• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan

pada Jasa Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI

periode Tahun 2013-2017

Nurjanah Alawiyah

Universitas Trilogi

1. Latar Belakang Masalah

Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan laba. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercemin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. (Harjito dan Martono, 2005).

(2)

Menurut Databoks, Katadata Indonesia Pengguna telepon seluler (ponsel) di tanah air hingga januari 2017 mencapai 371,4 juta pengguna atau 142 persen dari total populasi sebanyak 262 juta jiwa. Artinya, rata-rata setiap penduduk memakai 1,4 telepon seluler karena satu orang terkadang menggunakan 2-3 kartu telepon seluler. Sementara kaum urban Indonesia mencapai 55 persen dari total populasi.

Jika melihat banyaknya pengguna ponsel hingga tahun 2017 maka kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan laba bagi perusahaan jasa telekomunikasi.oleh karena itu untuk perusahaan-perusahaan tersebut bisa meningkatkan dengan cara membuat inovasi-inovasi baru pada jaringan-jaringan telepon dan internet misalnya membuat kartu perdana seperti membuat jaringan 4G dengan kekuatan sinyal yang baik di berbagai daerah meskipun itu di daerah terpencil khususnya agar pengguna atau masyarakat dapat menggunakan alat telekomunikasinya dengan baik.

(3)

pemegang saham atau konsumen dengan menerapkan nilai perusahaan yang maksimal.

Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat memengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Untuk menilai suatu perusahaan dari harga pasar saham,

investor mempergunakan pengukuran kinerja perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan, maka akan semakin tinggi return yang akan diperoleh oleh investor.

Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari analisis laporan keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan yang sering digunakan adalah analisis rasio keuangan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, Rasio aktivitas dan Rasio profitabilitas. Dimana Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Rasio solvabilitas untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio aktivitas untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, Rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul

(4)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah penelitian ini sebaai berikut :

1. Apakah Rasio Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Rasio Solvabilitas yang diukur dengan Debt to Equity Ratio

(DER) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?, 3. Apakah Rasio Aktivitas yang diukur dengan Total Asset Turn Over

(TATO) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah Rasio Profitabilitas yang diukur dengan Return On Total Asset

(ROA) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivas, Profitabilitas berpengaruh

secara simultan terhadap nilai perusahaan?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusalah masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui Pengaruh antara Rasio Likuiditas yang diukur dengan

Current Ratio (CR) secara parsial terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Jasa Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Ingin mengetahui Pengaruh signifikan antara Rasio solvabilitas atau

leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(5)

4. Ingin mengetahui pengaruh Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return On Total Asset (ROA) secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 5. Ingin mengetahui pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivas,

Profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan

4. Hipotesa Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat statistik atau SPSS untuk mengetahui berpengaruh atau tidak antara variabel independent dengan variable dependen. Hipotesa sebagai berikut :

1. H 1 : Variabel Rasio Rasio likuiditas yang diukur dengan Current Ratio

(CR) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. H 2: Variabel Rasio solvabilitas yang diukur dengan Debt to Equity Ratio

(DER) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. H 3: Variabel Rasio aktivitas yang diukur dengan Total Asset Turn Over

(TATO) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. H 4 : Variabel Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return On Total

Asset (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. H 5 : Variabel Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivas, Profitabilitas

berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan

5. Landasan Teori

5.1 Kinerja keuangan

(6)

5.1.1. Rasio Likuiditas

Fred Weston (dalam Kasmir, 2015:129) menyatakan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan).

Jenis- jenis pengukuran Rasio Likuiditas:

• Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya dalam suatu tahun dari operasinya.

Rumus Current Ratio : Aktiva Lancar Utang Lancar

• Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur likuiditas jangka sangat pendek.

Rumus rasio cepat (quick ratio) =: Aktiva Lancar – Persediaan

Utang Lancar

• Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kas yang tersedia untuk membayar utang. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

(7)

• Rasio Perputaran Kas

Rasio perputaran kas (cash turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Dari hasil perhitungan rasio perputaran kas apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihannya.

Rumus perputaran kas : Penjualan Bersih Modal kerja bersih

• Inventory to Net Working Capital

Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

Rumus INWC : Persediaan Aktiva Lancar – Utang Lancar

5.1.2 Rasio Solvabilitas (leverage)

Rasio solvabilitas atau leverage ratio (Kasmir, 2015:151) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

(8)

Jenis-jenis pengukuran Ratio Solvabilitas (Leverage):

• Debt to Equity Ratio

Debt to Equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

Rumus debt to equity ratio: Total Liabilities Total Equity

• Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

Rumus Debt to asset ratio : Total Liabilities (hutang) Total Asset (aktiva)

• Long Term Debt to Equity Ratio

Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa besar bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus LTDtER : Long term debt

Equity

• Times Interest Earned

(9)

semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor.

Rumus times interest earned : EBIT

Biaya Bunga (Interest)

5.1.3 Rasio Aktivitas

Kasmir (2015:172) menyatakan bahwa rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya.

Jenis-jenis untuk pengukuran Rasio Aktivas:

• Total assets turn over (TATO)

Total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva atau dengan kata lain digunakan untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi menunjukkan semakin efektif pengelolaan aktiva tetap yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual (Sawir, 2001:17).

(10)

• Working Capital Turn Over (rasio perputaran modal kerja)

Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:16).

Rumus WCTO : Penjualan = Penjualan

Modal kerja bersih Aktiva lanca-utang lancar

5.1.4 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas (Kasmir, 2015:196) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Hasil pengukuran rasio dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, maka telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun sebaliknya, jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke depannya.

Jenis-jenis pengukuran Rasio Profitabilitas:

• Return On Total Asset (ROA)

Return on total asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut sebagai ROI (Return On Investment). Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti efisiensi manajemen (Hanafi dan Halim, 2012:81). Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Rumus ROA = Laba Bersih

(11)

• Profit Margin on Sales (Net Profit Margin)

Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.

Rumus profit margin on sales: EAIT Penjualan

• Return on Equity

Rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Rumus untuk hasil pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE).

Rumus ROE : Earning After Interest and Tax Ekuitas

• Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock) Rasio laba perlembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.

Rumus EPS : Laba Saham Biasa Saham Biasa yang beredar

5.2 Nilai Perusahaan

(12)

Indikator-Indikator yang Memengaruhi Nilai Perusahaan:

1) Price Earning Ratio (PER)

Menurut Bahagia (2008) dalam Khamida (2014) Price Earning Ratio

(PER) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.

Rumus PER = Market Price per share Earning Per share

2) Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Rumus PBV = harga pasar per saham

Nilai buku per saham

3) Rasio Tobin’s Q

Alternatif lain yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah

dengan menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James

Tobin. Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham

perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan (Weston dan Copeland,

2001). Rasio Tobin’s Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar terhadap

nilai buku karena rasio ini fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya saat ini.

Rumus rasio Tobin’s Q :

(13)

Keterangan:

Q = Nilai Perusahaan

EMV = Nilai Pasar Ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham yang beredar)

D = Nilai Buku dari Total Hutang

EBV = Nilai Buku dari Total Ekuitas (EBV = total aset – total kewajiban)

5.3 Penelitian Terdahulu

• Siswoyo (2012)

Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rasio Aktivitas Terhadap Nilai Perusahaan yang Diukur dengan Metode Tobin’s Q pada Perusahaan Kertas yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Sampel pada penelitian

adalah 7 perusahaan periode tahun 2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Total Asset Turnover (TATO), Inventory Turnover

(ITO), dan Working Capital Turnover (WCTO) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial pengaruh WCTO terhadap nilai perusahaan adalah signifikan positif, pengaruh ITO tidak signifikan dan positif sedangkan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

• Putra (2014)

Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental pada

Nilai Perusahaan Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia”. Sampel dalam penelitian adalah 8 perusahaan periode tahun 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Assets, Return On Equity,

dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Earning per Share dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.

• Budi dan Rachmawati (2014)

Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Return On Equity,

(14)

pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia”.

Sampel penelitian adalah 25 perusahaan periode tahun 2009-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Growth berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap PBV, sedangkan Firm Size positif dan tidak signifikan terhadap PBV.

6. Metode Penelitian 6.1 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan kuantitatif, dimana data yang dikumpulkan melalui pengambilan laporan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015-2017. Dimana data yang diambil tersebut merupakan angka-angka yang biasa disebut sebagai data sekunder yang nantinya akan diolah yang dinyatakan dalam analisis rasio keuangan. Rasio tersebut digunakan untuk menilai atau mengukur seberapa besar atau seberapa baik kinerja keuangan suatu perusahaan.

6.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang telah tercatat dalam laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor Telkomunikasi yang telah tercatat di website resmi BEI www.idx.com. Data tersebut merupakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Laporan Keuangan Tahunan yang dipakai adalah pada akhir pembukuan tahun 2013, 2013, 2014, 2015, 2016, dan 2017

6.3 Populasi dan Sampel Penelitian

(15)

6.4 Alat analisis Penelitian

alat analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah Uji Asumsi Klasik, Analisa Korelasi dan Uji Analisa Regresi .

6.5.1 Uji Asumsi Klasik • Uji Normalitas

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu;

1. Analisis grafik dimana distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis normal.

2. Uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) jika nilai Asymp. Sig. (2 tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal (Ghozali, 2012:160).

6.5.2 Analisa Korelasi. • Koefisien Korelasi (r)

Analisis koefisien korelasi (R) adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan dari variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Menurut Sugiyono (dalam Hidayah, 2015) adapun korelasi (R) rentang nilainya adalah 0 dan 1, dengan kriteria jika R = 1 atau mendekati 1, berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah sangat kuat atau positif atau searah.

• Multikolinearitas

(16)

6.5.3. Analisa Regresi

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar porsi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-varibel independen. Koefisien determinasi disebut juga dengan R-quared atau R2.

Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Uji Global (Uji Simultan)

Uji Global menggunakan F-test bertujuan untuk menguji persamaan estimasi regresi secara keseluruhan, untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dimana jika sig < alpha (0,005) dapat disimpulkan bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent.

Uji Individual ( Uji Parsial )

Uji Individual menggunakan t-test yang bertujuan untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independent (secara individual) terhadap variabel dependen. Hasil dari t-test dapat dilihat dari table Coefficient. Dimana jika sig < alpha (0,005) dapat disimpulkan bahwa variabel independent (secara individual) berpengaruh terhadap variabel dependent.

7. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran keseluruhan mengenai materi pokok tentang penelitian ini, maka dijelaskan sistematika penulisan yang secara garis besar terdiri dari sebagai berikut:

Latar Belakang Masalah

(17)

Rumusan masalah

Pada bagian ini peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah.

Tujuan Penelitian

Pada bagian ini peneliti membuat tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah.

Hipotesa Penelitian

Pada bagian ini peneliti membuat Hipotesa Penelitian berdasarkan Rumusan Masalah.

Landasan Teori

Pada bagian ini peneliti menjelaskan secara keseluruhan bagaimana mengukur kinerja keuangan dengan menghitung rasio keuangan sesuai dengan rumus yang sudah ada dan bagaimana cara melihat nilai suatu perusahaan dengan pengukuran yang sudah ada.

Metode penelitian

Pada bagian ini peneliti menjelaskan secara keseluruhan bagaimana peneliti dalam mengambil data yang sudah ada untuk dikelola atau dihitung, populasi dan sampel data yang diambil, dan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independent dan variabel dependent.

8. Daftar Pustaka

1) Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.

2) Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange American Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189

3) Kisman, Z.Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and Evidence.Transylvanian Review.Vol XXIV, No. 08,2016.

(18)

5) “Data Pengguna ponsel dan penetrasi media sosial”

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/08/29/pengguna-ponsel-indonesia-mencapai-142-dari-populasi diakses 20 April 2018

6) “Pengukuran dalam Kinerja Keuangan” dari buku Principles of

Managerial Finance by Lawrence J. Gitman Edisi 12. Diakses 20 April 2018

7) “Pengertian dan Pengukuran Nilai Perusahaan”

Referensi

Dokumen terkait

Namun dari jumlah yttrium yang terdeteksi dalam jumlah kecil tersebut dapat diprediksi bahwa tidak terjadi penggumpalan oksida yttrium yang berarti di dalam matriks sampel baja

Hubungan Kualitas Tidur dengan Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.. 226 Setelah pengolahan data

mengetahui kadar glukosa darahnya dengan cara mengukur kadar glukosa darah dengan alat glukometer. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei 2014. Populasi dalam

Berdasarkan hasil analisis tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit diare dipuskesmas dapat diketahui bahwa kulifikasi didapatkan baik dengan skor 69 atau

Hasil: Hasil analisis data pada 54 subjek penelitian menunjukkan hubungan negatif antara pengetahuan tentang kode etik kedokteran dengan kejadian kekerasan di wahana

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi (jenis pupuk dan dosis pupuk) dan jenis pupuk kompos yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata

Dari penjabaran di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul, &#34;Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan

THE EFFECT OF BRAINSTORMING TECHNIQUE IN WRITING DESCRIPTIVE TEXT AT VIII GRADE OF MTsN STABAT1. IN 2016/2017 ACADEMIC