peptisasi

Proses peptisasi adalah perubahan koloid UO2(OH)2 menjadi larutan sol UO2 dan gel. Agar dapat menjadi gel, diperlukan zat aditif daTi senyawa polimer organik seperti polivinil alkohol(PV A). Polivinil alkohol ditambahkan kedalam larutan sol sambil diaduk dan dipanaskan pad a suhu 70-90 °c supaya reaksinya sempuma. Reaksi kimia an tara ion uranil dengan Polivinil alkohol dapat membentuk senyawa polimer ikatan silang yang berupa sol kentar3).

UO2 + 2 [C2H20H}n ~ [(UO2){ C2H20H)2n] (2)

Sol PVA.U

Gelasi internal

Untuk mendapat gel berbentuk bola, larutan sol diteteskan ke dalam kedalam larutan medium amonium hidroksida pada suhu kamar. Pada proses ini terjadi reaksi antara molekul NH3 dari medium amonium hidroksida dengan molekul uranil pada molekul sol dengan membentuk polimer amonium uranat-polivinil alkohol, sambil melepaskan molekul

air (3,4)

((UO2)(C2H20H)2n) + 4 NH40H -+ ((UO2)(NH3)4)(C2H20H)2n]

+ 4 H2O (3)

Gel U-PV A

Pembentukan gel tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti banyaknya uranium dan polivinil yang digunakan. Menurut Nickel(l) , konsentrasi uranium yang paling baik pada

pembentukan gel uranium -PVA berkisar antara

100200 g/l clan polivinil alkohol 8 % clan pH 1,5

-2. Jika jumlah PVA yang digunakan besar clan

uranium kecil akan terjadi kenaikan viskositas, larutan sol sehingga sulit digelasikan dalam larutam

medium amonium hidroksida, akibatnya gel yang

terbentuk tidak baik. Jika jum.lah PV A yang digunakan sedikit, sedangkan uraniumnya ban yak pencampurannya tidak sempurna, akibatnya reaksi pembentukan gel akan banyak mengalami kegagalan, misalnya gel yang terbentuk tidak baik. Oemikian juga pada proses kalsinasi pada suhu tinggi dim ana

gel mudak pecah clan butiran oksida U3Os akan mengalami kerusakan menjadi serbuk oksida U3Os.

Hal ini dapat mempengaruhi kualitas clan sifat fisis

Cara kerja

Pelaksanaan penelitian ini dimulal dengan pembuatan larutan uranium nitrat jenuk untuk umpan gelasi, peptisasi(pembuatan sol), pembuatan gel dengan proses solgel urania secara langsung(gelasi internal) dalam medium amonium hidroksida, pemanasan, kalsinasi clan karakterisasi. Variabel yang dipelajari adalah pengaruh perubahan uranium dan rasio polivinil alkohol/uranium terhadap sifat fisis gel V-PV A dan butiran oksida V3Og.

a. Pengaruh perubahan kadar uranium

Larutan uranil nitrat yang mengandung 100 g VII dimasukkan kedalam gelas piala 250 ml dan diletakkan diatas pengaduk magnit. Setelah itu termometer clan pH meter dipasangkan dan dicatat temperaur.. a~a!", ~a,": pH larutan. Ditambahkan NH4OH 1 M I<eaalam larutan sampai pada [NH4 +]/[NO31 = 0, 6, dan 9,18 % PV AIV sambil diadukkan daD dipanaskan pada suhu 80 °c, clan dipeptisasi selama 20 menit supaya terbentuk sol clan gel uranium -polivinil alkohol. Vntuk dihasilkan but iran gel berbentuk bola, larutan sol diteteskan kedalam larutan medium NH4OH 5 M dengan menggunakan jarum suntik pada suhu kamar. Gel yang dihasilkan direndam dalam larutan ..medium NH4OH 5 M selama 24 jam, lalu dicuci dengan NH4OH 2,5 % dan air bebas mineral selama 10 men it, masing masing sebanyak tiga kali. Kemudian gel dikeringkan pada suhu kamar daD 120 °c, setelah

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000

(3)

Tabell. Pengaruh kadar uranium terhadap sifat fisis gel U-PV A hasil proses Sol-gel urania dengan 9,18 % PVA/U pada suhu 80 °C.

Tabcl2. Hasil analisis siCa! fisis butiran U~O8 hasil kalsinasi gel U-PV A. (Gel hasil proses sol-gel urania pada setiap perubahan kadar uranium dengan 9,18 % PV A/V pada suhu

80 °C).

itu dikalsinasikan pada suhu 800 °C sel.ama 4 jam untuk dihasilkan butiran oksida U30a dan juga menghilangkan senyawa kimia yang belum dapat dipisahkan pada proses pencucian. Setel.ah percobaan sel.esai, percobaan diulangi untuk kadar uranium sebesar 150, 200, 250, 300 dan 400 g/l. Gel PY A-V dan butiran oksida U3Oa yang dihasil.kan diukur densitasnya dengan piknometer dan air aquabidest sebagai pelarut, luas muka butiran dengan surface areameter NOYA menggunakan gas nitrogen sebagai adsorben, butiran dengan menggunakan kaca pembesar(loop) dan morfol.ogi dengan mikroskop

optis.

b. Pengaruh Perubahan rasio PYA IV

Dengan cara yang sarna seperti diatas, percobaan diulangi dengan menvariasikan jumalh PYA sehingga rasio PYA/V= 6,12; 6,89; 7,65; 9,18; 9,95; 10,72 dan 12,24 %. Masing-masing PYA ditambahkan kedalam I.arutan uranil. nitrat yang mengandung 100 g VII, dan dipeplisasi se1ama 20 menit pada suhu 80 °C.

HASIL

DAN PEMBAHASAN

Dalam tabel 1 ditunjukkan data gel PV A-V dari proses sol-gel urania secara langsung(intemal gelasi) pada perubahan uranium sebesar 100 -250 g II dan 9,18 % PYA dan faktor netralisasi [NH4 +]/[NOJ] = 0,6. Gel yang dihasilkan mempunyai perbedaan prosentase padatan, densitas, dan ukuran butiran namun perbedaannya relatif kecil sehingga sulit dibedakan satu sarna lain, perbedaan kualitas gel V-PV A akan terlihat setelah dikalsinasikan pada suhu tinggi, sedngakan sifat fisis gel tersebut diukur setelah pemanasan gel PVA~V pada suhu 120 °C selama 4 jam. Pada tabel 2 ditunjukkan data butiran oksida VJOs hasil kalsinasi gel PV A-V diatas pada

suhu 800 °C selama 4 jam, mempunyai perbedaan luas muka spesifik, densitas dan ukuran butir cukup besar, perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan jumlah pori-pori dan uranium pada butiran oksida

VJOs. Pada perubahan kadar uranium sebesar 100-150 g/1, butiran oksida VJOs mempunyai luas muka spesifik paling kecil yaitu sebesar 0,448-0,483 m2/g dengan densitas sebesar 7,210-7,578 g/l dan ukuran butir sebesar 810-820 11m. Pacta kondisi ini jumlah pori -pori dan kerusakan butiran oksida VJOs pada suhu tinggi relatif kecil dibandingkan butiran oksida VJOs yang mempunyai kadar uraium diatas 150 g/l. Dengan dasar basil tersebut untuk pembuatan gel PV A-V pada percobaan seterusnya dipilih kondisi dimana butiran oksida mempunyai luas muka yang paling kecil yaitu pada kondisi 100 g VII dan 9,18 % PYA.

Tabel3. Pengaruh rasio PV A/U terhadap sifat fisis gel U-PV A hasil proses sol-gel urania dengan 100 g Ugil pad a suhu 80 °C.

Hasil Analisis Sifat fisis gel U-PVA hasii Proses aelasi PVA-U Rasio PVNU (%) No Densitas lo/ml) Prosenlase padalan (%) Diameter butiran (I-! m) 6,12 6,89 7,65

9,18

9,95 10,72 12,24 88,86 87,57 88.37 89,17 88,94 86,99 3,18 3,46 3,26

3,36

3.09

3.18

3.21 1295 1.280 1315 1324 1298 1345 1318 Tabel4. Hasil analisis sifat fisis oksida U30S hasil

Kalsinasi gel U-PV A pada setiap perubahan rasio PV A/U.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM.8ATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000 '.

(4)

Damunir, dkk ISSN 0216-3128 265

Pada tabel 3 ditunjukkan bahwa gel yang dihasilkan pada proses sol-gel urania yang mengandung 100 gUll dan perubahan rasio PV A/U

sebesar 6,16-12,24 % mempunyai perbendaan

prosentase padatan, densitas dan ukuran butiran relatif kecil dan tidak mencolok satu sarna lain. Pad a tabel 4 ditunjukkan bahwa butiran oksida U3Os hasil kalsinasi gel PV A-U terse but mempunyai perbedaan luas muka spesifik dan densitas relatif besar, sedangkan perbedaan ukuran butirannya relatif kecil. Pada gambar I dan 2 ditunjukkan bentuk rota mikroskopis gel U-PV A dan butiran oksida U3Os . Pad a gambar I.a adalah rota mikroskopisi gel yang mengandung 100 gUll dan 9,18 % PVA/U setelah

pemanasan

pada suhu 120 °C selama 4 jam dan

gambar lob adalah butiran oksida U3O. hasil kalsinasi gel tersebutnya pada suhu 800 °C selama 4 jam. Bentuk gelnya relatif baik dan bulat, tetapi setelah dipanaskan butiran oksida U3Os sedikit pecah dibagian luar. Gel dan butiran oksida yang dihasilkan pada kondisi ini relatif lebih baik dibandingkan dengan butiran oksida hasil kalsinasi gel PV A-V yang mengandung 150 g VII dan 9,18 % PVA/U, dimana butiran oksida U3Os nya pada gambar 2

banyak mengandung pori-pori dan bentuknya relatif tidak bulat. Luas muka spesifik butiran oksida terse but sebesar 0,449 -0, 813 m2/g, densitas sebesar 6,861- 7,951 g/ml dan ukuran butir sebesar 810-835~m. Perbedaan sifat fisis terse but disebabkan oleh adannya perubahan sifat gel dan perbedaan jumlah pori-pori dalam butiran oksida akibat

pemanasan pada suhu tinggi. Hasil percobaan ini mirip dengan hasil yang laporkan oleh zimmer yaitu < I m2/g (surface area meter spesifik U3Os) (S ). Dapat dilihat pada tabel 4, but iran oksida U3Os hasil kalsinasi gel PV A-U yang mengandung 100 gUll dan 9,18 % PV A/U mempunyai densitas paling besar, 7,95 gil dan luas muka s~esifik paling kecil, 0,449 m2/g. Menurut NICKEL (I , yang mempelajari pengaruh kadar uranium dan polivinil alkohol pada pembuatan gel V.PV A dengan proses emulsifikasi secara langsung(gelasi internal) menggunakan zat adidif po!ivinil alkohol, parafin dan span -80. Kondisi pembuatan gel U.PV A paling baik adalah pada perubahan kadar uranium sebesar 100-200 gil clan 8 % PV A, karena dapat menghasilkan bahan bakar kernel UO2 yang mempunyai densitas sebesar 95 % dari densitas tioritis. Hasil percobaan yang dilakukan juga mendapat hasil/kondisi proses yang

sarna.

Gambar l.a.Foto mikroskopis gel PVA-V yang

mengandung 100 g Vii dan 9,18 %

PV AlV seteiah pemanasan

pa.da suhu

120 DC seiama 4 jam

Gambar lb. Foto mikroskopiJ gel PVA-U don

butiran oksida UJO8 hasil kalsinasi gel

U-PV A diatas pada suhu 800 DC selama

4 jam

FOlO mikroskopis buliran oksida UjOa

hasil kalsinasi gel PVA-U yang

mengandung 150 gUll dan 9,18 %

P V AlU.

Pads gambar I dan 2 diatas ditunjukkan bentuk foto mikroskopis gel U-PV A clan butiran oksida U3O8 .Pad a gambar I.a adalah foto mikroskopisi gel yang mengandung 100 gUll dan 9,18 % PVA/U setelah pemanasan pads suhu 120 DC selama 4 jam dan gambar I.b adalah butiran oksida U3O8 hasil kalsinasi gel tersebutnya pad a suhu 800 DC selama 4 jam. Bentuk gelnya relatif baik clan bulat, tctapai setclah dipanaskan butiran oksida U3O8 sedikit pecah dibagian luar. Gel dan butiran oksida yang dihasilkan pada kondisi ini relatif lebih baik dibandingkan dengan butiran oksida hasil kalsinasi

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM.BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000 '.

(5)

gel PV A-V yang mengandung 150 g U/I clan 9,18 % PV A/V, dimana butiran oksida UJO. nya pada gambar 2 banyak mengandung pori-pori clan bentuknya relatiftidak bulat.

6. MESERVEY,A.B.,' reparation of Sols and Microsphere Of Th02, UO2, Th02UOJ By Sol -gel Technoques, ORNL- TM 2128, February

6,1968, ppIO-13.

7. ZIMMER,E., GANGULY,C., BORCHARDT, J and LANGEN,H.." SGMP ADV ANCED METHOD FOR FABRICATION OF U02 AND MOX FUEL FELLETS,' journal of Nuclear Material, 152(1988) 169-177. North-Holland, Amterdam.

KESIMPULAN

TANYA JAWAB

Dari hasil Percobaan dan pembahasan diatas

dapat disimpulkan sbb,

a. Perubahan uranium dan polivinl alkohol berpengaruh pada sifat fisis gel PV A-U, hasil proses sol -gel urania secara gelasi internal dan sifat fisis oksida U3Os hasil kalsinasi ge! PV A-U. b. Kondisi pembuatan gel PV A-V dengan proses

sol-gel urania tersebut paling baik adalah pada kondisi 100 g VII, 9,18 % PVA/V clan [NH4+/[NO31=0,6 pada suhu 80 °c .

c. Sifat fisis gel PV A-V yang terbentuk padakondisi optimum adalah prosentase pad at an == 89,17 %, densitas = 3,36 giml dan ukuran butir ;1324 J.lm. Dan sifat fisis butiran oksida V3Os adalah densitas = 7,951 giml, luas muka spesifik; 0,449 m2/g clan ukuran butir = 810 J.lm.

Saran

Mengingat masih banyaknya hasil butiran

yang pecah saat pemanasan, maka masih perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut.

DAFTAR

PUSTAKA

I. NICKEL,H.," Development of Coated Fuel Particles, KF A Contribution Within TIle Frame of The Germany High Temperature Reactor Fuel Developmant Program", Kernforscung-anlagle, Julich, KFA,Jui-687-RW,ppl-12, August 1970. 2. Y AMAGISHI, SAND TAKAHASHI, Y,"

Preparation of ThO2-UO3 Sol With Uranium Contents of 0 -35 % Uranium for Gelation into spheres in CCl4-Ammonia Media" ,Journal of Nuclear Sceince and Micro Technology, 23(8), pp711-721(August 1986).

3. COWD,M.A., " Kimia Polimer" , Penerbit ITB, Bandung 199 I.

4. COOK, W.D and CUI DE, G.B," Polimer Update Sceince and Engineering" , Australia Polimer Sceince Series, Vol 2. Polimer Division Rayal Australia Chemical Institute, 1989, pp 19 -101. 5. GANGULY ,C.C.,LANGEN,H., ZIMMER.E.,"

Sol-gel Microsphere Pelletizaton Process For Fabrication of High -Density ThO2-2% UO2

Fuel for advanced Pressuredzed

Heavy Water

Reactor", Kerforscungsanlage, 0-5 I 70, Julich, Nuclear Technology, Vol 73, pp84-95, Apr.1986.

Fathurrachman

~ Dalam abstrak saudara menulis "50 mr'lar. UN yang mengandung 100 gr U". apa yang dimaksud

?

~ Adakah kelebihan gel PV A-U dibandingkan dengan HMT A.U ?

~ Dpatkah pengambilan PV A lebih dari 10%, mengapa ?

Oamunir

-<:> Volume larulan UN yang digunakan sebanyak 50 ml sebagai umpan gelasi dan mengandung U 100gr/1

-<:> Kelebihan gel PVA-U dengan HMTA-U lidak ada, hanya prosesnya berbeda. Gel PVA-U dihasilkan dari reaksi P VA dengan UN pada suhu 70 -90 uC, sedangkan proses gelasinya dalam NHJOH (medium) pada suhu kamar. Gel hasil proses dengan HMTA-Urea dilakukan pada suhu 95 uC dalam minyak parafin.

-<:> Penambahan PVA lebih besar 10% akan menghasilkan gel dan buliran oksida U3Os tidak baik, gelnya mudah pecah pada suhu tinggi sehingga dapat mempengaruhi sifat fisis oksida U 308 yang dihasilkan. '.

Sumijanto

~ Dari percobaan anda temyata sifat fisis gel PV A-U clan butiran oksida A-U3O. dipengaruhi oleh ratio PYA-U. Fenomena apa yang memungkinkan perubahan sifat fisis tersebut ?

Oamunir

-<:> Fenomena yang lerjadi adalah reaksi anlara gugus OH pada f VA ,Iellgan molekul uranil dari UN memben/uk polimer PVA-U pada suhu 70-90 oC, kemudian polimer ini bereaksi dengan molekul NH3 dari medium NH40H memben/uk gel PVA-U (berben/uk

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan T eknologi Nuklir P3TM.BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000

(6)

Damunir, dkk

ISSNO216-3128

267

.

Damunir

~ Tidak mungkin, karena pada suhu tinggi

untuk gelasi PVA-U akan terjadi p~.nguapan

dal1

peruraian NH40H.

butiran kecil, bulat seperti halo). Reaksi ini

dipengaruhi oleh rasio P V

AlU sekitar 8-10%

(hasil percobaan 9, J

8%). Reaksinya

:

UO2(NOJ)2+6NH40H+2(C2HJOH)+2H+ -of 6H20 + 2NH4NOJ + {UO2.4NHJ.2(C2HJOH)n]

Tunjung I

~ Apa mungkin dilakukan gelasi internal pada suhu di atas suhu kamar ?

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

Referensi

Dokumen terkait