• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebutuhan Air Irigasi & RKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kebutuhan Air Irigasi & RKI"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Session: 10

Asep Teguh Soekmono

NOVEMBER 2014

Improving Water Sector Planning, Management and Development

TA 8432-INO

Kebutuhan Air Irigasi & RKI

(2)

• Ketersediaan air merupakan salah

satu

faktor

penentu

untuk

keberhasilan

dalam

budidaya

pertanian.

• Hampir semua daerah, pertanian

beririgasi merupakan pengguna air

terbesar.

• Perencanaan yang cermat dari

sumber daya air yang ada sangat

penting dlm mempertahankan/

meningkatkan produksi pangan,

Bag. 1 :

Pertanian

Irrigation Water Demand

(3)

Irrigation Water Demand

-500.00

1,000.00

1,500.00

2,000.00

2,500.00

Jawa

Sumatera Kalimantan

Sulawesi

Bali dan

Nusa

Tenggara

Maluku

Papua

240.24

72.99

18.01

22.62

17.89

2.96

4.48

1,838.28

1,726.79

412.39

664.41

484.98

246.52

67.97

RKI (m3/Sec)

Irigasi (m3/Sec)

Total (m3/Sec)

3

(4)
(5)

Irrigation Water Demand

Present Situation

(6)

Faktor yg mempengaruhi

Kebutuhan air irigasi :

– kondisi hidro-meteorologi

– jenis tanaman

– jenis tanah

– efisiensi penggunaan air dalam pelaksanaan irigasi

– cara pengolahan sawah,

– evapotranspirasi,

– kehilangan air di petak sawah,

– curah hujan efektif.

(7)

DSS UNTUK MENGANALISA ALOKASI AIR

(8)

IRRIGATION WATER REQUIREMENT

– Sistim Irigasi :

· irigasi teknis :

sistem pembagian air melalui bangunan pengatur mulai dari

sungai sampai ke intake petani (dibawah kontrol PU).

· irigasi semi-teknis :

pembagian air melalui bangunan yang telah ditetapkan

(dibawah kontrol PU) tetapi tidak dapat diatur.

· irigasi sederhana :

bangunan untuk membagi dan mendistribusikan air

berasal suatu kondisi alam non-permanen. Bangunan tersebut mungkin dibawah

kontrol PU atau petani.

Dalam DSS, semua sist. irigasi sederhana dimasukkan ke sistem

irigasi semi-teknis. Sehingga, hanya tiga sistem irigasi yang

diperlukan dalam DSS :

(1). sawah non irigasi (tadah hujan),

(2). sawah irigasi teknis, dan

(3). sawah irigasi semi-teknis.

Bag. 1 :

Pertanian

(9)

– Efisiensi Irigasi :

Definisi : perbandingan antara kebutuhan air bersih (net)

dan kebutuhan air kotor

Asumsi efisiensi irigasi : tergantung pada jenis bangunan

dan tingkat kemampuan pengelolaan air yang diaplikasikan

dalam operasi sistem irigasi.

Kehilangan air dalam sistem irigasi dapat diperhitungkan.

Beberapa kehilangan dapat dibedakan :

kehilangan pada saluran pembawa

kehilangan dalam distribusi

kehilangan di sawah

IRRIGATION WATER REQUIREMENT

(10)

– Efisiensi Irigasi :

Pada umumnya, efisiensi akan bertambah bila air menjadi semakin langka.

Sehingga efisiensi selama musim kemarau cenderung lebih tinggi dibanding pada

musim hujan. Efisiensi untuk palawija tentu akan berbeda dengan efisiensi untuk

penanaman tebu. Efisiensi untuk tebu berkisar 50 sampai 60%.

Dalam DSS, kehilangan air karena peresapan di sawah sudah termasuk dalam

kebutuhan irigasi net. Oleh karena itu, efisiensi yang digunakan dalam DSS hanya

berhubungan dengan kehilangan dalam sistem primer dan sekunder.

(11)

IRRIGATION WATER REQUIREMENT

(12)

– Sistim Golongan & Pola Tanam :

Golongan

:

untuk menurunkan nilai kebutuhan air pada tahap

persiapan lahan (kebutuhan puncak)

Pola Tanam

:

(13)

Persiapan lahan

Kebutuhan puncak kebanyakan terjadi selama periode persiapan lahan.

Untuk mengurangi kebutuhan puncak pengolahan lahan dibagi menjadi

beberapa golongan

periode untuk 1 golongan adalah sekitar 4 sampai 6 minggu (periode staggering).

Untuk persiapan lahan + mematangkan tanah = 150 mm (penanaman pertama)

dan 100 mm (penananam kedua)

Untuk menggenangankan sawah diasumsikan 50 mm

Untuk Palawija = 50 – 100 mm

Tebu : 120 mm. Oleh karena itu, kebutuhan air untuk persiapan lahan adalah

tersebar secara sama rata selama 4 bulan pertama dalam musim penghujan.

IRRIGATION WATER REQUIREMENT

(14)

Evapotranspirasi

• Satuan waktu dalam perhitungan DSS adalah setengah

bulanan.

• Evapotranspirasi tanaman referensi ETo dihitung sbg seri

waktu setengah-bulanan) dengan metode FAO.

• Parameter yang digunakan: Lama penyinaran,

temperatur, kelembaban, dan kecepatan angin.

• Koefisien tanaman c

p

berhubungan dengan jenis

tanaman dan tingkat pertumbuhan.

• Dalam DSS nilai c

p

disediakan untuk padi LMV & SMV ,

tebu, dan rata-rata palawija.

(15)

Koefisien Tanaman

0.00

0.95

0.95

0.95

0.85

0.66

0.51

0.5

Kacang

tanah

Sumber : Kp-01, 1986

Nilai Koefisien Tanaman

0.00

0.00

0.95

1.02

1.05

0.96

0.59

0.50

Jagung

0.00

0.00

0.45

0.82

1.00

1.00

0.75

0.50

Palawija

Kedelai

0.00

0.00

0.00

0.95

1.05

1.05

1.10

1.10

HYV

0.00

0.95

1.05

1.10

1.10

1.10

1.10

1.10

FAO

LV

0.00

0.00

0.00

1.30

1.30

1.33

1.27

1.20

HYV

0.00

1.12

1.24

1.35

1.40

1.32

1.20

1.20

Prosida

LV

4.00

3.50

3.00

2.50

2.00

1.50

1.00

0.50

Item/Bula

n

Koefisien tanaman : suatu faktor reduksi empiris yang tergantung pada

jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya.

IRRIGATION WATER REQUIREMENT

(16)

Kehilangan air irigasi di Petak Sawah

Kehilangan karena perkolasi

• berkisar antara 1 dan 3 mm/hari.

• Pada tanah yang lebih gembur, umumnya lebih tinggi.

• Kehilangan air di lahan pertanian berbeda untuk padi, palawija

dan tebu

• Utk sElain padi. kehilangan air diperkirakan sekitar 10% dari

jumlah air irigasi yang dipergunakan untuk sawah/efisiensi

aplikasi sawah 0.9

Kehilangan air rembesan (seepage),

• tergantung pada tekstur tanah.

• Nilainya berkisar 1 mm/hari pada tanah lempung hingga

(17)

Curah hujan efektif

• Curah hujan diestimasikan secara konservatif sebagai curah

hujan (R

20

) yang diharapkan melebihi 80% dari waktu.

• Tetapi, curah hujan sering tidak terdistribusi secara merata

sepanjang waktu. Sebagian dari air hujan yang jatuh akan

mengalir ke sistem air permukaan sebelum dapat dipergunakan

secara efektif oleh tanaman

• Berdasarkan Pedoman Direktorat Jenderal Pengairan (PSA-010,

1985) curah hujan efektif diasumsikan sebesar 70% dari total

curah hujan :

Re

=

0.7 x R

20

IRRIGATION WATER REQUIREMENT

(18)

Standar Pemberian Air dalam Model DSS

• Neraca air irigasi dihitung untuk waktu setengah-bulanan selama periode

perhitungan.

• Target ketinggian genangan air untuk padi diasumsikan 50 mm.

• Untuk varietas tangkai panjang, 75 mm.

• Apabila curah hujan berlebihan, ketinggian air dapat bertambah menjadi

sekitar 60 sampai 75 mm. Surplus curah hujan selanjutnya akan diairi

keluar dari sawah.

• Tinggi genangan target/diharapkan (HD) =50 mm dan Tinggi genangan

maksimum (Hmax) = 60 mm.

• Diasumsikan bahwa kelembaban tanah (lapisan lumpur) maksimum

kira-kira 20 mm dapat mengatasi kebutuhan evaporatif, sebelum padi

menguning dan panenan dilaksanakan.

• Maksimum kemungkinan deplesi di bawah level target diestimasikan

menjadi 70 mm.

(19)

Kebutuhan Air Irigasi

• Kebutuhan air irigasi untuk padi :

UWR (P)

=

[(LP + EP + S + W) - Rex 1/8.64 :0.65]

dimana :

• UWR (P)=

Satuan kebutuhan air untuk padi yang diberikan

setiap periode setengah-bulanan (l/det/ha)

• LP =

Keperluan air untuk persiapan lahan (mm/hari)

• Ep. =

Konsumsi air/evapotranspirasi potensial (mm/hari)

• S

=

Peresapan/perkolasi (mm/hari)

• W

=

Penggantian lapisan air (mm/hari)

• Re =

Curah hujan efektif (mm/hari)

IRRIGATION WATER REQUIREMENT

(20)

Kebutuhan air irigasi untuk tanaman palawija :

UWR (PL) =

(Ep - Re) x 1/8.64 : 0.65

Dimana :

UWR (Pl) = satuan kebutuhan air irigasi untuk

palawija diberikan dalam periode

setengah-bulanan (l/det/ha)

Ep = Konsumsi air/ evapotranpirasi potensial

(mm/hari)

Re = Curah hujan efektif (mm/hari)

(21)

Perkiraan kebutuhan air irigasi pada masa mendatang

• Dilakukan dengan pendekatan yang sama

seperti untuk kondisi sekarang.

• Perbedaannya :

– data untuk antisipasi intensitas dan pola tanam,

– nilai efisiensi irigasi

– areal sawah di masa mendatang (biasanya

diperkirakan menurun)

IRRIGATION WATER REQUIREMENT

(22)

INTENSITAS

TANAM

NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT

(%)

B U L A N

LP

WSP

(80%)

LP

WSP

(30%)

POLA & INTENSITAS TANAM SAAT INI

PLW (15%)

(23)

INTENSITAS

TANAM

NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT

(%)

B U L A N

LP

WSP

(100%)

POLA & INTENSITAS DI MASA MENDATANG

(Alt. 1)

280

LP

DSP

(100%)

PLW

(80%)

25

(24)

INTENSITAS

TANAM

NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT

(%)

B U L A N

LP

WSP

(100%)

POLA & INTENSITAS DI MASA

MENDATANG (Alt. 2)

280

LP

DSP

(50%)

PLW

(80%)

PLW

(50%)

(25)

(1 x Tanam) (2 x Tanam) (1 x Tanam) (2 x Tanam) (1 x Tanam) (2 x Tanam) Sulut 2,270,596 140 317,883 529,806 56,181 224,724 449,448 (305,082) (80,358) (76,270) (20,089) Gorontalo 1,040,164 140 145,623 242,705 28,707 114,828 229,656 (127,877) (13,049) (31,969) (3,262) Sulteng 2,635,009 140 368,901 614,835 137,786 551,144 1,102,288 (63,691) 487,453 (15,923) 121,863 Sulsel 8,034,776 140 1,124,869 1,874,781 576,559 2,306,236 4,612,472 431,455 2,737,691 107,864 684,423 Sulbar 1,158,651 140 162,211 270,352 55,016 220,064 440,128 (50,288) 169,776 (12,572) 42,444 Sultra 2,232,586 140 312,562 520,937 85,585 342,340 684,680 (178,597) 163,743 (44,649) 40,936 Total Sulawesi 17,371,782 2,432,049 4,053,416 939,834 3,759,336 7,518,672 (294,080) 3,465,256 (73,520) 866,314 Surplus/Defisit

Produksi (TON) Kebutuhan Sawah baru (Ha) Provinsi Jumlah Penduduk Kebutuhan per kapita (kg/thn) Kebutuhan Beras (Ton/Thn) Kebutuhan GKP (Ton/Thn)) Luas Sawah (Ha) -1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000

Sulut Gorontalo Sulteng Sulsel Sulbar Sultra Total

Sulawesi Kebutuhan GKP (Ton/Thn)) Produksi (TON) (1 x Tanam) Produksi (TON) (2 x Tanam) (100,000) -100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000

Sulut Gorontalo Sulteng Sulsel Sulbar Sultra Total

Sulawesi

Kebutuhan Sawah baru (Ha) (1 x Tanam)

Kebutuhan Sawah baru (Ha) (2 x Tanam)

Sumber : Statistik Indonesia 2013, diolah

Kebutuhan Lahan Sawah 2030

(26)

DMI WATER DEMAND

• Kebutuhan Air Rumah Tangga

Air untuk rumah tangga, biasanya diperoleh dari sumur dangkal,

perpipaan, hidran umum dinyatakan dalam liter per kapita per hari

(l/kapita/hari)

• Kebutuhan Air Perkotaan (komersial dan sosial)

Kebutuhan air untuk komersial dan sosial seperti: toko, gudang, bengkel,

sekolah, rumah sakit, hotel dsb.(sekitar 15% – 35 % dari air perpipaan)

• Kebutuhan Air Industri

kebutuhan air untuk sejumlah industri, sesuai dengan klasifikasi jenis dan

ukuran

industri

(27)

DMI Water Demand

(28)

Besarnya nilai kebutuhan air bersih untuk rumah tangga

tergantung dari kategori kota berdasarkan jumlah penduduk yang

dinyatakan dalam satuan Liter/Orang/Hari (L/O/H)

(29)

• Kebutuhan air perkotaan mencakup aspek komersial dan sosial

seperti: toko, gudang, bengkel, sekolah, rumah sakit, hotel dan

sebagainya yang diasumsikan antara 15% sampai dengan

30%

dari total air pemakaian air bersih rumah

• Kebutuhanair memerlukan studi yang khusus.

DMI WATER DEMAND

(30)

Tidak ada Tekanan (tdk Stress/Tdk Kritis )

(semua WS)

WATER AVAILABILITY PER CAPITA

(Water Availability : Number of Population)

Note :

>1.700 = Tdk Kritis

1.000 – 1.700 = Ada Tekanan (Stress) 500 – 1.000 = Ada Kelangkaan (Scarcity)

<500 = Kelangkaan mutlak (Absolute scarcity)

DMI WATER DEMAND

Ada Tekanan (Stress)

(WS.Muna & WS Buton)

Note :

>1.700 = Tdk Kritis

1.000 – 1.700 = Ada Tekanan (Stress) 500 – 1.000 = Ada Kelangkaan (Scarcity)

<500 = Kelangkaan mutlak (Absolute scarcity)

WATER AVAILABILITY PER CAPITA

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: (1) Kebutuhan Air Pertanian di Daerah Irigasi Karangploso rata-rata berkisar antara 750 – 1.020 liter/detik pada

Dengan adanya analisis kebutuhan air bersih ini ditargetkan kebutuhan air bersih masyarakat dapat dipenuhi dengan tingkat pelayanan hingga 100% dari jumlah

Berdasarkan hal* hal tersebut, sangat harus dilakukan suatu analisis kebutuhan air, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan besarnya debit

Berdasarkan hal- hal tersebut, sangat harus dilakukan suatu analisis kebutuhan air, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan besarnya debit

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: (1) Kebutuhan Air Pertanian di Daerah Irigasi Karangploso rata-rata berkisar antara 750 – 1.020 liter/detik pada

Dari hasil penelitian jumlah kebutuhan air bersih PDAM sampai dengan tahun 2025 mengalami peningkatan menjadi 68,94 liter/detik meningkat sebesar 2,5 % dari tahun 2020 yang

Berdasarkan hal- hal tersebut, sangat harus dilakukan suatu analisis kebutuhan air, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan besarnya debit

Kebutuhan air sektoral yang diteliti di wilayah kota Cilegon menghasilkan KAD sektor penduduk (domestik) sebesar 60 liter/hari dan nilai koefisien KVP untuk klas sosial tinggi