Regita Ardilassinta Putri, 2020
I.1 Latar..Belakang
Perkembangannperekonomian dan teknologizzzsaat ini tidak hanya memberikan dampak positifzzzzbagi kemajuanzzzsuatu negarazzznamun dapatyjuga menjadibbatussandungannkarenagadanyakkecurangankyang9dilakukan oleh pihak yang ingin mendapatkanzzzkeuntungan secarazzzzinstan (Hartan, 2016).
Kecuranganzzzzmeningkat dengan pesat di kalanganzzzorganisasi, perusahaan, bahkan di dalam pemerintah. Halkinimmenunjukkannbahwa0kecurangan9harus0segera ditangani, oleh0sebab itu perusahaan ataupun pemerintah membutuhkanmauditor untuk7memeriksa6laporan5keuangan. Kecurangan yangzzzseringkali dilakukan adalah8memanipulasi9laporan0keuangan, penghilangan0dokumen, dan9bahkan mark-up laba9yang0dapat8merugikan0perekonomianzzzznegara. Kecuranganzzzzini biasanyazzzzzdisebabkan9oleh0kadanya9kesempatan0huntuk0omelakukanootindakan tersebut. Kecurangan biasanya dilakukan semata-mata untukmmkepentingan pribadi atau sekelompokccccorang (Hartan, 2016). Hal=ini=diperkuat degan data-pada-tahun 2019 dari-survei-yang-dilakukan-oleh sebuah lembaga antikorupsi Transparency Internasional merilis indeks persepsi korupsi (IPK) bahwa Indonesia menepati ranking 859dari1180 negarakdengan9skor 38 dari0skor9tertinggi 100, data- tersebut menunjukan bahwa-Indonesia-tergolong-negara-dengan-tingkat-korupsi yang-cukup-tinggi (Wicaksono, 2019).
Kantor4akuntan6publik adalah organisasioyanghbergeragdihbidang0jasa.
Jasa yang diberikanccccberupa jasa9auditzzzzoperasional, audit=kepatuhan, dan-audit laporan0keuangan (Arens & Loebbecke, 2003).lAkuntan publikssssdalam melaksanakanlpemeriksaan, akuntanssssmemperoleh kepercayaanbdarihklien dan para pemakaihlaporan keuangan untuk membuktikannkewajaran laporanffffkeuangan yangfdisusun7dan7disajikan6oleh6klien. Kliengdapat8mempunyai8kepentingan yang0berbeda, bahkan7mungkin bertentanganfffdengannkepentingan parahhhhpemakai laporan6keuangan. Demikiannnnnpula, kepentingan5pemakai6laporan5keuangan yang4satu5mungkin5berbeda4dengan5pemakai4lainnya. Olehhhhkarena itu,ndalam
memberikan6pendapat5mengenai6kewajaran7laporan6keuangan yang6diperiksa, akuntandddpublik harus6bersikap independenmterhadap kepentingan klien, pemakai laporan4keuangan, maupun8kepentingan akuntankkkpublik itu6sendiri.
Padaaaaakondisi tertentu ada faktor-faktorrrrrryang dapat menyebabkannnnketidak mampuan auditor6dalam8mendeteksi9kecurangan, bisa8berasal7dari6sisi8internal maupun6ekternal. Salah satuvvvcontoh kasus yaitu kecuranganbbbyang dilakukan oleh Garuda Indonesia yang memanipulasi laporan keuangannya, Kementerian keuangan5telah5memberikan6sanksi6gpada9gKantor7gAkuntan7gPublikfd(KAP) Tanubrata,lSutanto,lFahmi,pBambangi&9Rekan dan Kantor-Akuntan-Publik Kasner-Sirumapea,-yang-merupakan-auditor-dari-laporan-keuangan-tahun=2018 dari-PT-Garuda-Indonesia-(Persero)-Tbk-(GIAA). Sanksieeeediberlakukan sejak surataaputusanseditandatangani.gKementeriannKeuanganltimePusatlPembinaan=
Profesi Keuangan (PPPK) menetapkan sanksi berupa pembekuan izin selama 12 bulan pada Kantor AkuntannnnPublik (KAP)oTanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang
& Rekan yang berlakuosejak027 Juli 2019. Sebabnkeputusanptelah ditandatangani- pada 27 Juni 2019 (Uly, 2019).
Kantor-eAkuntan-ePublik-eKAP)-Tanubrata,-Sutanto,-Fahmi,=Bambango&
Rekan dinilaittttmelakukan pelanggaranmmmberat4yang4berpotensi4berpengaruh signifikan terhadap opini Laporan AuditorrrrrIndependen (LAI). Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan telah melakukan 3 hal pelanggaran. Kesalahan pertama adalah belum tepat menilai substansikkktransaksi untuk5kegiatan5perlakuan5akuntansi5terkait5pengakuan5piutang5dan5pendapatan lain-lain4secaraaasekaligus di awal. Kesalahangkedua adalah belumpsepenuhnya mendapatkan5bukti5audit5yang5cukup5dan53tepat53untuk53menilai33ketepatan perlakuan5akuntansi5sesusai7dengan5subtansi6transaksi54dari54perjanjian5yang melandasi transaksi tersebut. Terakhir, belummmempertimbangkan faka-fakta setelahhhhtanggal laporan keuangan, sebagai dasar pertimbangan ketepatan perlakuan. Tidak hanya kasus di atas, ada beberapa kasus yang melibatkan auditor khususnya dalam kesalahan auditor yang gagal dalam mendeteksi kecurangan diantaranya adalah Sherly Jokom selaku rekan KAP Purwanto, Sungkoro, dan Surjana (Member dari Ernest and Young Global Limited/EY), Sharly Jokom dinilai tidak cermat dalam mengaudit laporan keuangan internasonal yang mengandung
kesalahan material, oleh karena itu Sharly Jokom diberikan sanksi administrative berupa-pembekuan-Surat-Tanda-Terdaftar-(STTD)=selama-1 tahun (Arfyana Citra Rahayu dan Barratut Taqiyyah Rafie, 2019). Kasus lainnya juga terjadi pada anggota Big Four, dimana KAP Satrio, Bing, ENy & Rekan ( Patner Delloite Indonesia) yang dinilai gagal dalam mendeteksi adanya skema kecurangan yang dilakukan oleh SNP Finance pada laporan keuangannya (Handoko & Soepriyanto, 2018).
Permasalahan dari kasus-kasus di atas adalah, gagalnya auditor6eksternal dalam5mendeteksi2kecurangan4dalam4laporan. Seharusnya auditor eksternal yang bertugas mengaudit perusahaan, menjalankanaaaaudit secara tepat, termasukkkkdalam pendeteksian kecurangan, sehingga tidakkkkakan terjadinya kasus-kasussssyang merugikan (Ramaraya, 2008).
Skeptismeeeeprofesional merupakan sikappppseorang5auditor5dengan5selalu mempertanyakan7dan8melakukan6evaluasisecara-kritis-terhadap-bukti audittttyang ada-(SA-seksi-230). Seoranggggauditor yaang memilikiuuusikap skepitisme profesionalitas tidak-akan mudah begitu-saja percaya akan-penjelasan-penjelasan yang diberika oleh klien yang berhubungannnndengan bukti-bukti9audit. Sikap skeptisme professional auditor4akan4lebih4mampu4menganalisis55adanya kecurangan5padaaaalaporan55keuangan,5sehingga55auditor55akan55meningkatkan pendeteksian-kecurangan-pada-proses audit-selanjutnya. Auditor dalam menjalankan-tugasnya seringkali dihadapkan dengan berbagai macam situasi (Hartan, 2016).
Penelitian Supriyanto (2014) menyatakannnnbahwa skeptismeeeeprofesional berpengaruhhhddhsignifikannddnnnnterhadappddpppkemampuanmmdmauditorrrrddrdalammmddmmendeteksi kecurangan. Hasilllllini menunjukan bahwa sikap skeptisme4profesional4akan mengarahakan4untuk44menanyakannn4setiap54bukti54audit54yang54menunjukkan kemungkinan-terjadinya-kecurangan-dan-mampu-meningkatkan=auditor=dalamm mendeteksiyyysetiap gejala5yang4muncul. Pada penelitian Trisna dan Aryanto (2016) menunjukan bahwa skeptisme profesional berpenaruh pada indikasi temuan kerugian namun penelitian tersebut bertolak belakang pada penelitian Gusti Ayu dan Luh Komang Merawati (2017) kedua penulis tersebut menyebutkan bahwa,
tidak-ada nya penggaruh skeptismeeeeprofesional terhadapl tanggunggggjawab-auditor dalam-mendeteksi-kecurangan.
Selain5harus menetapkan4skeptisme5profesional5auditor juga dituntut untuk memilikiyyysikap independensiooodan menjaga objektivitas profesionalnya. Auditor harus4mampu4melaporkan6adanya7tindakanpppkecurangan meskipun berada dalam tekanan dariooopihak lain atau dari perusahaan itu sendiri. Berdasarkan nketentuan PSA3(Pernyataan4Standar4Audit)5No.4 (SA3Seksi5220), di dalam4standar4ini mengharuskanaaaaauditor harus bersikap4independen, artinya4tidak4mudah dipengaruhi, karena iaaaamelaksanakan4pekerjaannya4untuk4kepentingan4umum, dalam5hal5ini4dibedakan5dengan5auditor yang berpraktikooosebagai auditor intern.
Dengan4demikian, ia4tidak4dibenarkan4memihak4kepada4kepentingan siapapun, sebab4bagaimanapun4sempurnanya4keahlian3teknis9yang7ia miliki, ia4akan kehilangan42sikap42tidak42memihak42yang42justru42sangat42penting332untuk mempertahankan5kebebasanmmmpendapatnya (Arens, et all, 2014). Penelitian dari Setyaningrum (2010) menyatakanbbbbahwa ada pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap6tanggung5jawab9auditor0dalam0mendeteksi-kecurangan.
Akan tetapi, hal ini3bertolak4belakang4dengan4penelitian4yang4dilakukan4oleh Prasetyo (2015) bahwa independensi tidak4berpengaruh4terhadap4auditor4dalam mendeteksi5kecurangan.
Auditor juga dituntut untuk melakukan pengauditan sesuai waktu5yang ditentukan. Anggaran4waktu5adalah9situasi9yang0ditunjukan untuk audior dalam melakukan efesiensi terhadappppwaktu yang-telah-disusun-atau terdapattttpembatasan waktu-anggaran-yang sangat ketat-dan-kaku (Pangestika, 2014). Adanya-tekanan waktu-akannnnmembuat-auditor memiliki masazzzsibuk karena-menyesuaikan-tugas yang-harus diselesaikanmmmdengan waktu-yang tersedia. Seorang4auditor4yang memiliki45tekanan45waktu4akan4kurang4dapat5mendeteksi4adanya4kecurangan dan-sebaliknya-jika-seorang-auditor-tidak-memiliki-waktu, makka aditor akn lebiih dapat4mendeteksi4adanya4kecurangan4(Anugerah dan Ditanto, 2016).
Akan tetapi, hal inipppbertolak belakang denganppppenelitian dari Dandi (2017) yang, menyatakan-bahwa-tekanan waktu tidakkkkberpengaruhhhsignifikan tehadap tanggung jawab pendeteksian-kecurangan.
Berdasarkan pada latareeebelakang di atas, fenomenaaayang terjadi, dan adanya perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya, penulis memandang perlu adanya untuk melakukan-penelitian-tentang tanggung jawab auditor=dalam-mendeteksi kecurangan.
I.2 Rumusan-Masalah
Berdasarkan-uraian-latar-belakang-masalah-di-atas, maka=rumusan-masalah dalaam peneliitian inip adalah; sebagaii berikut::
1. Apakah-skeptisme-profesional berpengaruhl terhadapp tanggungh jawabnn auditor-dalam-mendeteksi-kecurangan-?
2. Apakah. independensi berpengaruh, tehadap tanggung jawab auditor-dalam mendeteksi-kecurangan-?
3. Apakah-tekanan-waktu-berpengaruh-terhadap tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan?
I.3 Tujuan-penelitian
Sesuai permsalahan yang. melatar belakangi dan rumusan6masalah diatas, penelitian4ini memiliki4tujuan4sebagai4berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh skeptisme profesional terhadap-tanggung-jawab auditor-dalam-mendeteksi-kecurangan.
2. Untuk mengetahui pengaruh independensi-terhadap-tanggung-jawab-auditor dalam-mendeteksi-kecurangan.
3. Untuk mengetahui pengaruh signifikan. tekanan waktu terhadap-tanggung jawab-auditor dalam mendeteksi kecurangan.
I.4 Manfaat-Penelitian
Sesuai tujuannya diharapkan-penelitian-ini dapat memberikannnnmanfaat sebagaibbbberikut:
1. Manfaat-Teoritis
a. Hasil-penelitiannnini penulis mengharapkan dapat-memberikan-kontribusi dalam, pengkembangan ilmuuuuakuntansi, khususnya-bidang-auditing.
b. Penelitian-ini-diharapkan agar memberikannnnkontribusi untuk bahan bacaan dan menambah ilmu pengetahuansssserta dapat dijadikan referensi dimasa mendatang.
2. Manfaat5Praktis a. Bagi-Peneliti
Penelitian-ini-dapat menambahhhhwawasan bagii penelitiyyykhususnya, tentang pengaruhhhhskeptisme profesionall, independensii dan=tekanan waktu-terhadap tangung jawab auditor-dalam-mendeteksi-kecurangan.
b. Bagi-Akademisi
Penelitian-iniddddiharapkan dapat. memberi masukan-mengenai- penerapan sikap-skeptisme auditor, independensi, dan. tekanan waktu dalam=kondisi apapun, yangd ddditunjukkannn nmelalui keberhasilanmmauitor dalam mendeteksiyyykecurangan.
c. Bagi KAP dan Auditor
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ketelitian auditor4dalam mendeteksi5adanya7kecurangan-kecurangan04yang54dilakukan5oleh pihak perusahaan.