BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan
perekonomian berkembang sedemikian rupa. Kondisi yang demikian rupa
tentunya akan menciptakan suatu lingkungan yang kompetitif.
(www.repository.widyatama.ac.id) Sejalan dengan perkembangan kebutuhan
pengelolaan keuangan Negara dirasakan pula semakin pentingnya fungsi
penatausahaan dan pembendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya
keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien, seperti yang dijelaskan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata
cara penatausahaan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban bendahara
dan penyampaiannya.
Kemajuan teknologi yang semakin canggih ditandai dengan maraknya
beberapa jejaring sosial yang semua mahasiswa pasti memiliki itu. Tak lepas
dari jejaring sosial pasti juga ada yang namanya komputer. Di jaman yang
semakin canggih ini komputer sangat dibutuhkan bagi semua orang,
khususnya bagi siswa–siswi SMA. Mereka dituntut untuk dapat
megoperasikan komputer, karena dengan kemajuan teknologi sekarang ini
keahlian dalam pengoperasian komputer sangat di butuhkan bagi siswa–siswi
SMA, maka dari itu perlu diadakannya pengadaan komputer bagi sekolah
untuk memenuhi kebutuhan siswa–siswinya agar meraka dapat mengikuti
kemajuan jaman sekarang ini dengan istilah tidak gaptek atau gagap
teknologi. Dalam pengadaan komputer ini sekolah wajib mengajukan
permohonan ke pemerintahan kabupaten atau kota seperti di Dinas Pendidikan
yang khususnya menangani tentang dunia pendidikan atau melayani apa saja
Lingkup pemerintahan dalam sistem pemerintahan Republik
Indonesia, yaitu pemerintahan pusat, pemerintahan provinsi, dan
pemerintahan kabupaten atau kota. (www.elib.unicom.ac.id)
Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen adalah salah satu pemerintahan
yang berada dibawah naungan pemerintah kabupaten atau kota. Dinas
pendidikan kabupaten sragen memiliki tujuan salah satunya yaitu
meningkatkan kesejahteraan pendidikan khususnya siswa dan siswi di seluruh
wilayah kabupaten Sragen dengan cara melakukan pengadaan komputer bagi
siswa-siswi SMA khususnya. Sehubungan dengan itu Dinas pendidikan
Kabupaten Sragen berupaya mewujudkan kebutuhan akan barang (komputer)
untuk meningkatkan kesejahteraan siswa siswi di seluruh wilayah kabupaten
Sragen dengan mempertahankan kemampuan keuangan daerah yang
bersumber dari pendapatan pajak dan sumber – sumber lainnya guna selalu
dapat memenuhi kebutuhan yang mereka butuhkan seperti pengadaan barang
untuk kepentingan pendidikannya.
Salah satu ciri yang penting dalam mewujudkan keinginannya tersebut
adalah berlangsungnya proses penyediaan dana guna mencukupi kebutuhan
siswa – siswi di seluruh wilayah kota Sragen khususnya dalam pengadaan
barang (komputer) bagi siswa SMA agar para siswa dapat menggunakan
fasilitas pendidikan yang layak dan memadai juga bisa mengikuti
perkembangan teknologi sekarang ini.
Dalam tahapan proses penyediaan dana, prosedur penyusunan
anggaran pun berpengaruh penting untuk menyelenggarakan suatu kegiatan
yang sudah direncanakan sebelumnya seperti halnya dalam urusan pencairan
dana untuk pengadaan suatu kegiatan. (www.elib.unicom.ac.id)
Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen mengadakan kegiatan belanja
langsung barang dan jasa yang harus dibuat Dokumen Kontrak atau dokumen
permohonan pencairan dana pengadaan barang, agar dana dapat segera
mencukupi kebutuhan siswanya agar dapat menunjang pendidikan yang
berkompetensi pula.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas pendidikan kabupaten sragen
untuk pencairan dana dicatat dalam sebuah dokumen kontrak yaitu dokumen
permohonan pencairan dana dari bidang Dikmen atau pendidikan menengah.
Data tersebut berisikan tentang apa saja yang dibutuhkan Sekretariat
Keuangan dinas pendidikan guna pencairan dana. Semua data tersebut di input
pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen khususnya pada bagian Dikmen
untuk dibuatkan Dokumen kontrak atau Dokumen permohonan Pencairan
dana yang akhirnya akan dipertanggungjawabkan pada Dinas pendidikan agar
dapat segera mencairkan dana untuk pengadaan Komputer tingkat SMA.
Dokumen Kontrak atau dokumen permohonan pencairan dana dibuat
agar Sekretariat Keuangan Dinas pendidikan kabupaten sragen mengetahui
seberapa besar penyerapan dana yang akan dicairkan untuk kegiatan dari
dokumen kontrak tersebut. Dalam pelaksanaan penyusunan Dokumen kontrak
ini, pegawai instansi memerlukan kelengkapan data pembelanjaan langsung.
Dengan kelengkapan data inilah, pegawai instansi yang sudah bertanggung
jawab dalam penyusunan dokumen kontrak akan menjalankan penyusunan
dengan baik dan lancar agar tercapai sasaran yang ditentukan. Dan dokumen
kontrak ini dilaksanakan jika ada sekolah yang membutuhkan barang untuk
menunjang pendidikan khususnya, jadi pembuatan permohonan dokumen
kontrak pengadaan barang ini bersifat tidak pasti.
Jika dokumen – dokumen dalam permohonan pencairan dana sudah
lengkap maka dapat segera diajukan di DPPKAD (Dinas Pendapatan,
Pengelolaaan Keuangan dan Aset Daerah) dan Pencairan dana dapat segera
dilakukan, biasanya hanya dalam waktu 1 hari dapat dicairkan, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No Per 66/PB/2005 yaitu pasal
13 butir 2 yang berbunyi Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana wajib
batas waktu paling lambat 1 hari kerja setelah diterima SPM (Surat Perintah
Membayar) secara lengkap.
Tetapi hal ini bisa menjadi lambat karena kesalahan prosedur yang
dilakukan oleh para satuan kerja yang kurang melengkapi dokumennya.
Banyak satuan kerja (satker) Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yang
kurang memahami prosedur yang digunakan dalam penerbitan SPPD (Surat
Perintah Pencairan Dana). Seperti kelengkapan dokumen untuk proses
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana, sehingga proses pencairan dana
yang sekiranya 1 hari dapat selesai, dapat terhambat karena kesalahan
prosedur.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengamati lebih
lanjut dan lebih mendalam tentang pencairan dana pengadaan barang di Dinas
Pendidikan Kabupaten Sragen. Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil
judul laporan Tugas Akhir tentang “PROSEDUR PENCAIRAN DANA
KEGIATAN PENGADAAN KOMPUTER TINGKAT SMA DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SRAGEN”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut : “Bagaimana prosedur pencairan dana kegiatan pengadaan komputer tingkat SMA
di dinas pendidikan kabupaten sragen?”
C. Tujuan Pengamatan
Pembuatan berisi pernyataan singkat mengenai tujuan pengamatan,
yang meliputi :
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui prosedur pencairan dana pengadaan komputer di Dinas
2. Tujuan Fungsional
Pengamatan ini bertujuan agar hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan maupun bagi Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Sragen sebagai pengetahuan, masukan dan bahan
pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencairan dana pengadaan barang (komputer).
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Ahli Madya pada
Program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Pengamatan
Pengamatan ini diharapkan mempunyai manfaat :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan tambahan, yang diharapkan dapat
menjadi suatu informasi serta referensi bagi mahasiswa Manajemen
Administrasi pada khususnya dan Mahasiswa jurusan lain umumnya.
b. Diharapkan dapat memberi harapan positif bagi perusahaan yang
bersangkutan
c. Bagi para pembaca,pihak yang berkentingan dan bagi karyawan karyawan
beserta para staf dinas pendidikan kabupaten sragen sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam melaksanakan kegiatan yang
berhubungan dengan pencairan dana pengadaan barang
d. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pencairan dana
pengadaan barang di dinas pendidikan kabupaten sragen
e. Melatih penulis dan mengevaluasi serta memecahkan masalah yang akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Prosedur
Prosedur adalah kegiatan yang harus dilakukan secara teratur guna
mempermudah suatu pekerjaan sehingga tidak ada data yang tertinggal
karena kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu. Prosedur
memiliki tujuan untuk mempermudah dan memperlancar setiap pekerjaan
yang dilaksanakan.
Adapun pengertian – pengertian prosedur tersebut dapat diuraikan
antara lain sebagai berikut :
a. Pengertian prosedur menurut Moekijat dalam Kamus Manajemen
(1990 : 435)
“Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan atau
penggunaan suatu arah rindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan–kebijaksanaan yang telah ditentukan. Prosedur-prosedur memberikan urutan menurut waktu (chronologis) kepada tugas-tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas demikian dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan kearah tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Suatu prosedur adalah serangkaina tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan. Urutan menurut chronologis (menurut waktu) dari tugas-tugas ini merupakan ciri dari setiap prosedur. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing-masing tugas harus diselesaikan. Prosedur-prosedur menggambarkan cara
atau metode, dengan mana pekerjaan akan diselesaikan”
b. Pengertian prosedur menurut Drs. Ig. Wursanto dalam bukunya
Kearsipan 2 (1995 : 20)
“Prosedur (procedure) adalah suatu serangkaian yang telah
menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang
c. Pengertian prosedur menurut MC. Maryati M.M dalam Manajemen
Perkantoran Efektif (2008 : 43)
“Prosedur adalah serangkaian dari tahapan – tahapan atau urut
– urutan dari langkah – langkah yang saling terkait dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.”
Dari Pengertian prosedur diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa prosedur adalah suatu tahapan atau serangkaian kegiatan yang
harus dijalankan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Suatu prosedur juga berhubungan dengan pemilihan dan
penggunaan suatu arah tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan
– kebijaksanaan yang ditentukan.
Prosedur memiliki tujuan untuk mempermudah dan
memperlancar setiap pekerjaan yang dilaksanakan dalam rangka
memberikan kemudahan. Adanya prosedur yang baik, diharapkan
urutan kegiatan atau langkah-langkah tersebut dilakukan dengan baik
guna mencapai tujuan yang baik pula. Oleh karena itu, urutan kegiatan
atau langkah-langkah tersebut haruslah dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak meninggalkan faktor efisiensi dan efektifitas.
2. Pentingnya Prosedur
Prosedur kerja menurut MC Maryati (2008:43) adalah membuat pekerjaan
dapat terselesaikan lebih lancar, sehingga waktu penyelesaiannya lebih
cepat. Prosedur kerja juga memberiakn pengawasan lebih baik tentang apa
dan bagaimana suatu pekerjaan telah dilakukan. Prosedur kerja
menjadikan setiap bagian berkoordinasi dengan bagian yang lain. Dengan
adanya prosedur kerja maka pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan
tentu saja hal tersebut akan membuat penghematan yang besar bagi
3. Prinsip – Prinsip Prosedur
Menurut MC. Maryati (2008:44) sebuah prosedur yang baik prinsipnya
adalah sederhana, tidak terlalu rumit dan berbelit-belit. Prosedur kerja
yang ditetapkan haruslah prosedur kerja yang teruji bahwa prosedur
tersebut mencegah penulisan, gerakan, dan usaha yang tidak perlu.
Artinya prosedur tersebut menghemat gerakan atau tenaga. Prosedur kerja
dibuat fleksibel, artinya bisa dilakukan perubahan jika terjadi hal-hal yang
sifatnya mendesak.
Tiga bagan dalam prosedur yaitu :
a. Bagan aliran kerja atau bagan proses (Work-flow Chart)
1) Bagan Proses adalah bagan yang menunjukkan secara rinci
langkah-langkah dalam suatu proses pekerjaan.
2) Langkah-langkah ditunjukkan dalam bentuk symbol dan disusun
secara vertical.
b. Bagan gerak atau bagan layout kerja (work-layout chart)
Bagan layout menggambarkan gerakan pekerjaan dalam suatu
ruangan. Bagan digambarkan pada sebuah layout kerja sehingga
gerakan diukur dalam hubungannya dengan faktor fisik (energi).
c. Bagan Arus
Bagan ini menggambarkan aliran atau arus kegiatan dalam
menyelesaikan sebuah pekerjaan.
4. Prosedur yang Baik
Prosedur yang baik menurut MC. Maryati MM (2008:51). Sebuah
prosedur yang baik adalah prinsipnya sederhana, tidak terlalu rumit dan
berbelit-belit. Prosedur kerja yang baik akan mengurangi bahan
pengawasan karena penyelesaian pekerjaan telah mengikuti langkah yang
telah teruji bahwa prosedur tersebut mencegah penulisan, gerakan, dan
usaha yang tidak perlu. Artinya prosedur tersebut harus menghemat tenaga
atau gerakan. Pembuatan prosedur kerja harus memperhatikan pada arus
pekerjaan. Prosedur kerja dibuat fleksibel artinya bisa dilakukan
perubahan bila terjadi hal-hal yang sifatnya mendesak. Prosedur kerjs
ditetapkan dengan memperhatikan penggunaan alat misalnya mesin agar
optimal. Dan prosedur kerja harus menunjang pencapaian tujuan.
Sebuah prosedur baik adalah prosedur yang menghasilkan hasil yang
diinginkan dengan pengeluaran-pengeluaran waktu, usaha, uang,
sedikit-dikitnya.
Menurut MC. Maryati M.M dalam (2008 : 51-52) Prosedur yang telah
ada sering kali perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus. Karena
manajer kantor harus selalu mencari metode atau prosedur kerja terbaik,
agar efisiensi tercapai.
Langkah – langkah perbaikan prosedur :
a. Tentukan permasalahannya, misalnya boros, atau banyak keluhan
b. Kumpulkan data – data pendukung, yang menguatkan alasan bahwa
prosedur harus diperbaiki
c. Temukan prosedur yang baik, dengan melihat mana yang harus di
hilangkan, ditambah, dikombinasikan atau diubah
d. Lakukan uji coba untuk prosedur baru tersebut
e. Evaluasilah apakah prosedur baru tersebut benar – benar lebih baik
f. Jika sudah baik maka bakukan (standardisasi)
5. Pengertian Pengadaan Barang atau Jasa
Pengadaan barang merupakan standarisasi mutlak yang harus
dilaksanakan oleh setiap perusahaan, apalagi pengadaan barang seperti
komputer di setiap sekolah-sekolah, bagi siswa komputer sangatlah
penting untuk menunjang pendidikannya. Di jaman yang semakin canggih
komputer karena dalam dunia kerjapun kemampuan pengoperasian
komputer sangat dibutuhkan. Jadi, diharapkan dalam jenjang pendidikan
harus belajar tentang pengoperasian komputer. Oleh karena itu, hendaknya
setiap kegiatan pengadaan khususnya komputer dilakukan secara sadar
untuk terlaksananya suatu tujuan yang ingin dicapai.
Adapun pengertian-pengertian pengadaan barang dan jasa tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Menurut Muhammad Ichram Mukmin, SH dalam pengadaan barang
dan jasa (1992 : 2) Pengadaan diartikan sebagai :
“Segala usaha dan kegiatan untuk memenihi kebutuhan terhadap barang dan jasa dalam batas peraturan perundang-undangan yang
berlaku.”
b. Menurut Ardian sutedi, S.H., M.H. (2009:3) menjelaskan bahwa :
“ Pengadaan barang dan jasa pada hakekatnya merupakan upaya pihak
pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang di inginkan dengan menggunakan metode dan proses tertentu agar
tercapai kesepakatan harga, waktu dan kesepakatan lainnya.”
c. Menurut Ardian sutedi, S.H., M.H. (2009:48)
“Pengadaan barang dan jasa public adalah kegiatan pemerintah untuk
memperoleh sumber daya dan material dalam rangka melaksanakan fungsinya. Penhadaan barang dan jasa public juga dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan atau hasil pembangunan dalam bidang sosial dan ekonomi.”
d. Menurut Muhammad Ichram Mukmin, SH dalam pengadaan barang
dan jasa (1992 : 72) juga mengemukakan cara dalam pengadaan
barang antara lain dengan cara :
1) Pembelian
2) Penyewaan
3) Peminjaman
4) Pemberian/Hibah
6) Pembuatan
7) Sewa-beli
8) Leasing
Menurut Perpres 54/2010 pasal 1 ayat 1 sebagai mana telah diubah
dengan perpres 70/2010 Pengadaan Barang dan jasa Pemerintahan
yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang dan jasa adalah
kegiatan untuk memperoleh Barang dan jasa oleh
Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang
selanjutnya disebut K/L/D/I yang prosesnya dimulai dari perencanaan
kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
barang dan jasa.
6. Pengertian Komputer
Menurut Melwin Syafrizal dalam Pengantar jaringan komputer
(2005:7)
“Komputer berasal dari bahasa latin computare yang berarti
menghitung (to compute), karena pada awalnya computer pertama
yang dirancang digunakan untuk keperluan perhitungan.”
Menurut Dr.Ir Harijono Djojodihardjo dalam Pengantar sistem komputer (1984 : 3)
“Komputer adalah alat yang berfungsi sebagai pengolah informasi.
Jadi apa yang disampaikan pada sistem komputer adalah informasi
atau data (untuk sementara kedua hal tersebut tidak dibedakan).”
Menurut Dr.Ir Harijono Djojodihardjo dalam Pengantar sistem
komputer (1984 : 7)
“Komputer pada prinsipnya adalah alat pemroses data atau informasi.
Data atau informasi tersebut harus dinyatakan dalam bentuk simbol atau kode. Karena komputer adalah peralatan fisik, maka simbol –
Menurut Drs. John J. Longkutoy dalam pengenalan komputer
(1980:24–25)
“Komputer adalah alat yang memegang peranan penting didalam
system pengolahan data elektronis, maka komputer juga dapat
diartikan sebagai alat pengolah data.”
7. Pengertian Pencairan dana Langsung
Sebelum membahas pengertian pencairan dana langsung sebaiknya
terlebih dahulu mengetahui tentang pengertian dana.
Dana merupakan alat yang sangat penting yang dibutuhkan oleh setiap
perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.
Dana menurut Kasmir (2008 : 17) mengemukakan bahwa :
1. Dana dianggap sebagai kas
2. Dana dianggap sebagai uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro
atau tabungan
3. Dana dianggap sebagai modal kerja
4. Dana dianggap sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan
5. Dana dianggap sebagai aktiva yang memiliki sifat sama dengan kas.
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa dana merupakan kas
atau modal kerja yang sangat penting yang digunakan untuk melihat aliran
kas pada perusahaan dengan tujuan yang telah ditetapkan selama periode
akuntansi tertentu.
Dalam bukunya Bahtiar Arif (2002:72-73), kesatuan dana – dana yang
dimiliki organisasi sector public dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Dana yang bisa dibelanjakan (Expendable fund)
Adalah dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas –
aktivitas yang bersifat non bussines yang menjadi bagian dari tujuan
organisasi sektor publik.
Adalah dana yang dipisahkan untuk aktifitas – aktifitas yang
bersifat bisnis dan digunakan sebagai pendukung dari expendable
funds.
Pencairan dana langsung adalah proses pencairan dana yang
dilakukan oleh Sekretariat Keuangan Dinas pendidikan Kabupaten Sragen
yang sebelumnya telah diverifikasi oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kepada pihak yang berhak atau
rekanan berdasarkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran
atas nama pihak yang berhak sesuai pengeluaran yang sah.
Yang termasuk dalam pembayaran dan pencairan dana langsung :
1) Belanja Pegawai
Yang termasuk Belanja Pegawai : Gaji dan tunjangan, honor,
lembur.
2) Belanja Non Pegawai
Yang termasuk belanja non pegawai : Pengadaan barang dan
jasa, pembayaran biaya tagihan langganan daya dan jasa ( Listrik,
Telepon dan Air)
8. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) adalah suatu dokumen yang dibuat atau
diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan
atau bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.
Menurut Peraturan Bupati Sragen Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2014 Pengajuan Surat
a. Pihak Terkait
1) Bendahara Pengeluaran
Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakkan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan bealanja daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD)
2) Pejabat Penatausahaan Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD)
Pejabat Penatausahaan Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD) adalah Pejabat fungsional yang di tunjuk untuk
menguji kelengkapan dan kebenaran Surat Perintah Pembayaran
(SPP) yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran.
3) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah Pejabat pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanakan satu
atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan tugasnya
yaitu mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam
proses pengajuan Surat Perintah Pembayaran Langsung (SPP-LS)
b. Deskripsi Pengajuan
Berdasarkan Surat Penyedia Dana (SPD) yang diterima Pengguna
Anggaran dari Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku
Bendahara Umum Daerah (BUD), bendahara pengeluaran mengajukan
Surat Pengantar SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui Pejabat
Penatausahaan Keuangan SKPD.
Bendahara pengeluaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) dalam melaksanakan belanja. Dalam hal ini bendahara
1) Uang Persediaan (UP)
2) Ganti Uang (GU)
3) Tambah Uang (TU)
4) Langsung (LS)
5) LS untuk pembayaran Gaji & Tunjangan
6) LS untuk pengadaan Barang dan Jasa
Disamping membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP),
Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk Surat
Perimintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan, dan register Surat
Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SPPD)
yang sudah diterima oleh bendahara
a) SPP Uang Persediaan (UP)
Bendahara pengeluaran mengajukan SPP Uang Persediaan
(UP) setiap awal tahun anggaran setelah dikeluarkannya Surat
Kuasa Kepala Daerah tentang besaran UP. SPP-UP dipergunakan
untuk mengisi uang persediaan tiap-tiap SKPD. Pengajuan UP
hanya dilakukan sekali dalam setahun tanpa pembebanan pada
kode rekening tertentu. Jenis Belanja dalam SPP UP adalah
Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa.
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP UP, selain dari
dokumen SPP UP itu sendiri. Lampiran tersebut antara lain:
1. Salinan SPD
2. Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
3. Lampiran lain yang diperlukan
Bendahara Pengeluaran SKPD dapat melimpahkan sebagian
uang persediaan yang dikelolanya kepada bendahara pengeluaran
Pelimpahan tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan pengguna
anggaran.
b) SPP Ganti Uang Persediaan (GU)
Pada saat uang persediaan telah terpakai bendahara
pengeluaran dapat mengajukan SPP Ganti Uang Persediaan (GU)
dengan besaran sejumlah penggunaan uang persediaan yang telah
disahkan. SPP-GU tersebut disampaikan untuk beberapa kegiatan
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP GU, selain dari
dokumen SPP GU itu sendiri. Lampiran tersebut antara lain:
1. Salinan Surat Penyedia Dana (SPD)
2. Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
3. Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan
4. Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah
c) SPP Tambahan Uang (TU)
Apabila terdapat kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak,
yang harus dikelola oleh bendahara pengeluaran, dan uang
persediaan tidak mencukupi karena sudah direncanakan untuk
kegiatan yang lain, maka bendahara pengeluaran dapat
mengajukan SPP-TU.
Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan
dari PPKD dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu
penggunaan. Pengajuan SPP TU dan besarannya harus dengan
surat yang ditujukan kepada PPKD yang ditandatangani oleh
Persetujuan dari PPKD berupa surat dari PPKD, paling lambat
disampaikan kepada Pengguna Anggaran SKPD 2 hari sejak surat
dari Pengguna Anggaran yang ditujukan kepada PPKD untuk
persetujuan dari PPKD diterima oleh PPKD
Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus
dipertanggung-jawabkan tersendiri dan bila tidak habis, harus
disetorkan kembali. Jenis Belanja dalam SPP TU adalah Belanja
Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa.
Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam 1
(satu) bulan, maka sisa tambahan uang disetor ke rekening kas
umum daerah. Ketentuan batas waktu penyetoran sisa tambahan
uang dikecualikan untuk:
1. kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan
2. kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah
ditetapkan yang diakibatkan oleh peristiwa di luar kendali
PA/KPA
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP TU, selain dari
dokumen SPP TU itu sendiri. Lampiran tersebut antara lain:
1. Salinan Surat Penyedia Dana (SPD)
2. Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
3. Surat Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU
d) SPP Langsung (LS)
SPP Langsung (SPP-LS) yang dipergunakan untuk
pembayaran langsung pada pihak ketiga dengan jumlah yang telah
ditetapkan. SPP-LS dapat dikelompokkan menjadi:
1. SPP-LS untuk pembayaran Gaji dan Tunjangan
2. SPP-LS untuk pengadaan Barang dan Jasa
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP LS, selain dari
dokumen SPP LS itu sendiri. Lampiran tersebut antara lain:
1) Untuk SPP-LS Gaji dan Tunjangan
a) Salinan SPD
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Dokumen-Dokumen Pelengkap Daftar Gaji yang terdiri
atas :
1. pembayaran gaji induk
2. gaji susulan
3. kekurangan gaji
4. gaji terusan
5. uang duka wafat yang dilengkapi dengan daftar gaji
indukatau gaji susulan atau kekurangan gaji atau uang
duka wafat
6. SK CPNS
7. SK PNS
8. SK kenaikan pangkat
9. SK jabatan
10.kenaikan gaji berkala
11.surat pernyataan pelantikan
12.surat pernyataan masih menduduki jabatan
13.surat pernyataan melaksanakan tugas
15.fotokopi surat nikah
16.fotokopi akte kelahiran
17.surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP)
gaji
18.daftar potongan sewa rumah dinas
19.surat keterangan masih sekolah/kuliah
20.surat pindah
21.surat kematian
22.SSP PPh Pasal 21
23.Peraturan perundang-undangan mengenai penghasilan
pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan
kepala daerah atau wakil kepala daerah.
2) Untuk SPP-LS Barang dan Jasa
Atas dasar permohonan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK), bendahara pengeluaran mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) Pengadaan barang dan jasa kepada
Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran melalui
Pejabat Penatausahaan keuangan-Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PPK-SKPD), untuk pembayaran uang muka atau
pembayaran atas prestasi pekerjaan paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak diterima permohonan pembayaran dari penyedia barang
atau jasa.
Kelengkapan dokumen Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) pengadaan barang dan jasa mencakup:
a) Surat Pengantar
b) Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)
c) Lampiran :
2. Nomor rekening bank penyedia barang dan jasa pada
Bank Umum
3. Surat Bukti telah dilakukan pemeriksaan
4. Surat Pernyataan pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP)
5. Pengantar Surat Perintah Membayar (SPM)
6. Tanda Bukti Pengeluaran
7. Nota Pencairan Dana (NPD)
8. Rekapitulasi Pengadaan dana lainnya
9. Kwitansi
10.Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran-Satuan
Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD)
3) SPP-LS Belanja Bunga, Hibah, Bantuan dan Tak Terduga serta
pengeluaran pembiayaan.
SPP-LS Belanja Bunga, Hibah, Bantuan dan Tak Terduga
serta pengeluaran pembiayaan mempunyai perlakuan dan
mekanisme khusus sebagai belanja level Pemerintah Daerah
yang dikelola oleh bendahara Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah (PPKD) yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Kelengkapan SPP yang diperlukan :
a) Keputusan Bupati mengenai Hibah dan Belanja tak
terduga.
b) Nota dinas dari kabag Kesejahteraan Rakyat Sekretariat
Daerah beserta disposisi Bupati.
c) Kuitansi bermaterai yang ditandatangani Penerima,
Bendahara Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
9. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 Surat
Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang digunakan atau
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran
untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SPPD) atas beban
pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA-SKPD).
Proses Penerbitan SPM adalah tahapan penting dalam penatausahaan
pengeluaran yang merupakan tahap lanjutan dari proses pengajuan SPP.
Sebagai tahap lanjutan, SPM juga dibedakan menjadi 4 (empat) sesuai
dengan jenis SPP nya, yaitu SPM Uang Persediaan (UP), Ganti Uang
(GU), Tambagan Uang (TU) dan Langsung (LS). Proses ini dimulai
dengan pengujian atas SPM yang diajukan baik dari segi kelengkapan
dokumen maupun kebenaran pengisiannya. Untuk SPM GU, pengujian
juga dilakukan atas SPJ yang diajukan oleh bendahara. Begitu juga untuk
SPM TU jika sebelumnya telah pernah dilakukan.
Menurut Peraturan Bupati Sragen Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2014 Penerbitan Surat
Perintah Membayar adalah sebagai berikut :
a. Pihak Terkait
1) Pejabat Penatausahaan Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD)
Pejabat Penatausahaan Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD) adalah Pejabat fungsional yang di tunjuk untuk
menguji kelengkapan dan kebenaran Surat Permintaan
Pembayaran (SPP), Membuat Surat Perintah Membayar atas Surat
Perintah Pembayaran yang telah diuji kebenaran dan
Membayar yang telah dibuatnya, apabila Surat Perintah Membayar
sudah di tanda tangani oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa
Pengguna Anggaran, maka Pejabat Penatausahaan
Keuangan-Satuan Kerja Pernagkat Dareah menyampaikan Surat Perintah
Membayar (SPM) kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).
2) Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pengguna Anggaran (PA) adalah pejabat pemegang kewenangan
pengguna anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Satuan Kerja Perangkat Dareh yang dipimpinnya seperti
menandatangani Surat Perintah Membayar yang telah di paraf oleh
Pejabat Penatausahaan Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD), menyampaikan Surat Perintah Membayar beserta
kelengkapannya yang telah ditandatangani ke Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).
b. Deskripsi Penerbitan
Apabila telah dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD akan
membuat rancangan SPM. Rancangan SPM ini dibuat empat
rangkap sesuai dengan rangkap SPP untuk ditandatangani oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Penerbitan SPM
paling lambat 2 hari kerja sejak SPP-UP/GU/TU/LS diterima.
SPM yang telah ditandatangani dikirimkan kepada kuasa BUD
dilengkapi dengan dokumen-dokumen sebagai berikut:
1) Untuk SPM UP
surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran
a) surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran
b) surat pengesahan pertanggungjawaban bendahara
pengeluaran periode sebelumnya
c) ringkasan pengeluaran per rincian objek yang disertai
dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap
3) Untuk SPM-TU
Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran.
4) Untuk SPM-LS
a. surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran
b. bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai
dengan kelengkapan persyaratan yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
10.Istilah-Istilah dan Dokumen yang sering digunakan terkait dalam
Prosedur Pencairan Dana
Dalam prosedur pencairan dana ada beberapa istilah-istilah penting
yang terdapat dalam prosedur pencairan dana yaitu dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005:
a. Satuan Kerja (Satker)
Satuan kerja (satker) adalah instansi atau dinas /badan yang
ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan Kementrian Negara/Lembaga
terkait.
b. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah perangkat
daerah pada pemerintahan daerah selaku pengguna anggaran arau
c. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) adalah kepala
satuan kerja pengelola keuangan daerah yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendara
Umum Daerah.
d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah perangkat
daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran atau barang.
e. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah Pejabat
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanakan satu
atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang
tugasnya.
f. Pejabat Penatausahaan Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD)
Pejabat Penatausahaan Keuangan-Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PPK-SKPD) adalah pejabat yang melaksanakan fungsi dan
tata usaha keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah.
g. Pengguna Anggaran (PA)
Pengguna Anggaran (PA) adalah pejabat pemegang
kewenangan pengguna anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan
fungsi Satuan Kerja Perangkat Dareh yang dipimpinnya.
h. Bendahara Penerimaan
Bendahara penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
memperatanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD
i. Bendahara Pengeluaran
Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan bealanja daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD
j. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)
Sistem Informasi Manajemen Daerah adalah salah satu upaya
dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat,
lengkap, akurat dan terpadu untuk menunjang proses administrasi
pemerintahan, pelayanan masyarakat, dan memfasilitasi partisipasi dan
dialog publik di dalam perumusan kebijakan.
(niasaurina.blogspot.com)
Beberapa pengertian Dokumen Terkait Prosedur Pencairan Dana
menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 :
a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah adalah suatu
dokumen yang dibuat atau diterbitkan oleh pejabat yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan atau bendahara
pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.
b. Surat Perintah Membayar (SPM)
Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang
digunakan atau diterbitkan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa
Pengguna Anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SPPD) atas beban pengeluaran DPA-SKPD.
c. Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD)
Dokumen pelaksanaan anggaran-Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA-SKPD) adalah dokumen yang memuat pendapatan dan
belanja setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran.
Surat Penyedia Dana (SPD) adalah dokumen yang menyatakan
tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar
penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
e. Surat Perintah Pencairan Dana (SPPD)
Surat Perintah Pencairan Dana (SPPD) adalah surat perintah
atau dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang
diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) berdasarkan Surat
B. Metode Pengamatan
Metode pengamatan merupakan faktor penting didalam suatu
penelitian. Disamping untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan
penelitian juga untuk mempermudah pengembangan dan guna kelancaran
penyusunan laporan tugas akhir. Metode pengamatan yang digunakan dalam
pengumpulan data ini, sebagai berikut :
1. Jenis Pengamatan
Berdasarkan dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, jenis
pengamatan yang digunakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen
adalah dengan menggunakan metode pengamatan deskriptif kualitatif
dengan tujuan untuk menjelaskan secara rinci dan mendalam berbagai
informasi penting serta menarik kesimpulan terhadap hubungan antara
gejala sosial. Pengamatan ini penulis memfokuskan pada prosedur
pencairan dana kegiatan pengadaan, karena inilah yang dapat dilihat
dengan jelas dan nyata yang terjadi di lapangan. Keadaaan tersebut akan
dipaparkan dengan melihat pelaksanaan prosedur pencairan dana kegiatan
pengadaan berdasarkan pertimbangan teoritis yang dikemukakan oleh para
ahli.
2. Lokasi Pengamatan
Lokasi pengamatan merupakan tempat untuk pengamatan dilakukan
dan tempat diperolehnya sejumlah data yang dibutuhkan dari masalah
yang akan diamati. Untuk penulisan tugas akhir ini penulis mengambil
lokasi di di Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yang berada di Jl. Dr.
Sutomo No.2A Beloran Sragen, dengan pertimbangan bahwa Dinas
Pendidikan adalah salah satu Badan Pemerintahan Daerah yang
mempunyai wewenang untuk menangani kebutuhan siswa siswi di setiap
Penulis melakukan pengamatan di lokasi tersebut karena penulis
tertarik terhadap proses dan prosedur pencairan dana pengadaan barang
yang sekiranya dapat dicairkan dalam 1 (satu) hari kerja setelah di terima
SPM (Surat Perintah Membayar) menjadi lambat karena kesalahan
prosedur yang dilakukan oleh para satuan kerja yang kurang melengkapi
dokumennya. Banyak satuan kerja (satker) Dinas Pendidikan Kabupaten
Sragen yang kurang memahami prosedur yang digunakan dalam
penerbitan SPPD (Surat Perintah Pencairan Dana). Seperti kelengkapan
dokumen untuk proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana,
sehingga proses pencairan dana yang sekiranya 1 hari dapat selesai dapat
terhambat karena kesalahan prosedur. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk melakukan pengamatan di lokasi tersebut.
3. Sumber Data
Data adalah fakta atau keterangan dari objek yang diamati. Sumber data
dalam pengamatan ini berdasarkan jenis sumber data menurut H.B Sutopo
(2002:49-54) adalah
Sumber data dari pengamatan ini diperoleh dari :
a. Nara Sumber (Informan)
Nara sumber yang memberikan informasi dalam pengumpulan data
yaitu :
1. Kasubag sekretariat keuangan
2. Kasi sekretariat umum
3. Bendahara bidang DikMen (Pendidikan Menengah)
b. Tempat dan Lokasi
Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktifitas bisa
dicari dari sumber lokasinya baik merupakan tempat maupun
lingkungannya. Penulis memilih lokasi di Dinas Pendidikan
Kabupaten Sragen yang terletak di Jl.Dr. Sutomo No.2A Beloran,
c. Peristiwa atau Aktivitas
Menurut H.B Sutopo (2002:51) “Data atau informasi juga dapat
dikumpulkan dari peristiwa, aktifitas atau perilaku sumber data yang
berkaitan dengan sasaran penelitiannya. Dalam pengamatan ini penulis
menggunakan pengalamannya mengikuti proses pencairan dana
pengadaan barang mulai dari pengumpulan dokumen, verifikasi
dokumen sampai pencairan dana.
d. Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktifitas tertentu, yang merupakan rekaman tertulis
(tetapi juga berupa gambar). Dalam pengamatan ini diperoleh dari
arsip dan dokumen yang berhubungan dengan pencairan dana kegiatan
pengadaan komputer tingkat SMA pada Dinas pendidikan Kabupaten
Sragen.
4. Teknik Pengumpulan Data
Kecermatan dalam memilih dan menyusun serta mengumpulkan data
sangat berpengaruh kepada obyek yang diamati pada hasil pengamatan.
Penulis dalam usaha memperoleh data menggunakan wawancara, teknik
observasi, dan mengkaji dokumen (H.B Sutopo 2002:58-70)
a. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan Tanya jawab
secara lisan dan langsung terhadap informan sehingga memperoleh
penjelasan dan keterangan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Dalam wawancara ini penulis melakukan wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. Teknik ini dipakai penulis agar data
yang diperoleh lebih lengkap, hal ini dimaksudkan apabila ada hal lain
yang kurang dimengerti oleh penulis bisa menanyakan langsung
kepada informan. Informan dalam pengamatan ini adalah petugas
bagian pengadaan dan pencairan dana yaitu Sub.Bagian Umum,
Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen dan para pegawai yang terkait
dalam pelaksanaan tersebut.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan menggali data dari sumber yang
berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar.
Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung
dan pencatatan tentang keadaan atau fenomena yang di selidiki atau
dijumpai secara sistematis.
c. Mengkaji Dokumen
Teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen,
peraturan-peraturan, laporan dan juga arsip karena pengolahan data
lebih banyak menggunakan dokumentasi yang ada. Dokumen yang
diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen adalah buku
pedoman yang mencakup semua permasalahan tentang judul.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam pengamatan ini adalah
model Interaktif. Menurut H.B Sutopo (2002:91-93) dalam model ini ada
tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan yang dilakukan secara serempak dengan bentuk atraktif
dengan proses pengumpulan data sebagai siklus. Komponen analisa
tersebut dilaksanakan secara terpadu selama dan sesudah pengumpulan
data. Ketiga kegiatan dalam analisis model interaktif dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi
dari data fieldnote. Reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan
dari catatan data yang diperoleh dilapangan sesuai dengan judul.
Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti juga membuat coding,
reduksi data ini berlangsung terus-menerus sepanjang pelaksanaan
penelitian sampai berakhirnya penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
b. Sajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini
harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai
pertanyaan penelitian. Dengan melihat suatu penyajian data, penulis
akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan
sesuatu pada analisa data atau tindakan lain. Kedalaman dan
kemantapan hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian
datanya.
c. Penarikan simpulan dan verifikasi
adalah kegiatan merumuskan kesimpulan dengan mengorganisasikan
data-data yang terkumpul dengan berbagai hal yang ditemui dengan
melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola,
pernyataan-pernyataan konfigurasi yang mungkin, arahan sebab-akibat, dan
berbagai arahan proposisi. Kegiatan ini merupakan akhir dari
pengumpulan data. Pada awal kesimpulan tersebut kesimpulan kurang
jelas namun kemudian semakin lama semakin jelas dan memiliki
landasan yang kuat sehingga menjadi kesimpulan akhir, dimana
kesimpulan akhir tersebut perlu di verifikasi agar benar-benar mantap
dan dapat dipertanggungjawabkan. Penarikan kesimpulan perlu
dilakukan aktifitas pengulangan untuk tujuan pemantapan,
penelusuran data kembali dengan cepat dan dapat dipercaya.
Untuk lebih jelasnya proses analisis data kulitatif dapat dilihat
Gambar 2.1
Bagan Model Analisis Interaktif
Sumber : H.B Sutopo (2002:96)
Reduksi dan sajian data ini harus disusun pada waktu peneliti
sudah mendapatkan unit data dari sejumlah unit yang diperlukan
dalam penelitian. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir,
peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan
verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi
maupun sajian data. Bila kesimpulan dirasa kurang mantap maka
peneliti wajib kembali melakukan pengumpulan data yang sudah
terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang ada dan juga bagi
pendalaman data. Sebelum peneliti mengakhiri proses pelaksanaan
penelitiannya dan menyusun laporan, kegiatan pendalaman data ke
lapangan studinya dilakukan untuk menjamin mantapnya hasil akhir
penelitian.
Pengumpulan Data
Sajian Data Reduksi Data
[image:32.612.179.521.143.599.2]Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam pengamatan ini
adalah :
1) Pengumpulan Data
2) Melakukan analisis awal dari data yang diperoleh
3) Melakukan penggalian data yang lebih mendalam, bila didalam
menganalisis datanya kurang mendalam