• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri Se-Kota Tanjungbalai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri Se-Kota Tanjungbalai"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 89

Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri Se-Kota Tanjungbalai

Analysis of Facilities and Intensity of Laboratory Application for Scientific Process Skill of Student in Higher School at Tanjungbalai

I Made Nuada1,, Fauziyah Harahap2

1*Mahasiswa Pascasarjana Magister Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan, Indonesia, email: [email protected]

2Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Indonesia Jalan Willem Iskandar Pasar V-Kotak Pos No. 1589 Medan 20221, e mail : [email protected]

Abstract

This research intended to identify: (1) The condition of laboratory; (2) The intensity of biology laboratory application for supporting learning; (3) Inhibition factor for biology teacher in using laboratory; (4) The correlation between laboratory and scientific process skill; and (5) The correlation between laboratory application and scientific process science of student higher school at Tanjungbalai city. This was descriptive study with quantitative approach. The subject consisted of biology teacher and student of science in eleventh grade. The data gathered by questionnaire, observation and interview, scientific process skill obtained through the activities of lab work using multiple choice test. Those data analyzed by descriptive statistic. Result indicated: (1) The completeness of facilities in laboratory was very good categorized at 86.31%, documentation not good categorized at 50.89, equipment, application frequencies, and management skill was good categorized at 67.85%, 65.63%, 63.69%, and safety and then health was not good categorized at 55.71%; (2) The intensity of laboratory application amounted to 5 times for a semester; (3) Inhibitions factor of laboratory application consisted to: (1) The incompleteness; (2) Less of training for using laboratory; (3) Teacher competence in comprehending the function of tools and material; (4) Lack of time to practice in the laboratory. (4) The correlation between laboratory and student scientific process skill as 0.891 with 0.007; and (5) The correlation between laboratory application to scientific process skill was 0.043.

Keywords: Laboratory Facility, Intensity, and Scientific Process Skill.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: (1) Kondisi laboratorium; (2) Intensitas aplikasi laboratorium biologi untuk mendukung pembelajaran; (3) faktor Penghambatan untuk guru biologi dalam menggunakan laboratorium; (4) Korelasi antara laboratorium dan keterampilan proses ilmiah; dan (5) Korelasi antara aplikasi laboratorium dan keterampilan proses ilmiah siswa sekolah tinggi di kota Tanjungbalai. Ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek terdiri dari guru biologi dan siswa IPA di kelas sebelas. Data yang dikumpulkan dengan kuesioner, observasi dan wawancara, keterampilan proses ilmiah yang diperoleh melalui kegiatan praktikum menggunakan beberapa tes pilihan. Data tersebut dianalisis dengan statistik deskriptif.

Hasil menunjukkan: (1) kelengkapan fasilitas di laboratorium sangat baik dikategorikan pada 86,31%, dokumentasi dikategorikan tidak baik pada 50,89, peralatan, frekuensi aplikasi, dan keterampilan manajemen yang dikategorikan baik pada 67,85%, 65,63%, 63,69%, dan keamanan dan kemudian kesehatan dikategorikan tidak baik pada 55,71%;

(2)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 90

(2) Intensitas aplikasi laboratorium sebesar 5 kali selama satu semester; (3) Faktor penghambat aplikasi laboratorium terdiri dari: (1) ketidak lengkapan ; (2) Kurangnya pelatihan untuk menggunakan laboratorium; (3) kompetensi guru dalam memahami fungsi dari alat dan bahan; (4) kurangnya waktu untuk praktik di laboratorium. (4) Korelasi antara laboratorium dan keterampilan proses ilmiah siswa sebagai 0,891 dengan 0,007; dan (5) Korelasi antara aplikasi laboratorium terhadap keterampilan proses ilmiah adalah 0,043.

Kata kunci: Fasilitas laboratorium, intensitas, dan keterampilan proses ilmiah

A. Pendahuluan

Belajar biologi bukan hanya membaca dan menghafal konsep tetapi yang lebih penting adalah menghayati bagaimana konsep biologi ditemukan melalui percobaan atau eksperimen yang dilakukan di laboratorium.Adapun salah satu kegiatan yang menerapkan metode ilmiah dalam pembelajaran biologi adalah dengan melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium. Melalui kegiatan praktikum maka siswa akan melakukan kerja ilmiah sehingga dapat mengembangkan kemampuan menemukan masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, membuat hipotesis, merancang penelitian, atau percobaan, mengontrol variabel, melakukan pengukuran, mengorganisasi, dan memakna data, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil penelitian atau percobaan baik secara lisan maupun tertulis.

Menurut Woolnough dan Allsop (1985) salah satu alasan pentingnya kegiatan praktikum yaitu untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar dalam melaksanakan eksperimen. Dalam pembelajaran biologi, perlu diadakan praktikum yang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman langsung, dan menemukan sendiri mengenai konsep dan teori yang ada khususnya pada mata pelajaran biologi yang dilakukan secara berulang-ulang.Pembelajaran biologi bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang berbagai fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, mempunyai keterampilan dalam pemanfaatan laboratorium serta memiliki sikap ilmiah yang ditampilkan dalam kenyataan sehari-hari.

Kegiatan praktikum merupakan metode yang memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar biologi. Melalui kegiatan praktikum di sekolah siswa dapat mempelajari biologi melalui pengamatan proses, melatih keterampilan berpikir, bersikap ilmiah, dan dapat memecahkan masalah melalui metode ilmiah. Oleh karena itu, keberadaan laboratorium sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembelajaran biologi agar pemahaman siswa terhadap materi atau topik menjadi utuh dan komperhensif (Widyarti, 2005).

Dari hasil observasi, diperoleh bahwa sarana dan prasarana laboratorium biologi di SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai sebagian belum memenuhi standar minimal sarana dan prasarana yang ada di permendiknas No.24 tahun 2007. Dimana dalam pemanfaatan laboratorium terdapat perbedaan antara masing-masing kelas yaitu antara kelas XI IPA di SMA Negeri Se-kota Tanjungbalai. Hal tersebut disebabkan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang, serta waktu yang tersedia. Perbedaan tersebut dapat berpengaruh terhadap intensitas waktu atau jumlah kegiatan praktikum biologi yang dilakukan.

Penggunaan laboratorium yang intensif dapat menciptakan keterampilan proses sains siswa sehingga perlu dilakukan analisis intensitas dan penggunaan laboratorium.

Laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran

(3)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 91

yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan diruang kelas. Dengan kata lain, laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat pembelajaran dalam upaya meniru ahli biologi mengungkap rahasia alam dalam bentuk proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah, pengelola, guru biologi, dan unsur-unsur terkait lainnya harus mampu mengelola dan memanfaatkan laboratorium secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar biologi bagi siswa (Wita, 2007).

Identifikasi masalah yang berhubungan dengan sarana dan intensitas penggunaan laboratorium Biologi di SMA Se-kota Tanjungbalai, antara lain:

1. Belum memadainya sarana, prasarana dan alat laboratorium biologi di beberapa sekolah.

2. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengelola kegiatan praktikum.

3. Laboratorium sekolah tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan praktikum.

4. Guru cenderung membelajarkan biologi didalam kelas, sehingga kurang menggali ketrampilan proses sains siswa.

5. Kurangnya waktu yang ditentukan dari sekolah untuk pelaksanaan praktikum.

6. Masih rendahnya hasil belajar biologi siswa di beberapa sekolah.

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah pada kondisi sarana dan intensitas penggunaan laboratorium biologi, serta faktor-faktor penghambat pemanfaatan laboratorium dan kontibusinya terhadap hasil belajar siswa yaitu keterampilan proses sains siswa di SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai kelas XI semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah daya dukung sarana laboratorium biologi SMA Negeri se Kota Tanjungbalai?

2. Bagaimanakah intensitas penggunaan dalam Laboratorium Biologi untuk menunjang suatu pembelajaran biologi pada SMA Negeri se Kota Tanjungbalai?

3. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat yang dihadapi guru biologi dalam pemanfaatan Laboratoruium Biologi di SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai?

4. Bagaimana hubungan sarana laboratorium terhadap keterampilan proses sains siswa SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai?

5. Bagaimana hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap keterampilan proses sains siswa SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran kondisi sarana laboratorium biologi SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

2. Intensitas penggunaan laboratorium biologi dalam menunjang pembelajaran biologi di SMA Negeri se Kota Tanjungbalai.

3. Faktor penghambat yang dihadapi guru biologi dalam pemanfaatan laboratoruium biologi di SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

4. Hubungan sarana laboratorium terhadap keterampilan proses sains SMA Negeri se- Kota Tanjungbalai.

5. Hubungan intensitas penggunaan laboratorium terhadap keterampilan proses sains SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

Manfaat teoritis yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk pengembangan ilmu yang berkaitan dengan masalah pemanfaatan laboratorium sekolah dalam proses pembelajaran biologi di SMA.

Sedangkan manfaatpraktis dalam hal ini adalah:(1) Bagi guru biologi, memberikan informasi dan motivasi agar lebih meningkatkan potensi pengetahuan, ketrampilan untuk

(4)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 92

meningkatkan pemanfaatan laboratorium dalam menunjang pembelajaran, (2) Bagi sekolah, sebagai masukan agar lebih mendorong peningkatan sarana laboratorium, mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium di sekolah, (3) Bagi Dinas Pendidikan, memberikan gambaran tentang kondisi sarana dan pemanfaatan laboratorium SMA Negeri di Kota Tanjungbalai, untuk dapat mengambil kebijakan dalam pengadaan sarana, memberikan pelatihan dan instruksi mengenai optimalisasi pemanfaatan laboratorium di sekolah.

B. Metodologi Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN se-Kota Tanjungbalai dengan waktu penelitian berlangsung dari bulan Maret - Juni 2015.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laboratorium SMA, guru biologi dan siswa kelas XI IPA se-Kota Tanjungbalai yang terdiri atas 7 sekolah. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian.

Tabel 1. Nama-nama Sekolah, Jumlah Guru dan Rombel Kelas XI IPA SMA Negeri se- Kota Tanjungbalai

No Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Rombel

1 2 3 4 5 6 7

SMA N 1 SMA N 2 SMA N 3 SMA N 4 SMA N 5 SMA N 6 SMA N 7

1 1 1 1 1 1 1

5 4 3 3 2 2 2

Jumlah 7 21

Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dan pendekatan kuantitatif.

(5)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 93

Gambar 1. Langkah-langkah penelitian Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yakni data primer yang diperoleh langsung dari subyek penelitian melalui tes keterampilan proses, tes hasil belajar, penyebaran angket, observasi dan wawancara serta data sekunder berupa suatu dokumentasi yang dikumpulkan melalui analisis berupa dokumen.

Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)

Tes yang digunakan adalah tes uraian sebanyak 9 soal, masing-masing soal diberi skor 1-4. Agar dapat mengukur keterampilan proses sainssiswa maka soal tersebut dibuat berdasarkan indikator aspek KPS yaitu: aspek mengamati, interpretasi data, berhipotesa, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan berkomunikasi. Kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains No. Jenis

Keterampilan

Indikator Nomor

Soal 1 Observasi Menggunakan sebanyak

mungkin indera

1 2 Interpretasi

data

Menyimpulkan hasil pengamatan 6

3 Berhipotesis Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti

2 4 Merencanakan

percobaan

Menentukan prosedur suatu percobaan 7 5 Menerapkan

konsep

Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi

3, 4, 5, 8 6 Berkomunikasi Menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas 9

Jumlah 9

(6)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 94

Kemudian dari hasil penialaian terhadap Keterampilan Proses Sains tersebut dapat dihitung proses dapat dihitung persentase dari masing-masing keterampilan proses sebagai berikut:

100 n x

xx (Sudjana, 2005) Keterangan:

x = persentase nilai Keterampilan Proses Sains 𝚺x= nilai keterampilan proses dari siswa n = total skor kriteria

Setelah dicari persentase dari masing-masing keterampilan proses kemudian persentase tersebut dikonversikan dengan beberapa kategori pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Konversi Kategori Persentase Kategori 0% ≤ p% < 21% Sangat kurang

baik 21% ≤ p% < 41% Kurang baik 41% ≤ p% < 61% Cukup baik 61% ≤ p% < 81% Baik 81% ≤ p% ≤ 100% Sangat baik Riduwan, 2011)

Berdasarkan hasil dari konversi kategori keterampilan proses tersebut, dapat diketahui keterampilan proses sains dapat dikatakan baik jika mendapat persentase ≥ 61%.

Observasi

Metode digunakan untuk melihat kelengkapan sarana atau prasarana laboratorium yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum biologi di kelas IX IPA pada tahun pelajaran 2014/2015 serta intensitas penggunaan laboratorium pada saat kegiatan praktikum berlangsung. Pengamatan akan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.

(7)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 95

Tabel 4. Kisi-kisi Kegiatan Praktikum Kelas XI IPA Semester Ganjil dan Semester Genap

No Materi pokok

Pelaksanaan Praktikum

(kali) Semester Ganjil (Kurikulum 2013)

1 Sel sebagai unit terkecil kehidupan, dan bioproses pada sel 3 2 Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan dan

hewan

2 3 Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem gerak 5 4 Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem sirkulasi 6 5 Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem pencernaan 3 Semester Genap (Kurikulum 2006)

6 Sistem pernapasan pada manusia dan hewan 1

7 Sistem ekskresi pada manusia dan hewan 2

8 Sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan) 2

9 Sistem reproduksi manusia 1

Jumlah 25

Angket (Kuesioner)

Metode ini digunakan untuk melihat sarana laboratorium biologi. Dalam hal ini, obyek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah guru kelas XI IPA Adapun kisi-kisi pertanyaan kuesioner pada guru dapat dilihat pada Tabel 5. berikut ini:

(8)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 96

Tabel 5. Kisi-kisi Butir Tes Angket Guru

No. Indikator Nomor butir

pertanyaan

Banyak butir 1 Keadaan laboratorium

1. Kondisi ruang laboratorium 2. Pembagian ruang laboratorium 3. Lemari penyimpanan alat dan bahan

1, 2 3, 4 5, 6

2 2 2 2 Dokumentasi laboratorium

1. Buku inventaris alat dan bahan 2. Jurnal kegiatan laboratorium

7, 8 9, 10

2 2 3 Perlengkapan

1. Alat praktikum 2. Bahan praktikum

3. Alat-alat penunjang dan tata tertib laboratorium

11 s/d 24 25 s/d 35 36, 37

14 11 2

4 Frekuensi pemanfaatan laboratorium 1. Jadwal penggunaan laboratorium 2. Frekuensi kegiatan laboratorium

38 s/d 40 41 s/d 45

3 5

5 Keterampilan pengelolaan laboratorium 1. Pelatihan pengelolaan laboratorium 2. Peranan laboratorium dalam pelaksanaan

praktikum

3. Latar belakang pendidikan guru

46 47 s/d 50

51

1 4

1

6 Keselamatan dan kesehatan kerja dalam laboratorium

1. Program K3 laboratorium

2. Pengadaan keselamatan kerja laboratorium

52, 53 54 s/d 56

2 3

Wawancara

Penelitian ini menggunakan wawancara dengan guru. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang faktor penghambat yang dihadapi guru dalam penggunaan

(9)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 97

laboratorium dan melengkapi data yang belum terjaring melalui angket. Kisi-kisi wawancara tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kisi-kisi Wawancara

No. Indikator Jumlah

pernyataan

1 Manfaat laboratorium 1

2 Frekwensi penggunaan 2

3 Kelengkapan sarana/prasarana 2

4 Sikap siswa 1

5 Pemanfaatan laboratorium alam 1

6 Ketrampilan guru 1

7 Kendala dalam pemanfaatan laboratorium 2

Jumlah 10

Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data kondisi laboratorium, alat-bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum serta untuk melengkapi data yang belum terjaring melalui angket.

Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dan inferensial, dengan mendiskripsikan jawaban responden yang terkait dalam penelitian ini mengenai keterampilan proses sains (Y) serta analisis sarana dan intensitas penggunaan laboratorium (X). Adapun teknik pengolahan data menggunakan perhitungan program Statistical Product and Service Solutations (SPSS)21.0.

Lembar Obeservasi

Hasil observasi dijumlah untuk setiap kategori dan dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus:

% 100 SM X NP R

Keterangan:

NP = Nilai persen kemampuan proses R = Skor mentah yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari soal tiap seri Analisis Angket

Setelah data angket terkumpul selanjutnya menganalisis data sehingga data-data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis data angket dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif persentase. Dengan rumus sebagai berikut:

% 100 Nx

A n (Arikunto, 2006) Keterangan:

A = persentase variabel yang diteliti n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah responden (skor maksimal

(10)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 98

Penentuan skor pada tiap pilihan jawaban dari pertanyaan adalah:

Jawaban a skor 4 Jawaban b skor 3 Jawaban c skor 2 Jawaban d skor 1

Setelah diperoleh skor dan diubah menjadi klasifikasi dalam bentuk persen, kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif seperti yang tercantum dalam Tabel .7 kriteria persentase angket.

Tabel 7. Kriteria Persentase Angket No. Interval Persentase Kriteria

1 81% - 100% Sangat baik

2 61% - 80,99% Baik

3 41% - 60,99% Kurang baik

4 ≤ 40,99% Tidak baik

Sumber: Rahman dalam Rofic (2006) Analisis Korelasi

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui kontibusi sarana dan intensitas pengunaan laboratorium terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.

Korelasi (r) merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel. Korelasi yang terjadi antara dua variabel:

• Korelasi positif (r > 0)

• Korelasi negatif (r < 0)

• Tidak ada korelasi (r = 0)

• Korelasi sempurna (r = 1)

Menurut Arikunto (2006), teknik yang digunakan untuk menghitung nilai koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment oleh Karl Pearson.

Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

  

 

 

 

N X2 X2 N Y2 Y2

Y X XY rxy N

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara skor (X) dengan (Y) N = Banyaknya responden

𝚺X= Jumlah skor variabel (X) 𝚺Y= Jumlah skor variabel (Y)

𝚺X2= Jumlah kuadrat skor variabel (X) 𝚺Y2= Jumlah kuadrat skor variabel (Y) 𝚺XY= Jumlah perkalian skor (X) dengan (Y) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi untuk menguji apakah besarnya atau kuatnya hubungan antar variabel yang diuji sama dengan nol. Apabila besar hubungan sama

(11)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 99

dengan nol, hal tersebut menunjukan bahwa hubungan antarvariabel sangat lemah, begitupun juga sebaliknya. Rumus yang digunakan untuk menghitung uji signifikansi koefisien korelasi menurut Suharyadi (2004) adalah:

1 2

2 r n t r

Keterangan:

t = nilai t hitung

r = nilai koefisien korelasi n = Jumlah data pengamatan Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi pada intinya adalah mengukur dan menjelaskan besarnya presentase pengaruh variabel bebas atau variabel prediktor terhadap variabel terikatnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien determinasi menurut Suharyadi (2004) adalah:

    

 

   

2 2

 

2  2

2 2

   

y y n x x n

y x xy r n

Keterangan:

r2 = Nilai koefisien determinasi n = Banyaknya responden 𝚺x = Jumlah skor variabel (X) 𝚺y = Jumlah skor variabel (Y)

𝚺x2 = Jumlah kuadrat skor variabel (X) 𝚺y2 = Jumlah kuadrat skor variabel (Y) 𝚺xy = Jumlah perkalian skor (X) dengan (Y)

Perhitungannya menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan SPSS 21.0 yang secara otomatis akan mengeluarkan besar nilai koefisien determinasi, juga signifikansi koefisien korelasi, koefisien korelasi, persamaan garis regresi, dan output lainnya yang mendukung analisis perhitungan.

C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kondisi laboratorium biologi di SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai antara lain meliputi: (1) Gambaran daya dukung sarana; (2) Intensitas penggunaan; (3) Faktor penghambat yang dihadapi guru dalam pemanfaatan laboratoruium; dan (4) Sarana dan intensitas laboratorium dengan keterampilan proses.

1.1. Deskripsi Daya Dukung Sarana

Data hasil angket yang diberikan kepada guru tentang sarana laboratorium biologi yang meliputi kondisi, dokumentasi, perlengkapan, keterampilan pengelolaan, keselamatan dan kesehatan kerja.

(12)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 100

Tabel 8. Analisis Data Daya Dukung Sarana No. Komponen Indikator Lab Skor

Maksimum

Frekuensi Persentase Kategori

1 Keadaan 168 145 86,31% Sangat

baik

2 Dokumentasi 112 57 50,89% Kurang

baik

3 Perlengkapan 756 513 67,85% Baik

4 Frekuensi pemanfaatan 224 147 65,63% Baik

5 Keterampilan pengelolaan 168 107 63,69% Baik

6 Keselamatan dan kesehatan kerja

140 78 55,71% Kurang

baik

Total 1568 1047 390,08% Baik

Rata-rata 65,01% Baik

1.2. Deskripsi Intensitas Penggunaan

Data intensitas penggunaan laboratorium yang dianalisis adalah persentase intensitas penggunaan laboratorium pada semester genap T.P. 2014/2015.

Tabel 9. Intensitas Penggunaan Laboratorium

No Kegiatan praktikum

Nama sekolah SMA J u m l a h 1 2 3 4 5 6 7

1 Mengukur volume udara pernapasan √ - √ √ - √ √ 5 2 Pengamatan penentuan pH dan kandungan

urine

√ √ √ √ √ √ √ 7 3 Pengamatan struktur alat ekskresi pada

serangga

√ - √ √ - √ - 4 4 Eksperimen tentang gerak refleksi dan

disadari

√ √ √ √ √ √ √ 7 5 Praktikum tentang sistem indera manusia √ √ - √ √ - √ 5 6 Mengamati gambar tentang alat reproduksi

pria dan wanita

√ √ √ √ √ √ √ 7

Jumlah 6 4 5 6 4 5 5

1.3. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains 1.3.1. Aspek Mengamati

Hasil perhitungan persentase rata-rata dapat dilihat pada Gambar 2. berikut.

(13)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 101

Gambar 2. Ketercapaian Aspek KPS Mengamati 1.3.2. Aspek Interpretasi Data

Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian aspek Keterampilan Proses Sains interpretasi data dapat dilihat pada Gambar 3. berikut ini.

Gambar 3. Ketercapaian Aspek Interpretasi Data 1.3.3. Aspek Berhipotesis

Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian aspek Keterampilan Proses Sains berhipotesis dapat dilihat pada Gambar 4. berikut.

Gambar 4. Ketercapaian Aspek KPS Berhipotesis 1.3.4. Aspek Merencanakan Percobaan

Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian aspek Keterampilan Proses Sains merencanakan percobaan dapat dilihat pada Gambar 5. berikut ini.

(14)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 102

Gambar 5. Ketercapaian Merencanakan Percobaan 1.3.5. Aspek Menerapkan Konsep

Hasil perhitungan persentase rata-rata dapat dilihat pada Gambar 6. berikut ini.

Gambar 6. Ketercapaian Menerapkan Konsep 1.3.6. Aspek Berkomunikasi

Hasil perhitungan persentase rata-rata dapat dilihat pada Gambar 7. berikut ini.

Gambar 7. Ketercapaian Aspek Berkomunikasi

(15)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 103

1.4. Hubungan Sarana Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains Siswa Adapun hasil jawaban atas hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Hubungan antara Sarana Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains Variabel rs Signifikansi Keputusan Kesimpulan

Sarana Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains

0,891 0,007 Ho ditolak Terdapat hubungan yang kuat

1.5. Hubungan Intensitas Penggunaan dengan Keterampilan Proses Sains

Tabel 11. Hubungan antara Intensitas Penggunaan Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains

Variabel rs Signifikansi Keputusan Kesimpulan Intensitas

Penggunaan Laboratorium dengan Keterampilan Proses Sains

0,769 0,043 Ho ditolak Terdapat hubungan yang kuat

1.6. Regresi Linear Sarana Laboratorium dan Intensitas Penggunaan Laboratorium terhadap Keterampilan Proses Sains

Pengaruh sarana laboratorium terhadap keterampilan proses sangat besar yakni 79%.

Nilai ini adalah yang diperoleh dari sarana laboratorium. Dari tabel sig 0,041 < 0,05 maka H0 ditolak, karena model rantai kausal tersebut linier.Namun, Persamaan linear sarana dan intensitas pengunaan laboratorium terhadap keterampilan proses dapat dilihat pada Gambar 8. berikut ini.

Gambar 8. Persaman Linear Sarana dan Intensitas

Pada perhitungan coefficient menunjukkan bahwa pada sarana (X1) = 1,002, dan intensitas penggunaan laboratorium (X2) = 0,124. Nilai signifikan untuk sarana dan intensitas 0,092 > 0,05 maka tidak ada yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains.

(16)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 104

D. Penutup Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kelengkapan sarana dan juga pemanfaatan laboatorium biologi pada komponen indikator menunjukkan bahwa keadaan laboratorium termasuk kategori sangat baik (86,31%), dokumentasi termasuk kategori kurang baik (50,89%), perlengkapan termasuk dalam kategori baik (67,85%), frekuensi pemanfaatan termasuk dalam kategori baik (65,63%), keterampilan pengelolaan termasuk dalam kategori baik (63,69%) dan keselamatan dan kesehatan kerja dalam laboratorium termasuk dalam kategori kurang baik (55,71%).

2. Rata-rata intensitas penggunaan laboratorium biologi di SMA se-kota Tanjungbalai adalah sebanyak 5 kali dalam satu semester genap.

3. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pemanfaatan laboratorium di SMA se- kota Tanjungbalai antara lain: (1) Perlengkapan yang tidak memadai; (2) Tidak adanya pengelola atau laboran biologi; (3) Kompetensi guru (tenaga pengajar) yang masih kurang dalam memahami penggunaan alat dan bahan; (4) Kurangnya waktu pelaksanaan praktikum.

4. Adanya hubungan sarana laboratorium terhadap Keterampilan Proses Sains SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai sebesar 0,891 terdapat kategori hubungan yang kuat.

5. Adanya hubungan intensitas dalam penggunaan laboratorium terhadap Keterampilan Proses Sains SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai sebesar 0,769 terdapat kategori hubungan yang kuat.

Implikasi

Adapun implikasi yang tinggi digunakan untuk proses pembelajaran dilaboratoriumantara lain:

1. Diharapkan agar para guru SMA se-kota Tanjungbalai mempunyai keingian dan motivasi untuk meningkatkan pemanfaatan laboratorium biologi dengan menambah wawasan pengetahuan tentang penggunaan alat dan bahan yang ada di dalam laboratorium dan membuat organisasi pengelolaan laboratorium.

2. Kepada Pemerintah Daerah Kota Tanjungbalai, khususnya Dinas Pendidikan agar dapat mengambil kebijakan dalam pengadaan sarana, memberikan pelatihan yang relevan dan penyediaan tenaga laboran.

3. Kepada kepala sekolah di SMA Negeri se-kota Tanjungbalai agar lebih mendorong peningkatan sarana laboratorium, pengadaan tenaga laboran dan mengoptimalkan pemanfaatan laboratorium di sekolah.

4. Penggunaan dalam laboratorium akan memberi sumbangan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan alat dan bahan, dimana pemanfaatan laboratorium ini sebagai wadah untuk memberikan kemudahan dalam melakukan eksperimen, agar siswa lebih mudah dan secara langsung dapat memahami materi pelajaran.

5. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan penggunaan laboratorium sebagai wadah untuk melakukan kegiatan praktikum.

6. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru (tenaga pengajar), lembaga pendidikan, pengelola, pengembang dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan mengembangkan secara mendalam tentang penggunaan laboratorium.

(17)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 105

Saran

Berdasarkan uraian di atas, saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Kota Tanjungbalai, khususnya Dinas Pendidikan agar dapat mengambil kebijakan dalam pengadaan sarana, memberikan pelatihan, pengangkatan tenaga laboran dan instruksi optimalisasi pemanfaatan laboratorium.

2. Kepala sekolah agar lebih mendorong guru untuk mengoptimalkan penggunaan laboratorium di sekolah dan melengkapi sarana.

3. Mengingat ada hubungan antara sarana dan intensitas penggunaan laboratorium dengan keterampilan proses sains, guru hendaknya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melaksanakan pembelajaran.

4. Setiap warga sekolah diharapkan menjaga dan merawat laboratorium di sekolah masing-masing sehingga dapat digunakan secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Carin, A., A. 1993. Teaching Modern Science. Sixth Edition. New York: Merill Publishers.

Depdiknas. 2007.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Emha, S., M. 2002. Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung: Remaja Rosadakarya.

Hamalik, O. 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hasruddin dan Rezeqi., S. 2012. Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya di SMA Negeri Se-Kabupaten Karo. Jurnal Tabularasa PPs Unimed. 9(1) : 17-31.

Hudha, A., M. 2011. Analisis Pengelolaan Pratikum Biologi di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan.

1(1): 1-8.

Mahiruddin. 2008. Pengaruh Fasilitas dan Kompetensi Pengelolaan terhadap Efektivitas Manajemen Laboratorium IPA SMA di Kabupaten Konawe.

http://Mardicanyom.Tripot.com/Artikel Pdf. diakses 1 Desember 2014.

Mastika, I., N., Arnyan, I., B., P., dan Setiawan, I., G., A., N. 2014. Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi dalam Proses pembelajaran di SMA Negeri Kota Denpasar.

Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.

4: 1-5.

(18)

Analisis Sarana … (I Made Nuada, 89-106) 106

Novianti, N., R. 2011. Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran.E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi IPA Edisi Khusus. (1): 1-8.

Riduwan. 2011. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Robbins, Stephen P.2001. Organizational Behavior. 9th Edition. Upper Saddle River New Jersey 07458: Prentice Hall International.

Rofic, A.2006. Studi Dekriptif tentang Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas 3 Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK NuMa’arif Kudus Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi. Semarang: Univesitas Negeri Semarang.

Semiawan. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.

Soedjoko, E. 2001. Pembelajaran Geometri di SLTP Berbasia Konstruktivis Realistik.

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional ”Matematika, Pemodelan, dan Pembelajarannya” di FMIPA UNNES pada tanggal 27 Agustus 2001.

Sudirman. 2008. Potret Labortorium Biologi SMA di Wilayah Taman Sari Jakarta Barat.

Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan. 1 (3): 23-30.

Suharyadi dan Purwanto S., K.2004. Statistika: untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.

Jakarta: Salemba Empat.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdikarya.

Sundoro, K., N., Sadia, dan Suma. 2013. Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Fisika Serta Kontribusinya terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di Kabupaten Jembrana. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. 3: 1-9.

Widyarti, S. 2005. Strategi Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bahan Pelatihan Manajemen Laboratorium. Padang: Universitas Negeri Padang (UNP).

Wiirjosoemarto, K., Adisendjaja., Y. H. Supriatno, B. dan Riandi. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Wita, S. 2007. Pemeliharaan Fasilitas Laboratorium Fisika untuk Diklat Teknisi Laboratorium. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA.

Woolnough, B., E., & Allsop, T. 1985. Practical Work in Science. Cambridge:

Cambridge University Press.

Gambar

Gambar 1. Langkah-langkah penelitian  Teknik Pengumpulan Data
Tabel 3. Konversi Kategori  Persentase  Kategori  0% ≤ p% &lt; 21%  Sangat kurang  baik  21% ≤ p% &lt; 41%  Kurang baik  41% ≤ p% &lt; 61%  Cukup baik  61% ≤ p% &lt; 81%  Baik   81% ≤ p% ≤ 100%  Sangat baik  Riduwan, 2011)
Tabel 8. Analisis Data Daya Dukung Sarana  No.  Komponen Indikator Lab  Skor
Gambar 2. Ketercapaian Aspek KPS Mengamati  1.3.2. Aspek Interpretasi Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kekayaan sumberdaya alam mangrove yang terdiri dari struktur dan sifat yang kompleks terwujud dalam vegetasi yang unik, satwa serta asosiasi yang terdapat di

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi pengembangan PPN Pengambengan meliputi: (1) Peningkatan kualitas pelayanan di PPN Pengambengan, (2) Peningkatan kapasitas dan

Hasil penilaian kondisi kesehatan terumbu karang ditiga Stasiun di Pulau Salawati, tutupan terumbu karang di setiap Stasiun adalah sebagai berikut, Stasiun 1 55,13%

Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas sistem saraf otonom mahasiswa empat tahun dalam keadaan istirahat adalah rendah, ada hipotensi parasimpatis dan ada kecenderungan aktivitas

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa, keterampilan guru, dan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengiventarisasi dan mengidentifikasi ragam sapaan nomina yang ada dalam bahasa dan budaya di Wilayah Kecamatan Kraton Yogyakarta, (2)

Apabila suatu deretan gelombang bergerak dari laut dalam menuju pantai, maka gelombang tersebut akan mengalami deformasi atau perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses refraksi

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) identifikasi senyawa fitokimia buah Lerak (saponin, tanin dan diosgenin) dalam bentuk tepung maupun ekstrak, (2) menguji aktivitas