• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tumbuh Kembang Kraniofasial Prenatal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tumbuh Kembang Kraniofasial Prenatal"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Tumbuh Kembang Kraniofasial Prenatal - modul 303

1. Bagaimana proses terbentuknya bibir intra uterin (IU)? Jelaskan proses-proses

terkait dan waktu pembentukannya.

dimulai pada minggu ke-3 intra uterin. Mula-mula masih terbentuk tube dan terdiri

dari 3 unsur yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm/entoderm.

Pertumbuhan dan perkembangan oral / mulut dimulai dengan proses invaginasi

lapisan ectoderm di bagian caudal dan Processus Prontonasalis dan disebut

Stomodeum = Primitive Oral Cavry. Di samping itu terjadi pula proses invaginasi pada

lapisan endoderm yang disebut Primitive Digestive Tract. Selanjutnya POC dan PDT

saling mendekat hingga bertemu pada membran yang tipis disebut : Membrana Bucco

Pharyngeal. Membran tersebut akhirnya pecah dan terjadilah hubungan yang

sempurna antara POC dan PDT.

Pertumbuhan dan Perkembangan Branchial Apparatus

Selain proses tersebut terjadi pula pula proses pertumbuhan dan perkembangan

pembentukan Branchial Apparatus, yaitu terdiri dari :

A. Branchial Archess (lengkungan)

B. Branchial Pouches (Konjungsi)

C. Branchial Grooves (Celah)

D. Branchial Membrane (Selaput)

Mula-mula dibentu Branchial Arch I / Pharyngeal Arch I, kemudian dibentuk Branchial

Arch I hingga IV, namun Branchial Arch V rudimenter / hilang sehingga Branchial Arch

IV bergabung dengan Branchial IV. Dari Branchial Apparatus inilah akan dibentuk

organ-organ, rahang atas, rahang bawah, lidah larynx, pharynx, os hyoid, otot-otot

wajah, ligamentum, arteri, vena, nervus, dll.

Pertumbuhan dan Perkembangan Branchial Pouches

Yang pertama dibentuk adalah:

Cavum tympanica

Antrum Mastoideum Telinga tengah

Tuba Eustachii

Lalu lapisan Endoderm berdiferensiasi membentuk Tonsila Palatina dan Fossa

Supratonsilaris. Bagian Dorsal berdirensiasi membentuk glandula parathyroid inferior

lalu bermigrasi kea rah dorsal glandula thyroid. Sedangkan bagian ventral

berdiferensiasi membentuk primordial glandula thymus kemudian bermigrasi kea rah

Caudal & Medial selanjutnya bagian kanan & kiri berfusi membentuk glandula thymus.

Bagian dorsal berdirensiasi membentuk glandula parathyroid superior kemudian

bermigrasi ke dorsal glandula thyroid. Bagian ventral berdiferensiasi membentuk

ultimo branchial body lalu bermigrasi dan berfusi dengan glandula thyroid.

(2)

Branchial Groove I akan membentuk meatus acusticus externus, sedangkan Branchial

Groove yang lain akan hilang sehinga leher rata.

Pertumbuhan dan Perkembangan Branchial Membrane

Branchial Membrane I akan membentuk membrane tympanica sedangkan branchial

membrane yang lain menghilang.

Pertumbuhan dan Perkembangan Fasial (Muka)

Pertumbuhan dasn perkembangan fasial (muka) berasal dari 5 buah Fasial Promordia,

yaitu : Sebuah tonjolan Processus Fronto Nasalis di atas Stomodeum Sepasang

tonjolan Processus Maxillaris yang berasal dari Branchial Arch I, terlet,ak di Cranio

Lateral Stomodeum. Sepasang tonjolan Processus Mandibularis yang juga berasal dari

Branchial Arch I, terletak di Caudal Stomodeum.

Pertumbuhan dan Perkembangan Processus Fronto Nasalis

Dimulai pada minggu ke-4 i.u. sebagai dua buah penebalan ectoderm yang terletak di

latero processus fronto dan di atas stomodeumm disebut Nasal Placode. Setelah

embrio berumur 5 minggu i.u., terjadi lagi dua buah penonjolan yang mengelilingi

Nasal Placoda yang berbentuk tapal kudas yang disebut : Processus Nasalis Medialis

(medial) Processus Nasalis lateralis (lateral)

Selanjutnya Nasal Placoda akan menjadi dasar lekukan ke dalam dan membentuk

Nasal Pit yang nantinya akan merupakan lubang hidung atau Nostril. Sedangkan kedua

Processus nasalis medialis akan berfusi membentuk intermaxillary segment.

Intermaxillary segmente akan mengalami pertumbuhan dasn pertumbuhan

perkembangan dalam 2 arah yaitu :

Ke arah caudal

akan membentuik Phitrum Ke arah medial

akan membentuk

Septum nasi Palatum Primer (processus palatinus medialis) Premaxilla (yaitu tulang

rahange atas bagian tengah yang menunjang gigi-gigi

Sedangkan processus nasalis lateralis akan membentuk Ala Nasi (yang akan dipisahkan

dari processus maxillaries oleh sulcus naso lacrimalis).

Pertumbuhan dan Perkembangan Cavum Nasi

Dimulai pada embrio umur kurang dari 6 minggu i.u., sebagai proses invaginasi pada

nasal placode sebagai dasar lekukannya. Mula-mula dibentuk nasal pit, kemudian

lekukan semakin meluas membentuk Saccus Nasalis. Soccus nasalis ini masih belum

berhubungan dengan cavum oris karena masih dipisahkan oleh membrane oro nasal.

Setelah embrio berusia 7 minggu itu., membrane oro nasal pecah, hingga terjadilah

hubunan antara Cavum Nasi dan Cavum oris. Batas hubungan Cabum Nasi dan Cavum

oris di belakang Palatum Primer disebut Primitive Choanae.5

Selain proses tersebut di atas, pada dinding Cavum Nasi terbentuk pula

tonjolan-tonjolan yang disebut : Concha Nasalis Superior Concha Nasalisi Medius Concha

Nasalis Inferior

Dan dinding epitel atas Cavum Nasi (lapisan ectoderm) juga mengalami diferensiasi

membentuk serabu-serabu syafaf N, Olfaccorlus. Setelah palatun sekunder kanan dan

(3)

kiri selesai berfusi dengan septum nasi, maka terbentuklah Cavum Nasi yang

sempurna. Dengan demikian batas hubungan Cavum Nasi dan Cavum Orls kini di

belakang palatum sekunder dan disebut Definitive Chonchae.

Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang Rahang Atas

Tulang rahang atas (os maxilla) berasal dari Branchial Arch I bagian atas. Disebut pula

Processus Maxillaris. Pusat ossifikasi terletak pasda percabangan N. infra orbitalis

menjadi N. alveolaris superior anterior dan N. alveolaris superior medius. Kemudian

proses ossifikasinya berlanjut mula-mula ke arah posterior membentuk Processus

Zygomaticus Ossis Maxillaris, kemudian ke arah Caudal membentuk Processus

Alveolaris Ossis Maxillaris dan ke arah medial membentuk Processus Palatinus Ossis

Maxillaris. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut, di bagian pusat

ossifikasinya membentuk Corpus Maxillia, hingga terbentuklah Os Maxilla yang

lengkap.

2. Jelaskan proses terbentuknya lidah

Pertumbuhan dan perkembangan lidah dimulai pada akhir minggu ke-4. Mula-mula

dibentuk sebuah tonjolan di dasar pharynx, anterior foramen caecum disebut :

Tuberculum Impar. Kemudian dibentuk pula 2 tonjolan di daerah lateral dari

Tuberculum Impar, disebut : Tonjolan Lateral Lidah. Ketiga tonjolan tersebut berasal

dari Branchial Arch I.

Kemudian tonjolan lateral lidah berfusi membentuk 2/3 anterior lidah dengan garis

fusi pada: Sulcus lingualis media (luar) Septum lingual (dalam)

Sulkus terminalis berbentuk V, yang aspeknya adalah foramen caecum, memisahkan

tubuh lidah bergerak dari akarnya yang cekat. Garis sulkus terminalis ditandai dengan

8-12 papila circumvalatate yang terbentuk pada bulan II –IV IU

Pertumbuhan dan perkembangan Papilla dan Taste Buds pada Lidah

Mula-mula dibentuk papilla filiformis tanpa ada induksi syaraf sehingga tidak ada taste

buds. Saat umur 54 hari dibentuk Papilla Circum Vallatae, lalu Papilla Foliatae

Fungiformis yang diinduksi oleh chorda tympani (N. VII). Ketiganya terdapat taste

buds.

Lidah umumnya bertambah panjang, lebar, dan tebal 2 kali lipat antara lahir dan

masa remaja, mencapai ukuran max pada usia 8 tahun. Pada tahap awal,

pertumbuhan cenderung lebih besar dari ukuran mulut, mencerminkan peran awalnya,

yaitu menghisap.

3. Jelaskan proses terbentuknya palatum

Pertumbuhan dan Perkembangan palatum terjadi melalui beberapa tahap :

Palatum Primer (Processus Palatinus Medialis)

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa palatum primer dibentuk oleh

Intermaxillary Segment (fusi dari processus nasalis medialis) yang berkembang ke arah

medial dan caudal membentuk Palatum primer,septum nasi, premaxilla (tulang

(4)

rahang atas yang menunjang gigi , philtrum (alur vertical pada bagian tengah bibir

atas).

Palatum Sekunder (Processus palatines lateralis)

Palatum sekunder (processus palatines lateralis) berasal dari processus maxillaries.

Mula-mula palatum sekunder berkembang ke arah bawah karena masih adanya lidah

embrional. Namun setelah rahang bawah (os mandibula) berkembang, maka ruang

bertambah besar, sehingga lidah turun ke bawah. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan

dan perkembangan palatum sekunder dapat berkembang ke arah mid line dan berfusi.

Selain itu septum nasi juga mengadakan fusi tangan kedua palatum sekunder (kanan

dan kiri).

Pertumbuhan dan Perkembangan Selanjutnya dari Paltum Sekunder

1. Dorsal palatum primer

Terjadi proses ossifikasi disebut : Processus Palatinus Ossis Maxillaris

2. Dorsal ad.1

Terjadi pula ossifikasi disebut Os Palatinum

3. Dorsal ad.2

Pertumbuhan dan perkembangan pada dorsal ad.2 tidak mengalami proses ossifikasi,

disebut : Palatum Molle dan Uvulia

4. Bagaimana peranan gizi selama kehamilan? Jelaskan pula akibat kekurangan gizi

dan vitamin selama prenatal

Nutrisi penting

Ketika Ibu hamil, beberapa nutrisi memegang peranan yang sangat penting untuk

perkembangan bayi Ibu. Di bawah, Ibu akan menemukan nutrisi-nutrisi tersebut,

lengkap dengan penjelasannya dan dimana mereka bisa ditemukan.

Asam Folat

Asam Folat atau Folic Acid membantu mengurangi resiko bayi lahir dengan cacat

seperti kelainan tulang belakang atau spina bifida. Asam Folat dapat ditemukan di

brokoli, kol, kacang-kacangan, dan jeruk. Penuhi asupan Asam Folat Ibu hingga

kehamilan 12 minggu.

Zat besi dan Vitamin C

Zat besi dibutuhkan untuk membawa tambahan oksigen dalam sel-sel darah merah

Ibu. Ini penting untuk perkembangan otak bayi Ibu.

Kekurangan zat besi juga membuka peluang terjadinya anemia atau kurang darah. Ibu

menjadi mudah lelah, lesu, dan pucat. Asupan zat besi bisa di dapat dari daging

merah, ikan, telur, buah kering, biji-bijian, sereal, roti, dan sayuran berdaun hijau.

Atau Ibu bisa meminta suplemen zat besi bila perlu. Jangan lupa untuk mengkonsumsi

vitamin C yang membantu penyerapan zat besi oleh tubuh.

(5)

Lemak Omega (omega fats)

Asam lemak omega 3 penting untuk membantu perkembangan sistim syaraf bayi Ibu.

Untuk Ibu, dia berguna mencegah penyakit jantung.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa konsumsi lemak omega 3 selama hamil, akan

membuat bayi cerdas.

Ikan berminyak seperti sarden, mackerel dan salmon merupakan sumber asam lemak

omega 3.

Jangan khawatir, selain ikan-ikan itu, biji-bijian seperti biji labu kuning dan biji

bunga mataharin (kuaci) juga mengandung lemak omega 3.

Vitamin tambahan selama Hamil

Ibu mungkin membutuhkan vitamin selama hamil. Tanyakan pada dokter vitamin

tambahan apa yang aman untuk ibu konsumsi selama hamil. Vitamin Ini akan

membantu memenuhi kebutuhan gizi Ibu selama kehamilan.

Vitamin-vitamin yang harus dihindari selama kehamilan

Vitamin A

Makanan seperti hati, mungkin sumber zat besi yang baik, tapi juga mengandung

konsentrasi vitamin A yang sangat tinggi yang berbahaya bagi bayi Ibu bila dikonsumsi

dalam

jumlah yang banyak

. Jadi, hati-hati bila mengkonsumsi suplemen vitamin

dengan kandungan vitamin yang tinggi. Akan tetapi ada jenis Vitamin A atau carotene

yang baik untuk kehamilan. Ini terdapat antara lain dalam cabe merah, kuning dan

oranye, mangga, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.

5. Jelaskan proses terbentuknya mandibula dan sendi temporomandibular

Tulang rahang bawah (os mandibula) berasal dari Branchial Arch I bawah atau

mandibulaj Arch dan disebut pula Processus Mandubularis. Mula-mula dibentuk tulang

rawan Meckel di bagian lingual Processus Mandibularis. Pertumbuhan dan

perkembangan tulang Meckel ini berada dekat dengan pembentukan N. Mandibularis.

Pada saat N. Mandibularis dibentuk mencapai 1/3 dorsal tulang rawan Meckel,

kemudian bercabang menjadi N. Alveolaris inferior ke arah anterior dan bercabang

lagi menjadi N.Mentalis dan N. Incisivus. Di Tempat lateral percabangan inilah

jaringan ikat pada fibrosa mengalami ossifikasi (minggu ke-7). Pusat ossifikasinya

sekitar for. Mentale. Kemudian pertumbuhan dan perkembangan posterior membentuk

rumus mandibulae hingga terbentuk mandibula hingga terbentuk mandibula yang

lengkap, sedang tulang rawan Meckle menghilang.

Pertumbuhan dan Perkembangan Temoro Mandibular Joint

Mula-mula os temporalis masih terpisah jauh dari os mandibula. Setelah pertumbuhan

conovius mandibula jaringan, dibentuk jaringan ikat padat yang tipis disebut Discus

Articularis. Selanjutnya Tuberculum Articulare baru tampak pada saat lahir.

(6)

Orokraniofasial (Perkembangan Muka)

Perkembangan wajah bergantung dari lima facial processes (disebut juga dengan prominences) yang terbentuk pada minggu ke-4, yaitu the single frontonasal process, sepasang maxilla process dan sepasang mandibula process. Proses-proses ini kemudian menjadi pusat pertumbuhan dan perkembangan dari wajah.

Perkembangan wajah dimulai pada minggu ke-4 dan kemudian akan dilengkapi di minggu ke-12, saat periode fetal. Proporsi-proporsi wajah itu berkembang pada saat periode fetal.

Pada embrio yang berumur 3 minggu:

Terdapat bulatan yang menonjol yang terbentuk oleh forebrain merupakan bagian terbesar dari wajah. Bagian ini ditutupi oleh lapisan ectoderm dan sebuah lapisan tipis mesoderm.

Di bawah bulatan yang menonjol tersebut, terdapat sebuah alur yang dalam, yaitu alur mulut primitive, yang disebut stomatodeum.

Perubahan pertama yang signifikan didalam perkembangan wajah disebabkan oleh proliferasi cepat dari lapisan mesoderm.

Pada embrio yang berumur 4 minggu:

Tonjolan yang merupakan bagian tengah dari upper-face dikenal sebagai frontonasal process. Tahap selanjutnya terbentuk formasi yang dangkal dan alur oval yang dalam, yang disebut nasal pits. Nasal pits membagi frontonasal process menjadi sebuah medial nasal process dan dua lateral nasal process.

Pada embrio yang berumur 5 minggu:

Terjadi fusi antara medial nasal dan maxillary processes yang menyempit ke arah nasal pit. The medial nasal process tumbuh ke bawah lebih cepat daripada lateral nasal processes.

Pada embrio yang berumur 6 minggu:

Terjadi fusi antara medial dan lateral nasal processes yang menyempitkan lebih banyak nostrils. Medial nasal process berkurang. Mata berada di tepi wajah.

(7)

Pada embrio yang berumur 7 minggu:

Nasal area agak menonjol. Nasal septum lebih banyak berkurang. Mata berada di permukaan depan wajah.

Pada embrio yang berumur 8 minggu:

Kelopak mata berada di permukaan depan wajah. Jaraknya relative berkurang. Mandibula kecil.

Pada embrio yang berumur 12 minggu:

Kelopak mata tertutup. Nostrils tertutup oleh proliferasi lapisan epitel. Hubungan maksila dan mandibula normal.

Pada wajah orang dewasa:

Perbedaan-perbedaan dari medial nasal process, lateral nasal process, maxillary process, dan mandibular arch terlihat jelas.

Pembentukan Hidung, Paranasal Sinuses, dan Palatum

Pada minggu keempat, frontonasal prominence yang merupakan pembentukan

awal wajah bagian atas membentuk placode yang disebut nasal placode. Jaringan di

sekitar nasal placode di frontal prosesus inilah yang melakukan perkembangan

hidung. Placode kemudian disintegrasi dan membentuk lubang nasal atau disebut

juga olfactory pits. Nasal pits ini yang kemudian menjadi rongga hidung.

Di minggu keenam, lubang hidung bagian dalam akan menghasilkan nasal

sac yang tumbuh secara internal menuju otak yang berkembang. Awalnya, nasal

sac dipisahkan oleh oleh membran oronasal. Kemudian membran sementara ini

lenyap, beriringan dengan pembentukan daerah choanae primitif, bagian posterior

dari primary palate. Pada perkembangan selanjutnya choanae primitive ini akan

berpindah ke belakang primary palate. Dengan adanya pertumbuhan secondary

palate dan primitive nasal chambers, choanae definitif sekarang berada di

perbatasan rongga hidung dan faring. Di waktu yang sama, superior, middle, dan

inferior chonchae berkembang di dinding lateral dari rongga nasal.

Di bagian tengah jaringan sekitar nasal placodes akan membentuk dua

bentuk sabit yang membesar di antara nasal pits. Bagian tengah ini dinamakan

medial nasal prosesus. Selanjutnya medial nasal prosesus akan berfusi secara eksternal untuk membentuk bagian tengah dari hidung, mulai dari pangkal sampai

(8)

Bagian luar nasal pits juga membentuk dua bentuk bulan sabit bernama lateral nasal prosesus. Lateral nasal processus akan membentuk alae, atau sisi dari hidung.

Paranasal sinus akan berkembang sebagai diverticula dari lateral nasal wall,

dan memanjang menjadi tulang maxilla, ethmoid, frontal, dan sphenoid. Paranasal sinus mencapai pertumbuhan maksimal pada masa pubertas dan berperan penting pada pembentukan wajah.

Perkembangan Paranasal Sinus Pascanatal

Paranasal sinus mempunya 4 pasang sinus: - 2 pasang ethmoid sinuses

- 2 pasang frontal sinuses

- 2 pasang maxillary sinuses

- 2 pasang sphenoid sinuses

1. Frontal sinus

Terdapat di tulang frontal di atas rongga orbital, dan setiap orang memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda – beda. Pada masa kelahiran, sinuses ini belum ada. Kira – kira setelah umur 2 tahun, 2 anterior ethmoid sinuses ini tumbuh kearah tulang frontal dan membentuk tulang sinus di setiap sisi. Frontal sinuses mulai kelihatan pada umur 7 tahun di radiograf. Frontal sinuses akan selesai berkembang pada umur 14 – 17 tahun.

2. Ethmoid sinus

Disebut juga ethmoid air cells karena bukan merupakan sepasang sinuses tetapi memiliki banyak kompartemen kecil. Ethmoid bones memiliki bagian anterior, middle, dan posterior. Di saat pertumbuhan frontal bone, bagian posterior dari ethmoid sinuses akan tumbuh ke sphenoid bone dan membentuk sphenoid sinuses. Ethmoid bones mulai tumbuh ketika umut 6 – 8 tahun.

3. Sphenoid sinus

Berada di badan tulang sphenoid, di bawah kelenjar pituitary.

4. Maxilllary sinus

Merupakan sinuses terbesar dari paranasal sinuses. Saat bayi lahir, maxillary sinuses akan sebesar biji kacang polong. Namun sinuses tersebut akan

(9)

membesar dan tumbuh sampai masa puber dan sampai semua gigi permanen tumbuh.

Fungsi dari sinuses yaitu menghangatkan udara saat melalui system respirasi, namun fungsi ini merupakan fungsi minimal. Pertumbuhan sinuses penting karena mengubah bentuk dan ukuran hidung saat remaja. Sinuses juga berpengaruh pada gema di suara saat puber.

Perkembangan Palatum

Palatum terbentuk dari 2 struktur embrionik yang terpisah : Primary palate dan Secondary palate.

Perkembangan palatum dimulai pada minggu ke-5 pada periode embrionik dan berakhir pada minggu ke-12 pada periode fetal.

A. Perkembangan Primary Palate

Selama minggu ke-5 periode prenatal, terbentuklah intermaxillary segment yang

merupakan fusi dari 2 tulang medial nasal. Intermaxillary Segment kemudian

membentuk premaksila yang merupakan 1/3 bagian dari keseluruhan palatum.

B. Perkembangan Secondary palate

Selama minggu ke-6 periode prenatal, bilateral maxillary processes membentuk kedua palatal shelves. Kedua palatal shelves tersebut akan memanjang ke arah

satu sama lain dan berdusi membentuk secondary palatal. Secondary palate ini

membentuk 2/3 bagian dari palatum durum, palatum mole, dan uvula. Median palatine suture pada orang dewasa adalah bukti penggabungan kedua palatal shelf ini.

Pada akhirnya, secondary palate akan bergabung dengan primary palate pada akhir

minggu ke-12 periode prenatal. Oral cavity akhirnya terpisah dengan nasal cavity. Osifikasi pada palatum durum yang anterior dimulai segera setelah fusi kedua palatum selesai.

Perkembangan Lidah

Selama periode yang sama dengan perkembangan muka bagian luar, lidah dibentuk dari empat pembengkakan yang independen pada dinding ventral faring primitif. Pembengkakan pertama yang tampak adalah tunas lidah median yang kecil (tuberkulum impar) yang terbentuk di antara dan kaudal dari lengkung

(10)

mandibularis. Setelah itu, dibentuk dua tunas lidah lateral pada ujung ventral lengkung yang sama. Ketiga benih itu tumbuh menjadi besar dan bergabung satu sama lain membentuk dua pertiga anterior lidah dewasa. Pada bagian lidah itulah berkembang semua papila lidah. Sepertiga bagian posterior lidah timbul dari eminensia hipobronkial (kopula), yaitu dengan terbentuknya peninggian di daerah medial pada bagian ujung kaudal dari tunas lidah median di antara ujung-ujung ventral lengkung brankial kedua, ketiga, dan keempat.

Bagian ini dipisahkan dari tunas lidah median oleh suatu cekungan dimana akan berkembang duktus tiroglossus. Cekungan itu menetap pada lidah dewasa sebagai cekungan median yang disebut dengan foramen saekum. Bagian kaudal eminensia hipobronkial dipisahkan oleh suatu alur melintang dan membentuk epiglotis. Dari sisa eminensia, tampak suatu penonjolan berbentuk huruf V mendekat dengan tunas lidah lateral disebelah kranialnya bertemu dan berfusi pada sepanjang garis itu, sulkus terminalis, membentuk bagian posterior dan faringeal lidah.

Selama proses ini endoderm dan mesoderm lengkung ketiga tumbuh melampaui bagian-bagian dari lengkung kedua dan memisahkan mereka dari lidah. Ektoderm mulut sepanjang tepi ventral dan lateral lidah tumbuh ke dalam mesenkim di bawahnya dan membentuk perkembangan alur linguogingiva yang memisahkan lidah dari dasar mulut.

Epitel dan jaringan ikat lidah berasal dari aparatus brankial tetapi otot bercorak tidak berasal dari sana. Diduga bahwa otot-otot lidah berasal dari somit oksifitalis, bermigrasi ke arah ventral mengitari faring dan masuk ke dalam lidah. Membawa nervus hipoglossal bersamanya.

Kesimpulan perkembangan lidah :

Lidah memiliki kontribusi dari semua lengkung faringeal yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Perkembangan lidah pertama dari pembengkakan di area foramen saekum, bagian tengah (median lidah)

Pharyngeal Arch Contributions

Arch 1 - oral part of tongue (anterior 3/2) Arch 2 - initial contribution to surface is lost Arch 3 - pharyngeal part of tongue (posterior 1/3) Arch 4 - epiglottis and adjacent regions

Mesodermal swellings in pharynx floor are covered with endoderm.

Foramen caecum is the site of initial thyroid cell descent into the hypopharyngeal eminence.

(11)

Lateral lingual swellings have fused and overgrown medial and 2nd arch components.

In the midline on the surface is a depression called the median sulcus.

Oral part is anterior 2/3

Pharyngeal part is posterior 1/3

Circumvillate papilla lie just anterior to terminal sulcus.

Pembentukan Bibir

Bibir atas terbentuk dari maxillary processes di kedua sisi embrio, dan medial

nasal process. Maksila yang pada awalnya terletak di lateral embrio akan bergeser

ke arah medial dan menekan medial nasal process ke arah garis tengah. Bibir

bawah terbentuk dari penggabungan dua alur dari ektomesenkim dari mandibular

processes.

Pertumbuhan bibir atas pada awalnya lebih cepat dibandingkan dengan bibir bawah. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan maxilla yang juga lebih cepat daripada mandibula. Saat Embrio berusia sekitar 7-8 minggu, mandibula masih terlihat kecil dan terletak lebih ke belakang dibandingkan maxilla. Hal ini disebabkan karena kepala embrio masih menekuk ke bawah sehingga mandibula belum bisa tumbuh secara maksimal. Ketika embrio berumur kira-kira 9 minggu, kepala sudah terangkat dan mandibula akan tumbuh cepat untuk menyamakan posisinya dengan maxilla, dengan demikian posisi maxilla dan mandibula akan sejajar, begitu juga dengan bibir atas dan bibir bawah.

Histologi Bibir

Rongga mulut di depan ditutup oleh bibir atas dan bibir bawah. Jaringan utama pada bibir adalah otot rangka yang terpendam dalam jaringan ikat fibroelastis. Permukaan luar bibir diliputi oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat.

Bagian dalam bibir diliputi oleh membran mukosa yang terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk, terletak di atas jaringan ikat lamina propria dengan papilla yang tinggi. Banyak ujung-ujung saraf sensorik terletak di dalam lamina propria dan di dalam dermis pada batas merah bibir, bersamaan dengan pleksus pembuluh kapiler yang jumlahnya sangat banyak di daerah merah bibir. Submukosa mengandung serat-serat elastin yang melanjutkan diri di sekitar otot rangka di tengah bibir dan di dalam lamina propria. Serat-serat elastin ini mengikat membrane mukosa secara erat pada otot, jadi mencegah terbentuknya lipatan mukosa yang dapat tergigit diantara gigi ketika rahang ditutup. Submukosa banyak mengandung kelenjar mukosa kecil dan kelenjar liur (labial) seromukosa, yang sekretnya menuju ke permukaan melalui duktus yang pendek.

(12)

Pada daerah tepian bibiir, epidermis mengalami modifikasi, mengandung banyak keratohialin dan stratum lusidumnya tebal, sehingga menjadi lebih transparan. Pada dermis dibawahnya tampak papil-papil tinggi dan banyak pleksus pembuluh darah. Semuanya ini menyebabkan warna merah pada daerah tepian bibiir. Di daerah ini tidak terdapat rambut, kelenjar keringat, atau kelenjar sebasea, dan epitel permukaannya dijaga agar tetap basah dengan jilatan lidah.

Pertumbuhan dan Perkembangan Maksila

Pre-Natal

Maksila juga berkembang dari pusat osifikasi di maxillary process yang terapat di branchial arch pertama. Untuk maksila, tidak ada kartilago primer

(primary cartilage) yang ada, tetapi pusat osifikasi nya dekat dengan kartilago dari nasal capsule. Proses osifikasi dari maksila sama dengan proses osifikasi

mandibula. Dari pusat osifikasi, formasi tulang menyebar secara posterior menuju zygoma, secara anterior menuju incisor, dan secara superior menuju ke frontal process. Akibat dari perkembangan ini terjadi deposisi tulang pada bagian posterior. Osifikasi juga berkembang menuju palatine process untuk membentuk palatum primer.

Dalam pertumbuhan maksila lebih lanjut, terdapat kartilago sekunder (secondary cartilage) yang berpengaruh besar yaitu zygomatic/malar cartilage. Kartilago ini muncul pada saat perkembangan tulang zygomatic dan dalam waktu yang singkat dapat berkontribusi dalam perkembangan maksila.

Post-Natal

Pertumbuhan maksila dipengaruhi oleh pertumbuhan otak, pertumbuhan tulang cranial, dan nasalseptal guidance, yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan maju mundur maksila dari lahir hingga umur 7 tahun.

Setelah umur 7 tahun hingga dewasa pengaruh-pengaruh tersebut berkurang secara dramatis seiring pertumbuhan sutural dan pertumbuhan permukaan intramembranosa mengambil alih.

Pertumbuhan dan Perkembangan Mandibula

Pre-Natal

Tulang kartilago dari branchial arch pertama yaitu Meckel's cartilage membentuk rahang bawah. Di saat minggu ke-6 masa kehamilan, perkembangan tulang kartilago ini meluas sebagai batang hyaline cartilage, dilapisi oleh kapsul fibroselular, dari tempat perkembangan telinga (otic capsule) hingga midline

(13)

dimana mandibula bersatu. Saraf mandibular terbagi menjadi lingual dan cabang alveolar inferior. Cabang alveolar inferior dibagi lagi menjadi dua, yaitu incisor dan mental branches.

Di minggu ke-6, bagian lateral Meckel's cartilage mengalami kondensasi dari mesenkim di sudut yang dibentuk oleh divisi dari saraf alveolar inferior, incisor, dan mental branches. Pada 7 minggu osifikasi intramembranous dimulai dalam kondensasi ini,

membentuk tulang pertama dari mandibula. Dari pusat osifikasi ini, formasi tulang menyebar cepat secara anterior menuju ke midline dan secara posterior menuju titik dimana saraf mandibula dibagi menjadi lingual dan cabang alveolar inferior. Perkembangan formasi tulang ini terjadi di sepanjang bagian lateral dari Meckel's cartilage, membentuk sebuah palung yang terdiri dari plate lateral dan medial yang bersatukan diantara incisor. Lalu perkembangan tulang ini berlangsung hingga menuju midline. Dua pusat osifikasi yang tersisa dipisahkan oleh mandibular symphysis sampai bayi akan lahir.

Perpanjangan Meckel's cartilage yang mengarah ke belakang, nantinya akan menjadi sebuah saluran yang berisi saraf alveolar inferior. Ramus mandibula dikembangkan oleh osifikasi secara posterior menuju mesenkim dari branchial arch pertama. Titik perbedaan ini ditandai oleh lingula pada mandibula dewasa. Meckel's cartilage akan menjadi malleus di telinga dalam dan sphenomalleolar ligament.

Pertumbuhan mandibula lebih lanjut dipengaruhi oleh tiga kartilago sekunder (secondary cartilage), yaitu :

1. Kartilago Kondilar (condylar cartilage)

Kartilago kondilar muncul pada saat minggu ke-12 masa perkembangan dan secara cepat membentuk cone yang berperan besar dalam perkembangan ramus. Kartilago ini dapat berkembang menjadi tulang sejati melalui osifikasi endokondral. Tidak semua kartilago kondilar mengalami osifikasi, akibatnya ada sisa kartilago yang bertahan hingga 20 tahun. Sisa kartilago kondilar ini berguna untuk mekanisme pertumbuhan mandibula.

2. Kartilago Koronoid (coronoid cartilage)

Kartilago koronoid muncul saat bulan ke-4 dari masa perkembangan. Kartilago Koronoid ini ukurannya melebihi batas anterior dari koronoid process. Kartilago ini bersifat sementara dan akan hilang sebelum lahir.

3. Kartilago Symphyseal

Kartilago ini muncul di jaringan ikat diantara ujung Meckel's cartilage tetapi sepenuhnya “berdiri” sendiri (tidak bergantung pada Meckel's cartilage). Mereka akan hilang setelah setahun pertama kelahiran.

(14)

Post-Natal

Pertumbuhan mandibula terjadi oleh proses remodeling tulang. Pertumbuhan panjangnya ukuran mandibula terjadi karena adanya bone deposition di permukaan posterior (ramus) dengan pengimbangan apsorption pada permukaan anterior. Hal ini menyebabkan pertumbuhan mandibula memanjang ke belakang. Pertumbuhan lebar mandibula terjadi karena adanya bone deposition pada permukaan luar mandibula dan apsorption pada permukaan dalam. Walaupun mandibula merupakan single bone, namun mandibula merupakan sebuah skeletal units yang masing-masing berhubungan dengan jaringan-jaringan halus di sekitar yang disebut dengan functional matrices. Functional matrices merupakan penentu utama pertumbuhan skeletal units.

Mandibula memiliki ciri the most delayed growth dan the most post-natal

growth dari semua tulang wajah.

Bagian kanan dan kiri mandibula pada bayi yang baru lahir masih terpisah, kemudian menyatu pada midline mental symphisis selama tahun pertama.

Lokasi utama pertumbuhan post-natal mandibula adalah : - endochondral apposition pada tulang rawan condylar

- intramembraneous apposition pada aspek posterior

Pada saat lahir, mandibular condylers tumbuh lebih secara horizontal sehinggan condylar tumbuh memanjang Sedangkan, pada anak-anak, pertumbuhan lebih secara vertical sehingga pertumbuhan condylar meninggi. Pertumbuhan mandibula berlangsung hingga akhir masa remaja, sekitar umur 20 tahun.

Tempomandibular Joint (TMJ)

TMJ adalah artikulasi antar dua tulang yang terbentuk dari pusat osifikasi membranosa. Sebelum kartilago kondilar terbentuk, pita lebar dari mesenkim yang tidak berdiferensiasi terbentuk diantara ramus mandibula dan tulang squamous lympanic yang sedang berkembang. Selama kartilago kondilar terbentuk, pita ini berkurang lebarynya dan berubah menjadi potongan padat mesenkim. Mesenkim segera berbatasan dengan potongan padat tersebut untuk memberntuk rongga sendi yang nantinya akan menjadi articular disc dari sendi.

Pertumbuhan dan Perkembangan Mata

Waktu pertumbuhan

Minggu 3-4 : Pembentukan daerah mata, Vesikel optic

Minggu 5-6 : Optic cup, Lens Vesicle, Choroid, Arteri Hyaloid.

(15)

Minggu 8-10 : Kelopak mata Minggu 9-15 : Iris

Placode adalah suatu lapisan ektoderm embrionik yang datar dan tebal, merupakan asal mula terbentuknya organ indera. Mata terbentuk dari dua buah

lens placode, masing-masing di bagian lateral Processus (Prominence) frontonasal.

Perkembangan mata dimulai pada minggu keempat embrio, dimulai dari pembentukan vesikel optic yang berinvaginasi dari daerah otak dan mengontak lapisan ectoderm di atasnya untuk menginduksi lens placode. Kemudian lapisan ektoderm berdiferensiasi menjadi lens cells dan vesikel optic mulai melipat ke dalam dengan sendirinya. Lens placode yang telah terbentuk menjadi lens vesicle. Vesikel optic akan berkembang menjadi optic cup dan membentuk retina. Lens vesicle juga akan menginduksi lapisan ektoderm menjadi kornea.

Kelenjar Liur

Cairan mulut yaitu liur, berperan dalam pencernaan berbagai zat makanan dan melindungi gigi serta mulut dan mukosa esofagus.

Berdasarkan ukuran, kelenjar liur terbagi 2 yaitu kelenjar liur besar dan kelenjar liur kecil.

 Kelenjar liur besar :

a.kelenjar parotis yang terletak di bagian depan dan bawah telinga b.kelenjar submandibularis terdapat dibawah rami mandibula c.kelenjar sublingualis terdapat dibawah lidah

 Kelenjar liur kecil terdapat di bawah epitel penutup pada semua daerah mukosa

mulut dan orofaring.

Kelenjar liur juga di klasifikasikan berdasarkan keadaan produk sekretnya. Jenis sekret kelenjar liur manusia adalah :

a . Sekret serosa, encer, kaya protein baik enzimatik maupun nonenzimatik serta

sejumlah kecil polisakarida.

b . Sekret mukosa, padat, lengket dan kental, kaya dengan polisakarida tetapi

(16)

Berdasarkan tipe sekret, kelenjar parotis adalah kelenjar serosa murni sedangkan kelenjar submandibularis dan sublingualis adalah kelenjar campur, produk sekret serosa dan mukosa.

Perbedaan antara kelenjar liur besar dan kelenjar liur kecil ialah pada kelenjar liur besar mempunyai kapsul fibrosa sedangkan pada kelenjar liur kecil stuktur yang membatasi tidak ada. Karena batasan fisik yang disebabkan oleh kapsul tersebut, maka setiap pembengkakan pada kelenjar liur besar akan terasa sakit.

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa melihat bahwa orang lain pun pernah mengalami hal buruk dalam hidupnya, sehingga mahasiswa belajar bahwa hal buruk atau kegagalan tersebut wajar dialami

Berdasarkan konsep Hunt dan Grunig (Widyaningrum, 2012: 70) terhadap media relations disebutkan bahwa “media relations merupakan posisi sentral bagi departemen

Faktor Produksi adalah semua sumber daya yang bisa digunakan dalam kegiatan produksi, yaitu untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang maupun jasa. Nilai tambah

Trauma pada satu bagian system musculoskeletal atau trauma ekstremitas dapat menyebabkan disfungsi struktur di sekitarnya dan struktur yang dilindungi atau disangganya

Pasal 38C UU No.20 Tahun 2001 ditegaskan: Apabila setelah putusan pengadilan telah memperoleh kekuatan hukum tetap, diketahui masih terdapat harta benda milik terpidana

Keterlibatan para pegawai beragam, mulai dari pembagian infkti efejktormasi sederhana, dialog, atau pendekatan yang terbukti efektif untuk keterlibatan pegawai

Rataan ketahanan luntur warna (±SE) kain mori dengan pewarnaan limbah kulit biji coklat antar berbagai fiksatif terhadap pencucian diekspresikan dengan nilai RGB dan

Unsur-unsur tersebut mutlak dibutuhkan tanaman untuk kelangsungan hidupnya, bila ketersediannya dalam tanah sangat kurang, tanaman akan menunjukkan gejala defisiensi