• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Kabupaten Simalungun

Kabupaten Simalungun terletak antara 98,320– 99,350 BT dan 2,360 – 3,180 LU. Secara luas wilayah merupakan Kabupaten terbesar ketiga di Sumatera Utara setelah Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Langkat dengan luas wilayah 4.386,60 km². Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 Kecamatan, 22 Kelurahan dan 345 desa (nagori). Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Simalungun sebanyak 1.039.244 jiwa28.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1999 maka pada tanggal 23 Juni 2008 pusat pemerintahan Kabupaten Simalungun dipindahkan dari Pematang Siantar ke Pematang Raya serta ibukota Kabupaten Simalungun terletak Pematang Raya. Kabupaten Simalungun berbatasan dengan :

SebelahUtara : Kab. Deli Serdang dan Kab. Serdang Bedagai Sebelah Timur : Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batubara Sebelah Selatan : Kabupaten Tobasa

Sebelah Barat : Kabupaten Karo

Sektor pertanian dan hasil perkebunan menjadi komoditi utama yang dihasilkan di Kabupaten Simalungun. Penggunaan lahan secara keseluruhan       

28

Artikel “Profil Kabupaten Simalungun 2012.pdf” yang dirlis Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui situs resmi www.simalungunkab.go.id diakses pada 17 Desember 2013 Pukul 15.09 WIB 

(2)

didominasi untuk sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini sesuai dengan data yang dirilis dalam artikel “Profil Kabupaten Simalungun Tahun 2012” yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun mengenai luas keseluruhan lahan yang dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan perkebunan yaitu sebesar 346.195 Ha atau 78,92 % dari total wilayah Kabupaten Simalungun29.

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Simalungun Sumber : Diolah dari berbagai sumber

2. Kecamatan Pamatang Sidamanik

       29

Artikel “Profil Kabupaten Simalungun 2012.pdf” yang dirilis oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui situs resmi www.simalungunkab.go.id diakses pada tanggal 25 Desember 2013 pukul 21.17 WIB 

(3)

Kecamatan Pamatang Sidamanik terletak 780 m diatas permukaan laut (dpl) dengan luas wilayah 9.103 km². Kecamatan Pamatang Sidamanik terletak di Kabupaten Simalungun dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kecamatan Panei/Kecamatan Dolok Pardamean - Sebelah Selatan : Kecamatan Jorlang Hataran

- Sebelah Timur : Kecamatan Sidamanik - Sebelah Barat : Kecamatan Danau Toba

Tabel 2.1

Luas Wilayah dan Jumlah Dusun Menurut Nagori (Desa) di Kecamatan Pamatang Sidamanik

No Nagori/Desa Luas (Km²) Jumlah Dusun

1 Sipolha Horison 7,02 4

2 Pem.Tambun Raya 7,12 4

3 Sihaporas 12,24 5

4 Jorlang Huluan 7,20 3

5 Bandar Manik 18,35 5

6 Sait Buttu Saribu 8,17 7

7 Pam. Sidamanik 2,81 5

8 Sarimattin 2,51 3

9 Simattin 18,76 3

10 Gorak 6,85 4

Jumlah 91,03 43

Sumber: Profil Kecamatan Pamatang Sidamanik Oktober 2013

(4)

Pasca reformasi proses penyelenggaraan pemerintahan daerah menjadi salah satu sasaran reformasi. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang sekaligus mengatur Daerah Otonom dan Desa yang kemudian di revisi kembali melalui Undang Nomor 32 Tahun 2004 serta diubah kembali menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah.

Desa berdasarkan Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ini adalah Desa atau yang disebut dengan nama lain, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang meiliki batas-batas wilayah, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di kabupaten/kota.

Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 72 Tahun 2005, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup :

a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang

diserahkan pengaturannya kepada desa;

c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota;

d. Urusan pemerintahan lainya yang oleh peraturan perundang undangan diserahkan kepada desa.

(5)

Dalam melaksanakan Pemerintahan Desa terdiri dari kepala desa beserta perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berkedudukan sebagai mitra kerja Pemerintahan Desa. Kepala desa bertanggung jawab kepada rakyat desa, yang dalam tata cara dan prosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Kepada BPD kepala desa wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban dan kepada rakyat menyampaikan informasi pokok-pokok peratanggung jawaban namun tetap memberikan kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan dan atau meminta keterangan lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggung jawaban yang dimaksud.

Dalam UU No. 32 Tahun 2004 Bab XI tentang Desa pasal 200 ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintahan Desa terdiri pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Dalam hal ini bahwa kedudukan antara Pemerintahan Desa yang terdiri dari kepala desa dan perangkat desa sejajar dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berfungsi sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa seperti pembuatan dan pelaksanaan peraturan desa anggaran pendapatan dan belanja desa, keputusan kepala desa.

Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa dengan masa jabatan 5 (lima) tahun. Calon kepala desa yang terpilih dengan dukungan suara terbanyak ditetapkan sebagai kepala desa oleh BPD dan disahkan oleh Bupati. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan subsistem penyelenggaraan pemerintahan sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan

(6)

mengurusi kepentingan masyarakatnya. Tugas kepala desa yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugas, kepala desa mempunyai wewenang yaitu30 :

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa; b. Menyusun rancangan APB Desa;

c. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan BPD;

d. Merencanakan pembangunan desa; e. Memfasilitas kehidupan masyarakat desa;

f. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dan perekonomian desa; g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

h. Mengembangkan teknologi tepat guna;

i. Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

j. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kepala desa juga mempunyai hak sebagai berikut :

a. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa lainnya kepada camat;

       30

(7)

b. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan BPD;

c. Mengelola keuangan desa;

d. Menerima penghasilan tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya; e. Melimpahkan tugas dan kewajiban lainnya kepada perangkat desa; dan f. Mengelola kekayaan desa.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Fungsi dari BPD adalah menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, oleh karenanya BPD disamping menjalankan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara Kepala Desa dengan masyarakat desa, juga harus menjalankan fungsi utamanya, yakni fungsi representasi31.

Keanggotaan BPD ditetapkan dalam Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 Pasal 210, yang berbunyi:

1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat;

2. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD;

3. Masa jabatan BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih lagi untuk 1 (satu) masa jabatan berikutnya;

       31

Sadu Wasistono & MS. M.Irawan Tahir.2007. Prospek Pengembangan Desa. Bandung : CV Fokus Media.hal.35 

(8)

4. Syarat dan tata cara penetapan anggota dan pimpinan BPD diatur dalam peraturan Daerah (Perda) yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah (PP) .

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 29, menyebutkan BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan mempunyai kewajiban sebagai berikut32:

1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar 1945 dan mantaati segala peraturan perundang- undangan;

2. Melakanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa;

3. Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia;

4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;

5. Memproses pemilihan kepala desa;

6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;

7. Menghormati nilai- nilai sosial budaya dan adat istiadat setempat; 8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan masyarakat.

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 35, menyatakan bahwa BPD mempunyai wewenang sebagai berikut:

       32

(9)

1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa;

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa;

3. Mengusulkan pengangkatan kepala desa dan pemberhentian kepala desa; 4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa;

5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat;

6. Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Anggota BPD juga mempunyai hak sebagai berikut: 1. Mengajukan rancangan peraturan desa;

2. Mengajukan pertanyaan;

3. Menyampaikan usul dan pendapat; 4. Memilih dan dipilih;

5. Memperoleh tunjangan;

Dalam membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa tentang sumber keuangan desa terdiri dari pendapatan asli desa, bantuan dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah serta sumber penerimaan ketiga dan pinjaman desa. Sumber Pendapatan Asli Desa (PAD) meliputi : hasil usaha desa, kekayaan desa, swadaya dan partisipasi serta gotong royong dan pendapatan lain yang sah. Sumber pendapatan desa sebagaimana tersebut diatur dan dikelola dalam Anggaran dan Pendapatan Desa (APBDes) yang setiap tahunnya ditetapkan

(10)

oleh Kepala Desa bersama dengan BPD yang kemudian dituangkan dalam peraturan desa.

Kedudukan BPD dalam bidang pembangunan masyarakat desa yakni sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintahan Desa. BPD memiliki tugas untuk memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah desa terhadap kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat desa. berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi BPD dalam rangka demokratisasi desa sebagai berikut :

a. Mengayomi, yaitu menjaga kelestarian adat-istiadat yang hiudp dan berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan;

b. Legislasi, yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama dengan Pemerintahan Desa;

c. Pengawasan, yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, APDes,serta Keputusan Desa;

d. Menampung aspirasi masyarakat desa, yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat desa kepada aparatur Pemerintahan Desa.

(11)

Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Peraturan Desa yang wajib dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Desa tentang susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Desa;

2. Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

3. Peraturan Desa Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD);

4. Peraturan desa tentang pengelolaan keuangan desa;

5. Peraturan desa tentang pembentukan Badan Milik Usaha Desa, apabila pemerintah desa membentuk BUMD;

6. Peraturan desa tentang Pembentukan Badan Kerjasama; 7. Peraturan desa tentang Lembaga Kemasyarakatan.

Selain peraturan desa yang wajib dibentuk seperti tersebut diatas, pemerintah desa juga dapat membentuk peraturan desa yang merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari peraturan daerah dan perundang-undangan lainya yang sesuai dengan kondisi sosial budaya stempat, antara lain:

1. Peraturan desa tentang pembentukan panitia pencalonan dan pemilihan kepala desa;

2. Peraturan desa tentang penetapan yang berhak menggunakan hak Pilih dalam pemilihan kepala desa;

(12)

3. Peraturan desa tentang penentuan tanda gambar calon, pelaksanaan kampanye, cara pemilihan dan biaya pelaksanaan pemilihan kepala desa;

4. Peraturan desa tentang pemberian penghargaan kepada mantan kepala desa dan perangkat desa;

5. Peraturan desa tentang penetapan pengelolaan dan pengaturan pelimpahan/pengalihan fungsi sumber-sumber pendapatan dan kekayaan desa;

6. Peraturan desa tentang pungutan desa.

D. Nagori Simattin

Pemerintahan Desa di Kecamatan Pamatang Sidamanik seperti halnya Pemerintahan Desa di Kecamatan lainnya mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan berusaha semaksimal mungkin memenuhi apirasi dan kepentingan masyarakat desa.

Istilah desa di Kabupaten Simalungun disebut Nagori. Nagori Simattin merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Nagori Simattin terletak di kawasan perkebunan teh milik PTPN IV Sidamanik dan secara administratif di bawah pemerintahan Kecamatan Pamatang Sidamanik yang merupakan daerah pemekaran dari Kecamatan Sidamanik. Luas wilayah Nagori Simattin mencapai 24 Ha dengan luas lahan perkarangan 8 Ha.

(13)

a. Letak Wilayah Nagori Simattin

Secara geografis Nagori Simattin berada di Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Ketinggian desa rata rata di atas 862-900 m dpl (diatas permukaan laut) dan rata-rata suhu sekitar 25 ° C dengan kategori daerah Dingin/Sejuk.

Secara administratif Nagori Simattin terdiri dari enam (6) dusun yang terdiri dari Dusun Simattin 1A, Dusun Simattin 1B, Dusun 2A, Dusun Simattin 2B, Dusun Simattin 3A, Dusun Simattin 3B dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Partuakan, Kecamatan Dolok Pardamean.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mekar, Kecamatan Sidamanik.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sarimattin, Kecamatan Pamatang Sidamanik.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ambarisan, Kecamatan Sidamanik.

b. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Nagori Simattin pada tahun 2013 sebanyak 1870 jiwa dengan komposisi penduduk Laki-laki sebesar 822 jiwa dan komposisi penduduk perempuan sebesar 1048 jiwa. Hal ini penting untuk dipertimbangkan, karena

(14)

penduduk merupakan subjek dan sasaran dalam proses pelayanan oleh pemerintah desa.

1. Jumlah penduduk Nagori Simattin berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2.2

Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2010 Jumlah Laki-laki (jiwa) 822

Jumlah Wanita (jiwa) 1048 Total (jiwa) 1870 Sumber : Profil Nagori Simattin Tahun 2010

Menurut data statistik terakhir di Nagori Simattin diketahui bahwa jumlah penduduk 1870 jiwa. Jika dilihat dari faktor jenis kelamin, maka penduduk Nagori Simattin terdiri dari 822 jiwa laki-laki dan 1048 jiwa perempuan. Dengan demikian komposisi penduduk Nagori Simattin jumlah perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

2. Jumlah penduduk Nagori Simattin berdasarkan Pekerjaan

Wilayah Nagori Simattin terletak di areal perkebunan PTPN IV Sidamanik yang didominasi dengan perkebunan teh. Sebagian besar penduduk di Nagori Simattin bekerja sebagai karyawan di PTPN IV Sidamanik. Sedangkan penduduk yang lainnya bekerja sebagai buruh lepas di perladangan kopi di desa tetangga,

(15)

wiraswasta dan hanya sebagian kecil yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Tabel 2.3

Jumlah penduduk berdasarkan Pekerjaan No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)

1 Petani 640

2 Karyawan PTPN IV 1033

3 Pegawai Negeri Sipil 57

4 Pedagang 134

6 Dokter 6

Sumber : Profil Nagori Simattin Tahun 2010

Kesimpulan yang dapat ditarik dari fakta yang ada, bahwa jenis pekerjaan khususnya karyawan perkebunan memiliki hubungan terhadap partisipasi masyarakat desa. Minimnya partisipasi masyarakat dalam musyawarah desa dapat dimaklumi karena masyarakat desa lebih mementingkan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memilih bekerja di perkebunan dibandingkan mengikuti forum-forum komunikasi desa seperti musyawarah desa.

3. Jumlah Penduduk Nagori Simatttin Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan masyarakat akan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan dan

(16)

pelayanan di desa. Tingkat pendidikan masyarakat di Nagori Simattin mulai dari yang tidak sekolah sampai dengan perguruan tinggi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1 Belum/Tidak Pernah Sekolah 54

2 SD 280 3 SMP 461 4 SMA 1032 5 D1/D2/D3 10 6 S-1 23 Total - 1870

Sumber : Profil Nagori Simattin Tahun 2010

E. Struktur Organisasi Pemerintahan Nagori Simattin

Pemerintahan Nagori Simattin memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

(17)

Struktur Pemerintahan Nagori Simattin

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Nomor 72 Tahun 2005 pasal 1 yang dimaksud dengan Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Nagori pasal 81 tentang tata Kerja Pemerintahan Nagori dan Tungkat Nagori Dalam menyelenggarakan pemerintahan nagori, kewajiban Maujana nagori yaitu : Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan nagori kepada bupati, memberikan laporan

(18)

pertanggungjawaban kepada Maujana nagori serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan nagori kepada masyarakat.

F. Badan Permusyawaratan Desa (Untuk Kabupaten Simalungun disebut Maujana nagori)

Berdasarkan Keputusan Camat Pamatang Sidamanik Nomor 188.45/098/PS/2013 tentang Pengesahan Hasil Musyawarah dan Penetapan anggota BPD Nagori Simattin Kecamatan Pamatang Sidamanik Periode 2008-2014. Adapun struktur organisasi Maujana nagori Simattin yaitu :

Bagan 2

Struktur BPD Nagori Simattin

(19)

G. Konfigurasi Politik Nagori Simattin

Nagori Simattin dipimpin oleh Pangulu yaitu Jinter Purba untuk masa jabatan 2008-2014. Kepala desa sebagai sebagai kepala pemerintahan dan juga merupakan lembaga eksekutif di desa. Badan Permusyawaratan Desa terdapat juga lembaga legislatif desa yang disebut dengan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Nagori, kepala desa disebut dengan Pangulu dan Badan Permusyaratan Desa disebut dengan Maujana nagori.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pada pasal 1 menyebutkan bahwa Pemerintahan Desa sebagai penyelenggara urusan pemerintahan dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Kepala desa dipilih secara langsung oleh dan dari penduduk desa. Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Pemilihan kepala desa atau pangulu Nagori Simattin dilaksanakan pada 4 April 2008. Setelah diadakan perhitungan suara dari 3 (tiga) pasangan kandidat kepala desa yang bertarung yaitu Nomor urut 1 Anton Silalahi yang merupakan calon incumbent, Nomor urut 2 Pangihutan Pakpahan, dan Nomor urut 3 Jinter Purba. Akhirnya, Jinter Purba terpilih sebagai pemenang dengan perolehan suara yaitu 829 suara. Sementara itu, Pangihutan Pakpahan di urutan kedua dengan perolehan 219 suara dan diurutan ketiga Anton Silalahi dengan 75 suara. Di sisi lain, relatif tidak adanya kompetisi antar kandidat kepala desa yang bersaing dalam pemilihan kepala desa karena

(20)

pasangan Nomor urut 3, Jinter Purba menang telak dengan 829 suara. Kepala desa terpilih dilantik pada tanggal 27 Juli 2008 oleh Bupati Simalungun saat itu Zulkarnaen Damanik.

Tabel 2.5

Jumlah Perolehan Suara Calon Kepala Desa pada Pemilihan Kepala Desa Nagori Simattin 2008

No. Urut Calon Kepala Desa Perolehan Suara (%) 1 Anton Silalahi 75 (6,7 %) 2 Pangihutan Pakpahan 219 (19,5 %) 3 Jinter Purba 829 (73,8 %)

Total Suara - 1123 (100%)

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Kemenangan Jinter Purba dalam pemilihan kepala desa di Nagori Simattin sudah diduga sejak awal dari proses pemilihan kepala desa berlangsung. Prediksi politik ini memang sangat beralasan, mengingat Jinter Purba memiliki keunggulan dalam hal modal politik dan modal ekonomi bila dibandingkan dengan kandidat-kandidat kepala desa yang lain. Diantara sumber modal politik dan modal ekonomi yang telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemenangan Jinter Purba adalah figur dan popularitas, tim sukses yang bekerja maksimal dan adanya dukungan dari tokoh agama dan tokoh adat.

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Simalungun  Sumber : Diolah dari berbagai sumber  2.  Kecamatan Pamatang Sidamanik

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi adalah studi akhir yang merupakan salah satu tugas akhir yang diwajibkan pada mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Tujuan umum layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan adalah meningkatkan kematangan hubungan teman sebaya bagi remaja. Tujuan khusus bimbingan kelompok

Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulawesi Barat yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulawesi Barat Nomor: 523/ wDKP/ZA2,

Dalam acara dimaksud harus membawa dokumen asli yang saudara upload pada Aplikasi LPSE Kabupaten Deli Serdang dan membawa Surat Keterangan Domisili Perusahaan dari Lurah/ Kepala

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Kelompok Kerja Lintas Sektoral

Penelitian ini menjelaskan tentang kemudahan dalam menerima dan menyebarkan informasi adalah dua hal yang tidak didapat oleh generasi sebelumnya, karena kemajuan

Berdasarkan sampel dari perusahaan manufaktur dengan sub sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai 2015 maka hasil regresinya menunjukkan bahwa

13 Tahun 2003, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/ buruh yang ditetapkan