• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM KESIAPAN MENGHADAPI PERSALINAN DI MASA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM KESIAPAN MENGHADAPI PERSALINAN DI MASA PANDEMI COVID-19"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM KESIAPAN MENGHADAPI PERSALINAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Maisah

1*

, Esti Nugraheny

2*

, Margiyati

3*

1, 2, 3 Politeknik Kesehatan Ummi Khasanah, Bantul, Yogyakarta, Indonesia

*maisahriani@gmail.com, nugraheny.esti@gmail.com, ugilndaru@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRAK Article history:

Received November 17,2021 Accepted December 15, 2021 Published January 27, 2022

Latar Belakang: Pandemi Covid-19 pada ibu hamil trimester III dapat meningkatkan resiko pada efek fisik, psikologis ibu dan berdampak pada pertumbuhan janin sehingga dapat mengakibatkan kelahiran prematur, bayi lahir cacat, asfiksia dan IUFD dikarenakan penyebarannya sangat cepat. Tahun 2020 terdapat peningkatan 25% ibu hamil terinfeksi Covid-19, dan terdapat 52,4% ibu hamil mengalami perubahan psikologis yaitu ibu hamil trimester III mengalami kecemasan kategori sedang. Metode: Metode penelitian menggunakan deskriptif, dilakukan pada bulan Januari-Oktober 2021 di Puskesmas Imogiri I dengan populasi sebanayak 60 ibu hamil trimester III dan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling, instrumen yang digunakan adalah kuesioner google form, variabel yang yang digunakan adalah variabel tunggal, dengan analisis data univariat.Hasil: Terdapat perubahan fisik ibu hamil dalam kategori sedang 26 responden (43,3%), antara lain sering buang air kecil, sulit buang air besar, nyeri punggung atas.

Perubahan psikologis ibu hamil dalam kategori sedang 44 responden (73,3%) meliputi, kecemasan menghadapi persalinan, ketakutan akan bahaya covid-19 yang berdampak pada ibu dan bayinya, kesiapan dalam mempersiapkan persalinan dalam kategori siap 57 responden (95,0%). Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa pada ibu hamil trimester III saat ini, mengalami perubahan fisik kategori sedang, perubahan psikologis kategori sedang, mengalami gejala ringan, dan ibu sudah siap dalam persiapan persalinan.

Kata Kunci:

Perubahan Fisik Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III Pandemi Covid-19

ABSTRACT

Physical and Psychological Changes of Pregnant Women in 3rd Trimester Preparedness to Face Labor in the Time of the Covid-19 Pandemic

Key words:

Physical Changes Psychological Changes

Third Trimester Pregnant Women Covid-19 Pandemic

DOI:

https://10.48092/jik.v8i1.148

Background: The COVID-19 pandemic in third trimester pregnant women can increase the risk of physical and psychological effects on the mother and have an impact on fetal growth so that it can resulting in premature birth, birth defects, asphyxia and IUFD because it spreads very quickly. In 2020 there was an increase of 25% of pregnant women infected with Covid-19, and there were 52.4% of pregnant women experiencing psychological changes, namely pregnant women in the third trimester experiencing anxiety in the moderate category. Methods: The research method uses descriptive, this research was conducted in January-October 2021 at the Imogiri I Public Health Center with a population of 60 third trimester pregnant women and the sampling technique used total sampling, instruments used is questionnaire googleform, the variables used are single variable, with univariate analysis. Results: There were physical and psychological changes in third trimester pregnant women during the covid-19 pandemic, namely 26 respondents (43.3%), experiencing physical changes in the moderate category, 44 respondents (73.3%) third trimester pregnant women experiencing changes psychologically in the moderate category and 57 respondents (95.0%) have prepared preparations for childbirth during the covid-19 pandemic. Conclusion: It can be concluded that pregnant women in the third trimester are currently experiencing moderate physical changes, moderate psychological changes, experiencing mild symptoms, and the mother is ready to give birth during the covid-19 pandemic.

ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.

(2)

PENDAHULUAN

Covid-19 adalah pandemi yang kini dihadapi oleh dunia sudah mencapai angka 62.162592 kasus sementara di Asia jumlah kasusnya mencapai 16.871967, termasuk Indonesia. Indonesia sendiri memiliki peringkat ke 5 terbesar kasus pandemi Covid- 19 di dunia.

Wabah ini adalah sejenis virus baru dalam golongan kelompok virus SARS dan MERS. Virus ini utamanya menyerang sistem pernapasan yang mengakibatkan seseorang yang dapat mengalami gangguan pernapasan ringan, infeksi paru-paru berat, hingga menyebabkan kematian.

Adapun seseorang yang terinfeksi Covid-19 menunjukkan berbagai gejala menyerupai flu antara lain demam (suhu >38ᵒC), batuk kering, dan kelelahan (WHO. 2019). Covid-19 pertama kali dideteksi di Indonesia pada 2 Maret 2020, hingga Per 23 Agustus 2020 Indonesia telah melaporkan 533.975 kasus positif, dengan 17.081 kematian, 454.879 telah sembuh dan 39.355 kasus yang sedang dalam perawatan. Pemerintah indonesia telah melakukan tes kepada 1.157.184 orang dari total 269 juta penduduk, yang berarti sekitar 4.292 orang per satu Juta penduduk. (WHO, 2020).

Berdasarkan data dari Dinkes Kota Yogyakarta Jum’at, 29 Januari 2021 terkonfirmasi 678 positif, 2917 sembuh dan 157 dinyatakan meninggal akibat virus ini sedangkan di Dinkes Kabupaten Bantul terdapat 56 orang tambahan yang terkonfirmasi kasus covid, sembuh sebanyak 114 orang dan meninggal sebanyak 5 orang.

Adanya peningkatan kasus terinfeksi SAR-CoV atau Covid-19 pada wanita hamil mencapai 25%.

Dampak lanjut dari infeksi Covid-19 pada ibu hamil munculnya kekhawatiran terkait pertumbuhan, kecemasan, depresi, psikologis terganggu dan perkembangan serta neonatal. Oleh karena itu ibu hamil memerlukan perhatian khusus terkait pencegahan, diagnosis, dan penatalaksanaan (Poon et al, 2020).

Kecemasan akibat pandemi Covid-19 berdampak pada kecemasan kehamilan trimester III sebagian besar studi yang telah dilakukan tentang Covid- 19 dan keterkaitannya terhadap kehamilan berfokus pada efek fisik ibu dan berdampak pada pertumbuhan janin dalam kandungan yang dapat mengakibatkan premature, bayi lahir cacat, asfiksia dan IUFD di masa pandemi ibu hamil sangat rentan terinfeksi serta kemungkinan penularannya bisa terjadi.

Walaupun belum banyak bukti yang menunjukkan bahwa COVID-19 dapat berdampak pada wanita hamil ataupun janin dalam kandungan, namun penting untuk tidak mengabaikan keterlibatan emosi wanita hamil selama pandemi COVID-19 karena

kesehatan mental ibu dapat dikaitkan dengan risiko jangka pendek dan jangka panjang bagi mereka ataupun bagi anak-anaknya, baik kesehatan fisik maupun kesehatan psikologis (Kota Bagi, P.dkk,2020).

Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil trimester III yang mengalami kecemasan akibat pandemi Covid-19 sebesar 52,4% kategori sedang. Jenis kecemasan yang di rasakan ibu yaitu pengaruh virus terhadap kehamilan dan memilih tempat periksa ANC saat pandemi semua di bawah 50% Penelitian ini sejalan dengan peneltian (Muhamad DT, 2020).

Selama epidemik atau pandemi berhubungan dengan masalah psikologis ibu hamil trimester IIIberupa ketakutan/kecemasan (Berghella, 2020). Sejak pertama kali dideteksi pada 2 Maret 2020, Corona virus (COVID- 19) telah menyebar dengan cepat keseluruh dunia.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode pendekatan yang digunakan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Imogiri I, Ngancar Karangtalun Imogiri Bantul, Yogyakarta.

Penelitian ini telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan Bantul melalui surat izin permohonan dari Politeknik Kesehatan Ummi Khasanah Bantul Yogyakarta.

Populasi dalam penelitian ini yang di ambil adalah semua ibu hamil Trimester III yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Imogiri I.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 60 responden. Cara menentukan sampel dilakukan secara total sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Dan didapatkan samoel sebanyak 60 responden ibu hamil trimester III.

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan data primer. Data primer berupa data perubahan fisik dan psikologis ibu hamil trimester III dalam kesiapan mengahadapi persalinan di masa pandemi covid-19 dengan teknik pengisian kuesioner.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariate.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian karakteristik responden pendidikan diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Distribusi Ferekuensi Karakteristik Responden

Variabel N %

Umur

Tidak Beresiko (20-35) 47 78,3

Beresiko (<20 atau >35) 13 21,7

Total 60 100

Pendidikan

Tamat SD 2 3,3

Tamat SMP 12 20

Tamat SMA 36 56,7

Tamat S1 12 20

Total 60 100

Pekerjaan

Ibu rumah tangga 31 51,7

Wiraswasta 21 35

Karyawan swasta 5 8,3

PNS 3 5,0

Total 60 100

Status Ekonomi

Kurang 29 48,3

Cukup 29 48,3

Baik 2 3,3

Total 60 100

Paritas

Tidak beresiko 25 41,7

Beresiko 35 58,3

Total 60 100

Riwayat Penyakit

Bukan penyakit menurun atau menular 60 100

Total 60 100

Riwayat Persalinan

Tidakan 17 28,3

Normal 30 50

Belum Pernah Melahirkan 13 21,7

Total 60 100

Riwayat Keguguran

Tidak pernah keguguran 53 88,3

Pernah Keguguran 7 11,7

Total 60 100

Umur Kehamilan

Cukup Bulan 60 100

Total 60 100

a. Usia ibu hamil

Hasil penelitian menunjukan bahwa usia ibu hamil trimester III yang melakukan ANC di Puskesmas Imogiri I mayoritas usia ibu 20-35 tahun yaitu sebanyak 47 responden (78,3%).

Umur yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20- 35 tahun. Direntang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Sedangkan setelah umur 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi terhadap kelainan bawaan dan adanya penyulit pada waktu persalinan. Di kurun umur ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat, sehingga akan meningkatkan kecemasan (Astria, 2012).

b. Pendidikan

Berdasarkan penelitian sebagian besar responden berpendidikan SMA/SMK daripada yang berpendidikan SMP, dan Perguruan Tinggi berpendidikan SMA yaitu sebanyak 36 responden (56,7%).

Notoatmodjo (2020) mengatakan bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.

Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah pada mereka menerima informasi dan akhirnya semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya terutama tentang perubaha fisik yang ibu sering alami ibu akan mencari informasi yang menyangkut perubahan dirinya sehingga semakin tinggi pendidkan seseorang iya akan banyak pengalaman dan tau banyak hal.

Sebaliknya jika tingkat pengetahuan seseorang rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi tentang kehamilan dan fisik yang iya sering alami dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan sangat kurang.

Pada penelitian yang dilakukan Hizni (2020) yang berjudul “Resiko Pendidikan Ibu Terhadap kehamilan” bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah beresiko tidak banyak memiliki pengetahuan 2,22 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang berpendidian tinggi, tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan fisik dan mental ibu pembentukan kebiasaan seperti makan dan nutrisi ibu hamil, karena ibulah yang mempersiapkan makanan mulai mengatur menu, berbelanja, memasak, menyiapkan makanan, dan mendistribusikan makanan untuk keluaga

(4)

c. Pekerjaan

Pekerjaan ibu terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga 31 responden (51,7%). Ibu yang bekerja di luar rumah dapat menyebabkan tingkat kepeduliannya terhadap kehamilannya sangat rendah terutama pada kondisi fisik pada umumnya wanita hamil alami seperti sakit pinggang,sering kencing namun saat bekerja sehingga iya tidak perduli pada dirinya, selain itu ibu yang bekerja di luar rumah cenderung memiliki lebih sedekit waktu untuk melaksanakan tugas rumah tangga dibanding ibu yang tidak bekerja, oleh karena itu pengetahuan ibu tentang kehamilan akan berpengaruh.

Ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga biasannya memiliki pengetahuan tentang kehamilan yang lebih baik daripada ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah, ibu lebih fokus pada kehamilannya terutama tentang fisik pada saat hamil (Septiana, dkk 2020).

d. Status ekonomi

Berdasarkan tabel 3.1 sebagian besar pendapatan ekonomi cukup sebanyak 29 responden (48,3%). Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin.

Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan pengetahuan atau informasi dan dapat mengurangi rasa kecemasan ibu terhadap kesiapan semua kebutuhan persalinannya.

Sulistyoningsih tahun 2011 mengatakan penghasilan atau pendapatan yang cukup di bawah UMR akan lebih besar beresiko kejadian ibu hamil kurang gizi dan memiliki kecemasan saat dekatnya peroses persalinan daripada pendapatan di atas UMR.

e. Riwayat Paritas

Hasil penelitian sebagian besar responden memiliki riwayat paritas dengan kategori tidak beresiko sebanyak 35 responden (58,3%). Berdasarkan dari jumlah anak jika memiliki anak lebih dari 2 maka kondisi fisik dan psikologis ibu akan menurun sehingga memiliki resiko yang tinggi bahkan bisa menyebabkan komplikasi dan kematian pada ibu.

Menurut Prawirohardjo (2012) paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup atau viable oleh seorang wanita selama masa reproduksinya. Paritas menjadi faktor langsung terjadinya kehamilan beresiko, karena paritas berhubungan erat dengan perubahan fisik dan psikologis ibu hamil yang dimana ibu hamil dengan kondisi fisik yang sangat berisiko.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Seni Rahayu, dkk (2019) menunjukkan bahwa ibu dengan paritas primipara dan multipara memiliki resiko lebih rendah dibandingkan dengan ibu paritas grandemultipara yang bisa menyebabkan kondisi fisik dan psikologis ibu semakin menurun.

f. Riwayat Penyakit

Berdasarkan hasil penelitian, responden ibu hamil yang mayoritas ibu hamil trimester III 60 ibu hamil trimester III bukan penyakit menurun atau menurun (61,2%).

Ibu yang memiliki riwayat penyakit akan lebih beresiko saat hamil dengan kondisi fisik ibu yang memiliki resiko maka akan lebih besar kemungkinan dilakukan persalinan sesar di bandingkan dengan ibu tidak memiliki riwayat penyakit lebih besar kemungkinan akan dilakukan persalinan normal dan jika ibu memiliki riwayat penyakit jauh kemungkinan besar kehamilan ibu akan terganggu.

Penelitian yang dilakukan oleh (Suriani, 2017) dikatakan bahwa ibu dengan riwayat kehamilan berisiko memiliki peluang 15 kali mengalami kematian maternal. Hal ini disebabkan karena riwayat penyakit ketika kehamilan tidak dapat dihindari oleh ibu yang terjadi sebelum masa kehamilan. Ibu yang memiliki riwayat penyakit kronik dapat mengganggu kehamilan dan ketika penyakit tersebut kambuh, maka ibu harus mengkonsumsi beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi kehamilan.

g. Riwayat Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebanyak 30 reponden (50,0%) ibu hamil di puskemas Imogiri I memiliki riwayat persalinan normal dengan persalinan normal maka kondisi fisik dan psikologis ibu akan jauh lebih baik daripada ibu yang mengalami persalinan dengan tindakan.

Kemungkinan besar ibu yang mengalami persalinan dengan tindakan akan lebih besar kemungkinan mengalami terauma pasca bersalin.

(5)

Menurut (Bandiyah, 2012) Riwayat persalinan adalah suatu persalinan yang di alami oleh setiap ibu dengan melahirkan secara berulang dengan suatu tindakan ataupun dengan persalinan normal.

h. Riwayat Keguguran

Berdasarkan tabel 3.1 tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak memiliki riwayat keguguran yaitu sebesar 53 responden (88,3%).

Abortus merupakan salah satu masalah di dunia yang mempengaruhi kesehatan mental, kesakitan dan kematian ibu hamil dengan ibu yang memiliki riwayat keguguran maka kondisi fisik dan psikologis ibu akan lebih rentan dari ibu yang tidak memiliki riwayat keguguran.

Ibu yang memiliki riwayat persalinan abortus memiliki kecemasan yang berlebihan terutama ibu akan khawatir terkait pertumbuhan, perkembangan, neonatal dengan kondisi janin yang akan di lahirkannya dan iya akan khawatir apakah iya bisa melakukan persalinan normal pada saat bersalin nanti dan masih banyak kecemasan-kecemasan yang ibu miliki ( Poon et al.,2020 ).

Abortus dapat terjadi secara tidak sengaja maupun disengaja. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus yang dilakukan dengan sengaja disebut abortus provokatus dan abortus yang terjadi berulang tiga kali secara berturut-turut disebut habitualis (Prawirohadjo, 2012)

i. Umur Kehamilan

Berdasarkan tabel hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebanyak 60 reponden (61,2%) kehamilan ibu cukup bulan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu

& Sofyaningsih (2017) di Tangerang yang menunjukkan bahwa semakin matang umur kehamilan maka semakin siapnya fisik dan psikologis ibu dalam menghadapi persalinan yang di mana ibu akan siap menerimaperubahan fisik ibu seperti sering BAK, susah BAB, susah tidur dan sakit pinggang bagian atas sedangkan perubahan psikologis yang sering terjadi pada usia kehamilan tua akan terjadi kecemasan mendekati peroses persalinan, mudah sensitive dan libido menurun.

Semakin tuanya umur kehamilan maka semakin siapnnya ibu menerima kehamilannya dibandingkan ibu yang memiliki umur

kehamilan pada usia muda.Pada riwayat keguguran, didapatkan 53 responden (88,3%) tidak pernah mengalami keguguran.

2. Penerimaan Kehamilan

Hasil penelitian penerimaan kehamilan diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Distribusi Ferekuensi Penerimaan Kehamilan

Variabel N %

Penerimaan Ibu terhadap kehamilan

Menerima 60 100,0

Total 60 100,0

Penerimaan Suami terhadap kehamilan

Suami menerima kehamilan 60

100,0 Total

Penerimaan keluarga terhadap kehamilan

Keluarga menerima

kehamilan 60 100,0

Total

Penerimaan saudara terhadap kehamilan

Saudara menerima

kehamilan 46 78,0

Belum ada saudara 13 22,0

Total 60 100,0

Menunjukan bahwa pada penerimaan kehamilan baik dari ibu, suami dan keluarga bayi 60 responden (100%) dari semua yang di sebutkan menerima kehamilan ini, dan pada saudara dari calon bayi 46 responden (78,0%) menerima dan 13 responden (22,0%) di antaranya belum menerima kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian (Friedman dalam Setiadi, 2020) Dukungan sosial merupakan koping keluarga, baik dukungan yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat dan positif telah terkonseptualisasi dalam studi-studi tentang dukungan keluarga.

Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain suami, keluargabesar, saudara, sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, kelompoksosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah, ptaktisi kesehatan. Jika ibu tidak dapat menerima kehamilannya maka jika suami dan keluarga menerima kehamilan ibu, dampak baik bagi ibu sehingga ibu akan merasa dirinya di sayangi, di hargai dan mendapatkan perhatian lebihsehingga ibu

(6)

akan menjadi siap dalam menerima kehamilannya terutama siap dalam kondisi fisik dan psikologis ibu sehingga ibu tidak merasa dirinya sendiri dalam menjalani psoses kehamilannya (Isnandi dalam Harumawati, 2012).

Dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan yang positif yang diberikan oleh orang- orang tertentu terhadap individu dalam kehidupannya serta dalam lingkungan sosial tertentu sehingga individu yang menerima merasa diperhatikan, dihargai, dihormati dan dicintai (Sarafino dan Smith dalam Gitanurani, 2020)

3. Perubahan Fisik

Hasil penelitian perubahan fisik ibu hamil dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 Distribusi Ferekuensi Perubahan Fisik Ibu Hamil

Variabel N %

Perubahan Fisik

Ringan 21 35,0

Sedang 26 43,3

Berat 13 21,7

Total 60 100,0

Menunjukan bahwa ibu hamil trimester III lebih banyak mengalami perubahan fisik dalam kategori sedang 26 responden (43,35%). Hal ini dibuktikan dengan jawaban yang sudah diberikan oleh responden pada kuesioner perubahan fisik, adapun perubahan fisik ibu hamil yang sering terjadimeliputi ibu sering buang air kecil,susah BAB dan ibu sering merasakan nyeri pada pinggang, sedangkan keluhan yang ibu jarang alami meliputi, ibu jarang mengalami masalah gigi dan gusi, kesemutan pada kaki dan sakit punggung bagian atas.

Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Romauli (2018) dengan judul “Perubahan Fisik Ibu Hamil Trimester III Dimasa Pandemi Covid-19”

dapat terjadi perubahan fisik yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama kehamilan seperti timbul masalah pada saluran pencernaan, kelelahan, bengkak pada kaki, sesak nafas, sering buang air kecil dan nyeri punggung selama epidemi/pandemic.

Berdasarkan jenis ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil trimester III adalah mayoritas sering BAK 73%, ibu jarang mengalami sembelit 34,90%, kram pada kaki 33,33%, ibu yang mengalami pusing sebanyak 39,70%, mayoritas ibu tidak pernah mengalami bengkak pada kaki 76,20%, ibu hamil trimester III mengalami susah tidur

42,90%, kesemutan pada jari kaki dan tangan menurut (Berghella,2020).

Dalam menyiapkan kondisi fisik, ibu perlu menyiapkan kondisi mental dalam penerimaan kehamilannya sehingga ibu dapat menjalani kehamilannya dengan tetap melakukan aktivitas seperti berjalan pagi, atau kegiatan rumah lainnya, dan tetap istirahat yang cukup juga merupakan persiapan fisiologis yang dibutuhkan oleh ibu.

Dengan mengetahui teknik mengedan dan bernafas yang baik juga dapat memperlancar dan memberikan ketenangan dalam proses persalinan (Isnandi dalam Harumawati, 2021).

4. Perubahan Psikologis

Hasil penelitian perubahan psikologis ibu hamil dalam tabel berikut:

Tabel 3.4 Distribusi Ferekuensi Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Variabel N %

Perubahan Psikologis

Ringan 13 21,7

Sedang 44 73,3

Berat 3 5,0

Total 60 100,0

Berdasarkan tabel 3.4 tersebut, menunjukkan bahwa terdapat 44 responden (73,3%) mengalami perubahan psikologis dalam kategori sedang,hal ini dibuktikan dengan jawaban yang sudah diberikan oleh responden pada kuesioner perubahan psikologis.

Adapun perubahan psikologis ibu hamil yang sering terjadi meliputi, kecemasan pada saat pandemi Covid-19 akan berdampak pada ibu, merasa dirinya aneh jelek dan tidak menarik saat hamil. perubahan psikologis yang ibu jarang alami meliputi, ibu merasa cemas akan bayi yang lahir tidak normal di masa pandemik covid-19, ibu merasa kurangnya perhatian baik dari perhatian keluarga maupun suami di tambah pada saat pandemic covid-19, ibu merasa cemas terhadap kehamilannya di masa pandemik Covid-19.

Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Keswamas, Walangadi, Ku'ndre, Silolonga (2020), perubahan psikologis pada masa kehamilan trimester III yaitu rasa tidak nyaman dan merasa tubuhnya tidak menarik, ibu juga akan merasa gelisah ketika bayi tidak lahir tepat waktu dan takut akan rasa sakit, bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, serta khawatir akan bayi yang dilahirkan dalam keadaan tidak normal serta khawatir akan keselamatannya.

Selain itu, ibu dapat merasa kehilangan perhatian,

(7)

libido menurun, serta sering timbul perasaan mudah tersinggung atau sensitif.

5. Gejala Covid-19 Ibu Hamil

Hasil penelitian frekuensi gejala covid-19 ibu hamil dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Distribusi Ferekuensi Gejala Covid-19

Variabel N %

Gejala Covid-19

Ringan 51 85,0

Sedang 9 15,0

Total 60 100,0

Berdasarkan hasil peneliatian pada tabel 3.5 tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami gejala covid dalam kategori ringan sebanyak 51 responden (85,0%). Hal ini dibuktikan dengan jawaban yang sudah diberikan oleh responden pada kuesioner gejala Covid-19.

Adapun gejala covid-19 yang sering ibu alami meliputi, sesak nafas, gampang lelah, sakit tengorokan dan yang jarang ibu alami meliputi, adanya penurunan indra penciuman dan suhu badan

>38 oC. penelitian ini sesuai dengan teori (WHO 2019). Adapun gejala umum seseorang yang terinfeksi Covid-19 menunjukkan berbagai gejala menyerupai antara lain flu,demam (suhu >38ᵒC), batuk kering, dan gampang lelahan (WHO 2019).

Terdapat 9 orang yang mengalami gejala covid-19 dalam katagori sedang meliputi, demam, batuk pilek, sesak nafas dan gampang lelah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian WHO 2021 yang menyatakan bahwa gejala covid-19 dalam katagori sedang meliputi, demam, batuk, sesak nafas atau nafas kurang nyaman, kurang nafsu makan dan gampang lelah.

Dampak dari ibu hamil yang sudah terpapar atau sudah dinyatakan sembuh dari covid-19 efek samping Covid-19 bisa berlangsung lama dalam berbagai kasus, kondisi tak normal pasca sembuh bisa berlangsung lebih dari sebulan setelah penderita kali pertama terinfeksi virus Covid-19. Bahkan penderita Covid-19 tampa gejala atau gejala ringan juga bisa merasakan efek dari virus Covid-19 setelah dinyataka sembuh, kondisi tak normal pasca sembuh dari Covid-19 dikenal dengan long covid atau covid kronis, yang masih sering dirasakan setelah sembuh dari covid-19 antara lain sesak nafas, gampang lelah, batuk pilek, pusing dan penghilangan indra penciuman (WHO 2021).

Covid-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa

jenis virus flu biasa kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru (WHO 2020 ).

6. Persiapan Persalinan

Hasil penelitian frekuensi gejala covid-19 ibu hamil dalam tabel berikut:

Tabel 3.6 Distribusi Ferekuensi Persiapan Persalinan

Variabel N %

Persiapan Persalinan

Siap 3 5,0

tidak siap 57 95,0

Total 60 100,0

Berdasarkan tabel 3.6 tersebut, menunjukkan bahwa dari 60 reponden sebagian besar ibu hamil Trimester III di Puskesmas Imogiri I sudah siap dengan persiapan bersalinnya yaitu sebanyak 57 responden (95,0%).

Berdasarkan persiapan persalinan yang sering di siapkan meliputi, biaya persalinan, tempat persalinan dan transportasi, dan persiapan yang jarang di siapkan meliputi keperluan ibu dan bayi, pedamping esktra dari suami dan keluarga, dan ibu sering melakukan aktivitas ringan seperti berjalan pagi. Persalinan merupakan persiapan penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan suami-istri, menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang membahagiakan setiap keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahteraan ibu dan janin keluarga menyiapkan persiapan persalinan seperti biyaya persalinan, perlengkapan popok bayi dan pakaian ibu, tempat persalinan dan trasportasi (Samosir, 2020).

Persiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan seperti menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan popok bayi, masker, Face shield dan perlengkapan lainnya pada saat pandemi covid-19 (Sjafriani dalam Harumawati, 2021). Menyiapkan pendonor darah ketika dibutuhkan transfusi darah setelah persalinan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dan disiapkan (Gitanurani, 2017).

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Perubahan fisik ibu hamil trimester III saat ini yaitu ibu mengalami perubahan fisik kategori Sedang sebanyak 26 ibu hamil (26,5%). Perubahan Psikologis ibu hamil saat ini yaitu ibu mengalami perubahan Psikologis kategori Sedang sebanyak 44 ibu hamil (44,9%). Gejala Covid-19 pada ibu hamil saat ini yaitu

(8)

ibu mengalami gejala ringan sebanyak 51 ibu hamil (52,0%).

Persiapan persalinan pada ibu hamil saat ini yaitu ibu sudah siap dalam persiapan persalinan sebanyak 57 ibu hamil (58,2%). Saran bagi ibu hamil agar dapat memahami tentang perubahan fisik dan psikologis yang sering terjadi di masa pandemi covid-19 seperti, sering BAK, susah BAB, susah tidur, sakit pinggang bagian atas, cepat lelah, flu, batuk pilekdan cemas menghadapi persalinan

REFERENSI

Bandiyah. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan Pada Trimester III Di RB Harapan Bunda Surakarta.

Berghella. (2020). Analis Pengaruh Belanja Modal Indeks Pembangunan Manusidan Tenaga Kerja Terserat Pertumbuhan Ekonomi/Kota di Indonesia. Jurnal Akutansi Menejerial.

Jakarta: Universitas 17 agustus 1945.

Friedman dalam Setiadi. (2020). Knowledge and awareness of community toward COVID19 in Jordan : A cross-sectional study. 2020;11 (7):

135–42.

Gitanurani, Y. (2017).” Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan Persalinan di Puskesmas Jetis Bantul Yogyakarta”

Universitas *Aisyiyah Yogyakartya.

Hizni. (2020). Ibu Hami Pada Masa Pandemi COVID- 19 di Indonesia: Pengetahuan, Kecemasan dan motivasi. Wiraraja Med J Kesehat.

Isnandi dalam Harumawati. (2012). Pengaruh pre eklamsi berat pada kehamilan terhada pkeluaran maternal dan perinatal di RSUP Dr Karyadi Semarang Tahun 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Isnandi dalam Harumawati. (2021). Kecemasan pada Ibu Hamil di Masa Pandemi Covid 19 di RSUD Ibnu Sutowo Baturaja. J Smart Keperawatan.

Kota Bagi, P, dkk. (2020). Anxiety and depression levels among pregnant women whit Covid-19. Aceta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 99(7). 953-954.

Poon et al. (2020). Dampak Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pada Kehamilan Sejak Desember 2019 Hingga Agustus 2020 Melalui Tinjauan Literatur. Wal’afiatHosp J. 2020;2(1):14– 22.

Prawirohardjo, S. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Romauli. (2018). Hubungan Karakteristi kKeluarga Dengan Tingkat Ansietas Saat Menghadapi Kekambuhan Pasien GangguanJiwa. J Heal Sci [Internet].

Samosir. (2020). Hubungan Kejadian Pandemi COVID 19 Dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester Ketiga. J Keperawatan Muhammadiyah.

2021;6 (2):151–5.

Sarafino dan Smith dalam Gitanurani.

(2020). COVID-19 and pregnancy - where are we now? A review. J Perinat Med [Internet].

Septiana, dkk. (2020). Since January 2020 Elsevier has created a COVID-19 resource centre with free information in English and Mandarin on the novel coronavirus COVID- 19 The COVID-19 resource centre is hosted on Elsevier Connect, the company’s public news and information.;(January).

Sjafriani dalam Harumawati. (2021). Peran Suami Dalam Gangguan Kecemasan Dan Stress Pada Ibu Hamil Selama Pandemi Covid-19.

Mahakam Midwifery J [Internet]. 2021;6 (1):28–36.

Sulistvaningsih. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan, Kuantitatif&Kualitatif. Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suriani. (2017). Kesiapan Ibu Hami lDalam Menghadap iPersalinan Di Ruang Bersalin Rumah Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.Jurnal Ilmiah Kesehatan Volume 5.

WHO. (2019). Corona virus disease (Covid-19) situation report-98 WHO.

WHO. (2020). Advice on the use of masks in the community, during home care and in health care settings in the context of the novel coronavirus (2019-nCoV) outbreak [Internet].

2020.

Gambar

Tabel 3.1 Distribusi Ferekuensi Karakteristik  Responden  Variabel  N  %  Umur  Tidak Beresiko (20-35)  47  78,3  Beresiko (&lt;20 atau &gt;35)  13  21,7  Total  60  100  Pendidikan  Tamat SD  2  3,3  Tamat SMP  12  20  Tamat SMA  36  56,7  Tamat S1  12  2
Tabel 3.2 Distribusi Ferekuensi Penerimaan  Kehamilan
Tabel 3.3 Distribusi Ferekuensi Perubahan Fisik Ibu  Hamil  Variabel  N  %  Perubahan Fisik   Ringan  21  35,0  Sedang  26  43,3  Berat  13  21,7  Total  60  100,0
Tabel 3.6 Distribusi Ferekuensi Persiapan Persalinan

Referensi

Dokumen terkait

Kuswatun, 2021, Manajemen Hubungan Masyarakat (HUMAS) Pada Masa Pandemi Covid-19 di MIN 1 Kotawaringin Timur. Masa pandemi Covid-19 membawa dampak besar bagi dunia pendidikan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil usia trimester kedua dan ketiga tingkat kecemasannya lebih tinggi terhadap covid-19 dari pada mereka dengan usia

Peneliti juga berasumsi bahwa ibu hamil trimester III yang berperilaku ANC tidak teratur terjadi karena masalah pandemi Covid-19 sehingga pelayanan posyandu ditiadakan

Kecemasan merupakan salah satu emosi negatif yang dirasakan oleh manusia, kecemasan yang berlebihan akan menyebabkan orang tersebut stres. Pandemi Covid-19 ini membuat

Berdasarkan review artikel yang telah dilakukan faktor yang mempengaruhi kesehatan mental lansia pada masa pandemi Covid-19 adalah kecemasan.. Pada dasarnya,

Permasalahan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, antara lain: (1) Pada masa pandemi Covid-19 ini masih terjadi penambahan yang signifikan kasus Covid-19;

Secara fisik, resistensi pesantren dalam mengelola santri di masa pandemi Covid-19 dapat dilakukan dengan membentuk gugus Covid-19, menyediakan fasilitas protokol kesehatan,

Dalam hasil penelitian ini diketahui bahwa tingkat stres ibu hamil pada trimester 3 cenderung tinggi dan tingkat kecemasan ibu pada trimester 3 dalam masa pandemi covid-19