• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Kabupaten Lebong SPEK TEKNIS POL02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Kabupaten Lebong SPEK TEKNIS POL02"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 1

URAIAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Rencana Kerja

a. Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyusun Rencana Kerja secara terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (time schedulle) dan diajukan kepada Pemberi Tugas/Direksi pekerjaan selambat-lambatnya satu minggu setelah penunjukan pemenang untuk disetujui.

b. Setelah disetujui jadwal pekerjaan (time schedulle) tersebut harus dicetak dan cetakkannya diserahkan kepada Pemberi Tugas / Direksi pekerjaan, sedangkan cetakan lainnya harus selalu terpampang / ditempelkan ditempat pekerjaan (barak kerja/gudang) dan juga pada lampiran dokumen kontrak. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat-alat dan bahan bangunan, tenaga kerja, peralatan dan sebagainya yang pada umumnya langsung/tidak langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dlam keadaan sempurna / lengkap. Juga dimaksudkan disini adalah semua pekerjaan, selanjutnya harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk serta dalam pengawasan Direksi.

c. Rencana Kerja ini akan dipakai oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, kelambatan dan perpanjangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemborong.

2. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan

a. Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar dan RKS sebelum pekerjaan dilaksanakan. b. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan

menimbulkan bahaya, maka pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas / Direksi / Pengawas Pekerjaan.

c. Apabila ada perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar, maka pemborong diwajibkan menyampaikan kepada Direksi pekerjaan / Pengawas pekerjaan untuk diadakan perbaikan. d. Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju

penyelesaian pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap sesuai dengan gambar dan RKS.

e. Pihak pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi akibat letak daerah proyek dan memperhitungkan harga satuan yang termuat dalam surat penawar, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan dan alat.

f. Kepada Pemborong akan diserahkan tanah bangunan/lapangan pekerjaan dalam keadaan sebagaimana pada waktu diadakan peninjauan lapangan, dan segala sesuatu yang berada ditanah bangunan selama penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab pemborong.

g. Pemoborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tertib.

h. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan baik dan sempurna pada Pemberi Tugas / Direksi pekerjaan termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan termasuk pembersihan lapangan pekerjaan dari sisa bahan bangunan.

3. Ketentuan-ketentuan lainnya

Selain Rencana kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

(2)

 Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana Kerja dan Syarat-syarat.  Gambar detail berikut penjelasan.

b. Petunjuk-petunjuk

 Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan (Aanwijzing), yang tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

Pasal 2

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Barak kerja / Gudang bahan

a. Pemborong harus membuat los kerja.

b. Barak kerja harus disediakan kotak PPPK lengkap terisi obat-obatan menurut kebutuhan.

c. Pembuatan gudang bahan harus sedemikian baiknya, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan digunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain. Lantai gudang dari papan dan mempunyai ketinggian minimal 30 cm dari permukaan tanah, serta dinding dan atapnya tidak boleh bocor.

2. Papan Nama Kegiatan

Pemborong wajib memasang Papan Nama Kegiatan ukuran serta model tulisannya akan ditentukan kemudian. Biaya pembuatan Papan Nama Kegiatan menjadi tanggung jawab pemborong.

3. Gambar – gambar

a. pemborong yang telah ditunjuk akan diberikan gambar-gambar revisinya dengan copy dan kekurangan-kekurangan gambar rencana.

b. Pemborong harus membuat perubahan-perubahan gambar (revisi) bila mana pada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan-perubahan untuk dimintakan persetujuan Direksi. c. Segala akibat dan kelalaian pemborong dalam ketelitian ukuran ini menjadi tanggung jawab

pemborong.

4. Ukuran – ukuran

a. Pemborong harus memeriksa dan meneliti ulang ukuran-ukuran satu sama lain yang tertera dalam gambar serta penyesuaian dengan keadaan dilapangan.

b. Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi, bilamana terdapat ukuran-ukuran yang tidak cocok, untuk dimintakan persetujuan Direksi.

c. Segala akibat dari kelalaian pemborong dalam melaksanakan ketelitian ukuran ini menjadi tanggung jawab pemborong.

5. Ukuran Pokok

Ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, dan pemborong wajib memeriksa kembali ukuran-ukuran tersebut. Didalam semua hal, bila terjadi pengambilan ukuran-ukuran yang keliru, pemborong harus bertanggung jawab sepenuhnya. Apabila terdapat ketidak cocokan ukuran menurut gambar, pemborong segera memberitahukan untuk mendapat persetujuan Direksi, demikian juga dalam penyimpangan terhadap perubahan-perubahan ukuran. Dalam hal ini Direksi akan memberitahukan suatu ukuran yang telah disesuaikan untuk pedoman pelaksanaan.

6. Peil / Titik Duga

a. Sebagai peil atau titik duga (0.00) akan ditentukan kemudian pada waktu pelaksanaan dengan berpedoman muka jalan yang ada. Ukuran tinggi dan ukuran-ukuran dalam akan ditentukan dari ukuran pokok ini.

(3)

c. Semua pengukuran harus dilakukan dengan alat Waterpass atau Theodolit.

Pasal 3

PEKERJAAN PONDASI

1. Pondasi batu kali

Pondasi bangunan menggunakan pasangan batu kali dengan adukan 1 pc : 4 ps dilaksanakan pada dinding-dinding batu bata pembatas ruangan dengan posisi dan ukuran sesuai dengan gambar.

a. Sebelum dilakukan penimbunan lapisan pasir, dasar galian harus bersih dari segala macam kotoran.

b. Timbunan lapisan pasir harus disiram dengan air sampai mencapai kepadatan yang dipersyaratkan / kadar air yang optimum.

c. Pengurugan tanah kembali, dilaksanakan setelah semua pekerjaan diatas selesai dikerjakan.

Pasal 4

PEKERJAAN BETON

1. Uraian umum

Ini meliputi pangadaan bahan, tenaga dan peralatan lain yang diperlukan pada pekerjaan dimaksud.

a. Semua pekerjaan beton bertulang baik ukuran, bentuk dan penempatannya harus sesuai dengan gambar, rencana.

b. Semua pekerjaan beton bertulang harus diawasi langsung oleh pelaksana dan didampingi oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman pada pekerjaan ini.

c. Bila terdapat kesulitan dalam pelaksanaan, sehingga diinginkan perubahan-perubahan yang menyangkut segi perencana, pelaksana lapangan wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada direksi.

d. Direksi berhak merubah / membatalkan pekerjaan, bila pelaksanaanya tidak sesuai dengan gambar dan RKS.

e. Pemakaian bahan-bahan harus memenuhi syarat-syarat kwalitas baik, seperti semen dan air kerja yang dipakai.

f. Direksi barhak meneliti ukuran mauapun mutu dari bahan seperti : koral, pasir, besi beton dan lain-lainnya, juga berhak untuk menolak penggunaaan bahan tersebut, bila dianggap tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971.

g. Pengecoran dapat dilakukan setelah pemborong mengajukan laporan secara tertulis dan telah mendapat persetujuan dari Direksi.

2. Beton tak bertulang

Beton tak bertulang adukan 1 pc : 3 ps : 5 krl, dilaksanakan pada lantai kerja untuk pondasi plat dan pada rabat keliling bangunan antara saluran air hujan dan dinding bangunan.

3. Beton bertulang

(4)

4. Bahan – bahan

a. Besi beton

Besi beton yang dipergunakan harus berkwalitas (KS TI ) baik tidak cacat, bebas dari karat, retak, gelombang dan tidak bias pakai besi banci (Medan).

b. Krikil dan Spilit 1/2, 2/3

Krikil untuk semua pekerjaan beton bertulang dipakai ukuran 1 s/d 3 cm. Bersih dari segala kotoran dan debu, tanah, garam dan tidak keropos.

c. Pasir coor

Harus khusus untuk beton, bersih dari segala kotoran dan tidak boleh tercampur dengan bahan-bahan lain (tanah, lumpur), pasir tersebut berbutir tajam.

d. A i r

Air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, garam dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan yang dapat merusak beton.

e. Ukuran

Ukuran-ukuran konstruksi beton bertulang harus sesuai bestek dan gambar

5. Pedoman pelaksanaan

a. Penempatan / pemasangan bekisting harus ditimbang dahulu dengan selang, sehingga mendapatkan pekerjaan yang vertikal dan horizontal seperti yang disyaratkan.

b. Semua pekerjaan pembesian harus dikerjakan pada tempat pekerjaan, ukuran besi maupun teknis pemasangan harus sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi.

c. Mengaduk beton harus memakai alat pengaduk mekanik (mollen).

d. Pengecoran dapat dilakukan, bila bekisting/steiger sudah siap, sisa kawat beton dan kotoran-kotoran lainnya sudah dibersihkan dan telah mendapatkan persetujuan direksi.

6, Bekisting Beton

a. Untuk bekisting kolom, sloof, ring balk, balok lantai, digunakan dari kayu kelas IV, yang dirancang sedemikian rupa sehingga kuat dan kokoh.

b. Bekisting harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup dapat memikul beban-beban sementara, selama pembetonan berlangsung.

(5)

Pasal 5

PEKERJAAN DINDING BATU BATA

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga dan saran lainnya.

1. Pasangan batu bata 1 pc : 2 ps (Trasraam).

Pasangan dinding batu bata 1 pc : 2 ps dilaksanakan pada pekerjaan :

a. Pasangan dinding trasraam yang dilaksanakan diatas sloof setinggi 30 cm diatas peil lantai. b. Bagian-bagian dinding lainnya yang ditetapkan dalam gambar.

c. Pada pembuatan saluran air hujan keliling bangunan.

2. Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps.

Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps, dilaksanakan pada seluruh dinding pembatasan ruangan, kecuali yang disebutkan dalam point 1 diatas.

a. Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus dipasang angker besi  10 mm. Panjang angker minimal 30 cm dan dipasang dengan jarak 50 cm.

b. Pemasangan batu bata harus dikerjakan waterpass lapis demi lapis. Setiap pertemuan sudut harus membentuk sudut siku ( 9o ).

c. Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi persyaratan dari masing-masing pekerjaan atau menurut petunjuk Direksi.

Pasal 6

PEKERJAAN PLESTERAN

1. Plesteran kedap air dengan adukan 1 pc : 2 ps, dilaksanakan untuk plesteran dinding dan kolom, pada pekerjaan yang dipersyaratkanharus menggunakan adukan ini.

2. Plesteran dengan adukan 1 pc : 4 ps dilaksanakan pada plesteran semua dinding bengunan kecuali yang telah disebutkan pada ayat 1 diatas.

3. Semua plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rata, datar dan licin. Semua plesteran harus rata-rata tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, setelah plesteran selesai baru dilakukan pengacian.

4. Pertemuan sudut plesteran dibuat sudut siku dengan adukan 1 pc : 2 ps. Semua bidang yang akan diplester harus disiram air secukupnya, sehingga gelembung udara yang berada dalam pori- pori batu bata atau adukan dapat keluar seluruhnya.

Pasal 7

KOSEN PINTU, JENDELA, VENTILASI DAN PINTU)

1. Bahan – bahan

1. Pekerjaan kosen pintu, jendela, ventilasi harus menggunakan kayu yang berkwalitas baik, jenis kayu kelas II dan tidak boleh terdapat cacat-cacat kayu.

2. Pekerjaan kosen pintu, jendela dibuat dalam beberapa type sesuai dengan gambar. 3. Untuk pekerjaan kosen pintu jendela menggunakan kayu ukuran 6 x 13 cm (ukuran jadi). 4. Daun pintu panil menggunakan papan rangkanya dibuat dari papan klas II ukuran 3, 8/13 cm

sesuai dengan gambar rencana.

2. Pedoman pelaksanaan

1. Semua ukuran kosen dan pintu dibuat sesuai dengan gambar, semua permukaan kayu yang tampak harus diketam halus, rata dan mempunyai ketebalan yang sama.

2. Setiap sambungan harus kuat, kaku dan siku dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada.

3. Pada batang tegak harus dipasang angker dengan jarak 50 cm terbuat dari besi  10 mm. 4. Neut / sepatu kosen pintu harus memakai angker besi  10 mm.

5. Bagian yang berhubungan dengan tembok harus dicat menie.

(6)

Pasal 8

PEKERJAAN KUDA-KUDA KAYU

1. Lingkup Pekerjaan.

1.1. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga peralatan dan tenaga, perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan Kuda-kuda kayu , rangka atap seperti yang tertera dalam gambar.

1.2. Perkerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi kayu pada atap sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan persyaratan teknis ini.

Pasal 9

PEKERJAAN LISTPLANK PAPAN

1. Listplank dibuat dari papan, bahan kayu kelas II berkwalitas baik, ukuran listplank disesuaikan dengan gambar.

2. Papan yang digunakan harus baik, kering, keras dan tidak cacat. Papan harus diserut rata dan pada saat penyambungan antara papan yang satu dengan yang lainnya harus benar-benar rapat, sehingga tidak tampak sambungannya.

3. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi (masak).

4. Papan listplank difinishing dengan cat, sebelum dipasang seluruhnya permukaan kayu harus dimenie.

Pasal 10 PEKERJAAN ATAP

1. Penutup atap pada bangunan ini manggunakan atap Genteng Metal. 2. Sudut kemiringan atap atau tinggi atap dibuat sesuai dengan gambar. 3. Bubungan /Nok Atas, jurai luar menggunakan Genteng Metal.

Pasal 11

PEKERJAAN RANGKA PLAFOND/LANGIT-LANGIT

1. Rangka plafond dan penggantung dipakai kayuyang berkwalitas baik, II, ukuran kayu disesuaikan dengan gambar.

2. Balok penggantung harus kuat, sehingga tidak terjadi gelombang pada plafond, dan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar serta harus mendapat persetujuan Direksi.

(7)

Pasal 12

PEKERJAAN RANGKA PLAFOND/LANGIT-LANGIT

4. Rangka plafond dan penggantung dipakai kayu yang berkwalitas baik, jenis kayu kelas II, ukuran kayu disesuaikan dengan gambar.

5. Balok penggantung harus kuat, sehingga tidak terjadi gelombang pada plafond, dan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar serta harus mendapat persetujuan Direksi.

6. Bahan penutup langit-langit yang dipakai adalah plywood tebal 3 mm ukuran 60 x 120 cm disesuaikan dengan gambar.

Pasal 13

PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING

1. Pasangan lantai didalam ruangan dan selasar bangunan menggunakan lantai keramik 30 x 30 cm. 2. Sebelum pemasangan lantai, urugan pasir dibawah lantai harus sudah padat dan disiram air terlebih

dahulu.

3. Untuk Lantai KM/WC pakai keramik 20x20 cm anti slip, dan dinding dipasang ukuran 20x25 cm nat tidak boleh lebih dari 3 mm.

4. Penggunaan keramik yang berkualitas baik, tidak cacat seperti retak, gumpil, apabila sudah terpasang ternyata retak pada waktu pemasangan harus diganti.

5. Permukaan lantai Keramik yang terpasang harus rata benar dan untuk keramik setiap sambungan harus lurus dan tidak bertonjolan.

Pasal 14

PEKERJAAN KACA, KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

1. Kaca

a. Bahan yang digunakan adalah kaca Polos dengan tebal 5 mm dipasang pada jendela kaca hidup dan jendela kaca mati, ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar.

b. Pemasangan kaca tidak boleh goyang dan bergetar, list kaca terbuat dari kayu harus terpasang rapi, ukuran sesuai gambar.

2. Kunci / alat penggantung

a. Pada pintu panil dipasang kunci yang berkwalitas baik, type royal atau jenis lain yang setaraf inClock Pakai Pegangan Stainles steal bambu.

b. Untuk daun pintu panil dipasang 3 (tiga) buah engsel ring nylon untuk setiap daun pintu, merk

“ACCH”, sedang untuk daun pintu panil buka double dipasang 3 (tiga) buah engsel untuk setiap daun pintu.

(8)

Pasal 15

PEKERJAAN TRALIS/RANGKA PENJARA

1. Besi

c. Bahan yang digunakan adalah besi dia 16 (Rangka) dengan sistim las dipasang pada Rangka pintu /Ventilasi /plafon bag.dalam, ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar.

d. Pemasangan Rangka pintu /Ventilasi /plafon bag.dalam, ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar.

Pasal 16

PEKERJAAN PENGECETAN

Pekerjaan pengecetan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini antara lain :

1. Bahan – bahan

a. Sebelum dicat mengkilap terlebih dahulu kayu diamplas, baru dicat menie.

b. Pengecatan akhir cat kayu digunakan Kwalitas baik dan pengecatan dinding tembok digunakan cat kwalitas baik atau akan ditentukan kemudian, sebelumnya bidang plesteran dan bidang kayu didempul atau diplamir dengan kwalitas yang baik.

c. Saluran bahan untuk keperluan pekerjaan ini harus didatangkan dalam kemasan resmi dari pabrik pembuat cat ini, cat dalam kemasan rusak atau terbuka tidak diperbolehkan dipakai lagi.

2. Syarat teknis

a. Bidang kayu atau tembok yang akan dicat harus dalam keadaan kering, bersih dari segala kotoran dan tidak berminyak.

b. Kayu harus dilindungi dari kerusakan akibat rayap atau bila kayu masih basah harus dilindungi dari kemungkinan rembesan air maupun getah (resin) yang terkandung dalam kayu.

c. Pori-pori pada bidang plesteran atau kayu harus ditutup dengan plamir. Penggunaan plamir diusahakan setipis mungkin.

d. Bidang kayu dan plesteran sebelum dicat akhir harus diamplas terlebih dahulu dan dibersihkan dari debu-debu.

e. Pengecatan kayu kosen, sebaiknya dilakukan setelah daun pintu dan jendela terpasang.

f. Dalam pelaksanaan pengecatan, setiap urutan atau tahapan pekerjaan harus dipenuhi dan tahapan berikutnya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.

3. Pengecatan kayu

a. Sebelum dicat bidang kayu dimenie terlebih dahulu dengan cat menie yang berkwalitas baik. b. Pori-pori, serat kayu dan tekikan didempul dan diamplas dengan bahan yang berkwalitas baik. c. Lapisan akhir dikehendaki mempunyai lapisan yang rata, kuat dan mengkilap. Cat akhir

(9)

4. Pengecatan tembok

a. Bidang plesteran dicat dasar terlebih dahulu menggunakan bahan yang berkwalitas baik.

b. Untuk meratakan, menutup pori-pori plesteran harus didempul terlebih dahulu. Bidang tersebut dibiarkan kering selama kurang lebih dari 1 (satu) minggu sebelum diamplas.

c. Lapisan cat akhir dikehendaki warna yang rata dan kuat. Cat akhir digunakan cat kwalitas baik atau dengan pengecatan 2 (dua) kali. Sebelum lapisan berikutnya dilakukan, bagian plesteran yang belum rata harus didempul kembali sampai bagian tersebut menjadi rata.

5. Pengecatan plafond

a. Permukaan plafond dicat dasar kemudian diplamir/dempul dan diamplas hingga rata serta dibersihkan.

b. Lapisan cat akhir dengan cat kwalitas baik atau dilakukan dua kali sampai diperoleh lapisan yang rata dengan selang waktu 16 jam atau lebih.

Pasal 17

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi listrik adalah :

a. Instalasi penerangan, termasuk lampu-lampu, saklar-saklar, stop kontak dan sistem pengabelannya.

b. Pemasangan pengaman arus bocor, arus hubung singkat, dan arus lebih. c. Pekerjaan testing dan pengesahan instalasi dari PLN.

2. Sistem instalasi listrik

Sistem tegangan listrik dari jaringan PLN ke jaringan distribusi ialah 110 V / 220 V, 1 fase, dimana sentral (nol) dari sistem dihubung tanahkan (Grounded netral).

Dari panel listrik utama, tenaga listrik didistribusikan secara radial ketempat-tempat yang memerlukannya, titik lampu, stop kontak dan peralatan-peralatan lain. Untuk tegangan 220 Volt maka semua peralatan-peralatan seperti panel-panel, stop kontak harus dihubung tanahkan sesuai dengan peraturan yang ada.

3. Sistem pengabelan

(10)

4. Lampu – lampu

a. Lampu SL 18 VA merk setaraf Phillip, lengkap dengan fittingnya dipasang sesuai dengan gambar instalasi listrik.

5. Shaklar lampu dan stop kontak

Shkalar lampu dan stop kontak dipasang pada tempat yang telah ditentukan dengan ketinggian antara 120 – 140 cm diatas lantai. Type shaklar lampu dan stop kontak terbenam dinding (inbouw) warna putih, mutu setaraf BROCO.

6. Alat-alat pengamanan

Alat pengaman arus lebih, arus bocor dan arus hubung singkat dari jenis sekering konvensional lengkap dengan box sekeringnya dengan pembagian group sebagaimana tercantum pada gambar atau menurut petunjuk Direksi. Ampere meter diseesuaikan dengan kebutuhan.

7. Untuk pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang sudah mendapat izin menyelenggarakan pemasangan instalasi listrik dari PLN wilayah IV Cabang Bengkulu. Instalatur yang bersangkutan harus mengadakan pengujian terhadap instalasi yang dipasangnya dam memberikan jaminan bahwa instalasi listrik tersebut telah siap untuk dialiri listrik dari PLN dengan daya sebagaimana dalam gambar.

Pasal 18

PEKERJAAN HALAMAN / PEMBERSIHAN

(11)

Pasal 19

PEKERJAAN LAIN-LAIN

Guna mendapat kerja yang baik dan sempurna maka bagian-bagian pekerjaan yang nyata seharusnya termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan dalam RKS maupun gambar kerja tetap dilaksanakan oleh pemborong dan diterima sebagai hal yang disebutkan.Pelaksanaan dari bagian pekerjaan tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi.Dokumen Pasca dan RKS merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Pasal 20 P E N U T U P

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada kenyataannya diperlukan akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Menyetujui Pengelola Teknis

MANSURI,ST NIP.

Bengkulu, 2011

Dibuat Oleh : CV.Utaka Essa Konsultan

YUZANO JAYA,BE Wkl.Direktur

Mengetahui Waka Polres Lebong

Selaku PPTK

Referensi

Dokumen terkait

Analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keteraturan penggunaan kortikosteroid inhalasi dengan tingkat kontrol asma pasien

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya syok yaitu serotipe virus dengue, umur, jenis kelamin, ras, genetik, daya tahan tubuh, infeksi primer atau sekunder, penyakit

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti tentang pemahaman perawat tentang penerapanRJPdipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur, pendidikan,

Apabila dalam waktu tersebut perusahaan Saudara tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka perusahaan Saudara

• Dalam 1 lokus: lebih dari 2 alel (3 atau lebih) • Hanya berlaku pada populasi, tidak berlaku

Keputusan kesehatan tentang visi pembanguan kesehatan adalah Indonesia sehat 2010. Visi itu menggambarkan visi Indonesia sehat hidup tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam

Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Satuan Kerja Pengadilan Tinggi Gorontalo, akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan Pra Kualifikasi sumber dana APBN Tahun

Program Penelitian Dosen Pemula dimaksudkan sebagai kegiatan penelitian dalam rangka membina dan mengarahkan para peneliti pemula untuk meningkatkan