• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI STRATEGI PEMASARAN BAGI UKM BATIK SEKAR AYU DESA PABUWARAN KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI STRATEGI PEMASARAN BAGI UKM BATIK SEKAR AYU DESA PABUWARAN KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

“(Tema: 8 Pengabdian Kepada Masyarakat)”

OPTIMALISASI STRATEGI PEMASARAN

BAGI UKM BATIK “SEKAR AYU” DESA PABUWARAN

KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS

Oleh

Dijan Rahajuni dan Rusmusi Indranjoto

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedriman

dijan_rahajuni@yahoo.com

ABSTRAK

Batik sebagai warisan budaya yang diakui dunia, tidak hanya bernilai seni namun juga memiliki nilai ekonomis. Banyumas merupakan salah satu wilayah yang juga pernah berjaya dan dikenal sebagai sentra batik di Jawa bagian Selatan. UKM Sekar Ayu merupakan salah satu UKM Batik yang cukup diperhitungkan keberadaannya karena memproduksi sekaligus menjadi pemasok berbagai jenis batik tulis dan juga batik cap bagi masyarakat Banyumas.Sebagai suatu usaha yang berskala mikro, UKM mitra dalam kegiatan ini menghadapi permasalahan sebagaimana UKM pada umumnya Beberapa permasalahan yang dihadapi mitra antara lain terkait dengan keterbatasan kemampuan manajemen atau pengelolaan usaha, masalah promosi, tenaga kerja dan teknik produksi. Khalayak sasaran dalam kegiatan ini terdiri dari dua unsur, yaitu UKM mitra dan masyarakat sekitar lokasi UKM mitra mendapatkan pelatihan membatik. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan ini telah dapat mencapai tujuan yang diharapkan, baik bagi UKM mitra dan juga masyarakat sekitar lokasi usaha mitra.

Kata Kunci : Batik, Strategi Promosi, Manajemen,Produksi

ABSTRACT

Batik as a world cultural heritage, is not only worth of art but also has economic value. Banyumas is one of the region that has also been triumphed and known as the center of batik in Southern Java. The existence of Sekar Ayu as one of the Batik SMEiin Banyumas can be take into account as a producer as well as a supplier of batik.As A micro-scale business, Sekar Ayu as the partner in these activities face problems as SMEs in general. Some problems faced by partners, are : limitations of management or business skills, promotion issues, labor and production techniques. Target audience in this activity consists of two elements, namely Sekar Ayu Batik SMEs and communities around the location of Sekar Ayu that will be trained to produce batik. The results of observation on the implementation of the activity indicate that this activity has been able to achieve the expected objectives, both for partner SMEs and also the community around the location of business partners.

Keywords: Batik, Promotion Strategy, Management, Production

PENDAHULUAN

Batik sebagai warisan budaya yang diakui dunia, tidak hanya bernilai seni namun juga memiliki nilai ekonomis.Kerajinan batik merupakan salah satu pendukung penting dalam industri kreatif di Indonesia yang menjadi penggerak ekonomi kreatif. Tidak hanya di sentra batik ternama

(2)

seperti Solo, Pekalongan dan Yogyakarta, Batik tumbuh dan berkembang hampir di seluruh wilayah Indonesia. Batik yang awalnya hanya dikenal di Pulau Jawa, saat ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di luar Pulau Jawa dengan variasi motif dan kombinasi menyesuaikan budaya setempat.

Banyumas merupakan salah satu wilayah yang juga pernah berjaya dan dikenal sebagai sentra batik di Jawa bagian Selatan. Dua sentra batik paling besar di banyumas terdapat di Kecamatan Sokaraja dan Kecamatan Banyumas. Namun seiring dengan semakin meningkatnya perhatian dari berbagai pihak, saat ini telah banyak berkembang usah-usaha batik di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Banyumas. UKM Sekar Ayu merupakan salah satu UKM Batik yang cukup diperhitungkan keberadaannya karena memproduksi sekaligus menjadi pemasok berbagai jenis batik tulis dan juga batik cap bagi masyarakat Banyumas.

UKM Sekar Ayu sebagai UKM mitra dalam kegiatan ini dapat dikatakan memiliki keunikan karena didirikan dan dikelola oleh seorang pria muda yang berbakat, yaitu Bapak Wahyu Didik Setiawan (Wawan). Sejarah UKM ini dimulai pada tahun 2009 saat pemilik UKM ini memutuskan untuk pulang dari perantauan dan merasa terpanggil untuk kembali menekuni kemampuannya dalam membatik. Ketrampilan membatik ini diperoleh secara turun temurun, dimana ibu dari Bapak Wawan merupakan pembatik yang cukup ternama di daerah asalnya (Kabupaten Purbalingga). Pemilik UKM Sekar Ayu ini juga memiliki misi khusus dalam merintis usaha batiknya, yaitu untuk melestarikan dan mengembangkan batik khas Banyumasan dengan memberdayakan generasi muda.

Sebagai UKM batik satu-satunya yang ada di Desa Pabuwaran, UKM Sekar Ayu diharapkan untuk tumbuh sebagai motor penggerak bagi berkembangnya sentra batik di desa tersebut. Hal ini sudah mulai dirintis oleh pemilik UKM Sekar Ayu, dimana para pekerja yang membantu proses produksinya berasal dari lingkungan sekitar lokasi UKM. Para pekerja tersebut awalnya tidak memiliki ketrampilan sebagai pembatik, namun berkat ketekunan dan ketelatenan Bapak Wawan maka banyak ibu-ibu dan tenaga kerja muda yang tertarik untuk berlatih

Berdasarkan misi yang dimilikinya, UKM Sekar Ayu berusaha untuk mengajak warga di sekitar tempat tinggalnya untuk berlatih membatik. Selain sebagai salah satu upaya melestarikan budaya, hal ini juga dapat memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi usaha. Masyarakat sekitar yang semula menganggur kemudian direkrut dan dilatih untuk bekerja sebagai pembatik. Dengan dimilikinya ketrampilan membatik ini maka akan dapat membantu memberikan tambahan penghasilan pada masyarakat yang bersedia menjadi pengrajin batik pada UKM Sekar Ayu.

Dalam usia bisnis yang masih tergolong muda (memasuki tahun ke-8), UKM Sekar Ayu masih terus berproses untuk bertahan dan mengembangkan usahanya. Meskipun pada awalnya hanya bermodal peralatan membatik seadanya, dan hanya dikerjakan sendiri oleh pemilik, namun saat ini UKM Sekar Ayu telah berhasil memiliki beberapa tenaga kerja tetap maupun lepas. Produk

(3)

yang dihasilkan juga semakin meningkat baik dalam hal kuantitas maupun kualitas, yaitu dengan semakin banyaknya motif yang dihasilkan serta kualitas batik yang semakin baik. Gambaran profil usaha batik UKM Sekar Ayu secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Profil UKM Batik Sekar Ayu

No Profil Kondisi saat ini

1. Jumlah Tenaga Kerja  Tenaga tetap : 3 orang Tenaga lepas (pengobeng) : 8 orang 2. Jumlah volume Produksi / bulan  Batik Tulis : 30 potong

Batik Cap : 200 potong 3. Harga jual/lembar

kain batik

 Batik Cap: Rp. 80. 000 – Rp. 125. 000

 Batik Tulis : Rp. 500.000 - Rp. 1,5 juta 4. Omset/bulan  Rp. 8 juta – 10 juta

5. Lokasi Usaha  Menyatu dengan rumah tinggal

Sebagai suatu usaha yang berskala mikro, UKM mitra dalam kegiatan ini menghadapi permasalahan sebagaimana UKM pada umumnya. Meskipun setiap produk yang dihasilkan dapat diserap oleh pasar, namun hal tersebut hanya dapat untuk bertahan dan tidak dapat untuk mengembangkan usaha ke skala yang lebih besar. Sebagian besar UKM merasa bahwa modal menjadi kendala utama bagi pengembangan usaha mereka. Namun pada kenyataannya, hal tersebut bukan lah merupakan hal yang mutlak dan utama.

Berdasarkan diskusi dengan UKM mitra, beberapa permasalahan yang dihadapi tidak selalu berkaitan dengan modal secara langsung. Beberpa amasalah yang dihadapi mitra antara lain terkait dengan keterbatasan kemampuan manajemen atau pengelolaan usaha, masalah promosi, tenaga kerja dan teknik produksi. UKM mitra saat ini merasa kesulitan untuk mengembangkan usaha karena kemampuan manajemen yang terbatas. Kondisi ini dapat dipahami karena UKM mitra adalaha usaha kecil perorangan dan sebagian besar dikelola sendiri mulai dari proses produksi hingga pemasaran. Tanpa adanya perencanaan yang jelas, pengelolaan pembukuan serta strategi pemasaran yang tepat, maka UKM mitra hanya mampu sebatas bertahan atau berkembang secara lambat. Saat ini UKM mitra belum memiliki perncanaan yang jelas untuk pengembangan usahanya di masa mendatang, belum memiliki catatan pembukuan yang jelas, dan tidak memiliki sarana promosi. Berbagai hal tersebut belum dilakukan karena UKM mitra masih fokus pada proses produksi dan pemasaran yan terbatas. Pemasaran produk mitra saat ini hanya mengandalkan pesanan, pameran, dan konsumen yang datang ke lokasi usaha. Promosi yang sudah dilakukan hanya melalui media on line yaitu faceBook dan whattsUp serta mengandalkan word of mouth dari konsumen yang sudah mengenal UKM mitra. Oleh karena itu, keberadaan UKM mitra sebagai salah satu tempat produksi sekaligus tempat penjualan batik masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas di wilayah Purwokerto khususnya dan di Kabupaten Banyumas umumnya.

(4)

Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi tersebut, maka kegiatan pengabdian ini menjadi sangat diperlukan oleh UKM mitra agar dapat membantu memberikan solusi untuk mengatasinya. Berdasarkan analisa serta diskusi dengan mitra, disimpulkan adanya beberapa permasalahan prioritas yang paling mendesak untuk diselesaikan. Secara garis besar, permasalahan tersebut terkait dengan aspek manajemen pemasaran, aspek teknis, dan aspek tenaga kerja. Secara lebih rinci, permasalahan tersbut dapat dijelaskan dalam uraian berikut :

1. Aspek Manajemen Usaha

Diperlukan penyuluhan dan pendampingan mengenai perencanaan dan pengelolaan usaha agar UKM mitra memiliki rencana pengembangan usaha yang jelas dan catatan pembukuan yang rapi

2. Strategi Pemasaran

Diperlukan penyuluhan dan pendampingan rancang bangun strategi pemasaran yang efektif agar UKM mitra lebih dikenal oleh masyarakat Purwokerto atau Banyumas

3. Aspek Teknis

Diperlukan bantuan peralatan Canting Cap motif baru agar UKM mitra mampu meproduksi desain atau motif batik yang berragam dengan harga yang terjangkau

4. Aspek Tenaga Kerja

Diperlukan pelatihan membatik Cap bagi tenaga kerja yang ada di lingkungan sekitar lokasi usaha, agar terjadi pemberdayaan masyarakat dan UKM mitra mendapatkan tambahan tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan kapasitas usahanya.

METODE PENELITIAN

Khalayak sasaran dalam kegiatan ini terdiri dari dua unsur, yaitu UKM mitra dan masyarakat sekitar lokasi UKM mitra yang akan mendapatkan pelatihan membatik cap. Jumlah khalayak sasaran yang akan dilatih adalah 8 orang, dan UKM mitra 2 orang, yaitu pemilik dan istrinya yang akan mendapatkan pelatihan pembukuan.

Solusi yang ditawarkan untuk membantu memecahkan permasalahan mitra adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengatasi permasalahan terkait aspek Manajemen Usaha, maka solusi yang diberikan adalah transfer teknologi berupa penyuluhan dan pendampingan mengenai perencanaan dan pengelolaan bisnis (manajemen usaha kecil) dan pembukuan sederhana. Mitra juga diberikan buku catatan kas dan persediaan yang sudah siap pakai (bergaris).

2. Untuk mengatasi permasalahan dalam aspek Strategi Pemasaran, maka mitra diberikan solusi berupa transfer teknologi atau penyuluhan mengenai arti penting strategi pemasaran, khususnya strategi promosi. Selain itu mitra juga diberikan bantuan dan pendampingan dalam rancang bangun strategi promosi berupa pembuatan plang usaha dan leaflet.

(5)

3. Untuk mengatasi permasalahan dalam aspek teknis produksi, maka mitra akan di berikan bantuan peralatan berupa Canting Cap motif baru

4. Untuk mengatasi permasalahan tenaga kerja, maka solusi pemecahan masalah yang diberikan pada mitra adalah melatih tenaga kerja baru yang berasal dari masyarakat di sekitar lokasi usaha, khususnya ibu rimah tangga dan tenaga produktif yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dalam pelatihan ini, materi di fokuskan pada praktik membatik cap. Hal ini dimaksudkan agar terjadi sinergi antara adanya bantuan canting dengan penambahan tenaga kerja yang memeiliki kertrampilan menggunakan canting cap.

Kegiatan pengabdian ini memiiki keterkaitan dengan berbagai pihak, yang umumnya dikenal dengan istilah ABCG (Academic, Busines, Community and Government). Sebagai pelaksana, LPPM unsoed dalam hal ini mewakili pihak akademis; UKM mitra dan peserta pelatihan mewakili pihak Business dan Community dan Pemerintah desa serta Pemkab Banyumas sebagai Government.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini terdiri dari beberapa metode, berupa : penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan rancang bangun. Penyuluhan diberikan kepada mitra untuk materi manajemen usaha, pembukuan dan pengenalan strategi promosi. Pelatihan dan pendampingan diberikan kepada mitra untuk materi pembukuan dan pelatihan batik cap. Sedangkan rancang bangun diberikan kepada mitra dalam membuat alat promosi, berupa plang papan nama dan leaflet atau brosur usaha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat bagi UKM mitra Sekar Ayu dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pemberian bantuan alat produksi, alat promosi dan pelatihan teknis serta manajemen. Beberapa bantuan diberikan kepada para peserta pelatihan yang secara tidak langsung memberikan manfaat bagi UKM mitra Batik Sekar Ayu. Hal ini dikarenakan keberhasilan pelatihan akan memberikan tambahan tenaga kerja yang diperlukan bagi UKM mitra. Dengan demikian, UKM mitra dapat melayanai permintaan konsumen dalam jumlah lebih besar dan meningkatkan kapasitas produksi sehingga memiliki stok barang jadi yang lebih banyak dan bervariasi.

Selain bantuan berupa pelatihan untuk para peserta, UKM mitra juga mendapatkan bantuan langsung berupa sarana promosi dalam bentuk plang papan nama neon box. Dengan adanya plang papan nama tersebut, maka keberadaan UKM mitra dapat lebih mudah diketahui. Plang ini memiliki manfaat yang sangat signifikan, mengingat banyak masyarakat sekitar Purwokerto yang belum mengerti keberadaan UKM mitra.

Kegiatan pelatihan teknis diikuti oleh 8 peserta yang merupakan warga sekitar UKM mitra. Narasumber dalam pelatihan membatik ini adalah pemilik UKM mitra dibantu dengan satu orang

(6)

asisten. Jumlah peserta ini mengalami penambahan, dari semula yang direncanakan hanya 5 (lima) orang, menjadi 8 (delapan) orang. Perubahan peserta tidak hanya dalam jumlahnya, tetapi individu yang mengikuti juga berbeda dari usulan awal. Hal ini disebabkan waktu pelaksanaan legiaatan pelatihan bersamaan dengan kesibukan lain yang harus diikuti. Perubahan ini tidak berpengaruh negaif terhadap pelaksanaan kegiatan, melainkan justru menambah manfaat positif karen ajumlah peserta bertambah. Peserta pelatihan merupakan warga sekitar UKM mitra. Beberapa peserta sudah cukup mahir dalam membuat batik tulis, namun beberapa peserta lain masih sama sekali baru dalam aktivitas membatik. Narasumber atau pelatih dalam kegiatan tersebut adalah Wahyu Setiawan yaitu pemilik UKM mitra dan dibantu oleh Berkah sebagai asisten.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan batik dilakukan selama 4 (empat) hari mulai Hari Kamis tanggal 4 agustus 2017 sampai dengan hari Minggu, tanggal 7 agustus 2017. Tempat pelaksanaan kegiatan adalah rumah tinggal sekaligus rumah produksi milik UKM mitra, dengan pertimbangan ketersediaan peralatan membatik yang telah siap dipakai. Pada pelatihan tersebut, peserta mendapatkan pelatihan teknis sekaligus kewirausahaan yang memotivasi peserta agar memiliki keberanian untuk mengembangkan ketrampilan membatiknya menjadi suatu usaha batik yang maju. Harapan lebih jauh dari kegiatan ini, peserta yang telah memeiliki ketrampilan membatik dan berani menjadi pengusaha batik akan dapat menjadikan wilayah tersebut sebagai salah satu sentra batik baru di Banyumas.

Pada hari pertama, peserta mendapatkan penyuluhan kewirausahaan dari tim pengabdian kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai teknik dasar membuat batik cap. Selain itu, peserta juga memperoleh penjelasan mengenai teknik mewarnai dengan beberapa metode seperti pencelupan dan metode warna usap. Dalam kesempatan tersebut, peserta dikenalkan dengan berbagai motif canting cap serta cara penggunaannya. Pada kegiatan hari pertama ini sekaligus juga dilakukan serah terima pemberian bantuan alat berupa canting cap an berbagai bahan utama dan bahan pembantu untuk pelatihan membatik.

Setelah pemberian materi berupa teori membatik, pelatihan dilanjutkan dengan praktik langsung oleh para peserta. Sebagai langkah awal, peserta diminta melakukan praktik memegang canting cap dan menempelkan pada selembar kain mori yang sudah disiapkan. Pada tahap ini peserta harus berhati-hati dalam melekatkan malam agar tidak miring atau melenceng dari arah yang seharusnya. Dalam melakukan proses pembuatan batik cap, peserta di ajarkan teknik pola dan variasi agar dapat menghasilkan desain atau motif batik yang bervariasi. Teknik pola digunakan untuk membuat kain pola yang memudahkan penjahit dalam membuat pakaian, dengan letak batik pada posisi tertentu. Teknik variasi dilakukan dengan menggunakan kombinasi beberapa canting cap, jumputan dan batik tulis.

Pelatihan hari ketiga melanjutkan kegiatan sebelumnya dan tambahan materi pewarnaan. Peserta diminta melakukan praktik pewarnaan dengan cara mencelupkan kain pada bak pewarna

(7)

serta pewarnaan dengan cara usap menggunakan spons dan pewarnaan colet. Peserta juga melakukan praktik pembuatan warna dasar, dimana peserta diminta mempraktikkan teknik pencampuran bahan pewarna. Hal ini perlu dilakukan karena cara membuat larutan pewarna untuk setiap teknik memiliki cara dan komposisi yang berbeda. Setelah pewarnaan, peserta melanjutkan pelatihan dengan menjemur kain. Kegiatan penjemuran kain juga memiliki teknik khusus, agar warna kain dapat bertahan lama, merata dan cerah (tidak kusam). Pada hari ketiga ini beberapa peserta juga mempraktikkan pewarnaan ikat dan jumputan sebagai variasi batik agar lebih menarik.

Setelah proses penjemuran selesai, beberapa peserta juga melanjutkan pelatihan dengan melakukan proses melorod. Kegiatan melorod adalah menghilangkan malam yang menempel pada kain dengan cara merebus kain tersebut. Setelah malam dapat dihilangkan dari kain, maka peserta dapat melakukan pewaranaan tahap kedua. Proses ini dilakukan berulang kali tergantung jumlah variasi warna yang diinginkan. diperoleh

Pelaksanaan kegiatan pelatihan hari terakhir masih melanjutkan proses sebelumnya. pada hari terakhir pelatihan ini, beberapa kain sudah mulai dapat dilihat hasil akhirnya. Namun, masih ada beberapa kain yang belum jadi karena warna dan variasinya lebih rumit sehingga membutuhkan waktu penyelesaian yang lebih lama. Pada penutupan acara, dilakukan evaluasi terhadap hasil pelatihan. Peserta mendapatkan masukan dari pelatih mengenai kesalahan-kesalahan yang dilakukan yang menyebabkan kain batik menjadi kurang sempurna.

Gambar 1. Produk Hasil Pelatihan

Dalam kajian mengenai strategi pemasaran dikenal istilah 4 P yaitu Produk, Place, Promotion dan Publikasi. Optimalisasi strategi pemasaran dalam kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan strategi Produk dan strategi Promosi. Strategi Produk dilakukan dengan meningkatkan kuantitas dan kuailtas produk, sedangkan promosi dilakukan dengan strategi promosi penjualan melalui pembuatan plang papan nama UKM mitra. Dalam pelaksanaan kegiatan ini UKM mitra diberikan transfer pengetahuan melalui penyuluhan dan pendampingan mengenai arti penting dan jenis strategi promosi dan strategi produk.

(8)

Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan adanya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. sebagai salah satu upaya untuk mengoptimalkan strategi pemasaran bagi Mitra yaitu dengan pemasangan plang atau papan nama usaha batik “sekar Ayu”. Strategi produk dilakukan dengan meningkatkan kualitas produksi kain batik, yang dilakukan dengan cara meningkatkan komptensi dan kuantitas pengrajin batik melalui kegiatan pelatihan membatik bagi warga masyarakat disekitar lokasi UKM mitra.

Pemilihan peserta pelatihan ini, selain dimaksudkan untuk mempermudah UKM mitra dalam mendapatkan tenaga kerja yang dapat membantu produksi batik, juga dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan demikian dalam pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi dua pihak sekaligus, yaitu meningkatkan kualitas usaha UKM mitra dan meningkatkan peluang tambahan pendapatan bagi warga masyarakat sekitar melalui ketrampilan membatik.

Evaluasi pelaksananan kegiatan dilakukan dengan membandingkan antara hasil pelaksanaan kegiatan dengan rencana target luaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan ini telah dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan kegiatan pelatihan menunjukkan partisipasi aktif dan semangat peserta dalam mengikuti proses pembelajaran membuat batik. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme,kesungguhan dan kedisiplinan mereka dalam menyelesaikan proses membatik. Peserta juga tidak sungkan untuk bertanya kepada pelatih jika menemui kesulitan atau memilikingan untuk mengetahui lebih banyak mengenai proses membuat batik.

Pada akhir kegiatan, peserta telah menunjukkan peningkatan kemampuan untuk memproduksi batik dalam berbagai jenis, baik batik tulis, cap maupun kombinasi dan jumputan serta teknik ikat. Peserta telah memahami proses pembuatan batik mulai dari tahap awal, yaitu mengelat atau membuat pola, mengecap, mewarna, melorod mencolet warna hingga proses

finishing. Bagi UKM mitra, pelaksanaan kegiatan ini juga sangat bermanfaat karena dengan adanya pelatihan maka UKM mitra memperoleh tambahan stok kain batik yang siap dijual dalam jumlah cukup banyak, yaitu sekitar 20 lembar. Selain itu, UKM mitra juga merasakan manfaat dari adanya plang atau papan nama yang berada didepan lokasi usahnya, sehingga akan memudahkan konsumen dan calon komsumen untuk mengetahui keberadaan atau lokasi usaha mitra. Plang ini juga dapat meningkatkan awareness dari masyarakat sekitar yang sebelumnya tidak mengetahui adanya usaha batik mitra. Plang papan nama usaha tersebut selanjutnya diharapkan dapat menarik minat warga masyarakat sekitar untuk membeli dan bahkan ikut meramaiakan wilayah tersebut dengan mendirikan usaha batik. Dengan demikian dalam masa mendatang diharapkan lokasi tersebut dapat menjadi semacam sentra batik Banyumas yang ada di Desa Pabuwaran.

(9)

KESIMPULAN

Kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan UKM mitra “Batik Sekar Ayu” dan warga masyarakat sekitar sebanyak 8 orang yang menjadi peserta pelatihan membatik. UKM mitra mendapatkan pendampingan dalam hal strategi pemasaran melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produk dan promosi.secara umum pelaksanaan kegiatan ini dapat dikatakan telah berhasil karena dapat memenuhi target luaran yang telah ditetapkan sebelumnya

UKM mitra telah memahami dan mengaplikasikan strategi promosi melalui pendampingan dan pemberian bantuan plang papan nama usaha. Dengan demikian, keberadaan UKM mitra dapat semakin diketahui oleh warga masyarakat sekitar pada khususunya, dan diharapkan diketahui oleh masyarakat yang lebih luas, serta para calon pembeli batik di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya.

Setelah pelaksanaan kegiatan, UKM mitra memperoleh peningkatan jumlah kain batik yang diproduksi dari hasil pelatihan, dalam bentuk kain batik siap jual, baik berupa batik tulis, batik cap, kombinas cap tulis, batik jumputan dan batik warna ikat. Kain hasil pelatihan ini secara kualitas juga sangat layak untuk dijual sehingga dapat menambah pendapatan bagi UKM mitra maupun bagi peserta pelatihan yang memproduksi batik tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Setyawati, Sri Murni dan Siti Zulaikha Wulandari. 2011. Analisis Kinerja Produk UKM Batik Banyumas dengan Menggunakan Metode Importance Performance Analysis Dan

Potential Gain Of Customer Value’s (PGV).

Soesilo. 2016. Batik Laweyan: The Rising and Falling Tide of the Indigeneous Entrepreneur, UNS Press, Solo

Steelyana. E. 2012. Batik, A Beautiful Cultural Heritage That Preserve Culture And Support Economic Development In Indonesia, Binus Business Review Vol. 3 No. 1

Steelyana, E., & Patriana, R. 2010. Perseverance of socio cultural and economics for Batik Yogyakarta (Tinjauan sosial budaya dan ekonomi untuk Batik Yogyakarta). Faculty of Economics and Communication, Accounting Department, Bina Nusantara University.

Wulandari, Siti Zulaikha, Weni Novandari dan Refius P. Setyanto. 2007. Analisis Faktor Kendala dan Kelayakan Usaha Pada Industri Batik Banyumas. Penelitian (tidak dipublikasikan).

Suaramerdeka.com, 2013. Pabuwaran Rancang Galeri Batik, 23 Februari 2013

Ihyaul Ulum. 2016. Batik Dan Kontribusinya Terhadap Perekonomian Nasional, ejournal.umm.ac.id/index.php/bestari/article/view/91/103.

Gambar

Tabel 1. Profil UKM Batik Sekar Ayu
Gambar 1. Produk Hasil Pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat pula temuan penelitian bahwasanya Berdasarkan pada hasil korelasi tiap aspek, dari variabel kebahagiaan menunjukkan bahwa aspek resiliensi merupakan aspek

Untuk merancang sebuah kota dalam kondisi post-apocalypse penulis melakukan eksplorasi berupa observasi baik dari game, film, dan juga observasi lapangan berupa lokasi

Kelud atau sebelum sampai terjadinya erupsi 1990 mempunyai nila i-b < 1 (lebih kecil daripada 1) dapat dimaknai dengan adanya proses penimbunan tegangan yang diikuti

Dampak negatif yaitu dengan jumlah penduduk yang banyak ini bisa menjadi boomerang dinegara tersebut karena dengan penduduk yang banyak dan sumber daya manusia yang

Pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah jika dilihat dari perspektif hukum Islam tentu akan menjadi kajian yang menarik, dengan permasalahannya adalah munculnya gagasan

dalam penelitian ini yaitu: (HI) terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP Negeri 6 Bahorok, setelah diterapkan model

Masyarakat yang menghapus hambatan partisipasi membuat lingkungan inklusif yang memungkinkan semua orang - termasuk penyandang disabiltas - untuk memiliki akses terhadap layanan