• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengungkapan informasi pemerintahan mulai menjadi perhatian sejak

dikeluarkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik yang menyebutkan bahwa setiap informasi publik harus

bersifat terbuka, serta dapat diakses oleh pengguna secara cepat, tepat waktu,

biaya ringan, dan cara yang sederhana. Suatu pemerintah daerah (pemda)

yang transparan harus mampu menyediakan informasi yang dapat diakses

dengan mudah oleh masyarakat dan pengguna lainnya. Pengungkapan

informasi pemerintahan melalui internet merupakan salah satu bentuk

pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure).

Dengan semakin maraknya pengguna internet maka penyampaian

informasi dengan menggunakan media inipun semakin berkembang dengan

sangat pesat. Dalam perkembangan terakhir, internet menjadi alat untuk

meneliti pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure) atas pelaporan

informasi keuangan pada lingkungan pemerintahan daerah (Laswad et al,

2005). Styles dan Tennyson (2007) berpendapat bahwa internet adalah media

yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat dan paling cost effective bagi

pemerintahan daerah untuk mempublikasikan informasi keuangannya dalam

bentuk pelaporan online. Internet telah menciptakan suatu kemampuan pada

(2)

keuangan) kepada siapapun yang memiliki akses (Groof dan Pitman, 2004).

Oleh karena itu, penggunaan media internet yang dapat diakses oleh siapapun

juga menunjukkan adanya suatu bentuk transparansi dan akuntabilitas.

Menurut Bodnar George dan William (2000:5) mendefenisikan

informasi sebagai data yang berguna yang diolah sehingga dapat digunakan

sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat. Sedangkan Gord an

(1974) dalam Jogiyanto (2000:25) informasi merupakan data yang telah

diolah kedalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau

berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan sekarang atau masa depan.

Dari pengertian di atas tentang informasi, maka dapat disimpulkan bahwa

informasi adalah data yang telah diproses dan digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan.

Astari (2013) berpendapat bahwa informasi keuangan yang berkualitas

dapat dicapai melalui tiga komponen yang penting dalam sektor publik yaitu

transparansi, akuntabilitas dan pengawasan. Namun aspek transparansi

keuangan ini belum banyak diterapkan oleh pemerintahan daerah, sedangkan

menurut pedoman umum Good Public Governance (GPG) disebutkan bahwa

transparansi merupakan salah satu asas yang harus dilaksanakan demi

tercapainya GPG (KNKG, 2010).

Penelitian yang menguji faktor-faktor yang menentukan tingkat

pengungkapan informasi akuntansi di internet telah banyak dilakukan, namun

umumnya penelitian tersebut dilakukan pada perusahaan. Oleh karena itu,

(3)

pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintah daerah di

Indonesia. Beberapa penelitian, seperti penelitian Laswad, dkk (2005),

menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang menentukan

pengungkapan sukarela di sektor publik. Hasil penelitian Laswad, dkk (2005)

menunjukkan bahwa leverage, kekayaan daerah, visibiltas pers memiliki

hubungan positif dengan pelaporan keuangan di internet secara sukarela,

sementara tipe pemerintahan daerah memiliki hubungan negatif dengan

pelaporan keuangan di internet secara sukarela. Sedangkan hasil penelitian

Ana Garcia (2010) menunjukkan hasil yang berlawanan dengan penelitian

Laswad, dimana hasilnya menunjukkan hasil bahwa press visibility memiliki

hubungan yang negatif dengan pelaporan keuangan di internet secara

sukarela. Dari hasil pengamatan, kedua penelitian ini juga memiliki

kombinasi variabel independen yang berbeda. Oleh karena itu, dipandang

perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk lebih menambah

referensi atas faktor-faktor yang menentukan tingkat pelaporan akuntansi

secara sukarela oleh pemerintah daerah, khususnya di Indonesia yang

memang belum banyak diteliti. Dalam penelitian ini, karakteristik yang akan

diuji ialah tipe pemda, opini BPK, dan jumlah penduduk.

Penelitian Yurisca (2011) menunjukkan hasil bahwa tipe pemerintah

daerah berhubungan negatif dengan transparansi informasi keuangan pada

situs resmi pemerintah daerah. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang

(4)

daerah memiliki hubungan yang positif terhadap transparansi informasi

keuangan pada situs resmi pemerintah daerah.

Opini audit merupakan salah satu indikator kualitas akuntabilitas

keuangan dilihat atas penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD). Opini audit secara bertingkat terdiri dari : Tidak Wajar (TW), Tidak

Memberikan Pendapat (TMP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dan yang

terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pemda yang mendapat

opini WTP akan cenderung melakukan publikasi laporan keuangan melalui

internet untuk menunjukkan sinyal kualitas pengelolaan keuangan yang baik

dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya, opini audit selain WTP dapat

menimbulkan konotasi atau persepsi publik akan adanya penyimpangan

dalam pengelolaan keuangan daerah, sehingga pemerintah cenderung

menutupi informasi keuangannya. Penelitian Handayani (2010) menunjukkan

bahwa tingkat penyimpangan mempunyai hubungan negatif signifikan

terhadap tingkat pengungkapan. Semakin tinggi tingkat penyimpangan, maka

pemda cenderung untuk menutupi informasi yang dimiliki, sehingga tingkat

pengungkapan menjadi lebih rendah. Namun, hasil berbeda ditunjukkan oleh

penelitian Hilmi dan Martani (2012) yang menyatakan bahwa tingkat

penyimpangan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan

laporan keuangan.

Menurut Said (1995), penduduk merupakan sejumlah orang yang

bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil

(5)

demografi tersebutlah yang mengakibatkan jumlah penduduk ditiap daerah

berbeda-beda atau tidak sama. Hal inilah yang menyebabkan permintaan atas

suatu informasi di suatu daerah juga berbeda-beda. Sesuai dengan

Stakeholder Theory, penduduk merupakan salah satu stakeholder terpenting

pemerintah daerah. Oleh karena itu, semakin besar jumlah suatu penduduk

maka akan semakin besar juga tingkat permintaan atas informasi pada suatu

daerah tersebut. Dalam hal ini, internet merupakan cara yang sangat efisien

dan efektif bagi masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi termasuk

informasi tentang kinerja pemerintahan di daerahnya. Penelitian Muntazar

(2016) telah membuktikan bahwa jumlah penduduk berpengaruh negatif

terhadap transparansi informasi keuangan di website resmi pemerintahan

daerah.

Menurut Suwardjono (2005), secara umum tujuan dari pengungkapan

(disclosure) adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk

mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak

yang memiliki kepentingan yang berbeda. Apa yang harus diungkapkan

kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai

yang dituju sementara untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus

disampaikan kepada badan pengawasan berdasarkan peraturan melalui

formulir-formulir yang menuntut pengungkapan secara rinci.

Menurut Rahman dkk. (dalam Trisnawati & Komarudin, 2014)

menunjukkan bahwa website pemerintahan daerah belum digunakan secara

(6)

pengungkapan informasi keuangan pemerintah daerah terbukti lebih rendah

daripada rata-rata indeks pengungkapan informasi non keuangan. Dengan

kata lain, setiap pemerintahan daerah memiliki alasan dan pertimbangan

tersendiri untuk melakukan pelaporan atau tidak melakukan pelaporan

laporan keuangan melalui websiteresmi pemerintahan daerahnya.

Dalam pengungkapan informasi kepada publik, kebanyakan penelitian

terdahulu berfokus pada pengungkapan informasi finansial (fiscal

transparency), misalnya yang telah dilakukan oleh Laswad et.al. (2005).

Dalam penelitian tersebut tingkat pengungkapan informasi keuangan diukur

dalam bentuk pengungkapan secara menyeluruh informasi tentang anggaran

dan pertanggungjawaban keuangan daerah. Dalam hal ini hubungan antara

masyarakat dan pemerintah digambarkan seperti hubungan principal dan

agent dalam agency theory, dimana pengungkapan informasi keuangan oleh

Pemerintah Daerah tersebut dapat digunakan oleh masyarakat untuk menilai

sejauh mana pemerintah daerah telah efektif dan efisien dalam menggunakan

sumber daya daerahnya.

Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK

dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di website

(7)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah tipe pemda berpengaruh terhadap transparansi informasi keuangan

di website resmi pemerintahan daerah di Indonesia?

2. Apakah opini BPK berpengaruh terhadap transparansi informasi keuangan

di website resmi pemerintahan daerah di Indonesia?

3. Apakah jumlah penduduk berpengaruh terhadap transparansi informasi

keuangan di website resmi pemerintahan daerah di Indonesia?

4. Apakah tipe pemda, opini BPK dan jumlah penduduk secara

bersama-sama berpengaruh terhadap transparansi informasi keuangan di website

resmi pemerintahan daerah di Indonesia?

1.3. Tujuan Penilitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh tipe pemda terhadap transparansi informasi

keuangan di website resmi pemerintahan daerah di Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh opini BPK terhadap transparansi informasi

keuangan di website resmi pemerintahan daerah di Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk terhadap transparansi

(8)

4. Untuk mengetahui pengaruh tipe pemda, opini BPK dan jumlah

penduduk berpengaruh secara simultan terhadap transparansi informasi

keuangan di website resmi pemerintahan daerah di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat

secara langsung maupun tidak langsung terhadap pemerintahan daerah,

publik, peneliti dan peneliti selanjutnya. Adapun manfaat yang diberikan

antara lain:

1. Bagi Pemerintahan Daerah

Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka pemerintahan daerah dapat

mulai termotivasi dalam perkembangan dan kegunaan dari IT dan internet.

Sehingga pemerintahan daerah dapat lebih mengembangkan situs resminya

dalam rangka pengungkapan informasi non keuangan dan pengelolaan

keuangan daerah.

2. Bagi Publik

Dengan penelitian ini masyarakat dapat mengetahui pemerintahan daerah

mana saja yang menyediakan informasi keuangannya pada situs resmi dalam

rangka pengungkapan informasi keuangan daerah.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman bagi

(9)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengetahuan

tentang faktor yang mempengaruhi transparansi informasi keuangan di

website resmi pemerintahan daerah di Indonesia. Dan dapat dijadikan

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis PCA (Principal Component Analysis ) atau analisis komponen utama ) banyak diterapkan dalam analisis multivariat dan

The purpose of squeeze cementing activity in OKTA-36 is to improve production of oil by the repairing process of cement bonding in 7” production line to fix problem of

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi / Kabupaten / Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran dan keabsahan SK Golongan kepangkatan (PNS) atau SK Pengangkatan GTY (dari pertama

Pada pemboran ini beban torsi tidak melebihi torque limit yang dimiliki oleh rangkaian pipa pemboran yang digunakan, sehingga tidak terindikasi adanya masalah untuk pemboran

[r]

Hasil analisa PBU test akan menghasilkan parameter reservoir, seperti tekanan reservoir awal (Pi), permeabilitas (K), skin faktor (kerusakan atau perbaikan formasi), batas

Dari penelitian dan pembelajaran yang sudah dilakukan penulis terhadap test TOEFL yang membutuhkan banyak biaya dari pembelian modul sampai percobaan test TOEFL tersebut, maka

[r]