• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PEMBANGUNAN GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL PEMBANGUNAN GORONTALO"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Gambar 1.

Peta Administrasi

PROFIL PEMBANGUNAN GORONTALO

A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH

Provinsi Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi bagian Utara meliputi 1 kota dan 5 kabupaten, 47 kecamatan, 385 desa dan 65 kelurahan. Letak geografi berada di antara 121,23’ – 123,43’ Bujur Timur dan 0,19’

– 1,15’ Lintang Utara, mempunyai luas 12.215,44 km2 yaitu Kota Gorontalo 64,80 km2 (0.53 %), Kabupaten Gorontalo 2.124,6 Km2 (27,58 %), Kabupaten Boalemo 2.567,36 km2 (20,69 %), Kabupaten Bone Bolango 1.984,31 km2 (16,31%), Kabupaten Pohuwato 4.244,31 km2 (34,89 %) dan Kabupaten Gorontalo Utara 1.230,07 Km2 dengan batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buol dan Toli Toli (Sulawesi Tengah dan Laut Sulawesi), sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Donggala (Sulawesi Tengah), sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow (Gorontalo) dan sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.

Berdasarkan topografinya, Gorontalo sebagian besar terdiri atas perbukitan maupun pegunungan.

Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi dengan ketinggian 2.100 m. Disamping itu, provinsi ini juga banyak dilintasi sungai, dimana sungai terpanjangnya adalah Sungai Paguyaman yang di Kabupaten Boalemo. Provinsi Gorontalo memiliki enam kabupaten/kota yaitu Kota Gorontalo, Kab. Boalemo, Gorontalo, Pohuwato, Bone Bolango dan Gorontalo Utara

B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN

B1. Kependudukan

Jumlah penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2011 sebanyak 1.062.883 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 85 jiwa per km2. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Gorontalo yakni sebanyak 2.791 jiwa per Km2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten Pohuwato dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 30 jiwa per Km2.Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) Provinsi Gorontalo sebesar 2,26 persen lebih tinggi dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kabupaten Boalemo3,62 persen sedangkan yang terendah di Kabupaten Gorontalo sebesar minus 1,37persen.

(2)

Tabel I:

Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kotadi Provinsi Gorontalo Tahun 2011 Kabupaten/Kota Luas

Wilayah km2 Jumlah Kepadatan Penduduk

Penduduk Rumah tangga per km2 per Rumah Tangga

01. Boalemo 1.736,61 132.076 30.981 76 4

02. Gorontalo 2.143,48 363.763 85.328 170 4

03. Pohuwato 4.455,60 131.560 30.860 30 4

04. Bone Bolango 1.891,49 145.015 34.016 77 4

05. Gorontalo Utara 2.141,86 106.407 24.960 50 4

71. Gorontalo 65,96 184.062 43.177 2.791 4

GORONTALO 12.435,00 1.062.883 249.323 85 4

Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2011

B2. Ketenagakerjaan

Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah pengangguran terbuka cenderung meningkat.

Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 738.885 jiwa lebih besar dari tahun 2008, dengan jumlah angkatan kerja mencapai 466.073 jiwa dan bukan angkatan kerja 272.812 jiwa. Penyebaran penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kabupaten Gorontalo dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 153.729 jiwa dan bukan angkatan kerja sebanyak 99.549 jiwa.

Tabel 2:

Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2008 dan 2012

Kabupaten/Kota Penduduk Usia Kerja

2008 2012

Angkatan

Kerja Bukan Angkatan

Kerja

Jumlah Angkatan

Kerja Bukan Angkatan

Kerja

Jumlah

Kabupaten Boalemo 49.704 30.311 80.015 64.167 26.543 90.710

Kabupaten Gorontalo 160.468 87.010 247.478 153.729 99.549 253.278

Kabupaten Pohuwato 47.244 28.818 76.062 61.389 28.911 90.300

Kabupaten Bone Bolango 52.824 40.435 93.259 57.129 44.284 101.413

Kabupaten Gorontalo Utara 44.777 23.334 68.111 51.305 21.530 72.835

Kota Gorontalo 74.367 48.789 123.156 78.354 51.995 130.349

GORONTALO 429.384 258.697 688.081 466.073 272.812 738.885 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar mencapai 39,80 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 52 persen. Sementara untuk tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja. Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar 66,04 persen.

(3)

Gambar 2:

Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Angkatan kerja. Perkembangan jumlah angkatan kerja Provinsi Gorontalo tahun 2013 (februari) sebanyak 480.389 jiwa meningkat dibandingkan tahun 2008 (429.384 jiwa), yang terdiri dari 459,689 jiwa penduduk bekerja dan 20.700 jiwa pengangguran terbuka. Penyebaran angkatan kerja tahun 2012 terbesar di Kabupaten Gorontalo yaitu mencapai 99.549 jiwa.

Tabel 3:

Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi GorontaloTahun 2008 dan 2012

Kabupaten/Kota Angkatan Kerja

2008 2012

Penduduk

Bekerja Pengangguran

Terbuka Penduduk

Bekerja Pengangguran Terbuka

Kabupaten Boalemo 47,875 1,829 61,131 3,036

Kabupaten Gorontalo 153,877 6,591 148,705 5,024

Kabupaten Pohuwato 44,644 2,600 58,152 3,237

Kabupaten Bone Bolango 49,760 3,064 53,162 3,967

Kabupaten Gorontalo Utara 41,775 3,002 49,773 1,532

Kota Gorontalo 67,195 7,172 74,806 3,548

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Gorontalo pada tahun 2013 (februari) mencapai 459,689 bertambah sebanyak 54.563 jiwa dari tahun 2008. Persebaran penduduk bekerja sebagian besar kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo lebih banyak tersedia di perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan sebagian besar penduduk bekerja masih mengantungkan pendapatnnya di sektor pertanian (37,80%) dan sektor jasa (18,93%). Sementara dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah dasar dan menengah.

39,80

24,52 20,84

7,61 2,64 4,60

≤ SD

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi Universitas

33,96

66,04

Perkotaan Pedesaan

(4)

Gambar 3:

Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Pendidikan Lapangan Usaha

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Gorontalo pada tahun 2013 (februari) mencapai 20.700 jiwa atau berkurang sebanyak 3.558 jiwa dari tahun 2008. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 2008-2013 cenderung menurun, TPT tahun 2013 sebesar 4,31 persen atau berkurang sebesar 1,34 persen dari tahun 2008.. Sementara untuk perbandingan TPT TPT kabupaten/kota tahun 2012 tertinggi di Kabupaten Bonebolango (6,94 %), dan terrendah sebesar 2,99 % di Kabupaten Gorontalo Utara.

Gambar 4:

Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Gorontalo terhadap Nasional Tahun 2008-2013.

Gambar 5:

Perbandingan Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2012.

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

62,90 11,60

11,66 5,70 2,38 5,76

≤ SD

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi Universitas

37,80

4,22 8,52

0,18 6,61 15,06 7,40

1,27

18,93

Pertanian Pertambangan Industri Listik-gas-Air Bangunan Perdaggngan Angkutan Keuangan Jasa

5,65 5,89 5,16

4,26 4,36 4,31 8,39

7,87 7,14

6,56 6,14

5,92

2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 (Feb)

Persen

Gorontalo Indonesia

6,94

2,99

4,36 6,14

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00

TPT_Kab/Kota TPT_Gorontalo TPT_Nasional

(5)

B3. Kondisi Pendidikan

Perkembangan kondisi pendidikan menurut indikator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). Pada tahun 2011 Rata-rata Lama Sekolah mencapai 7,45 tahun berada dibawah rata-rata nasional. Perbandingan RLS antar kabupaten/kota, RLS tertinggi terdapat di Kota Gorontalo (10,09 tahun) dan terendah Kabupaten Gorontalo Utara (6,50 tahun). Sementara untuk AMH mencapai 96,10 persen lebih tinggi dari AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota Gorontalo (99,45%) dan terrendah di Kabupaten Gorontalo Utara (94,38%).

Gambar 6:

Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi GorontaloTahun 2005-2011

Gambar 7:

Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi GorontaloTahun 2011

Sumber: BPS 2010

Gambar 8:

Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi GorontaloTahun 2005-2011

Gambar 9:

Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi GorontaloTahun 2011

Sumber: BPS, Tahun 2011

95,00

95,70 95,75 95,75 95,77 96,00 96,10

90,90 91,45 91,87 92,19 92,58 92,91 92,99

88 89 90 91 92 93 94 95 96 97

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

AMH_GORONTALO AMH_NASIONAL

94,3751 7449

99,4498 5292

96,10

92,99

88 90 92 94 96 98 100

Boalemo Gorontalo Pokuwato Bone Bolango Gorontalo Utara Kota Gorontalo

Gorontalo

AMH_Kab/Kota AMH_Gorontalo

6,80 6,80 6,91 6,91

7,18 7,38 7,45 7,30 7,40 7,47 7,52 7,72 7,92 7,94

5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Tahun

RLS_GORONTALO RLS_Nasional

6,50 10,09

0 2 4 6 8 10 12

Boalemo Gorontalo Pokuwato Bone Bolango Gorontalo Utara Kota Gorontalo

Tahun

RLS_Kab/Kota RLS_Gorontalo RLS_Nasional

(6)

B4. Kesehatan

Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Gorontalo selama periode terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), dan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan kondisi kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik.

Angka Kematian Gorontalo (AKB), menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 28,5 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kondisi AKB Provinsi Gorontalo masih tergolong tinggi dan berada di atas rata-rata AKB nasional.

Status Gizi Gorontalo, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi Gorontalota, merupakan gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia Gorontalota. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi ibu hamil.Perkembangan status gizi Gorontalota untuk persentase Gorontalota gizi buruk/kurang menurun pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2007, namun masih tinggi dibandingkan angka rata-rata nasional.

Gambar 10:

Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Gorontalo terhadap Nasional 2005-2010

Gambar 11:

Perkembangan Status Gizi Balita di Provinsi Gorontalo terhadap Nasional 2007 dan 2010

Sumber: BPS, Tahun 2011

Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Gorontalo dan kabupeten/kota dalam lima tahun terakhir meningkat, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Gorontalo tahun 2011 mencapai 67,11 tahun masih lebih rendah dibandingkan terhadap AHH nasional. Sementara untuk perbandingan AHH antar kabupaten/kota taun 2011 di Provinsi Gorontalo, AHH tertinggi berada di Kabupaten Gorontalo sebesar 69,09 tahun masih lebih rendah dari AHH nasioanl, dan AHH terrendah di Kota Gorontalo (66,98 tahun).

34,5

33,2 32

30,8 29,7 28,5

5 10 15 20 25 30 35 40

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Gorontalo AKB_INDONESIA

8,2

17,2

25,4

11,2

15,3

26,5

4,9

13

17,9

0 5 10 15 20 25 30

Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Buruk/

Kurang

2007 2010 Nasional 2010

(7)

Gambar 11:

Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi GorontaloTahun 2005-2011

Gambar 12:

Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun 2011

Sumber: BPS, Tahun 2011

Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan melalui data persentase kelahiran Gorontalota menurut penolong kelahiran terakhir.Perkembangan dari persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Gorontalo terus meningkat, namun masih berada dibawah rata-rata angka nasional.

Gambar 14:

Perkembangan Persentase Kelahiran Gorontalota Ditolong Tenaga Menis terhadap Nasional Tahun 2004-2011

Sumber: BPS, Tahun 2011 65,00

65,60 65,90 66,20 66,50 66,81 67,11 68,08 68,47 68,70 69,00 69,21 69,43 69,65

62 63 64 65 66 67 68 69 70

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

tahun

AHH_GORONTALO AHH_NASIONAL

69,09

66,98 67,11 69,65

65,5 66 66,5 67 67,5 68 68,5 69 69,5 70

Boalemo Gorontalo Pokuwato Bone Bolango Gorontalo Utara Kota Gorontalo

AHH_Kab/Kota AHH_Gorontalo AHH_Nasional

59,35 58,62

52,58

57,57 59,31

63,17

66,91

60,64

71,53 70,47 72,41 72,53 74,87 77,34 79,82 81,25

40 45 50 55 60 65 70 75 80 85

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

Gorontalo Indonesia

(8)

B5. Kondisi Kemiskinan

Perkembangan kemiskinan di Provinsi Gorontalodalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut menurun sebanyak 29,01 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (maret ) 193 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan, dan hingga akhir tahun 20123 (maret) persentase kemiskinan sebesar 17,51 atau berkurang sebesar 7,37 persen dari tahun 2008.

Kondisi kemiskinan Provinsi Gorontalo masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap rata-rata tingkat kemiskinan nasional (11,37%).

Gambar 13:

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Kemiskinan Provinsi Gorontalo terhadap Nasional Tahun 2008-2013.

Sumber: BPS, Tahun 2012

Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Kabupaten Gorontalo Utarayaitu sebanyak 77,90 ribu jiwa dan terrendah di Kota Gorontalo sebesar 11 ribu jiwa. Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Kabupaten Boalemo, Goprontalo, dan Pahuwoto dengan persentase kemiskinan > 21% dan tingkat kemiskinan terrendah di Kota Gorontalo sebesar 9,08%.

Tabel 5:

Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi GorontaloTahun 2006-2011 kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%)

2006 2011 Δ 2006-2011 2006 2011 Δ 2006-2011

Boalemo 37,0 29,10 7,90 31,41 21,90 9,51

Gorontalo 146,9 77,90 69,00 34,36 21,31 13,05

Pohuwato 35,1 28,50 6,60 32,06 21,58 10,48

Bone Bolango 39,1 25,30 13,80 30,85 17,39 13,46

Gorontalo Utara 20,50 -20,50 19,22 -19,22

Kota Gorontalo 15,6 11,00 4,60 9,87 5,97 3,90

GORONTALO 273,8 192,40 81,40 29,13 18,02 11,11

Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia Sumber : BPS, Tahun 2011

221,60 225 210 198 187 193

24,88 25,01

23,19

18,75

17,22 17,51

15,42 14,15 13,33 12,49 11,67 11,37

- 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00

- 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

2008 2009 2010 2011 2012 2013

%

Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) Gorontalo NASIONAL

(9)

B6. Perkembangan IPM

Perkembangan IPM Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 2004-2011 semakin membaik, IPM Provinsi Gorontalo tahun 2011 mencapai 70,52 masih rendah dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77), dengan ranking IPM Provinsi Gorontalo tahun 2011 menduduki peringkat ke 24 secara nasional setelah Provinsi Banten dan peringkat ke 4 di Pulau Sulawesi. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Gorontalo (73,67) dan menduduki peringkat ke-151 secara nasional, dan IPM terrendah adalah Kabupaten Boalemo yaitu 69,16 dan berada diperingkat ke-376 secara nasional.

Gambar 14:

Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun 2004-2011

Gambar 15:

Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan Nasional, Tahun 2011

Sumber: BPS Tahun 2011

C. PEREKONOMIAN DAERAH

C1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB Provinsi Gorontalo menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 10.368 miliar rupiah lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB ADHB dengan migas Provinsi Gorontalo menyumbang sebesar 0,74 persen terhadap PDB nasional (33 provinsi).

Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 3.384 miliar rupiah, sementara tanpa migas sebesar 3.384 miliar rupiah

Tabel :

Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Gorontalo, Tahun 2008-2012. Miliar Rupiah

Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK

Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas 2008 5.907 5.907 2.521 2.521 2009 7.069 7.069 2.711 2.711 2010 8.057 8.057 2.917 2.917 2011 9.154 9.154 3.141 3.141 2012 10.368 10.368 3.384 3.384

65,39

67,46 68,01 68,83 69,29 69,79 70,28 70,82 68,69

69,57 70,08 70,59 71,17 71,76 72,27 72,77

60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 72,00 74,00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 GORONTALO

Indonesia

69,16

73,67

70,82 72,77

66 67 68 69 70 71 72 73 74 75

Boalemo Gorontalo Pokuwato Bone Bolango Gorontalo Utara Kota Gorontalo

IPM_Kab/Kota IPM_Gorontalo IPM_Nasional

(10)

Struktur perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat 2011, didominasi bersarnya kontribusi dari sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 29,43 %, sektor jasa (26,93%), dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (10,74 %). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah sektor keuangan (10,41%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (9,08%)

Gambar 17:

Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi GorontaloTahun 2011

Sumber: BPS tahun 2011

Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011 kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 2.692 miliar rupiah (Kabupaten Gorontalo) dan PDRB terrendah sebesar 642 miliar rupiah(Kabupaten Gorontalo Utara).

Tabel 6:

Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di GorontaloTahun 2011. (Rp. miliar)

KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011**

Kab. Boalemo 517 619 708 795 887

Kab. Gorontalo 1.204 1.561 2.084 2.405 2.692

Kab. Pohuwato 712 889 1.036 1.206 1.426

Kab. Bone Bolengo 611 720 828 916 1.020

Kab. Gorontalo Utara 300 377 440 530 642

Kota Gorontalo 981 1.163 1.338 1.595 1.838

Sumber: BPS tahun 2011

Perkembangan ekonomi Gorontalo dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 7,71% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk pertumbuhan sektor, seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011 dan sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi serta sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Gorontalo adalah: sektor listrik, gas, dan air bersih (9,06%), sektor perdagangan (12,11%), dan sektor bangunan (9,57%).

1. PERTANIAN;

29,43

2.

PERTAMBANG AN &

PENGGALIAN;

1,16 3. INDUSTRI PENGOLAHAN;

4,82 4. LISTRIK,

GAS & AIR BERSIH; 0,54 5.

BANGUNAN;

6,89 6.

PERDAGANGA N, HOTEL &

RESTORAN;

10,74 7.

PENGANGKUT AN &

KOMUNIKASI ; 9,08 8. KEUANGAN,

PERSEWAAN,

& JS. PRSH.;

10,41

9. JASA-JASA;

26,93

(11)

Gambar 18:

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontaloterhadap Nasional Tahun 2004-2012, (%)

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kabupaten Gorontalo Utara dengan laju pertumbuhan sebesar 7,74%, dan pertumbuhan terrendah di Kabupaten Bone Bolengo dengan laju pertumbuhan sebesar 6,89%.

Tabel 7:

Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten di Provinsi Gorontalo Tahun 2007- 2011 (persen)

KABUPATEN/KOTA Tahun

2007 2008 2009 2010* 2011**

Kab. Boalemo 7,09 7,37 6,14 7,24 7,23

Kab. Gorontalo 7,45 7,63 7,48 7,62 7,68

Kab. Pohuwato 7,31 7,41 7,16 7,45 7,58

Kab. Bone Bolengo 5,88 6,34 6,49 6,66 6,89

Kab. Gorontalo Utara 7,17 7,35 7,56 7,66 7,74

Kota Gorontalo 7,36 7,43 7,49 7,60 7,68

GORONTALO 7,51 7,76 7,54 7,63 7,68

Sumber: BPS, 2011

PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Gorontalo dan kabupaten/kota dari tahun 2005-2012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Gorontalo mencapai sebesar 9.563 ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB perkapita kabupaten/kota di Gorontalo kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana sebagian besar kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan PDRB perkapita tertinggi mencapai 10.836 ribu/jiwa terdapat di Kabupaten Pahuwoto dan terrendah sebesar 6.031 ribu/jiwa di Kabupaten Gorontalo Utara.

6,93 7,19 7,30 7,51 7,76 7,54 7,63 7,68 7,71

5,03 5,69 5,50

6,35 6,01

4,63

6,22 6,49 6,23

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

%

Gorontalo Nasional

(12)

Gambar 19:

PDRB Perkapita ADHB Provinsi Gorontalo Tahun 2005-2012, (Ribu Rupiah)

Gambar 20:

PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Gorontalo,Tahun 2011

D2. Investasi PMA dan PMDN

Perkembangan nilai realisasi investasi PMA Provinsi Gorontalo dalam tiga tahun terakhir (2010-2012) meningkat, nilai realisasi investasi PMA tahun 2012 tercatat sekitar 35,31 juta US$ meningkat dibandingkan tahun 2011 (12,54 juta US$) atau sekitar 0,14 persen dari total realisasi PMA nasional dengan jumlah proyek sebanyak 17 proyek. Sementara untuk perkembangan nilai realisasi investasi PMDN meningkat cukup tajam pada tahun 2012, nilai realisasi PMDN tahun 2012 Provinsi Gorontalo sebesar 164,93 miliar rupiah meningkat dari nilai realisasi PMDN 2011 (11,77 miliar rupiah) atau sekitar 0,14 persen dari total PMDN secara nasional dengan jumlah proyek sebanyak 2 proyek.

Tabel 8:

Perkembangan Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2012

Tahun PMA PMDN

Juta US$ Proyek Rp. Miliar Proyek

2010 0,79 1 16,68 3 2011 12,54 19 11,77 3 2012 35,31 17 164,93 2

E. PRASARANA WILAYAH E1. Jaringan Irigasi

Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.Luas Potensial jaringan irigasi di Gorontalo Tengah meliputi 30.931 hektar atau 0,41 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia., Sementara untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 24.402 hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar 28.432 hektar.Sementara menurut kewenangan, 18.311 hektar (59%) kewenangan provinsi, dan 12.620 hektar (41%) kewenangan kabupaten/kota.

3.728 4.256 4.878 5.907 6.925 7.709 8.612 9.563 12.558

14.892 17.361

21.365 23.881

27.029 30.795

33.748

500 5500 10500 15500 20500 25500 30500 35500

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 PDRB

Perkapita_Gorontalo

10.836

6.031 8.612

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

Boalemo Gorontalo Pohuwato Bone Bolengo Gorontalo Utara Kota Gorontalo

PDRB Perkapita_Kab/Kota PDRB Perkapita_Gorontalo

(13)

E2. Infrastruktur Jalan

Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi Gorontalo mencapai 4.475 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 487,17 km, jalan Provinsi sepanjang 403,91 km dan Jalan Kabupaten/kota sepanjang 3.583,66 km. Untuk kondisi kualitas jalan menurut kriteria IRI (International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan Nasional Tidak Mantap di Provinsi Gorontalo pada tahun 2011 mencapai 61,02 km yang terdiri dari 4,19 kondisi jalan rusak ringan dan 5,87 persen dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang 545,67 km atau sekitar 89,94 persen dari total panjang jalan Nasional di Gorontalo.

Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road Density), kerapatan jalan di Provinsi Gorontalo sebesar 0,44. Km/Km² lebih tinggi dari kerapatan jalan tingkat nasional (0,23 Km/Km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di Provinsi Gorontalo meliputi 44 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 17 persen jalan kerikil, 40 persen jalan tanah dan lainnya.

Tabel 9:

Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km)

Provinsi Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah

Gorontalo 487,71 403,91 3.583,66 4.475,28

Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota Tabel 10:

Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Gorontalo Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011

Panjang Kepmen PU (km)

Kondisi Permukaan Jalan (km) Kondisi

Kemantapan (km) Kondisi Permukaan Jalan (%) Kondisi Kemantapan (%) Baik Sedang Rusak

Ringan Rusak

Berat Mantap Tidak

Mantap Baik Sedang Rusak

Ringan Rusak

Berat Mantap Tidak Mantap

606,70 458,56 87,11 25,40 35,62 545,67 61,02 75,58 14,36 4,19 5,87 89,94 10,06

Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU

F. POTENSI SUMBERDAYA ALAM

F1. Sumber Daya Lahan

Potensi sumber daya lahan di Provinsi Gorontalo didominasi oleh lahan tanaman bahan makanan terdiri dari padi dan palawija. Tanaman padi dan palawija yang dibudidayakan di Provinsi Gorontalo meliputi padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah. Luas panen padi sawah tahun 2010 adalah 45.370 hektar dengan luas panen terbesar berada di Kabupaten Gorontalo seluas 20.105 hektar.

Luas panen jagung di Provinsi Gorontalo adalah seluas 143.833 hektar. Untuk luas panen jagung terbesar berada di Kabupaten Pohuwato dengan 47,20 persen dari total luas panen jagung provinsi.

(14)

F2. Potensi Pertanian

Hortikultura meliputi komoditas sayur-sayuran dan buah-buahan angka yang tampil merupakan angka tetap 2010. Komoditas tanaman sayur-sayuran di Provinsi Gorontalo adalah bawang merah, daun bawang, bayam, buncis, kangkung, ketimun, cabai besar, cabai rawit, sawi, terong, kacang panjang, kubis, labusiam, tomat. Cabai rawit merupakan komoditas utama sayur-sayuran.luas panen cabai rawit 1.661 ha dengan produksi sebanyak 25.018 ton.

Sedangkan jenis buah‐buahan yang diproduksi pada tahun 2010 adalah alpukat, belimbing, duku (langsat), durian, jambu biji, jambu air, jeruk siam (keprok), jeruk besar, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sirsak, dan sukun. Di antara buah‐buahan tersebut, pisang menjadi komoditas utama dengan produksi setahun sebanyak 4.963,1 ton.

F3. Potensi Perikanan dan Kelautan

Potensi Laut dan Air Tawar, Potensi perikanan dan kelautan dilihat dari Jumlah rumah tangga perikanan di Provinsi Gorontalo tahun 2010 adalah sebanyak 8.316 rumah tangga, atau meningkat 0,43 persen dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 8.280 rumah tangga. Produksi budidaya perikanan sebesar 93.658,52 ton atau sebesar 60,16 persen dari keseluruhan produksi ikan di tahun 2010 yaitu sebesar 155.700 ton.

F4. Potensi Sumberdaya Mineral

Jumlah Perusahaan Industri di Provinsi Gorontalo pada tahun 2010 tercatat sebanyak 30 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 9.093 orang. Total nilai output mencapai 405,268 milyar Rupiah, sedangkan biaya input 93,065 milyar Rupiah. Sehingga nilai tambah yang diperoleh dari industri adalah 312,203 milyar Rupiah.

Kebutuhan listrik di Provinsi Gorontalo dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), Wilayah VII Cabang Gorontalo Pada tahun 2010, total daya yang tersambung sebesar 106.192.570 VA dengan produksi listrik terjual sebesar 205.447.592 KWh. Pelanggan listrik yang tercatat di Provinsi Gorontalo pada. tahun 2010 sebanyak 113.649 pelanggan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain bahwa materi presentasi keindahan merupakan sesuatu yang diangkat dari objek persepsi, indera tidak menyentuh pertanyaan, “ apa yang dapat seni

Menurut Sofyandi, Manajemen sumber daya manusia adalah suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading and controlling, dalam

Dalam proses pelatihan dan pengembangan yang diadakan pun bersifat religious, diadakannya secara rutin seperti melaksanakan pengajian secara rutin setiap 2 minggu sekali

Namun begitu, perusahaan juga harus mengetahui harga produk yang sama di pasar agar harga yang ditawarkan pada pelanggan tidak terlalu tinggi, karena ini adalah salah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemberdayaan media massa dalam meningkatkan pendidikan politik pada masyarakat kecamatan Tondano Barat Kabupaten Minahasa dan

Dari hasil pengujian penetrasi tersebut bisa kita lihat bahwa pada aspal modifikasi Polimer SBS memiliki nilai penetrasi lebih rendah dari pada aspal pen 60/70, hal ini

Aurkitutako morfotipo guztien ezaugarriak eranskineko laminatan ikus ditza- kegu; hemen, morfotipo bakoitzaren zorroa eta hifen kolorea, adarkadura-mota eta forma, zorroaren itxura

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan penerapan teknik two stay two stray dengan Multimedia untuk meningkatkan pembelajaran IPS tentang