• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN GULMA Pundu Learning Centre

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN GULMA Pundu Learning Centre"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN GULMA

(2)
(3)

PENDAHULUAN

Berdasarkan relung/tempat berfungsinya, vegetasi dapat dibedakan menjadi :

a. Tanaman (

Crop

)

: Tanaman yg dibudidayakan,

karena diinginkan manusia.

b. Gulma (

weed

)

: Merupakan tumbuhan yg tumbuh

pada waktu, tempat dan kondisi

yg tidak diinginkan manusia.

c. Tumbuhan ruderal : Tumbuhan yg tidak dibudidayakan,

tumbuhan pada habitat alami yg

terganggu tetapi bukan digunakan

untuk tujuan produksi (misal :

Sepanjang tepi jalan, sepanjang

sungai dsb).

d. Tumbuhan liar

: Tumbuhan yg tumbuh pada

habitat alami.

(4)

Hal tersebut dapat diperjelas dengan skema berikut ini :

Tumbuhan liar (d)

Tumbuhan Ruderal (c)

1

2

3

4

5

Habitat Alami

Habitat Ruderal

PENDAHULUAN

(5)

Sebagai contoh adalah padi liar (

Zizania Aquatika L.

) dapat

menjadi tanaman tumbuhan liar dan sebaliknya (1), atau

menjadi tumbuhan ruderal pada habitat yg terganggu (2),

dimana setelah diketahui potensinya mungkin menjadi

tanaman (3), spesies ini mungkin juga langsung menjadi

gulma pertanaman padi sawah (4).

PENDAHULUAN

(6)

• Gulma ???

Segala jenis tumbuhan yg tumbuh ditempat yg tidak

dikehendaki

• Akibat Gulma

1. Persaingan unsur hara

2. Mengganggu operasional di lapangan

3. Sumber HPT

4. Bahaya kebakaran

(7)

Pengendalian gulma pada prinsipnya adalah :

• Merupakan usaha meningkatkan daya saing tanaman

pokok utama dan melemahkan daya saing gulma.

• Untuk memperkecil dampak negatif dari pertumbuhan

gulma.

• Penekanan pertumbuhan gulma juga dapat dilakukan

dengan penanaman kacangan penutup tanah.

PENDAHULUAN

(8)

Perlu Diingat :

Tidak ada satupun metode/cara yg dapat mengendalikan semua spesies gulma secara tuntas di pertanaman. Suatu metode mungkin dapat menekan spesies-spesies tertentu, tetapi beberapa spesies-spesies yg lain justru mendapat pengaruh yg menguntungkan baik langsung maupun tidak langsung. Jika satu atau beberapa spesies gulma dibunuh maka akan diganti spesies lain dan ini mungkin akan menimbulkan masalah yg lebih berat dari spesies-spesies sebelumnya atau menjadikan suksesi gulma.

(9)

Pengendalian gulma secara umum terbagi 2 :

Secara Chemis

Pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimia (herbisida)

1. Penyemprotan

2. Wipping

3. Dioles

Secara manual

Pengendalian gulma yg dilakukan secara manual

1. Didongkel

2. Dibabat

3. Dibakar

PENDAHULUAN

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(10)

Summary

Dalam pengendalian gulma dan dengan mempertimbangkan berbagai faktor maka dipilihlah teknik pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan Herbisida. Penggunaan herbisida untuk pengendalian gulma mempunyai kelebihan yaitu murah dan dapat mencakup areal yg luas dalam waktu singkat.

Pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanaan dilapangan (faktor teknis), biaya yg diperlukan (faktor ekonomis), dan kemungkinan dampak negatif yg ditimbulkannya.

(11)

Struktur Penulisan SOP

Pengendalian Gulma

(12)

Strukturisasi SOP Pengendalian Gulma

SOP Pengendalian Gulma Pedoman Teknis Strukturisasi

Filosofi, Kebijakan & Pedoman Teknis PTA &

IOM Prosedur Prosedur Pemberantasan Lalang Organisasi Kerja Pengendalian Gulma Organisasi Kerja Pengendalian Gulma Prosedur Semprot (Tim Kerja Semprot) Prosedur Pengendalian Gulma Gawangan (Manual dan Kimia) Instruksi Kerja Pelaksanaan Pelaksanaan

(13)

Filosofi, Kebijakan dan Pedoman

Pengendalian Gulma

(14)

FILOSOFI

Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan

pada 2 (dua) tempat, yaitu di piringan dan gawangan.

Berdasarkan gulma sasaran, pengendalian gulma dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

a) Lalang di piringan dan gawangan harus dikendalikan.

b) Rumput-rumputan, pakis, gulma berdaun lebar dan LCC

di

piringan dan gawangan harus dikendalikan.

c) Tumbuhan pengganggu/ anak kayu/ pakisan berkayu/

(15)

Pengendalian gulma yang berlebihan sehingga

menyebabkan tanah gundul (bebas dari vegetasi) tidak

diinginkan karena mendorong terjadinya erosi yang

dapat mengurangi fungsi tanah (konservasi tanah dan

air).

Konsep pengendalian gulma yang diterapkan

perusahaan adalah

pengelolaan gulma terpadu

(

integrated weed management

)

dengan

memberdayakan seluruh komponen pengendalian,

meliputi : kultur teknis dan tindakan preventif, biologis,

manual atau mekanis dan kimiawi.

(16)
(17)

GOLONGAN GULMA

1. Berdasarkan tingkat kompetisi

a. Klas A = Sangat berbahaya, cirinya : - Sangat kompetitif

- Mengeluarkan zat racun yg menghambat

- Sebagai inang alternatif hama & penyakit

- Berduri

Contoh : Bambu, lalang, jahe liar, pisang liar, merahan, lantana cemara,pakis udang dsb.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(18)

b. Klas B ; Gulma ini sangat berbahaya,

kompetitif yg harus dikendalikan

dan apabila perlu harus diradikasi

apabila biaya tidak mahal

c. Klas C ; Kurang kompetitif dan dapat

ditolerir, akan tetapi memerlukan

pengendalian yg teratur.

Bermanfaat untuk

mencegah erosi.

d. Klas D ; Gulma bermanfaat, kurang

(19)

2. Berdasarkan jenis :

Gulma daun sempit (rumput-rumputan)

Gulma daun lebar (Anak kayu)

Gulma pakis-pakisan

GOLONGAN GULMA

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(20)

Identifikasi Gulma

 Menentukan gulma populer

Gulma yg tumbuh di areal pada saat periode pengendalian.

 Untuk menentukan racun yg digunakan

 Cara :

- Tentukan areal sample (piringan/psr rintis) - Catat dan proporsikan jenis gulma

- Simpulkan gulma dominan yg ada Mandor harus = “Go-Blok”

(21)

Daerah bebas gulma

Piringan

Gawangan

TPH

Pasar pikul

Pasar kontrol

GOLONGAN GULMA

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(22)

Definisi gulma

Apakah yg dimaksud dengan gulma ??

Yaitu sebagian para ahli yg mendefenisikan arti dari gulma seperti yg telah diterangkan pada halaman 1 bagian pendahuluan, tetapi yg umum adalah ; Semua tumbuhan yg tumbuh tidak pada tempatnya dan tidak disukai manusia, karena sifatnya merugikan tanamanan utamanya.

(23)

PEMBERANTASAN GULMA

(24)

PEMBERANTASAN LALANG

Pemberantasan Lalang

Sikap negatif yg cukup merugikan :

- Pertumbuhan/penyebaran sangat cepat (rhizhome & bunga) - Relatif mudah terbakar (tumbuh diareal terbuka)

Pola pertumbuhan :

- Sheet (tumbuh meluas)

- Sporadis (tumbuh berkelompok - kelompok) - Normal/kontrol (tumbuh relatif terbatas)

(25)

• Pemberantasan lalang sporadis efektif dilakukan

dengan cara spot spraying, yaitu penyemprotan

terhadap lalang yg terpencar-pencar.

Pemberantasan Lalang Sheet

PEMBERANTASAN LALANG

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(26)

Wiping

• Pemberantasan terhadap lalang normal dengan cara mengusap setiap helai lalang dengan kain yg telah dibasahi/larutan herbisida.

• Ukuran kain 3 x 12 cm dibalut pada tiga jari.

• Konsentrasi Eagle/Tochdown 1-1,3% + 0,5% Surfactan atau Assault 0,5 – 0,7% + 0,5% surfactan.

(27)

PENGENDALIAN TUMBUHAN PENGGANGGU LAINNYA

• Gulma berkayu (anak kayu)

- Jenis

: Eupatorium odoratum, Melastoma

malabathricum, Lantama camara, Clidemia hirta, dll

- Teknik : Manual (Cados), Spot Spraying

• Pakis

- Jenisnya : Dicrapnoteris linearis (p.kawat), Stenochlaena

palustris (p.udang), pteridium esculentum (p. gajah), dll.

• Keladi

- Pengendalian : Spot spraying, Ally 20 WDG 0,3%,

indostick 0,2%, CP-15, Solo, Cone Nozzel

• Pisang

- Banyak diareal LX ex terbakar, sulit dikerjakan manual

- Pengendalian : Metode oles, Ally 0,5%, Indostick 0,2%

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(28)

PEMELIHARAAN PIRINGAN, JALAN RINTIS & TPH

• Piringan

- Tempat menebarkan pupuk

- Tempat jatuhnya brondolan/buah

• Jalan Rintis

- Jalan mengangkat buah ke TPH

- Jalan untuk kegiatan operaional dilapangan/hancak

• TPH, tempat pengumpul hasil potong buah

(29)

Metode pemeliharaan piringan, jalan rintis (jalan panen) dan TPH

seperti tercantum dibawah ini :

a. Sasaran semprotan adalah pasar pikul/pasar rintis & piringan

dilaksanakan sekaligus dimana si penyemprot berjalan dipasar

pikul/pasar rintis, kemudian memasuki piringan disebelah kanan

kemudian kekiri dan keluar kembali ke pasar pikul,demikian

seterusnya.

PEMELIHARAAN PIRINGAN, JALAN RINTIS & TPH

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(30)

b. Penyemprotan pasar rintis dan piringan di daerah kontur

dilaksanakan sekaligus dengan metode setengah lingkaran,

sebagai berikut :

Dinding Teresan

Beram Teresan

PEMELIHARAAN PIRINGAN, JALAN RINTIS & TPH

(31)

KALIBERASI

(32)

KALIBERASI

Tujuan :

• Mengetahui apakah kondisi alat, terutama nozel masih standard (dari flow

rate).

• Mengetahui volume semprot yg diperlukan per satuan luas

tertentu.

• Mengetahui rerata kecepatan jalan yg diperlukan agar lebih

sesuai

dengan rencana penyemprotan.

• Dapat menentukan konsentrasi yg tepat sesuai dengan dosis yg telah

ditetapkan.

• Penghematan terhadap larutan dan bahan.

(33)

KALIBERASI VOLUME SEMPROT

1. High Volume

HV

> 600 Ltr

2. Medium Volume

MV

400–600 Ltr

3. Low Volume

LV

200–400 Ltr

4. Very Low Volume

VLW 50–200 Ltr

5. Ultra low Volume

ULW < 50 Ltr

Herbisida kontak

Gulma tebal

Herbisida

sistematik

Areal sulit air

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(34)

KALIBERASI

Macam Kaliberasi

• Teoritis, dapat dilakukan setiap saat

• Teknis, dilakukan sesuai dengan prosedur – akan dibahas lebih lanjut

• Praktis, berdasarkan pengamatan dengan Time Motion

Study terhadap penyemprot dilapangan, dapat dilakukan setiap saat.

Siapa yg melakukan kaliberasi

• Askep, Asisten, Mandor

(35)

KALIBERASI

Prosedur Kaliberasi :

• Ukuran lebar semprot rata-rata (meter = A)

• Ukur jarak jalan (M) operator selama 10 detik (=B)

• Ukur out put semprot atau flow rate (Ltr/Mnt) pada tekanan pompa (1 Kg/Cm2=C)

• Hitung kebutuhan “volume semprot” (Ltr/Ha blanket)

D = 10.000 x C atau

(6xB)xA

Ltr/Ha = 10.000 x Ltr/Mnt out put

(6 x jarak jln/10 dtk) x lebar semprot

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(36)

KALIBERASI

Contoh Blanket :

A = 1,5 Meter

B = 8 Meter/10 detik

C = 1,6 Ltr/Menit

D = 10.000 x 1,6

= 222 Liter/Ha

(6 x 8) x 1,5

• Hitung kebutuhan larutan yg akan dipersiapkan

Contoh

: Dosis 4 Ltr/Ha blanket

(37)

KALIBERASI

Hitung

kebutuhan

herbisida

per

tangki

(15

Liter/tangki)

Contoh : Dosis 4 Ltr/Ha blanket

herbisida yg dibutuhkan per tangki

= 15 Liter x 4,0 Ltr/Ha

222

= 270 Ml/Tangki

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(38)

KALIBERASI

Contoh Efektif :

Contoh : Dosis 4 Ltr/Ha blanket Luas disemprot 30 Ha Spray faktor = 0,25 Maka • Volume Semprot = 222 Liter x 30 Ha x 0,25 = 1.665 Ltr air • Kebutuhan Herbisida = 30 Ha x 0,25 x 4 Ltr/Ha = 30 Liter

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(39)

PENENTUAN FAKTOR

SEMPROT

(40)

PENENTUAN FAKTOR SEMPROT

Spray faktor (faktor semprot) merupakan perbandingan antara luas

areal yg disemprot dibanding luasan Ha sesungguhnya.

Luas pasar rintis/pikul/Ha

Luas pasar rintis/pikul/Ha dapat ditentukan dengan rumus :

Luas pasar rintis

= Lebar pasar rintis (m) x 10.000 m

2

Jarak antara dua pasar rintis (m)

Sebagai contoh

= Lebar pasar rintis adalah 1,5 mtr. Jarak antara

(41)

PENENTUAN FAKTOR SEMPROT

Luas piringan/Ha

Luas piringan untuk setiap Ha tanaman sangat ditentukan oleh lebar jari-jari piringan dan kerapatan tanaman/Ha.

Sebagai contoh : Jari-jari piringan 2,0 meter dengan kerapatan tanaman/Ha = 138 pokok, maka luas piringan/Ha:

Luas piringan/Ha = 3,14 (2,0 mtr2) x 138

= 1.733 mtr2

Dari kedua contoh diatas, maka faktor semprotan dapat dihitung sebagai berikut : Faktor Semprot (FS) = (Luas pasar rintis + luas piringan)

10.000 = 1.065 + 1.733

10.000

= 0,2798 atau 28%

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(42)

PENENTUAN FAKTOR SEMPROT

Perlu diketahui untuk menentukan SF :

1. Lebar piringan yg ingin disemprot (piringan luar) 2. Jumlah pokok/Ha

3. Jarak tanam

4. Lebar pasar rintis/pasar pikul yg akan disemprot 5. Ratio pasar rintis : TPH

(43)

PENENTUAN FAKTOR SEMPROT

Rumus

SF = Luas piringan x jumlah pokok + luas psr rintis + luas TPH

Ha

= л (r)

2

x 132 pkk + 1,2 mtr x 620 mtr + 31 mtr

10.000 m

2

= (3,14 x 2

2

) x 132 + 744 m

2

10.000 m

2

= (12,5) x 132 + 744 m

2

+ 31 m

2

10.000 m

2

= 2.425 m

2

10.000 m

2

=

24 %

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(44)

PENENTUAN FAKTOR SEMPROT

o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o MAIN ROAD TPH 25 POKOK

(45)

HERBISIDA

(46)

HERBISIDA

Kontak

Herbisida yang bekerja secara kontak, yaitu akan membakar bagian tumbuhan yg terkena.

Contoh : paraquat

Sistemik

Herbisida yang bekerja secara sitemik yaitu masuk ke jaringan tanaman dan menghambat pembentukan asam amino.

(47)

HERBISIDA

Dosis Herbisida

Dosis merupakan jumlah herbisida (Ltr) yg diperlukan per satuan luas (Ha). Dosis adalah merupakan nilai yg tetap dan besarnya sangat ditentukan oleh jenis gulma sasaran serta kondisi gulma yg akan dikendalikan.

Konsentrasi

Konsentrasi merupakan jumlah herbisida dalam satuan volume larutan dan biasanya dalam persen atau perbandingan antara herbisida (zat terlarut) dalam air (pelarut) yg dinyatakan dalam bentuk persen

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(48)

HERBISIDA

Pemilihan herbisida

Beberapa faktor yg digunakan sebagai bahan

pertimbangan pemilihan herbisida adalah :

a. Komposisi Gulma

(49)

Lokasi Gulma Umur Metode Alat

Nama Bahan

Dagang Aktif

Piringan/ LCC + broad 1 – 3 Penyemprotan PKS “Solo” Roundup/Eagle Glyphosate + 1.5 ltr + 75 gr Pasar rintis Leaf + grasses Kleenup + Ally/ MM

Metsulindo/Metafuron

3 – 5 Penyemprotan PKS “Solo” Roundup/Eagle Glyphosate + 1.0 ltr + 50 gr Kleenup + Ally/ MM

Metsulindo/Metafuron

> 5 Penyemprotan MHS Roundup/Eagle Glyphosate + 1.0 ltr + 50 gr Kleenup + Ally/ MM

Metsulindo/Metafuron

Mikania + broad 1 – 3 Roundup/Eagle Glyphosate + 1.5 ltr + 0.3 ltr Leaf + grasses Kleenup + Starane fluroxypyr

3 – 5 1.0 ltr + 0.3 ltr

>5 1.0 ltr + 0.3 gr

Broad leaf + 1 – 3 Penyemprotan PKS “Solo” Gramoxone/Herbatop + Paraquat dichlorida + 1.5 ltr + 75 gr pakis + grasses Ally/Metsulindo/ MM

Metafuron

3 – 5 Penyemprotan PKS “Solo” Gramoxone/Herbatop + Paraquat dichlorida + 1.0 ltr + 50 gr Ally/Metsulindo/ MM

Metafuron

> 5 Penyemprotan PKS “Solo” Gramoxone/Herbatop + Paraquat dichlorida + 1.0 ltr + 50 gr Ally/Metsulindo/ MM

Metafuron

Alang-alang 1 – 3 Penyemprotan PKS “Solo” Roundup/eagle Glyphosate 5.0 ltr Sheet Polijet kuning Kleenup

3 – 5 3.0 ltr

> 5 3.0 ltr

Herbisida

Pengendalian Sasaran Tanaman Pengendalian Aplikasi Dosis/Ha **)

Metode

pengendalian alat apkilasi, rotasi & tenaga kerja sama dengan diatas

TABEL REKOMENDASI PENGENDALIAN GULMA

PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KARET

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(50)

TABEL 3 : REKOMENDASI PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KARET

TABEL REKOMENDASI PENGENDALIAN GULMA

PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KARET

Lokasi Gulma Umur Metode Alat

Nama Bahan

Dagang Aktif

Alang-alang 1 – 3 PKS “Solo” Roundup/Eagle 5.0 ltr Sheet Polijet kuning Kleenup

3 – 5 3.0 ltr

> 5 3.0 ltr

Lalang sheet + 1 – 3 Penyemprotan PKS “Solo” Roundup/Eagle 5.0 ltr

Anak kayu Kleenup

3 – 5 Penyemprotan PKS “Solo” 3.0 ltr > 5 Penyemprotan PKS “Solo” 3.0 ltr Putihan atau 1 – 3 Ally/Metsulindo/ MM 150 gr + 1.0 ltr Putihan + LCC Metafuron + Agristic

3 – 5 atau DMA-6/Lindomine

> 5 2.4 – D Amine 3.0 ltr

1 – 3 Penyemprotan PKS “Solo” Gramoxone/Herbatop + Paraquat Dichlorida + 1.5 ltr + 75 gr Ally/Metsulindo MM

Metafuron

3 – 5 Penyemprotan PKS “Solo” Gramoxone/Herbatop + Paraquat Dichlorida + 1.0 ltr + 50 gr Ally/Metsulindo MM

Metafuron

> 5 Penyemprotan PKS “Solo” Gramoxone/Herbatop + Paraquat Dichlorida + 1.0 ltr + 50 gr Ally/Metsulindo MM

Herbisida

Pengendalian Sasaran Tanaman Pengendalian Aplikasi Dosis/Ha **)

Gawangan Penyemprotan Glyphosate

Glyphosate

Penyemprotan PKS “Solo”

(51)

Lokasi Gulma Umur Metode Alat Herbisida

Pengendalian Sasaran Tanaman Pengendalian Aplikasi Nama Dagang Bahan Aktif Dosis/Ha **) Piringan/ Pasar rintis LCC + broad Leaf + grasses 1 – 3 3 – 5 > 5 Penyemprotan Penyemprotan Penyemprotan PKS “Solo” PKS “Solo” MHS Roundup/Eagle Kleenup + Ally/ Metsulindo/Metafuron Roundup/Eagle Kleenup + Ally/ Metsulindo/Metafuron Roundup/Eagle Kleenup + Ally/ Metsulindo/Metafuron Glyphosate + MM Glyphosate + MM Glyphosate + MM 1.5 ltr + 75 gr 1.0 ltr + 50 gr 1.0 ltr + 50 gr Mikania + broad Leaf + grasses 3 – 5 >5 Metode pengendalian alat apkilasi, rotasi & tenaga kerja sama dengan diatas Roundup/Eagle Kleenup + Starane Glyphosate + fluroxypyr 1.5 ltr + 0.3 ltr 1.0 ltr + 0.3 ltr 1.0 ltr + 0.3 gr Broad leaf + pakis + grasses Alang-alang Sheet 1 – 3 3 – 5 > 5 1 – 3 3 – 5 > 5 Penyemprotan Penyemprotan Penyemprotan Penyemprotan PKS “Solo” PKS “Solo” PKS “Solo” PKS “Solo” Polijet kuning Gramoxone/Herbatop + Ally/Metsulindo/ Metafuron Gramoxone/Herbatop + Ally/Metsulindo/ Metafuron Gramoxone/Herbatop + Ally/Metsulindo/ Metafuron Roundup/eagle Kleenup Paraquat dichlorida + MM Paraquat dichlorida + MM Paraquat dichlorida + MM Glyphosate 1.5 ltr + 75 gr 1.0 ltr + 50 gr 1.0 ltr + 50 gr 5.0 ltr 3.0 ltr 3.0 ltr

(52)

HERBISIDA

Waktu aplikasi herbisida

Tujuan utama dari pengendalian gulma adalah untuk

menekan pertumbuhan gulma sehingga pengaruh negatif dari

gulma terhadap tanaman utama serendah mungkin. Waktu

gulma ditentukan oleh :

• Rotasi semprot – diatur sesuai dengan tujuan

tersebut

diatas.

• Gulma sangat peka terhadap herbisida saat gulma

masih muda.

(53)

HERBISIDA

Rotasi dan out put

Rotasi semprot tergantung :

1. Umur tanaman

2. Jenis gulma dominan

3. Jenis-jenis dosis herbisida

4. Jenis tanah dan kerapatan gulma

5. Keadaan iklim

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(54)

HERBISIDA

• Out put semprot pada TBM dan TM 2-5,5 Ha/Hk

dan dipengaruhi :

1. Jenis alat semprot

2. Umur tanaman

3. Topografi

4. Prasarana (pasar rintis, titi dan lain-lain)

5. Terkait dengan pekerjaan lain.

(55)

HERBISIDA

Teknik penyemprotan

• Pemilihan jenis nozel 1. Nozel kipas

 Nozel polijet ; merah, biru, hijau, kuning (plastik).

 Nozel VLV ; VLV 200, VLV 100, VLV 50 2. Nozel Atomizer (ULV)

 Nozel untuk mikron Herbi, Birky dan penyemprotan pesawat udara 3. Nozel kerucut (Cone Nozzle)

 Kerucut kosong (Hallow cone)

 Kerucut penuh (Full cone)

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(56)

HERBISIDA

Type Nozel

(57)

NO JENIS NOZZLE Flow Rate –CC/Mnt (1 kg/cm3)

1

Polyjet merah

2.476

2

Polyjet biru

1.630

3

Polyjet hijau

900

4

Polyjet kuning

680

5

VLV 200

900-915

6

VLV 100

450-650

7

VLV 50

200-230

HERBISIDA

Flow Rate Nozel

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(58)
(59)

TEAM UNIT SEMPROT

Dasar penggunaan unit semprot

Perlengkapan utama

- 1 unit truk/wheel traktor

- 1 unit tangki (jika menggunakan wheel traktor)

- 1 unit trailer yg membawa alat semprot dan tenaga semprot. - 20 – 25 unit alat semprot

Untuk 1 kebun dengan luas 4–5 ribu Ha cukup dilayani 1 unit semprot dengan pusingan normal 3-4kali setahun.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(60)

TEAM UNIT SEMPROT

Contoh :

• Program setahun 3 x 5.000 Ha = 15.000 Ha • Program per bulan = 15.000 : 12 = 1.250 Ha • Program per hari = 1.250 : 20 = 62,5 Ha

• Kemampuan unit semprot per hari :

- Alat MHK = 20 x (4-5 Ha) = (80-100 Ha/hari) - CP – 15 = 20 x 3 Ha = 60 Ha/hari

(61)

TEAM UNIT SEMPROT

Keuntungan

• Hemat tenaga supervisi, cukup 3 personil : Sopir, tukang air, mandor.

• Kontrol lebih baik :

 Tidak menyebar di beberapa divisi

 Resiko pencurian diminimumkan. • Mobilitas unit semprot tinggi

 Dapat meningkatkan out put.

 Bila hari hujan, tenaga semprot bisa bekerja yg lain (bawa alat kerja dalam kendaraan).

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(62)

TEAM UNIT SEMPROT

Keuntungan

(Lanjutan)

• Kualitas pencampuran lebih baik.

Mutu air lebih terjamin.

Pencampuran lebih merata.

• Pengorganisasian kerja lebih mudah.

(63)

TEAM UNIT SEMPROT

Pengorganisasian kerja

• Persiapan alat

 Tangki semprot yg dipakai 20-25 unit dengan tenaga 20-25 ditambah 5 orang untuk cadangan ada yg sakit, haid atau mangkir.

 Tangki harus dinomori dan setiap orang memakai nomor tangki yg tetap.

 Pengisian air sangat perlu diperhatikan saringan : - Ditangki air kenderaan

- Selang tempat keluar larutan

- Corong tempat memasukkan larutan, dst.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(64)

TEAM UNIT SEMPROT

Pelaksanaan

• Pengisian air oleh sopir dan tukang aor sore hari

• Pencampuran racun pagi hari sebelum pukul 6.00

digudang central harus rata.

• bahan (Bon permintaan barang) dibuat satu hari

sebelumnya dan asisten divisi telah melihat

kondisi

gulma yg akan disemprot.

(65)

TEAM UNIT SEMPROT

Pelaksanaan (Lanjutan)

• Siapkan ember berisi air bersih untuk membilasnozel yg terkena biji-biji rumput. • Pengancakan :

 ½ pasar rintis (dimulai dari pasar tengah)

 1 pasar rintis.

• Setelah selesai bekerja mandor melaporkan pemakaian racun, Ha disemprot, HK dan out put.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(66)
(67)

ALAT – ALAT SEMPROT

(68)

ALAT–ALAT SEMPROT

Alat semprot punggung (knaspack sprayer)

1. Otomatis

2. Semi Otomatis

2.1. Solo

2.2. CP – 15

2.3. CDA (Controlled Droplet Application)

3. Alat semprot bermesin

(69)

ALAT–ALAT SEMPROT

1. Otomatis

Dioperasikan dgn tekanan tinggi (5 Kg/Cm

2

).

Umumnya terbuat dari logam dengan kapasitas 14

Ltr/tangki. Kelemahannya sebelum bekerja harus

dipompa

dulu

sehingga

memerlukan

waktu

tambahan.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(70)

ALAT–ALAT SEMPROT

2. Semi Otomatis “Solo”

Ada 2 tipe/spesifikasi, tipe 425 dan 475

Spesifikasi

Tipe 425

Tipe 475

Sistem

Torak

Membran

Untuk aplikasi

Insektisida, Fungisida

Herbisida

(71)

ALAT–ALAT SEMPROT

2. Semi Otomatis “Solo”

Penyemprotan :

• Pompa sewajarnya dengan tekanan penuh

• Pertahankan

tekanan

tangki

agar

pola

semburan stabil dengan cara memompa teratur.

• Jika tekanan turun, hentikan penyemprotan,

pompa kembali sampai penuh.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(72)

ALAT–ALAT SEMPROT

2. Semi Otomatis

“Solo”

Perawatan :

• Alat semprot dicuci segera setelah penyemprotan selesai. • Isi 1/3 bagian tangki denga air bersih dan digoncang

goncangkan. Ulangi 2-3 kali, semprotkan beberapa detik dan buang airnya.

• Apabila disimpan lama, isi tangki 1/3 bagian dan simpan ditempat yg tidak terkena matahari langsung.

(73)

ALAT–ALAT SEMPROT

2. Semi Otomatis

“CP - 15”

Spesifikasi

Tipe CP - 15

Sistem pompa

Hidraulic dengan pengatur tekanan

Untuk aplikasi

Segala jenis pestisida

Tekanan Maksimum

Posisi “L” = 1,5 Kg/Cm

2

Posisi “H” = 3,0 Kg/Cm

2

Kapasitas

15 Ltr

Cocok dipakai dengan nozel VLV (200, 100 ,50)

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(74)

ALAT–ALAT SEMPROT

2. Semi Otomatis

“CP - 15”

Penyemprotan :

• Spesifikasi alat dengan VLV memerlukan air bersih.

• Ada 3 saringan dimulut tangki, bagian pegangan dan

bagian nozel.

• Geser pengatur tekanan ke “L” atau “H” sesuai kebutuhan

(sebelum dipakai). L (low) untuk herbisida dan H (high) untuk

fungisida atau insektisida.

• Pemompaan dilakukan 8 kali atau lebih. Kelebihan tekanan

akan dibuang secara otomatis.

(75)

ALAT–ALAT SEMPROT

2. Semi Otomatis “CDA (Controled Droplet Application)”

• Dikenal dgn nama “Mikro Herbi”

• Digunakan dgn aplikasi volume rendah/ULV (Ultra low volume) 20-4 Ltr/Ha.

• Butiran semprot halus (+ 250 mikron) dgn konsentrasi herbisida tinggi.

• Saat ini hanya beberapa herbisida yang cocok digunakan mis.

Glyphosate. Gramoxone terlalu berbahaya dipakai

dengan

alat semprot CDA.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(76)

ALAT–ALAT SEMPROT

2. Semi Otomatis “CDA (Controled Droplet Application)”

Spesifikasi

a. Mikron Herbi Konversional

 Bagian kepala

- Atomizer berbentuk cakram

- Motor penggerak (6 atau 12 volt) - Nozel

 Tangkai (pegangan)

 Tangki Larutan

b. Mikron Herbi Modifikasi jenis punggung

(77)

ALAT–ALAT SEMPROT

2. Semi Otomatis “CDA (Controled Droplet Application)”

Prinsip Kerja

• Larutan mengalir melalui selang nozel dengan gaya gravitasi dan ditampung cakram otomizer yg berputar oleh motor

penggerak

• Larutan menyebar dengan gaya sentrifugal sampai 1,2 meter dengan ukuran butiran 250 mikron.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(78)

ALAT–ALAT SEMPROT

2

. Semi Otomatis

“CDA (Controled Droplet Application)”

Cara penggunaan

• Sebelum penyemprotan, bagian kepala lebih tinggi dari tangki larutan

agar larutan tidak menetes ke motor penggerak. Hidupkan dengan

memutar tuas ke “On”.

• Turunkan bagian kepala sampai + 25 cm dari tajuk gulma dan mulai

menyemprot. Bila ingin menghentikan semprotan sementara angkat bagian

kepala.

(79)

ALAT–ALAT SEMPROT

2. Semi Otomatis “CDA (Controled Droplet Application)”

Perawatan Alat

• Lepaskan tangki dan bersihkan dengan minyak lampu, isi tangki dengan minyak lampu, pasang kembali dengan

alat sprayer dan semprotkan secukupnya agar selang nozel dan atomizer bersih.

• Jangan membenamkan bagian kepala ke air dan

menghidupkan motor untuk dicuci sebab akan merusak motor penggerak.

• Jika disimpan lama, keluarkan baterai dan simpan ditempat tidak terkena matahari langsung.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(80)

ALAT–ALAT SEMPROT

3. Alat Semprot Bermesin

• Sering disebut “power sprayer”

• Digerakkan tenaga mesin dengan tekanan tinggi

(21 Kg/Cm

2

) dalam pemakaian normal.

• Biasanya dilengkapi 2 selang (@ 50-100 M) dan

tangki semprotan.

(81)

ALAT–ALAT SEMPROT

4. Boom Sprayer dengan Traktor

• Umum digunakan diareal datar sampai

bergelombang.

• Kecepatan jelajah traktor 6-12 Km/Jam.

• Panjang “boom sprayer” 6-12 m dengan jarak

antara nozel 50-75 Cm sehingga mencapai

12 - 24 nozel.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(82)

ALAT–ALAT SEMPROT

Preventif Maintenance

Penting untuk menjaga keseimbangan pekerjaan dan

pertimbangan biaya, yang perlu diperhatikan adalah :

• Cara memakai : Membawa, memakai,

(83)

ADMINISTRASI

TIM UNIT SEMPROT

(84)

Administrasi merupakan catatan dari seluruh kegiatan penyemprotan yang meliputi :

- Bon permintaan bahan & pemakaiannya (Lampiran 1). - Papan monitoring prestasi kerja harian (Lampiran 2).

- Monitoring penerimaan dan penggunaan suku cadang (Lampiran 3).

- Buku pemeliharaan dan prestasi alat semprot (Lampiran 4).

- Buku prestasi unit semprot (Lampiran 5). - Buku monitoring biaya (Lampiran 6).

- Buku biaya pemberantasan lalang (Lampiran 7).

(85)

BON PERMINTAAN BARANG

Tanggal : ____/_____/_____

Afd/Div : ____ (______________)

Nomor Kode Keterangan/

Barang Digunakan Untuk

Disetujui Oleh : Disetujui Oleh : Disetujui Oleh :

(_______________) (_______________) (_______________)

Askep/Manager Kepala Tata Usaha (KTU) Assisten/Kepala Bagian

Sandi Perkiraan

No. Nama Bahan / Barang Sat Jumlah

LAMPIRAN 1

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(86)

LAMPIRAN 2

PAPAN MONIT ORING PREST ASI KERJA HARIAN

Tanggal :___/___/___

AFD/DIV : _____(________________)

Output Kerja (Kap) ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Keterangan

(87)

LAMPIRAN 3

MONIT ORT ING SPARE-PART S ALAT SEMPROT

Kode Barang : _______________ Nama Barang : ________________ Satuan : ______________ Tgl. Diterima dari / Nomor Bon Masuk Keluar Sisa Tgl. Diterima dari / Nomor Bon Masuk Keluar Sisa

Dipakai untuk Dipakai untuk Pindahan dari Pindahan dari

Bagian tengah buku tulis

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(88)

LAMPIRAN 4

BUKU PEMELIHARAAN DAN PRESTASI ALAT SEMPROT

Nomor Alat Semprot : ____________ Nama Karyawan : ______________

Tgl. Bagian yang Spare-parts yang Jumlah Tgl. Bagian yang Spare-parts yang Jumlah

Rusak/Diperbaiki diganti Hari ini s/d Hari ini Rusak/Diperbaiki diganti Hari ini s/d Hari ini Hasil Kerja (Ha) Hasil Kerja (Ha)

(89)

LAMPIRAN 5

BUKU PREST ASI UNIT SEM PROT

Bulan : ______________ Nama Mandor : _______________________

Rencana Realisasi Keterangan Paraf

Tgl. Jenis Pekerjaan Lokasi Bahan Pemakai Luas Bahan Tenaga Kenderaan (Kondisi cuaca, pemakaian Assisten

Afd. Blok TT Ha Jenis Sat. Qty HK KM-BU (Ha) Qty Qty/Ha HK HK/Ha KM-BU KM/Ha spare part, dll)

Bagian tengah buku tulis Catatan :

1. Tanggal jenis pekerjaan, dst (yang ada dijudul) ditulis permanen pada kulit buku tulis setengah folio. 2. Buku tulis ini adalah merupakan buku prestasi dan dipegangoleh mandor semprot.

3. Buku tulis ini agar diberi sampul plastik.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(90)

LAMPIRAN 6

Kebun : ___________________

Bulan : ___________________ PEMAKAIAN BIAYA (COST)

Jenis Pekerjaan : ___________________

Lokasi Bahan Tenaga Kerja HK/Ha Kenderaan Spare Parts Total Biaya per

Tgl. Af d. Blok TT H.I. s/d H.I Nama City (ltr-kg) Rp. H.I. s/d H.I HK Rp. H.I. s/d H.I KM-BU Rp. dan Lain-2 (Rp.)Biaya (Rp.) Ha (Rp/Ha)

H.I s/d H.I H.I s/d H.I H.I s/d H.I H.I s/d H.I H.I s/d H.I H.I s/d H.I H.I s/d H.I H.I s/d H.I H.I s/d H.I

(91)

Lampiran 7

BIAYA PEMBERANTASAN LALANG

Afdeling/Divisi : ……(………) TM = ………Ha TBM = ...………Ha

Luas (Ha) Luas (Ha) Bahan Biaya (Rp) Rp/Ha

Bulan SKU BHL Total SKU BHL Total Rnd-up/ Eagle Touch- Total HK Bahan Bahan Transport Total

Kln-up Down Ltr cc/Ha (Agrc) Lain

Januari s/d Januari Pebruari s/d Pebruari Maret s/d Maret April s/d April Mei s/d Mei Juni s/d Juli Agustus s/d Agustus September s/d September Oktober s/d Oktober Nopember s/d Nopember Desember s/d Desember

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(92)

KLASIFIKASI GULMA

BERDASARKAN PENGARUH

NEGATIF

(93)

Klasifikasi gulma berdasarkan pengaruh negatif terhadap tanaman utama Klas toleransi gulma

K. Sawit Karet Kakao

Kelompok Rumput-rumputan

1 Axonopus compressus Rumput pakisan C C C

2 Bambosa spp Bambu A A A

3 Brachiaria mutica Rumput melala A A A

4 Centotheca lappacea Rumput lilit kain B B B

5 Chloris barbata Rumput plush C C C

6 Chrysopogan aciculatus Rumput Jarum C C C

7 Crytococum ascrescens Rumput panik C C C

8 Cynodon dactylon Rumput grintingan C C C

9 Digitaria Adscendens Rumput cakar ayam C C C

10 Echinochloa colonum Rumput hutan C C C

11 Eleusine indica Jakut jampang B B B

12 Imperata cylindrica lalang A A A

13 Ischaemum muticum Rumput kemarau B B B

14 Ischaemum timorense Rumput tembaga timur B B B

15 Otochloa nodosa Rumput kawatan B B B

16 Panicum repens Rumput lempuyangan A A A

17 Panicum sarmentorum Rumput sarang buaya A A A

18 Paspalum commersonii - C C C

19 Paspalum conjugatum Rumput kerbau C C C

20 Panisetum purpureum Rumput gajah B B B

21 Panisetum setosum Rumput ekor kucing A A A

22 Setaria palmifora Rumput bambu C C C

23 Remeda arguens - B B B

24 Remeda villosa Rumput primping B B B

25 Ripsacum laxum Rumput guatemala B B B

Nama Umum Nama Botani

No.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(94)

…Klasifikasi gulma berdasarkan pengaruh negatif terhadap tanaman utama (lanjutan)

Klas toleransi gulma K. Sawit Karet Kakao

Teki - tekian

26 Cyperus sphaceolatus - B/C B/C B/C

27 Cyperus rotundus Teki B B B

28 Fimristylis spp - B/C B/C B/C

29 Scleria sumatrensis Rumput lumpur B B B

Gulma Daun Lebar (Monokotil)

30 Colocasia spp. Keladi, talas A/B A/B A

31 Commelina nudiflora Rumput alur B/C B/C B/C

32 Curculigo villosa Lumba B B B

33 Dianella sp Siak jantan B B B

34 Elettariopsis curtisii Jahe liar A A A

35 Globba pendula Jahe liar A A A

36 Musa spp Pisang liar A A A

Gulma Daun Lebar (Dikotil)

37 Ageratum conyzoides Babadotan D D D

38 Amaranthus spinosus Bayam duri C/D C/D C/D

39 Asystasia intrusa Pengorak B B B

40 Borreria laericaulis Gendong anak B B B

41 Borreria latifolia Gendong anak C C C

42 Cassia alata Gelanggang A A A

Nama Umum Nama Botani

(95)

57 Lantana camara Bunga tahi ayam A A A 58 Melastoma malabathricum Senduduk A A A

59 Mikania micrantha Mikania B B B

60 Mimosa invisa Kucingan B B B

61 Mimosa pigra Kucingan gajah A A A

62 Mimosa pudica Putri malu B/C B/C B/C

63 Passiflora foetida Markisa hutan B/C C B

64 Sida acuta Lidah ular C C B/C

65 Salanum torrum Rimbang-rimbangan B B A 66 Stachytarphete indica Selaseh dandi, jarong C C B/C

67 Tetracera scandens Mempelas A A A

Pakis-pakisan

68 Abacopteris triphilla - B B B

69 Aduantum tetraphyllum - C C B

70 Athyrium malaccense Pakis malaka C C B 71 Cyclosorus aridus Pakis kadal B/C B/C B 72 Dicranopteris linearis Pakis kawat A A A 73 Nephrolepis biserrata Pakis larat C C C 74 Pteridium esculentum Pakis gajah A A A 75 Stenochlaena palustris Pakis udang A A A

…Klasifikasi gulma berdasarkan pengaruh negatif terhadap tanaman utama (lanjutan)

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV

(96)

Standards and Measurements

Weeding (Immature) (BGAAGRKS-STDR-PGL)

Standards Achievement Level

Weight

Method of Measurement No. Name Description

Excellent Good Satisfactory Fair Poor 4 3 2 1 0 % 1 Pengendalian Gulma Persentase (%) pengendalian gulma

>90 - <100 >80 - <90 >70 - <80 >60 - <70 <60

BGAAGRKS-STDR-PGL 1.A. Program semprot piringan dan pasar rintis Persentase (%) penyelesaian program

>90 - <100 25 >80 - <90 13 >70 - <80 12 >60 - <70 10 <60 8 25

1.B. Produktivitas penyemprot Persentase (%) pencapaian output semprot

10 8 6 4 2 10

1. Output penyemprot pada areal datar - bergelombang (ha/hk)

Atau

2. Output penyemprot pada areal bukit - bergunung (ha/hk) 1 > 3,5 3,1 - 3,5 2,6 - 3,0 2,0 - 2,5 < 2,0 2 > 3,0 2,6 - 3,0 2,0 - 2,5 1,5 - 1,9 < 1,5

1.C. Penutupan kacangan Persentase (%) penutupan kacangan

>90 - <100 25 >80 - <90 23 >70 - <80 21 >60 - <70 19 <60 17 25

1.D. Kualitas pemberantasan lalang Persentase (%) areal bebas lalang

0 - 4 20 5 - 8 18 9 - 12 16 12 - 16 14 >16 12 20

(97)

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII

RINCIAN STANDAR PENGUKURAN :

1. Program semprot piringan dan pasar rintis

a. Program semprot piringan dan jalan rintis dihitung

berdasarkan penyelesaian dari program semprot piringan dan jalan rintis sampai dengan bulan lalu.

b. Kebijakan teknis

Piringan, pasar rintis (jalan panen), pasar kontrol, TPH dan kaki lima merupakan beberapa sarana yang terpenting dari produksi dan perawatan. Supaya berfungsi sebagaimana mestinya, maka sarana tersebut mutlak memerlukan pemeliharaan yang berkesinambungan Tabel Metode Pemeliharaan Piringan, Pasar rintis (Panen), Pasar Kontrol dan TPH (Berdasarkan Penanaman Kacangan PJ dan CM serta MB).

(98)

Umur Tanama n Sasaran Pengendalian Metode Pengendalia n

Rotasi per Tahun

Keterangan Kacangan PJ+CM Kacanga n MB < 1 Tahun Piringan Manual Kimiawi 2 Kali 6 Kali 2 Kali 8 Kali Jari-jari piringan = 1,5 m

Pasar rintis (1:2) dan pasar kontrol Manual* Kimiawi 1 Kali 6 Kali 1 Kali 8 Kali Lebar pasar 1,2 m 2 Tahun Piringan Manual

Kimiawi 1 Kali 5 Kali 2 Kali 8 Kali Jari-jari piringan = 1,5 m

Pasar rintis (1:2) dan pasar control Manual Kimiawi - 5 Kali - 8 Kali Lebar pasar 1,2 m 3 Tahun Piringan Manual

Kimiawi 1 Kali 4 Kali 2 Kali 8 Kali Jari-jari piringan = 1,5 m

Pasar rintis (1:2) dan pasar kontrol

Kimiawi 4 Kali 8 Kali Lebar pasar 1,2 m 4-5 Tahun Piringan Manual Kimiawi 1 Kali 3 Kali 1 Kali 6 Kali Jari-jari piringan = 2,0 m

Pasar rintis (1:2) dan pasar kontrol

(99)

c.

Sumber Data :

1). BUKU PROGRAM SEMPROT PIRINGAN DAN PASAR RINTIS di kantor divisi.

2). Pemeriksaan ke lapangan pada blok yang diaplikasi H-7 d. Metode Pemeriksaan :

1). Perhitungan penyelesaian dari program semprot piringan dan pasar rintis diambil berdasarkan PROGRAM SEMPROT PIRINGAN DAN PASAR RINTIS di kantor divisi. e. Perhitungan :

Persentase pengendalian gulma = luas pencapaian sd. BL dibagi dengan luas program sd. BL kali 100%.

2.Produktivitas semprot

a. Produktivitas semprot dihitung berdasarkan persentase (%) pencapaian produktivitas semprot pada areal datar bergelombang dan bukit bergunung yang dibandingkan dengan anggaran.

b. Perhitungan produktivitas semprot diambil berdasarkan PRESTASI TIM KERJA SEMPROT di kantor divisi.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII

(100)

3. Penutupan Kacangan

a. Penutupan kacangan dihitung berdasarkan persentase penutupan kacangan dalam setiap kunjungan pemeriksaan.

b. Sumber data yaitu FORMAT PEMERIKSAAN LAPANGAN KUALITAS ANCAK DAN MUTU SEMPROT di kantor divisi.

c. Metode Pemeriksaan :

Pemeriksaan ke lapangan pada blok yang Nephrolepis (pakis sawit) sesuai FORMAT PEMERIKSAAN LAPANGAN KUALITAS ANCAK DAN MUTU SEMPROT. 4. Penutupan Nephrolepis (pakis sawit)

a. Penutupan Nephrolepis (pakis sawit) dihitung berdasarkan persentase penutupan Nephrolepis dalam setiap kunjungan pemeriksaan.

(101)

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII

5.Kualitas pemberantasan lalang

a. Kualitas pemberantasan lalang dihitung berdasarkan persentase areal bebas lalang dalam setiap kunjungan pemeriksaan.

b. Kebijakan teknis

1). Metode pengendalian efektif pada pertumbuhan lalang yang luas dan berbentuk hamparan (“sheet lalang”)

adalah dengan cara kimia (penyemprotan herbisida). Pengendalian lalang harus secara kontinu dan tuntas.

2). Pertumbuhan lalang yang sporadic (terpencar-pencar) akan lebih efektif jika dikendalikan dengan metode spot-

spraying.

3). Pengendalian lalang dengan wiping dilakukan dengan mempertimbangkan kerapatan lalang dan volume bahan kimia (<50 cc/ha). Larutan herbisida yang dipakai untuk

wiping adalah Glifosat dengan konsentrasi 1,0%.

(102)

Rotasi

BERAT SEDANG RINGAN

Mgg Ke Dosis (Lt/Ha) HK (HK/Ha ) Mgg Ke Dosis (Lt/Ha) HK (HK/Ha ) Mgg Ke Dosis (Lt/Ha) HK (HK/H a) I II III IV V VI VII 1 2 5 9 13 17 25 4.00 1.00 0.30 0.15 0.08 0.06 0.05 3.00 0.75 0.50 0.40 0.30 0.30 0.30 1 3 7 11 15 23 1.00 0.30 0.15 0.08 0.06 0.05 0.75 0.50 0.40 0.30 0.30 0.30 4 0.05 0.30 5.64 5.55 1.64 2.55 0.05 0.30

Tabel Rotasi pemberantasan lalang, dosis pemakaian glifosat dan norma pemakaian HK.

(103)

6. Peta Sebaran Gulma

a. Peta sebaran gulma dihitung berdasarkan persentase (%) kelengkapan dan akurasi peta sebaran gulma setiap blok.

b. Sumber data yaitu FORMULIR SURVEI KONDISI KERAPATAN GULMA di kantor divisi. c. Metode Pemeriksaan :

Pemeriksaan ke lapangan pada blok yang disurvei sesuai FORMULIR SURVEI KONDISI KERAPATAN GULMA di kantor divisi.

7. Kualitas Kondisi Areal (Piringan, Jalan Rintis dan Gawangan)

a. Kualitas kondisi areal (piringan, jalan rintis dan gawangan) dihitung berdasarkan populasi gulma di piringan dan jalan rintis serta persentase tumbuhan berkayu, rumput-rumputan, pakisan, kentosan dan sebagainya.

b. Sumber data yaitu FORMAT PEMERIKSAAN LAPANGAN KUALITAS ANCAK DAN MUTU SEMPROT di kantor divisi.

c. Metode Pemeriksaan :

Pemeriksaan ke lapangan pada blok yang diaplikasi H-0 sesuai FORMAT PEMERIKSAAN LAPANGAN KUALITAS ANCAK DAN MUTU SEMPROT.

Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA XV XII

(104)

8. Biaya Pengendalian Gulma (Rp/Ha)

a.

Biaya pengendalian gulma (Rp/Ha) dihitung berdasarkan

persentase (%) pencapaian biaya pengendalian gulma yang

dibandingkan dengan anggaran.

b.

Sumber data yaitu LAPORAN BULANAN MANAGER di

kantor kebun.

c. Perhitungan biaya pengendalian gulma diambil berdasarkan

LAPORAN BULANAN MANAGER di kantor kebun.

Persentase realisasi biaya pengendalian gulma = realisasi biaya

pengendalian gulma (Rp/Ha) dibagi dengan anggaran biaya

(105)

Gambar

TABEL  REKOMENDASI  PENGENDALIAN  GULMA  PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KARET
TABEL 3 : REKOMENDASI PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KARET
GAMBAR TEAM UNIT SEMPROT
Tabel Rotasi pemberantasan lalang, dosis pemakaian   glifosat dan norma pemakaian HK.

Referensi

Dokumen terkait