• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rantai Dingin Vaksin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rantai Dingin Vaksin"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

I

I

1. PENGERTIAN VAKSIN

Vaksin adalah antigen dapat berupa bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan (bakteri,virus atau riketsia) dan juga dapat berupa toxoid.

Bila vaksin diberikan kepada sasaran manusia, maka akan dapat menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyekait tertentu.

2. PENGGOLONGAN VAKSIN

a. Penggolongan berdasarkan asal antigen ( Immunization Essential) (1) Live attenuated : berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan

- Virus : OPV,Campak,Yellow Fever - Bakteri : B C G

(2) Inactivated : berasal dari bibit penyakit yang dimatikan

- Seluruhnya : Virus : IPV ( Injectable Polio Vaccine ) Bakteri : Pertusis

- Sebagian :  Berdasarkan Protein : Sub unit : Aseluler pertusis

Toxoid : DT

 Berdasarkan Polisakarida : Murni : Meningococal Gabungan : Hib - Recombinan ( Rekayasa genetika ) : Hep. B

(2)

b. Penggolongan berdasarkan Sesnsitivitas terhadap suhu

(1) Vaksin yang peka terhadap suhu dibawah 0o C yaitu vaksin FS

( Freeze sensitive ) seperti ; Hep.B vial

 Hep.B ADS (PID = Prefill injection Device)  DPT , TT , DT

 DPT – HB

(2) Vaksin yang peka terhadap suhu panas berlebih ( > + 34o C ) yaitu

vaksin HS (Heat sensitive) seperti : BCG , Polio dan Campak

3. KERUSAKAN VAKSIN TERHADAP SUHU

Menurut sifat vaksin , suhu mempengaruhi umur vaksin a. Vaksin FS ( Freeze Sensitive )

VAKSIN PADA SUHU BERTAHAN SELAMA

Hepatitis B

Hepatitis B - 0,5o C Max ½ jam

DPT,TT,DT

(3)

Selain rusak karena pembekuan , untuk vaksin DPT,TT dan Hep.B juga akan rusak pada paparan suhu yang tinggi dan waktu seperti dibawah ini ;

VAKSIN PADA SUHU BERTAHAN SELAMA

Hepatitis B & TT

Hepatitis B & TT Beberapa o C diatas suhu

kamar ( < 34o C ) 30 hari

D P T

D P T Beberapa o C diatas suhu

kamar ( < 34o C ) 14 hari

b. Vaksin HS ( Heat Sensitive )

VAKSIN PADA SUHU BERTAHAN SELAMA

Polio

Polio Beberapa o C diatas suhu

kamar ( < 34o C ) 2 hari

Campak & BCG

Campak & BCG Beberapa o C diatas suhu

kamar ( < 34o C )

7 hari

4. KERUSAKAN VAKSIN TERHADAP SINAR MATAHARI / ULTRA VIOLET

Semua vaksin akan rusak bila terkena sinar matahari langsung

(4)

5. MASA SIMPAN VAKSIN

VAKSIN PADA SUHU BERTAHAN SELAMA

B C G B C G + 2o C s.d + 8o C - 15o C s.d - 25o C 1 tahun 1 tahun D P T D P T + 2o C s.d + 8o C 2 tahun HEPATITIS B HEPATITIS B + 2o C s.d + 8o C 26 bulan T T T T + 2o C s.d + 8o C 2 tahun D T D T + 2o C s.d + 8o C 2 tahun POLIO POLIO + 2o C s.d + 8o C - 15o C s.d - 25o C 6 bulan 2 tahun CAMPAK CAMPAK + 2o C s.d + 8o C - 15o C s.d - 25o C 2 tahun 2 tahun DPT – HB DPT – HB + 2o C s.d + 8o C 2 tahun

Pelarut BCG & Campak

Pelarut BCG & Campak + 8o C s.d Suhu Kamar 4 tahun

Catatan;

Untuk Vaksin BCG dan Campak dalam rangka menghemat energi sebaiknya disimpan dalam lemari es +2o C s.d +8o C

Pada saat penyuntikan suhu pelarut dan vaksin agar dikondisikan sama , dengan cara menggosok vial vaksin diantara kedua telapak tangan

(5)

VAKSIN PROGRAM IMUNISASI

VAKSIN PROGRAM IMUNISASI

(1). Vaksin B C G (Bacillus Calmette Guerin )

Vaksin BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no.1173 P2 ( Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi ; Imunisasi aktif terhadap Tuberculosa Penggunaan;

- Sebelum disuntikan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu menggunakan alat suntik steril dan kering dengan jarum panjang.

- Pelarut 4 ml cairan NaCl 0,9 % (untuk Bayi < 1 tahun) - Suntikan secara Intrakutan didaerah Insertio M Deltoideus - Dosis pemberian : 0,05 ml untuk bayi < 1 tahun

- Vaksin yang sudah dilarutkan hanya dapat bertahan paling lama 3 jam.

Kemasan:

1 box vaksin terdiri dari 10 Amp  1 Amp + pelarut 4 ml = 20 dosis

Penyimpanan & Kadaluarsa

 Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 1 tahun

 Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar

matahari langsung. Panas dapat merusak vaksin. Pembekuan tidak merusak vaksin BCG

(6)

(2). Vaksin D P T (Difteri Pertusis Tetanus)

Vaksin jerap DPT adalah vaksin yang terdiri dari Toxoid Dofteri dan Tetanus yang dimurnikan serta bakteri Pertusis yang telah di inaktivasi dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat ( Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi : Untuk Imunisasi secara simultan terhadap Difteri,Tetanus dan batuk

Rejan

Penggunaan;

- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu untuk menghomogenkan suspensi.

- Disuntikan secara intramuskular dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis , dosis pertama diberikan pada usia bayi 2 bulan dan selanjutnya diberikan dengan interval 1 bulan.

Kemasan & Dosis

 1 box vaksin terdiri dari 10 Vial  1 Vial untuk 10 dosis

 Vaksin DPT adalah vaksin berbentuk cairan

Penyimpanan & Kadaluarsa

 Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C  kadaluarsa selama 2 tahun

 Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung .

(7)

(3). Vaksin T T (Tetanus Toksoid)

Vaksin jerap TT adalah vaksin yang mengandung Toxoid Tetanus yang dimurnikan serta bakteri Pertusis yang telah di inaktivasi dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat ( Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi : Imunisasi aktif terhadap,Tetanus Penggunaan;

- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu untuk menghomogenkan suspensi.

- Sebelum disuntikan , kondisi vaksin hingga mencapai suhu kamar.

- Disuntikan secara intramuskular atau subkutan dalam dengan dosis pemberian 0,5 ml.

Kemasan & Dosis

 1 box vaksin terdiri dari 10 Vial  1 Vial untuk 10 dosis

 Vaksin TT adalah vaksin berbentuk cairan

Penyimpanan & Kadaluarsa

 Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C  kadaluarsa selama 2 tahun

 Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung .

(8)

(4). Vaksin D T (Difteri Tetanus)

Vaksin jerap DT adalah vaksin yang mengandung Toxoid Difteri & Tetanus yang dimurnikan serta bakteri Pertusis yang telah di inaktivasi dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat ( Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi : Untuk Imunisasi secara simultan terhadap Difteri & Tetanus Penggunaan;

- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu untuk menghomogenkan suspensi.

- Sebelum disuntikan , kondisi vaksin hingga mencapai suhu kamar.

- Disuntikan secara intramuskular atau subkutan dalam dengan dosis pemberian 0,5 ml.

Kemasan & Dosis

 1 box vaksin terdiri dari 10 Vial  1 Vial untuk 10 dosis

 Vaksin DT adalah vaksin berbentuk cairan

Penyimpanan & Kadaluarsa

 Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C  kadaluarsa selama 2 tahun

 Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung .

(9)

(5). Vaksin Polio ( Oral Polio Vaksin)

Vaksin Oral Polio adalah Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus Poliomyelitis type 1 , 2 & 3 dari 3 strain Sabin yang sudah dilemahkan , dibuat dalam biakan jaringan kera dan distabilkan dengan sukrosa ( Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi : Untuk Imunisasi aktif terhadap Poliomyelitis Penggunaan;

- Sebelum digunakan vial vaksin harus dipasang pipet terlebih dahulu untuk meneteskan.

- Diberikan secara oral dengan 1 dosis pemberian adalah 2 tetes

Kemasan & Dosis

 1 box vaksin terdiri dari 10 Vial  1 Vial untuk 10 dosis

 Vaksin Polio adalah vaksin berbentuk cairan

Penyimpanan & Kadaluarsa

 Penyimpanan di Puskesmas & RS pada suhu +2o C s.d +8o C

 Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C  kadaluarsa selama 6 bulan

 Disimpan pada suhu - 15o C s.d - 25o C  kadaluarsa selama 2 tahun

 Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung .

(10)

(6). Vaksin Campak

Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan . Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1.000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin (Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi : Untuk Imunisasi aktif terhadap Penyakit Campak Penggunaan;

-

Sebelum disuntikan vaksin Campak harus dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut steril yang berisi 5 ml cairan pelarut aqua bidest.

- Disuntikan secara Subkutan dengan dosis 0,5 ml .

- Vaksin yang sudah dilarutkan hanya digunakan paling lama 6 jam.

Kemasan & Dosis

 1 box vaksin terdiri dari 10 Vial 1 Vial untuk 10 dosis

1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml

 Vaksin Campak adalah vaksin berbentuk beku kering

Penyimpanan & Kadaluarsa

 Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 2 tahun

 Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung.

 Pembekuan tidak merusak vaksin Campak

(11)

(7). Vaksin Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B Recombinan adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non infeksius , berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA recombinan (Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi : Untuk Imunisasi aktif terhadap Infeksi yang disebabkan oleh virus Hep.B dan tidak dapat mencegah infeksi virus Hep.A & Hep.C

Penggunaan;

-

Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB ADS Prefil Injection Device intra muskuler , sebanyak 3 dosis dengan interval paling cepat 1 bulan - Dosis pertama diberikan pada bayi usia 0 – 7 hari.

Kemasan & Dosis

Vaksin Hep.B terdiri dari 2 kemasan Vial & HB ADS Prefil Injection Device (PID)

1 box Hep.B vial terdiri dari 10 vial

1 box Hep.B PID terdiri dari 100 HB ADS PID  Vaksin Hep.B adalah vaksin berbentuk cairan

warna putih

Penyimpanan & Kadaluarsa

 Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C  kadaluarsa selama 26 bulan

 Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung . Vaksin Hep.B rusak terhadap suhu dibawah –

0o C

 Di tingkat Bidan Desa vaksin dapat disimpan pada suhu ruangan selama VVM masih bagus

(12)

(8). Vaksin DPT - Hepatitis B

Vaksin mengandung DPT berupa Toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan Pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HBsAg murni yang bersifat non infectious . Vaksin Hep.B merupakan vaksin DNA recombinan pada sel ragi (Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi :Memberikan kekebalan/imunitas aktif terhadap Difteri,Tetanus

Pertusis & Hep.B

Penggunaan;

-

Pemberian dengan cara ntra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis

- Dosis pertama pada usia bayi 2 bulan dan berikutnya interval paling cepat 1 bulan.

Kemasan & Dosis

 1 box vaksin terdiri dari 10 Vial @ 5 dosis  Warna vaksin putih keruh seperti DPT

Penyimpanan & Kadaluarsa

 Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C  kadaluarsa selama 2 tahun

 Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung .

Semua Vaksin sudah dilengkapi dengan VVM kecuali

BCG

(13)

II

II

PENGERTIAN

PENGERTIAN

Seluruh peralatan yang digunakan dalam pengelolaan

vaksin sesuai prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu

yang telah ditetapkan.

MANFAAT

a) Untuk menyimpan dan membawa vaksin pada suhu

yang telah ditetapkan.

b) Vaksin dapat mencapai kadaluarsa yang telah

ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.

c) Peralatan rantai vaksin yang sesuai dapat menjamin

potensi vaksin

(14)

RANTAI DINGIN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI

PROPINSI

KODYA PKM Kec PKM Kel Posyandu

SIS

TE

M

R

AN

TA

I D

IN

G

IN

Vaccine Carrier Vaccine Carrier/ Thermos

BIO FARMA

DepKes

Fas Kes swasta

COLD BOX

(15)

COLD ROOM

COLD ROOM

Cold Room umumnya hanya

terdapat

pada

tingkat

Propinsi.

Volume Cold Room mulai

dari 5.000 liter s.d 100.000

liter.

Suhu berkisar +2

o

C s.d +8

o

C

Kamar

dingin

berfungsi

untuk penyimpanan vaksin

BCG,DPT,

Campak.TT,DT,Hep.B &

DPT-HB

Cold Room secara teknis

dibagi 3 sistem ;

- Hermatic Compresor

- Semi Hermatic Compresor

- Open Type Compresor

(16)

LEMARI ES

LEMARI ES

1. FUNGSI :

Fungsi Lemari Es di Puskesmas

untuk menyimpan semua vaksin

pada suhu yang ditetapkan yaitu

+2

o

C s.d +8

o

C

Lemari Es di Puskesmas & Unit Pelayanan Swasta

Lemari Es di Puskesmas & Unit Pelayanan Swasta

2. MANFAAT :

Agar vaksin yang disimpan

masih

tetap

mempunyai

poetensi baik sampai pada

sasaran

3. SISTEM PENDINGINAN

a. Sistem Kompresi dengan bahan pendingin efrigrant type R-12

o

(17)

LEMARI ES

LEMARI ES

PERBEDAAN ANTARA SISTEM KOMPRESI DAN ABSORPSI

SISTEM KOMPRESI

SISTEM ABSORPSI

a. Lebih cepat dingin a. Pendinginan lebih lambat b. Menggunakan Kompresor sebagai

mekanik yang dapat menimbulkan aus

b. Tidak menggunakan mekanik sehingga tidak ada bagian yang bergerak

sehinnga tidak ada aus

c. Hanya dengan listrik AC/DC c. Dapat dengan listrik AC/DC atau nyala api minyak tanah/gas

d. Bila terjadi kebocoran pada sistem mudah diperbaiki

d. Bila terjadi kebocoran pada sistem tidak dapat diperbaiki

4. THERMOSTAT

a. Thermostat adalah Bagian yang sangan penting dari Lemari Es. b. Thermostat berfungsi untuk mengatur suhu dalam Lemari Es

c. Type Thermostat banyak type dan modelnya , namun hanya 2 sistem cara kerjanya yaitu ; - Cara kerja dengan sistem mekanik

(18)

LEMARI ES

LEMARI ES

5. BENTUK PINTU LEMARI ES

a. Buka dari depan (Front opening)  tidak dianjurkan untuk menyimpan vaksin.

b. Buka keatas ( Top opening )

Bentuk ini pada umumnya adalah freezer .

Salah satu Lemari Es Top opening adalah ILR ( Ice Lined Refrigerator ) yaitu Freezer yang dimodifikasi menjadi Lemari Es dengan suhu +2o C s.d

+8o C dimana sekeliling bagian dalam dinding ILR diberikan kotak dingin

(water pack) sebagai penahan dingin dan diberi pembatas dari aluminium multiplex atau zrcylic plastic .

BUKA KE DEPAN BUKA KE ATAS

a.Suhu tidak stabil.

Pada saat pintu dibuka ke depan maka suhu dingin dari atas akan turun kebawah dan keluar

a. Suhu lebih stabil

Pada saat pintu dibuka ke atas maka suhu dingin dari atas akan turun ke bawah dan tertampung.

b.Jumlah vaksin yang dapat ditampung

sedikit b. Jumlah vaksin yang dapat ditampung lebih banyak c. Penyusunan vaksin mudah dan jelas c. Penyusunan vaksin agak sulit karena

vaksin menjadi bertumpuk

(19)

FREEZER

FREEZER

Bentuk pintu Freezer pada umumnya

terbuka ke atas.

Fungsi Freezer di Puskesmas untuk

membuat water pack .

Bila ruang Lemari Es tidak cukup

untuk menyimpan vaksin , maka

sementara bisa digunakan untuk

menyimpan vaksin Polio

Sistem dan pengaturan Thermostat

sama dengan Lemari Es.

FREEZER di Puskesmas

FREEZER di Puskesmas

Jangan menyimpan vaksin didalam Freezer !!!

Kecuali Polio bila terpaksa (bila Lemari Es penuh)

(20)

ALAT MEMBAWA VAKSIN

ALAT MEMBAWA VAKSIN

VACCINE CARRIER

WATER PACK

BOX Vaksin adalah suatu wadah untuk menyimpan sementara dan membawa/mengirim vaksin dengan volume 40 lt dan 70 lt

Cold Box ada 2 macam ;

1) Terbuat dari platik denga insulasi polyuretan 2) Terbuat dari kardus dengan insulasi polyuretan

Alat untuk mempertahankan suhu  Cold pack ada 2 macam

1) Cold pack beku ( Warna putih ) yang dibekukan dalam Freezer minimal 24 jam. Untuk vaksin Polio bisa juga vaksin BCG & Campak

2) Cold pack cair ( wana biru & merah ) yang didinginkan dalam suhu Lemari es minimal selama 24 jam. Untuk vaksin DPT,DT,TT & Hep.B

Vaccine Carrier / Thermos  suatu wadah untuk mengirim/membawa vaksin dari Puskesmas ke Posyandu

(21)

III

III

Peralatan dalam Program Imunisasi seperti Kamar Dingin,Lemari

Es dan Freezer sangan menentukan potensi vaksin yang

disimpan maupun dikirim.

Peralatan sebaik apapun tidak dapat berfungsi dengan baik

apabila tidakn ditunjang dengan pengoperasian,pemeliharaan

dan perbaikan peralatan rantai vaksin secara benar.

Perawatan serta ketersediaan suku cadang peralatan rantai

dingin menjadi keharusan dalam pengelolaan vaksin secara

benar.

Dari hasil studi yang dilakukan oleh PATH dan DepKes pada

tahun 2002 di Propinsi Jatim dan NTB dan tahun 2003 di propinsi

Jawa Tengan dan Jambi, diketahui peralatan untuk menyimpan

vaksin yang tidak dikelola dengan benar sehingga kegagalan

dalam penyimpanan vaksin sangat tinggi, suhu penyimpanan

dan transportasi vaksin banyak yang dibawah 0o C . Hal ini

tentunya sangat membahayakan bagi vaksin yang peka

pembekuakn ( FS ). Disamping itu terdapat juga vaksin yang

terpapar

suhu

panas

sehingga

dikhawatirkan

merusak/membahayakan vaksin yang peka panas (HS)

(22)

A.

PERAWATAN

LEMARI

ES

TINGKAT

PUSKESMAS

a. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari setiap pagi &

sore dan dicatat pada kartu suhu yang berwarna

merah.

b. Hindari buka tutup lemari es lebih dari 2 kali sehari

c. Bila suhu lemari es sudah stabil antara +2

o

C s.d +8

o

C posisi Thermostat tidak perlu dirubah-rubah.

1. PERAWATAN HARIAN

2. PERAWATAN MINGGUAN

a. Bersihkan bagian luar lemari es dari kotoran dan

debu

b. Periksa listrik pada stop kontak, upayakan jangan

kendor.

(23)

3. PERAWATAN BULANAN

a. Bersihkan bagian luar dan dalam Lemari Es

b. Bersihkan karet seal pintu dan periksa kerapatan

dengan selembar kertas. Bila perlu beri bedak atau

talk.

c. Periksa segel pintu Lemari Es, bila perlu beri

pelumas.

d. Perhatikan

tebal

bunga

es

pada

dinding

evavorator, bila ketebalan mencapai 0,5 cm

lakukan pencairan bunga es (de-frost)

e. Atau Lakukan pencairan bunga es secara rutin

sebulan sekali pada saat vaksin tinggal sedikit

( kebutuhan seminggu )

(24)

B. PENCAIRAN BUNGA ES PADA LEMARI ES

a. Pindahkan Vaksin kedalam Cold Box atau Lemari Es

lain

b. Cabut steker Lemari Es dari Sto Kontak (Jangan

mematikan Lemari es dari Thermostat )

c. Keluarkam Cold Pack dari lemari es

d. Siramlah bunga es pada evavorator dengan air biasa

(air

hangat)

setelah

bunga

es

hilang

lalu

bersihkan/keringkan dengan kain lap.

e. Selama pencairan bunga es pintu lemari es harus

terbuka.

f. Setelah bersih dan kering masukan kembali cold pack

cair ke dalam Lemari es.

g. Setelah suhu mencapai + 8

o

C atau suhu stabil isi

(25)

C. MENGUKUR KERAPATAN PINTU LEMARI

ES

e. Bila kertas mudah ditarik, berarti

pintu sudah

tidak rapat lagi,

kerapatan

pintu

sudah

mulai

renggang dan suhu bagian dalam

tidak stabil. Bila kertas tersebut

sukar ditarik berarti kerapatan

pintu masih berfungsi dengan baik.

a. Pergunakan selembar kertas jenis HVS atau lainnya

b. Buka pintu, kemudian letakan kertas pada karet pintu

c. Tutuplah pintu kembali

(26)

D. SUKU CADANG LEMARI ES

• 1 buah Heater 220 volt sesuai dengan typenya

• 1 buah Thermostat sesuai dengan typenya

• 1 buah karet seal pintu

Setiap Lemari es Absorpsi harus tersedia suku cadang ;

• 1 buah Thermostat sesuai type yang dipakai

• 1 buah Relay untuk Kompresor

• 1 buah karet seal pintu

(27)

Check List – 1  Lemari Es tidak dapat hidup dan tidak ada pendinginan

No PERIKSA

TINDAKAN

1. Apakah Steker terpasang pada stop

kontak . Bila “ YA “   Bila “TIDAK” : Es pada Stop KontakPasang Steker Lemari 2 Apakah Thermostat pada poisis ON

Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Kemungkinan

Thermostat pada posisi OFF , set ke posisi ON putar ke kanan

3. Pindahkan Steker Lemari Es pada Stop

Kontak lain. Bila “ YA “   Bila “TIDAK” : kabel pada steker Lemari Periksa sambungan Es, bila perlu ganti dg steker lain

4. Sudahkah tersambung dengan tepat

dan benar. Bila “ YA “   Bila “TIDAK” : steker Lemari es pasang Periksa pemasangan dengan benar

5. Apakah Thermostat berbunyi “Klik” pada saat diputar dari posisi OFF ke posisis ON. Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Ganti dg Thermostat baru Stelah Thermostat baru Lemari Es tetap tidak berfungsi , maka  

(28)

Check List – 2  Suhu Lemari Es diatas + 8

o

C

No PERIKSA

TINDAKAN

1. Apakah Termometer berfungsi dengan benar .

Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Bandingkan dengan

termometer lain dan ganti bila rusak

2 Apakah dinding Evaporator terdapat bungan es

Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Bila banyak bunga es lakukan pencairan bungan es

3. Apakah pintu Lemaris tertutup rapat Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Periksa karet pintu, setel kembali pintu,engsel pintu.

4. Apakah ada sirkulasi udara dibagian luar dan

dalam Lemaris Es. Bila “ YA “   Bila “TIDAK” : upayakan ada sirkulasi. Beri Periksa letak Lemari Es jarak dalam menyimpan vaksin

5. Apakah Kondensor bersih dari demu & kotoran

Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Bersihkan Kondensor. Gunakan sikat lembut atau penyedot debu

6. Apakah Thermostat berfungsi dengan baik Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Sambung langsung kabel Thermostat . Kemudia periksa kompresor dapat hidup ?

7. Putar Thermostat kearah jarum jam, setelah

24 Jam apakah suhu dapat turun. Bila “TIDAK” : setelah kabel Thermostat Setelah 24 jam atau disambung langsung tetapi suhu tidak dapat turun , maka  

(29)

Check List – 3  Suhu Lemari Es DIBAWAH + 2

o

C

No PERIKSA

TINDAKAN

1. Apakah Termometer berfungsi dengan benar . Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Bandingkan dengan termometer lain dan ganti bila rusak

2 Apakah posisi Thermostat telah benar. Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Se Thermostat putar pada poisis Medium atau angka 3-4

3. Setelah 24 jam apakah suhu berubah Bila “ YA “  

Bila “TIDAK” : Ganti Thermostat yang sesuai, setelah diganti

suhu tidak berubah  

(30)

IV

IV

Vaksin dalam Program Imunisasi merupakan unsur yang sangat penting . Pemantauan dalam pengelolaan vaksin merupakan salah satu bagian dari kegiatan sistim rantai vaksin . Pemantauan suhu vaksin dapat dilakukan secara visualisasi dengan alat pemantau suhu panas atau dingin. Alat pemantau suhu dapat meyakinkan petugas imunisasi dilapangan bahwa vaksin yang diberikan masih mempunyai potensi yang tinggi sehingga bila diberikan pada sasaran dapat menimbulkan kekebalan.

Ada beberapa macam peralatan Pemantauan Suhu ;

1.

TERMOGRAF

TERMOGRAF

a. Termograf adalah suatu alat pengukur suhu pada kamar dingin , Lemari Es dan Freezer

b. Fungsi Termograf adalah untuk memantau suhu secara terus menerus selama 24 jam dan hasilnya secara otomatis tercatat pada kertas grafik suhu. Setelah 7 hari kertas grafik harus diganti dengan yang baru.

(31)

2.

DIAL TERMOMETER

DIAL TERMOMETER

a. Dial Termometer adalah suatu alat pengukur suhu yang menggunakan sensor untuk mengukur suhu Kamar dingin,Lemari Es / Freezer.

b. Fungsi Dial Termometer adalah untuk memantau suhu Kamar Dingin/Lemari Es/Freezer secara terus menerus selama 24 jam.

c. Cara penggunaan : Sensor Termometer dimasukan kedalam Kamar dingin/Lemari

Es/ Freezer untuk mengukur suhu bagian dalam

Sensor diletakan pada salah satu dinding bagian dalam

Sensor jangan menempel pada dinding beri jarak minimal 2 cm

Bagian luar Termometer (pembaca suhu) menempel pada dinding kamar dingin atau dinding dekat Lemari Es / Freezer  Termometer ini baru dapat mengukur secara akurat setelah 1 jam

Periksa dan catat suhu pada Dial Termometer 2 kali sehari ( Pagi & Sore )Suhu Kamar Dingin / Lemari Es / ILR harus selalu antar + 2o C s.d + 8o C

Bila terjadi penyimpangan suhu pada termometer harus segera dilaporkan pada atasan untuk segera diambil langkah antisipasi.

(32)

3.

TERMOMETER MULLER

TERMOMETER MULLER

a. Termometer Muller adalah suatu alat pengukur suhu tanpa menggunakan sensor pengukur .

b. Cara penggunaan :

4.

FREEZE WATCH

FREEZE WATCH

a. Freeze Watch adalah suatu alat pemantau suhu dingin dibawah 0o C

b. Berfungsi sebagai alat pemantau suhu dingin, bulb didalam akan pecah pada suhu dibawah 0 º C (dengan RH 20 % - 60 % ) dan cairan biru akan menyebar , vaksin yang mudah rusak karena suhu dibawah 0 º C adalah Hepatitis B , DPT , DT , TT

Freeze Watch tidak dapat memantau paparan suhu

panas

Masukan Termometer ini kedalam Lemari Es untuk mengukur suhu bagian dalamnya.

Termometer ini dapat digunakan untuk memantau suhu selama pengiriman vaksin berlangsung.

(33)

5.

FREEZE TAG

FREEZE TAG

a. Freeze Tag adalah suatu alat pemantau suhu dingin dibawah 0o C

b. Fungsi Freeze Tag sama dengan Freeze Watch adalah untuk memantau suhu Kamar Dingin/Lemari Es yang menyimpan vaksin atau memantau saat mengirim vaksin FS .

c. Freeze Tag digerakan dengan baterai 1,5 volt yang dapat bertahan selama 3 tahun

d. Cara kerja : Alat ini menggunakan sistem elektronik dengan menampilkan tanda rumput ( V ) atau silang ( X ) . Bila tanda rumput pada monitor berubah menjadi tanda silang hal ini menandakan bahwa sudah terpapar suhu dibawah 0o C .

Freeze -tag tidak dapat

memantau paparan suhu

(34)

6.

VCCM ( Vaccine Cold Chain Monitor)

VCCM ( Vaccine Cold Chain Monitor)

a. VCCM adalah alat pemantau suhu paparan panas

b. Fungsi untuk memantau suhu vaksin selama dalam perjalanan maupun dalam penyimpanan

c. VCCM mempunyai 4 jendela monitor yaitu terdiri dari A , B , C & D Setiap jendela mempunyai karakteristik pemantauan perubahan suhu sendiri.

d. Cara penggunaan ;

Pada saat pengiriman vaksin tulis pada “ Kotak penyalur ==> Nama pabrik / Propinsi , tanggal pengepakan , nama vaksin.

Setiap 3.000 dosis vaksin menggunakan 1 lembar VCCM

Untuk mengaktifkan VCCM , letakan VCCM pada ruang / vaksin yang akan dipantau, tunggu 10 menit untuk menyesuaikan suhu , setelah diaktifkan dengan menarik lidah pada ujung jendela.

VCCM tidak akan berfungsi bila lidah pada ujung jendela belum ditarik atau diaktifkan.

(35)

d. Cara membaca VCCM

Bila jendela A,B,C & D semua PUTIH berarti vaksin yang dipantau dalam keadaan baik, semua vaksin dapat digunakan.

Bila jendela A Biru, berarti vaksin yang dipantau telah terpapar pada suhu 12o C dalam waktu 3 hari atau 21o C dalam waktu 2 hari. Untuk Polio

hanya dapat digunakan sampai 3 bulan.

Bila jendela A & B Biru, berarti vaksin yang dipantau telah terpapar pada suhu 12o C dalam waktu 8 hari atau 21o C dalam waktu 6 hari. Untuk Polio

harus dites sebelum digunakan , Vaksin Campak hanya dapat digunakan sampai 3 bulan. Vaksin DPT,BCG,TT,DT & Hep.B dapat digunakan seperti biasa.

Bila jendela A,B,C Biru berarti vaksin yang dipantau telah terpapar pada suhu 12o

C dalam waktu 14 hari atau 21

o

C dalam waktu 11 hari. Untuk Polio

dan Campak harus dites sebelum digunakan , Vaksin DPT & BCG hanya dapat digunakan sampai 3 bulan vaksin TT,DT & Hep.B dapat digunakan seperti biasa.

Bila jendela A,B,C & D Biru berarti vaksin yang dipantau telah terpapar suhu diatas 34o C dan sistem pengelolaan rantai vaksin sudah terputus.

Vaksin tidak dapat digunakan.

Bila jendela A,B,C PUTIH tapi D Biru berarti vaksin yang dipantau telah terpapar suhu diatas 34o C selama 2 jam artinya rantai vaksin sudah

(36)

7.

STOP WATCH

STOP WATCH

a. Stop Watch adalah alat pemantau suhu yang terdiri dari CCm ( Cold Chain Monitor ) Monitor Mark dengan 4 jendela ABCD dan Freeze Watch. CCM berfungsi memantau paparan suhu panas dan Freeze Watch untuk memantau suhu dingin dibawah 0o C

b. Stop Watch merupakan kombinasi antara VCCM & Freeze atch.

8.

V V M

V V M

( Vaksin Vial Monitor )

a. VVM adalah alat pemantau paparan suhu panas

b. Fungsi : untuk memantau suhu vaksin selama dalam perjalanan maupun penyimpanan.

c. VVM ditempelkan pada setiap vial vaksin

d. Mempunyai bentuk lingkaran dengan segi empat pada bagian dalamnya.

e. Diameter VVM sekitar 0,7 cm

f. VVM mempunyai karakteristik yang berbeda , spesifik untuk setiap jenis vaksin. VVM untuk vaksin Polio tidak dapat digunakan untuk vaksin Hep.B, begitu juga sebaliknya.

(37)

Cara Kerja V V M

Mengikuti rumus Arrhenius (reaksi kimia : Monomer menjadi polimer ).

 Warna indikator bertambah gelap dengan berlalunya waktu dan

paparan panas secara kumulatif.

 Perubahan warna menetap.

 Perubahan warna indikator bertambah cepat dengan peningkatan suhu.

Manfaat Penggunaan V V M

 Memberikan peringatan pada petugas kapan harus menolak atau tidak

menggunakan vaksin.

 Memungkinkan vaksin disimpan / dipakai diluar rantai dingin

 Memberikan petunjuk vaksin mana harus lebih dahulu disalurkan /

dipakai

 Memungkinkan pemantauan kualitas rantai dingin pada berbagai

tingkat penyaluran dan penyimpanan.

(38)

UNIJECT

Cara Penggunaan VVM

Cara Penggunaan VVM

VVM Menyatakan : GUNAKAN VAKSIN INI

---Segi empat dibagian dalam

lebih terang dari lingkaran

diluarnya.

VVM Menyatakan : GUNAKAN VAKSIN INI

---UNIJEC T

A

B

Segi empat dibagian dalam lebih

terang dari pada lingkaran

diluarnya.

Gunakan secepatnya / lebih

dahulu dari yang lain

(39)

VVM Menyatakan : JANGAN Menggunakan Vaksin ini !!

Segi empat dibagian dalam

Sama dengan lingkaran

diluarnya.

VVM Menyatakan : JANGAN Menggunakan Vaksin ini !!

C

D

Segi empat dibagian dalam

Lebih Gelap dari pada

(40)

9.

DATA LOGGER / TINY T T M ( TIME TEMPERATURE MONITOR )

DATA LOGGER / TINY T T M ( TIME TEMPERATURE MONITOR )

a. Stop Watch adalah alat pemantau suhu yang yang bekerja secara elektronik , alat ini dapat merekam data suhu didalam maupun diluar Kamar Dingin/Lemari Es/Freezer.

b. Fungsi : untuk memantau suhu secara kontinyu pada kondisi kamar dingin/Lemari Es / Freezer. Sering digunakan untuk studi, memantau kondisi rantai vaksin yang dianggap belum baik.

c. Tiny TTM diprogram melalui Software komputer, kemampuan pengukuran mulai dari – 40o C s.d + 85o C Maksimum penyimpanan data adalah 1.800 pembacaan. Menggunakan baterai 3,6 volt yang dapat bertahan selam 2 tahun.

d. Cara penggunaan ;

Install software program Gemini data logger (GLM program) pada PC atau Note book computer Window System 98,2000 atau Xp , sebaiknya Pentium 4.

Sambungkan secara manual dengan kabel dari PC/note book computer ke data logger / Tiny TTM.

Program data logger sesuai kebutuhan untuk mencatat/merekam suhu,misalnta merekam suhu setiap 1 jam sekali/ 30 menit sekali . Dan lama waktu perekaman dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

(41)

Setelah selesai diprogram, lepaskan Tiny TTM dari kabel dan letakan pada tempat yang akan dipantau suhunya.

Setelah selesai (sesuai batas waktu yang ditentukan) keluarkan data logger , hubungkan kembali dat logger dengan PC atau note book , download data logger melalui computer.

Hasil download dapat ditampilkan dalam bentuk grafik atau data angka yang dapat diubah menjadi microsoft word.

Data download dapat dikirim melalui E-mail.

HASIL DATA LOGGER DENGAN GRAFIK

0 5 10 15 20 25 30 35 5/11 07:16 19:16 5/12 07:16 19:16 5/13 07:16 Time (starting 5/11/2004 07:16:01) T em p er at u r o C

(42)

KALIBRASI ALAT UKUR

Kalibrasi pada Dial Termometer

, bahan yang perlu disiapkan ;

Dial Termometer

 Tempat berupa Thermos/Vaccine Carrier atau ember plastik  Batu Es seberat 0,8 – 1 kg

 Air 250 cc – 300 cc

1. Menggunakan Batu es

1. Menggunakan Batu es

Pengerjaan ;

 Pecahkan batu es menjadi pecahan kecil

 Masukan pecahan batu es kedalam Thermos/Vaccine Carrier/Emberplastik  Beri air dan campurkan hingga merata.

 Tunggu sekitar 5 menit.

 Masukan sensor DIAL Termometer kedalam air dan es

 Tunggu beberapa saat antara 5 – 10 menit, maka jarum pada Termometer harus mencapai 0o C

(43)

2. Menggunakan Data

2. Menggunakan Data

Logger

Logger

3. Menggunakan Termometer

3. Menggunakan Termometer

Pembanding

Pembanding

Proses sama dengan No.1 Kalibrasi menggunakan batu es. Termometer

yang telah dikalibrasi dijadikan sebagai dasar pembanding untuk termometer lainnya.

Letakan Data logger

menempel sensor Thermostat, tunggu pengukuran selama 24 jam I L R Program data logger 30-60 menit Setelah 24 jam keluarkan Dan download

Hasil Down load dibuat angka:

85. Wednesday, March 24,2004 14:07:31 5.0 86. Wednesday, March 24,2004 14:37:31 4.6 87. Wednesday, March 24,2004 15:07:31 4.6 88. Wednesday, March 24,2004 15:37:31 5.0 89. Wednesday, March 24,2004 16:07:31 5.4 90. Wednesday, March 24,2004 16:37:31 5.4 89. Wednesday, March 24,2004 17:07:31 5.0 90. Wednesday, March 24,2004 17:37:31 5.4

Cocokan dengan Termometer pada ILR yang diukur . ( misalnya pada jam

14.07.31 suhu data + 5.0, maka suhu Termometer pada jam tsb harus sama , dst

(44)
(45)

PEMANTAUAN SUHU PADA

PEMANTAUAN SUHU PADA

LEMARI ES

LEMARI ES

PERIKSA DAN CATAT SUHU LEMARI ES 2 KALI SEHARI YAITU PAGI

DAN SORE HARI PADA LEMBAR GRAFIK SUHU

 BILA MENGGUNAKAN FREEZE WATCH CATAT KEADAANNYA.

 PADA VAKSIN YANG MENGGUNAKAN VVM , MAKA CATAT JUGA

KONDISI VVM

 HINDARKAN SERINGNYA BUKA-TUTUP PADA LEMARI ES.

 BILA SUHU LEMARI ES SUDAH STABIL ANTARA +2º C s/d +8º C

(46)

V

V

Vaksin memiliki sifat yang sangat peka terhadap panas yang

berlebihan maupun dingin berlebihan,juga terhadap sinar

matahari langsung kondisi seperti ini secara langsung dapat

merusak vaksin .

Vaksin merupakan barang bilogis yang spesifik sehingga perlu

dilakukan penanganannya khusus .

Penanganan Penerimaan Vaksin

Penanganan Penyimpanan Vaksin

Penanganan Pengambilan Vaksin

Penanganan Pengeluaran Vaksin

Cold Chain tidak akan efektif , walaupun dengan

peralatan yang modern sekalipun , bila tidak ada

petugas yang menangani secara benar

(47)

1. PENERIMAAN VAKSIN

Yang perlu diperhatikan dan dilakukan pada saat penerimaan vaksin yaitu ;

- Jumlah setiap jenis vaksin apakah sesuai dengan SBBK - Periksa Exp dan VVM pada vial vaksin secara random.

- Catat penerimaan vaksin kedalam buku/kartu stock vaksin . - Lakukan Uji Kocok (Shake Test) untuk tiap vaksin FS .

UJI KOCOK

Sebelum Uji kocok dilakukan terlebih dahulu sudah ada vaksin yang dibekukan(beri tanda) untuk pembanding dalam uji kocok.

Pengendapan vaksin “ tersangka Beku”

LEBIH LAMBAT

LEBIH LAMBAT

Dari vaksin yang dibekukan

GUNAKAN

Pengendapan vaksin “ tersangka Beku”

SAMA atau LEBIH CEPAT

SAMA atau LEBIH CEPAT

Dari vaksin yang dibekukan

JANGAN GUNAKAN

(48)

2. PENYIMPANAN VAKSIN

JENIS VAKSIN

Pusat

Bio Farma Propinsi Kabupaten Puskesmas Biddes/Unit Pelayanan

MASA SIMPAN VAKSIN

6 Bulan 3 bl + 1 bl Cadangan 2 bl + 1 bl Cadangan 1 bl + 1 mg Cadangan 1 bl + 1 mg Cadangan

Polio FREEZER  SUHU - 15º C s.d – 25º C

DPT DT T T LEMARI ES SUHU +2o C s.d +8o C B C G CAMPAK HEP.B (vial) DPT-HB

HB.UNIJECT Suhu Ruangan

Agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik sewaktu diberikan kepada sasaran maka vaksin harus disimpan pada suhu tertentu dengan lama penyimpanan yang telah ditentukan dimasing-masing tingkatan administrasi.

(49)

PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS

A. Penempatan Lemari Es

1. Jarak minmal antara Lemaris Es dengan dinding belakang ± 10 – 15 cm atau Pintu Lemari es dapat dibuka.

2. Jarak minimal antara Lemaris dengan Lemari Es lainnya ± 15 cm 3. Lemari Es tidak terkena sinar matahari langsung

4. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup

5. Setiap 1 unit Lemari Es menggunakan hanya 1 Stop Kontak Listrik.

B. Penyimpanan Vaksin di lemari Es

1. Semua vaksin disimpan pada suhu +2o C s.d + 8o C

2. Bagian bawah Lemari Es diletakan water pack sebagai penahan dingin dan kesetabilan suhu

3. Jarak antara dus vaksin minimal 1 – 2 cm atau satu jari tangan. 4. Vaksin HS diletakan pada dekat dengan Evavorator

5. Vaksin FS diletakan berjauhan dengan Evavorator

Satu buah Lemari Es dipantau dengan 1 buah Termometer Muller &

Kartu Suhu

(50)

TATA CARA PENYIMPANAN VAKSIN DI TINGKAT

TATA CARA PENYIMPANAN VAKSIN DI TINGKAT

PUSKESMAS / UNIT PELAYANAN SWASTA

PUSKESMAS / UNIT PELAYANAN SWASTA

LEMARI ES HANYA UNTUK MENYIMPAN VAKSIN.

(51)

Bersihkan

Refrigerator

bila

timbul bunga es

Tempatkan

Thermometer & Freeze

watch dianatar vaksin

DPT,DT, TT & HB .

Freeze watch

mendeteksi Pembekuan

Beri jarak antar

kotak

vaksin

untuk sirkulasi

udara

Jangan merubah

Thermostat sekalipun suhu diatas +8º C disaat siang hari yang terik

Atur Thermostat

Off pada suhu + 4º

C

Letakan Cold Pack dibagian dasar dan bagian evaporator.

Letakan Vaksin yang peka pembekuan (DPT,TT,DT & HB) jauh dari evaporator

HINDARI PEMBEKUAN VAKSIN !!

(52)

3. PENGAMBILAN VAKSIN

Yang perlu dipersiapkan pada saat pengambilan vaksin yaitu ;

- Menghitung Jumlah setiap jenis vaksin sesuai kebutuhan

- Menyiapkan Water pack yang sudah didinginkan minimal 24 jam

dalam Lemari Es ( suhu +2

o

C s.d +8

o

C ) dan Box vaksin

disesuaikan dengan volume vaksin yang akan diambil

- Siapkan alat pematau suhu (Freeze watch atau Termometer muller)

4. PENGELUARAN VAKSIN

a. Memilih vaksin yang akan dikeluarkan

- Vaksin dengan kondisi VVM (B)

- Vaksin dengan Exp terdekat ( EEFO = Early Expire First Out )

- Vaksin yang lebih dulu masuk dikeluarkan lebih awal ( FIFO = First

In First Out )

(53)

b. Petugas khusus yang ditunjuk menangani Vaksin

MENCATAT SUHU LEMARI ES, PERIKSA KEADAAN VVM DAN FREEZE

WATCH.

 MEMERIKSA DAN MENCATAT VAKSIN SAAT DATANG MELIPUTI SUHU

VAKSIN SELAMA PERJALANAN (bila menggunakan VVM atau Freeze

watch periksalah keadaan alat tsb ) JUMLAH, EXPIRE DATE.

 MEMERIKSA DAN MENCATAT VAKSIN SAAT DIKELUARKAN MELIPUTI

JUMLAH, EXPIRE DATE, KEADAAN VAKSIN ( periksa VVM dan Freeze

watch bila ada )

 PRINSIP “ FIFO (First IN First OUT) “ PADA SAAT MENGELUARKAN

VAKSIN.

 UTAMAKAN VAKSIN YANG MENDEKATI MASA KADALUARSA UNTUK

DIPAKAI TERLEBIH DULU.

 VAKSIN YANG DATANG DARI LAPANGAN NAMUN BELUM DIBUKA

(DIPAKAI) BERI TANDA DAN SIMPAN DALAM LEMARI ES UNTUK

DIGUNAKAN HARI BERIKUTNYA.

(54)

PENYUSUNAN VAKSIN DALAM THERMOS

PENUTUP

WATER PACK

RUANG VAKSIN

WATER PACK

Vaksin

Water pack

Water pack

(55)

PENCATATAN STOCK VAKSIN

PENCATATAN STOCK VAKSIN

TAHUN : TAHUN : JENIS VAKSIN : ... Propinsi Kab/Kodya Puskesmas No Tgl/bln Diterima dari Dikeluarkan ke Jumlah Sisa Kumulatif Ket Pemasukan (Vial) Kondisi VVM A,B,C,D Pengeluaran (Vial) Kondisi VVM A,B,C,D No.Batch Bl/Th Kadaluarsa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(56)

VI

VI

Perencanaan merupakan salah satu unsur manajemen yang penting dalam pengelolaan Program Imunisasi. Secara teoritis dalam konsep perencanaan ada suatu logika yang bersifat “Generik” yang senantiasa dapat diterapkan dalam semua keadaan dan situasi .

Logika “Generik” tersebut adalah logika dalam “siklus pemecahan masalah” , yang dengan kata lain adalah prinsip-prinsip pokok manajemen yang dikenal sebagai POACE ( Planning, Organizing,Controlling and Evaluation). Di Indonesia (Depkes –RI) disebut juga sebagai siklus “ P1 – P2-P3 “ , yaitu P1 = Perencanaan , P2 = Pengorganisasian dan Penggerakan, P3 = Pengawasan,Pengendalian dan Penilaian.

Perencanaan Program Imunisasi selama ini dirasakan lebih didominasi oleh proses “ Top Down “.

Berbagai keluhan dikemukakan tentang hal ini. Pertama sering terjadi target-target yang ditentukan dari pusat, yang biasanya didasarkan pada proyeksi nasional, tidak sesuai dengan situasi riil di daerah (Kab/Kodya). Untuk menghindari hal tersebut perencanaan kebutuhan vaksin dan alat suntik dalam program imunisasi dimulai dari tingkat Puskesmas dengan dasar besaran jumlah sasaran tiap jenis pelayanan imunisasi, perkiraan target cakupan yang akan dicapai serta indek pemakaian vaksin (IP)

(57)

PERENCANAAN

PERENCANAAN

KEBUTUHAN VAKSIN

KEBUTUHAN VAKSIN

KEBUTUHAN ALAT

KEBUTUHAN ALAT

SUNTIK

SUNTIK

KEBUTUHAN SAFETY BOX

(58)

LANGKAH-LANGKAH

LANGKAH-LANGKAH

MENGHITUNG

MENGHITUNG

KEBUTUHAN

KEBUTUHAN

VAKSIN

VAKSIN

MENGHITUNG

MENGHITUNG

JUMLAH SASARAN

JUMLAH SASARAN

MENENTUKAN

MENENTUKAN

TARGET

TARGET

CAKUPAN

CAKUPAN

MENGHITUNG

MENGHITUNG

JUMLAH VAKSIN

JUMLAH VAKSIN

1

2

3

(59)

1. MENGHITUNG JUMLAH

1. MENGHITUNG JUMLAH

SASARAN

SASARAN

Juml. Sasaran

Bayi = CBR x Juml. Penduduk

Bayi

Misalnya : CBR (Angka kelahiran) = 2,55 %

Jumlah sasaran Bayi

= 2,55 % x Jumlah Penduduk

Jumlah sasaran Ibu Hamil

= 1,1 x Jumlah Bayi

Jumlah sasaran WUS = 21,9 % x Jumlah Penduduk

( Wanita Usia Subur = Usia 15 – 39 Tahun )

Jumlah sasaran anak Sekolah Tingkat dasar Kelas 1 , 2 & Kelas 3

(60)

2. MENENTUKAN TARGET CAKUPAN

2. MENENTUKAN TARGET CAKUPAN

SETELAH MENGHITUNG JUMLAH SASARAN , PERLU MENENTUKAN TARGET

MINIMUM CAKUPAN YANG AKAN DICAPAI PADA TAHUN YANG

DIRENCANAKAN UNTUK MENGETAHUI KEBUTUHAN VAKSIN YANG

SEBENARNYA .

TARGET Propinsi DKI ;

BCG

: 100 %

DPT.1

: 100 %

DPT.2

: 95 %

DPT.3

: 90 %

POLIO.1 : 100 %

POLIO.2 : 97 %

POLIO.3 : 94 %

POLIO.4 : 90 %

CAMPAK : 90 %

HEP B.1 : 100 %

HEP B.2 : 95 %

HEP B.3 : 90 %

TT.1 IH : 90 %

TT.2 IH : 80 %

(61)

Menghitung Indek Pemakaian Vaksin ( IP )

I P

Tahun lalu

Jumlah dosis (Cakupan) Tahun lalu

Jumlah Vaksin dipakai Tahun lalu

DOSIS EFEKTIF VAKSIN

JENIS VAKSIN

DOSIS/KEMASAN

DOSIS EFEKTIF

BCG

20 /

Amp8

20 /

Amp

DPT

10 /

Vial

8 /

Vial

POLIO

10 /

Vial

8 /

Vial

CAMPAK

10 /

Vial

8 /

Vial

Hepatitis B

1 /

Kemasan

1 /

Kemasan

DT

10 /

Vial

8 /

Vial

(62)

3. MENGHITUNG KEBUTUHAN VAKSIN

Kebutuhan

Vaksin BCG

Target BCG

X

Sasaran

=

...

Amp

IP BCG

Kebutuhan

Vaksin DPT

Target(D1+D2+D3) X

Sasaran

=

...

Vial

IP DPT

Kebutuhan

Vaksin Polio

Target(P1+P2+P3+P4) X

Sasaran

=

...

Vial

IP Polio

(63)

Kebutuhan

Vaksin Hep.B

Target(HB1+HB2+HB3) X

Sasaran

=

...

bh

IP Hep.B

Kebutuhan

Vaksin Hep.B

Target(HB1+HB2+HB3) X

Sasaran

=

...

bh

IP Hep.B

Kebutuhan

Vaksin Campak

Target Campak

X ∑

Sasaran =

...

Vial

IP Campak

Kebutuhan

Vaksin DT

Target DT

X ∑

Murid SD

Kls.1

=

...

Vial

IP DT

(64)

Kebutuhan Vaksin

TT

TT

Kebutuhan vaksin TT  TT Bumil , TT WUS & TT anak

Sekolah (Murid SD Kelas 2 & 3)

Target(T1+T2) Bumil

X

Sasaran

Bumil

=

...

Vial

IP TT

Target(TT WUS) X

Sasaran

WUS

=

...

Vial

IP TT

∑ Sasaran murid SD Kls.2 &

3

=

...

Vial

IP TT

1

2

3

(65)

Contoh Menghitung kebutuhan vaksin

dengan sasaran Bayi = 1.000

dengan sasaran Bayi = 1.000

bayi

bayi

Keb.Vaksin DPT

=

Target (D.1+ D.2+ D.3) x ∑

sasaran

IP DPT

(100%+95%+90%) X ∑ sasaran

IP DPT ( 8 )

2,85 x 1.000

8

2.850

8

357 Vial

(66)

Menghitung kebutuhan vaksin

POLIO

POLIO

Kebutuhan

Vaksin Polio

Target (P1+P2+P3+P4) X ∑ sasaran =

IP

Kebutuhan

Vaksin Polio

(100%+ 97%+ 94%+90%) X 1.000 bayi =

IP (8)

Kebutuhan

Vaksin Polio

381% X 1.000 bayi

=

477 vial

IP (8)

(67)

NO JENIS VAKSIN JUMLAH I P JUMLAH VAKSIN SASARAN TARGET JUMLAH

DOSIS Vaksin DIBUTUHKAN

1 2 3 4 5 = ( 3 X 4) 6 7 = ( 5 : 6 ) 1 B C G 1.275 100% 1.275 7 182 2 D P T     3.634   454   D P T. 1 1.275 100% 1.275 8 159   D P T. 2 1.275 95% 1.211 8 151   D P T. 3 1.275 90% 1.148 8 143 3 POLIO.1     4.858   607   POLIO.1 1.275 100% 1.275 8 159   POLIO.2 1.275 97% 1.237 8 155   POLIO.3 1.275 94% 1.199 8 150   POLIO.4 1.275 90% 1.148 8 143

RENCANA KEBUTUHAN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI

DI KECAMATAN BABAKAN TAHUN 2006

JUMLAH PENDUDUK : 50.000 orang

(68)

NO JENIS VAKSIN JUMLAH I P JUMLAH VAKSIN SASARAN TARGET JUMLAH

DOSIS Vaksin DIBUTUHKAN

1 2 3 4 5 = ( 3 X 4) 6 7 = ( 5 : 6 ) 4 CAMPAK     2.010   251   Campak (Bayi) 1.275 90% 1.148 8 143   Campak (BIAS Kls.1) 862 100% 862 8 108 5 Hep. B (Uniject)     3.251   3.251   Hep.B-1 1.275 90% 1.148 1 1.148   Hep.B-2 1.275 85% 1.084 1 1.084   Hep.B-3 1.275 80% 1.020 1 1.020 6 T T     3.995   499   TT.1 (Bumil) 1.403 90% 1.263 8 158   TT.2 (Bumil) 1.403 80% 1.122 8 140   TT (BIAS Kls.2) 818 100% 818 8 102   TT (BIAS Kls.3) 792 100% 792 8 99 7 DT (BIAS Kls.1) 862 100% 862 8 108

(69)

MENGHITUNG KEBUTUHAN

ALAT SUNTIK

ALAT SUNTIK

Alat suntik yang digunakan adalah alat suntik sekali pakai

( Auto Distruck ) meliputi ;

•Ukuran 0,1 ml

= untuk imunisasi BCG

•Ukuran 0,5 ml = untuk Imunisasi DPT,Campak & TT

•Ukuran 5 ml

= untuk melarutkan (oplos) Vaksin

Campak & BCG

Khusus alat suntik untuk oplosan , kebutuhannya dihitung

sebanyak

jumlah vaksin yang menggunakan pelarut ( Campak & BCG )

Karena Fasilitas Kes Swasta alat suntik menyediakan sendiri ,

maka hasil perhitungan kebutuhan alat suntik dikurangi dg

perkiraan jumlah alat suntik yg digunakan Fasilitas Kes

swasta yg melapor .

(70)

KEBUTUHAN ALAT SUNTIK

KEBUTUHAN ALAT SUNTIK

Kebutuhan Alat Suntik sesuai Jumlah dosis yang telah dihitung

pada Kebutuhan Vaksin dan disesuaikan jenis alat suntik

peruntukannya.

Menghitung kebutuhan Alat Suntik 0,5 ml

∑ Dosis DPT + ∑ Dosis Campak + ∑ Dosis TT + ∑ Dosis

DT

Menghitung kebutuhan Alat Suntik 0,1 ml = Jumlah Dosis BCG

Menghitung kebutuhan Alat Suntik 5 ml = Jumlah vial vaksin Campak

+

( Untuk Oplos Vaksin Campak & Vaksin BCG)

( Untuk Oplos Vaksin Campak & Vaksin BCG)

Jumlah ampul vaksin BCG

KEBUTUHAN SAFETY BOX

KEBUTUHAN SAFETY BOX

Menghitung Kebutuhan Safety Box  Jumlah seluruh alat suntik

yang akan digunakan termasuk untuk oplos dibagi volume Safety

Box ( 100 bh )

(71)

UKURAN VOLUME VAKSIN PROGRAM IMUNISASI

No JENIS VAKSIN Jumah

ml / vial Isi 1 dus Ukuran Dus (liter) Volume Vial+Pack (liter) 1 B C G 4 ml 10 amp 8,7 x 3,6 x 11,1 cm = 0,348 0,035 2 D P T 5 ml 10 vial 4,4 x 4,4 x 11,0 cm = 0,213 0,021 3 POLIO 1 ml 10 vial 4,0 x 2,0 x 9,0 cm = 0,072 0,008 4 CAMPAK 5 ml 10 vial 5,0 x 5,0 x 12,3 cm = 0,308 0,031 5 T T 5 ml 10 vial 4,4 x 4,4 x 11,0 cm = 0,213 0,021 6 D T 5 ml 10 vial 4,4 x 4,4 x 11,0 cm = 0,213 0,021

7 Hep.B (Vial) 5 ml 10 vial 4,5 x 4,5 x 11,0 cm =

0,223 0,022

8 Hep.B (Uniject) 0,5 ml 100 bh 17,0 x 15,5 x 12 cm =

3,162 0,317

Pelarut BCG 4 ml 10 amp 11,0 x 8,5 x 3,5 cm =

0,327 0,033

Pelarut Campak 5 ml 10 amp 8,6 x 8,6 x 3,5 cm =

Referensi

Dokumen terkait

Status pemberian Vaksin Hib pada balita di Puskesmas Gela Kecamatan Taliabu Utara menunjukkan sebagian besar balita belum mendapatkan imunisasi Hib dan untuk pemberian

Status pemberian Vaksin Hib pada balita di Puskesmas Gela Kecamatan Taliabu Utara menunjukkan sebagian besar balita belum mendapatkan imunisasi Hib dan untuk pemberian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak serta pengelolaan vaksin di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan

Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bahwa Rata-rata tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi vaksin meales rubella pada balita di Puskesmas Karang

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna kualitas vaksin dan status imun penjamu dengan keberhasilan pemberian imunisasi di Puskesmas Pembina

Dalam kasus ini, dua orang yang berakad adalah pihak puskesmas dengan para pasien yang imunisasi, objek yang diakadkan adalah jenis vaksin polio oral yang

Pada dasarnya perhitungan kebutuhan untuk pelayanan IVA harus berasal dari unit puskesmas (battom up) dengan dasar besaran jumlah sasaran tiap jenis pelayanan IVA untuk

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna kualitas vaksin dan status imun penjamu dengan keberhasilan pemberian imunisasi di