BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SEJARAH BIOGAS
Biogas merupakan suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen (Prihandana &
Hendroko 2008). Biogas juga merupakan gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam, dan daun-daun hasil sortiran sayur difermentasi atau mengalami proses metanisasi. Proses metanisasi menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry. Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurry dapat digunakan sebagai kompos (Hambali 2007). Pada awal perkembangan biogas, Kebudayaan Mesir, Cina dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan gas alam dengan cara dibakar untuk menghasilkan panas. Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa dekade kemudian Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875, dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan.
Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga
saat ini. Sejak tahun 1975, instalasi biogas mulai diperkenalkan di Cina. Cina
memiliki biogas dengan skala rumah tangga dan telah dimanfaatkan oleh sepertiga
rumah tangga di pedesaan. Tahun 1992, sekitar lima juta rumah tangga
menggunakan instalasi biogas sehingga biogas merupakan bahan bakar utama
penduduk Cina.Reaktor biogas yang banyak digunakan adalah model sumur
tembok dengan bahan baku kotoran ternak dan manusia serta limbah pertanian.Tahun 1981 mulai dikembangkan instalasi biogas di India.
Pengembangan instalasi biogas dilakukan oleh Departemen Sumber Energi non- Konvensional melalui program “The National Project on Biogas Development”
dengan melakukan riset terhadap pengembangan model instalasi biogas. Reaktor biogas yang digunakan sama dengan reaktor biogas yang dikembangkan di Cina yaitu menggunakan model sumur tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Tahun 1999, sekitar tiga juta rumah tangga di India menggunakan instalasi biogas. Teknologi biogas mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an. Pada awalnya teknik pengolahan limbah dengan instalasi biogas dikembangkan di wilayah pedesaan, tetapi saat ini teknologi ini sudah mulai diterapkan di wilayah perkotaan. Pada tahun 1981, pengembangan instalasi biogas di Indonesia dikembangkan melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari Food and Agriculture Organization (FAO) dengan dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi.
Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana yang terbuat dari plastik secara siap pasang dan dengan harga yang relatif murah.
2.2 BIOGAS
Biogas merupakan gas campuran metana (CH
4), karbondioksida (CO
2) dan gas lainnya yang didapat dari hasil penguraian bahan organik (seperti kotoran hewan, kotoran manusia, dan tumbuhan) oleh bakteri metanogen. Untuk menghasilkan biogas, bahan organik yang dibutuhkan, ditampung dalam biodigester. Proses penguraian bahan organik terjadi secara anaerob (tanpa oksigen). Biogas terbentuk pada hari ke 4-5 sesudah biodigester terisi penuh dan mencapai puncak pada hari ke 20-25. Biogas yang dihasilkan sebagian besar terdiri dari 50-70% metana (CH
4), 30-40% karbondioksida (CO
2) dan gas lainnya dalam jumlah kecil (Fitria, B., 2009).
Biogas dihasilkan apabila bahan-bahan organik terurai menjadi senyawa-
senyawa pembentuknya dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob). Permentasi
anaerobik ini biasa terjadi secara alami di tanah yang basah, seperti dasar danau
dan di dalam tanah pada kedalaman tertentu. Proses fermentasi adalah penguraian bahan-bahan organik dengan bantuan mikroorganisme. Permentasi anaerob dapat menghasilkan gas yang mengandung sedikitnya 50% metana. Gas inilah yang biasa disebut dengan biogas. Biogas dapat dihasilkan dari Permentasi sampah organik seperti sampah pasar, daun daunan, dan kotoran hewan yang berasal dari sapi, babi, kambing, kuda, atau yang lainnya, bahkan kotoran manusia sekalipun. Gas yang dihasilkan memiliki komposisi yang berbeda tergantung dari jenis hewan yang menghasilkannya (Firdaus, U.I., 2009).
Biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar karena mengandung gas metana (CH
4) dalam prosentase yang cukup tinggi. Komponen biogas selengkapnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Komponen Penyusun Biogas
Jenis Gas Jumlah (%)
Metana (CH
4) Nitrogen (N
2)
Karbondioksida (CO
2) Hidrogen (H
2)
Oksigen (O
2)
Hidrogen Sulfida (H
2S)
50-70 0 - 0,3 25 - 45 1 - 5 0,1 – 0,5
0 - 3
2.3 PROSES KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI BIOGAS