• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan sektor industri, yaitu industri tektil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan sektor industri, yaitu industri tektil"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan sektor industri, yaitu industri tektil (Nugroho, 2013). Akan tetapi ada dampak negatif dari pembangunan sektor industri tersebut yaitu pencemaran lingkungan apabila air limbahnya dibuang ke selokan atau sungai tanpa diolah terlebih dahulu (Suwarsa, 1998).

Sumber buangan atau limbah dari industri tekstil berasal dari buangan air proses produksi, buangan sisa-sisa pelumas dan minyak, buangan bahan-bahan kimia sisa proses proses produksi, sampah potongan kain, dan lainnya. Menurut Anonim, (2005 dalam Septiani 2008) limbah hasil produksi berupa limbah cair yang mempunyai warna, terdapat padatan, bersifat alkalis, dan memiliki BOD (Biochemical Oxygen Demand) serta temperatur yang tinggi. Selain itu, limbah tekstil juga mengandung logam berat dan merupakan senyawa organik non-biodegradable yang menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya lingkungan perairan. Maka dari itu limbah cair harus dikelola dengan baik sehingga tidak menyebabkan pencemaran di badan air penerima.

Saat ini penanganan limbah tekstil menjadi sangat rumit dan memerlukan beberapa langkah sampai limbah tersebut aman dibuang ke lingkungan perairan (Wijaya dkk., 2006). Beberapa metode untuk menghilangkan logam berat dari air limbah telah dilakukan dengan proses secara fisika dan kimia yang meliputi presipitasi, koagulasi, dan pertukaran ion. Tetapi metode-metode tersebut masih mahal terutama bagi negara-negara yang berkembang (Apriliani, 2010).

Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi bahaya dari limbah tersebut dan bernilai ekonomis adalah dengan metode adsorpsi. Proses adsorpsi merupakan teknik pemurnian dan pemisahan yang efektif dipakai dalam industri karena dianggap lebih ekonomis dalam pengolahan air limbah dan merupakan teknik yang sering digunakan untuk mengurangi ion logam berat dalam air limbah (Al-Asheh et al., 2000 dan Selvi et al., 2001). Lebih lanjut Kumar (2006) menyatakan bahwa beberapa hasil samping pertanian, seperti gabah padi dan kulit kacang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben Cr(VI). Selain itu Igwe and Abia (2006) menunjukkan kulit jeruk dan tangkai bunga matahari dapat menjerap logam Cu(II).

Menurut Biswas et al. (2008 dalam Vinisyanti, 2012) kandungan dalam kulit jeruk meliputi komponen polisakarida seperti pektin (55,4%), selulosa (31,2%), hemiselulosa

(2)

(8,7%), dan kandungan lainnya (4,9%). Hasil penelitian Annadurai et al. (2005) dengan dosis penambahan kulit jeruk 5 - 25 mg/L mampu menyerap logam berat dengan mengikuti urutan: Pb(II)< Ni(II)< Zn(II)< Cu(II)< Co(II). Lebih lanjut hasil penelitian Setiawan dkk. (2011) menunjukkan bahwa penambahan 150 mg/L limbah kulit jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.) pada air limbah batik dalam waktu kontak 30 menit mampu membersihkan N-NH3, Cr(VI), dan Cu(II) secara tuntas (100%) dan untuk

efisiensi parameter fisiko-kimiawi berkisar 1,90% - 6,51% dalam waktu kontak 120 menit.

Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dengan kandungan senyawa berkarbon, yaitu selulosa (41%) dan hemiselulosa (36%) yang cukup tinggi mengindikasikan bahwa tongkol jagung berpotensi sebagai bahan pembuat arang aktif (Lorenz & Kulp 1991). Penelitian Fahrizal (2008) menunjukkan bahwa modifikasi selulosa tongkol jagung mampu menjerap biru metilena dari limbah tekstil dengan kapasitas adsorpsi 518,07 μg/g adsorben. Dalam penelitian tersebut digunakan asam nitrat untuk mengaktivasi selulosa dan natrium hidroksida untuk impregnasi.

2. TUJUAN

1. Menentukan nisbah bobot campuran kulit jeruk dan arang tongkol jagung yang optimal dalam penjerapan parameter fisiko-kimiawi air limbah industri tekstil ditinjau dari baku mutu air limbah berdasarkan Perda Jateng No. 10 Tahun 2004. 2. Menentukan efektivitas nisbah bobot campuran adsorben kulit jeruk dan arang

tongkol jagung dalam menurunkan parameter fisiko-kimiawi air limbah tekstil. 3. Menentukan model Isoterm Adsorpsi nisbah bobot campuran kulit jeruk dan arang

tongkol jagung.

3. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Maret 2014 di Laboratorium Kimia Lingkungan, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

(3)

4.

BAHAN DAN METODA 4.1. Bahan dan Piranti 4.1.1. Bahan

Kulit jeruk diperoleh dari pedagang minuman dan tongkol jagung (Zea mays) diperoleh dari pedagang jagung bakar dan jagung rebus di wilayah Salatiga. Sedangkan limbah cair yang belum diolah diperoleh dari Industri Tekstil di wilayah Salatiga.

Bahan kimiawi yang digunakan antara lain K2Cr2O7 (PA, E-Merck, Germany),

Ag2SO4 (PA, E-Merck, Germany), H2SO4 (PA, E-Merck, Germany), HgSO4 (PA,

Merck, Germany), amonium fero Sulfat (PA, Merck, Germany), EDTA (PA, E-Merck, Germany), isopropil alkohol (PA, E-E-Merck, Germany), NaOH (PA, E-E-Merck, Germany), asam oksalat (PA, E-Merck, Germany), buffer pH 10, indikator Methyl Orange, indikator EBT, dan indikator feroin.

4.1.2. Piranti

Piranti yang digunakan antara lain peralatan refluks, Spektrofotometer HACH DR/EL 2000, pH meter HANNA Instrument 9812, , Sentrifuge, JAR TEST dan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) Perkin Elmer 3110.

4.2.Metoda Penelitian

4.2.1. Karakterisasi Limbah Cair Tekstil

Limbah cair industri tekstil yang belum diolah dikarakterisasi terlebih dahulu untuk mengetahui parameter fisiko-kimiawi termasuk kandungan logam berat sebelum dilakukan perlakuan dengan adsorben.

4.2.2. Preparasi Kulit jeruk (Xiaomin, 2007)

Preparasi kulit jeruk dilakukan melalui 3 tahap yaitu :

Mula-mula 500 gram limbah kulit jeruk dicuci sampai bersih lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 50o C selama 24 jam. Kulit jeruk yang telah kering dihaluskan dengan grinder lalu ditimbang. 20 gram kulit jeruk kering dimasukkan ke dalam gelas

beaker 250 ml, ditambahkan 75 ml isopropil alkohol 20% lalu dipusingkan selama 24 jam pada suhu ruang. Setelah itu kulit jeruk dibilas dengan 60 ml isopropil alkohol 20% hingga 3 kali, lalu dicuci dengan air sampai filtrat tak berwarna. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 50o C selama 24 jam dan hasil tahap pertama diberi kode PA.

(4)

10 gram kulit jeruk (PA) dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml, ditambahkan 200 ml 0,1 mol L-1 NaOH, lalu dipusingkan selama 2 jam pada suhu ruang. Kemudian disaring dan residu dicuci dengan air hingga pH netral, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC selama 24 jam. Hasil tahap kedua diberi SNa.

10 gram kulit jeruk (SNa) ditambah dengan 70 ml 0,6 mol L-1 asam oksalat lalu dipusingkan selama 2 jam pada suhu 80oC. Kulit jeruk disaring dan dicuci dengan air suling hingga netral, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 50o C selama 24 jam.

4.2.3. Preparasi Arang Tongkol Jagung (Putra dkk. (2013) yang dimodifikasi)

Tongkol jagung dicuci dengan air mengalir dan dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan dalam oven. Selanjutnya tongkol jagung kering dibakar sampai menjadi bara kemudian ditutup untuk menghindari kontak dengan udara. Setelah itu diperciki air untuk memadamkan api yang membakar tongkol jagung. Arang tongkol jagung yang sudah jadi, dikumpulkan dan diayak untuk mendapatkan ukuran yang sama. Arang tongkol jagung siap digunakan.

4.2.4. Perlakuan Air Limbah Tekstil dengan Kulit Jeruk dan Arang Tongkol Jagung (Putra dkk. (2013) yang dimodifikasi)

Enam toples ukuran 2 liter masing-masing diisi dengan air limbah tekstil sebanyak 1 liter. Mula-mula air limbah tekstil harus diubah pH-nya terlebih dahulu menjadi pH 6-7 dengan penambahan asam asetat 1% (untuk menurunkan pH) dan NaOH (untuk menaikkan pH). Air limbah tekstil kemudian ditambah adsorben kulit jeruk dengan konsentrasi (gram) 2,5; 3,5; dan 4,5 selanjutnya dilakukan pengadukan sampai 360 menit. Kemudian ditambahkan konsentrasi arang tongkol jagung (gram) dengan konsentrasi 2,5; 1,5; dan 0,5 selanjutnya dilakukan pengadukan kembali sampai waktu 720 menit. Didiamkan selama 45 menit sampai mengendap, bila ada yang belum mengendap, maka dipusingkan dengan sentrifuge untuk mempercepat pengendapan.

4.2.5. Pengukuran Parameter Fisiko-Kimiawi

Perubahan-perubahan yang terjadi selama perlakuan dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisa tehadap parameter fisika dan kimia (Tabel 1).

(5)

Tabel 1. Parameter-Parameter Air Limbah Tekstil dengan Metode/ Piranti Penelitian

Parameter Piranti/ Metoda

FISIKAWI

DHL (Daya Hantar Listrik) (µs/cm) pH meter (HANNA Instrument)

Kekeruhan (FTU) HACH DR/EL 2000-Spectrophotometer

Total Suspended Solids (TSS, mg/l) HACH DR/EL 2000-Spectrophotometer Warna (PtCo) HACH DR/EL 2000-Spectrophotometer

KIMIAWI

BOD (mg/l)

Titrimetrik Winkler (Alaerts dan Santika, 1987)

COD (mg/l) Titrimetrik (Alaerts dan Santika, 1987) Krom Hexavalent (Cr) (VI) (mg/l) HACH DR/EL 2000-Spectrophotometer

pH pH meter (HANNA Instrument)

Timbel (Pb) (mg/l) Perkin Elmer AAS 3110 Seng (Zn) (mg/l) Perkin Elmer AAS 3110

Besi total (mg/l) HACH DR/EL 2000-Spectrophotometer

Analisa data

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 9 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah berbagai variasi bobot kulit jeruk dan arang tongkol jagung (gram/gram) yaitu 2,5:2,5;

3,5:1,5; dan 4,5:0,5, sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisis. Untuk menguji beda antar perlakuan dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5% (Steel dan Torie, 1980).

(6)

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakterisasi Awal Parameter Fisiko-Kimiawi dari Limbah Tekstil

Hasil karakterisasi parameter fisiko-kimiawi awal limbah tekstil sebelum diperlakukan dengan penambahan kulit jeruk dengan berbagai dosis disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2. Karakterisasi Awal Limbah Cair Tekstil

Parameter Awal *Baku Mutu

FISIKAWI

1. Daya Hantar Listrik (µs/cm) 1650 (-)

2. Kekeruhan (FTU) 216 (-)

3. Total Suspended Solid (mg/L) 110 50

4. Warna (PtCo) 1530 (-)

KIMIAWI

1. BOD (mg/L) 145 60

2. COD (mg/L) 832 150

3. Krom heksavalen (Cr) (VI) (mg/L) 0,44 0,5

4. Besi Total (Fe) (mg/L) 5,4 (-)

5. Timbel (Pb) (mg/L) 1,038 (-)

6. Seng (Zn) (mg/L) 2,437 (-)

7. pH 7,4 6-9

Keterangan : (-) :Tidak ada Baku Mutu, keterangan ini berlaku juga untuk Tabel 3 sampai dengan 6

*Baku Mutu sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri Tekstil. Keterangan ini berlaku untuk Tabel 4 dan Tabel 6

Dari Tabel 2 paramater kimiawi yang belum memenuhi baku mutu limbah industri tekstil yaitu COD dan BOD. Sedangkan parameter fisikawi TSS dan parameter kimiawi Krom heksavalen (Cr) (VI), dan pH sudah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Penambahan adsorben alami berasal dari limbah pertanian maupun perkebunan bermanfaat untuk menurunkan parameter fisiko-kimiawi yang telah lebih dari baku mutu.

Dalam penelitian ini digunakan nisbah bobot kulit jeruk dan arang tongkol jagung sebagai adsorben alami. Kedua bahan ini dipilih karena selain gampang kulit jeruk dan arang tongkol jagung memiliki kandungan selulosa, pektin, hemiselulosa, dan lignin dengan gugus fungsi metil ester (-COOCH3) yang dimodifikasi menjadi gugus

(7)

pengikat materi limbah cair (Feng et al. 2009 dalam Putra dkk, 2013). Penelitian ini digunakan variasi nisbah bobot kulit jeruk dan arang tongkol jagung yaitu 2,5 gram, 3,5 gram, dan 4,5 gram dengan pengadukan selama 360 menit..

Dalam penambahan variasi nisbah bobot kulit jeruk 2,5 gram, 3,5 gram, dan 4,5 gram yang dilakukan dengan pengadukan selama 360 menit dapat menurunkan parameter kimiawi dari limbah cair tersebut. Kandungan parameter fisiko-kimiawi dengan baku mutu yaitu TSS, BOD, COD, Krom heksavalen (Cr) (VI), dan pH memiliki rataan berkisar antara 0,371 ± 0,006 ppm sampai dengan 693,91 ± 10,983 ppm. Untuk parameter non baku mutu (DHL, kekeruhan, dan warna besi (Fe), timbel (Pb), dan seng (Zn)) memiliki rataan kandungan berkisar antara 0,362 ± 0,005 ppm, sampai dengan 1284,67 ± 41,82 ppm (Tabel 3).

(8)

Tabel 3. Rataan Kandungan Parameter Fisiko-Kimiawi ( ± SE) Limbah Cair Tekstil Berbagai Penambahan Bobot Kulit Jeruk dalam Waktu Kontak 360 menit

No. Parameter Konsentrasi

Parameter Awal

Dosis Penambahan Kulit Jeruk (gram/L)

BM 2,5 3,5 4,5 FISIKAWI 1. DHL (µs/cm) 1627,78 ± 6,03 Purata ± SE W = 17,006 825,56 ± 8,829 (a) 844,44 ± 4,504 (b) 935,56 ± 10,33 (c) (-)

2. Kekeruhan (FTU) 224,11 ± 5,14 Purata ± SE W = 55,995 167,67 ± 4,296 (a) 147 ± 6,670 (a) 167,11 ± 50,81 (a) (-) 3. TSS (mg/L) 111,11 ± 3,73 Purata ± SE W = 8,11 115,56 ± 4,504 (b) 76,67 ± 3,10 (a) 81,11 ± 4,84 (a) 50

4. Warna (PtCo) 1531,11 ± 5,75 Purata ± SE W = 40,266 1284,67 ± 41,82 (b) 1244,44 ± 23,83 (ab) 1243,11 ± 24,82 (a) (-) KIMIAWI 6. BOD (mg/L) 240 ± 22,46 Purata ± SE W = 6,131 194,93 ± 2,743 (b) 168,06 ± 4,504 (a) 165,56 ± 3,268 (a) 60 7. COD (mg/L) 838,36 ± 4,92 Purata ± SE W = 53,129 693,91 ± 10,983 (a) 671,70 ± 32,012 (a) 672,43 ± 22,983 (a) 150 8. Krom heksavalen (Cr) (VI) (mg/L) 0,43 ± 0,0069 Purata ± SE W = 0,0272 0,371 ± 0,018 (a) 0,371 ± 0,006 (a) 0,348 ± 0,014 (a) 0,5

9. Besi Total (Fe)

(mg/L) 5,43 ± 0,062 Purata ± SE W = 0,146 1,678 ± 0,086 (a) 1,722 ± 0,075 (a) 1,967 ± 0,088 (b) (-) 10. Timbel (Pb) (mg/L) 1,0664 ± 0,0287 Purata ± SE W = 0,02 0,362 ± 0,005 (a) 0,401 ± 0,007 (b) 0,380 ± 0,014 (a) (-) 11. Seng (Zn) (mg/L) 2,4821 ± 0,0268 Purata ± SE W = 0,0544 1,462 ± 0,008 (a) 1,594 ± 0,006 (b) 1,617 ± 0,013 (b) (-) 12. pH 10,91 ± 0,06 Purata ± SE W = 0,1032 6,900 ± 0,1028 (b) 6,700 ± 0,0760 (a) 6,744 ± 0,0547 (a) 6-9

Keterangan : *W = BNJ 5% ; BM = Baku Mutu Perda Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Limbah Cair Tekstil

*Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak ada beda secara bermakna, sedangkan angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata. Keterangan ini juga berlaku juga untuk Tabel 4

(9)

Dari Tabel 3 tampak bahwa penambahan variasi bobot kulit jeruk selama 360 menit, dapat menurunkan parameter fisiko-kimiawi air limbah tekstil yaitu DHL, kekeruhan, warna, BOD, COD, krom heksavalen (Cr) (VI), besi (Fe), timbel (Pb), seng (Zn), dan pH. Namun untuk parameter kimiawi seperti BOD dan COD belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Sedangkan untuk parameter lain seperti TSS, Kromheksavalen (Cr) (VI), dan pH sudah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Dengan penambahan kulit jeruk ini juga dapat menurunkan parameter Non Baku Mutu (DHL, kekeruhan, warna, besi (Fe), timbel (Pb), dan seng (Zn)). Dengan ditambahkannya kulit jeruk sebesar 2,5 gram mampu menurunkan parameter Non Baku Mutu yaitu untuk paramater kekeruhan, besi (Fe), dan DHL. Untuk paramater Baku Mutu seperti TSS, BOD, COD, dan pH bobot penambahan kulit jeruk sebesar 3,5 gram sudah mampu menurunkan. Meskipun untuk parameter BOD dan COD belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan.

Pada Tabel 3 menunjukkan dengan penambahan bobot kulit jeruk sebesar 2,5 gram sudah mampu menurunkan timbel (Pb), krom heksavalen (Cr) (VI), besi (Fe), dan seng (Zn). Hasil penelitian Bernard & Jimoh (2013) menunjukkan dengan menggunakan limbah kulit jeruk yang didapatkan dari pedagang buah jeruk mampu mengadsorspi timbal (Pb) dari limbah industri electroplating sebesar 100% dengan dosis 0,2g/50 ml dengan waktu pengadukan selama 1 jam. Sedangkan penelitian Mahajan & Sarode (2014) dengan penambahan kulit jeruk dosis 2g/50 ml dengan waktu pengadukan selama 1 jam mampu mengadsorpsi Seng (Zn) dari limbah industri wine dari 4,8483 ± 0,019 ppm menjadi 3,3519 ± 0,143 ppm.

5.2. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil dengan Berbagai Penambahan Bobot Kulit Jeruk (gram) dalam Waktu Kontak 360 menit

Berikut akan disajikan efektivitas pengolahan parameter fisiko-kimiawi limbah cair industri tekstil menggunakan penambahan berbagai bobot kulit jeruk dalam waktu kontak 360 menit. Efektivitas yang dihasilkan berkisar antara 13,72 % - 69,10 % (Tabel 4).

(10)

Tabel 4. Efektivitas Pengolahan (dalam %) Berbagai Bobot Penambahan Kulit Jeruk (gram) Pada Limbah Cair Industri Tekstil dalam Waktu Kontak 360 menit

No Parameter Bobot Kulit Jeruk (gram) Konsentrasi Parameter Awal Konsentrasi Parameter Akhir Efektivitas Pengolahan (%) *BM FISIKAWI 1. DHL (µs/cm) 2,5 1.627,78 825,56 49,28 (-) 2. Kekeruhan (FTU) 2,5 224,11 167,67 25,18 (-) 3. TSS (mg/L) 3,5 111,11 76,67 31,00 50 4. Warna (PtCo) 4,5 1.531,11 1.243,11 18,81 (-) KIMIAWI 6. BOD (mg/L) 3,5 240 168,06 29,98 60 7. COD (mg/L) 2,5 838,36 693,91 17,23 150 8. Krom heksavalen (Cr) (VI) (mg/L) 2,5 0,43 0,371 13,72 0,5

9. Besi Total (Fe) (mg/L)

2,5 5,43 1,678 69,06 (-)

10. Timbel (Pb) (mg/L) 2,5 1,0664 0,362 66,04 (-)

11. Seng (Zn) (mg/L) 2,5 2,4821 1,462 41,10 (-)

12. pH 3,5 10,91 6,70 38,59 6-9

Dari Tabel 4 penambahan bobot kulit jeruk sebesar 3,5 gram efektif untuk menurunkan paramater Baku Mutu TSS dengan efektivitas sebesar 31,00%. Menurut hasil penelitian Setiawan dkk (2009) menunjukkan dengan penambahan sebanyak 0,15 gram jeruk bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.) dalam waktu kontak selama 120 menit dapat menurunkan parameter fisiko-kimiawi limbah cair batik dengan efektivitas TSS sebesar 5,26%. Sedangkan untuk parameter Baku Mutu lain dengan penambahan kulit jeruk 3,5 gram dan 2,5 gram belum efektif untuk menurunkan BOD dan COD, namun kedua parameter tersebut menunjukkan penurunan dengan efektivitas berturut-turut sebesar 29,98% dan 17,23%. Untuk parameter pH dengan penambahan kulit jeru 3,5 gram telah efektif turun dengan efektivitas 38,59%. Parameter non Baku Mutu seperti DHL dan kekeruhan dengan penambahan 2,5 gram mampu menurunkan dengan efektivitas berturut-turut sebesar 49,28% dan 25,18%. Sedangkan dengan penambahan kulit jeruk sebesar 4,5 gram mampu menurunkan parameter warna dengan efektivitas sebesar 18,81%.

Untuk parameter logam berat dengan penambahan bobot kulit jeruk sebesar 2,5 gram efektif untuk menurunkan krom heksavalen (Cr) (VI), besi (Fe), timbel (Pb), dan

(11)

seng (Zn) sebesar 41,10% - 69,06%. Menurut penelitian Ning-chuan & Xue-yi (2012) menunjukkan bahwa limbah kulit jeruk dengan dosis 0,1g/25 ml dapat mengadsorpsi timbel dalam larutan Pb(NO3)2 dengan efektivitas sebesar 64,3% dengan waktu

pengadukan selama 2 jam. Sedangkan hasil penelitian Ekpete et al (2010) didapatkan bahwa bagian putih dari kulit jeruk (Citrus sinensis) dengan dosis 1 g/250 ml mampu mengadsorpsi krom heksavalen (Cr) (VI) dan seng (Zn) dari larutan Kromium Trioksida (CrO3) dan Seng Sulfat (ZnSO4.7H2O) berkonsentrasi 100 ppm dengan efektivitas

berturut-turut sebesar 97,6% dan 92,3% dengan waktu pengadukan selama 1 jam.

5.3. Pengolahan Parameter Fisiko-Kimiawi Limbah Cair Industri Tekstil dengan Penambahan Berbagai Bobot Arang Tongkol Jagung

Untuk mengoptimalkan penurunan parameter fisiko-kimiawi limbah cair tekstil, maka diperlukan pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan arang tongkol jagung dengan bobot 0,5 gram sampai 2,5 gram supaya memenuhi bobot yang ditentukan yaitu 5 gram dengan waktu kontak sampai 360 menit.

Penambahan arang tongkol jagung dengan berbagai dosis ternyata mampu menurunkan parameter-paramater fisiko-kimiawi seperti TSS, BOD, COD, krom heksavalen (Cr) (VI), dan pH sehingga sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Untuk parameter lain seperti DHL, kekeruhan, warna, besi (Fe), timbel (Pb), dan seng (Zn), yang tidak memiliki baku mutu juga mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi pada parameter tersebut sangat besar dan signifikan setelah ditambahkannya arang tongkol jagung ke dalam limbah industri tersebut. Rataan kandungan parameter fisiko-kimiawi yang memiliki Baku Mutu (TSS, BOD, COD, krom heksavalen (Cr) (VI), dan pH) berkisar antara 0,053 ± 0,0093 sampai dengan 191,37 ± 5,60. Sedangkan untuk parameter non Baku Mutu seperti DHL, kekeruhan, warna, besi (Fe), timbel (Pb), dan seng (Zn) memiliki rataan kandungan berkisar antara 0,0604 ± 0,0069 sampai dengan 1.155,22 ± 59,58 (Tabel 5).

(12)

Tabel 5. Rataan Kandungan Parameter Fisiko-Kimiawi ( ± SE) Limbah Cair Industri Tekstil Berbagai Penambahan Bobot Arang Tongkol Jagung dalam Waktu Kontak 360 menit

No. Parameter Dosis Penambahan Arang Tongkol Jagung (gram/L) BM

2,5 1,5 0,5 FISIKAWI 825,56 ± 8,83 844,44 ± 4,50 935,56 ± 10,33 (-) 1. DHL (µs/cm) Purata ± SE W = 16,52 731,11 ± 7,87 (a) 757,78 ± 10,18 (b) 778,89 ± 6,54 (c) 167,67 ± 4,30 147 ± 6,67 167,11 ± 50,81 (-) 2. Kekeruhan (FTU) Purata ± SE

W = 24,81 128 ± 5,03 (b) 76,78 ± 4,69 (a) 93,11 ± 21,72 (a) 115,56 ± 4,50 76,67 ± 3,10 81,11 ± 4,85 50 3. TSS (mg/L) Purata ± SE W = 12,08 67,78 ± 6,78 (b) 35,56 ± 5,47 (a) 56,57 ± 6,20 (b) 1284,67 ± 41,82 1244,44 ± 23,83 1243,11 ± 24,82 (-)

4. Warna (PtCo) Purata ± SE

W = 73,91 1155,22 ± 59,58 (b) 951,11 ± 9,01 (a) 887,78 ± 14,13 (a) KIMIAWI 5. 194,93 ± 2,74 168,06 ± 4,50 165,56 ± 3,27 60 BOD (mg/L) Purata ± SE W = 16,36 98,33 ± 3,10 (c) 74,44 ± 8,69 (b) 59,44 ± 8,41 (a) 693,91 ± 10,98 671,70 ± 32,01 672,43 ± 22,98 150 6. COD (mg/L) Purata ± SE W = 8,41 188,46 ± 3,78 (a) 190,81 ± 3,15 (a) 191,37 ± 5,60 (a) 0,371 ± 0,0177 0,371 ± 0,0058 0,348 ± 0,0145 0,5 7. Krom heksavalen (Cr) (VI) (mg/L) Purata ± SE W = 0,0487 0,198 ± 0,0394 (b) 0,053 ± 0,0093 (a) 0,091 ± 0,0065 (a) 1,678 ± 0,0865 1,722 ± 0,0745 1,967 ± 0,0877 (-) 8. Besi Total (Fe) (mg/L) Purata ± SE

W = 0,1305 1,244 ± 0,0936 (b) 0,778 ± 0,0603 (a) 0,833 ± 0,062 (a) 0,3621 ± 0,0047 0,4012 ± 0,0071 0,3804 ± 0,0135 (-) 9. Timbel (Pb) (mg/L) Purata ± SE W = 0,0172 0,1559 ± 0,0075 (c) 0,0801 ± 0,0107 (b) 0,0604 ± 0,0069 (a) 1,462 ± 0,008 1,5938 ± 0,0057 1,6170 ± 0,0130 (-) 10. Seng (Zn) (mg/L) Purata ± SE W = 0,0596 1,1113 ± 0,0538 (b) 0,0904 ± 0,0031 (a) 1,1659 ± 0,0231 (c) 6,90 ± 0,10 6,70 ± 0,08 6,74 ± 0,05 6-9 11. pH Purata ± SE W = 0,1333 6,79 ± 0,07 (a) 6,79 ± 0,07 (a) 6,71 ± 0,07 (a)

Keterangan : Angka yang dicetak merah tebal merupakan Kondisi Awal Limbah untuk tiap parameter fisiko-kimiawi Limbah Cair Tekstil

Dari Tabel 5 dengan penambahan 1,5 gram optimal untuk menurunkan parameter Baku Mutu TSS, Krom heksavalen (Cr) (VI), dan pH dengan rataan berkisar antara 0,053 ± 0,0093 sampai dengan 35,56 ± 5,47. Sedangkan dengan penambahan kulit jeruk 0,5 gram optimal untuk menurunkan BOD dengan rataan sebesar 59,44 ± 8,41 ppm. Untuk penambaham kulit jeruk sebesar 2,5 gram belum optimal untuk menurunkan parameter COD dengan rataan sebesar 188,46 ± 3,78 ppm. Untuk penambahan arang tongkol jagung dengan sebesar 1,5 gram/L optimal untuk menurunkan parameter Non Baku Mutu yaitu kekeruhan dan warna dengan rataan sebesar 76,78 ± 4,69 dan 951,11 ± 9,01. Sedangkan dengan penambahan arang tongkol jagung 2,5 gram/L optimal untuk menurunkan parameter DHL dengan rataan sebesar 731,11 ± 7,87.

(13)

Penambahan arang tongkol jagung dengan bobot 1,5 gram/L juga optimal untuk menurunkan logam berat yang terkandung dalam limbah industri tekstil yaitu besi (Fe), dan seng (Zn) dengan rataan sebesar 0,778 ± 0,0603 ppm dan 0,904 ± 0,0031 ppm. Hasil penelitian Banu (2006) menunjukkan bahwa dosis tongkol jagung 2 gram/100ml mampu menjerap kandungan 36 mg/g sorben logam Seng (Zn) dalam larutan standar dengan konsentrasi 100 ppm sebesar 72% dalam waktu adsorpsi selama 100 menit. Dengan penambahan 0,5 gram arang tongkol jagung juga optimal untuk menurunkan parameter logam berat lain yaitu timbel (Pb) dengan rataan sebesar 0,604 ± 0,0069. Dari hasil penelitian Alfiany dkk (2013), 14 gram/200ml tongkol jagung pulut (Zea mays ceritina Kulesh) yang diaktivasi dengan asam mampu mengadsorpsi 0,508 ppm timbel (Pb2+) dari 100 ppm larutan Pb(NO3)2 dalam waktu adsorpsi selama 300 menit.

5.4. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil dengan Berbagai Penambahan Bobot Arang Tongkol Jagung (gram) dalam Waktu Kontak 360 menit

Berikut akan disajikan efektivitas pengolahan parameter fisiko-kimiawi limbah cair industri tekstil menggunakan penambahan berbagai bobot arang tongkol jagung dalam waktu kontak 360 menit. Efektivitas yang dihasilkan berkisar antara 0,45% - 94,33 % (Tabel 6).

(14)

Tabel 6. Efektivitas Pengolahan (dalam %) Berbagai Bobot Penambahan Arang Tongkol Jagung (gram) Pada Limbah Cair Industri Tekstil dalam Waktu Kontak 360 menit

No Parameter Bobot Arang Tongkol Jagung (gram) Konsentrasi Parameter Awal Konsentrasi Parameter Akhir Efektivitas Pengolahan (%) *BM FISIKAWI 1. DHL (µs/cm) 2,5 825,56 731,11 11,44 (-) 2. Kekeruhan (FTU) 1,5 147 76,78 47,77 (-) 3. TSS (mg/L) 1,5 76,67 35,56 53,62 50 4. Warna (PtCo) 1,5 1.244,44 951,11 23,57 (-) KIMIAWI 6. BOD (mg/L) 0,5 165,56 59,44 64,10 60 7. COD (mg/L) 2,5 693,91 188,46 72,84 150 8. Krom heksavalen (Cr) (VI) (mg/L) 1,5 0,371 0,053 85,71 0,5

9. Besi Total (Fe)

(mg/L) 1,5 1,722 0,778 54,82 (-) 10. Timbel (Pb) (mg/L) 0,5 0,3804 0,0604 84,12 (-) 11. Seng (Zn) (mg/L) 1,5 1,5938 0,0904 94,33 (-) 12. pH 1,5 6,74 6,71 0,45 6-9

Dari Tabel 6 dengan penambahan 1,5 gram arang tongkol jagung sangat efektif untuk menurunkan parameter Baku Mutu seperti TSS, krom heksavalen (Cr) (VI), dan pH berkisar antara 0,45% - 85,71%. Lebih lanjut dengan penambahan 2,5 gram arang tongkol jagung tidak efektif untuk mengadsorpsi COD, dengan efektivitas yang dihasilkan sebesar 72,84%. Dari hasil penelitian penambahan dosis 0,5 gram/L efektif menurunkan parameter BOD dengan efektivitas yang didapat sebesar 64,10%. Dengan penambahan arang tongkol juga jagung efektif untuk menurunkan parameter Non-Baku Mutu. Penambahan dosis 1,5 gram arang tongkol jagung efektif menurunkan parameter Non-Baku Mutu yaitu kekeruhan dan warna dengan efektivitas sebesar 47,77% dan 23,57%. Sedangkan dengan penambahan dosis sebesar 2,5 gram mampu menurunkan DHL dengan efektivitas 11,44%.

Selain efektif untuk menurunkan parameter Baku Mutu dan Non-Baku Mutu, penambahan arang tongkol jagung juga efektif untuk menurunkan logam berat yang terkandung dalam limbah industri tekstil. Dengan penambahan arang tongkol jagung 1,5

(15)

gram sangat efektif untuk menurunkan besi (Fe) dan seng (Zn) dengan efektivitas sebesar 54,82% - 94,33%. Hasil penelitian Abia & Igwe (2005) dengan penambahan tongkol jagung 2g/100 ml efektif untuk menurunkan Seng (Zn2+) sebesar 70% dalam waktu kontak selama 60 menit pada larutan standar Zn2+ 2000 ppm. Penambahan arang tongkol jagung sebesar 0,5 gram juga efektif untuk menurunkan timbel (Pb) dengan efektivitas sebesar 84,12%. Hasil peneltian Abia & Igwe (2005) menunjukkan bahwa dengan dosis penambahan tongkol jagung 2 gram/100 ml mampu menurunkan timbel (Pb2+) dalam larutan standar Pb2+ 2000 ppm dengan efektivitas sebesar 30%. Lebih lanjut dalam penelitian ini dengan penambahan dosis 0,5 gram/L efektif menurunkan parameter timbel (Pb) dengan efektivitas sebesar 84,12%.

5.5. Isoterm Adsorpsi Parameter Fisiko - Kimiawi Limbah Cair Industri Tekstil dengan Menggunakan Kulit Jeruk dan Arang Tongkol Jagung dalam Waktu Kontak 720 menit.

Untuk menjelaskan isoterm adsorpsi, digunakan 2 isoterm Langmuir dan Freundlich. Menurut Susanti (2009) dalam Putra dkk (2013), isoterm Langmuir menggambarkan pembatasan sisi adsorpsi dengan asumsi bahwa sejumlah tertentu sisi sentuh ada pada permukaannya dan semuanya memiliki energi yang sama, serta adsorpsi bersifat dapat balik. Hal ini dapat diturunkan berdasarkan persamaan berikut: (Sumanjit et al., 2007)

Nilai Cm dan b dapat dihitung dari kemiringan garis (1/Cm) dan titik potong garis (1/bCm) pada pengeplotan secara linier Ce/x versus Ce.

Menurut Jason (2004) pengertian isoterm Freundlich menganggap bahwa akan terjadi proses adsorpsi semua sisi permukaan adsorben dalam kondisi yang diberikan dan Isoterm Freundlich tidak mampu memprediksi sisi-sisi permukaan adsorben yang mampu mencegah adsorpsi pada saat kesetimbangan tercapai, dan hanya ada beberapa

Keterangan : Ce (mg/L) = Konsentrasi akhir parameter fisiko-kimiawi saat kesetimbangan X (mg/g) = Massa parameter yang diserap/gram adsorben

Cm = Massa parameter pada saat 1 gram adsorben yang dapat menjerap secara sempurna

(16)

sisi aktif saja yang mampu mengadsorpsi molekul terlarut. Hal ini dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut: (Sumanjit et al., 2007)

Dari persamaan Freundlich di atas, nilai 1/n dan log k dapat dihitung dari kemiringan garis (1/n) dan titik potong garis (log k) pada pengeplotan secara linier log

Dari persamaan Langmuir berdasarkan nilai faktor pemisahan (RL) dapat

diindikasikan tipe dari isoterm Langmuir, (RL = 0) menunjukkan bahwa irreversible,

(0< RL< 1) menunjukkan bahwa favourable, (RL = 1) menunjukkan bahwa linear dan

(RL > 1) menunjukkan bahwa unfavourable. Nilai dari RL dapat dituliskan dengan

persamaan sebagai berikut: (Senthilkumar et al., 2011)

Sedangkan dari persamaan Freundlich berdasarkan nilai konstanta (n) dapat diindikasikan bahwa jika nilai n diantara 1 dan 10, maka mengikuti isoterm Freundlich.

Hasil perhitungan Isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich dari logam berat limbah cair industri tekstil disajikan dalam (Tabel 8 dan Lampiran 7)

Keterangan : = Jumlah adsorbat terjerap per satuan bobot adsorben

Ce = Konsentrasi akhir parameter fisiko-kimiawi pada saat kesetimbangan n = Konstanta empiris Freundlich

k = Kapasitas adsorpsi (mg/g)

Keterangan : RL = Nilai faktor pemisahan KL = Konstanta Langmuir Co = Konsentrasi awal logam

(17)

Tabel 8. Isoterm Adsorpsi Langmuir dan Freundlich Paramater Kimiawi dari Limbah Cair Industri Tekstil Menggunakan Kulit Jeruk dan Arang Tongkol Jagung

No Paramater NA (gram/gram)

Langmuir RL b Cm

(mg/g)

Freundlich n log k k

1. Besi Total (Fe)

KJ (2,5) y = 0,315x – 0,585 R2 = 0,952 (r = 0,976) -0,52 -0,54 3,17 y = 3,147x – 2,254 R2 = 0,691 (r = 0,831) 0,32 -2,25 0,0056 ATJ (1,5) y = 0,236x – 0,171 R2 = 0,933 (r = 0,966) -0,15 -1,38 4,24 y = -8,282x + 0 R2 = 0,25 (r = 0,5) -0,12 0 1 2. Timbel (Pb) KJ (2,5) y = 0,200x – 0,061 R2 = 0,884 (r = 0,940) -0,42 -3,28 5,00 y = -1,520x - 1,026 R2 = 0,123 (r = 0,351) -0,66 -1,03 0,09 ATJ (0,5) y = 0,199x – 0,014 R2 = 0,995 (r = 0,997) -0,07 -14,21 5,02 y = -14,02x – 9,598 R2 = 0,186 (r = 0,431) -0,07 -9,60 2,51 x 10 -10 3. Seng (Zn) KJ (2,5) y = 0,066x – 0,034 R2 = 0,741 (r = 0,861) -0,27 -1,94 15,15 y = 2,608x - 1,860 R2 = 0,871 (r = 0,933) 0,38 -1,86 0,01 ATJ (1,5) y = 0,199x – 0,017 R2 = 1 (r = 1) -0,04 -11,71 5,03 y = 19,34x – 3,759 R2 = 0,068 (r = 0,261) 0,05 -3,76 1,73 x 10 -4

Keterangan : NA = Nisbah Adsorben ; KJ = Kulit Jeruk ; ATJ = Arang Tongkol Jagung ; RL = Faktor Pemisahan ; Cm = Kapasitas Adsorpsi Maksimum ( mg

/g) ; b = Konstanta Langmuir ; n = Konstanta Freundlich ; R2 = Koefisien Determinasi ; r = Koefisien Korelasi ; log k = Kapasitas adsorpsi

(18)

Dari Tabel 8 model isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich tidak berlaku untuk logam berat besi (Fe), timbel (Pb), dan seng (Zn) baik dengan penambahan kulit jeruk maupun arang tongkol jagung. Hal tersebut terjadi karena nilai RL yang didapatkan

bernilai minus dan tidak sesuai dengan tipe isoterm Langmuir. Selain itu nilai konstanta (n) yang didapatkan dari persamaan Freundlich juga tidak terletak di antara 1 dan 10. Kedua alasan inilah yang membuat parameter logam berat seperti besi (Fe), timbel (Pb), dan seng (Zn) tidak memenuhi isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich.

Hasil penelitian Sha et al (2010) dengan menggunakan kulit jeruk sebesar 0,5g/100 ml mampu menjerap timbel dari larutan Pb(NO3)2 dengan kapasitas adsorpsi maksimum

sebesar 218,34 mg/g mengikuti model isoterm Langmuir dengan R2 0,9595 dan nilai konstanta Langmuir 0,0564, sedangkan untuk seng (Zn) mengikuti parameter Freundlich dengan kapasitas adsopsi maksimum (k) sebesar 0,01 mg/g dan koefisien korelasi (r) 0,933. Hasil penelitian Ning-chuan & Xue-yi (2012) dengan menggunakan kulit jeruk sebesar 0,1g/25 ml mampu menjerap timbel dari larutan Pb(NO3)2 dengan

kapasitas adsorpsi maksimum 56,18 mg/g mengikuti model isoterm Langmuir dengan R2 0,9910 dan nilai konstanta Langmuir sebesar 0,022.

Telaah lebih lanjut hasil penelitian Sulistyawati (2008) pemberian adsorben tongkol jagung sebesar 0,25g/50 ml yang diaktivasi dengan Asam Nitrat dapat menjerap timbel dari larutan Pb(NO3)2 20 ppm mengikuti isoterm Langmuir dengan kapasitas adsorpsi

maksimum 1,9640 mg/g dan R2 sebesar 0,9538. Lebih lanjut hasil penelitian Olindah (2013) menunjukkan bahwa pemberian bubuk daun jagung yang diaktivasi dengan Asam Klorida dapat menjerap seng dari larutan standar Zn2+ mengikuti isoterm Langmuir dengan R2 sebesar 0,997 dan kapasitas adsorpsi sebesar 74,0741 mg/g.

(19)

6. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan bobot penambahan kulit jeruk sebesar 2,5 gram mampu menurunkan parameter Baku Mutu dan logam berat yaitu COD, besi (Fe), timbel (Pb), dan seng (Zn) dan dengan bobot 3,5 gram mampu menurunkan parameter TSS, BOD dan pH, sedangkan untuk penambahan arang tongkol jagung sebesar 1,5 gram optimal menurunkan parameter Baku Mutu dan logam berat yaitu TSS, pH, besi (Fe) dan seng (Zn), dengan bobot 0,5 gram optimal untuk menurunkan BOD dan timbel (Pb), dengan bobot 2,5 gram optimal untuk menurunkan COD.

2. Efektivitas pengolahan limbah cair industri tekstil menggunakan adsorben kulit jeruk dalam menurunkan TSS, BOD, COD, dan pH berkisar antara 17,23% - 38,59% dan efektivitas dalam menurunkan timbel (Pb), besi (Fe) dan seng (Zn) berkisar antara 41,10% - 69,06%. Sedangkan dengan menggunakan arang tongkol jagung dalam pengolahan limbah cair industri tekstil untuk menurunkan TSS, BOD, COD, dan pH memiliki efektivitas berkisar antara 0,45% - 72,84% dan efektivitas dalam menurunkan timbel (Pb), besi (Fe) dan seng (Zn) memiliki efektivitas berkisar antara 54,82% - 94,33%.

3. Model isoterm adsorpsi untuk logam berat (besi (Fe), timbel (Pb) dan seng (Zn)) dengan menggunakan kulit jeruk maupun arang tongkol jagung tidak mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir maupun Freundlich.

7. SARAN

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya digunakan arang aktif sebagai pembanding penjerapan dan menggunakan arang tongkol jagung yang diaktivasi dengan penambahan asam untuk meningkatkan kapasitas maksimum penjerapan.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abia, A. A., & Igwe, J. C. (2005). Sorption Kinetics and Intraparticulate Diffusivities of Cd, Pb and Zn Ions on Maize Cob. African Journal of Biotechnology , 511.

Al-Asheh, S., F. Banat,. R, Al Omari and Z. Duvnjak, 2000. Prediction of Binary Sorption Isotherm for The Sorption of Heavy Metal by Pine bark Using Single Isotherm Data. Chemosphere, Vol 41 : 659-665

Alaerts, G dan S.S.Santika, 1987. Metoda Penelitian Air. Usaha Nasional : Surabaya

Alfiany, H., S. Bahri ., & Nurakhirawati. (2013). Kajian Penggunaan Arang Aktif Tongkol Jagung Sebagai Adsorben Logam Pb dengan Beberapa Aktivator Asam. Jurnal Natural Science , 81.

Annadurai,G., R.S. Juang, and D.J. Lee, 2003. Adsorption of Heavy Metal from Water Using Banana and Orange Peels. Water Science & Technology Vol 47 No 1pp 185 IWA Publishing 2003

Apriliani, A. (2010). Pemanfaatan Arang Ampas Tebu Sebagai Adsorben Ion Logam Cd, Cr, Cu, dan Pb Dalam Air Limbah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Banu, I. (2006). Sorption Kinetics of Zinc and Nickel Ions on Maize Cob. Scientific Study and Research , 333-334.

Bernard, E. and A. Jimoh. (2013). Adsoption of Pb, Fe, Cu, and Zn From Industrial Electroplating Wastewater by Orange Peel Activated Carbon. International Journal of Engineering and Applied Sciences , 99.

Ekpete, O. A., F. Kpee., & J. C. Amadi, &. R. (2010). Adsorption of Chromium(VI) and Zinc(II) Ions on the Skin of Orange Peels (Citrus sinensis). J. Nepal Chem. Soc , 35.

Fahrizal. 2008. Pemanfaatan Tongkol Jagung Sebagai Biosorben Zat Warna Biru Metilena. Skripsi. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Igwe, J. C. and A. A. Abia. 2006. A Bioseparation Process for Removing Heavy Metals from Waste Water Using Biosorbents. African J Biotechnol 5:1167-1179.

Jason, P. P. 2004. Activated Carbon and Some Application for The Remediation Soil and Ground Water Pollution. http://www.ce.edu/programareas [23 Agustus 2014].

Kumar U. 2006. Agricultural Products and Byproducts As a Low Cost Adsorbent for Heavy Metal Adsorbent from Water and Wastewater: A review. African J Biotechnol1:033-037

Lorenz, KJ and Kulp K. 1991. Handbook of Cereal Science and Technology. NewYork: Marcel Dekker

Mahajan, C. S., & Sarode, D. B. (2014). Removal of Heavy Metals From Winery Wastewater by Using Natural Adsorbents. International Journal of Ning-chuan, F., & Xue-yi, G. (2012). Characterization of Adsorptive Capacity

and Mechanisms on Adsorption of Copper, Lead and Zinc by Modified Orange Peel. China: Transaction of Nonferrous Metals Society of China Conversation Science , 72.

(21)

Nugroho, S. (2013). Pengolahan Limbah Industri Tekstil.

http://loveriasigit.blogspot.com/2013/09/pengolahan-limbah-industri tekstil.html. (Diakses tanggal 16 Febuari 2014).

Olindah, N. T. (2013). Equilibrium Isotherm Analysis of The Biosorption of Zn2+ Ions by Acid Treated Zea Mays Leaf Powder. International Journal of Advances in Engineering & Technology , 133.

Putra, R. P., A. Ign Kristijanto., dan S. Hartini. (2013). Nisbah Bobot Campuran Kulit Jeruk (Citrus sp) dan Arang Kulit Kacang Tanah Sebagai Adsorben Dalam Pengolahan Air Limbah Kosmetik. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Selvi, K., S. Pattabhi., and K. Kardivelu. (2001). Removal of Cr(VI) from Aqueous Solution by Adsorption Onto Activated Carbon. Bioresour Technol, Vol 80 : 87-89.

Senthilkumar, P., S. Ramalingam., V. Sathyaselvabala., S. D Kirupha., & S. Sivanesan., (2011). Removal of Copper (II) Ions from Aqueous Solution by Adsorption Using Cashew Nut Shell. Desalination Journal , 68.

Septiani, M. K. (2008). Pengaruh Penambahan Berbagai Konsentrasi Kitosan dan Tawas Sebagai Koagulan Dalam Pengolahan Air Limbah Tekstil.

Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Setiawan, A. W., A. Ign Kristijanto, A.W. Widodo dan I. E Wahyudi. 2009.

Limbah Kulit Jeruk Sebagai Penyerap Logam Berat pada Air Limbah Tekstil. Laporan PKMP. Program Studi Kimia/S1. Universitas Kristen Satya Wacana.

Sha, L., Xue-yi, G., Ning-chuan, F., & Qing-hua, T. (2010). Effective Removal of Heavy Metals from Aqueous Solutions by Orange Peel Xanthate. Trans. Nonferrous Met. Soc. China , 190.

Steel, G. D. and JH. Torrie, 1980. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. : PT. Gramedia. Jakarta

Sumanjit, T.P.S Walia, and R. Kaur . 2007. Removal of Health Hazards Causing Acidic Dyes from Aqueous Solutions by the Process of Adsorption. Online J Health Allied Scs.

Sulistyawati, S. (2008). Modifikasi Tongkol Jagung Sebagai Adsorben Logam Berat Pb(II). Skripsi. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Suwarsa, S., 1998. Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7 B oleh Jerami Padi. JMS Vol. 3 No. 1, hal 32-40

Vinisyanti, I. 2012. Kajian Adsorpsi Pb(II) dengan Adsorben Limbah Jeruk Tersaponifikasi Ca(OH)2 dan NaOH. Tesis. Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam. Univesritas Gadjah Mada. Yogyakarta

Wijaya, K., Eko S., Is Fatimah, Sri S., dan Diyan K., 2006, Utilasi TiO2-Zeolit dan Sinar UV untuk Fotodegradasi Zat Warna Congo Red, TEKNOIN, Vol. 11 No. 3, 199-209.

Xiaomin. 2007. Preparation and Evaluation of Orange Peel Cellulose Adsorbents for Effective Removal of Cadmium, Zinc, Cobalt, and Nickel. Separation and Purification Technology. 55, 69-75. Department of Chemistry, Xinjiang Yili Normal College, Yining 83500, PR China.

Gambar

Tabel 1. Parameter-Parameter Air Limbah Tekstil dengan Metode/ Piranti Penelitian
Tabel 2. Karakterisasi Awal Limbah Cair Tekstil
Tabel  3.  Rataan  Kandungan  Parameter  Fisiko-Kimiawi  ( ±  SE)  Limbah  Cair  Tekstil  Berbagai  Penambahan  Bobot  Kulit  Jeruk  dalam Waktu Kontak 360 menit
Tabel 4. Efektivitas Pengolahan (dalam %) Berbagai Bobot Penambahan Kulit Jeruk (gram) Pada  Limbah Cair Industri Tekstil dalam Waktu Kontak 360 menit
+4

Referensi

Dokumen terkait

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1999/2000, yang merupakan APBN tahun awal era reformasi pembangunan, merupakan proses kelanjutan, peningkatan, perluasan,

Salah satu argumentasi penafsiran ayat ba„ud}atan fama&gt; fawqaha&gt;, menurut al-Ra&gt;ziy dalam kitabnya Mafa&gt;tih} al-Ghayb, adalah berdasarkan sebab turunnya ayat

Jenis penelitian adalah operational research untuk mengetahui nilai pemakaian dan investasi obat, mengetahui jumlah pemesanan optimum dan waktu pemesanan kembali

Untuk pengawasan dan pembinaan dari pemerintah terhadap kegiatan usaha pertambangan di wilayah masyarakat hukum adat, perlu penggembangan instrumen- instrumen

Peneliti memberikan kesimpulan bahwa mutu kinerja adalah baik buruknya hasil kerja yang dicapai oleh seseorang pada suatu lembaga maupun instansi dan dipengaruhi

Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasana dari hasil pengumpulan dan pengolahan data terhadap penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

Sutarwi, Pujiasmanto B, Supriyadi 2013, Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea (L.) Merr)

mengembangkan aspek fisik, keseimbangan antara bermain aktif dan pasif, tidak berbahaya, memiliki nilai kebaikan, memiliki aturan dan tujuan yang jelas [14]. Jumlah