Lampiran 2. Gambar buah dan kulit buah semangka merah
Buah semangka merah
Lampiran 3. Gambar simplisia dan serbuk kulit buah semangka merah
Simplisia
Lampiran 4. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia kulit buah semangka merah (perbesaran 10 x 40)
Keterangan:
1. Jaringan parenkim
Lampiran 6. Perhitungan penetapankadar sari larutdalam air simplisia kulit buah
semangka merah
a. Berat sampel = 5,00 g
Kadar sari rata-rata = (20+20,95+19)%
3 = 19,98%
Kadar sari = Berat sari Berat sampel x
100
Lampiran 7.Perhitungan penetapankadar sarilarutdalam etanol simplisia kulit
buah semangka merah
a. Berat sampel = 5,01 g
Kadar sari rata-rata = (21,95+18+16)%
3 = 18,65% Kadar sari = Berat sari
Berat Sampel x 100
Lampiran 8.Perhitungan penetapankadarabutotal simplisia kulit buah semangka
merah
a. Berat sampel = 2,015 g
Berat abu = 0,150 g
Kadar abu = 0,150
2,015 x 100 % = 7,44 %
b. Berat sampel = 2,010 g
Berat abu = 0,170 g
Kadar abu = 0,170
2,010 x 100% = 8,458%
c. Berat sampel = 2,015 g
Berat abu = 0,1552 g
Kadar abu = 0,1552
2,015 x 100% = 7,702%
Kadar abu total rata-rata = (7,44+8,458+7,702)%
3 = 7,86%
Kadar abu total = Berat abu
Lampiran 9.Perhitungan penetapankadarabu tidaklarutdalamasam simplisia kulit
buah semangka merah
Sampel I Berat sampel = 2,015 g
Berat abu = 0,042 g
Kadar abu = 0,042
2,015 x 100% = 2,80 %
Sampel II Berat sampel = 2,010 g
Berat abu = 0,040 g
Kadar abu = 0,040
2,010 x 100% = 1,99%
Sampel III Berat sampel = 2,015 g
Berat abu = 0,044 g
Kadar abu = 0,044
2,015x 100% = 2,18 %
Kadar abu yang tidaklarutdalamasam rata-rata = (2,08+1,99+2,18)%
3 = 2,083% Kadar abu yang tidaklarutdalamasam
=
Berat AbuLampiran 10. Bagan kerja penelitian
dicuci dari pengotor sampai bersih ditiriskan
ditimbang berat basahnya
pemeriksaan organoleptis
dikeringkanpada lemari pengering dengan suhu 40-50°
ditimbang berat keringnya
dihaluskan dengan blender disimpan dalam wadah yang tertutup rapat sebelum digunakan Kulit buah semangka merah
Simplisia
Simplisia
Serbuk simplisia
Ekstraksi Skrining fitokimia
Karakterisasi
• kadar air
• kadar sari larut dalam air
• kadar sari larut dalam etanol
• kadar abu total
• kadar abu tidak larut dalam asam
senyawa golongan:
• flavonoid
• glikosida
• saponin
• tanin
Lampiran 10. (Lanjutan)
dimasukkan ke dalam wadah
dituangi dengan etanol 96% dan ditutup direndam selama 3 jam
dimasukkan massa ke dalam perkolator sedikit-demi sedikit
dituang cairan penyari diatas simplisia dan masih terdapat selapis cairan penyari ditutup mulut perkolator, dibiarkan cairan perkolat menetes dengan kecepatan 1 ml/menit ditambahkan cairan penyari secukupnya berulang-ulang hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia, hingga diperoleh 80 bagian perkolat
diperas massa, dicampurkan cairan perasan kedalam perkolat, ditambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana, ditutup, dibiarkan selama 2 hari di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, dienap tuangkan atau disaring. Sisa penguapan dilakukan dengan menguapkan 3 g sampai 5 g di atas tangas air
dipekatkan denganrotaryevaporator 400 g serbuk simplisia
Ekstrak kental (51,19 g)
Uji aktivitas antibakteri Skrining fitokimia
senyawa golongan:
• flavonoid
• glikosida
• saponin
• tanin
Lampiran 10. (Lanjutan)
diambil dengan jarum ose steril
ditanam pada media nutrient agar miring diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
disuspensikan dalam 10 ml media nutrient
broth steril
diukur kekeruhan suspensi bakteri
menggunakan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 580 nm sampai
diperoleh nilai transmitan 25%
dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan petri
ditambahkan 15 ml media nutrient agar ke dalam cawan petri
dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
diletakkan pencadang kertas yang telah direndam ke dalam larutan uji ekstrak dengan berbagai konsentrasi dan pelarut DMSO sebagai blanko
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18 - 24 jam
diukur diameter daerah hambatan di sekitar pencadang kertas dengan menggunakan jangka sorong
Biakan murni bakteri
Stok kultur bakteri
Inokulum bakteri
Lampiran 11. Hasil pengukuran daerah hambat pertumbuhan bakteri dari ekstrak
etanol kulit buah semangka merah
Konsentrasi Ekstrak (mg/ml)
Diameter Daerah Hambat Pertumbuhan Bakteri (mm)
Staphylococcus aureus Escherichia coli
Keterangan:
D = Diameter daerah hambatan 1,2,3 = Perlakuan
* = Rata-rata
Lampiran 12. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
semangka merah terhadap bakteri Staphylococcus aureus
E F
Keterangan
A : Konsentrasi 500; 400; 300 dan 200 mg/ml B : Konsentrasi 100; 75; 50 dan 25 mg/ml C : Konsentrasi 22; 20; 15 dan 12,5 mg/ml D : Konsentrasi 19; 18; 17 dan 16 mg/ml E : Konsentrasi 14; dan 13 mg/ml
F : Konsentrasi Blanko
Blanko S.a
Lampiran 13. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
semangka merah terhadap bakteri Escherichia coli
E F
Keterangan
A : Konsentrasi 500; 400; 300 dan 200 mg/ml B : Konsentrasi 100; 75; 50 dan 25 mg/ml C : Konsentrasi 22; 20; 15 dan 12,5 mg/ml D : Konsentrasi 19; 18; 17 dan 16 mg/ml E : Konsentrasi 14; dan 13 mg/ml
F : Konsentrasi Blanko
14 13
E.c