• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETEKSI GEN STX-2 DARI Escherichia coli O157:H7 HASIL ISOLASI FESES SAPI BALI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DETEKSI GEN STX-2 DARI Escherichia coli O157:H7 HASIL ISOLASI FESES SAPI BALI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

DETEKSI GEN STX-2 DARI Escherichia coli O157:H7 HASIL ISOLASI FESES SAPI BALI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN

BADUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Hewan

Oleh :

Adinda Dea Putie Christaline NIM. 1009005021

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

DETEKSI GEN STX-2 DARI Escherichia coli O157:H7 HASIL ISOLASI FESES SAPI BALI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN

BADUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Hewan

Oleh

Adinda Dea Putie Christaline NIM. 1009005021

Menyetujui/Mengesahkan:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. drh. I Wayan Suardana, M.Si dr. Komang Januartha Putra, P. M.Kes NIP. 19700122 199512 1 001 NIP. 19670112 199601 1 001

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP NIP. 19600305 198703 1 001

(3)

Setelah mempelajari dan menguji dengan sungguh-sungguh kami berpendapat bahwa tulisan ini baik ruang lingkup maupun kualitasnya dapat diajukan sebagai skripsi untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran Hewan.

Ditetapkan di Denpasar, tanggal ...

Panitia Penguji:

Dr. drh. I Wayan Suardana, M.Si Ketua

dr. Komang Januartha Putra, P.M.Kes Prof. Dr. drh.I Nyoman Suarsana, M.Si

Sekretaris Anggota

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Situbondo pada tanggal 09 Agustus 1992. Penulis merupakan anak Terakhir dari tiga bersaudara, dari pasangan Iskandar Nurfarsyah dan Erna Suhermin.

Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Mimbaan pada tahun 2004. Kemudian dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Situbondo, tamat pada tahun 2007. Dan pada tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Situbondo.

Penulis diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana pada bulan Agusutus 2010 melalui jalur PMDK. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan, penulis melakukan penelitian di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana tentang “Deteksi Gen Stx-2 dari Escherichia coli O157:H7 Hasil Isolasi Feses

(5)

ABSTRAK

Shiga-like toxin 2 (Stx-2) merupakan satu dari beberapa faktor virulensi penting dari Enterohaemorrhagic Escherichia coli seperti strain O157:H7. Stx-2 (shiga like toxin-2) dikenal sebagai toksin yang dapat menyebabkan gejala Hemolytic Uremic Syndrome atau HUS pada manusia. Sebanyak 5 sampel isolat positif E. coli O157:H7, sebagai hasil isolasi dari 60 sampel yang berasal dari feses sapi bali di Kecamatan Kuta Selatan diidentifikasi terhadap kehadiran gen stx-2 dari masing-masing isolat tersebut. Isolat E. coli O157:H7 tersebut FSKS 5 Pecatu, FSKS 17 Kutuh, FSKS 35 Ungasan, FSKS 44 Ungasan, dan FSKS 55 Jimbaran. Tahap pertama penelitian diawali dengan kultivasi isolat dengan menumbuhkan kembali bakteri pada media selektif sorbitol MacConkey agar (SMAC), selanjutnya pengujian serologis dengan E. coli O157 latex agglutination test, dan terakhir dengan uji serologis dengan E. coli Antiserum H7. Analisis molekuler isolat diawali dengan isolasi DNA yang ditunjukkan dengan pengukuran konsentrasi dan kemurnian DNA, selanjutnya deteksi gen stx-2 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer Stx-2 (F) dan Stx-2 (R). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdeteksinya gen stx-2 dari ke 5 isolat yang diuji. Dari hasil penelitian ini maka isolat E. coli O157:H7 yang telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung tidak berpeluang menimbulkan dengan gejala klinis hemolytic uremic syndrome (HUS).

(6)

ABSTRACT

Shiga-like toxin 2 (Stx-2) is one of the important virulence factors of Enterohaemorrhagic Escherichia coli such as strain O157: H7. Stx-2 (shiga-like toxin-2) is known as a toxin that can cause symptoms of Hemolytic Uremic Syndrome or HUS in humans. A total of 5 positive isolates of E. coli O157: H7, Isolated from 60 samples of cow feces from South Kuta District were tested for the presence of Stx-2 gene. Isolated of E. coli O157: H7 were FSKS 5 Pecatu, FSKS 17 Kutuh, FSKS 35 Ungasan, FSKS 44 Ungasan, and FSKS 55 Jimbaran. The first phase of research began with the recultivation of bacterial isolates on selective media sorbitol MacConkey agar (SMAC). E. coli O157 latex agglutination test and E. coli H7 antiserum were carried out for identification ad E. coli O157:H7 . Molecular analysis began with of DNA isolation and subsequent detection of Stx-2 gene by Polymerase Chain Reaction (PCR) using primers Stx-2 (F) and Stx-2 (R). The Polymerase Chain Reaction (PCR) results showed no detectable stx-2 genes of the 5 isolates tested.As conclusion, isolates of E. coli O157: H7 isolated and identified from the District of South Kuta Badung regency were not likely to cause clinical symptoms of hemolytic uremic syndrome (HUS).

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala kasih dan berkatnya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Deteksi gen stx-2 dari Escherichia coli O157:H7 Hasil Isolasi Feses Sapi bali di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

2. Bapak Dr. drh. I Wayan Suardana, M.Si selaku Pembimbing 1 dan atas keikutsertaan saya dalam penelitian kerjasama kemitraan penelitian dan pengembangan pertanian nasional (KKP3N) yang didanai oleh badan penelitian pengembangan pertanian Kementrian Pertanian 2014.

(8)

4. Bapak dan Ibu Tim penguji Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.S.i, Drh. Tjokorda Sari Nindhia MP., dan Prof. Ir. Nyoman Semadi Antara, MP., Ph. D yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, kritik, saran serta nasehatnya yang sangat bermanfaat.

5. Ibu drh. Luh Gde Sri Surya Heryani, M. Biomed, selaku Pembimbing Akedemik atas segala nasehat dan bantuannya selama penulis menjalani kuliah.

6. Rama dan Ibu tercinta, Mas Gilang Nareswara, Mas Nanda Larenza, Adik Auzora Nareswara, Venita Gozali, Naya gayatri, Bara Gozali dan seluruh keluarga atas dukungan, kasih sayang, doa, dan pengorbanannya yang begitu besar sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dan selesai dengan tepat waktu.

7. Sahabat tercinta (Yuli Darmawan, Ariesto W, Elizabeth M.W, Yoana pakpahan, Pratiwi Putri P, M. Hasan Isnan, Fiki Agus P, dan Yusmaniar Galuh) yang telah banyak memberikan semangat.

8. Sahabat seperjuangan penelitian (Khamid Yusuf Baehaqi, Asyauqi Ilham, Wahyu Hananto, Korbinianus F. Rinca, Iga Prasetyo Adji, Rian KA Praja, Putu Juniari Ratna, Yunita Sri Hastuti, Andi Isma Lestari, Eva Damayanti, Oktivia Chandra M, dan Dwi Lestari).

(9)

Dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, dan untuk itu segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Sebagai akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, Februari 2015

(10)

DAFTAR ISI Halaman RIWAYAT HIDUP ... i RINGKASAN ... ii ABSTRACT ... iii UCAPAN TERIMAKASIH ... iv DAFTAR ISI ... vii DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

... 1

1.2 Rumusan Masalah

... 3

1.3 Tujuan Penelitian

... 3

1.4 Manfaat Penelitian

... 3

1.5 Kerangka Konsep

... 4

1.6 Hipotesis Penelitian

... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri Eschericia coli O157:H7

(11)

2.2 Shiga-Like Toxin 2 (Stx-2)

... 7

2.3 Polymerase Chain Reaction (PCR)

... 8

2.4 Sapi Bali

... 9

2.5 Kecamatan Kuta Selatan

... 9

BAB III. MATERI DAN METODE 3.1 Materi Penelitian

... 11

3.1.1 Sampel Penelitian

... 11

3.1.2 Bahan-bahan yang Digunakan

... 11

3.1.3 Peralatan yang Digunakan

... 11

3.2 Metode Penelitian

... 12

3.2.1 Sterilisasi Alat

... 12

3.2.2 Pembuatan Media

... 12

3.3 Kultivasi Isolat E. coli O157:H7

... 12

3.4 Tahap deteksi Molukuler Gen Shiga Like Toxin 2 (Stx-2)

... 14

3.4.1 Ekstraksi DNA Genom Bakteri

... 14

3.4.2 Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA

(12)

3.4.3 Identifikasi Gen Shiga Like Toxin 2 (Stx 2) dengan PCR

... 15

3.5 Analisis Data

... 16

3.6 Lokasi dan Waktu penelitian

... 16

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kultivasi Isolat E. coli O157:H7

... 17

4.2 Analisis Molekuler Isolat E. coli O157:H7

... 20

4.2.1 Isolasi dan Pengukuran Konsentrasi DNA

... 20

4.2.2 Deteksi Gen Stx 2 dengan PCR

... 20

4.3 Pengujian Hipotesis

... 22

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. E. coli O157:H7 pada media SMAC ... 17

2. E. coli O157:H7 pada latex agglutination test ... 18

3. E. coli O157:H7 pada uji Antiserum H7 ... 19

(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sapi merupakan salah satu hewan yang diternakkan secara besar-besaran tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain. Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama (Luthan, 2009).

Salah satu jenis sapi potong yang cukup terkenal di Indonesia dan merupakan plasma nutfah asli Bali adalah sapi bali, sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Sapi bali

mempunyai daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan, tahan terhadap beberapa penyakit, dan daya reproduksi tinggi (Batan, 2006). Oleh karena itu, sapi bali sangat cocok untuk dikembangkan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Salah satu upaya untuk melestarikan sapi bali adalah dengan menjaga kesehatan melalui pencegahan atau penanggulangan penyakit.

Pemeliharaan ternak di Bali khususnya di Kecamatan Kuta Selatan umumnya masih sangat sederhana dan tradisional, yaitu di pelihara di lahan yang sempit, limbah ternak dibiarkan tanpa dikelola dengan baik, sehingga terjadi pencemaran lingkungan peternakan terutama air dan infeksi bakteri pada sapi cukup tinggi. Sapi bali di Bali, banyak yang hidup tanpa kandang, dan dari hari ke hari sapi hanya ditambatkan di bawah pohon yang rindang (Batan, 2006).

(16)

relatif tinggi di Kecamatan Kuta Selatan juga menjadi salah satu faktor distribusi atau penyebaran bakteri E. coli. E. coli dapat tumbuh pada suhu antara 7°C sampai 46°C, tumbuh secara optimum pada suhu 37°C (Merck, 1992).

Escherichia coli pada sapi tumbuh secara normal di dalam ususnya, karena E. coli

merupakan flora normal dalam saluran pencernaan manusia dan pada hewan berdarah panas dengan populasi terbanyak pada saluran pencernaan bagian bawah (Carter dan Wise, 2004). Selain bermanfaat bagi manusia dan hewan, bakteri E. coli juga dapat membahayakan kesehatan, yang dibuktikan dengan galur-galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan (Sumiarto, 2005). Salah satu strain dari bakteri Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC) adalah E. coli O157 dengan serotipe E. coli O157:H7, yang merupakan bakteri patogen dan dapat menyebabkan hemorrhagic colitis dan hemolytic uremic syndrome (HUS) (Suardana dan Swacita, 2009).

Escherichia coli O157:H7 dapat menghasilkan sitotoksin yang sering disebut dengan nama

Verotoxin atau Shiga like toxin (Stx). Shiga like toxin pada E. coli O157:H7 dibagi menjadi 2 yaitu Shiga like toxin 1 (Stx1) dan Shiga like toxin 2 (Stx2). Escherichia coli O157:H7 dengan toksin Stx2 merupakan salah satu serotipe yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya kasus hemolytic uremic syndrome (HUS) (Fraser et al., 2004).

Berdasarkan atas permasalahan belum adanya laporan tentang deteksi gen stx-2 dari E. coli O157:H7 di Kecamatan Kuta Selatan maka penelitian tentang Deteksi gen stx-2 dari Escherichia

coli O157:H7 hasil Isolasi feses sapi di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung menarik

untuk dilakukan.

(17)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah gen stx-2 terdeteksi dari E. coli O157:H7 hasil isolasi feses sapi bali di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi adanya gen stx-2 dari E. coli O157:H7 dari hasil isolasi feses sapi bali di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung sebagai salah satu agen virulensi E. coli O157:H7.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan instansi terkait tentang adanya gen stx-2 sebagai salah satu dari marker virulensi dari E. coli O157:H7 hasil isolasi feses sapi bali di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung.

1.5 Kerangka Konsep

(18)

ini dapat menjadi faktor semakin besarnya peluang ditemukan strain bakteri E. coli yang patogen.

Escherichia coli O157 merupakan salah satu dari beratus-ratus strain Escherichia coli yang

dapat menyebabkan entero haemorrhagic atau disebut EHEC. Di dalam saluran pencernaan manusia, serotipe E. coli O157:H7 yang tumbuh dan berkembang dapat menghasilkan toksin. Toksin yang dihasilkan oleh E. coli O157:H7 adalah verotoxin atau disebut sebagai shiga-like toxin (SLT) (Mainil dan Daube, 2005).

Hananto pada tahun 2014, dapat mendeteksi 5 dari 60 sampel yang diuji positif E. coli O157:H7 di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung. Escherichia coli O157:H7 dengan toksin Stx-2 pada manusia dapat menyebabkan komplikasi yang mungkin terjadi adalah hemolytic uremic syndrome (HUS), infeksi saluran kemih yang dapat menyebabkan gagal ginjal

pada anak-anak. infeksi E. coli O157:H7 pada manusia sering kali disebabkan oleh konsumsi daging yang tercemar dan konsumsi air yang telah terkontaminasi oleh feses (Suardana dan Swacita, 2009).

Deteksi gen stx-2 dari bakteri E. coli O157:H7 pada saat ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode PCR. Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu metode otomatis dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas

(19)

1.6 Hipotesis Penelitian

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri Escherichia coli O157:H7

Escherichia coli dikenal sebagai salah satu bakteri yang menyebabkan gangguan

pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun 1885 (Merck, 1992). Penyebaran E. coli dapat terjadi dengan cara kontak langsung (bersentuhan, berjabatan tangan dan sebagainya) kemudian diteruskan melalui mulut, akan tetapi E. coli pun dapat ditemukan tersebar di alam sekitar kita. Penyebaran secara pasif dapat terjadi melalui makanan atau minuman. Diketahui bahwa E. coli serotipe O157:H7 dapat menyebabkan terjadinya haemorrahgic colitis (HC), haemolytic uremic syndrome (HUS), thrombocytopenia purpura (TPP) yang menyerang syaraf pusat. Escherichia coli 0157:H7

merupakan bentuk mutan dari E. coli yang biasanya ditemukan pada saluran pencernaan ternak sapi, domba, kambing, babi dan ayam. E. coli O157:H7 dalam saluran pencernaan hewan terutama pada umur tua tidak menyebabkan hewan tersebut menderita sakit. Serotipe E. coli O157: H7 adalah gram negatif berbentuk batang. Huruf “O” dalam nama merujuk kepada nomor

antigen somatik, sedangkan “H” merujuk kepada antigen flagella (Arthur et al., 2010).

Escherichia coli strain O157:H7 memproduksi Shiga toxin (seperti racun), menyebabkan

(21)

Escherichia coli O157:H7 dalam saluran pencernaan hewan tidak menyebabkan hewan tersebut menderita sakit. Tetapi hewan yang dalam saluran pencernaannya terdapat bakteri E. coli O157:H7 maka hewan tersebut adalah sebagai carrier, yang dapat menyebarkan bakteri ini baik ke hewan lain maupun ke manusia. Sebagai bakteri yang bersifat patogen, E. coli O157:H7 memiliki beberapa faktor virulen yang membantu bakteri menyerang induk semangnya pada saluran pencernaan manusia. Shiga-like toxin (SLT) atau shiga toxin yaitu Stx 1 dan Stx 2 adalah salah satu faktor virulen dari E. coli O157:H7 yang utama (Mainil and Daube, 2005).

2.2 Shiga-like Toxin 2 (Stx 2)

Shiga-like toxin 2 (Stx2) merupakan salah satu faktor virulensi yang paling penting dari

Enterohaemorrhagic Escherichia coli seperti strain O157:H7. Stx-2 (shiga like toxin-2) yang

pertama kalinya diperkenalkan oleh Karmali dan kawan-kawan sebagai toksin yang dapat menyebabkan gejala Hemolytic Uremic Syndrome atau HUS (O’Loughlin and Robin-Browne,

2001). Toksin Stx-2 memiliki beberapa varian yaitu Stx2a, Stx2b, Stx2c, Stx2d, Stx2d-activatable, Stx2e, Stx2f, dan Stx2g yang masing-masing memiliki aktifitas biologis yang berbeda-beda

dalam menimbulkan penyakit pada tubuh hospes (Mainil dan Daube, 2005). Fraser et al. (2004) menjelaskan bahwa jika E. coli O157:H7 dari penderita hanya menghasilkan toksin Stx 2, maka penderita akan lebih berpeluang untuk menderita HUS.

2.3 Polymerase Chain Reaction (PCR)

Polymerase chain reaction (PCR) pertama kali ditemukan oleh Karry Mullis pada tahun

(22)

Untai ganda DNA templat (unamplified DNA) dipisahkan dengan denaturasi termal dan kemudian didinginkan hingga mencapai suatu suhu tertentu untuk memberi waktu pada primer menempel (anneal primers) pada daerah tertentu dari target DNA.

Polymerase chain reaction (PCR) merupakan suatu metode otomatis dengan tingkat

sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi (Meng et al., 1994 dalam Miyamoto et al ., 2002). Metode ini telah banyak digunakan oleh para peneliti di dalam mendeteksi gen shiga-like toxin (stx) baik stx1 maupun stx2 (gen yang mengatur ekspresi toksin Stx1 dan Stx2), dan gen aea (gen

yang mengatur ekspresi protein yang berkaitan dengan attaching and effaching) dari enterohaemorrahagic E. coli (EHEC) 0157:H7 (Begun et al., 1993 dalam Miyatomo et al., 2002). Proses PCR melibatkan beberapa tahap yaitu: (1) pra-denaturasi DNA; (2) denaturasi DNA; (3) penempelan primer (annealing); (4) pemanjangan primer (extension) dan (5) pemantapan (postextension). Tahap 2 sampai dengan 4 merupakan tahapan berulang (siklus), dimana pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah DNA.

2.4 Sapi Bali

Sapi Bali merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) habitat aslinya di Pulau Bali. Sapi bali merupakan sapi potong asli Indonesia dan merupakan sapi asli Pulau Bali. Sapi bali menjadi primadona sapi potong di Indonesia karena mempunyai kemampuan reproduksi tinggi, serta dapat digunakan sebagai ternak kerja di sawah dan ladang, persentase karkas tinggi, daging tanpa lemak, heterosis positif tinggi pada persilangan, daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan persentase kelahiran dapat mencapai 80 persen (Yupardhi, 2009).

(23)

aglutinasi VTEC-RPLA pada feses sapi dan daging sapi berhasil mengidentifikasi terhadap ke-7 isolat E. coli O157:H7 (hasil isolasi dari 92 sampel feses sapi), dan 4 isolat asal daging sapi (hasil isolasi dari 89 sampel daging sapi), menunjukkan bahwa sebanyak 3 dari 7 isolat asal feses sapi (42,86%), dan 1 dari 4 isolat asal daging (25%) positif menghasilkan Shiga like toxin 1 (VT1). Dan 4 dari ke-7 isolat asal feses sapi (57,14%) dan 1 dari 4 isolat asal daging sapi (25%) positif menghasilkan Shiga like toxin 2 (VT2).

2.5 Kecamatan Kuta Selatan

Kecamatan Kuta Selatan merupakan daerah perbukitan kapur dan dikelilingi pantai dengan luas mencapai 101,13 km2.. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 28 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kuta Selatan secara administratif terdiri dari 3 Desa dan 3 Kelurahan yaitu Desa Pecatu, Desa Ungasan, Desa Kutuh, Kelurahan Benoa, Kelurahan Tanjung Benoa dan Kelurahan Jimbaran. Seluruh desa berbatasan langsung dengan pantai yang difungsikan sebagai obyek wisata. Luas wilayah Kuta Selatan sekitar 24,16% dari luas Kabupaten Badung. Suhu udara di Kecamatan Kuta Selatan relatif panas karena terdapat banyak batu kapur dan suhu relatif di Kuta Selatan rata-rata mencapai 30˚C (Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2013).

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Pada sistem penilaian berbasis penalti, siswa akan lebih berhati-hati dalam menjawab butir soal yang dianggap sukar, bahkan cenderung tidak menjawab butir soal

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

Pada proses ini, jumlah piksel yang terkandung pada citra direduksi (dikurangi) dengan metode PCA dan prinsip ruang eigen, di mana hasil dari reduksinya berupa vektor ciri yang

Oleh karena itu perubahan RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 disusun sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang

Pada Tabel 5.7 diketahui bahwa nilai rata-rata dimensi rancangan korporat sebesar 3.98 ini diperoleh dari dua indicator yaitu :.. 1) Berdasarkan pertanyaan no 13 mengenai

Jumlah nilai produksi pendapatan dari usaha rumah tangga (B5RBJUMLAH) File: M2_B123_TW2 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Desimal: 0 Range: 0-750000000. Pertanyaan

Dari hasil analisis dan pembahasan disimpulkan bahwa: pelatihan sit-up besar sudut 45 0 , 90 0 , dan 120 0 memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap

Seperti halnya medan grafitasi, disekitar muatan listrik jika disimpan muatan lain maka muatan tersebut akan mengalami gagya tarik atau gaya tolak dari muatan