---.-~~~
1Jt. .~Pikiran
Rakyat
!).f(
r
8
Senin
0
Selasa
0
Rabu',:;H 123(9567
17 18 19 20 21 22
OJan
OPeb
o
Mar OApr
.Mei
:)
Kam!s
0
Jumat
8 9 10 11 23 24 2~ 26
o
Jlln
() Jill rAgs.:)
Sabtu
0
Minggll
12 13 14 15 27 28 29 30
-'---o
Sep
:)
O~t (~/ Nav0
D~....
Membaca
Langkah Politik Kalla
Oleh IDING R. HASAN
S
PEKULASI tentang si-. kap politikPartai Golkar . menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) Juli 2009, akhimya teIjawab. Ketua UmumPartai Golkar Muham-mad Jusuf Kalla (JK) secara res-mi meminang Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Ha-nura) Wiranto, untuk rnenjadi cawapresnya. Pasangan ini, ke-mudian mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres-cawa-pres pertama.Meskipun berduetnya JK de-ngan Wiranto telah banyak di-perkirakan banyak kaJangan, tak urung hal ini memunculkan se-j.umlah pertanyaan. Pasalnya, setelah Rapat Pimpinan Nasio-nal Khusus (Rapimnassus) Par-tai Golkar yang merekomenda-sikan JK sebagai capres, suara-suara yang menentang keputus-an tersebut dari kalkeputus-angkeputus-an inter-nal partai santer terdengar. Bah-kan, ada sejumlah elite partai ini yang terang-terangan bel'bicara di media massa tentang penen-tangan tersebut.
Apakah pencalonan JK bersa-ma Wiranto, dilandasi pertim-bangan politik yang bemir-benar rasional dan matang, sehingga peluangnya untuk menang
cu-kup besar? Ataukah ada skena-rio lain yang tengah dimainkan JK, misalhya, demi mengganjal pasangan capres-cawapres ter-tentu?
Peluang Bagaimana peluang duet JK-Wiranto, jika nanti betul-betul mendaftarkan diri sebagai pa~ sangan yang siap bertarung pa-da Pilpres 2009? Apa-da beberapa hal yang dapat dijadikan modal pasangan ini untuk kompetisi Juli mendatang. Pertama, kom-posisi sipil-militer antara JK dan Wiranto. Bagaimanapun kom-posisi ini masih menjadi yang ideal dalam konteks politik
In-_ In-_In-_In-_ In-_ In-_-.:81In-_In-_In-_
donesia~Perpaduan sipil-militer telah terbukti, banyak didukung rakyat Indonesia, seperti yang telah diperlihatkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-JK.
Kedua, selain memperlihat-
-kan komposisi sipil-militer, pa-sangan inijuga memadukan dua suku, yaitu Jawa dan non-Jawa. Setali tiga uang komposisi Jawa-non-Jawa, juga masih menjadi pilihan banyak rakyat Indonesia. JK tampaknya sangat menyada-ri rea1itaspolitik tersebut. Akhir-nya, ia merasa harus mencari pendampingnya dari suku Jawa. Wiranto dianggap sebagaipilih-an ysebagaipilih-ang tepat dari tokoh-tokoh yang ada.Ketiga, kesediaan WIranto un-tuk "turun derajat" dari capres menjadi cawapres, pada satu si-si akan memberikan pembela-jaran politik bagi rakyat, sekali-pun hal itu dilatarbe1akangi oleh realitas politik yang sulit menja-dikannya sebagai capres, karena perolehan partainya pada pileg kemarin, tidak sampai menem-bus angka 5 persen. Setidaknya, rakyat akap menilai bahwa ada tokoh nasional yang bersedia menurunkan ego politik pribadi-nya, ketika sebagian besar justru memperlihatkan keegoannya, seperti yang terlihat pada penja-j1'l~ankoalisi antarparpol.
-
"'-'-Kllplng
Humos
Unpad
2009
--
-
--Namun demikian, kelemahan duet JK-WIranto juga cukup ba-nyak. Pertama, tingkat populari-tas dan elektabilipopulari-tas JKdan Wi-ranto sangat rendah, seperti yang terlihat dari berbagai sur-vei belakangan ini.
Kedua, mesin politik Partai Golkar dan Hanura .~gaknya masih diragukan, untuk dapat meningkatkan popul~tas pa-sangan ini dalam waktlilsingkat. Ketiga, citra WIranto yang se-ring dikait-kaitkan delJgan ber-bagai kasus pelanggcnan hak asasi manusia (HAM), di Indo-nesia, juga akan berPengaruh terhadap rendahnya kredibilitas pasangan ini.
Pertarohan JK Bagi JK, langkahnya meng-gandeng Wiranto untUk menja-di pasangan capres-'d,awapres akan membawa koasekuensi politik tersendiri. Men$1t seba-gian kader partai berfugin ini, JK dipandang telah m~gangkat harga-diri partai denlWI berani mencalonkan diri sebagai ca-pres. Namun, sebagian kader berpikiran sebaliknya,l.nc diang-gap mau ''bunuh diiii" karena peluangnya sangat k~il untuk mengalahkan SBY.
menca-lonkan diri sebagai capres. Jika kalah, ia akan dimintai pertang-gungjawabannya pada munas-lub. Ujung-ujungnya Kalla akan diturunkan sebagai ketua umum partai.
.Akan tetapi, ada pula yang membaca langkah politik JK da-ri sudut berbeda. JK'sebenarnya menyadari bahwa ia akan kalah pada pilpres, tetapi ia bersedia terns maju sekadar untuk me-mecah pendukung seterunya. Ji-ka pilpres nanti berlangsung dua putaran, ia akan memberikan suaranya pada pasangan yang ia dukung (Megawati dan pasang-annya). Dalam konteks ini, koa-lisi besar di parlemen yang di-tandatangani empat partai be-sar, yakni PDIP, Golkar, Gerin-dra, Hanura, dan sejumlah par-tai keeil dapat dipahami. Jika kalah, JK masih bisa berharap dapat "perlindungan" dari koali-si besar di parlemen tersebut.
Dari kedua pembacaanJerha-dap langkah politik JK tersebut, semuanyamengandung perta-ruhan politik yang sangat berisi-ko bagi JK. Itulah ongberisi-kos politik yang mesti dibayar. ***
Penulis,
Mahasiswa
Prog-ram Doktor Ilmu Komunikasi
Unpad Bandung dan Deputi
Direktur Bidang Politikthe
Po-liticalLiteracy Institute.
-~
..,,--
--