• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ELEMEN DEKORATIF PADA BUSANA MODEST WEAR BERKONSEP ZERO WASTE DENGAN TEKNIK BLOCK PRINTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN ELEMEN DEKORATIF PADA BUSANA MODEST WEAR BERKONSEP ZERO WASTE DENGAN TEKNIK BLOCK PRINTING"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANCANGAN ELEMEN DEKORATIF PADA BUSANA MODEST WEAR BERKONSEP ZERO WASTE DENGAN TEKNIK

BLOCK PRINTING

Tugas akhir sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana dari Telkom University

Oleh : Rosa Maulida

1605174089

(Program Studi Kriya Tekstil dan Mode)

TELKOM UNIVERSITY JULI 2021

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir penulis yang berjudul

“Perancangan Elemen Dekoratif Pada Busana Modest Wear Berkonsep Zero waste dengan Teknik Block Printing” merupakan hasil karya tulis penulis sendiri, tanpa ada penjiplakan atau plagiasi dari hasil karya orang lain, terkecuali pengutipan yang telah dilakukan sesuai dengan syarat atau tata cara yang berlaku. Penulis bersedia menanggung resiko atau sanksi yang diberikan terhadap penulis jika adanya pelanggaran terhadap syarat atau tata cara yang berlaku dalam karya tulis ini.

Jakarta, 20 Juli 2021

Rosa Maulida

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN ELEMEN DEKORATIF PADA BUSANA MODEST WEAR BERKONSEP ZERO WASTE DENGAN TEKNIK

BLOCK PRINTING Oleh

ROSA MAULIDA NIM: 1605174089

(Program Studi Kriya Tekstil dan Mode) Telkom University

(Sari Yuningsiih, S.Pd., M.Ds.) (Rima Febriani, S. I. Kom, MBA.)

(Sari Yuningsiih, S.Pd., M.Ds.) (Rima Febriani, S. I. Kom, MBA.)

(4)

iv

Tugas akhir ini dipersembahkan untuk kedua orang tua atas kasih sayang dan semua pengorbanan,

doa serta dukungan. Terimakasih.

(5)

v

PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR

Laporan tugas akhir yang tidak di publikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Telkom University, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis dengan mengikuti aturan HaKi yang berlaku di Telkom University. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutip atau peringkas hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan kaidah ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Itasi hasil Penelitian Laporan Tugas Akhir ini dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut:

Maulida, Rosa (2021). Perancangan Elemen Dekoratif Pada Busana Modest Wear Berkonsep Zero waste dengan Teknik Block Printing. Laporan Tugas akhir. Telkom University.

Dan dalam Bahasa Inggris sebagai berikut:

Maulida, Rosa (2021). Design of Decorative Elements in Modest Wear Clothing with Zero Waste Concept with Technique Block Printing. Final Project.

Telkom University.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh laporan harus seizin Dekan Telkom University.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Elemen Dekoratif pada Busana Modest Wear berkonsep Zero Waste dengan Teknik Block Printing”.

Penulisan ini dilakukan dalam rangka memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Kriya Tekstil dan Mode di Telkom University. Selama Penyusunan tugas akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Sari Yuningsih, S.Pd., M.Ds. dan Ibu Rima Febriani, S. I. Kom, MBA.

selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

2. Miss Marissa C. A. Siagian, S.Ds., M.Sn. dan Ibu Dr. Arini Arumsari, S.

Ds., M. Ds. selaku Dosen Penguji Tugas Akhir.

3. Bunda Ivana Wati, Bapak Rahmattullah, Abang Ghovi Ghazali Anan, Adik Sadam Habil Rahman dan Nene Hamsiah. Selaku keluarga penulis yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi serta doa.

4. Ibu Faradillah Nursari, B. Des., M. Ds. selaku Ketua Program Studi Kriya Tekstil dan Mode serta seluruh dosen Kriya Tekstil dan Mode yang telah membimbing dan membekali penulis dengan ilmu selama menjalani perkuliahan di Telkom Unversity.

5. Lucia, Bram, Karina, Khairuma, Laila, Nurul, Kinan, Iin, Aisyah, Jesi, Agnes, Rini, Thio, Aqhal, Iza, Numi, Alia, Nadya dan Bila yang senantiasa membantu dan mendukung penulis dalam proses penyusunan tugas akhir.

Setelah segala kemampuan yang diirigi dengan doa, akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan terdapat kekurangan. Karena itu, penulis memohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga penulis dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Jakarta, 20 Juli 2021

Rosa Maulida

(7)

vii ABSTRAK

PERANCANGAN ELEMEN DEKORATIF PADA BUSANA MODEST WEAR BERKONSEP ZERO WASTE DENGAN TEKNIK

BLOCK PRINTING Oleh

ROSA MAULIDA NIM: 1605174089

(Program Studi Kriya Tekstil dan Mode)

Tren busana modest wear mengalami peningkatan, dengan bertambahnya jenis pakaian baru menyebabkan banyaknya limbah produksi pakaian. Hal itu memunculkan kesadaran bahwa perlu adanya upaya pengurangan limbah produksi pakaian. Terdapat beberapa usaha yang telah dilakukan salah satunya dengan menggunakan konsep zero waste pada proses pembuatan pakaian, namun tidak me mengolah elemen dekoratif. Dekoratif merupakan unsur penting pada sebuah produk. Minimnya penerapan motif pada busana berkonsep zero waste menjadi peluang utuk menerapkan elemen dekoratif menggunakan block printing sebagai teknik pengaplikasian motif yang menghasilkan sedikit limbah. Motif yang akan diterapkan terinspirasi dari suku Dayak Kenyah yang merupakan salah satu suku asli pedalaman di Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penerapan motif menggunakan teknik block printing pada pakaian modest wear berkonsep zero waste dengan inspirasi suku Dayak Kenyah sebagai elemen dekoratif motif. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi literatur, observasi dan eksperimen dengan hasil akhir busana modest wear berkonsep zero waste dengan dekoratif motif yang terinspirasi dari Suku Dayak Kenyah.

Kata kunci: Modest Wear, Zero Waste, Block Printing, Suku Dayak Kenyah.

(8)

viii ABSTRACT

DESIGN OF DECORATIVE ELEMENTS IN MODEST

WEAR CLOTHING WITH ZERO WASTE CONCEPT WITH TECHNIQUE BLOCK PRINTING.

By

ROSA MAULIDA NIM: 1605174089

(Program Studi Kriya Tekstil dan Mode)

Modest wear fashion trends have increased, with the addition of new types of clothing causing a large amount of clothing production waste. This raises awareness that efforts are needed to reduce clothing production waste. There are several efforts that have been made, one of which is using the concept of zero waste in the process of making clothes, but not processing decorative elements.

Decorative is an important element in a product. The lack of application of motifs to clothing with a zero waste concept is an opportunity to apply decorative elements using block printing as a motif application technique that produces less waste. The motif that will be applied is inspired by the Dayak Kenyah tribe, which is one of the indigenous tribes of the interior in East Kalimantan. This study aims to develop the application of motifs using block printing techniques on modest wear with a zero waste concept with the inspiration of the Dayak Kenyah tribe as a decorative element of the motif. The research method used is qualitative with data collection techniques, literature studies, observations and experiments with the final result of modest wear with a zero waste concept with decorative motifs inspired by the Dayak Kenyah Tribe.

Keyword: Zero Wate, Modest Wear, Block Printing, Dayak Kenyah Tribes.

(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 15

I.1 Latar Belakang ... 15

I.2 Identifikasi Masalah ... 17

I.3 Rumusan Masalah ... 17

I.4 Batasan Masalah ... 17

I.5 Tujuan Penelitian ... 18

I.6 Manfaat Penelitian ... 18

I.7 Metode Penelitian ... 18

I.8 Kerangka Penelitian ... 19

I.9 Sistematika Penulisan ... 20

BAB II STUDI LITERATUR ... 21

II.1 Busana Modest Wear ... 21

II.1.1 Pengertian Modest Wear ... 21

II.1.2 Perkembangan Modest Wear ... 21

II.2 Zero waste ... 22

II.2.1 Pengertian Zero Waste ... 22

II.2.2 Penerapan Zero Waste pada Busana ... 23

II.3 Block Printing ... 25

II.3.1 Pengertian Block Printing ... 25

II.3.2 Teknik Block Printing ... 25

II.4 Dayak Kenyah ... 26

(10)

x

II.4.1 Sejarah Dayak Kenyah ... 26

II.4.2 Klasifikasi Dayak Kenyah ... 26

II.4.3 Unsur Dasar Motif Suku Dayak Kenyah ... 28

II.5 Rupa Dasar ... 28

II.5.1 Unsur Rupa ... 28

II.4.2 Prinsip-Prinsip Seni Rupa ... 31

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN ... 33

III.1 Data Primer (Obervasi) ... 33

III.2 Data Sekunder ... 34

III.3 Data Eksplorasi ... 35

III.3.1 Data Eksplorasi Awal ... 35

II.3.2 Data Eksplorasi Lanjutan... 44

III.3.3 Data Eksplorasi Terpilih... 56

III.4 Komposisi Penerapan Motif ... 57

III.5 Analisa Perancangan ... 61

BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN ... 63

IV.1 Konsep Perancangan ... 63

IV.1.1 Analisa Brand Pembanding ... 63

IV.1.2 Deskripsi Konsep ... 64

IV.1.3 Konsep Imageboard ... 65

IV.1.4 Icon Profile ... 66

IV.1.5 Konsep Lifestyle Board ... 67

IV.1.4 Costumer Profile ... 67

IV.2 Desain Produk ... 68

IV.2.1 Desain Terpilih ... 68

IV.2.2 Proses Produksi ... 69

IV.2.3 Konsep Merchandise... 70

4.3 Produk Akhir ... 71

4.3.1 Visualisasi Produk ... 71

4.3.2 Visualisasi Merchendise ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

V.I Kesimpulan ... 73

V.II Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA... 75

(11)

xi

LAMPIRAN ... 77

(12)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Penelitian ... 19

Gambar II.1 Hijabers Mom Community ... 21

Gambar II.2 Konferensi Pers EBW World Wide ... 22

Gambar II.3 Presentase Limbah Produksi ... 23

Gambar II.4 Zero Waste Daniel ... 23

Gambar II.5 Eksplorasi Pola ... 24

Gambar II.6 Eksplorasi Pola ... 24

Gambar II.7 Block Printing ... 25

Gambar II.8 Penduduk Asli Suku Dayak Kenyah ... 26

Gambar II.9 Motif Binatang ... 27

Gambar II.10 Motif Manusia ... 27

Gambar II.11 Titik ... 28

Gambar II.12 Garis ... 29

Gambar II.13 Bidang ... 29

Gambar II.14 Ruang ... 30

Gambar II.15 Warna ... 30

Gambar II.16 Tekstur... 30

Gambar II.17 Prinsip-Prinsip Desain ... 32

Gambar III.1 Toko Kain Bandung ... 33

Gambar III.2 Proses Pembuatan Plat Cetak ... 37

Gambar III.3 Eksplorasi Pola Zero Waste Lanjutan ... 44

Gambar III.4 Pola Zero Waste Terpilih ... 56

Gambar III.5 Motif Terpilih ... 57

Gambar III.6 Analisa Perancangan ... 61

Gambar IV.1 Osei Duro ... 63

Gambar IV.2 Khara Kapas ... 64

Gambar IV.3 Imageboard ... 65

Gambar IV.4 Ify Alyssa ... 66

Gambar IV.5 Lifestyle Board ... 67

Gambar IV.6 Desain terpilih dan Pola Busana ... 68

Gambar IV.7 Technical File ... 69

(13)

xv

Gambar IV.8 Proses Produksi Busana ... 70

Gambar IV.9 Logo Brand ... 70

Gambar IV.10 Merchandise Kit ... 71

Gambar IV.11 Visualisasi Produk ... 72

Gambar IV.12Visualisasi Merchandise ... 72

(14)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Kategori Lebar Kain ... 33

Tabel III.2 Eksplorasi Awal Pola Zero Waste ... 35

Tabel III.3 Eksplorasi Awal Block Printing ... 37

Tabel III.4 Analisa Visual Motif Suku Dayak Kenyah ... 40

Tabel III.5 Stilasi Digital Motif Suku Dayak Kenyah ... 42

Tabel III.6 Eksplorasi Lanjutan Detail Busana... 45

Tabel III.7 Menentukan Teknik Pembuatan Plat Cetak... 48

Tabel III.8 Menentukan Kain Yang Tepat ... 49

Tabel III.9 Komposisi Motif Digital ... 53

Tabel III.10 Komposisi Penerapan Motif Digital ... 57

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Survei Kuisoner ... 77

(16)

15

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Industri fashion merupakan industri global yang berdampak bagi budaya dan kehidupan banyak orang. Menurut Indarti dan Peng (2017) di era ini, busana modest wear telah menjadi tren di berbagai negara yang memiliki komunitas muslim. Pada tahun 1990-an tren modest wear mengalami peningkatan karenakan wanita Indonesia mulai menggunakan hijab.

Modest wear merupakan cara berpakaian yang sopan dan tidak provokatif. Kini tren tersebut menambah corak baru pada industri fashion. Jenis pakaian yang semakin beragam dari sportwear, ready to wear, evening gown hingga modest wear, datang dengan dampak atau efek buruk yang dihasilkan yaitu limbah pada proses produksi yang tidak dapat dihindari (Nursari & Hervianti, 2018). Dengan berkembangnya industri fashion menyumbang banyak limbah yang berdampak negatif bagi kelestarian lingkungan. Rata-rata jumlah kain yang menjadi limbah saat pakaian dibuat adalah 15% dari perkiraan kain yang diproduksi (Rissanen, Timo dan Mcquillan, 2016). Hal tersebut membuktikan perlu adanya tindakan meminimalisir limbah yang dihasilkan oleh industi fashion. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan konsep zero waste.

Zero waste dikenal sebagai konsep desain fashion untuk meminimalisir limbah produksi pakaian, umumnya dilakukan dengan mendesain pola dan cutting semaksimal mungkin (Githapradana, 2020). Terdapat beberapa usaha yang telah dilakukan oleh pelaku fashion industri untuk memproduksi pakaian modest wear berkonsep zero waste, seperti yang dilakukan oleh Dr. Kate Goldsworthy dan David Telfer mereka merancang pola zero waste yang dapat disesuaikan dengan berbagai lebar kain. Namun, dalam penelitian ini tidak banyak mengekplorasi motif sebagai elemen dekoratif yang diterapkan pada pakaian berkonsep zero waste. Elemen dekoratif merupakan suatu elemen yang memiliki nilai estetika unutk menambah sebuah value pada produk tersebut.

(17)

16

Elemen dekoratif pada produk fashion dapat diterapkan dengan berbagai teknik, salah satu teknik penerapan elemen motif yang sederhana adalah teknik pencapan menggunakan blok atau dikenal dengan block printing (Devica, 2015). Block printing mulai di kenal pada abad ke 3 di Cina, mulai saat itu block printing mulai menyebar di berbagai negara. Teknik ini memiliki prinsip pewarna, media cetak, dan plat cetak. Keunggulan teknik block printing merupakan sebuah teknik yang murah serta merupakan salah satu teknik yang menghasilkan sedikit limbah dan tidak membutuhkan listrik pada proses pembuatannya (Ganguly & Amrita, 2013).

Motif dekoratif yang akan diaplikasikan menggunakan teknik block printing terinspirasi dari salah satu suku yang ada di Indonesia yaitu Suku Dayak Kenyah.

Suku Dayak Kenyah memiliki ciri khas ukiran motif yang berliuk-liuk pada setiap produk yang mereka miliki, umumnya motif-motif tersebut dibuat dengan cara diukir pada kayu. Hal tersebut memiliki kesamaan teknik pembuatan dengan plat cetak block printing yaitu di ukir. Motif Suku Dayak Kenyah yang terletak pada pakaian adat memiliki latar berwarna hitam dan motif yang berwarna terang seperti kuning, merah dan hijau. Umumnya motif Dayak Kenyah berukuran besar dan bergaya organis. Motif Dayak Kenyah sendiri pada tahun 2014 pernah memenangkan gelar kostum terbaik diajang kecantikan Supranational, hal ini menandakan bahwa motif Dayak Kenyah layak untuk dieksplorasi dan dilestarikan (Marlina, 2016).

Dari permasalahan yang sudah dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk merancang elemen dekoratif dengan inspirasi motif Suku Dayak Kenyah pada busana modest wear berkonsep zero waste dengan teknik block printing.

Pengembangan penerapan teknik block printing pada busana modest wear berkonsep zero waste berfungsi untuk menambah value dari busana berkonsep zero waste. Penelitian ini diharap dapat memberikan alternatif penerapan elemen motif pada perancangan busana modest wear berkonsep zero waste dengan teknik block printing bagi pelaku industri fashion serta akademisi.

(18)

17 I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaaparan pada latar belakang, dapat disimpulkan identifikasi masalah yaitu:

1. Adanya peluang pemanfaatan pola zero waste dengan elemen dekoratif pada busana modest wear.

2. Adanya peluang penerapan teknik block printing sebagai elemen dekoratif pada busana modest wear.

3. Terdapat potensi pengembangan motif Suku Dayak Kenyah pada produk fashion

I.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana cara memanfaatkan pola zero waste pada busana modest wear?

2. Bagaimana mengaplikasikan teknik block printing pada busana modest wear?

3. Bagaimana cara menerapkan teknik block printing sebagai elemen dekoratif yang terinspirasi dari motif Suku Dayak Kenyah?

I.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu:

1. Konsep zero waste yang dimaksud adalah pemanfaatan pola yang telah dikembangkan oleh Dr. Kate Goldsworthy dan David Telfer.

2. Teknik penerapan elemen dekoratif yang digunakan adalah block printing.

3. Motif yang akan dieksplorasi terinspirasi dari motif Suku Dayak Kenyah.

4. Produk yang dihasilkan akan berupa busana modest wear untuk wanita.

(19)

18 I.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah:

1. Merancang elemen dekoratif yang terinspirasi dari motif Suku Dayak Kenyah.

2. Memanfaatkan pola zero waste yang telah dikembangkan oleh Dr. Kate Goldsworthy dan David Telfer sebagai dasar pengembangan komposisi motif.

3. Merancang busana modest wear berkonsep zero waste dengan dekoratif motif yang terinspirasi dari Suku Dayak Kenyah.

I.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan alternatif perancangan busana modest wear berkonsep zero waste dengan teknik block printing sebagai surface bagi pelaku industri fashion serta akademisi.

2. Memberikan alternatif teknik perancangan motif dengan teknik block printing sebagai surface.

3. Menerapkan ornamen Suku Dayak Kenyah sebagai rancangan motif baru pada busana.

4. Memperkenalkan kembali motif Suku Dayak Kenyah sebagai inspirasi elemen dekoratif.

I.7 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah kualitatif, metode pengumpulan data meliputi:

1. Studi Literatur

Data didapat melalui sumber bacaan ilmiah seperti jurnal, skripsi, thesis, berita dan buku mengenai modest wear, zero waste, block printing dan Suku Dayak kenyah.

2. Observasi

Data observasi didapat secara langsung dan tidak langsung dari mengamati riset lapangan dan melalui social media.

3. Eksperimen

Data didapatkan dari hasil eksperimen yang dengan cara mengaplikasikan motif Dayak kenyah pada kain menggunakan teknik block printing.

(20)

19 I.8 Kerangka Penelitian

Fenomena

Busana modest wear mengalami peningkatan pada tahun 1990an di Indonesia (Indarti dan Peng). Limbah produksi pakaian mencapai 15% per produksi (Rissanen, Timo dan Mcquillan, 2016). Pentingnya elemn dekoratif pada produk pada, penerapan elemen motif yang sederhana adalah block printing (Devica, 2015). Motif Dayak Kenyah pernah memenangkan gelar kostum terbaik diajang kecantikan Supranational pada tahun 2014 (Marlina, 2016).

Urgensi Masalah

1. Adanya potensi pemanfaatan pola zero waste untuk busana modest wear.

2. Adanya peluang penerapan teknik block printing sebagai elemen dekoratif pada busana modest wear berkonsep zero waste.

Tujuan

1. Merancang busana modest wear menggunakan pola zero waste yang telah ada.

2. Mengolah elemen dekortaif dengan inspiransi Suku Dayak Kenyah.

3. Menerapkan elemen dekoratif motif pada busana modest wear berkonsep zero waste.

Metode Penelitian

1. Studi Literatur, yaitu pengumpulan data dari beberapa sumber seperti e-book, jurnal dan artikel online.

2. Observasi mengenai lebar kain di pasaran.

3. Eksplorasi yang dilakukan adalah eksplorasi mengenai pola zero waste, block printing dan motif Suku Dayak Kenyah.

Eksplorasi Awal Eksplorasi Lanjutan Eksplorasi Akhir

Analisa Perancangan

1. Menggunakan pola zero waste yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

2. Menggunakan teknik dekoratif block printing.

3. Inspirasi motif yang akan dikembangkan diangkat dari motif Suku Dayak Kenyah.

Konsep Perancangan

Mencoba eksplorasi motif yang terinspirasi dari Suku Dayak Kenyah dengan penerapan teknik block printing. Menganalisi brand pembanding, membuat deskripsi konsep, imageboard, costumer profile, sketsa hingga produksi dan merchandise.

Kesimpulan Sementara

Busan modest wear berkonsep zero waste dapat ditambahkan value elemen dekoratif diatasnya dengan menggunakan teknik block printing.

Gambarl 1.1 Kerangka penelitian

Eksplorasi Awal Eksplorasi pola zero waste, teknik block printing dan stilasi motif Suku Dayak Kenyah.

Eksplorasi Akhir Penentuan komposisi motif, pemilihan pola dan penerapan desain motif digital.

Eksplorasi Lanjutan Eksplorasi pola zero waste, komposisi motif, desain busana dan eksplorasi material dasar block printing.

(21)

20 I.9 Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini dibagi menjadi 4 bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi paparan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II STUDI PUSTAKA

Pada bab ini berisi studi literatur mengenai modest wear, block printing, dayak kenyah dan zero waste.

BAB III PROSES PERANCANGAN.

Pada bab ini berisi penguraian proses perancangan berupa data observasi, wawancara serta eksplorasi.

BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN.

Pada bab ini berisi mengenai konsep perancangan busana meliputi analisa brand pembanding, sketsa dan proses pembuatan produk.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan, saran dan rekomendasi yang didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

(22)

21

BAB II STUDI LITERATUR

II.1 Busana Modest Wear

II.1.1 Pengertian Modest Wear

Modest wear adalah busana yang memiliki nilai kesopanan dan tidak provokatif agar pemakainya tidak dijadikan objek seksual. Ciri khas utama dari pakaian modest wear adalah pakaian yang mengaburkan siluet lekuk tubuh (Riesca, 2016). Fungsi modest wear sendiri sebagai perlindungan diri dari gangguan laki-laki seperti catcalling dan diharap wanita yang menggunkana busana modest wear juga akan merasa lebih nyaman (Indarti & Peng, 2017).

Modesty seringkali dikaitkan dengan agama Islam, tetapi konsep ini juga dianut oleh pemeluk agama Hindu, Buddha, Yahudi dan Kristen. Modesty dijadikan kode etik di kalangan masyarakat, kode etik tersebut disesuaikan dengan agama dan kepercayaan masing-masing (Riesca, 2016).

II.1.2 Perkembangan Modest Wear

Perkembangan Modest Wear di Indonesia dimulai pada tahun 1980-an dengan alasan politik. Seiring berkembangn ya waktu, pendidikan mengenai beragama di Indonesia semakin meningkat dan menyebabkan wanita-wanita Indonesia mulai mengenakan hijab. Saat ini busana modest wear sudah sangat berkembang, tidak hanya dijadikan pakaian islami tetapi sudah menjadi tren fashion.

Gambar II.1 Hijabers Mom Community Sumber: www.Dream.co.id, diakses 14 maret 2021

(23)

22

Generasi desainer pertama busana modest wear di Indonesia adalah Ida Royani, ia membuat brandnya pada tahun 1980. Generasi kedua muncul pada tahun 1996 yang didirikan oleh Irna Mutiara lalu Hannie Hananto, Monika Jufry dan Najua Yanti yang mendirikan ‘Hijabers Mom community’ pada tahun 2011.

Generasi ketiga adalah para desainer terkini, generasi saat teknologi sudah mulai berkembang dan munculnya platform-platform seperti Instagram dan facebook, mereka adalah Ria Miranda dan Jenahara yang membangun Hijabers Community (Indarti & Peng, 2017).

Gambar II.2 Konferensi Pers oleh EBW World Wide Sumber: www.kompas.com, diakses 14 maret 2021

Pada tahun 2018 Stevy Giani selaku Chief Creative Officer EBW World Wide mengatakan fashion memiliki dampak cukup besar pada perkembangan dunia.

Menurutnya, modest memiliki karakter yang berbeda pada setiap negara sehingga ia berinisiatif menyelenggarakan Modest Fashion Summit untuk menyatukan para desainer modest wear.

II.2 Zero waste

II.2.1 Pengertian Zero Waste

Zero waste adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk mengurangi limbah pada proses pembuatan pakaian. Konsep ini diterapkan dengan mengkonsep sedemikian rupa agar produksi pakaian menghasilkan limbah seminimal mungkin (Githapradana, 2020) Limbah terdiri dari dua kategori, kategori pertama adalah limbah yang dihasilkan saat proses produksi dan kategori kedua adalah limbah yang dihasilkan oleh konsumer. Untuk meminimalisir limbah potongan kain, pola pakaian dibuat serapat mungkin sehingga menghasilkan limbah kurang dari 15% per produksi (Rissanen, 2013).

(24)

23

Gambar II.3 Presentase Limbah Produksi Sumber: Timo Rissanen dan Holly Mcquillan, 2016

Konsep zero waste telah berkembang dan diterapkan oleh beberapa desainer ternama, salah satunya adalah Daniel Silverstein. Menurut (Githapradana, 2020) Daniel Silverstein merupakan salah satu desainer pertama yang menerapkan kosep zero waste, dan pada tahun 2016 ia menciptakan brand Zero Waste Daniel yang berlatar belakang dari kekhawatirannya atas limbah fashion yang mengancam lingkungan. Pada tahun 2018 ZWD melakukan kolaborasi bersama google pixelbook membuat sebuah konsep showroom berkonsep sustainability.

Gambar II.4 Zero Waste Daniel

Sumber: Dewa Made Weda Githapradana, 2020 II.2.2 Penerapan Zero Waste pada Busana

Pada penerapan konsep zero waste proses produksi pakaian membutuhkan beberapa perhitungan hingga mencapai pattern cutting yang sesuai dan menghasilkan limbah minimal. Pada kenyataannya kain yang berada dipasaran memiliki lebar yang beragam sehingga para desainer fashion perlu melakukan pengembangan pola zero waste yang dapat mengikuti lebar kain yang ada di pasaran (rissanen, timo and mcquillan, 2016). Salah satu usaha yang telah

(25)

24

dilakukan adalah mendesain pola pakaian dengan mengikuti lebar kain seperti yang telah dilakukan oleh Dr. Kate Godsworthy dan David Telfer, mereka mendesain pola pakaian yang dapat beradaptasi dengan berbagai lebar kain.

Lebar kain pada pola yang mereka hasilkan akan mempengaruhi panjang pakaian, pakaian yang dihasilkan dengan menggunakan pola ini adalah dress.

Gambar II.5 Eksplorasi Pola Dr.Kate Gordworthy dan David Telfer Sumber: Timo Rissanen dan Holly Mcquillan, 2016

Perkembangan penerapan pola zero waste pada busana juga mengalami perkembangan di Indoneia, pada penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Hafiizhah Abdillah pada tahun 2019 dengan judul penelitian Optimalisasi Kain Lurik dengan Teknik Zero Waste pada Busana Modest Wear. Pada penelitian tersebut ia melakukan beberapa eksplorasi pola busana dengan mencari peletakan pola busana pada kain sehingga menghasilkan sedikit limbah.

Gambar II.6 Eksplorasi Pola Zero waste Sumber: Siti Nur Hafiizhah Abdillah, 2019

Pada eksplorasi pada gambar II. yang dilakukan oleh Siti Nur Hafiizhah Abdillah, pola akan menghasilkan busana lengan panjang dengan bentuk pola cenderung jajargenjang. Luas kain yang digunakan saat melakukan eksplorasi

(26)

25

adalah 86 cm x 50 cm = 4300 cm2 dengan luas sisa kain 164 cm2 yang berarti limbah kain yang dihasilkan adalah 3,81%.

II.3 Block Printing

II.3.1 Pengertian Block Printing

Gambar II.7 Block Printing

Sumber: fabricworkshopandmuseum.org, diakses 3 Maret 2021

Pengertian block printing menurut (Istiqomah, 2015) adalah, block printing merupakan teknik pemberian warna dan motif pada kain menggunakan plat cetak yang dibuat menonjol pada bagian motif.Teknik block printing ditemukan pertama kali pada abad ke-3 di Cina. Pada abad ke-4 teknik block printing mulai digunakan oleh orang-orang di negara Mesir dan beberapa negara Asia dan Eropa lainnya. Penemuan paling awal dari teknik block printing adalah sutra intan dari tahun 868 M yang saat ini disimpan di museum Inggris (Ganguly & Amrita, 2013)

II.3.2 Teknik Block Printing

Terdapat 3 metode pewarnaan untuk melakukan block printing menurut (Ganguly & Amrita, 2013):

1. Direct block printing, merupakan teknik pewarnaan yang dilakukan secara langsung. Teknik pemberian motif dilakukan dengan mengaplikasikan pewarna pada plat cetak lalu menempelkannya pada kain.

2. Resist printing, merupakan teknik pewarnaan yang dilakukan secara tidak langsung atau menggunakan perintang terlebih dahulu. Sama seperti proses batik perintang yang dimaksud merupakan lilin, bagian yang tertutup lilin akan menghasilkan warna asli dan bagian yang tidak tertutup akan terwarnai.

(27)

26

3. Discharge printing, merupakan teknik pewaraan yang dlakukan dengan pemberian zat kimia. Proses pemberian zat kimia bermaksud agar warna kain menjadi luntur.

II.4 Dayak Kenyah

II.4.1 Sejarah Dayak Kenyah

Suku Dayak pada umumnya tinggal di hulu sungai mahakam Kalimantan Timur. Masyarakat Dayak dipercaya sebagai keturunan masyarakat yang melakukan migrasi dari Cina Selatan, mereka mengembara dan menyebar ke berbagai negara. Migrasi yang dilakukan oleh suku Dayak tidak sulit karena permukaan laut yang mereka lewati sedang surut dan membuat mereka dapat menyebrang menggunakan perahu (Ningrum, 2015).

Gambar II.8 Penduduk Asli Suku Dayak Kenyah Sumber: www.pesonaindo.com, diakses 23 Maret 2021

Suku Dayak memiliki banyak rumpun yaitu, Punan, Iban, Murut, Kleman, Ot Danum, Kenyah-Kayan-Bahau. Kelompok Dayak memiliki kesamaan ciri seperti menggunakan senjata tradisional mandau, memiliki rumah adat yang panjang, seni tari dan menjadikan perladangan sebagai sistem mata pencarian (Ningrum, 2015)

II.4.2 Klasifikasi Dayak Kenyah

Menurut (Marlina, 2016) motif yang terdapat pada pakaian adat Suku Dayak Kenyah terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Motif Binatang.

Terdiri dari 4 hewan yaitu, naga, burung enggang, harimau dan anjing berkepala naga. Naga dipercaya sebagai dewa dunia air yang memberikan kemakmuran serta kesuburan, burung enggang yang dipercaya sebagai

(28)

27

dewa langit, harimau dinilai sebagai simbol kekuatan dan anjing berkepala naga yang dinilai sebagi sosok yang setia kawan.

Gambar II.9 Motif Binatang Sumber: Herlinda Marlina, 2017 b. Motif Tumbuhan.

Tumbuhan yang menjadi inspirasi dari Suku Dayak Kenyah adalah buah pohon tengkawang, motif ini disebut sebagai motif kawang. Buah pohon tengkawang dipercayai dapat memberikan kesuburan di tanah Kalimantan.

Terdapat motif pilih yang memiliki bentuk lengkungan dan spiral.

c. Motif Manusia.

Motif manusia pada pakaian adat Suku Dayak Kenyah digambarkan dengan cara menstilasi gambar manusia hingga mendapatkan sebuah yang berbeda.

Motif manusia sering disebut sebagai motif kelunan, motif kelunan pada dasarnya berbentuk stilasi wajah atau seluruh badan manusia. Gaya yang ditonjolkan pada motif ini terasa seperti prasejarah, manusia digambarkan secara figurative. Motif kelunan sendiri, dipercaya sebagai penolak bala dan akan menjaga mereka dari gangguan roh jahat.

Gambar II.10 Motif Manusia Sumber: Herlinda Marlina, 2017

(29)

28

II.4.3 Unsur Dasar Motif Suku Dayak Kenyah

Menurut (Githapradana, 2020) unsur dasar motif Suku Dayak Kenyah cenderung meriah dengan warna kontras yang memiliki arti tersendiri. Motif berbentuk geometris serta berurukuran cukup besar, tetapi komposisi yang diterapkan tetap memberi ruang sehingga motif yang dihasilkan terlihat selaras dan seimbang. Motif Suku Dayak Kenyah menggunakan latar kain berwarna hitam sebagai lambing penolak bala. Berikut makna warna yang berada pada motif suku Dayak kenyah, diantaranya:

1. Kuning yang berarti keagungan.

2. Merah yang berarti semangat.

3. Hijau yang berarti alam.

4. Putih yang berarti kesucian.

5. Biru yang berarti sumber kekuatan.

II.5 Rupa Dasar II.5.1 Unsur Rupa

Menurut (Prabadewanti, 2011) terdapat 6 unsur rupa, yaitu:

a. Titik

Gambar II.11 Titik

Sumber: najjach.wordpress.com, diakses 19 Maret 2021

Titik adalah sebuah unsur seni rupa berdimensi paling kecil dan merupakan suatu unsur pertama untuk dikembangkan menjadi garis bidang dan ruang.

(30)

29 b. Garis

Gambar II.12 Garis

Sumber: Rumus.co.id, diakses 3 Maret 2021

Garis adalah kumpulan dari banyak titik. Garis memiliki jenis-jenis dan karakter dengan berbagain kualitas. Jenis garis seperti garis putus-putus dan garis lurus. Sedangkan karakter garis seperti lengkung dan tegas.

c. Bidang

Gambar II.13 Bidang

Sumber pustakamateri.web.id (diakses 03 Maret 2021)

Bidang adalah kumpulan garis yang membentuk sebuah dimensi, dimensi yang dimaksud adalah panjang dan lebar. Bidang sendiri memiliki 2 kategori yaitu, geometri dan non-geometri.

(31)

30 d. Ruang

Gambar II.14 Ruang

Sumber Wagu Indonesia (diakses 3 Maret 2021)

Ruang adalah bentuk yang dihasilkan dari beberapa bidang dan menghasilkan bentuk tiga dimensi.

e. Warna

Gambar II.15 Warna

Sumber Hicoatespaint (diakses 3 Maret 2021)

Warna adalah sebuah unsur pendukung pada sebuah gambar. Warna dapat mewakili rasa dan dapat menjadi jalur komunikasi.

f. Tekstur

Gambar II.16 Tekstur

Sumber www.textures.com (diakses 18 Maret 2021)

(32)

31

Tekstur terbentuk dari sebuah kualitas garis dan titik tertentu. Teksur merupakan suatu nilai raba di suatu permukaan.

II.4.2 Prinsip-Prinsip Seni Rupa

Menurut (Suparta, 2019) prinsip seni rupa merupakan aturan dari penyusunan semua unsur rupa sehingga menjadi sebuah karya. Terdapat 5 prinsip seni rupa, yaitu:

a. Irama (Ritme)

Irama merupakan sebuah hal yang terlihat ketika terjadi pengulangan unsur rupa seperti garis, titik, bidang dan ruang. Terdapat beberapa jenis irama pada sebuah karya seperti irama alternatif, irama progresif, irama mengalun dan irama repetitif.

b. Kesatuan (Unity)

Kesatuan atau unity pada suatu karya dapat dilihat ika karya tersebut memiliki keseimbangan irama, proporsi, penekanan ddan keselarasan.

Semua unsur yang ada di dalam karya tersebut harus mendukung satu sama lain sehingga menimbulkan suatu kesatuan.

c. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan pada suatu karya hanya dapat dirasakan dengan melihat bobot karya

d. Proporsi (Proportion)

Proporsi pada sebuah karya dilihat dari pertimbangan semua unsur rupa yang ada di dalam karya tersebut. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menilai sebuah proporsi karya seperti besar-kecil, bidang, skala, tinggi, lebar dan panjang-pendek.

e. Penekanan

Penekanan pada suatu karya dapat dilihat dari suatu unsur yang mendominasi. Banyak sekali alternatif pada pemilihan dominasi suatu karya seperti, memberi satu objek yang berukuran lebih ebsar, memberi sebuah objek dengan warna yang berbeda. Terdapat 3 kategori objek pada pembuatan sebuah karya yaitu objek utama, pendukung dan isen-isen.

(33)

32

Gambar II.17 Prinsip-Prinsip Desain Sumber ww.gredupedia.id (diakses 17 Juni 2021)

(34)

33

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III.1 Data Primer (Obervasi)

Pola zero waste yang akan digunakan pada penelitian ini bergantung pada lebar kain yang akan digunakan, lebar kain berfungsi sebagai panjang dan lebar pakaian yang akan dihasilkan. Maka dari itu, penelitian ini harus mempertimbangkan lebar kain yang akan digunakan sehingga peneliti harus mengetahui berbagai macam lebar kain berdasarkan besar lebar kain yang ada di pasaran.

Gambar III.1 Beberapa Toko Kain di Bandung Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Observasi dilakukan pada beberapa toko kain di pasar Bandung. Ditemukan data bahwa rata-rata lebar kain yang tersedia di pasaran berada di lebar 110 cm, 115 cm, 140 cm dan 150 cm.

Tabel III.1 Kategori Lebar Kain Sumber: Dokumen Pribadi, 2021 No Kategori Lebar Kain Nama Bahan

1 110 cm Katun, Brukat

2 115 cm Katun, Brukat

3 140 cm Linen Premium

3 150 cm Rayon, Satin, Linen, Sifon, Katun

(35)

34 III.2 Data Sekunder

Berikut merupakan data-data sekunder yang akan digunakan sebagai pendukung penelitian ini:

1. Modest Wear

Modest wear mengalami peningkatan di Indonesia pada tahun 1990-an dikarenakan wanita Indonesia terpelajar mulai menggenakan hijab, busana ini menjadi tren di berbagai negara yang memiliki komunitas muslim.

Modest wear merupakan cara berpakaian yang sopan dan tidak provokatif dengan tujuan menjaga pemakaianya dari sexual harassment (Indarti &

Peng, 2017) 2. Zero Waste

Pada proses produksi busana rata-rata limbah yang dihasilkan mencapai 15% dari total penggunaan bahan produksi zero waste dikenal sebagai konsep desain fashion yang bertujuan untuk meminimalisir limbah produksi pakaian, umumnya dilakukan dengan mendesain pola busana sedemikian mungkin (rissanen, timo and mcquillan, 2016)

3. Block Printing

Block Printing merupakan sebuah teknik dekoratif sederhana dengan menggunakan block sebagai alat untuk mentrasfer motif yang diinginkan (Devica, 2015). Keunggulan dari teknik block printing adalah sebuah teknik yang mudah, bisa dilakukan dengan material apa saja sesuai kebutuhan, teknik yang tidak membutuhkan listrik dan menghasilkan sedikit limbah (Ganguly & Amrita, 2013).

4. Suku Dayak Kenyah

Motif suku Dayak kenyah memiliki 3 kategori binatang, tumbuhan dan manusia. Motif Suku Dayak Kenyah pernah memeangkan ajang kecantikan supranational yang menandakan motif ini perlu dilestarikan (Marlina, 2016).

(36)

35 III.3 Data Eksplorasi

III.3.1 Data Eksplorasi Awal

Pada tahap eksplorasi awal ini, peneliti akan melakukan eksplorasi mengenai pola zero waste yang diambil dari 2 penelitian sebelumnya. Peneliti juga akan melakukan eksplorasi mengenai teknik block printing untuk menentukan material dan ala tapa yang akan digunakan dan peneliti juga akan melakukan stilasi motif yang terinspirasi dari Suku Dayak Kenyah.

a. Eksplorasi Awal Pola Zero Waste

Pada tahap eksplorasi awal mengenai pola zero waste, penulis melakukan eksplorasi mengenai pola pakain dengan jenis lebar kain 150 cm. Pola yang akan dieksplorasi diambil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dr.Kate Gordworthy dan David Telfer, serta pola eksplorasi zero waste yang telah dibuat oleh Siti Nur Hafiizhah Abdillah. Pola akan diaplikasikan dengan ukuran 1:2.

Tabel III.2 Eksplorasi Awal Pola Zero Waste Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Pola Hasil

Siti Nur Haafidza Abdillah

Hasil dari eksplorasi yang telah dilakukan, dengan luas kain yang digunakan sebesar 150 cm X 150 cm= 22.500 cm2. Mendapatkan hasil bahwa limbah kain yang tersisa pada proses pembuatannya adalah 4%.

(37)

36

Pola Hasil

Dr.Kate Gordworthy dan David Telfer

Hasil dari eksplorasi yang telah dilakukan, dengan luas kain yang digunakan sebesar 150 cm X 150 cm= 22.500 cm2. Mendapatkan hasil bahwa limbah kain yang tersisa pada proses pembuatannya adalah 0%. Pola ini dinilai maksimal untuk dilakukan eksplorasi lanjutan dengan menerapkan detail busana.

Kesimpulan:

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan diatas adalah, pola Dr.Kate Gordworthy dan David Telfer akan dilakukan eksplorasi lebih lanjut karena dapat memaksimalkan penggunakan kain dengan sangat baik sehingga dapat menggunakan 100% permukaan kain. Eksplorasi lanjutan akan dilakukan dengan menerapkan detail busana.

b. Eksplorasi Awal Block Printing

Tahap eksplorasi block printing dilakukan untuk menentukan plat cetak, rubber, bibit warna yang akan digunakan pada proses perancangan produk. Berikut material dan teknik yang digunakan saat proses eksplorasi.

• Material & Alat:

1. Plat Cetak (Styrofoam & Busa Eva)

2. Rubber (Sunrise & Lucas Neo Ink Bright Rubber MJB) 3. Bibit Warna (Tanpa Merk & Lucas Neo Ink)

4. Kain Mori

(38)

37

• Teknik Pengerjaan:

Gambar III.2 Proses pembuatan plat cetak Sumber: Dokumen Pribadi,2021

1. Potong Material plat cetak sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Beri tanda untuk motif yang diinginkan.

2. Iris bagian garis-garis tanda yang sudah dibuat menggunakan kater, irisan yang dibuat tidak boleh membuat plat cetak putus.

3. Buang bagian-bagian yang tidak diinginkan dengan cara mengiris setengah bagian plat cetak. Plat cetak siap digunakan.

4. Siapkan rubber dan bibit warna, menggunakan 1:5. 1 sendok makan rubber diberi 5 tetes bibit warna lalu campur hingga rata. Jika warna telah rata, rubber siap digunakan.

5. Oleskan rubber pada plat cetak yang sudah digunakan menggunakan spons. Lalu cetak diatas permukaan kain yang sudah disiapkan.

Tabel III.3 Eksplorasi Awal Block Printing Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Tujuan Dokumentasi Eksplorasi Analisis dan Rencana Lanjutan Menentukan

Plat Cetak

Material:

Styrofoam, rubber sunrise dan bibit warna tanpa merk.

Plat Cetak: Hasil dari eksperimen ini

menggunakan Styrofoam, hasil cetak tidak terlalu jelas. Motif yang ingin di transfer tidak memiliki outline yang cukup jelas. Styrofoam juga memiliki resiko sendiri karena jika ia terkena benda keras bisa menyebabkan bolong dan rusak.

(39)

38

Tujuan Dokumentasi Eksplorasi Analisis dan Rencana Lanjutan Hasil Eksplorasi: Styrofoam tidak akan digunakan sebagai alternatif plat cetak karena, hasil cetak yang didapatkan dari styrofoam tidak cukup baik, terdapat bagian cat yang tidak tercap dengan rata.

Menentukan Plat Cetak

Material:

Busa Eva, rubber Sunrise dan bibit warna tanpa merk.

Plat Cetak:

Hasil Eksplorasi:

Hasil eksperimen menggunakan busa eva adalah, hasil cetak motif jelas tertransfer dengan baik.

Tekstur dari permukaan hasil cetak sangat rata tidak memiliki tekstur yang mengganggu.

Kekurangannya adalah, karena pemotongan hanya menggunakan kater, terdapat beberapa outline yang kurang jelas. Dari hasil yang didapat, busa eva baik digunakan sebagai alternatif plat cetak karena busa eva dapat menghasilkan hasil cetak yang cukup baik. Pada percobaan selanjutnya, proses pembuatan plat cetak akan di solder agar menghasilkan outline yang lebih baik.

Menentukan rubber dan bibit warna

Rubber & Bibit Warna: Hasil dari eksperimen Ini, warna yang dihasilkan tidak maksimal, warna cenderung tidak solid dan pigmen menurun. Dari hasil yang

(40)

39

Tujuan Dokumentasi Eksplorasi Analisis dan Rencana Lanjutan Material:

Rubber Sunrise, bibit warna tanpa merk.

Hasil Eksplorasi:

didapat, bibit warna tanpa merek dan rubber sunrise tidak akan digunakan sebagai bibit warna dan pasta rubber yang akan digunakan kedepannya. Karena pada proses pembuatan pasta berwarna dengan perbandingan 1 sendok pasta dan 5 tetes bibit warna, warna yang dihasilkan sangat muda dan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Bahkan ketika bibit warna ditambahkan sebanyak 1 sendok makan warna tetap tidak menghasilkan warna yang solid.

Menentukan rubber dan bibit warna

Material:

Rubber Lucas NEO Ink Bright (MJB), bibit warna Lucas Neo Ink.

Rubber & Bibit Warna: Hasil dari eksperimen Ini, warna yang dihasilkan cukup maksimal, warna cenderung solid dan pigmen tidak turun. Dari hasil yang didapat, bibit warna Lucas NEO INK dan rubber yang digunakan Lucas NEO Ink Bright Rubber (MJB) akan digunakan sebagai materisl eksplorasi lanjutan. Karena warna yang dihasilkan sesuai dengan yang dijanjikan dan cukup solid sehingga akan mempermudah proses pencarian warna sesuai dengan keinginan.

(41)

40

Tujuan Dokumentasi Eksplorasi Analisis dan Rencana Lanjutan Hasil Eksplorasi:

Kesimpulan:

Kesimpulan yang dapat diambil dari eksplorasi yang telah dilakukan adalah, plat cetak yang akan digunakan adalah busa eva karena plat cetak busa eva dapat menghasilkan motif yang tertransfer cukup baik. Lalu penggunaan bibit warna dan rubber yang akan digunakan adalah Lucas SPS INK, karena warna yang dihasilkan dari kombinasi rubber dan bibit warna cukup solid agar mempermudah proses pencarian warna sesuai yang diinginkan.

c. Analisa Visual Motif Suku Dayak Kenyah

Sebelum melakukan eksplorasi lebih lanjut mengenai motif Suku Dayak Kenyah, perlu dilakukan analisa visual agar mengetahui karaktermotif itu sendiri. Berfungsi agar motif yang dihasilkan tidak keluar dari ciri khas motif Suku Dayak Kenyah dan dapat membantu proses eksplorasi selanjutnya.

Tabel III.4 Analisa Visual Motif Suku Dayak Kenyah Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Jenis & Gambar Motif Komposisi

Komposisi dari motif yang terdapat pada gambar menganut prinsip keseimbangan. Motif memiliki penekanan di titik tengah dengan gambar manusia. Motif tetap terkesan memiliki kesatuan walaupun memiliki banyak modul geometris dengan berbagai ukuran. Warna yang digunakan dominan kuning dan putih serta berlatar hitam.

(42)

41

Jenis & Gambar Motif Komposisi

Komposisi dari motif yang terdapat pada gambar menganut prinsip keseimbangan dengan teknik pencerminan. Proporsi motif bagian kanan dan kiri motif memiliki ornamen yang sama tanpa memiliki center of attention yang besar. Motif terkesan lebih penuh dengan sedikit ruang tersisa. Warna yang digunakan dominan kuning dan putih dengan latar hitam.

Komposisi dari motif yang terdapat digambar menganut prinsip irama. Irama motif yang menurun dengan pengulangan motif yang sama kebawah. Ornamen motif besifat geometris dengan dua warna kuning dan putih. Latar pada motif berwarna hitam, motif cukup memiliki banyak rongga.

Kesimpulan:

Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa latar motif Suku Dayak Kenyah berwarna hitam. Warna yang dominan digunakan adalah warna putih dan kuning.

Motif berbentuk geometris berukuran besar dan melakukan pengulangan seperti cermin atau menurun. Komposisi motif yang terkesan ramai tetapi tidak penuh.

Motif juga dapat dibuat dengan memiliki center of attention.

d. Eksplorasi Motif Suku Dayak Kenyah

Pada tahap eksplorasi motif, eksplorasi dilakukan dengan cara mengstilasi beberapa gambar motif Suku Dayak Kenyah secara digital. Bertujuan agar mempermudah proses selanjutnya yaitu komposisi. Stilasi dihasilkan dengan melakukan tracing dan memodifikasi ornamen-ornamen motif Suku Dayak kenyah.

(43)

42

Tabel III.5 Stilasi Digital Motif Suku Dayak Kenyah Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Bentuk Awal Stilasi Keterangan

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual Dayak Kenyah yang berada pada taplak adat Dayak Kenyah.

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual Dayak Kenyah yang berada pada taplak adat Dayak Kenyah.

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual Dayak kenyah yang berada pada pakaian adat Ta’a inu.

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual Dayak kenyah yang berada pada pakaian adat Ta’a inu.

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual Dayak kenyah yang berada pada kain yang terbuat dari manik-manik disamping.

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual Dayak kenyah yang berada pada kain yang terbuat dari manik-manik disamping.

(44)

43

Bentuk Awal Stilasi Keterangan

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual dayak kenyah yang berada pada tas adat Dayak kenyah.

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual dayak kenyah yang berada pada tas adat Dayak kenyah.

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual dayak kenyah yang berada pada tas adat Dayak kenyah. Diambil dari motif yang berbentuk wajah pada tas, pada bagian tengah wajah motif mata, hidung dan mulut dirubah menjadi lingkaran.

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual Dayak Kenyah yang berada pada taplak adat Dayak Kenyah.

Stilasi diambil dari salah satu bentuk visual Dayak Kenyah yang berada pada taplak adat Dayak Kenyah.

Kesimpulan:

Kesimpulan yang didapat adalah, gambar diatas merupakan hasil stilasi dari beberapa gambar yang menggambarkan motif Suku Dayak Kenyah. Stilasi dilakukan dengan mengadaptasi objek-objek yang terdapat pada gambar tanpa menghilangkan identitasnya. Setelah ini, objek-objek yang telah di stilasi akan dilakukan eksplorasi lanjutan motif yaitu melakukan komposisi motif secara digital.

(45)

44 II.3.2 Data Eksplorasi Lanjutan

Pada tahap eksplorasi lanjutan ini, peneliti akan melakukan eksplorasi mengenai pola zero waste yang akan dipilih beserta pengembangan detail desain busana yang akan direalisasikan dengan ukuran 1:2. Kemudian peneliti juga akan melakukan eksplorasi block printing untuk menentukan material yang akan digunakan. Kemudian peneliti akan melakukan eksplorasi komposisi motif dari stilasi yang telah dibuat pada proses eksplorasi awal.

a. Eksplorasi Lanjutan Pola Zero Waste

Pada tahap eksplorasi lanjutan mengenai pola zero waste, penulis melakukan eksplorasi digital mengenai pola pakain dengan jenis lebar kain 150 cm.

Berdasarkan eksplorasi awal, pola yang akan dieksplorasi lebih lanjut diambil dari pola Dr.Kate Gordworthy dan David Telfer. Pola diaplikasikan dengan ukuran 1:2, dan akan dimodifikasi dengan detail busana.

Gambar III.3 Eksplorasi Pola Zero Waste Lanjutan Sumber: Dokumen Pribadi,2021

(46)

45

Gambar diatas merupakan hasil lanjutan pola zero waste dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dr.Kate Gordworthy dan David Telfer. Pada proses eksplorasi ini peneliti melakukan perubahan pada ukuran kerung lengan dengan kerung lengan awal berukuran 30 cm dirubah menjadi 50 cm sehingga panjang pakian yang pada awalnya berukuran 135 cm berubah menjadi 125 cm di lebar kain 150 cm x 150 cm. Serta perubahan pada detail bagian bawah busana dengan bentuk awal melengkung, dirubah menjadi siku-siku.

Pada proses eksplorasi lanjutan pola zero waste ini, pola yang digunakan hanya satu jenis seperti pada gambar III.4. Variasi tambahan yang dapat diberi pada pola zero waste yang telah dikembangkan dapat dilakukan dengan mengeksplorasi detail bentuk pakaian. Detail pakaian yang dimaksud adalah bentuk lengan dan leher pakaian. Berikut merupakan eksplorasi detail pakaian yang dapat dilakukan pada pola zero waste yang telah dikembangkan agar tidak merubah bentuk pola yang telah dikembangkan.

Tabel III.6 Eksplorasi lanjutan detail busana.

Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Desain Hasil eksplorasi

Desain 1

Keterangan :

Desain diatas merupakan pengembangan penerapan detail pada bagian ujung lengan dan leher. Pada bagian ujung lengan diberi karet hingga lengan berbentuk balon dan pada bagian leher diberi tali serut sebagai bukaan.

(47)

46

Desain Hasil eksplorasi

Desain 2 Keterangan :

Desain diatas merupakan pengembangan penerapan detail pada bagian lengan dan leher. Pada bagian tengah lengan diberi karet hingga lengan berbentuk lonceng dan pada bagian leher diberi tali serut sebagai bukaan.

Desain 3 Keterangan :

Desain diatas merupakan pengembangan penerapan detail pada bagian lengan dan leher. Pada bagian ujung lengan diberi 2 karet hingga lengan berbentuk balon dan pada bagian leher diberi tali serut sebagai bukaan.

(48)

47

Desain Hasil eksplorasi

Desain 4

Keterangan :

Desain diatas merupakan pengembangan penerapan detail pada bagian lengan dan leher. Pada bagian lengan dalam diberi karet hingga lengan berbentuk berkerut dan pada bagian leher diberi tali serut sebagai bukaan.

Kesimpulan:

Pada proses eksplorasi mengenai latar belakang ini, didapatkan kesimpulan bahwa detail busana yang dapat diubah hanya pada bagian leher dan lengan agar pola zero waste yang telah dikembangkan tidak berubah. Pada bagian leher disini diberi tali agar dapat diserut, lalu untuk eksplorasi lengan yang dilakukan. Pada gambar- gambar diatas eksplorasi lengan dilakukan dengan cara di jelujur menggunakan benang lalu diserut, teteapi pada proses pembuatan pakaian dengan ukuran asli akan menggunakan karet.

b. Eksplorasi Lanjutan Block Printing

Pada tahap eksplorasi lanjutan block printing ini, terdapat dua percobaan yaitu untuk mengetahui proses pembuatan plat cetak yang maksimal dan mementukan jenis dan warna kain yang akan digunakan pada produk. Kain yang dipilih sebagai bahan eksplorasi merupakan kain yang memiliki lebar kain 150 cm x 150 cm menyesuaikan dengan pola zero waste yang akan digunakan.

Pada percobaan dibawah, kain yang digunakan adalah linen dan rayon. Teknik

(49)

48

pembuatan plat cetak serta penerapan rubber dan bibit warna pada tahap ini sama seperti saat eksplorasi awal, yang membedakan hanya pada kain hitam.

Pada eksplorasi pada kain berwarna hitam terdapat tambahan material rubber yaitu bright rubber white (MJW).

Tabel III.7 Menentukan teknik pembuatan plat cetak Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Tujuan Material dan Teknik

Dokumentasi Eksplorasi

Analisis dan Rencana Lanjutan Mencari cara

pengolahan plat cetak yang baik.

Material:

Busa eva, rubber Lucas NEO Ink Bright (MJB), bibit warna Lucas Neo Ink.

Plat Cetak:

Hasil Eksplorasi: Hasil dari eksperimen pembuatan plat cetak cukup baik, tetapi pada sisi outline tidak tegas sehingga menyebabkan hasil cetak tidak memiliki outline yang tegas. Maka proses pembuatan plat cetak tanpa solder tak akan digunakan kedepannya.

Mencari cara pengolahan plat cetak yang baik.

Material:

Busa eva, rubber Lucas NEO Ink Bright (MJB), bibit warna Lucas Neo Ink

Plat Cetak:

Menggunakan solder.

Hasil Eksplorasi: Hasil dari eksperimen pembuatan plat cetak cukup baik, outline busa eva terlihat lebih tegas sehingga menyebabkan hasil cetak memiliki outline cukup baik. Proses ini akan dipilih sebagai teknik pembuatan plat cetak yang akan

(50)

49 Tujuan Material dan

Teknik

Dokumentasi Eksplorasi

Analisis dan Rencana Lanjutan digunakan untuk eksplorasi kedepannya.

Kesimpulan:

Proses pembuatan plat cetak akan diberi tambahan proses mempertegas bagian outline plat cetak dengan solder karena hasil yang didapat membuat gambar yang dicetak memiliki outline yang cukup jelas.

Tabel III.8 Menentukan kain yang tepat Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Material dan Teknik Dokumentasi Eksplorasi Material:

Blacu, busa eva, rubber Lucas NEO Ink Bright (MJB), bibit warna Lucas Neo Ink.

Teknik:

Block Printing.

Penjelesan:

Busa eva yang telah dilapisi cat dengan cara di totol menggunakan spons dicap pada kain lalu ditekan-tekan.

Analisa:

Proses pencapan yang dilakukan pada kain blacu menghasilkan warna yang cukup baik. Warna dan motif yang diinginkan tercap dengan cukup baik. Tetapi terdapat warna yang kurang merata diakibatkan dengan proses penekanan yang kurang baik.

(51)

50

Material dan Teknik Dokumentasi Eksplorasi Material:

Linen, busa eva, rubber Lucas NEO Ink Bright (MJB), bibit warna Lucas Neo Ink.

Teknik:

Block Printing.

Penjelesan:

Busa eva yang telah dilapisi cat dengan cara di totol menggunakan spons dicap pada kain lalu ditekan-tekan.

Analisa:

Proses pencapan yang dilakukan pada kain linen tidak menghasilkan warna yang baik. Warna yang diinginkan tidak tercap dengan baik walaupun motif yang dihasilkan tercap dengan cukup baik sehingga motif tidak terlihat dengan jelas.

Material:

Linen, busa eva, rubber Lucas NEO Ink Bright (MJB), Bright Rubber White (MJW), bibit warna Lucas Neo Ink.

Teknik:

Block Printing.

Penjelesan:

Busa eva yang telah dilapisi dengan rubber MJW dicap lalu tunggu sekitar 10 menit/hingga kering setelah itu lapisi dengan rubber MJB yang telah dicampur bibit warna. Cara pengaplikasian rubber kepada plat cetak dengan cara di totol

(52)

51

Material dan Teknik Dokumentasi Eksplorasi menggunakan spons lalu dicap pada kain

dan ditekan-tekan.

Analisa:

Proses pencapan yang dilakukan pada kain linen hitam menghasilkan warna yang baik. Warna yang diinginkan tercap dengan baik karena proses pengerjaan diberi proses pelapiasan rubber dasar (MJW) terlebih dahulu. Motif yang dihasilkan tercap dengan cukup baik walaupun terdapat warna putih dibagian outline karena proses penekanan plat cetak yang tidak merata.

Material:

Rayon, busa eva, rubber Lucas NEO Ink Bright (MJB), bibit warna Lucas Neo Ink.

Teknik:

Block Printing.

Penjelesan:

Busa eva yang telah dilapisi cat dengan cara di totol menggunakan spons lalu dicap pada kain lalu ditekan-tekan.

Analisa:

Proses pencapan yang dilakukan pada kain rayon menghasilkan warna yang cukup baik. Warna dan motif yang diinginkan tercap dengan cukup baik. Tetapi terdapat warna yang kurang merata diakibatkan dengan proses penekanan yang tidak merata.

Material:

Rayon, busa eva, rubber Lucas NEO Ink Bright (MJB), bibit warna Lucas Neo Ink.

(53)

52

Material dan Teknik Dokumentasi Eksplorasi Teknik:

Block Printing.

Penjelesan:

Busa eva yang telah dilapisi cat dengan cara di totol menggunakan spons lalu dicap pada kain lalu ditekan-tekan.

Analisa:

Proses pencapan yang dilakukan pada kain rayon berwarna hitam tidak menghasilkan warna yang baik. Warna yang diinginkan tidak tercap dengan baik walaupun motif yang dihasilkan tercap dengan cukup baik, sehingga menyebabkan motif tidak terlihat dengan jelas.

Material:

Rayon, busa eva, rubber Lucas NEO Ink Bright (MJB), Bright Rubber White (MJW), bibit warna Lucas Neo Ink.

Teknik:

Block Printing.

Penjelesan:

Busa eva yang telah dilapisi dengan rubber MJW dicap lalu tunggu hingga kering setelah itu lapisi dengan rubber MJB yang telah dicampur bibit warna. Cara pengaplikasian rubber kepada plat cetak dengan cara di totol menggunakan spons lalu dicap pada kain dan ditekan-tekan.

Analisa:

(54)

53

Material dan Teknik Dokumentasi Eksplorasi Proses pencapan yang dilakukan pada kain rayon hitam menghasilkan warna yang cukup baik. Warna yang diinginkan tercap dengan baik karena proses pengerjaan diberi proses pelapiasan rubber dasar (MJW) terlebih dahulu. Motif yang dihasilkan tercap dengan cukup baik, tetapi terdapat tekstur kurang merata pada motif yang dihasilkan.

Kesimpulan:

Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan, kain yang akan digunakan adalah kain linen dengan warna dasar hitam dikarenakan dapat menghasilkan warna yang maksimal dan motif terlihat dengan jelas. Linen hitam akan dipilih sebagai kain yang akan digunakan pada tugas akhir ini dikarenakan ukuran lebar kain sesuai dan dapat menerima transfer cap motif dengan baik.

c. Eksplorasi Lanjutan Motif Suku Dayak Kenyah

Pada tahap eksplorasi lanjutan mengenai motif Suku Dayak Kenyah, peneliti melakukan komposisi secara digital, dengan mempertahankan ciri dari motif Suku Dayak Kenyah yang telah didapatkan pada proses Analisa. Warna-warna yang akan digunakan juga mengambil dari warna-warna dominan dari hasil Analisa yang telah dilakukan.

Tabel III.9 Komposisi Motif Digital.

Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Komposisi Repetisi

Analisa:

Motif ini dibuat dengan memberi objek utama berukuran besar serta motif pendukung dengan ukuran lebih kecil yang diterapkan dengan teknik cermin, bagian kanan dan kiri berada di posisi dan ukuran yang sama. Motif dikomposisikan menyambung kesamping. Penerapan komposisi ini, dilakukan

(55)

54

Komposisi Repetisi

berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada motif suku Dayak kenyah. Warna kuning dan putih menjadi motif dominan pada komposisi motif diatas.

Analisa:

Motif ini dibuat dengan memberi objek utama berukuran besar sebagai serta motif pendukung dengan ukuran lebih kecil yang diterapkan dengan teknik cermin, bagian atas kanan dan kiri berada di posisi dan ukuran yang sama dan menyambung keatas dan kebawah. Penerapan komposisi ini, dilakukan berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada motif suku Dayak kenyah. Warna kuning dan putih menjadi motif dominan pada komposisi motif diatas.

Analisa:

Motif ini dibuat dengan memberi objek utama berukuran besar serta motif pendukung dengan ukuran lebih kecil yang diterapkan dengan teknik cermin, bagian kanan dan kiri berada di posisi dan ukuran yang sama. Motif dikomposisikan menyambung kesamping. Penerapan komposisi ini, dilakukan berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada motif Suku Dayak Kenyah.

Warna yang digunakan merupakan warna kuning putih, merah dan hijau.

(56)

55

Komposisi Repetisi

Analisa:

Motif ini dibuat dengan memberi objek utama berukuran besar serta motif pendukung dengan ukuran lebih kecil yang diterapkan dengan teknik cermin, bagian atas, bawah, kanan dan kiri berada di posisi dan ukuran yang sama dan menyambung. Penerapan komposisi ini, dilakukan berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada motif Suku Dayak Kenyah. Warna kuning dan putih menjadi motif dominan pada komposisi motif diatas dan diberi sedikit warna merah.

Analisa:

Motif ini dibuat dengan memberi objek utama berukuran besar serta motif pendukung dengan ukuran lebih kecil yang diterapkan dengan teknik cermin, bagian atas kanan dan kiri berada di posisi dan ukuran yang sama dan menyambung keatas dan kebawah. Komposisi motif dilakukan secara berulang.

Warna kuning dan putih menjadi motif dominan pada komposisi motif diatas dan ditambah sebuah objek berwarna merah sebagai salah satu warna ciri khas Suku Dayak Kenyah.

Gambar

Gambar II.1 Hijabers Mom Community  Sumber: www.Dream.co.id, diakses 14 maret 2021
Gambar II.2 Konferensi Pers oleh EBW World Wide  Sumber: www.kompas.com, diakses 14 maret 2021
Gambar II.3 Presentase Limbah Produksi  Sumber: Timo Rissanen dan Holly Mcquillan, 2016
Gambar II.5 Eksplorasi Pola Dr.Kate Gordworthy dan David Telfer  Sumber: Timo Rissanen dan Holly Mcquillan, 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait