• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Media Ecology of Public Television based on Local Information Programs in South Kalimantan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The Media Ecology of Public Television based on Local Information Programs in South Kalimantan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol.18 (02) 2020 | 152-162 https://doi.org/10.46937/18202031950

Content from this work may be used under the terms of theCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International. Any further distributionof this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI.

Published under Department of Communication and Community Development Science, IPB University and in association

Ekologi Media Televisi Publik berdasarkan Program Informasi Lokal

di Kalimantan Selatan

The Media Ecology of Public Television based on Local Information Programs

in South Kalimantan

Atika1,*), Achmad Bayu Chandrabuwono, Novaria Maulina 1 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Banjarmasin 70123, Indonesia

*)atika_rusli@ulm.ac.id-mail

Diterima: 05 Agustus 2020 Direvisi: 10 September 2020 Disetujui: 17 September 2020 Publikasi Online: 24 September 2020

ABSTRACT

Televisi Republik Indonesia Kalimantan Selatan (TVRI Kalsel) is a local public television station in South Kalimantan which expected to have sufficient supporting resources so that it can meet the information needs of local people. This study analyzes media ecology on TVRI Kalsel, specifically in local content-based programs. The objective of this research is to determine the category of TVRI Kalsel's niche breadth based on local content programs. Quantitative approach is used, where the data is analyzed using Niche Theory. Data was collected through interviews and program observation. The data is then analyzed using instrument sheet containing the program’s title and categories of information. The results showed that TVRI Kalsel as the only Public Broadcasting Institution in Banjarmasin, South Kalimantan, was included in the generalist category with 3.56 score. The score showed that TVRI Kalsel had quite a lot of supporting resources from information broadcast programs with local content. There were eight programs broadcasting information with local content. Those eight programs broadcast information were in form of straight news, features, features documentaries, and talk shows.

Kata kunci: local content, local mass media, media ecology, public television

ABSTRAK

Televisi Republik Indonesia Kalimantan Selatan (TVRI Kalsel) merupakan stasiun televisi publik lokal di Kalimantan Selatan, yang diharapkan memiliki sumber penunjang yang cukup sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat yang ada pada daerah tersebut. Penelitian ini melakukan analisis ekologi media pada TVRI Kalsel, khususnya dari program informasi yang berbasis konten lokal. Tujuan penelitian adalah menentukan kategori sumber penunjang (niche breadth) TVRI Kalsel berdasarkan program informasi berbasis konten lokal. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif yang datanya dianalisis menggunakan Teori Niche. Data yang dikumpulkan, yaitu data program acara; data hasil wawancara tentang acara yang ditayangkan; data hasil observasi tayangan; data hasil coding lembar instrumen yang berisi nama acara dan kategori program informasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa TVRI Kalsel sebagai satu-satunya Lembaga Penyiaran Publik di Banjarmasin Kalimantan Selatan masuk dalam kategori generalis dengan skor 3,56, menunjukkan bahwa TVRI Kalsel memiliki sumber daya penunjang yang cukup banyak dari program acara siaran informasi dengan konten lokal. Terdapat delapan program acara siaran informasi dengan konten lokal. Kedelapan program acara siaran informasi tersebut berbentuk straight news, features, features documenter, dan talkshow.

(2)
(3)

PENDAHULUAN

Kajian ekologi media berasal dari ilmu ekologi yang mengungkapkan bahwa setiap makhluk hidup memerlukan sumber penunjang yang ada di alam sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jika sumber penunjang yang diperlukan jumlahnya terbatas, maka akan terjadi persaingan atau perebutan antara makhluk hidup tersebut. Berangkat dari disiplin ilmu ekologi tersebut, jika diaplikasikan kepada media massa, maka suatu media memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungan penunjangnya.

Dalam analisis ekologi media pada TVRI Kalsel sebagai televisi publik di Kalimantan Selatan (Kalsel), peneliti mengukur Niche Breadth (variasi sumber penunjang) berdasarkan program informasi berbasis konten lokal. Hasil analisis ekologi media televisi ini mengungkapkan termasuk pada kategori apa TVRI Kalsel, apakah pada kategori spesialis (memiliki sumber penunjang yang terbatas) atau pada kategori generalis (memiliki sumber penunjang kehidupan yang bermacam-macam). Penelitian ini menjelaskan bahwa televisi yang memiliki sumber penunjang terbatas masuk dalam kategori spesialis, dan bukan berarti kategori tersebut tidak baik atau lebih baik, begitupun pada kategori generalis. Sumber penunjang kehidupan media secara garis besar ada tiga, yaitu program acara, jenis khalayak, dan modal. Penelitian ini menganalisis salah satu sumber penunjang yaitu program acara, khususnya program informasi berbasis konten lokal.

TVRI Kalsel yang merupakan stasiun televisi lokal memiliki jangkauan yang terbatas pada wilayah/daerah Kalsel. Walaupun demikian, dari sisi program acara, stasiun televisi lokal memiliki peluang yang besar untuk menyajikan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal di wilayah siarannya, diantaranya fakta, fenomena, atau kondisi yang terjadi pada masyarakat dalam wilayah tersebut. Selama ini, informasi yang diakses masyarakat melalui televisi nasional lebih banyak informasi tentang kondisi seputar pulau Jawa, yang belum tentu relevan dengan kondisi pada masyarakat lokal. Keberadaan stasiun televisi lokal di daerah diharapkan mampu bersaing (baik antara sesama tv publik lokal, tv swasta lokal, dan tv swasta berjaringan) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada pada daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini melakukan analisis ekologi media televisi publik yang ada di Kalsel, khususnya dari program informasi yang berbasis konten lokal. Program informasi yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan daerah setempat, termasuk isu-isu yang diangkat misalnya masalah lingkungan, sosial, ekonomi, politik dan lain sebagianya. Hasil penelitian tentang televisi sudah cukup banyak dipublikasikan, beberapa diantaranya adalah hasil temuan Ginanjar & Saleh (2020) yang meneliti tentang film animasi pada televisi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa intensitas menonton film animasi (Adit Sopo Jarwo) dapat mempengaruhi interaksi sosial pada anak. Albab & Saleh (2013) menganalisis hubungan antara motivasi, pola menonton dan tingkat kepuasan penonton pada program berita televisi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aspek motivasi memiliki hubungan sangat nyata dengan pola menonton, dan dengan tingkat kepuasan menonton program berita. Damayanti et al. (2012) juga mengungkapkan hasil penelitiannya tentang sebuah program acara (variety show) pada televisi, bahwa efektivitas program KB bagi remaja dalam menonton acara variety show BKKBN termasuk tinggi, baik dari segi kognitif, afektif, dan konatif. Selain itu, hasil temuannya mengungkapkan bahwa karakteristik komunikator, isi pesan, media, dan aspek komunikan berpengaruh nyata terhadap efektivitas variety show program KB. Penelitian tentang televisi juga pernah dilakukan Sukarelawati (2009). Hasil penelitiannya diantaranya mengungkapkan bahwa pemirsa ibu rumah tangga yang memiliki kedekatan dengan program infotainment menganggap tayangan tersebut memiliki nilai informasi yang mencerahkan. Hasil penelitian Sung & Kwack (2016) menunjukkan bahwa tayangan sebuah program televisi berhubungan positif dengan jumlah jam streaming. Kui et al. (2020) juga menganalisis peringkat pemirsa dari tiga perspektif: saluran TV, program TV, dan pemirsa.

Penelitian tentang televisi yang telah dilakukan tidak hanya menganalisis program acara, beberapa penelitian yang telah dilakukan juga mengkaji televisi dari sisi keberadaan iklan di televisi, diantaranya telah dilakukan oleh Situmeang (2013), yang mengukur pengaruh daya tarik iklan televisi. Hasil penelitannya mengungkapkan bahwa daya tarik iklan televisi (Wardah Cosmetik) memiliki korelasi yang kuat dengan keputusan pembelian konsumen. Koo & Yap (2017) meneliti tentang penonton program berita nasional yang terpapar iklan (urologis). Selain itu Atika & Chandrabuwono (2018) juga meneliti iklan layanan masyarakat yang tayang di TVRI Kalsel, yang hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan layanan masyarakat (judul iklan: Lestarikan Hutan Gambut) yang disajikan

(4)

melalui sejumlah elemen audio dan visual kurang mampu menarik emosional khalayaknya, sebagaimana hasil penelitian Chandrabuwono et al. (2019) yang mengungkapkan bahwa iklan yang efektif harus mengandung pesan-pesan kreatif dan melekat.

Adapun penelitian ekologi media televisi yang menggunakan analisis niche telah dilakukan, Li (2017) mengadopsi teori niche untuk mengukur niche breadth tiga media berita yaitu yahoo, televisi, dan koran elektronik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berita Yahoo dan berita televisi termasuk dalam kelompok generalis, sedangkan koran elektronik termasuk spesialis. Nichebreadth yang diukur dalam penelitian tersebut berdasarkan pada empat faktor yaitu kemudahan akses, informasi, interaktif, dan hiburan. Pada tahun yang sama Li (2017b) juga meneliti tentang persaingan televisi dalam bentuk media baru dan media lama yaitu OTT TV (over-the-top) yang merupakan layanan video yang disiarkan melalui internet, IPTV (Internet Protocol TV) yaitu televisi yang disiarkan dengan menggunakan protokol internet, dan TV kabel digital. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa diantara ketiga media, OTT adalah yang paling kompetitif, sementara TV kabel digital dan MOD (Multi-media on demand) yang merupakan operator IPTV, hampir memiliki daya saing yang sama. Selain itu, berdasarkan analisis Niche ditemukan bahwa OTT TV sebagai generalis, sedangkan MOD dan kabel digital adalah spesialis.

Selanjutnya masih menggunakan analisis Niche, Chen (2019) meneliti tentang persaingan antara televisi internet atau dikenal dengan Over-The-Top (OTT) TV dan TV tradisional atau televisi yang menggunakan kabel. Hasil penelitian yang menggunakan analisis niche tersebut menunjukkan bahwa OTT TV memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan TV tradisional berdasarkan tujuh dimensi kepuasan pengguna yaitu dimensi informasi, relaksasi, hiburan, interaksi sosial, manfaat finansial, kemudahan penggunaan, dan kenyamanan.

Penelitian tentang persaingan televisi juga dilakukan Irawan (2012), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persaingan antar stasiun televisi yang terjadi pada saat ini sebenarnya belum banyak menampilkan sisi posistif bagi penonton, karena masih terbatasnya jenis program yang dapat dilihat dari berbagai sajian program yang ditayangkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Bahkan menurutnya banyak program yang ditayangkan hanya mengulang kesuksesan program lain yang pernah sukses sebelumnya. Hamid (2017) yang meneliti Net TV menemukan bahwa Net TV mengikuti alur produksi dengan mengandalkan kreativitas SDM tanpa menyalahi teknis produksi untuk menghasilkan program yang unggul dalam menghadapi persaingan antar industri televisi Indonesia. Rinowati (2012) yang meneliti TVKU mengungkapkan bahwa sebagai televisi komersial lokal masih mengalami masalah kompetensi atau persaingan dalam penyiaran televisi. Hasil penelitian Dwinta (2017) menunjukkan strategi yang dimiliki Metro TV dalam menyiarkan program baik program bulletin dan non bulletin menggunakan strategi programming televisi berita yang beredukasi dan mencerdaskan bangsa. Program yang disiarkan oleh Metro TV hanya program yang memiliki unsur edukasi tinggi dan memiliki standart kelas menengah keatas. Wibawa (2014) melalui penelitiannya tentang model bisnis penyiaran televisi digital di Indonesia mengungkapkan bahwa perlu pertimbangan dukungan ekonomi dalam memberikan ijin siaran pada suatu wilayah layanan agar stasiun televisi memungkinakan dapat memperoleh sumber daya iklan.

Penelitian dengan menggunakan teori niche juga telah dilakukan pada media radio di Indonesia, yaitu penelitian Hidayati (2009) yang melakukan analisis pada program acara 21 radio di kota malang. Yudiningrum (2010) juga mengukur Kompetisi penyiaran iklan pada 3 radio yaitu suara Kudus FM, Pamira FM, dan Yasika FM. Selanjutnya Herawati & Budi (2007) meneliti ekologi media Radio Siaran di Yogyakarta berdasarkan program acara.

Berbeda dengan tiga penelitian tersebut, objek dalam penelitian ini adalah televisi publik lokal dalam hal ini adalah TVRI Kalsel. Penelitian ini mengukur niche breadth berdasarkan tujuh bentuk dari program informasi televisi yang diungkapkan Morissan (2015), yaitu Straight news, Features, Infotainment, Current affair, Magazine, Documenter, dan Talk show. Adapun masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah berapa besar nilai nichebreadth TVRI Kalsel sebagai televisi publik di Kalsel berdasarkan pada program informasi berbasis konten lokal? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian adalah menentukan niche breadth (kategori sumber penunjang) TVRI Kalsel berdasarkan program informasi berbasis konten lokal.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Niche. Teori Niche digunakan untuk mengukur tingkat persaingan antar media massa. Kriyantono (2020) menuliskan bahwa teori niche

(5)

muncul dari disiplin ilmu ekologi, yang mengungkapkan bahwa untuk mempertahankan kelangsungan hidup maka diperlukan sumber penunjang yang ada pada alam sekitar. Jika sumber penunjang kehidupan jumlahnya terbatas maka akan terjadi persaingan. Penelitian ini tidak sampai pada melihat persaingan antara televisi publik lokal di Kalimantan Selatan, ketidakberadaan kompetitor menjadi batasan dalam penelitian ini. Namun demikian, penelitian ini terus dilanjutkan dengan menambahkan objek penelitian yaitu televisi swasta lokal, sehingga dapat menghasilkan temuan tentang persaingan televisi publik lokal dengan televisi swasta lokal.

Dimmick (2002) mengungkapkan bahwa jika sebuah media memanfaatkan sumber daya yang sama atau mirip dengan media lainnya maka kedua media tersebut memiliki persaingan yang kuat, begitupun sebaliknya jika media memanfaatkan sumber daya yang berbeda maka hal tersebut menunjukkan persaingan yang lebih rendah. Menurut Levin (Kriyantono, 2020) bahwa sifat interaksi sebuah populasi - dalam penelitian ini adalah media televisi publik lokal, tergantung pada tiga faktor, yaitu niche bradth, niche overlap, dan jumlah seluruh sumber daya yang dapat digunakan oleh seluruh populasi.

Penelitian ini membatasi analisis niche pada analisis niche breadth saja karena televisi publik lokal yang ada di Kalsel hanya satu yaitu TVRI Kalsel, sehingga penelitian ini tidak mengukur niche overlap atau tingkat persaingan antara televisi publik lokal di Kalsel.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yang datanya dianalisis menggunakan Teori Niche. Lokasi penelitian di Banjarmasin, Kalsel. TVRI Kalsel yang menjadi objek dalam penelitian ini merupakan satu-satunya Lembaga Penyiaran Publik di Kalsel yang telah memperoleh Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) sehingga menjadi sampel tunggal dalam penelitian ini.

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahap dan jenis data yang berbeda, yaitu: data sekunder diperoleh dari pengumpulan data dalam bentuk dokumen program acara TVRI Kalsel, sementara data primer diperoleh dari pengumpulan data hasil wawancara tentang program informasi yang ditayangkan TVRI Kalsel. Wawancara dilakukan dengan pihak TV untuk meminta penjelasan tentang deskripsi dari masing-masing program acara yang tercantum dalam dokumen program acara TVRI Kalsel. Hasil wawancara tersebut akan dikonversi ke lembar klasifikasi bentuk program acara. Data primer lainnya diperoleh dari pengumpulan data hasil observasi dengan cara menonton tayangan TVRI Kalsel berdasarkan data yang diperoleh sebelumnya. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan koding pada lembar instrumen yang berisi nama program acara dan klasifikasi kategori program informasi, lalu diolah untuk menentukan kategori sumber daya penunjang TVRI Kalsel berdasarkan program informasi lokal. Untuk menentukan kategori sumber penunjang televisi (niche breadth) digunakan rumus (1)

………(1) ………(2) Kelompok kategori dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu spesialis dan generalis. Jika nilai nichebreadth 0 – 3,5 masuk dalam kategori spesialis dan jika nilainya 3,51 – 7,0 merupakan kategori generalis. Perhitungan niche breadth dilakukan pada televisi yang menjadi objek penelitian. Jika nilainya mendekati nilai maksimum sumber daya (program informasi berbasis konten lokal) maka dikategorikan sebagai televisi Generalis artinya televisi tersebut memiliki sumber daya penunjang yang banyak, sementera jika nilai nichebreadth rendah dikategorikan sebagai televisi Spesialis atau televisi yang memiliki sumber daya penunjang kurang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

TVRI Kalsel merupakan lembaga penyiaran publik di Kalsel dan telah memperoleh Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP). Berdasarkan hasil observasi dan data yang dikumpulkan, TVRI Kalsel memiliki waktu siaran setiap hari selama 240 menit dari pukul 09.00-11.00 WITA, dilanjutlkan

(6)

lagi dari pukul 17.00-19.00 WITA. Jenis program acara yang disiarkan terdiri dari news, life & culture, kids, dan entertainment.

Tabel 1. Program Acara TVRI Kalimantan Selatan berdasarkan Program Informasi Berbasis Konten Lokal

No. Nama Program Acara Jenis Program Informasi 1 Kalimantan Selatan Hari Ini Straight news

2 Kalsel Sepekan Straight news

3 Habar Budaya Straight news

4 Inspirasi Indonesia Features Documenter

5 Pesona Indonesia Features Documenter

6 Zona Tani Features

7 Banua Bicara Talk show

8 Hidup Sehat Talk show

Hasil temuan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa untuk program informasi, TVRI Kalsel menyajikan sejumlah acara berbasis konten lokal sebagaimana yang disajikan pada Tabel 1 tentang Program Acara TVRI Kalsel berdasarkan Program Informasi Berbasis Konten Lokal. Jumlah program informasi yang disiarkan oleh TVRI Kalsel berbasis konten lokal sebanyak 8 program dengan 4 kategori yaitu straight news, features, documenter, dan talkshow. TVRI Kalsel tidak memiliki program informasi dengan bentuk infotainment, magazine, dan current affair. Keberadaan program informasi berbasis konten lokal merupakan salah satu strategi stasiun televisi dalam merebut audiens lokal, sebagaimana yang diungkapkan Syafri & Pannindriya (2019).

[] 37,5% [] 25% [] 0% [] 0% [] 0% [] 12,5% [] 25%

PROGRAM INFORMASI TVRI KALSEL

Gambar 1. Program Informasi TVRI Kalsel berdasarkan Konten Lokal Sumber: Hasil Penelitian (2020)

Persentase program informasi TVRI Kalsel secara lengkap disajikan pada Gambar 1. Berdasarkan grafik yang terlihat pada Gambar 1, program informasi didominasi oleh straight news yang terdiri dari acara Kalimantan Selatan Hari Ini, Kalsel Sepekan, dan Habar Budaya. Acara Kalimantan Selatan

(7)

Hari Ini berisi sejumlah berita tentang peristiwa harian yang terjadi di Kalimantan Selatan, ditayangkan setiap hari Senin sampai Sabtu. Acara Kalsel Sepekan merupakan rangkuman peristiwa yang terjadi dalam sepekan di Kalsel, yang ditayangkan satu kali dalam seminggu pada akhir pekan (Minggu). Acara Habar Budaya merupakan berita berisi peristiwa dan informasi yang ada hubunganya dengan budaya di Kalsel misalnya berita tentang usaha kerajinan Tanggui yang lesu, atau tentang keris pusaka Bajar. Ketiga program acara tersebut merupakan program berita yang dapat dikategorikan straight news yaitu berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Tangkapan layar setiap program acara dalam bentuk straight news dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tangkapan layar Program Informasi TVRI Kalsel dalam bentuk Straight News

Berdasarkan hasil temuan tersebut, bahwa program informasi TVRI Kalsel dalam bentuk straight news memiliki persentase yang tinggi, Andanasari (2014) mengungkapkan bahwa strategi televisi lokal (SBO TV) dalam mempertahankan eksistensinya adalah dengan sistem produksi program yang mencakup segmentasi SBO TV dan positioningnya sebagai televisi berita. Sebagai media televisi swasta lokal, SBO TV menyadari pentingnya mengangkat konten kelokalan khususnya dengan positioningnya sebagai televisi berita dalam program siarannya untuk menarik audien serta pengiklan dalam persaingan pada bisnis pertelevisian. Kleemans et al. (2017) juga mengungkapkan hasil penelitiannya tentang program berita televisi, bahwa bahwa penggunaan fitur berita sensasional membantu produser berita untuk menarik perhatian pemirsa berita. Untuk program acara berita, Rahmadini (2019) mengungkapkan bahwa menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki popularitas di

(8)

masyarakat merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh pengelola untuk menarik perhatian audiens pada program acara yang ditayangkan.

Acara Zona Tani masuk dalam jenis features yang tayang sekali dalam seminggu. Beberapa judul dari Zona Tani yang pernah ditayangkan adalah “Pembuatan Pupuk Organik”, “Budidaya Lele”, “Budidaya Ayam Serama”. Adapun acara Inspirasi Indonesia dan Pesona Indonesia masuk dalam kategori features documenter, yang tayang setiap satu kali dalam seminggu. Dari dua program acara tersebut, beberapa tayangan disajikan dalam bentuk features, beberapa yang lain disajikan dalam bentuk dokumenter, dan ada juga yang memadukan kedua bentuk tersebut (features documenter). Penelitian tentang program acara features documenter pernah dilakukan Suryani (2014) dengan objek penelitian acara Indonesia Bagus yang ditayangkan NET TV. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa acara yang ditayangkan tersebut dapat mengenalkan mengenai kearifan lokal suku Baduy yang tidak mengeksploitasi alam, dimana suku Baduy memiliki kepercayaan bahwa alam adalah salah satu titipan maha kuasa yang harus dijaga dan dilestarikan.

Program features documenter TVRI Kalsel (Acara Inspirasi Indonesia) yang pernah ditayangkan yaitu “Garuda Muda dari Lembah Meratus”, “Perempuan Pejuang Sungai”, “Penyelamat si Mancung” dan yang lainnya. Adapun judul dari program acara Pesona Indonesia yang pernah tayang diantaranya adalah “Loksado di Kaki Meratus”, “Di Tepi Zaman”, “Keramahan Pesona Bumi Antasari”, dan “Biar Balainan Tatap Isa”. Tangkapan layar setiap program acara dalam bentuk features dan features documenter dapat dilihat pada Gambar 3.

(9)

Program Talkshow terdiri dari Hidup Se

hat dan Banua Bicara. Tangkapan layar setiap program acara dalam bentuk talkshow dapat dilihat pada Gambar 4. Acara Hidup Sehat yang tayang sekali dalam seminggu diformat dalam bentuk talkshow yang dipandu oleh satu orang pembawa acara (host) dan satu atau lebih pembicara yang memiliki keahlian khususnya di bidang kesehatan. Beberapa judul dari program acara Hidup Sehat yang pernah ditayangkan adalah “Hamil di Masa Pandemi”, “Amankah Bersepeda bagi Penderita Jantung”, “Waspada Kematian Mendadak”. Adapun acara Banua Bicara berisi perbincangan yang dipandu oleh satu orang pembawa acara yang menghadirkan sejumlah pembicara yang keahliannya relevan dengan topik yang diangkat. Beberapa judul dari acara Banua Bicara yaitu “Pendidikan Daring”, “BLT Desa dan Upaya Penanganan Covid-19 di Banua”, “Pariwisata di Masa Pandemi”.

Hasil penelitian tentang program acara talkshow televisi diungkapkan oleh Haqqu (2020) yang melakukan uji uses and gratifications pada penonton talkshow, bahwa tingginya tingkat kepuasan hiburan yang didapatkan oleh responden berasal dari besarnya motif informasi yang diinginkan. Hasil penelitian tersebut cukup relevan dengan program talkshow yang ditayangkan TVRI Kalsel, dimana dua acara talkshow yaitu Acara Hidup Sehat dan Acara Banua Bicara berisi informasi seputar kesehatan dan informasi tentang kondisi masyarakat Kalimantan. Dari sisi yang lain, Irawan (2013) melakukan penelitian tentang program talkshow dari sisi pembawa acara, bahwa stasiun televisi sangat berperan dalam menciptakan realitas sosial dengan menampilkan representasi baru sosok pembawa acara program talkshow. Penonton menerima bahwa realitas yang ditampilkan pembawa acara dalam program talkshow adalah kondisi yang baku dan ideal, namun penonton akan tersadar bahwa realitas sosial itu hanya rekonstruksi televisi saja ketika televisi menghadirkan sebuah representasi berupa realitas sosial lain.

Gambar 4. Tangkapan layar Program Informasi TVRI Kalsel dalam bentuk Talkshow

Hasil penelitian ini selain menunjukkan tentang persentase dari setiap bentuk program informasi yang berbasis konten lokal di TVRI Kalsel, juga mengungkap kategori sumber penunjang (niche breadth) yang dimiliki oleh TVRI Kalsel. Skor Niche Breadth TVRI Kalsel sebesar 3,56 yang diperoleh dari rumus (2). Skor tersebut menunjukkan bahwa TVRI Kalsel termasuk kategori Generalis, sebagaimana kelompok kategori yang telah ditetapkan sebelumnya bahwa 0 – 3,5 masuk dalam kategori spesialis dan 3,51 – 7,0 merupakan kategori generalis, yang menunjukkan bahwa TVRI Kalsel memiliki sumber daya penunjang yang cukup beragam, khususnya untuk program informasi berbasis konten lokal di Kalimantan Selatan. Sumber daya penunjang (program acara), khususnya program informasi berbasis

(10)

konten lokal yang dimiliki ada 4 (straight news, features, features documenter, dan talkshow) dari 7 bentuk program informasi. TVRI Kalsel tidak memiliki program informasi dengan bentuk infotainment, magazine, dan current affair. Dengan kondisi lokal, TVRI Kalsel dapat menayangkan acara infotaiment dengan objek berita adalah tokoh atau public figure dalam wilayah Kalsel, begitupun dengan program informasi berbentuk magazine dan current affair dapat ditayangkan dengan menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di masyarakat.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa TVRI Kalsel sebagai satu-satunya Lembaga Penyiaran Publik di Banjarmasin Kalsel masuk dalam kategori generalis dengan skor niche breadth sebesar 3,56. Hal tersebut menunjukkan bahwa TVRI Kalsel memiliki sumber daya penunjang yang cukup beragam dari program acara siaran informasi dengan konten lokal. Terdapat delapan program acara siaran informasi dengan konten lokal yaitu Kalimantan Selatan Hari Ini, Kalsel Sepekan, Habar Budaya, Inspirasi Indonesia, Pesona Indonesia, Zona Tani, Hidup Sehat, dan Banua Bicara. Kedelapan program acara siaran informasi tersebut berbentuk straight news, features, features documenter, dan talkshow.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa skor niche breadth yang diperoleh adalah 3,56 maka disarankan agar TVRI Kalsel menambah program informasi dalam format magazine, current affair, dan infotainment jika ingin mencapai skor niche breadth mendekati dan atau maksimal 7,0. Dengan kategori Generalis berdasarkan program informasi lokal yang dimiliki oleh TVRI Kalsel, implikasi dari penelitian ini adalah sumber daya penunjang yang beragam dapat memenuhi kebutuhan informasi khalayak sasarannya, sehingga nilai niche breadth TVRI Kalsel dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lanjutan tentang tingkat kepuasan pemirsa televisi, khususnya kepuasan dalam hal perolehan informasi lokal.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat atas pendanaan penelitian melalui Program Dosen Wajib Meneliti dengan pendanaan PNBP ULM Tahun 2020.

DAFTAR PUSTAKA

Albab, M., & Saleh, A. (2013). HUBUNGAN MOTIVASI DAN POLA MENONTON DENGAN TINGKAT KEPUASAN PEMIRSA PADA PROGRAM BERITA TOPIK ANTV (KASUS PEMIRSA DI KOMPLEK PERUMAHAN PONDOK SUKATANI PERMAI, TAPOS, KOTA DEPOK). Jurnal Komunikasi Pembangunan, 11(1), 1–21.

https://doi.org/10.29244/jurnalkmp.11.1.

Andanasari, O. (2014). Strategi Sbo Tv Dalam Mempertahankan Eksistensi Di Tengah Persaingan Televisi Lokal Di Surabaya: Pendekatan Ekonomi Media. UIN Sunan Ampel Surabaya. Atika, A., & Chandrabuwono, A. B. (2018). PUBLIC SERVICE ADS. OF RESERVING PEAT

FORESTS. INFORMASI, 48(2), 257–266. https://doi.org/10.21831/informasi.v48i2.21835 Chandrabuwono, A. B., Rusli, A., & Sanjaya, A. (2019). Iklan Politik di TVRI Kalsel pada

Pemilukada 2018. Jurnal Penelitian Pers Dan Komunikasi Pembangunan, 23(1), 55–65. https://doi.org/10.46426/jp2kp.v23i1.106

Damayanti, D., Saleh, A., & Lumintang, R. (2012). EFEKTIVITAS VARIETY SHOW PROGRAM KELUARGA BERENCANA MELALUI MEDIA TELEVISI. Jurnal Komunikasi

Pembangunan, 10(2), 43–64. https://doi.org/10.29244/jurnalkmp.10.2.

Dimmick, J. W. (2008). Media Competition and Coexistence The Theory of the Niche. In Book. Routledge.

Dwinta Kusuma, G. (2017). Strategi Pt. Media Televisi Indonesia (Metro Tv) Sebagai “Media Televisi Berita” Dalam Menghadapi Persaingan Televisi Di Indonesia. UPN Veteran Yogyakarta. Ginanjar, D., & Saleh, A. (2020). PENGARUH INTENSITAS MENONTON FILM ANIMASI ADIT

SOPO JARWO TERHADAP INTERAKSI SOSIAL ANAK SEKOLAH DASAR. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 18(1), 43–55. https://doi.org/10.46937/18202028110

(11)

Indonesia. Universitas Mercu Buana Jakarta.

Haqqu, R. (2020). Uji Uses and Gratifications dalam Intensitas Menonton Program Talk Show Melalui Televisi. CoverAge: Journal of Strategic Communication, 10(2), 11–18.

https://doi.org/10.35814/coverage.v10i2.1378

Herawati, F. A., & Budi HH, S. (2007). Ekologi Media Radio Siaran di Yogyakarta: Kajian Teori Niche terhadap Program Acara Radio Siaran di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 4(2), 107–130. https://doi.org/10.24002/jik.v4i2.222

Hidayati, N. (2009). Analisis Teori Niche berdasarkan Program Acara Radio pada 21 Radio di Kota Malang. University of Muhammadiyah Malang.

Irawan, R. E. (2012). Sisi Positif dan Negatif Persaingan Antarstasiun Televisi di Indonesia di Mata Penonton Televisi. Humaniora, 3(1), 173–180. https://doi.org/10.21512/humaniora.v3i1.3247 Irawan, R. E. (2013). Representasi Pembawa Acara Program Talk Show di Televisi Indonesia.

Humaniora, 4(2), 782–789. https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i2.3506

Katherine Chen, Y. N. (2019). Competitions between OTT TV platforms and traditional television in Taiwan: A Niche analysis. Telecommunications Policy, 43(9), 101793.

https://doi.org/10.1016/j.telpol.2018.10.006

Kleemans, M., Hendriks Vettehen, P. G. J., Eisinga, R., Beentjes, J. W. J., & Janssen, L. (2017). How sensationalist features affect television news preferences and recognition among young viewers. Poetics, 63, 1–10. https://doi.org/10.1016/j.poetic.2017.07.001

Koo, K., & Yap, R. L. (2017). Trends in Urological Direct-to-Consumer Advertising during Prime-Time Television News Programs. Urology Practice, 4(1), 7–13.

https://doi.org/10.1016/j.urpr.2016.03.005

Kriyantono, R. (2020). Teknik Praktis Riset. In Kencana Prenada Media Grup. Prenamdamedia Group.

Kui, X., Lv, H., Tang, Z., Zhou, H., Yang, W., Li, J., Guo, J., & Xia, J. (2020). TVseer: A visual analytics system for television ratings. Visual Informatics.

https://doi.org/10.1016/j.visinf.2020.06.001

Li, S. C. S. (2017a). Replacement or complement: A niche analysis of Yahoo news, television news, and electronic news. Telematics and Informatics, 34(4), 261–273.

https://doi.org/10.1016/j.tele.2016.07.003

Li, S. C. S. (2017b). Television media old and new: A niche analysis of OTT, IPTV, and digital cable in Taiwan. Telematics and Informatics, 34(7), 10241037.

https://doi.org/10.1016/j.tele.2017.04.012

Morissan. (2015). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Kencana. Rahmadini, R. (2019). Kontestasi Persaingan Program Acara Berita dalam Bisnis Media Televisi.

MAWA’IZH: JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN, 10(1), 111–133. https://doi.org/10.32923/maw.v10i1.741

Rinowati Na, R. N. (2012). Eksistensi Televisi Lokal (Kasus: Eksistensi TVKU Dalam Kompetisi Industri Penyiaran). Undip.

Situmeang, I. (2013). PENGARUH DAYA TARIK IKLAN TELEVISI COSMETIK WARDAH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 11(2), 1–13. https://doi.org/10.29244/jurnalkmp.11.2.

Sukarelawati, S. (2009). PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI KASUS PEMIRSA DI BOJONG GEDE, BOGOR. Jurnal Komunikasi

Pembangunan, 7(2), 82–97. https://doi.org/10.29244/jurnalkmp.7.2.

Sung, N., & Kwack, E. (2016). IPTV’s videos on demand for television programs, their usage patterns, and inter-channel relationship in Korea. Telecommunications Policy, 40, 10–11. https://doi.org/10.1016/j.telpol.2016.08.001

Suryani, I. (2014). MENGGALI KEINDAHAN ALAM DAN KEARIFAN LOKAL SUKU BADUY (Studi Kasus Pada Acara Feature Dokumenter “Indonesia Bagus” di Stasiun Televisi NET.TV). Musãwa Jurnal Studi Gender Dan Islam, 13(2), 179–194.

(12)

Syafri, P., & Pannindriya, S. T. (2019). Strategi Riau Televisi (Riau TV) Menghadapi Persaingan dengan TV Nasional untuk Tetap Eksis Sebagai TV Lokal. Eko Dan Bisnis: Riau Economic and Business Review, 10(3), 287–307. https://doi.org/10.36975/jeb.v10i3.215

Wibawa, A., Afifi, S., & Prabowo, A. (2014). Model Bisnis Penyiaran Televisi Digital di Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(2), 117–130.

Yudiningrum, F. R. (2010). IKLAN DAN KOMPETISI MEDIA (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dalam Mengukur Kompetisi Penyiaran Iklan di Suara Kudus FM, Pamira FM, dan Yasika FM Bulan Februari 2010). Jurnal Komunikasi Massa, 3(2), 1–20.

Gambar

Tabel 1.   Program Acara TVRI Kalimantan Selatan berdasarkan Program Informasi Berbasis Konten  Lokal
Gambar 2. Tangkapan layar Program Informasi TVRI Kalsel dalam bentuk Straight News
Gambar 3. Tangkapan layar Program Informasi TVRI Kalsel dalam bentuk Features dan Features Documenter
Gambar 4. Tangkapan layar Program Informasi TVRI Kalsel dalam bentuk Talkshow

Referensi

Dokumen terkait

Segmentasi berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin pengguna tetap media massa cetak berupa surat kabar dalam penelitian ini adalah responden dengan usia

Kehittämistehtävässä jatkoimme yhteistyötä Kajaanin Nakertajan koulun kanssa ja tuotimme materiaalia keväällä 2009 järjestettyihin kahteen vanhempainkouluun, joiden aiheena

Dengan percaya diri Peserta didik (A) dapat memecahkan (B) permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat melalui diskusi (C)

UNAIR NEWS –Memiliki nama lengkap Muhammad Madyan, laki-laki yang kini mendapat amanah sebagai Wakil Rektor (Warek) II Universitas Airlangga (UNAIR) tersebut, lahir pada

1. Tahap pra lapangan, merupakan tahap yang dilakukan mulai dari pembuatan usulan penelitian sampai memperoleh izin penelitian. Tahap penelitian lapangan. pada tahap

Perubahan pada tari Sedulang Setudung di Kabupaten Banyuasin merupakan tanggapan Seniman sebagai faktor internal terhadap sebuah tantangan yaitu faktor dari luar seperti

Berdasarkan analisis pola difraksi sinar-x secara kuantitatif menunjukkan bahwa keramik FGM dengan teknik infiltrasi berulang dari bahan dasar prakeramik alumina transisi

Berdasarkan hasil pengamatan di RPH Pesanggaran dapat disimpulkan bahwa sebagian besar telah memenuhi kriteria penerapan animal welfare dengan persentase pada