• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II METODE PERANCANGAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

METODE PERANCANGAN

A. ORISINALITAS

Beauty case adalah kotak untuk menyimpan dan membawa berbagai alat kosmetik. Beauty case ini tersedia dalam berbagai ukuran masing-masing terdiri dari beberapa layer susun yang bisa menyimpan peralatan make-up dan aksesoris. Dilengkapi dengan handle serta lock sehingga mudah dibawa dan aman tidak tercecer. Setiap penata rias karakter memiliki jenis beauty case yang berbeda, maka dari itu penulis melakukan penelitian mengenai beauty case yang digunakan oleh penata rias guna untuk mengetahui kebutuhan dan persepsi mengenai beauty case yang dimiliki oleh penata rias karakter.

Penulis menggunakan sample beauty case yang digunakan oleh 4 penata rias karakter didaerah Jakarta dan sekitarnya. Berikut adalah 4 sample beauty case yang digunakan oleh penata rias karakter yang telah penulis teliti:

Gambar 2.1 Beauty Case 1 Sumber : Penulis

 Dimensi : 36cm x 23cm x 28cm dan berat 1-3kg

 Material : Plastik dan Alumunium

 Sistem pemakaian : Beauty case ini memiliki 3 skat kotak bertingkat, tidak terdapat kaca dan juga lampu. Sekat yang tersedia berukuran kecil sehingga hanya memuat beberapa peralatan make-up yang dibutuhkan, beberapa make-up yang berukuran kecil bisa diletakkan didalam beauty

(2)

case tersebut hanya saja alat dan bahan lainnya diletakkan terpisah pada tas lainnya. Beauty case tersebut memiliki sistem bukaan memanjang dengan 3 tumpukan sekat dan terdapat ruang dibagian tengah beauty case.

Gambar 2.2 Beauty Case 2 Sumber : Penulis

 Dimensi : 33cm x 22cm x 21cm dan berat 1-3kg

 Material : Plywood dan Alumunium

 Sistem pemakaian : Beauty case ini memiliki 3 skat kotak bertingkat, sekat yang tersedia berukuran kecil dan memanjang sehingga hanya memuat beberapa peralatan make-up yang dibutuhkan. Beauty case tersebut memiliki sistem bukaan kekiri dan kekanan dengan 2 tumpukan sekat dan terdapat ruang kecil dan dibagian tengah beauty case dalam pengambilan alat make-up dirasa cukup sulit karena ruang yang sempit.

Gambar 2.3 Beauty Case 3 Sumber : Penulis

(3)

 Dimensi : 27cm x 18cm x 22cm dan berat 1,2kg

 Material : Alumunium

 Sistem pemakaian : Pada beauty case ini memiliki 2 skat kotak bertingkat. Beauty case ini terbuat dari material alumunium, terdapat kaca kecil dibagian tutup beauty case. Sekat yang ada didalam beauty case terdapat 2 sekat yang berukuran kecil dan dibagian tengah terdapat ruang cukup besar untuk meletakkan beberapa peralatan make-up.

Gambar 2.4 Beauty Case 4 Sumber : Penulis

 Dimensi : 33cm x 22cm x 21cm dan berat 1-3kg

 Material : Plywood dan Alumunium

 Sistem pemakaian : Untuk beauty case ini memiliki 2 skat kotak bertingkat. Sekat yang ada didalam beauty case terdapat 2 sekat yang berukuran kecil dan dibagian tengah hanya terdapat ruang kecil untuk meletakkan beberapa peralatan make-up yang berukuran kecil dan cukup sulit dalam pengambilan alat make-up yang akan digunakan.

Dari hasil analisis berdasarkan faktor performasi penulis dapat menyimpulkan bahwa rata-rata beauty case yang ada saat ini masih kurang memenuhi kebutuhan dalam meletakkan peralatan make-up yang dibutuhkan oleh penata rias karakter. Dalam segi ruang kurang memenuhi kebutuhan untuk peletakkan make-up walau pada beauty case besar sekalipun sekat yang ada didalamnya kurang menunjang karena masih berukuran kecil hanya memuat beberapa peralatan tertentu. Untuk segi keamanan juga dirasa masih

(4)

kurang, karena banyak peralatan yang berbahan cair sehingga dikhawatirkan dapat tercecer dan mengotori beauty case. Untuk desain beauty case yang selanjutnya perlu memperhatikan ukuran dan tempat untuk peletakkan peralatan make-up, serta keamanan dan kenyamanan dari beauty case itu sendiri.

Oleh sebab itu, penulis ingin mengembangkan beauty case yang dapat memenuhi kebutuhan penata rias dalam meletakkan peralatan make-up yang dibutuhkan dengan berukuran small, dan merancang beberapa sekat untuk peletakkan make-up sehingga peralatan yang dibutuhkan dapat diletakkan didalam beauty case, merancang beauty case yang mudah dijangkau dalam pengambilan alat make-up dan merancang space khusus dalam peletakkan alat make-up yang rentan rusak atau hilang.

B. KELOMPOK PENGGUNA PRODUK

Dari hasil pengumpulan data yang telah penulis dapat dengan menggunakan 4 sample beauty case yang digunakan oleh beberapa penata rias karakter, setelah penulis mengamati terdapat berbagai macam jenis beauty case yang digunakan oleh penata rias karakter namun setelah diteliti beauty case yang mereka gunakan mempunyai spesifikasi yang serupa.

Target untuk beauty case tersebut yaitu penata rias karakter, beauty case yang akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan penata rias dalam meletakkan peralatan make-up yang dibutuhkan dan merancang beberapa sekat untuk peletakkan make-up sehingga peralatan yang dibutuhkan dapat diletakkan didalam beauty case, merancang beauty case yang mudah dijangkau dalam pengambilan alat make-up dan merancang space khusus dalam peletakkan alat make-up yang rentan rusak atau hilang.

Berikut adalah tinjauan dari kelompok pengguna produk:

1. Geografi

Untuk penata rias wilayah Jakarta dan sekitarnya 2. Demografi

(5)

Umur : 22 – 42 tahun Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Penata rias karakter profesional Ekonomi Sosial : Menengah ke atas

3. Behavioral

Bedasarkan hasil observasi, kebiasaan penata rias saat merias yaitu mengeluarkan beberapa alat make-up yang diletakkan didalam tas lain seperti kuas yang menggunakan wadah khusus dan harus dilingkarkan kepinggang agar mempermudah dalam merias, kemudian setelah menggunakan peralatan make-up lainnya perias tidak meletakkan kembali alat make-up pada tempatnya sehingga dapat membuat peralatan make-up yang semula rapi menjadi berantakan tidak beraturan.

C. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan Perancangan

a. Untuk memenuhi kebutuhan dan memudahkan perias dalam meletakkan peralatan make-up, sehingga tempat yang tersedia dapat berurutan sesuai kebutuhan make-up yang akan diaplikasikan terhadap pemeran karakter

b. Menentukan konsep desain yang baik untuk beauty case rias karakter

c. Untuk melakukan pengembangan desain beauty case yang sesuai bagi penata rias karakter

2. Manfaat Perancangan

a. Manfaat bagi perancang

1) Perancang dapat mengembangkan beauty case sesuai dengan kebutuhan penata rias

2) Mampu menambah wawasan mengenai proses perancangan beauty case dari mulai pemilihan material, pembuatan

(6)

bentuk, pemilihan warna dan mengetahui proses pembuatan produk dari awal hingga finishing

b. Manfaat bagi pengguna

1) Rancangan yang dibuat dapat melindungi peralatan make- up yang digunakan penata rias sehingga tidak rentan rusak atau hilang

2) Hasil perancangan diharapkan bisa menjadi suatu produk yang berguna, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan memudahkan perias dalam meletakkan peralatan make-up yang dibutuhkan oleh penata rias

D. RELEVANSI DAN KONSEKUENSI STUDI 1. LOGIKA DASAR PERANCANGAN

Dari hasil pembahasan dalam mengenai kebutuhan dan pengembangan beauty case yang digunakan oleh penata rias karakter, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, penata rias karakter pada umumnya memilih beauty case yang jenisnya rata-rata serupa. Penata rias karakter panggung memiliki jenis beauty case yang serupa yaitu berukuran small, hanya terdapat 2-3 sekat berukuran kecil yang memuat beberapa peralatan make-up, tidak terdapat kaca dan lampu. Dalam pengamatan tersebut penulis mendapatkan informasi mengenai kebutuhan peralatan make-up pada saat ingin merias karakter, seperti apa beauty case yang digunakan penata rias karakter, mengetahui seberapa penting beauty case bagi penata rias karakter dan dapat mengetahui pengembangan desain beauty case yang sesuai bagi penata rias karakter.

Dari temuan baru yang muncul setelah melakukan observasi terhadap penata rias karakter yaitu dalam sebuah beauty case tidak hanya memerlukan keamanan namun perlu adanya ruang yang dapat memuat berbagai alat make-up yang dibutuhkan, selain itu adanya ruang khusus dalam peletakkan alat make-up yang rentan rusak juga diperlukan

(7)

agar peralatan make-up yang ada didalam beauty case tetap terjaga keutuhannya, sehingga pada produk yang akan dirancang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna, seperti terdapat beberapa ruang untuk peletakkan alat yang rentan hilang atau rusak, terdapat sekat yang cukup besar untuk peletakkan alat make-up yang dibutuhkan, menggunakan material yang sesuai agar mudah dalam pembawaan dan pemakaian, serta memiliki keunikan tersendiri pada desain beauty case yang akan dirancang agar bisa terlihat mewah dan elegan.

2. TEKNOLOGI YANG DIBUTUHKAN

Dalam proses produksi teknologi yang digunakan sama dengan pembuatan hardcase pada umumnya yaitu tahap pemotongan dengan menggunakan jigsaw atau gergaji mesin, perakitan beauty case dengan menggunakan lem kemudian diperkuat dengan kompresor atau yang biasa disebut paku tembak, setelah itu potongan plywood dirangkai sehingga menjadi satu bagian dari beauty case yang telah dirancang dan lain-lain sampai tahap finishing.

3. MATERIAL YANG AKAN DIGUNAKAN

Berikut adalah beberapa material yang akan digunakan dalam pembuatan beauty case, yaitu:

a. Plywood

Dalam perancangan beauty case ini, material yang digunakan yaitu plywood atau kayu lapis atau yang lebih dikenal dengan istilah triplek terbuat dari bahan kayu solid yang diproses menjadi beberapa lembaran tipis atau lapisan kayu yang arah seratnya disusun saling melintang antara lembaran bawah dengan lembaran bagian atasnya secara bersamaan dengan perekat khusus di bawah tekanan besar sehingga didapatkan ketebalan tertentu. Dari proses ini maka bahan ini sangat tahan terhadap resiko pecah atau retak, melengkung atau melintir yang tergantung pula pada ketebalannya. Ketebalan kayu lapis

(8)

bervariasi mulai dari 3, 4, 6, 8, 9, 18 mm dan luasnya 2440 x 1220 mm. Ketebalan kayu lapis menentukan kekuatan dan kestabilannya. Pada pembuatan beauty case ini dipilih plywood berukuran 6mm untuk bagian dalam dan 8mm untuk bagian luar.

Gambar 2.5 Plywood

Sumber : http://mcfaddentimberproducts.ie/product/plywood/

b. Aluminium Sheet

Gambar 2.6 Aluminium Sheet

Sumber : http://www.ebay.co.uk/bhp/aluminium-sheet

c. Kulit Sintetis

Gambar 2.7 Kulit Sintetis

Sumber : https://kulitsintetis.wordpress.com/about/

d. Kunci double lock

Gambar 2.8 Kunci double lock

Sumber : https://alibaba.com/product-detail/metal-hard-case-lock.html

(9)

e. Handle

Gambar 2.9 Handle

Sumber : https://www.aliexpress.com/handle+suitcase

f. Engsel koper

Gambar 2.10 Engsel koper Sumber :

http://www.rumahku.com/artikel/read/mengenal-jenis-engsel-409081

g. Trolley koper

Gambar 2.11 Trolley koper Sumber :

http://barcelonatecnica.com/thickbox/asa-extensible-tipo-trolley.jpg

(10)

4. BIAYA PERANCANGAN DAN PRODUKSI a. Ongkos Kerja

Table 2.1 Biaya perancangan dan produksi Rincian Biaya

Material

1 lembar triplek 8 mm 1 lembar triplek 6 mm Lem fox putih

Paku 2 mm

Everything Ivory (kulit) 3 m Caramel (kulit) 2 m Ivory (kulit) 1 m Print kulit 2 m Akrilik 50 x 60 2 mm Tas tempat kuas Bahan sisi bagian kaca Kaca cermin

Roda 2 Engsel kecil 6 Pengunci kecil 2 Engsel koper 4 Kunci koper 2 Korner 8 Kaki karet 4 Handle Pegangan laci

Rp. 105.000 Rp. 98.000 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 111.000

Rp. 65.000 Rp. 21.000 Rp. 300.000

Rp. 55.000 Rp. 25.000 Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. 30.000 Rp. 15.000 Rp. 10.000 Rp. 32.000 Rp. 20.000 Rp.40.000 Rp. 20.000 Rp. 8.000 Rp. 5.000

Biaya Produksi Rp. 1.000.000

Finishing Rp. 2.000.000

Jumlah Rp. 3.000.000

(11)

b. Property Pameran

Table 2.2 Biaya property pameran

Nama Barang Biaya

Infra board Rp. 10.000

Benang nylon 2 Rp. 6.000

Sticky note 2 Rp. 10.000

Pulpen 4 Rp. 12.000

Jumlah Rp. 38.000

c. Promotion Kit

Table 2.3 Biaya promotion kit

Nama Barang Biaya

Flag banner Rp. 40.000

Sticker cromo Rp. 20.000

Konsep perancangan 5 lembar A3 Rp. 50.000

Kartu nama 2 lembar A3+ Rp. 10.000

Jumlah Rp. 120.000

d. Transportasi

Biaya transportasi dari biaya ketika melakukan observasi dan pemantauan produksi dengan biaya Rp. 350.000 untuk 10x perjalanan.

Total biaya keseluruhan:

Rp. 3.000.000 + Rp. 38.000 + Rp. 120.000 + Rp. 350.000 = Rp. 3.508.000

(12)

E. SKEMA PROSES KERJA

Gambar 2.12 Skema proses kerja Sumber : Dokumentasi pribadi

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan huruf alif dan lam dalam ayat tersebut untuk menerangkan jenis, dan bukan untuk yang sudah dikenal karena sebelumnya tidak disebutkan ada kalimat

Karena itulah sistem pewarisan masyarakat Karo ada benarnya menurut hukum Islam akan tetapi karena anak laki-laki masyarakat batak Karo mewarisi keseluruhan harta

Hal ini menunjukkan HT selain memiliki ruang pori total (RPT) dan pori makro (PM) paling tinggi juga memiliki indeks stabilitas agregat (ISA) yang paling stabil, dimana

14/06/2016 Salinan informasi nilai hasil SBMPTN 2014, a.n Julian Hadi Prasetyo, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

Studi mengenai keputusan pembelian memang telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu misalnya pada penelitian dari Fatimah, et al (2016) yang meneliti tentang

6. Bogor via e-mail untuk menutup kegiatan usaha “CV. Harapan Utama Indah”. Sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya. Demikian surat ini dibuat dan kami harap segera