• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Palembang Express merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Palembang Express merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profile Responden 4.1.1 Sejarah Perusahaan

CV. Palembang Express merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan / ekspedisi, yaitu mengirimkan barang dalam skala besar. CV.Palembang Express di dirikan oleh Bpk. Djunaidi pada tahun 1982 di Kota Lampung dan diberikan nama CV. Palembang Express berdasarkan tempat kota asal pemiliknya dan jenis pelayanan yang diberikannya yakni ekspedisi yang mengutamakan kecepatan atau express.

Pada awal berdirinya CV.Palembang Express, fokus perusahaan adalah segmen jasa angkutan lintas daerah yang hanya mencakup daerah Bandar Lampung dan sekitarnya, namun seiring dengan perkembangan dan permintaan dari konsumen, maka pada tahun 2001, CV. Palembang Express resmi memutuskan untuk memperluas jasa yang ditawarkannya sampai dengan ke wilayah Jawa, sehingga dibuatlah cabang baru di kota Jakarta, pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan karena kota Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia, terletak di pulau Jawa yang jumlah penduduknya padat dan merupakan jalur yang paling sering di lewati dan kota Jakarta merupakan pusat kegiatan bisnis di pulau Jawa, sehingga diharapkan efektifitas dan efisiensi dari waktu dan biaya dapat tercipta guna memaksimalkan profit dan memperluas pangsa pasar yang ada. Jakarta memiliki tingkat permintaan yang tinggi akan jasa ekspedisi karena terletak diantara pulau Jawa dan Sumatera, Bandar Lampung merupakan kota yang menjadi transisi dari produk-produk yang masuk dari Jakarta yang akan di distribusikan ke seluruh pulau Sumatera.

Pada tahun 2004 CV. Palembang Express kembali membuka cabang baru di propinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Palembang ini merupakan tempat kelahiran Bpk Djunaidi yang mendirikan CV. Palembang Express. Cabang-cabang di daerah Palembang dan Jakarta sekarang ini dikelola oleh anak dari Bpk. Djunaidi.

(2)

Ancaman Pendatang Baru • CV. Andhika • CV. Bintaro Karya Kekuatan Tawar Menawar Pembeli • Pengusaha • Pejabat Kekuatan Tawar Menawar Pemasok • Supplier ban

• Supplier Spare part

Ancaman Produk Substitusi

• Rental Truk Kekuatan Persaingan Yang Sudah Ada • CV. Utama Jaya • CV. Sinar laut

4.1.2 Lokasi Kantor dan Informasi Perusahaan

CV.Palembang Express memiliki kantor pusat dan kantor cabang yang terletak di beberapa kota, sebagai berikut :

Kantor Pusat :

Jalan Ikan Manyung No.1, Bandar Lampung. Telp : 0721 - 489195

Kantor Cabang :

Jalan Taman Duta Mas, Blok E I/5 , Jakarta. Telp : 021 - 5675705

Kantor Cabang :

Jalan Kolonel Atmo No.418, Palembang. Telp : 0711 - 354688

4.1.3 Analisis Kondisi Bisnis Perusahaan

Sumber : CV. Palembang Express

(3)

Berikut adalah analisis five force, data dan informasi di dapat dari hasil wawancara dengan kepala cabang CV. Plembang Express Cabang Jakarta.

1) Persaingan yang sudah ada

Kekuatan persaingan yang sudah ada adalah ancaman yang disebabkan oleh persaingan yang biasanya dilakoni perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, biasanya ancaman ini berasal dari perusahaan yang sudah berdiri lebih lama atau perusahaan yang memiliki diferensiasi terhadap jasa yang ditawarkan.

Ancaman - ancaman yang dianggap cukup berbahaya bagi CV. Palembang Express adalah perusahaan ekspedisi sejenis antara lain adalah sebagai berikut CV. Utama Jaya, CV. Sinar Laut

2) Ancaman pendatang baru

Ancaman ini biasanya dikarenakan para pendatang baru di dunia bisnis ekspedisi cukup banyak dan juga biasanya mereka relatif memberikan harga lebih murah dibandingkan pemain lama di dunia bisnis ekspedisi, oleh karena itu CV. Palembang Express memberikan perlindungan terhadap bisnisnya dengan cara memberikan pelayanan lebih baik, dan juga sistem pemasaran yang lebih baik.

Pendatang-pendatang baru di dunia bisnis ekspedisi antara lain seperti CV. Andikha, CV. Bintaro Karya, dll

3) Ancaman produk substitusi

Ancaman produk substitusi adalah ancaman yang mengakibatkan pengguna jasa berpindah ke produk yang tidak sejenis tetapi mempunyai fungsi sama dengan produk yang ditawarkan.

Produk yang bisa dikatakan sebagai barang substitusi yang ditawarkan oleh CV. Palembang Express adalah rental penyewaan truk, penyewa dapat mengantarkan barangnya sendiri dengan cara menyewa truk dari perusahaan rental tersebut.

(4)

4) Kekuatan tawar menawar pelanggan

Ancaman ini biasanya disebabkan karena jumlah perusahaan yang beroperasi di bidang yang sama semakin banyak dan juga produk yang ditawarkan sulit untuk diberikan diferensiasi, sehingga produk dimata pelanggan menjadi sangat standard atau sangat biasa.

Kekuatan tawar menawar pembeli ini mempunyai dampak yang cukup besar bagi CV. Palembang Express, para customer meminta fasilitas - fasilitas tambahan dan ingin jaminan dari pihak CV. Palembang Express bahwa barang mereka selamat sampai di tempat tujuan

5) Kekuatan tawar menawar pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok merupakan ancaman yang relatif kecil bagi CV. Palembang Express, sebab mereka menjalankan strategi backward integration, mereka telah mempunyai supplier tersendiri yang telah melakukan kemitraan yang cukup lama, dalam hal pemasokan spare part truk dan juga ban mobil truk.

Dengan memperdalam analisis ini akan lebih memberikan input yang berguna untuk melakukan Analisis SWOT sehingga dapat memperoleh strategi yang bermanfaat bagi perusahaan.

4.1.4 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan karena struktur organisasi merupakan alat manajemen yang dibutuhkan oleh perusahaan agar segala pendelegasian wewenang dan tanggung jawab bagi setiap orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dapat dipertanggung jawabkan.

Fungsi dari struktur organisasi ini adalah untuk menjelaskan spesifikasi dan spesialisasi kerja serta mewujudkan tugas setiap unit kerja. Dengan demikian struktur

(5)

organisasi ini mengandung unsur-unsur pembagian wewenang, tanggung jawab, pelaporan tugas, arus informasi dan pengawasan di dalam suatu organisasi.

Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap pribadi mendapatkan ruang lingkup pekerjaan dan wewenang yang jelas sehingga terjalinlah suatu kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan maupun dengan rekan sekerja dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi CV.Palembang Express:

Sumber : CV. Palembang Express, Tahun 2005

Gambar 4.2 Struktur Organisasi CV.Palembang Express

Pada Struktur organisasi CV.Palembang Express ini masih ada beberapa jabatan yang di rangkap oleh jabatan lainnya, seperti jabatan kepala cabang yang merangkap sebagai seorang manager dan menangani seluruh wewenang dan tanggung jawab seorang manager pada umumnya yakni : memanage pemasaran, operasional, dan sumber daya manusia demi mencapai tujuan CV.Palembang Express.

Adanya rangkap jabatan ini dikarenakan CV.Palembang Express masih sebatas perusahaan jasa ekspedisi yang berskala menengah dan masih terus berkembang sampai

(6)

saat ini, sehingga penggunaan manager untuk tiap bagian perusahaan masih belum begitu diperlukan dan merupakan efisiensi biaya bagi CV.Palembang Express.

4.1.5 Tugas dan Wewenang

1. Pemilik

™ Memimpin perusahaan secara keseluruhan dan merumuskan tujuan, kebijakan

dan prosedur yang mendukung operasional perusahaan secara keseluruhan yang menjamin kelancaran jalannya perusahaan.

™ Melakukan pengarahan dan koordinasi kepada seluruh fungsi terkait mengenai

kebijakan dan prosedur untuk mencapai visi perusahaan serta mengawasi jalannya kegiatan perusahaan.

™ Bertindak sebagai pengambil keputusan puncak dan keputusan yang bersifat

strategis dalam permasalahan yang dihadapi perusahaan.

™ Menerima laporan keuangan tiap bulan dari masing -masing cabang perusahaan.

2. Kepala Cabang

™ Mengawasi kegiatan operasional dan proses penjualan yang berjalan.

™ Membuat laporan penjualan dan melaporkan hasil laporan tersebut kepada

pemilik setiap bulannya.

™ Melakukan koordinasi dan pengarahan terhadap seluruh karyawan dibawah

pengawasan cabang yang dipegangnya.

™ Menilai dan mengawasi kinerja karyawan terkait dengan pelaksanaan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

™ Merekrut karyawan.

3. Supervisor Truk

™ Mengawasi kinerja supir

™ Mengeluarkan surat pengambilan barang untuk supir

(7)

™ Mengecek ketersediaan truk jika terjadi pemesanan

4. Staff Penjualan

™ Melayani pelanggan saat datang ke CV.Palembang Express.

™ Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pelanggan.

™ Membantu para pelanggan dalam menspesifikasikan jasa yang mereka inginkan

sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

™ Mengecek ketersediaan truk yang dapat direservasi oleh pelanggan.

™ Mengatur keuangan dalam perusahaan.

5. Supir

™ Menjemput dan mengirimkan barang customer sampai di tujuan dengan selamat

™ Bertingkah laku sopan dengan para customer

™ Memberikan tanda terima pengiriman barang kepada supervisor truk

™ Melakukan cross-check atas jumlah barang yang ingin dikirimkan oleh customer sehingga tidak terjadi kehilangan barang atas customer

™ Meminta tanda tangan kepada customer atas penjemputan dan pengiriman

barang

4.1.6 Proses Bisnis

Di bawah ini merupakan proses bisnis/tata cara bisnis yang sedang berjalan di CV. Palembang Express :

Penjelasan proses bisnis :

1. Customer melakukan pemesanan kepada staff penjualan dengan menentukan

kriteria truk yang mereka inginkan, misal : customer membutuhkan truk dengan kapasitas Large, dan dibutuhkan dalam waktu 2 hari.

2. Staff penjualan yang juga bertindak sebagai customer service segera menghubungi supervisor truk melalui VIA telepon untuk mengecek ketersediaan truk sesuai dengan kriteria yang diajukan oleh si customer.

(8)

3. Supervisor truk segera mengecek ketersediaan truk berdasarkan kriteria yang diinginkan oleh customer, dan segera merespon staff penjualan

4. Staff penjualan memberikan feedback kepada customer, dan melakukan negosiasi terhadap pesanan yang dilakukan oleh customer, negosiasi yang dilakukan biasanya mengenai harga penjemputan dan pengiriman barang. Jika negosiasi telah berhasil dilakukan maka customer melakukan pembayaran atas hasil negosiasi melalui transfer ke rekening BCA.

5. Jika transaksi sudah berhasil dilakukan maka staff penjualan memberikan perintah kepada supervisor truk untuk segera mempersiapkan segala sesuatu (seperti check bahan bakar truk, kesiapan supir, dll)

6. Jika segala sesuatu mengenai kesiapan truk telah selesai maka supervisor truk mengeluarkan surat jalan yang akan diserahkan kepada supir guna mengambil barang yang akan dikirim oleh customer.

7. Truk diberangkatkan dari CV. Palembang Express menuju ke tempat customer

dimana merupakan tempat barang yang akan diambil dengan menyerahkan surat jalan yang dikeluarkan oleh supervisor truk CV. Palembang Express.

8. Supir menerima surat kuantitas barang yang diserahkan oleh customer merupakan jumlah barang yang akan dikirimkan. Supir meminta tanda tangan atas surat kuantitas barang kepada customer untuk menghindari kehilangan atas barang yang akan dikirimkan

9. Supir mengantarkan barang yang telah diambil dari customer dengan hati - hati dan cepat.

10.Supir meminta surat tanda terima barang, yang membuktikan bahwa barang telah dikirimkan ke tempat tujuan customer. Tanda bukti yang diminta harus ditandatangani oleh pihak tempat tujuan customer.

(9)

11.Supir kembali ke CV. Palembang Express kemudian menyerahkan surat tanda terima barang yang diberikan oleh customer, kemudian supir mengecek kondisi mobil untuk mengantisipasi jika terjadi keberangkatan lagi mobil truk yang akan digunakan sudah siap untuk berangkat.

12.Supervisor Truk menyusun laporan atas pengiriman yang kelak akan digunakan

oleh Staff penjualan sebagai bukti pada laporan keuangan yang nantinya akan diserahkan kepada kepala cabang.

(10)
(11)

4.1.7 Profil Karyawan

Di bawah ini mengenai responden dari kuesioner penelitian yang terhubung dengan informasi yaitu jenis kelamin, usia dan lama bekerja.

4.1.7.1 Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Profil Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin

Pria Wanita

Gambar 4.4 Profil Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 40 responden yang telah mengisi kueisioner, terdapat 40 orang atau sebesar 100% adalah Pria dan tiadak ada satu pun responden wanita atau 0%. Keseluruhan responden adalah Pria.

4.1.7.2 Berdasarkan Usia

(12)

Gambar 4.5 Profil Karyawan Berdasarkan Usia

Dari 40 responden yang mengisi kuesioner, usia yang di bawah 20 tahun yaitu sebnyak 1 orang atau 2.5%. Responden yang berusia 20 – 29 tahun sebanyak 21 orang atau 52.5%. Responden yang berusia 30 – 39 tahun sebanyak 15 orang atau 37.5%. Dan responden berusia diatas 40 tahun sebnyak 3 orang atau 7.5%.

4.1.7.3 Berdasarkan Lama Kerja

Tabel 4.3 Profil Karyawan Berdasarkan Lama Kerja

Gambar 4.6 Profil Karyawan Berdasarkan Lama Kerja

Dari 40 responden yang mengisi kuesioner karyawan yang bekerja kurang dari 2 tahun sebnyak 3 orang atau 7.5%. Karyawan yang bekerja 2 – 3 tahun sebanyak 20 orang

(13)

atau 50%. Karyawan yang bekerja 4 – 5 tahun sebanyak 10 orang atau 25%. Karyawan yang bekerja 6 – 7 tahun sebanyak 6 orang atau 15%. Dan karyawan yang bekerja lebih dari 7 tahun sebanyak 1 orang atau 2.5%.

4.2 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal). Uji normalitas untuk tiap variabel dilakukan dengan menggunakan bantuan alat uji LILLIEFORS atau KORMOGOROV SMIRNOV.

Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut : • Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 maka data berdistribusi normal. • Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.

Angka signifikansi dapat diperoleh melalui perhitungan test of normality atau plot melalui alat bantu SPSS. Angka 0.05 merupakan tingkat kesalahan.

4.2.1 Uji Normalitas Data Kepuasan Kerja Karyawan

Untuk mengetahui apakah distribusi data kepuasan kerja karyawan normal atau tidak normal, maka dilakukan uji normalitas dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan program SPSS. Hasilnya diperlihatkan pada gambar berikut:

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

(14)

Jika di lihat pada gambar 4.7 di atas, terlihat sebaran data variabel kepuasan kerja berkumpul di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Maka data tersebut berdistribusi normal.

Tabel 4.4 Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Jika di lihat dari tabel 4.4 di atas, variabel kepuasan kerja memiliki sig = 0.067 > 0.05, maka data kepuasan kerja karyawan berdistribusi normal.

4.2.2 Uji Normalitas Data Gaya Kepemimpinan

Untuk mengetahui apakah distribusi data gaya kepemimpinan normal atau tidak normal, maka dilakukan uji normalitas dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan program SPSS. Hasilnya diperlihatkan pada gambar berikut:

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

GAMBAR 4.8 Grafik Normal Q-Q Plot Gaya Kepemimpinan

Jika di lihat pada gambar 4.8 di atas, terlihat sebaran data variabel gaya kepemimpinan berkumpul di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Maka data tersebut berdistribusi normal.

(15)

Tabel 4.5 Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Gaya Kepemimpinan

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Jika di lihat dari tabel 4.5 di atas, variabel kepuasan kerja memiliki sig = 0.200 > 0.05, maka data kepuasan kerja berdistribusi normal.

4.2.3 Uji Normalitas Data Kinerja Karyawan

Untuk mengetahui apakah distribusi data kinerja karyawan normal atau tidak normal, maka dilakukan uji normalitas dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan program SPSS. Hasilnya diperlihatkan pada gambar berikut :

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

GAMBAR 4.9 Grafik Normal Q-Q Plot Kinerja Karyawan

Jika di lihat pada gambar 4.9 di atas, terlihat sebaran data variabel kinerja karyawan berkumpul di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Maka data tersebut berdistribusi normal.

(16)

Tabel 4.6 Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Kinerja Karyawan

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2009

Jika di lihat dari tabel 4.6 di atas, variabel kepuasan kerja memiliki sig = 0.147 > 0.05, maka data kepuasan kerja berdistribusi normal.

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas untuk tiap instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dengan mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan (sebagai variabel X) dengan skor total (variabel Y). Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut :

• Jika r hitung > r table , maka butir atau pertanyaan tersebut valid. • Jika r hitung < r table , maka butir atau pertanyaan tersebut tidak valid.

Nilai r hasil didapat dari hasil perhitungan korelasi Pearson product moment antara skor tiap butir pertanyaan dengan skor total dan nilai r table = 0.26

Kepuasan Kerja Karyawan yang dinilai oleh karyawan CV. Palembang Express, dapat diuji Validitas nya yang dijelaskan pada tabel - tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Uji Validitas Kepuasan Kerja Karyawan

Sub Variabel Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan

Faktor Psikologi

P1 0.416 Valid P2 0.326 Valid P3 0.359 Valid

(17)

Faktor Fisik

P4 0.329 Valid P5 0.536 Valid P6 0.413 Valid

Faktor Sosial P7 0.485 Valid

P8 0.457 Valid

Faktor Financial P9 0.531 Valid

P10 0.483 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Berdasarkan hasil uji diatas maka dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan pada variabel kepuasan kerja karyawan dinyatakan valid . Karena nilai rhitung masing - masing > rtabel yaitu 0.26.

Gaya Kepemimpinan yang dinilai oleh karyawan CV. Palembang Express, dapat diuji validitasnya yang dijelaskan pada tabel - tabel di bawah ini.

Tabel 4.8 Uji Validitas Gaya Kepemimpinan

Sub Variabel Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan

Tipe Otoriter

P1 0.489 Valid

P2 0.589 Valid

P3 0.648 Valid

Tipe Laissez Faire

P4 0.257 Tidak Valid P5 0.759 Valid P6 0.490 Valid Tipe Demokratis P7 0.437 Valid P8 0.311 Valid P9 0.273 Valid

(18)

Berdasarkan hasil uji di atas maka dapat di simpulkan bahwa pada butir P4 tidak valid, karena nilai rhitung < rtabel yaitu 0.26. Dan untuk butir P1, P2, P3, P5, P6, P7, P8 dan P9 valid karena nilai rhitung > rtabel yaitu 0.26. Karena adanya data yang tidak valid, maka pertanyaan yang tidak vaild dibuang sehingga pertanyaan yang ada dalam kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya. Lalu pertanyaan yang valid di uji kembali validitasnya. Hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.9 Uji Validitas Gaya Kepemimpinan II

Sub Variabel Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan

Tipe Otoriter

P1 0.455 Valid P2 0.576 Valid P3 0.666 Valid

Tipe Laissez faire P5 0.783 Valid

P6 0.518 Valid

Tipe Demokratis

P7 0.481 Valid P8 0.298 Valid P9 0.303 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Kinerja Karyawan yang dinilai oleh karyawan CV. Palembang Express, dapat diuji Validitasnya yang dijelaskan pada tabel - tabel di bawah ini.

Tabel 4.10 Uji Validitas Kinerja Karyawan

Sub Variabel Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan

Kemampuan

P1 0.163 Tidak Valid

P2 0.587 Valid P3 0.409 Valid

(19)

P5 0.332 Valid

Ketepatan Waktu P6 0.479 Valid

P7 0.548 Valid

Kualitas Hasil Kerja P8 0.365 Valid

P9 0.621 Valid

Komunikasi P10 0.363 Valid

P11 0.477 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Berdasarkan hasil uji di atas maka dapat di simpulkan bahwa pada butir P1 tidak valid, karena nilai rhitung < rtabel yaitu 0.26. Dan untuk butir P2 sampai P11 valid karena nilai rhitung > rtabel yaitu 0.26. Karena adanya data yang tidak valid, maka pertanyaan yang tidak vaild dibuang sehingga pertanyaan yang ada dalam kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya. Lalu pertanyaan yang valid di uji kembali validitasnya. Hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.11 Uji Validitas Kinerja Karyawan II

Sub Variabel Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan

Kemampuan P2 0.586 Valid P3 0.410 Valid Inisiatif P4 0.451 Valid P5 0.323 Valid Ketepatan Waktu P6 0.515 Valid P7 0.566 Valid

Kualitas Hasil Kerja

P8 0.326 Valid P9 0.615 Valid

(20)

Komunikasi

P10 0.388 Valid P11 0.507 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

4.3.2 Uji Reliabilitas Data

Setelah alat pengukuran telah di nyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari data. Dalam melakukan pengujian reliabilitas sampel yang digunakan juga sebanyak 40 responden.

Dasar pengambilan keputusan pada uji Reliabilitas ini yaitu :

¾ Bila Cronbach Alpha > 0.6 maka kusioner yang di uji reliabel.

¾ Bila Cronbach Alpha < 0.6 maka kusioner yang di uji tidak reliabel.

Kepuasan kerja karyawan pada CV Palembang Express cabang Jakarta yang ditunjukkan pada lampiran 12 diringkas melalui tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Kepusan Kerja Karyawan Cronbach Alpha Keterangan

0.767 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Gaya kepemimpinan pada CV Palembang Express cabang Jakarta yang ditunjukkan pada lampiran 13 diringkas melalui tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Gaya Kepemimpinan Cronbach Alpha Keterangan

0.795 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Kinerja karyawan pada CV Palembang Express cabang Jakarta yang ditunjukkan pada lampiran 14 diringkas melalui tabel 4.14 berikut ini :

(21)

Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan Cronbach Alpha Keterangan

0.791 Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Secara keseluruhan berdasarkan hasil uji di atas dapat di simpulkan bahwa pertanyaan yang terdapat pada kuesioner adalah reliable, karena Cronbach Alpha > 0.6. Hal ini menunjukkan alat ukur yang digunakan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkal - kali akan memberikan hasil yang serupa, stabil, atau konsistensi dalam megukur apa yang ingin di ukur dapat dipercaya kebenaranya sehingga dapat di gunakan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya.

4.4 Transformasi Data Ordinal Ke Data Interval

Dari hasil kuesioner variabel kepuasan kerja karyawan ( X1 ), gaya kepemimpinan ( X2 ) dan kinerja karyawan ( Y ) sebelum di analisa lebih lanjut, data tersebut harus mempunyai skala interval. Untuk variabel X1, X2 dan Y, data yang di peroleh dari kuesioner berupa data dalam skala ordinal dan akan diubah menjadi data interval dengan menggunakan cara manual.

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008, p.30), mentrasformasikan data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak - tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana denagn menggunakan MSI ( Method of Successive Interval ). Langkah - langkah transformasi data ordinal ke data interval sebagai berikut :

1. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan; 2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5 yang

(22)

3. Setiap frekuensi di bagi dengan banyaknya responden dan hasilnya di sebut proporsi;

4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor;

5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang di peroleh;

6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh ( dengan

menggunakan tabel tinggi densitas );

7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :

NS = ( Density at lower limit ) – ( Density at upper limit ) ( Area below upper limit ) – ( Area below lower limit ) 8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [ 1+|Nsmin | ]

Tabel 4.15 Proses Transformasi Data Ordinal ke Data Interval untuk Variabel X1 ITEM Alternatif Pertanyaan Total

1 2 3 4 5 1 0 8 4 22 6 40 2 0 3 9 14 14 40 3 0 1 4 18 17 40 4 0 4 5 15 16 40 5 0 9 7 15 9 40 6 1 4 11 12 12 40 7 1 1 6 21 11 40 8 0 7 5 16 12 40

(23)

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 9 6 4 4 23 3 40 10 6 5 5 10 14 40 Frekuensi 14 46 60 166 114 400 Menentukan Proporsi P1 = 14/400 = 0.035 P2 = 46/400 = 0.115 P3 = 60/400 = 0.15 P4 = 166/400 = 0.415 P5 = 114/400 = 0.285

Menentukan Proporsi Kumulatif

PK1 = 0 + 0.035 = 0.035 PK2 = 0.035 + 0.115 = 0.15 PK3 = 0.15 + 0.15 = 0.30 PK4 = 0.30 + 0.415 = 0.715 PK5 = 0.715 + 0.285 = 1.00 Menentukan Nilai Z

Nilai Z1 = 0.5 – 0.035 = 0.465 disesuaikan dengan tabel Z = -1.81 Nilai Z2 = 0.5 – 0.15 = 0.35 disesuaikan dengan tabel Z = -1.04 Nilai Z3 = 0.5 – 0.30 = 0.20 disesuaikan dengan tabel Z = -0.52 Nilai Z4 = 1 – 0.715 = 0.285 disesuaikan dengan tabel Z = 0.79

Nilai Z5 = 1 – 1 = 0 disesuaikan dengan tabel Z = ∞

Menentukan Densitas

D1 = Nilai 1.81 pada tabel ordinal bernilai = 0.0775 D2 = Nilai 1.04 pada tabel ordinal bernilai = 0.2323

(24)

D3 = Nilai 0.52 pada tabel ordinal bernilai = 0.3485 D4 = Nilai 0.79 pada tabel ordinal bernilai = 0.2920 D5 = Nilai ∞ pada tabel ordinal bernilai = 0

Menentukan Scale Value ( Skala Nilai )

SV1 = 0 – 0.0775 / 0.035 – 0 = -0.0775 / 0.035 = -2.21

SV2 = 0.0775 – 0.2323 / 0.15 – 0.035 = -0.1548 / 0.115 = -1.35 SV3 = 0.2323 – 0.3485 / 0.30 – 0.15 = -0.1162 / 0.15 = -0.77 SV4 = 0.3485 – 0.2920 / 0.715 – 0.30 = 0.0565 / 0.415 = 0.14 SV5 = 0.2920 – 0 / 1 – 0.715 = 0.2920 / 0.285 = 1.02

Menentukan Transformasi ( Skala Akhir )

Y = NS + (1+(NSmin ) ) Sa1 = (-2.21 + 3.21) = 1 Sa2 = (-1.35 + 3.21) = 1.86 Sa3 = (-0.77 + 3.21) = 2.44 Sa4 = ( 0.14 + 3.21) = 3.35 Sa5 = ( 1.02 + 3.21) = 4.23

Tabel 4.16 Proses Transformasi Data Ordinal ke Data Interval untuk Variabel X2

ITEM Alternatif Pertanyaan Total

1 2 3 4 5 1 4 10 18 6 2 40 2 0 10 12 11 7 40 3 0 7 10 19 4 40 5 0 1 10 20 9 40 6 0 4 16 14 6 40 7 0 1 13 17 9 40

(25)

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 8 0 2 9 15 14 40 9 0 0 2 20 18 40 Frekuensi 4 35 90 122 69 320 Menentukan Proporsi P1 = 4/320 = 0.01 P2 = 35/320 = 0.11 P3 = 90/320 = 0.28 P4 = 122/320 = 0.38 P5 = 69/320 = 0.22

Menentukan Proporsi Kumulatif

PK1 = 0 + 0.01 = 0.01 PK2 = 0.0 + 0.11 = 0.12 PK3 = 0.12 + 0.28 = 0.40 PK4 = 0.40 + 0.38 = 0.78 PK5 = 0.78 + 0.22 = 1 Menentukan Nilai Z

Nilai Z1 = 0.5 – 0.01 = 0.49 disesuaikan dengan tabel Z = -2.33

Nilai Z2 = 0.5 – 0.12 = 0.38 disesuaikan dengan tabel Z = -1.18

Nilai Z3 = 0.5 – 0.40 = 0.10 disesuaikan dengan tabel Z = -0.25

Nilai Z4 = 1 – 0.78 = 0.22 disesuaikan dengan tabel Z = 0.58

Nilai Z5 = 1 – 1 = 0 disesuaikan dengan tabel Z = ∞

Menentukan Densitas

D1 = Nilai 2.33 pada tabel ordinal bernilai = 0.0264 D2 = Nilai 1.18 pada tabel ordinal bernilai = 0.1989

(26)

D3 = Nilai 0.25 pada tabel ordinal bernilai = 0.3867 D4 = Nilai 0.58 pada tabel ordinal bernilai = 0.3372 D5 = Nilai ∞ pada tabel ordinal bernilai = 0

Menentukan Scale Value ( Skala Nilai )

SV1 = 0 – 0.0264 / 0.01 – 0 = -0.0264 / 0.01 = -2.64

SV2 = 0.0264 – 0.1989 / 0.12 – 0.01 = -0.1725 / 0.11 = -1.57 SV3 = 0.1989 – 0.3867 / 0.40 – 0.12 = -0.1878 / 0.28 = -0.67 SV4 = 0.3867 – 0.3372 / 0.78 – 0.40 = 0.0495 / 0.38 = 0.13 SV5 = 0.3372 – 0 / 1 – 0.78 = 0.3372 / 0.22 = 1.53

Menentukan Transformasi ( Skala Akhir )

Y = NS + (1+(NSmin ) ) Sa1 = (-2.64 + 3.64) = 1 Sa2 = (-1.57 + 3.64) = 2.07 Sa3 = (-0.67 + 3.64) = 2.97 Sa4 = ( 0.13 + 3.64) = 3.77 Sa5 = (1.53 + 3.64) = 5.17

Tabel 4.17 Proses Transformasi Data Ordinal ke Data Interval untuk Variabel Y ITEM Alternatif Pertanyaan Total

1 2 3 4 5 2 1 8 10 13 8 40 3 2 3 10 21 4 40 4 1 10 9 19 1 40 5 0 0 18 17 5 40 6 0 6 7 21 6 40

(27)

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 7 0 7 10 19 4 40 8 3 5 12 16 4 40 9 0 2 11 24 3 40 10 0 1 7 17 15 40 11 0 2 7 19 12 40 Frekuensi 7 44 101 186 62 400 Menentukan Proporsi P1 = 7/400 = 0.02 P2 = 44/400 = 0.11 P3 = 101/400 = 0.26 P4 = 186/400 = 0.46 P5 = 62/400 = 0.15

Menentukan Proporsi Kumulatif

PK1 = 0 + 0.02 = 0.02 PK2 = 0.02 + 0.11 = 0.13 PK3 = 0.13 + 0.26 = 0.39 PK4 = 0.39 + 0.46 = 0.85 PK5 = 0.85 + 0.15 = 1 Menentukan Nilai Z

Nilai Z1 = 0.5 – 0.02 = 0.48 disesuaikan dengan tabel Z = -2.06

Nilai Z2 = 0.5 – 0.13 = 0.37 disesuaikan dengan tabel Z = -1.13

Nilai Z3 = 0.5 – 0.39 = 0.11 disesuaikan dengan tabel Z = -0.28

Nilai Z4 = 1 – 0.85 = 0.15 disesuaikan dengan tabel Z = 0.39

(28)

Menentukan Densitas

D1 = Nilai 2.06 pada tabel ordinal bernilai = 0.0478 D2 = Nilai 1.13 pada tabel ordinal bernilai = 0.2107 D3 = Nilai 0.28 pada tabel ordinal bernilai = 0.3836 D4 = Nilai 0.39 pada tabel ordinal bernilai = 0.3697 D5 = Nilai ∞ pada tabel ordinal bernilai = 0

Menentukan Scale Value ( Skala Nilai )

SV1 = 0 – 0.0478 / 0.02 – 0 = -0.0478 / 0.02 = -2.39

SV2 = 0.0478 – 0.2107 / 0.13 – 0.02 = -0.1629 / 0.11 = -1.48 SV3 = 0.2107 – 0.3836 / 0.39 – 0.13 = -0.1729 / 0.26 = -0.66 SV4 = 0.3836 – 0.3697 / 0.85 – 0.39 = 0.0139 / 0.46 = 0.03 SV5 = 0.3697 – 0 / 1 – 0.85 = 0.3697 / 0.15 = 2.46

Menentukan Transformasi ( Skala Akhir )

Y = NS + (1+(NSmin ) ) Sa1 = (-2.39 + 3.39) = 1 Sa2 = (-1.48 + 3.39) = 1.91 Sa3 = (-0.66 + 3.39) = 2.73 Sa4 = ( 0.03 + 3.39) = 3.42 Sa5 = ( 2.46 + 3.39) = 5.85

(29)

Tabel 4.18 Nilai Baru setelah Transformasi Data Ordinal ke Interval

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Opsi dari jawaban ( Ordinal )

Nilai baru ( Interval ) Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

1 1 2 1.86 3 2.44 4 3.35 5 4.23

Variabel Gaya Kepemimpinan

1 1 2 2.07 3 2.97 4 3.77 5 5.17

Variabel Kinerja Karyawan

1 1 2 1.91 3 2.73 4 3.42 5 5.85

(30)

4.5 Uji Korelasi

Uji korelasi di lakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent ( X ) dengan variabel dependent ( Y ). Berikut adalah tabel uji korelasi antara variabel X1, X2 terhadap Y.

Tabel 4.19 Correlations

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

4.5.1 Analisis Hubungan Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS yang di tampilkan pada tabel 4.19, di peroleh angka korelasi antara variabel X1 ( kepusan kerja ) dan variabel Y ( kinerja karyawan ) sebesar 0.835 berarti hubungan antara variabel kepusan kerja dan kinerja karyawan sangat kuat dan searah ( karena hasilnya positif ).

Sumbangan X1 dengan Y adalah KP = r2 x 100% = 0.8352 x 100% = 69.72%.

Artinya sumbangan 69.72% variabel kenerja karyawan di jelaskan oleh kepuasan kerja karyawan dan sisanya 30.28% ditentukan oleh variabel lain, yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

Untuk mengetahui generalisasi dari hubungan variabel kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan, maka dilakukan uji signifikansi :

(31)

Hipotesis :

Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan

Ha = Ada hubungan yang signifikan antara variabel kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan

Dasar Pengambilan Keputusan :

• Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.01 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

• Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.01 > Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil uji signifikansi koefisien korelasi untuk dua sisi ( 2-tailed ) dari output pada tabel 4.19 menghasilkan angka sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan α = 0.01, maka nilai Sig lebih kecil dari α ( Sig < 0.01 ) yaitu 0.000 < 0.01 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara variabel kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan. Angka 0.01 digunakan karena hasil penelitian SPSS memberikan angka signifikan sebesar angka 0.01 yang ditandai dengan (**). Standar SPSS berada di antara 0.01 samapi 0.05.

4.5.2 Analisis Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS yang di tampilkan pada tabel 4.19, di peroleh angka korelasi antara variabel X2 ( kepusan kerja ) dan variabel Y ( kinerja karyawan ) sebesar 0.445 berarti hubungan antara variabel gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan cukup kuat dan searah ( karena hasilnya positif ).

Sumbangan X1 dengan Y adalah KP = r2 x 100% = 0.4452 x 100% = 19.80%.

Artinya sumbangan 19.80% variabel kinerja karyawan di jelaskan oleh gaya kepemimpinan dan sisanya 80.20% ditentukan oleh variabel lain, yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

(32)

Untuk mengetahui generalisasi dari hubungan variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, maka dilakukan uji signifikansi :

Hipotesis :

Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan

Ha = Ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan

Dasar Pengambilan Keputusan :

• Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.01 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

• Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.01 > Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil uji signifikansi koefisien korelasi untuk dua sisi ( 2-tailed ) dari output pada tabel 4.19 menghasilkan angka sebesar 0.004. Jika dibandingkan dengan α = 0.01, maka nilai Sig lebih kecil dari α ( Sig < 0.01 ) yaitu 0.004 < 0.01 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

4.5.3 Analisis Hubungan Antara Kepuasan Kerja Karyawan dan Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Karyawan

Untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja karyawan (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Hasil pengolahan diperlihatkan pada tabel 4.22.

Berdasarkan tabel 4.22, bahwa besarnya hubungan antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0.858 atau ( RYX1X2 = 0.858). Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Koefisien

(33)

korelasi bertanda (+), artinya hubungan antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan searah, sehingga jika kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan naik maka kinerja karyawan juga akan naik. Dapat diartikan bahwa, apabila kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan CV. Palembang Express telah berperan dengan baik, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan menjadi lebih baik lagi.

4.6 Analisis Jalur

Hasil analisis perhitungan regresi yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.20 Anova digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel - variabel bebas (independent) secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat (dependent). Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.20 ANOVA

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Tabel 4.21 Coefficients digunakan untuk mengetahui pengaruh secara individual

antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini :

(34)

Tabel 4.21 Coefficients

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Tabel 4.22 Model Summary dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.22 Model Summary

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Dalam menganalisa pengaruh kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan metode path analysis adalah sebagai berikut :

1. Menghitung koefisien jalur secara simultan ( bersama - sama )

Uji secara simultan ditunjukkan pada tabel 4.20 Anova. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

Hipotesis :

Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

(35)

Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

Dasar Pengambilan Keputusan :

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 > Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Pada pengujian simultan, uji statistik yang digunakan adalah uji Sig. Jika dilihat dari nilai probabilitas tabel 4.20 diperoleh Sig = 0.000, karena 0.05 > Sig maka keputusan adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

2. Pengujian secara individual

A. Kepuasan kerja karyawan berpengaruh atau berkontribusi secara signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Uji secara individual ditunjukkan pada tabel 4.21 Coefficients. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

Hipotesis :

Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan.

Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan.

Dasar Pengambilan Keputusan :

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 > Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

(36)

Secara individual, uji statistik yang digunakan adalah uji Sig. Jika dilihat dari nilai probabilitas tabel 4.21 diperoleh Sig = 0.000, karena 0.05 > Sig keputusan adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan.

B. Gaya kepemimpinan berpengaruh atau berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hipotesis :

Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

Dasar Pengambilan Keputusan :

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 > Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Secara individual, uji statistik yang digunakan adalah uji Sig. Jika dilihat dari nilai probabilitas tabel 4.21 diperoleh Sig = 0.025, karena 0.05 > Sig keputusan adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

Kerangka hubungan kausal empiris antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karawan dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut :

Struktur : Y = ρYX1 . X1 + ρYX2 . X2 + ρYε1 R2

Y X1 X2 = 0.736

(37)

r12

= 0.309

ρ

YX1

= 0.771

ρ

YX2

= 0.207

R2 Y X1 X2

= 0.736

PY

ε

1

= 0.514

ε

1

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Gambar 4.10 Diagram Jalur Hubungan Kausal Empiris Kepuasan Kerja Karyawan dan gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

C. Kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan secara simultan dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Pengaruh bersama atau koefisien X1 dan X2 terhadap Y atau koefisien determinasi dan faktor residual dihitung sebagai berikut : besarnya kontribusi bersama X1 dan X2 terhadap Y adalah :

R2

Y X1 X2 = ∑ (ρYxk ).(ryk) = (ρYX1).( ryX1) + (ρYX2). ( ryX2) = ( 0.771 ) x ( 0.835 ) + ( 0.207 ) x ( 0.445 ) = 0.736.

Berdasarkan tabel 4.22 model summary diperoleh nilai Sig Fchange sebesar 0.000. Ternyata 0.000 < 0.05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terbukti bahwa kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sehingga dengan diketahuinya seluruh koefisien jalur dari hubungan seperti yang tergambar dalam gambar 4.10, dapat diketahui pengaruh langsung, serta pengaruh total dari tiap - tiap variabel tertentu.

X1

X2

(38)

Dari persamaan struktur diatas, dapat diartikan bahwa:

1. Kepuasan kerja karyawan mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 0.771. Artinya

jika kepuasan kerja karyawan diberi penambahan nilai 1. Maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.771 dan begitu seterusnya.

2. Gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 0.207. Artinya jika

kepuasan kerja karyawan diberi penambahan nilai 1. Maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.207 dan begitu seterusnya.

3. Kinerja karyawan apabila tidak dipengaruhi oleh kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan, maka nilainya adalah sebesar 0.514

Besarnya kontribusi kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan berpengaruh secara keseluruhan mempengaruhi kinerja karyawan. Jawaban dari masalah penelitian ini dapat di lihat secara ringkas melalui tabel berikut :

Tabel 4.23 Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama

Kepuasan Kerja Karyawan dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Variabel Koefisien Jalur Pengaruh Pengaruh Bersama Langsung Total X1 0.771 0.771 59.4% - X2 0.207 0.207 4.2% - ε1 0.514 1 – 0.736 = 0.264 - - X1 dan X2 - - - 0.736 = 73.6%

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009

Hasil Analisis Jalur

Berdasarkan hasil perhitungan analisi jalur struktural tersebut, maka informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

(39)

1. Besarnya kontribusi kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan adalah 0.7712 = 0.594 atau 59.44%

2. Besarnya kontribusi gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan adalah

0.2072 = 0.042 atau 4.2%

3. Besarnya kontribusi kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan secara

keseluruhan mempengaruhi kinerja karyawan adalah 0.736 = 73.6%. Sisanya sebesar 26.4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

4.7 Implikasi Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisa pengaruh dan hubungan antara kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 0.835. Selain itu, kepuasan kerja karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, yaitu sebesar 0.771 dengan kontribusi sebesar 59.44%. Bila dilihat dari kondisi lapangan, Hal ini berarti bahwa karyawan pada CV. Palembang Express dalam mencapai kinerja yang baik di pengaruhi oleh rasa puas atau tidak puasnya bekerja di perusahaan tersebut. Jika karyawan tersebut merasa puas, maka kinerja karyawan tersebut akan mengalami peningkatan.

Setelah dilakukan analisa pengaruh dan hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 0.445. Selain itu, gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, yaitu sebesar 0.207 dengan kontribusi sebesar 4.2%. Dilihat dari kondisi lapangan Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan CV. Palembang Express dirasa cukup rendah

(40)

mempengaruhi kinerja para karyawannya. Walaupun gaya kepemimpinan yang diterapkan redah tetapi sedikitnya akan meningkatkan kinerja karyawannya.

Bila dilihat lebih jauh, hubungan antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat, yaitu sebesar 0.858 dan terdapat pengaruh yang signifikan. Selain itu secara simultan, kontribusi kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, yaitu sebesar 0.736 atau 73.6%. Dilihat dari kondisi lapangan, gaya kepemimpinan yang diterapkan dan rasa puas atau tidak puas dalam bekerja berpengaruh cukup tinggi terhadap peningkatan kinerja karyawan pada CV. Palembang Expres.

Gambar

Gambar 4.1 Analisis Kondisi bisnis CV. Palembang Express
Gambar 4.2 Struktur Organisasi CV.Palembang Express
Tabel 4.1 Profil Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.5 Profil Karyawan Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait