• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN STRUKTUR KACA (x) MnO 2 (100-x) P 2 O5 MENGGUNAKAN FTIR SPEKTROSKOPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN STRUKTUR KACA (x) MnO 2 (100-x) P 2 O5 MENGGUNAKAN FTIR SPEKTROSKOPI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411 - 4216

KAJIAN STRUKTUR KACA (x) MnO

2

– (100-x) P

2

O

MENGGUNAKAN FTIR SPEKTROSKOPI

5

, Md. Rahim Sahar, Md. Supar Rohani, dan Sulhadi

Budi Astuti

Jabatan Fizik, Fakulti Sains, Universiti Teknologi Malaysia Skudai 81310, Johor Bahru Telp. 07-5534246 E-mail : b_astuti79@yahoo.com

Abstrak

Kaca mangaan fosfat dengan perbedaan komposisi kimia berhasil dibuat dengan teknik melt quenching. Dari hasil analisis difraksi Sinar-X didapatkan bahwa semua sampel yang didapatkan akan bersifat amorphous apabila komposisi P O lebih besar dari 50mol%. FTIR spektroskopi digunakan untuk menentukan unit struktur dari kaca mangaan fosfat. Penambahan komposisi MnO menyebabkan perubahan unit struktur kaca melalui reaksi oksidasi. Selain itu,

penambahan mangan oksida menyebabkan ikatan ionic P-O- …Mn terbentuk dimana ion Mn

menggantikan oksigen pada ikatan kaca fosfat.

2 5

2

Kata kunci : FTIR Spektroskopi; Melt Quenching; Struktur

Pendahuluan

Kaca fosfat merupakan kaca yang sangat menarik untuk dikaji karena beberapa sifatnya yang unik. Terutamanya pada sifat fisiknya dibandingkan dengan kaca silikat dan kaca borat. Kaca fosfat memiliki koefisien ekspansi termal yang tinggi, suhu lebur dan suhu kritis kristalisasi yang rendah, suhu transisi yang rendah dan transmisi yang tinggi pada daerah ultraviolet dibandingkan dengan kaca silikat (Shih dkk, 1998; Subbalakshmi dan veeraiah, 2002; Liu dkk, 1997; Cervinka dkk, 1993; Karabulut dkk, 2001; Nocun, 2004). Nocun menyatakan kaca fosfat juga merupakan bahan yang sesuai untuk power laser yang tinggi karena memiliki koefisien termo-optik yang rendah dan emisi yang tinggi . Untuk aplikasi yang lain dapat dihubungkan dengan sifat temperatur transisi yang rendah seperti pada kaca alkali-alumina-fosfat dapat dimanfaatkan pada organik polimer. Kaca fosfat yang di campur dengan litium memiliki konduktiviti ionic yang tinggi sehingga dapat diaplikasikan untuk alat penyimpan energi (Shih dkk, 1998).

Struktur kaca fosfat dibentuk oleh PO4 tetrahedra seperti pada struktur silikat. Kaca P2O5 disusun

oleh PO4 tetrahedra dimana pada tiga dari empat ujung sudutnya mengikat satu oksigen dan ujung yang

keempat mengikat dua oksigen sebagai terminal (Doremus, 1973). Mangaan oksida merupakan oksida pengubah suai yang akan menyebabkan kerusakan ikatan P-O-P dan oksigen terminal yang dibentuk pada struktur kaca fosfat.

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari struktur yang terbentuk pada kaca fosfat yang di

dop dengan mangaan oksida. Spektroskopi FTIR akan digunakan untuk mempelajari struktur yang terbentuk.

Perubahan sifat dengan struktur yang terjadi pada kaca (x)MnO2 – (100-x)P2O5 juga akan didiskusikan.

Bahan dan Metode Penelitian

2.1. Pembuatan Kaca

Kaca binari mangaan fosfat (x) MnO - (100-x) P O dengan x = 10,20,30,40,50,60 dan 70 mol% di buat dengan menggunakan teknik melt quenching. Sampel terlebih dulu di campur sebelum ditempatkan pada krusibel silika dan dipanaskan pada furnace dengan suhu 400ºC selama 1jam, kemudian suhu dianaikan pada suhu 1000ºC selama 1jam untuk meleburkan komposisi kaca tersebut. Setelah komposisi kaca melebur kemudian dituangkan pada plat baja untuk dicetak. Untuk menghindari keretakan pada kaca, kemudian kaca dimasukkan kembali pada furnace dengan suhu 350ºC selama 3jam untuk proses anneling. Setelah itu suhu

furnace diturunkan pada suhu kamar dengan kadar penurunan 1.0 ºC/min. Sample kemudian ditempatkan

pada dessicator. Sampel kemudian di analisis dengan difraksi sinar-x untuk menentukan bahwa sampel yang didapatkan bersifat amorphous.

2 2 5

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-2-1

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2.2. Karakterisasi Struktur Kaca

Struktur kaca dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR spektroskopi. Penyerapan spectra dengan FTIR pada range 400-4000cm dilakukan dengan menggunakan Spektroskopi Perkin Elmer GX-IR -1

(2)

menggunakan metode KBr pellet pada suhu kamar. Campuran kuantitas kaca yang dicampurkan dengan serbuk KBr dengan perbandingan 1:100. Pelet yang didapatkan dengan ketebalan ± 1mm terbentuk dengan melakukan sedikit pengepresan pada campuran sample kaca dan serbuk KBr. Kemudian spectra dijalankan dengan resolution 2 cm dan power 350 mW. -1

Hasil dan Pembahasan

Kaca yang terbentuk adalah homogen, clear dan berwarna ungu serta tidak menunjukkan puncak-puncak tertentu ketika diuji dengan menggunakan difraksi sinar-x, itu menunjukkan sampel yang diperoleh besifat amorphous. Kaca yang terbentuk adalah kaca dengan komposisi P2O5 lebih dari 50mol%. Komposisi

kaca dan hasil pengujian dengan difraksi sinar-x ditunjukkan pada tabel 1.

Table 1. Komposisi kaca P2O5-MnO2 dan difraksi sinar-x

Batch composition (mol%) P2O5 MnO

Remark XRD Analisis

90 10 Homogeneus, clear, purple 80 20 Homogenous, clear, purple

70 30 Homogenous, clear, purple amorphous 60 40 Homogenous, clear, dark purple amorphous 50 50 Homogenous, clear, dark purple amorphous

40 60 Not forming glasses crystallized

70 Not forming glasses crystallized

2

amorphous amorphous

30

Dari Tabel 1. terlihat bahwa tidak semua komposisi kaca akan terbentuk sampel kaca. Sampel hanya akan terbentuk jika komposisi fosfat lebih dari 50 mol%, dan ketika komposisi fosfat berkurang maka kaca tidak dapat terbentuk. Hal ini dimungkinkan karena dengan penambahan MnO yang merupakan oksida pengubah suai menyebabkan struktur kaca fosfat sukar untuk terbentuk sehingga tidak menghasilkan sampel kaca. Selain itu juga ditunjukkan, sample yang diperolehi berwarna ungu. Dan dengan penambahan mangaan oksida, warna ungu menjadi semakin gelap. Warna ungu yang terjadi pada kaca dimungkinkan karena sifat

raw material mangan oksida dan karakteristik pada ion Mn yang berasal dari reaksi oksidasi ion Mn .

Dari hasil analisis difraksi sinar-x, tidak menunjukkan puncak-puncak tertentu ketika diuji. Itu menunjukkan bahwa sampel kaca yang terbentuk bersifat amorphous. Sedangkan pada sampel kaca dengan komposisi fosfat kurang dari 50 mol% menunjukkan puncak tertentu sehingga dapat diasumsikan sebagai kristal (hasil analisis tidak ditunjukkan disini).

2

3+ 4+

Dari analisis FTIR spektroskopi, dapat diperoleh beberapa informasi tentang perubahan struktur kaca fosfat yang di dop dengan mangaan oksida. Gambar 1. menunjukkan spektra dari FTIR spectroskopi dalam daerah wavenumber 400-4000cm pada kaca fosfat yang di dop dengan mangaan oksida. Spektra menunjukkan daerah penyerapan yang kuat disekitar 1277-1329 cm disebutkan sebagai ikatan P=O simetrik stretching (Nocun, 2004). Ditunjukkan juga bahwa intensitinya pada daerah penyerapan P=O meningkat dengan peningkatan penambahan MnO . Hal ini mengidentasikan bahwa terjadi penggabungan Mn pada stuktur kaca melalui proses depolimerisasi. Penggabungan ion Mn juga ditunjukkan oleh pergeseran

wavenumber makin besar sehingga energi yang digunakan untuk bervibrasi juga makin besar. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa ikatan pada daerah penyerapan tersebut makin kuat.

-1

-1

2 3+

3+

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-2-2

(3)

400.0 %T 4000.0 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 X = 10 X = 30 X = 20 X = 40 X = 50 MnO2 (mol %) cm¯¹

Gambar 1. Spektra FTIR kaca X(MnO2)-1-X(P2O5), dengan 10≤x≤50 mol%

Pada kaca metafosfat, dikatakan untuk komposisi dop kurang dari 50mol%, diprediksi memiliki kedudukan Q3 tetrahedra akan menurun dengan penambahan modifier oxide (Shih, 2004). Akan tetapi, hasil dari

pengamatan didapatkan dengan penambahan MnO2, struktur Q3 tetrahedra meningkat.

Selain itu, daerah penyerapan disekitar 1078-1170 cm-1 disebutkan sebagai P-O- model asymmetric

stretching dan model deformasi

PO

43− pada daerah penyerapan 503-537 cm-1(Salim dkk, 1995). Grup model

P-O- dinyatakan sebagai struktur fosfat non bridging oksigen yang merupakan bagian dari struktur rantai PO 4

tetrahedra. Daerah penyerapan ini bergeser pada wavenumber yang lebih besar dengan penambahan MnO . Sehingga dapat diasumsikan bahwa penyerapan pada daerah tersebut struktur kacanya menjadi P-O- …Mn+

yang bersifat ionik. Daerah ini juga merupakan overtone dari frekuansi daerah penyerapan 503-537cm-1 .

Selain itu, daerah penyerapan disekitar 783-766 cm-1 disebutkan sebagai symmetric stretching P-O-P yang

bergeser menuju wavenumber yang lebih kecil (Shih dkk, 1998; Subbalakshmi dan veeraiah, 2002; Ouchetto dkk, 1991; Aomari dkk, 1997). Dan daerah penyerapan untuk P-O-P asymmetric stretching pada 916-949 cm -1 bergeser pada frekuensi yang lebih besar dengan penambahan komposisi MnO (Mioshnichenko dan

Khvedchenya,1981). Seperti pembahasan diatas, pergeseran ini juga diasumsikan adanya penggabungan ion Mn pada kaca fosfat dimana akan menyebabkan perubahan pada panjang rantai fosfat dan sudut ikatan pada rantai P-O-P asymmetric stretching. Menurut Rouse (1978), jika ion modifier oxide memiliki kuat medan yang lebih besar akan menyebabkan sudut ikatan P-O-P dalam struktur kaca akan menjadi kecil. Posisi puncak dari FTIR spektroskopi dapat ditabulasikan dan ditunjukkan pada Tabel 2.

2

2

Tabel 2. Puncak penyerapan dari FTIR Spektroskopi kaca (x) MnO - (100-x) P O2 2 5

Glass Compositions

P2O 5 MnO2 Peak positions of IR bands (cm¯¹)

90 10 503 783 916 1078 1277 80 20 517 779 923 1080 1299 70 30 547 776 925 1096 1310 40 540 768 930 1118 1317 50 50 537 766 949 1170 1329 60

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-2-3

(4)

Dari Tabel 2. dapat terlihat bahwa dengan penambahan mangan oksida akan menyebabkan pergeseran

wavenumber menuju wavenumber yang lebih besar. Sehingga dapat diplot grafik hubungan antara

wavenumber dengan penambahan mangaan oksida.

1270 1280 1290 1300 1310 1320 1330 1340 0 10 20 30 40 50 6 MnO2 k ( c m -1) 0

Gambar 2. Hubungan wavenumber dan komposisi MnO 2

Kesimpulan

Sistem kaca (x)MnO – (100-x)P O , dengan 10 ≤ x ≤ 70 mol% berhasil dibuat. Kaca akan mudah dibuat jika komposisi P O lebih besar dari 50mol%. Pada FTIR spektroskopi didapatkan bahwa struktur yang terbentuk dipengaruhi oleh komposisi mangaan oksida. Penambahan komposisi mangaan oksida menyebabkan depolimerisasi pada kaca sehingga menyebabkan perubahan struktur kaca fosfat.

2 2 5

2 5

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada UTM dengan VOT nomber 74532 yang telah memberikan support secara finansial dalam penelitian ini. Juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Md Rahim Sahar, PM. Dr. Md. Supar Rohani sebagai supervisor, Sulhadi, Putut Marwoto, Ngurah Made D.P. dan agus Setya Budi atas bimbingannya dan teman- teman semua yang telah membantu.

Daftar Pustaka

Shih P.Y., Yung S.W., Chin T.S., (1998) , “ Thermal and Corrosion Behavior of P O -Na O-CuO Glasses”,

J. Non-Cryst.Solids, 224, hal. 143-152

2 5 2

Subbalakshmi P., Veeraiah N., 2002), “ Study of CaO-WO3-P2O5 glass system by dielectric properties, IR spectra and differential thermal analysis”, J. Non-Cryst. Solids, 298, hal. 89-98

Liu H.S., Chin T.S., Yung S.W., (1997), “FTIR and XPS Studies of Low-Melting PbO-ZnO-P O Glasses”,

Mat. Chem. And Physics 50, hal. 1-10

2 5

Ladislav Cervinka, Jaroslava Bererova, Miroslav Trojan, (1993), “An X-ray Study of Phosphate Glasses of the Composition [M(PO ) ] (M=Zn, Cu, Mn, Ca and Mg)”,J. Non-Cryst. Solids 192&193, hal. 121-124 3 2 n

Karabulut M., Metwalli E., Brow R.K., (2001), “Structure and properties of lanthanum-Aluminum- phosphate Glasses”, J.Non-Cryst. Solids 283, hal. 211-219

Nocun, Marek. (2004), “Structural studies of phosphate glasses with high ionic conductivity”, J.Non-Cryst.

Solids 333, hal. 90-94

Doremus, Robert H., (1973), “Glass Science”, Edisi 1, John Wiley & sons, Canada, hal 34

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-2-4

(5)

Salim M.A., Khattak G.D., Sakhawat Hussain, (1995), “X-ray photoelectron spectroscopy, Fourier transform infrared spectroscopy and electrical conductivity studies of copper phosphate glasses”, J.Non-Cryst. Solids, 185, hal 101-108

Aomari k., saidi M., Drissi, (1997), Physics & Chemistry glasses, 38, hal 15 Ouchetto M., Elouadi B., Parke S., (1991), Physics & chemistry glasses, 32, hal 202

Rouse G.B. Miller P.J., Risen W.M., (1978), “ Mixed Alkali glass Spectra and Structure”, J. Non-Cryst.

Solids, 28, hal. 193

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-2-5

(6)

DATA PRIBADI PENYAJI

1. Nama Penulis

: BUDI ASTUTI

2. Tempat/tanggal lahir

: Banjarnegara, 16 Februari 1979

3. Alamat Instansi

: -

4. Pendidikan

: S1, Pend Fisika – Unnes Semarang (2001)

5. Pengalaman Penelitian

:

1. A Study of Optical properties on (70-x)P

2

O

5

-30MnO

2

-(x)Sm

2

O

3

Glasses

6. Publikasi Ilmiah

:

1. Preparation and FTIR Spectroscopy of (70-x)P

2

O

5

-30MnO

2

-(x)Sm

2

O

3

Glasses

(MASS Conference xx, di Lumut, Malaysia-2003)

2. Vibrational Spectroscopy and Optical Band Gap in (MnO

2

)

30

– (Sm

2

O

3

)

x

– (P

2

O

5

)

70-x

Glasses (AFFS 2004, di UTM Skudai, Malaysia-2004)

7. Alat yang diperlukan untuk presentasi :

!

OHP

!

LCD

Semarang, 26 Juni 2004

Tertanda,

BUDI ASTUTI

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-2-6

Gambar

Table 1. Komposisi kaca P 2 O 5 -MnO 2  dan difraksi sinar-x  Batch composition
Gambar 1. Spektra FTIR kaca X(MnO 2 )-1-X(P 2 O 5 ), dengan  10≤x≤50 mol%
Gambar 2. Hubungan wavenumber dan komposisi MnO   2

Referensi

Dokumen terkait

Laser cutting untuk logam memiliki keunggulan dibandingkan plasma cutting, yaitu pengerjaan menjadi lebih tepat dan penggunaan energi yang lebih sedikit

Beliau Saw melihat kelelahan di wajah kami, maka beliau Saw berdiri dan berkata, “Ya Allah, jangan Engkau sandarkan mereka kepadaku sehingga aku lemah, dan jangan Engkau

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan batubara terbesar di dunia. Kalimantan dan Sulawesi merupakan daerah penghasil batubara terbesar di Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) pemakaian gaya bahasa dalam iklan produk kecantikan perawatan kulit wajah di televisi; (2) tanggapan masyarakat terhadap

Dengan memperhatikan beberapa driver, antara lain proyeksi pertumbuhan GDP yang masih positif, situasi interest rate yang cenderung terus turun, konsumsi semen per kapita

Berdasarkan analisis data hasil observasi guru bahwa proses penerapan strategi digital storytelling pada mata pelajaran bahasa Inggris materi pokok menceritakan

Benih-benih kebudayaan Islam yang muncul pada masa Dinasti Bani Umayyah, selanjutnya dibentuk clan dikembangkan oleh Dinasti Bani Abbas (133 H./750 M) dengan

Alatan rangkaian sosial merupakan suatu alatan di Internet yang bersifat baca/tulis yang membolehkan interaksi dua hala dalam pendidikan di mana pelajar