1
R E A K S I
O K S ID A S I-R E D U K S I
Yuni Krisnandi
2
Pendahuluan
• Kelas utama ke-3 dalam reaksi kimia R eaksi redoks elektron transfer dari satu spesi ke spesi lain.
• Kita akan analisa practicalitiy – nya dengan memperhatikan aspek termodinamik dan kinetik.
• R eaksi yang terjadi pada suhu sangat tinggi (elevated) Analisa termodinamik; kinetik tidak terlalu penting.
• R eaksi redoks dalam larutan pada T ~ suhu kamar pengaruh termodinamik dan kinetik diperhitungkan.
• Potensial elektroda dari spesi elektroaktif memberikan data termodinamik
• Bagaimana menggunakan teknik diagram untuk merangkum trend kestabilan tingkat oksidasi, termasuk pengaruh pH.
• Overpotensial dikenalkan sebagai pendekatan untuk
menangani faktor-faktor kinetik.
3
Pendahuluan....
• R eduksi: elektron bertambah (gain)
• Oksidasi: elektron berkurang (loss )
• S pesies yang mensuplai elektron: agen pereduksi / reduktant/
reduktor
• S pesies yang melepaskan elektron: agen pengoksidasi/
oksidant/ oksidator
• Transfer elektron sering diikuti oleh transfer atom, dan kadang sulit diamati ke mana elektron pergi/ berasal.
• C ara paling aman-dan-mudah untuk menganalisa reaksi
redoks: mengamati perubahan bilangan oksidasi (biloks) lihat bab Ikatan kimia! ; dan tidak melihat transfer elektron yg
sebenarnya.
– Oksidasi biloks suatu unsur naik – R eduksi biloks suatu unsur turun
Reaksi REDOKS
4
S ub topik yang akan ditinjau
I. E kstraksi unsur
1. E kstraksi secara reduksi 2. E kstraksi secara oksidasi II. Potensial reduksi
1. S etengah-reaksi redoks 2. Faktor-faktor kinetik
III. Kestabilan redoks dalam air 1. R eaksi dengan air
2. Disprrporsionasi
3. Oksidasi dengan oksigen atmosfir IV. Presentasi diagram dari data potensial
1. Diagram latimer 2. Diagram frost
3. Ketergantungan pH
V. E fek pembentukan kompleks pada potensial
5
I. E kstraksi Unsur
1. E kstraksi unsur secara reduksi
Umumnya terjadi pada suhu sangat tinggi
Dibutuhkan reduktor, biasanya unsur karbon (C , C O)
Aspek termodinamik dari ekstraksi
R eaksi berlangsung spontantbila: energi bebas reaksi Gibbs < 0 (negatif)
Δ
rG
ө= -R .T.lnK
S ehingga harga Δr Gө yg negatif ≈ K >1 reaksi disukai
NOTE: pada proses komersial, kesetimbangan sulit diperoleh, bahkan proses dgn K<1 dapat dimungkinkan terjadi bila produk terus
diambil dari wadah reaksi.
R eaksi berlangsung cukup cepat pada T>>, sehingga reaksi yg disukai scr termodinamik dapat terjadi.
) ( )
( )
( )
(s C s Mg l CO g
MgO + →∆ +
6
Untuk memperoleh (-) Δr Gө untuk reaksi oksida logam dengan C atau C O:
a. C (s) + ½ O
2(g) C O(g) Δ
rG
ө(C , C O) b. ½ C (s) + ½ O
2(g) ½ C O
2(g) Δ
rG
ө(C , C O
2) c. C O(g) + ½ O
2(g) C O
2(g) Δ
rG
ө(C O, C O
2) HAR US mempunyai Δ
rG
өyang lebih negatif dari reaksi :
d. xM (s atau l) + ½ O
2(g) M
xO(s) Δ
rG
ө(M , M
xO) Pada kondisi reaksi yang sama, sehingga:
(a-d) M
xO(s) + C (s) xM (s atau l) + C O(g)
Δ
rG
ө(C , C O) – (M , M
xO) (b-d) M
xO(s) + ½ C (s) xM (s atau l) + ½ C O
2(g)
Δ
rG
ө(C , C O
2) – (M , M
xO) (c-d) M
xO(s) + C O(g) xM (s atau l) + C O
2(g)
Δ
rG
ө(C O, C O
2) – (M , M
xO)
akan memiliki Δ
rG
өyg (-) reaksi berjalan spontan.
7
Diagram E llingham
• ΔrGө = ΔrHө - T ΔrS ө
• H dan S sampai
pendekatan tertentu tidak tergantung pada T
slope dari garis pada diagram ≈ - ΔrS ө untuk reaksi yg relevan.
8
R angkuman
• Untuk T di mana garis (C ,C O)
berada di bawah garis (M ,MxO), C dapat digunakan untuk mereduksi M ,MxO dan oksidasi C C O
• Untuk T di mana garis (C ,C O2) berada di bawah garis (M ,MxO), C dapat digunakan untuk mereduksi MxO dan oksidasi C C O2
• Untuk T di mana garis C O, C O2 berada di bawah garis (M ,MxO), C dapat digunakan untuk mereduksi MxO dan oksidasi C C O2
9
P eng g una a n D ia g ra m E lling ha m
Diagram E llingham merangkum T-dependence dari ΔfGө MxO, sehingga bisa digunakan untuk menentukan T di mana reduksi oleh C atau C O menjadi spontan.
Proses Pirometalurgi
10
2. E kstraksi secara oksidasi
• Halogen adalah unsur paling penting yang diekstrak dengan proses oksidasi.
– 2C l-(aq) + 2H2O(l) 2OH-(aq) + H2(g) + C l2(g)
ΔrGө = + 422 kJmol-1 dibutuhkan proses elektrolisis
– F2 diperoleh secara elektrolisis dari campuran anhidrat KF dan HF
– Br2 dan I2 diperoleh dengan oksidasi kimawi dari halida aqueous dengan C l2.
• Perolehan S ulfur dari oksidasi H2S Proses C laus
Tahap 1:
Tahap 2:
2 H
2S + SO
2
Katalis
oksida
,300
oC→ 3 S + 2 H
2O O
H SO
O S
H
23
22
22
22 + → +
11
II. Potensial R eduksi
1. S etengah-reaksi redoks
R eaksi redoks dapat dianggap gabungan dari 2 setengah-reaksi
(konseptual) dimana electron loss (oksidasi) dan electron gain (reduksi) ditunjukkan secara eksplisit.
½ reaksi reduksi 2H+(aq) + 2e- H2(g) senyawa menerima e-
½ reaksi oksidasi Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- senyawa kehilangan e- S pesi teroksidasi dan tereduksi dalam ½-reaksi membentuk pasangan redoks, ditulis sbb: spesi teroksidasi/spesi tereduksi
C ontoh: H+/H2 dan Zn2+/Zn, dan biasanya fasa tidak ditulis.
Untuk kemudahan, semua reaksi-setengah dituliskan sebagai bentuk
reduksi. S ehingga reaksi-setengah oksidasi Zn2+/Zn ditulis: Zn2+(aq) + 2 e Zn(s), E° = - 0,763 V
R eaksi redoks (gabungan) = perbedaan dari persamaan kimia dari dua reaksi-setengah reduksi
12
Potensial S tandar
• Karena reaksi kimia keseluruhan = perbedaan 2 reaksi-setengah reduksi, maka ΔrGө = perbedaan ΔrGө dari kedua reaksi-setengah reduksi tersebut.
• Kita tetapkan salah satu reaksi-setengah mempunyai ΔrGө = 0, dan harga lainnya relatif terhadap hara tsb. Atas kesepakatan bersama, setengah-reaksi yang dipilih adalah reduksi ion hidrogen:
2H+(aq) + 2e- H2(g) ΔrGө = 0 pada setiap T.
• D engan pilihan tsb, ΔrGө untuk reduksi ion Zn2+ ditemukan secara experimen sbb:
Zn2+(aq) + H2(g) Zn(s) + 2H+(aq), ΔrGө = +147 kJmol-1
• Karena reaksi-setengah reduksi H+ memberikan sumbangan 0 thd energi reaksi Gibbs, maka:
Zn2+(aq) + 2e- Zn(s) ΔrGө = +147 kJmol-1
13
Potensial standar
• ΔrGө dapat diukur dengan menggunkan sel Galvani (sel elektrokimia di mana reaksi kimia digunakan untuk menghasilkan arus listrik)
• Beda potensial di antara dua elektroda sel tsb diukur, dan bila cocok, dikonversikan menjadi energi Gibss dengan persamaan:
ΔrGө = -νFEө,
• Eө = potensial standar / potensial reduksi standar, dalam volts (V)
• Karena ΔrGө reduksi H+ diset ke 0, Eө dari H+/H2 juga 0 pada setiap suhu 2H+(aq) + 2e- H2(g) Eө(H+,H2) = 0
• Zn+/Zn, di mana ν =2, dan ΔrGө pada 25oC = +147 kJmol-1 :
Zn2+(aq) + 2e- Zn(s) Eө(Zn+,Zn) = -0.76 V
• Perbedaan (a-b) adalah:
2H+(aq) + Zn(s) Zn2+(aq) + H2(g) Eө = +0.76 V
• Berdasarkan persamaan ΔrGө = -νFEө, reaksi disukai bila Eө>0
• Dengan Eө = +0.76 V, Zn memiliki kecenderugnant ermodinamik untuk mereduksi H+ pada kondisi standar
14
Deret elektrokimia
15
Persamaan Nernst
• Untuk mengetahui kecenderungan suatu reaksi untuk berlangsung pada arah tertentu pada komposisi acak, kita perlu mengetahu
lambang (+ atau -) dan harga dari ΔrG pada komposisi tersebut.
• Untuk informasi ini, kita pergunakan hasil termodinamika:
ΔrG = ΔrGө + R T ln Q, Q= quotient reaksi aOxA + bR edB a’R edA + b’OxB
• R eaksi berlangsung spontan pada kondisi ΔrG<0.
• Persamaan Nernst:
• R eaksi berlangsung spontant bila: E >0, ΔrG<0. Pada kesetimbangan E =0 dan Q=K, sehingga pada temperatur T:
b B a
A
b B a
A
d Ox
Ox Q d
] [Re ]
[
] [
]
[Re ' '
=
F Q E RT
E ln
− ν
=
°RT K FE
ν
o=
ln
16
2. Fa k tor-fa k tor K inetik
verpotens ia l
• verpotensial merupakan tambahan potensial yang dibutuhkan agar
satu pasangan dapat direduksi oleh pasangan yang lain pada kecepatan yang dapat diterima (normal).
• ontoh:
– pasangan yang memiliki potensial yang lebih rendah daripada potensial hidrogen pada suatu pH lebih daripada 0,6 V
menyebabkan reduksi ion H+ menjadi H2 pada laju yang signifikan.
– S erupa, potensial yang lebih tinggi daripada potensial pasangan O2, H+ / H2O pada suatu pH oleh lebih daripada 0,6 V dapat
melakukan oksidasi air.
• otensial addisi dari 0,6 V disebut overpotensial, potensial di luar
potensial zero-current (equilibrium) yang harus ada sebelum reaksi berlangsung pada laju yang signifikan.
17
Tra ns fer elek tron
• Transfer elektron dalam larutan biasanya terjadi dengan transfer elektron lingkaran-luar (outer-sphere) Proses di mana perubahan minimal terjadi pada lingkaran koordinasi dari pusat redoks (atom yang mengalamai perubahan bilangan oksidasi).
Outer-sphere redox reaction
18
Inner-sphere redoks reaction
S ingle electron-transfer dapat
berlangsung melalui reaksi redoks secara outer-sphere ataupun inner- sphere redoks
19
Generalisasi empiris
• M ekanisme inner-sphere cukup umum untuk anionokso.
• S emakin tinggi bilangan oksidasi dari parent-element dalam anionokso, semakin lambat reduksinya.
– C lO
4-<C lO
3-<C lO
2-<C lO
-– C lO
4-<S O
42-<HPO
42-• Jari-jari atom pusat juga penting: semakin kecil ukuran atom, semakin kecil laju reduksi
– C lO
3-<BrO
3-<IO
3-• Pembentukan dan dekomposisi molekul diatomik
biasanya lambat.
20
III. K es ta bila n R edok s di da la m A ir
• R ea k s i deng a n a ir
- Air dapat bertindak sebagai oksidator, dengan tereduksi menjadi H2: 2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq) E = -(0.059 V)pH
- Tetapi potensial yang dibutuhkan untuk reduksi ion hidronium adalah sama
2H+(aq) + 2e- H2(g) E =-(0.059 V)pH Ini adalah reaksi yg dikenal sebagai reduksi air. Untuk menurunkan
persamaan ini, kita harus mengambil tekanan parsial H2 pada 1bar dan ν=2 pada Persamaan Nernst.
- Air dapat pula bertindak sbg reduktor ketika teroksidasi menjadi O2: O2(g) + 4H+(aq) + 4e- 2H2O(l) E =1.23V-(0.059V)pH Untuk menurunkan ketergantungan pH dari persamaan Nernst, kita
harus asumsikan tekanan parsial O2 = 1 bar dan ν=4. Variasi dari 3 potensialdengan pH ditunjukkan pada gambar 6.8. S pesies yang dapat bertahan dalam air harus memiliki potensial di antara limit yang ditentukan pada proses ini.
21
Daerah kestabilan air
22
a) Oksidasi oleh air
• M (s) + H2O(l) M+(aq) + ½ H2(g) + OH- (aq)
• M (s) + H+(aq) M+(aq) + ½ H2(g)
R eaksi tersebut disukai secara termodinamik ketika M = logam blok-s selain Be atau logam seri-d pertama dari grup 4 s.d. grup 7 (Ti, C r, M n).
• S ejumlah logam lain mengalami reaksi yang mirip tapi dengan jumlah elektron yg ditransfer berbeda. C ontoh dari grup 3:
2S c(s) + 6H=(aq) 2S c3+(aq) + 3H2(g)
• Ketika Eө dariMn+/M adalah(-) logam tsb menjalani oksidasi dalam 1M asam dengan melepaskan H2. Tetapi, reaksi mungkin berjalan pelan, dalam hal ini lebih tepat untuk mempertimbangkan peranan overpotensial.
• M eskipun reaksi dari M g da Al dengan kelembaban udara adalah spontan, kedua metal ini dapat digunakan bertahun-tahun dala kehadiran air dan oksigen.
• M ereka bertahan karena diproteksi melawan reaksi (passivated) dengan lapisan oksida.
23
(b) R eduksi oleh air
• Air yang diasamkan adalah reduktor yang buruk kecuali terhadap oksidator kuat (ex: C o3+(aq); Eo (C o3+,C o2+) = +1.92V; direduksi oleh air sbb:
• 4 C o3+(aq) + 2H2O(l) 4 C o2+(aq) + O2(g) + 4H+(aq) Eo = +0.69V
• Eo ≈ overpotensial yg diperlukan untuk kecepatan reaksi yg signifikan.
• Karena H+ diproduksi selama reaksi, keasaman yang rendah akan menyukai oksidasi [H+] berkurang, pembentukan produk >>.
• Oksidator lain yg dapat mengoksidasi air:
– Ag2+ (Eo = +1.23V)
– C e4+/C e3+ (Eo = +1.76V)
– (suasana asam) C r2O72-/C r3+ (Eo = +1.38 V) – (suasana asam) M nO4-/M n2+ (Eo = +1.51 V)
24
R ea k s i dis propors iona s i
- Karena Eo(C u+,C u) = +0.52V dan Eo(C u2+,C u+) = +0.16V, dan kedua potensial berada dalam daerah kestabilan air, C u+ tidak
mengoksidasi atau mereduksi air.
- Meskipun demikian, C u(I) tidak stabil di larutan aqueous karena
dapat menjalani dis propors iona s i rea k s i redok s di m a na bilok s s ua tu uns ur na ik a ta u turun s ec a ra s im ulta n.
- Unsur yang mengalami disproporsionasi bertindak sebagai oksidator dan reduktor bagi dirinya sendiri.
2C u+(aq) C u2+(aq) + C u(s)
M erupakan selisih dari 2 setengah-reaksi sbb:
C u+(aq) + e- C u(s) Eo = +0.52V C u2+(aq) + e- C u+(aq) Eo = +0.16V
Disproporsionasi ini spontan karena Eo = (0.52V) – (0.16V) = +0.36V.
- Contoh lain:
5HC lO(aq) 2C l2(g) + C lO3-(aq) + 2H2O(l) + H+(aq)
25
O k s ida s i oleh ok s ig en A tm os fir
• Kemungkinan reaksi antara zat terlarut dengan O2 terlarut harus dipertim- bangkan ketika larutan berada di wadah terbuka / berinteraksi dgn udara.
• C ontoh: larutan yg mengandung Fe2+.
– Eo (Fe3+/Fe2+) = + 0.77V. stabil di air
– Tapi karena kehadiran O2 dalam air, terjadi reaksi sbb:
4Fe2+(aq) + O2(g) + 4H+(aq) 4Fe3+(aq) + 2H2O(l) yg merupakan selisih 2 setengah-reaksi:
O2(g) + 4H+(aq) + 4e- 2H2O(l) Eo=+1.23V – (0.059V)pH Fe3+(aq) + e- Fe2+(aq) Eo=+0.77V
Pada pH=0 Eo=+0.46V oksidasi Fe2+ oleh O2 berlangsung spontan.
Tapi, +0.46V adalah overpotensial yang terlalu kecil untuk reaksi yg cepat, dan oksidasi atmosferik dri Fe(II) dalam larutan aqueous
berlangsung lambat bila tidak ada katalis.
Pada pH=7 E = (0.82V)-(0.77V) = +0.05V reaksi berjalan kurang spontan dan lebih tidak mungkin terjadi.
S ehingga: mungkin untuk menggunakan larutan Fe2+ di lab tanpa
pencegahan tertentu, cukup dengan mempertahankan pH pada daerah asam-netral.
26
IV. Diagram penulisan data Potensial
1. Diagram Latimer berguna untuk
merangkum data kuantitatif unsur per unsur
2. Diagram Frost potret kualitatif dari stabilitas relatif bilangan oksidasi
3. Ketergantungan pH
27
1. D ia g ra m La tim er
• Pada Diagram Latimer untuk unsur, nilai numerik dari potensial standar (volt) ditulis di atas garis horisontal menghubungkan spesi dengan unsur pada keadaan oksidasi berbeda.
• Dimulai dari unsur dengan biloks tertinggi di sebelah kiri, berturut- turut diikuti dengan unsur dengan biloks yang lebih rendah.
• C ontoh:
diagram Latimer untuk C l2 dalam larutan asam:
• Konversi diagram Latimer menjadi setengah-reaksi:
C lO4-(aq) + 2H+(aq) + 2e- C lO3-(aq) + H2O(l) Eo=+1.20V 1 0
1 3
5 7
36 . 1 2
67 . 1 65
. 1 2
18 . 1 3
20 . 1 4
− +
+ +
+
→
→
→
→
→
+ − + + + + −
− ClO HClO HClO Cl Cl
ClO
− +
− → 3
4
20 .
1 ClO
ClO
28
… diagram Latimer
• Pada larutan basa (pH=14), diagram Latimer untuk klorin adalah:
• Note: nilai Eo C l2/C l- pada larutan basa = pada larutan asam karena setengah-reaksi ini tidak melibatkan transfer proton.
• D alam suasana basa, spesi yg dominan adalah OH- dan H2O,
sehingga spesies ini digunakan untuk menyeimbangkan setengah- reaksi.
C ontoh:
2C lO-(aq) + 2H2O(l) + 2e- C l2(g) + 4OH-(aq) Eo=+0.42V
− +
+
− +
− +
− +
− → ClO → ClO → ClO → Cl → Cl
ClO4 0.37 3 0.30 2 0.68 0.42 2 1.36 +0.89
29
(a ) S pes i tida k bers ebela ha n (nona dja c ent)
• Untuk C lO
-/C l
-, E
o= 0.89V
• Bila tidak tercantum secara eksplisit, dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Δ
rG
ө= -νFE
өΔ
rG
ө= Δ
rG
ө’ + Δ
rG
ө’’
-νFE
ө= -ν’FE
ө’ – ν’’FE
ө’’, ν = ν’+ ν’’ sehingga:
− +
+
− +
− +
− +
− → ClO → ClO → ClO → Cl → Cl
ClO4 0.37 3 0.30 2 0.68 0.42 2 1.36 +0.89
'' '
'' ''
' '
ν ν ν
+
= +
v
E E E
o o
o
30
(b) D is propors iona s i
• Perhatikan disproporsionasi 2M
+(aq) M (s) + M
2+(aq)
reaksi akan spontan bila E
o>0
• Untuk menganalisa kriteria ini menggunakan diagram latimer, kita gambarkan reaksi tersebut dengan selisih dua setengah-reaksi:
M
+(aq) + e
- M (s) E
o(R ) M
2+(aq) + e
- M
+(aq) E
o(L)
posisi, R = kanan, L = kiri pada diagram Latimer
• Potensial standar dari reaksi keseluruhan =
E
o= E
o(R ) - E
o(L); yang akan positif bila E
o(R )> E
o(L)
31
• C ontoh aktual H
2O
2memiliki tendensi untuk
disproporsionasi menjadi O
2dan H
2O pada kondisi asam:
• Untuk membuktikan kesimpulan ini, kita dapat tulis dua setengah-reaksi:
H
2O
2(aq) + 2H
+(aq) + 2e
- 2H
2O(l) E
o= +1.76V O
2(g) + 2H
+(aq) + 2e
- H
2O
2(aq) E
o= +0.70V
Dan bentuk dari selisihnya:
2 H
2O
2(aq) 2H
2O(l) + O
2(g) E
o= +1.06V
• Karena E
o> 0, disproporsionasi ini berlangsung spontan.
O H O
H
O
2
+ →
0
.70 2 2
+ →
1
.76 232
2. D ia g ra m Fros t
• Diagram Frost unsur X adalah plot NE° untuk pasangan X(N)/
X(0) terhadap bilangan oksidasi N unsur.
• Karena NE° proporsional dengan energi bebas reaksi untuk konversi spesies X(N) unsur, Diagram frost dapat juga energi bebas
pembentukan standar
terhadap bilangan oksidasi.
• Karenanya, tingkat oksidasi yang paling stabil suatu unsur sesuai
dengan spesies yang terletak paling rendah dalam diagram Frost.
pH=14
33
(a ) Interpreta s i D ia g ra m Fros t
• Untuk interpretasi informasi kualitatif yang terdapat pada diagram Frost, akan berguna untuk mengingat fitur-fitur di bawah ini.
– S lope dari garis yang menghubungkan 2 titik pada diagram Frost adalah sama dengan potensial standar dari pasangan yang
dibentuk oleh 2 spesi yang diwakili oleh titik-titik tsb.
X(N’) + N’e- X(0) ΔrGө’ = -N’FEo’ X(N’’) + N’’e- X(0) ΔrGө’’ = -N’FEo’’
– S elisih dari 2 setengah-reaksi ini:
X(N’) + (N’-N’’)e- X(N’’) ΔrGө = -(N’-N’’)FEo ΔrGө = ΔrGө’ - ΔrGө’’ = -F(N’Eo’-N’’Eo’’)
Dari kedua persamaan tersebut, diperoleh ''
'
'' ''
' '
N N
E N E
E N
o o o
−
= −
34
• S ekarang pertimbangkan slope dari garis lurus yg menghubungkan 2 titik pada diagram Frost:
♣ S lope = E
oda ri pa s a ng a n yg
dihubung k a n oleh g a ris lurus !!!
'' '
'' ''
' '
N N
E N E
Slope N
o o
−
= − ''
'
'' ''
' '
N N
E N E
E N
o o
o
−
= −
35
C ontoh…
• Diagram Frost untuk O
garis tebal larutan asam
garis putus-putus larutan basa
• Pada titik di mana:
biloks = -1 (untuk H2O2), (-1)Eo = -0.70V;
biloks =-2 (untuk H2O), (-2)Eo = -2.46V.
Δ = -1.76V
Perubahan biloks O dari H2O2 ke H2O = -1 M aka, slope garis tsb = (-1.76V)/(-
1)=1.76Vsesuai dengan nilai untuk H2O2/H2O pada diagram Latimer
36
Dari diskusi tersebut diperoleh…
• M akin tajam garis yg menghubungkan dua titik pada diagram Frost, makin tinggi
potensial dari pasangan yg terkait Gb 2
• S ehingga kita dapat menentukan spontanitas reaksi dari dua pasangan dengan
membandingkan slope dari garis yg terkait.
Terutama (lihat Gb 3):
1.Oksidator dari pasangan dengan slope yg lebih positif (Eo lebih positif) dapat
mengalami reduksi
2.R eduktor dari pasangan dengan slope yg kurang positif (Eo kurang positif) dapat mengalami oksidasi
37
C ontoh…
• Ketajaman slope yg menghubungkan HNO3 ke biloks yg lebih rendah menunjukkan bahwa asam nitrat adalah oksidator yg baik pada keadaan standar.
38
(b) D is propors iona s i da n c om propors iona s i
• Disproporsionasi berlangsung spontan bila spesi terletak di atas garis lurus yang menghubungkan dua produk
spesi tersebut
• C ontoh: NH
2OH NH
3+ N
239
C omproporsionasi …
• C omproporsionasi berlangsung spontan bila spesi intermediate berada di bawah garis lurus yg menghubungkan dua spesi reaktan
• C ontoh: N pada NH4NO3 memiliki 2 ion dgn biloks: -3 (NH4+) dan +5 (NO3-)
• R eaksi comproporsionasi NH4NO3:
NH4+(aq) + NO3-(aq) N2O(g) + 2H2O(l)
• Karena N2O (biloks +1) posisinya di bawah garis penghubung NH4+ ke NO3-, reaksi tsb berlangsung spontan
40
3. K eterg a ntung a n pH
a) D ia g ra m k ondis iona l
• Diagram Latimer basa dinyatakan dalam E
өpada pH=14.
• Bisa dikonversi ke Diagram Frost dengan cara yg sama dengan diagram Latimer asam.
• Dapat pula menunjukkan kestabilan suatu spesi
• C ontoh:
1. pada diagram Frost untuk Nitrogen
– kestabilan NO2- terhadap disproporsionasi (pada larutan basa);
bandingkan dengan HNO2 (pada larutan asam) – NO2- dapat diisolasi, sedangkan HNO2 tidak.
41
2. Diagram Frost untuk fosfor
M enunjukkan perbedaan yg nyata dari anion okso fosfor sebagai oksidator, dlm larutan basa dan asam
Poin penting mengenai anion okso: ketika direduksi, membutuhkan pelepasan oksigen, dan reaksinya mengkonsumsi H+; semua anion okso adalah oksidator yg lebih kuat dalam suasana asam daripada dalam suasana basa
٣ ٨٩
. ٠ ٠٥
. ٢ ٢
٥٦ . ١ ٢
٣ ١٢
. ١ ٣
٤
٣ ٠٦
. ٠ ٥١
. ٠ ٢
٣ ٥٠
. ٠ ٣
٣ ٢٨
. ٠ ٤
٣
PH P
HPO HPO
PO E
PH P
PO H
PO H
PO H
E
B
→
→
→
→
→
→
→
→
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
θ θ
42
3. Potensial standar dalam larutan netral (pH=7) dinyatakan dengan E
wө.
- E
wөini sangat berguna dalam biokimia, karena cairan sel dibuffer pada pH ≈ 7.
- Keadaan biokimia standar pada pH = 7
dinyatakan dgn E
⊕untuk potensial standar dan Δ
rG
⊕untuk energi bebas Gibbs.
- Berdasarkan persamaan Nernst:
E
⊕= E
ө+ 7ν
H+(R T/F).ln10, pada 298K,
7(R T/F)ln10 = 0.414 V
43
b) D ia g ra m P ourba ix
• Peta kondisi potensial dan pH di mana spesi stabil dalam air
• Diagram dapat pula dipakai untuk
membicarakan hubungan umum antara aktivitas redoks dan keasaman
Brønsted.
• Pada diagram Pourbaix, daerah/region menunjukkan kondisi dari pH dan
potensial reduksi di mana spesi stabil secara termodinamik.
• C ontoh: diagram Pourbaix untuk besi.
Berguna untuk diskusi spesi besi dalam air alam
44
Konstruksi diagram Pourbaix
pH
1 3 5 7 9 11 13 -0.7
-0.3 +0.3 +0.7
E/N 0
O2/H2O
H2O/H2
Fe(OH)3(s) Fe3+
Fe2+
Fe(OH)2(s)
1. Buat diagram E/N vs pH 2. Reaksi-reaksi yang terlibat:
a. Fe3+(aq) + e- Fe2+(aq) Eө=0.77V tidak dipengaruhi pH: garis horisontal a. Fe3+(aq) + 3H2O(l)
Fe(OH)3(s) + 3H+(aq)
bukan reaksi redoks, tapi tergantung pH a. Fe(OH)3(s) + 3H+(aq) + e-
Fe2+(aq) + 3H2O(l)
reaksi redoks dan tergantung pH E= Eө-(0.059 V)log[Fe2+]/[H+]3
= Eө-(0.059 V)log[Fe2+]-(0.177 V)pH d. Fe2+(aq) + 2H2O(l)
Fe(OH)2(s) + 2H+(aq)
pH=9 membagi daerah di mana reaktan atau produk stabil
e. Fe(OH)3(s) + H+(aq) + e- Fe(OH)2(s) + H2O(l)
E= Eө-RT/F.ln1/[H+]=Eө-(0.059V)pH
Contoh lain:
http://www.doitpoms.ac.uk/tlplib/pourbaix/
pourbaix_construction.php
45
Air alam
46
Kestabilan logam terhadap korosi
Immun / inert korosi
passivated
47
V. E fek pembentukan kompleks pada potensial
• Pembentukan kompleks logam mempengaruhi potensial standar
karena kemampuan kompleks M L6 untuk menerima atau melepaskan elektron berbeda daripada ketika L=H2O.
• C ontoh:
1) [Fe(OH2)63+(aq) + e- [Fe(OH2)6]2+(aq) Eө = +0.77V bandingkan dengan
2) [Fe(C N)63-(aq) + e- [Fe(C N)6]4-(aq) Eө = +0.36V
Heksasianoferrat(III) lebih tahan thd reduksi drpd heksaaquobesi(III).
• Proses yg terjadi pada reaksi 2:
(a) [Fe(C N)63-(aq) + 6H2O(l) [Fe(OH2)63+(aq) + 6C N-(aq) (b) [Fe(OH2)63+(aq) + e- [Fe(OH2)6]2+(aq)
(c) [Fe(OH2)6]2+(aq) + 6C N-(aq) [Fe(C N)6]4-(aq) + 6H2O(l)
• Penggantian ligan aquo dgn ligan siano menstabilkan
heksasianoferrat(III) > heksasianoferrat(II), sehingga secara
keseluruhan reaksi a dan b lebih menyukai reaktan pada reaksi total [Fe(C N)63-(aq) + e- [Fe(C N)6]4-(aq)