• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman bawang merah Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub divisio: Angiospermae, Class: Monocotyledonae, Ordo:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman bawang merah Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub divisio: Angiospermae, Class: Monocotyledonae, Ordo:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Klasifikasi tanaman bawang merah Kingdom: Plantae, Divisio:

Spermatophyta, Sub divisio: Angiospermae, Class: Monocotyledonae, Ordo:

Liliaceae, Family: Liliales, Genus: Allium, Species: Allium ascalonicum L.

(Rukmana, 1994).

Bawang merah merupakan tanaman semusim membentuk rumpun yang tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 50 cm. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam berada dalam tanah (Rahayu dan Berlian, 1999).

Tanaman bawang merah memiliki batang sejati disebut “discus” yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat perakaran dan mata tunas (titik tumbuh). Di bagian atas discus berbentuk batang semu yang tersusun dari pelepah daun. Batang semu inilah yang kemudian berubah bentuknya menjadi umbi lapis atau bulbus (Sunarjono, 2004).

Pada cakram (discus) diantara lapis kelopak daun terdapat tunas lateral atau anakan,sementara ditengah cakram adalah tunas utama (tunas apikal) yang tumbuhnya lebih dulu,kemudian akan menjadi bakal bunga (primordia bunga).

Keadaan ini menunjukkan bahwa tanaman bawang merah bersifat merumpun.

Setiap umbi yang tumbuh dapat menghasilkan sebanyak 2-20 tunas baru yang

(2)

akan tumbuh dan berkembang menjadi anakan yang masing-masing juga menghasilkan umbi (Samadi dan Cahyono, 2000).

Daun bawang merah mempunyai permukaan berbentuk bulat kecil memanjang dan berbentuk seperti pipa. Bagian ujung daunnya membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daunnya. Warna daunnya hijau muda, dimana kelopak-kelopak daun sebelah luar selalu melingkar dan menutup daun yang ada didalamnya. Demikian seterusnya sehingga ini akan terlihat lapisan-lapisan berbentuk cincin (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Sadangkan kuntumnya juga bertangkai tetapi pendek antara 0,2-0,6 cm (Wibowo, 2007).

Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji berbentuk agak pipih dan sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, dan selanjutnya menjadi hitam. Biji tanaman bawang merah dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman dalam budidaya tanaman, tetapi jarang dilakukan oleh petani (Rukmana, 1994).

Biji bawang merah berwarna yang sudah tua akan berwarna hitam, dengan ukuran dapat mencapai 4-6 mm. Dalam biji tanaman bawang merah terdapat embrio yang berbentuk bulan sabit (Tyndall,1983).

(3)

Umbi lapis bawang merah sangat bervariasi. Bentuknya ada yang bulat, bundar sampai pipih; sedangkan ukuran umbi ada yang besar, sedang dan kecil.

Wrana kulit umbi ada yang putih, kuning, merah muda sampai merah tua. Umbi bawang merah umumnya digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara vegetatif (Rukmana, 1994).

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan umbi adalah laju dan kuantitas fotosintat yang dipasok dari tanaman. Pertumbuhan umbi akan terhenti jika tajuk tanaman mati, karena pasokan fotosintat untuk menopang pertumbuhan umbi terhenti. Laju pertambahan berat umbi lebih ditentukan oleh fotosintat yang dihasilkan selama periode perkembangan umbi yang bersangkutan, sedangkan asimilat yang disintesis sebelum inisiasi umbi yang disimpan pada batang hanya memberikan kontribusi sekitar 10% (Lakitan, 1996).

Di Indonesia dikenal beberapa kultivar bawang merah yang merupakan hasil persilangan yang terjadi secara alami. Walaupun terdapat banyak kultivar, tetapi kesemuanya berasal dari dua induk saja yaitu berumbi merah dan kuning pucat (Novary, 1999). Varietas bima brebes merupakan salah satu varietas lokal yang berasal dari Brebes. Varietas ini tergolong memiliki produksi yang tinggi yaitu mencapai 10 ton/ha umbi kering dengan susut umbi 22% dari bobot panen basah. Varietas bima brebes sangat cocok ditanam di dataran rendah (Rahayu dan Berlian, 1999).

(4)

Syarat Tumbuh Iklim

Bawang merah menyukai daerah yang berikilim kering dengan suhu agak panas dan cuaca cerah, terutama yang mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam.

Bawang merah dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (0- 900 mdpl) dengan curah hujan 300 - 2500 mm/th dan suhunya 25 derajat celcius - 32 derajat celcius. Jenis tanah yang baik untuk budidaya tanaman bawang merah adalah regosol, grumosol, latosol, dan aluvial dengan pH 5,5-7 (http://sa4tl.wordpress.com/2006/10/07/budidaya-bawang-merah-di-luar-musim/).

Tanaman bawang merah tumbuh pada tempat terbuka dan mendapat sinar matahari sekitar 70%, karena bawang merah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup panjang (long day plant). Tiupan angin sepoi-sepoi

berpengaruh baik terhadap laju proses fotosintesis dan hasil umbinya akan tinggi (Rukmana, 1994).

Pada suhu yang rendah, hasil berupa umbi dari tanaman bawang merah kurang baik. Pada suhu 22˚ C tanaman masih mud ah membentuk umbi, tetapi hasilnya tidak sebaik jika ditanam di dataran rendah yang bersuhu panas. Daerah yang sesuai adalah yang suhunya sekitar 25-32˚ C dan suhu rata-rata tahunannya 30˚ C (Rahayu dan Berlian, 1999).

Tanaman bawang merah masih dapat tumbuh dan berumbi di dataran tinggi, tetapi umur tanamnya menjadi lebih panjang 0,5-1 bulan dan hasil umbinya lebih rendah (Sumarni dan Hidayat, 2005).

(5)

Tanah

Jenis tanah yang paling baik untuk bawang merah adalah tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah ini mempunyai aerasi dan drainase yang baik karena mempunyai perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir dan debu (Rahayu dan Berlian, 1999).

Bawang merah dapat tumbuh dengan baik pada tanah subur, banyak humus (gembur), tidak tergenang air dan aerasinya baik. Selain itu, pH tanahnya berada antara 5,5-6,5. Jika pH kurang dari 5,5 pertumbuhan tanaman akan kerdil karena keracunan garam-garam Aluminium (Al). Sebaliknya pada pH diatas 6,5 garam Mangan (Mn) tidak dapat diserap tanaman, sehingga umbinya kecil-kecil dan hasilnya menjadi rendah (Sunarjono, 2004).

Pupuk Kalium dan Manfaatnya

Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Di dalam tanah, ion tersebut bersifat sangat dinamis. Tidak mengkhawatirkan jika mudah tercuci pada tanah berpasir dan tanah dengan pH rendah. Persediaan kalium di dalam tanah dapat berkurang karena tiga hal yaitu pengmbilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan erosi tanah. Kalium bersifat mobile (mudah bergerak) sehingga siap dipindahkan dari satu organ ke organ lain yang membutuhkan (Novizan, 2002).

Fungsi utama kalium (K) ialah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, dan buah tidak mudah gugur. Kalium juga merupakan sumber kekuatan bagi

(6)

pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun terlihat lebih tua, batangnya lemah (mudah rebah), muncul warna kuning di pinggir dan di ujung daun yang sudah tua yang akhirnya mengering dan rontok, daun mengerut dimulai dari daun tua, kematangan buah terhambat, dan biji buah menjadi kisut. Jika menemukan tanaman dengan tanda-tanda seperti itu maka segeralah melakukan pemupukan kalium.

Pupuk kalium ini dikenal juga dengan nama Muriate of Potash (MOP) dengan rumus kimia KCl berbentuk kristal yang berwarna merah dan adapula yang berwarna putih kotor. Terdapat dua macam pupuk KCl yakni: KCl 80 yang mengandung 52%-53% K2O dan KCl 90 dengan kandungan55%-58% K2O.

Pupuk ini larut dalam air. Bila dimasukkan ke dalam tanah, pupuk ini akan terionisasi menjadi ion K dan ion Cl. Karena pupuk mengandung ion Cl, kurang baik digunakan untuk tanaman yang peka terhadap Cl seperti tanaman tembakau, kelapa sawit, dan kentang. Pupuk ini larut dalam air (Hasibuan, 2006).

Pada garis besarnya, fungsi kalium antara lain adalah sebagai berikut (Rosmarkam dan Yuwono, 2002) :

1. Dibutuhkan oleh tanaman seperti buah-buahan dan sayur-sayuran yang memproduksi karbohidrat dalam jumlah yang banyak.

2. Sebagai katalisator dalam pembentukan protein.

3. Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral.

4. Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif.

5. Menaikkan pertumbuhan jaringan meristem.

(7)

6. Membantu proses membuka dan menutupnya stomata.

7. Memperkuat teegaknya batang (karena turgor) sehingga tanaman tidak mudah roboh.

8. Mengaktifkan enzim tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung.

9. Meningkatkan proses pembentukan kadar karbohidrat dan gula dalam buah.

10. Biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat.

11. Memperluas pertumbuhan akar.

12. Menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit, misalnya yang disebabkan oleh Ophiobolus meyabeanus (brown spot rice), Paceniahordei (brown rust pada gandum), dan Fusarium pada pisang.

13. Efisiensi penggunaan air (ketahanan terhadap kekeringan).

Dalam pemupukan kalium, perhatikan jumlah kalium yang tersedia di dalam tanah (hasil analisis tanah). Pada tanah ber-pH rendah ketersediaan kaliumnya sangat rendah. Faktor lain yang berpengaruh dalam menghitung jumlah pupuk kalium adalah kapasitas tukar kation, jenis tanaman, hasil yang diharapkan, dan persentase kejenuhan basa (hasil analisis tanah). Jika pupuk kalium yang akan diberikan cukup banyak, penebaran adalah cara terbaik yang bisa diterapkan.

Namun, jika pupuk yang dibutuhkan hanya sedikit atau dilakukan di daerah dingin dan basah, pupuk dapat diberikan dalam larikan (Novizan, 2005).

(8)

Pupuk Santamicro dan Manfaatnya

Santamicro merupakan pupuk organik cair yang mengandung unsur hara mikro yaitu Mangan (Mn) 1,25%, Besi (Fe) 1,0%, Tembaga (Cu) 0,45%, Seng (Zn) 1,0%, Boron (B) 0,2%, Molibdenum (Mo) 0,01%. Serta dilengkapi unsur hara makro Magnesium (Mg) 3,00% dan Sulfur (S) 4,1%

(http//www.santamicroorganik.wordpress.com, 2009).

Santamicro adalah pupuk mikro dosis tinggi yang dilengkapi unsur mikro Magnesium dan Sulfur dalam bentuk cair yang sangat diperlukan untuk fase pertumbuhan dan fase produksi untuk tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura. Pemberian pupuk ini adalah dengan cara disemprotkan ke daun tanaman dengan konsentrasi anjuran 2 ml/L air. Kandungan unsur mikro dari Santamicro cair berbentuk khelat, artinya unsur-unsur mikro tersebut mudah diserap tanpa berikatan satu sama lain dan segera dapat ditranslokasikan ke

bagian-bagian tanaman yang membutuhkan (http//www.santamicroorganik.wordpress.com, 2009).

Manfaat kegunaan pupuk Santamicro cair adalah sebagai berikut menyuburkan tanaman yang kekurangan hara mikro, sehingga meningkatkan produksi tanaman, mencegah terjadinya kerontokan pada bunga dan buah, meningkatkan kualitas hasil panen, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit (http//www.santamicroorganik.wordpress.com, 2009).

Kelebihan utama dari pupuk daun adalah penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibandingkan dengan pupuk yang diberi melalui akar, sehingga tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak karena

(9)

pupuk diaplikasikan ke daun tanaman. Oleh karena itu, pemupukan melalui daun

dipandang lebih menguntungkan dibandingkan melalui akar (Lingga dan Marsono, 2002).

Daun memiliki stomata, sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun (stomata) ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga aliran air dari akar dapat sampai ke daun. Penyemprotan pupuk daun sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada saat itu stomta membuka. Penyemprotan seharusnya diprioritaskan pada bagian bawah daun karena stomata paling banyak terdapat pada bagian tersebut (Novizan, 1997).

Referensi

Dokumen terkait

berdasarkan hasil penelitian terakhir yang dilakukan oleh Surono,dkk seperti yang tersaji dalam bukunya berjudul “Publikasi Khusus Geologi Lengan Tenggara Sulawesi”

Masjuwita binti Mohd Laza (Penyelaras Tahun 1).. ANGGARAN PERBELANJAAN

variabel artificial adalah variable yang di tambahkan pada fungsi pembatas mempunyai hubungan persamaan untuk memperoleh basis, atau juga dapat dinyatakan sebagai

Melalui buku komik yang menginformasikan rute dan informasi lainnya mengenai kendaraan umum yang beroperasi di ibukota dan dikemas dengan cerita yang menarik,

Selain itu, buku profil wayang kulit Jek Dong juga memberi informasi dengan menggunakan teknik fotografi documenter sehingga akan mempunyai daya tarik dan menjadi bukti

Oleh karena itu perlu dilakukan perancangan sebuah media visual berupa logo dan sign sytem sebagai salah satu penerapan grafis lingkungan yang berfungsi sebagai

Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang

Sedangkan saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: (1) Sebaiknya pihak CV Aneka Konveksi mengubah layoutnya menjadi layout alternatif